Tag: Mark Zuckerberg

  • Elon Musk dan Mark Zuckerberg Jadi Musuh Warga AS, Kenapa?

    Elon Musk dan Mark Zuckerberg Jadi Musuh Warga AS, Kenapa?

    Jakarta

    Studi terbaru yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan pandangan warga Amerika Serikat terhadap Elon Musk dan Mark Zuckerberg cenderung negatif ketimbang positif.

    Untuk melakukan studi ini, Pew melibatkan 5.086 warga AS berusia dewasa yang dipilih secara acak. Survei ini dilakukan pada 27 Januari 2025 sampai 2 Februari 2025, jadi jawaban mereka mencerminkan opini terbaru masyarakat.

    Survei tersebut menemukan Zuckerberg kalah populer dibandingkan Musk. 67% responden mengatakan mereka memiliki pandangan negatif terhadap Zuckerberg, sedangkan 54% mengaku kurang suka dengan Musk.

    “Dua pertiga warga Amerika memiliki pandangan negatif terhadap Zuckerberg. Ini termasuk 26% yang sangat tidak menyukainya,” kata Pew dalam hasil jajak pendapatnya, seperti dikutip dari Gizmodo, Minggu (23/2/2025).

    “Seperempat lainnya memandangnya secara positif, termasuk hanya 2% yang memandangnya sangat positif,” imbuhnya.

    Dua bos teknologi ini terus menjadi sorotan setelah Donald Trump kembali terpilih menjadi Presiden AS. Keduanya duduk bersama Trump saat pelantikannya dan sama-sama memberikan sumbangan untuk dana pelantikannya.

    Zuckerberg juga menjadi sasaran kritik setelah mengubah kebijakan moderasi konten Meta untuk membatasi pengecekan fakta dan tindakan terhadap ujaran kebencian. Sementara itu, Musk menjadi tangan kanan Trump dan memiliki peran besar dalam pemerintahannya.

    Mengingat hubungan Musk yang sangat dekat dengan Trump, wajar jika 85% responden yang berhaluan Partai Demokrat atau condong ke Partai Demokrat memiliki pandangan negatif terhadap bos Tesla tersebut. Sementara itu, 73% responden yang berhaluan Partai Republik atau condong ke Partai Republik memiliki pandangan yang lebih positif.

    Berbeda dengan Zuckerberg yang tidak disukai secara umum, meskipun ia menuai lebih banyak kritik dari kelompok demografi yang condong Demokrat. 76% responden dari Partai Demokrat memiliki pandangan negatif terhadap CEO Meta tersebut, sedangkan 60% responden dari Partai Republik memiliki sentimen yang sama.

    Padahal Zuckerberg sudah menghabiskan banyak tenaga untuk mengubah citranya agar terlihat lebih keren. Tapi sepertinya pakaian yang lebih trendi dan kalung emas yang kini sering dikenakan Zuckerberg tidak berhasil menarik simpati warga AS.

    (vmp/vmp)

  • TikTok PHK Massal Lagi, Pegawai di Seluruh Dunia Terdampak

    TikTok PHK Massal Lagi, Pegawai di Seluruh Dunia Terdampak

    Bisnis.com, JAKARTA – TikTok dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap sejumlah staf di unit kepercayaan dan keamanan yang bertanggung jawab atas moderasi konten.

    Melansir dari Reuters, Jumat (21/2/2025) informasi ini diperoleh dari tiga sumber yang mengetahui situasi tersebut pada Kamis.

    Menurut dua sumber, Adam Presser, kepala operasi TikTok yang juga memimpin unit kepercayaan dan keamanan, mengirim memo kepada staf pada hari yang sama untuk memberitahukan perubahan tersebut.

    Pemutusan hubungan kerja ini dimulai pada hari yang sama di wilayah Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, kata dua sumber tersebut. Hingga saat ini, TikTok belum memberikan komentar terkait isu ini.

    Restrukturisasi ini terjadi di tengah ketidakpastian mengenai masa depan TikTok. Aplikasi video pendek yang sangat populer, yang digunakan oleh hampir setengah dari populasi Amerika Serikat, sempat menghadapi ancaman berhenti beroperasi pada bulan lalu.

    Ancaman tersebut muncul setelah undang-undang yang diberlakukan pada 19 Januari mengharuskan pemilik TikTok, ByteDance dari China, untuk menjual aplikasi tersebut atau menghadapi larangan dengan alasan masalah keamanan nasional.

    Pada Januari tahun lalu, CEO TikTok, Shou Chew, bersaksi di hadapan Kongres bersama kepala perusahaan besar lainnya, seperti Mark Zuckerberg dari Meta, di mana anggota parlemen menuduh mereka gagal melindungi anak-anak dari ancaman pelecehan seksual yang meningkat di platform mereka.

    Dalam sidang tersebut, Chew berjanji bahwa TikTok akan menginvestasikan lebih dari US$2 miliar untuk meningkatkan upaya menjaga kepercayaan dan keamanan platform.

    Pada bulan Oktober lalu, TikTok juga melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran terhadap ratusan karyawan di seluruh dunia, termasuk sejumlah besar staf di Malaysia, sebagai bagian dari strategi untuk mengalihkan fokus ke penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam moderasi konten.

    Meskipun TikTok menyatakan memiliki lebih dari 40.000 profesional yang bekerja di bidang kepercayaan dan keamanan di seluruh dunia, Reuters belum dapat memastikan sejauh mana pemotongan ini berdampak pada jumlah staf yang terkena dampaknya.

  • Pemeran Mark Zuckerberg Sekarang Anti Zuckerberg

    Pemeran Mark Zuckerberg Sekarang Anti Zuckerberg

    Jakarta

    Jesse Eisenberg, aktor yang berperan sebagai CEO Meta Mark Zuckerberg dalam film The Social Network tahun 2010, tak mau lagi diidentikkan dengan sang pendiri Facebook itu. Ada apa gerangan?

    “Sepertinya orang ini melakukan hal-hal yang bermasalah, menghilangkan pemeriksaan fakta,” kata Eisenberg, merujuk keputusan Zuck untuk menghilangkan pemeriksaan fakta di konten media sosial mereka.

    “Ini membuat orang-orang yang sudah terancam di dunia menjadi semakin terancam,” tambah pria yang juga membintangi film Now You See Me itu, yang dikutip detikINET dari BBC.

    Meta mengumumkan bulan lalu takkan lagi menggunakan pemeriksa fakta independen di Facebook dan Instagram. Mereka menggantinya dengan catatan komunitas mirip X, di mana komentar tentang keakuratan konten diserahkan kepada pengguna.

    Menurut Zuckerberg, moderator pihak ketiga terlalu bias secara politik dan sudah waktunya perusahaan media sosialnya untuk kembali ke kebebasan berekspresi. Namun Eisenberg mengkritik salah satu orang terkaya di dunia itu sebagai tidak bertanggung jawab.

    “Orang-orang ini punya miliaran dolar, lebih banyak dari yang pernah dikumpulkan manusia mana pun, dan apa yang mereka lakukan dengan uang itu? Oh, mereka melakukannya untuk menarik hati seseorang yang menyebarkan kebencian,” cetusnya.

    Langkah Meta dilakukan saat Zuckerberg dan eksekutif teknologi lainnya berusaha meningkatkan hubungan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trump dan sekutunya di Partai Republik mengkritik kebijakan pemeriksaan fakta Meta sebagai usaha penyensoran suara sayap kanan.

    Dan setelah perubahan diumumkan, Trump mengatakan bahwa dia terkesan dengan keputusan Mark Zuckerberg dan bahwa Meta telah melangkah jauh.

    (fyk/fyk)

  • Mark Zuckerberg Tebar Ketakutan Pada Pegawai Meta, Kenapa?

    Mark Zuckerberg Tebar Ketakutan Pada Pegawai Meta, Kenapa?

    Jakarta

    Mark Zuckerberg kini tampaknya benar-benar mengikuti arahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal itu membuat para karyawan Meta kebingungan dan ketakutan.

    Zuck telah menyingkirkan pemeriksa fakta di Facebook sampai Instagram, setelah platform itu dituding membungkam konten sayap kanan. Dia menyatakan akan mengembalikan kebebasan berbicara di platform milik Meta.

    Bagi pegawai Meta yang berjumlah hampir 75.000 orang, CEO berusia 40 tahun itu tampaknya jadi lebih keras dan makin bergeser ke politik kanan sejak kemenangan Trump. Pada 6 Februari, Zuck mengunjungi Gedung Putih untuk membahas bagaimana Meta membantu pemerintahan mempertahankan dan memajukan kepemimpinan teknologi Amerika di luar negeri.

    Berdasarkan wawancara dengan lebih dari selusin karyawan dan mantan karyawan Meta, ada rasa ketidakpastian yang mendalam tentang bagaimana budaya Meta akan berubah dalam tahun-tahun mendatang di masa jabatan kedua Trump.

    Di kantor pusat di Silicon Valley, ketegangan terlihat jelas saat Meta baru-baru ini PHK ribuan karyawan. Di Januari, perusahaan mengumumkan rencana memberhentikan karyawan dengan kinerja terendah atau 5% dari keseluruhan tenaga kerjanya dan memulai PHK minggu ini.

    Dikutip detikINET dari CNBC, Meta juga dilaporkan membungkam kritik dari para karyawan. Pegawai yang mengkritik bisa dianggap melakukan hal negatif dan berdampak pada penilaian mereka.

    Meta, seperti banyak perusahaan teknologi lainnya, melakukan perampingan pada tahun 2022 . Perusahaan tersebut memangkas 21.000 pekerjaan atau hampir seperempat tenaga kerja di 2022 dan 2023. Di antara mereka yang kehilangan pekerjaan adalah anggota kelompok integritas sipil, yang dikenal vokal mengkritik kepemimpinan Zuckerberg.

    Beberapa perubahan besar kini tengah terjadi yang tampaknya secara langsung mengikuti arahan Trump dengan mengorbankan karyawan. Yang paling menonjol, Meta baru-baru ini mengakhiri program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi serta melonggarkan pedoman moderasi konten.

    “Pada bulan Januari 2025, kami mengumumkan beberapa perubahan pada kebijakan konten dan upaya penegakan hukum kami untuk lebih meningkatkan kebebasan berekspresi di platform kami dan mengurangi penegakan hukum yang berlebihan terhadap beberapa kebijakan konten kami,” kata Meta.

    (fyk/fay)

  • Meta Mau Bikin Robot Pembantu Rumah Tangga Mirip Manusia

    Meta Mau Bikin Robot Pembantu Rumah Tangga Mirip Manusia

    Jakarta

    Meta kabarnya sedang menggarap robot humanoid alias robot mirip manusia. Robot ini nantinya bisa membantu pekerjaan rumah tangga seperti melipat baju.

    Menurut laporan Bloomberg, Meta mendirikan tim baru di divisi Reality Labs untuk mengembangkan proyek robot tersebut. Reality Labs merupakan divisi Meta yang mengurus proyek hardware seperti headset VR Quest dan kacamata AR Orion.

    Bloomberg mengatakan Meta akan memanfaatkan kemajuannya dalam mengembangkan AI dan augmented reality untuk mewujudkan proyek tersebut. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu kabarnya bertujuan membuat AI, sensor, dan software dasar untuk robot yang akan diproduksi dan dijual oleh berbagai perusahaan.

    Artinya, Meta mungkin awalnya tidak akan membuat robotnya sendiri. Dari deskripsi Bloomberg, Meta sepertinya ingin meniru strategi Google dan Android, di mana Google membuat platform software yang dipakai di seluruh industri.

    “Teknologi inti yang telah kami investasikan dan bangun di Reality Labs dan AI melengkapi pengembangan yang dibutuhkan untuk robotika,” kata CTO Meta Andrew Bosworth, seperti dikutip dari Engadget, Senin (17/2/2025).

    “Kami yakin bahwa memperluas portofolio kami untuk berinvestasi di bidang ini hanya akan menambah nilai bagi Meta AI serta program mixed dan augmented reality kami,” sambungnya.

    Bloomberg mengatakan fokus utama robot Meta adalah menjadi pembantu rumah tangga. Robot ini akan bisa melakukan tugas sederhana seperti melipat baju, membawa gelas berisi minuman, menaruh alat makan di mesin pencuci piring, dan pekerjaan rumah tangga lainnya.

    Meta kabarnya sudah berdiskusi dengan Unitree, perusahaan robotika asal China yang dikenal dengan robot anjingnya, untuk membahas proyek ini. Meta juga membahas rencananya dengan Figure AI, perusahaan produsen robot humanoid yang berbasis di California, Amerika Serikat.

    Meta bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang tiba-tiba merambah dunia robotika. Apple kabarnya juga mengembangkan beberapa proyek robot, termasuk robot humanoid, sebagai produk rumah pintar masa depan.

    (vmp/vmp)

  • Meta Kembangkan Robot Humanoid Berbasis AI, Siap Bantu Tugas Rumah Tangga – Page 3

    Meta Kembangkan Robot Humanoid Berbasis AI, Siap Bantu Tugas Rumah Tangga – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meta, perusahaan induk Facebook, dilaporkan tengah merancang software dan hardware untuk robot humanoid. Informasi itu diketahui dari laporan terbaru Bloomberg.

    Dikutip dari The Verge, Senin (17/2/2025), tim baru dalam divisi Reality Labs Meta akan fokus pada pengembangan hardrware untuk robot humanoid yang mampu melakukan tugas rumah tangga.

    Tidak hanya berencana menciptakan robot dengan merek sendiri, perusahaan juga ingin mengembangkan teknologi dasar seperti kecerdasan buatan (AI), sensor, serta software yang dapat digunakan oleh berbagai perusahaan robotika.

    Dilaporkan, Meta saat ini sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan, termasuk Unitree Robotics dan Figure AI, untuk mewujudkan rencana tersebut.

    Dalam sebuah memo internal, Chief Technology Officer Meta Andrew Bosworth menyebut, investasi besar Meta di bidang AI dan mixed reality dapat mendukung pengembangan robotika.

    “Kami percaya bahwa memperluas portofolio ke bidang ini akan memberikan nilai lebih bagi Meta AI serta program realitas campuran dan augmented reality kami,” tulisnya dalam memo tersebut.

    Untuk menjalankan proyek robot humanoid itu, Meta telah menunjuk Marc Whitten sebagai pemimpin tim robotika. March sebelumnya menjabat sebagai CEO Cruise, perusahaan taksi otonom milik GM yang kini telah berhenti operasi.

    Ia juga memiliki pengalaman di Microsoft, Sonos, Unity, dan Amazon. Selain fokus di bidang robotika, Meta yang dipimpin Mark Zuckerberg juga memperkuat lini produk AI mereka.

    Dengan investasi senilai USD 65 miliar, perusahaan kian agresif mengembangkan dan memasarkan sejumlah perangkat pintar, seperti kacamata pintar.

    Bahkan, Meta telah merekrut John Koryl, mantan CEO The RealReal, untuk menggenjot penjualan produk barunya.

     

  • Taktik Baru PHK Massal Dikritik Habis-habisan, Karyawan Dizalimi

    Taktik Baru PHK Massal Dikritik Habis-habisan, Karyawan Dizalimi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badai PHK massal menjadi momok di industri teknologi. Tren yang kencang sejak pandemi tersebut masih berlanjut hingga kini.

    Di 2025, raksasa teknologi menggunakan ‘modus’ baru untuk PHK. Misalnya Microsoft dan Meta Platforms (Facebook, Instagram, WhatsApp) yang memangkas karyawan dengan alasan ‘kinerja buruk’.

    Bahkan, Business Insider melaporkan beberapa karyawan terdampak PHK di Microsoft diputuskan secara langsung dan tanpa pesangon.

    Sementara itu, Meta menyebut 3.600 karyawan yang kena PHK adalah mereka yang memiliki kinerja paling rendah di perusahaan. CEO Meta Mark Zuckerberg sejak pertengahan Januari lalu mengatakan perusahaan telah menaikkan standar kinerja karyawan.

    Perusahaan juga mengatakan akan melakukan pemangkasan lebih ekstensif berbasis kinerja. Namun, banyak karyawan Meta yang terdampak PHK merasa bingung dengan penilaian kinerja tersebut.

    Beberapa karyawan terdampak membagikan cerita mereka di LinkedIn. Salah satu karyawan mengaku tetap kena PHK, padahal laporan tengah tahunnya menunjukkan kinerja yang melebihi ekspektasi.

    “Saya secara berkala menanyakan feedback dan selalu diberi tahu bahwa saya melakukan pekerjaan dengan baik,” kata Kaila Curry, mantan Content Manager Meta, melalui laman LinkedIn, dilaporkan Fortune dan dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (14/2/2025).

    “Saya kena PHK hari ini. Tapi bukan karena saya berkinerja buruk,” kata pengguna LinkedIn lainnya, Steven S.

    “Ini harus jelas. Label itu sangat tidak benar untuk kebanyakan dari kami,” ia menambahkan.

    Meta belum mengklarifikasi pengkategorian untuk karyawan terdampak PHK. Meta juga belum merespons permintaan komentar dari Fortune terkait pertanyaan itu.

    Beberapa pakar mengatakan kepada Fortune bahwa label ‘kinerja rendah’ yang diatribusikan ke karyawan terdampak PHK, secara sengaja atau tidak, bersifat sangat subjektif dan berpotensi tidak adil.

    “Ini adalah cara yang buruk untuk memberikan label seperti itu. Tentu saja label itu tidak membantu karyawan terdampak di bursa kerja,” kata Sally Maitlis, profesor kepemimpinan dan perilaku organisasi di Said Business School.

    Dan Cable yang merupakan profesor perilaku organisasi di London Business School mengatakan pekerja yang diberikan label ‘berkinerja buruk’ di Meta belum tentu secara otomatis membuat mereka juga berkinerja buruk di perusahaan lain.

    “Orang-orang ini bisa saja menjadi bintang di tempat lain,” kata dia.

    “Menurut saya, label ini seperti hukuman tambahan, sebab orang-orang yang kena PHK bisa saja sebenarnya bernilai tinggi,” ia menambahkan.

    (fab/fab)

  • Meta Ingatkan Bahaya Penipu yang Menyamar Jadi Selebriti

    Meta Ingatkan Bahaya Penipu yang Menyamar Jadi Selebriti

    Jakarta

    Menjelang Hari Valentine, Meta memperingatkan pengguna untuk berhati-hati saat didekati orang tidak dikenal di Facebook dan Instagram. Bukannya mendapat teman atau pasangan baru, pengguna malah terancam menjadi korban romance scam.

    Romance scam alias penipuan berbasis asmara sebenarnya bukan hal yang baru. Namun pelaku penipuan ini sangat gigih dalam mencari korban dan memanfaatkan teknologi baru untuk mengelabui korban.

    Meta mengatakan sepanjang tahun 2025 mereka sudah menghapus lebih dari 116.000 akun dan halaman di Facebook dan Instagram yang terkait dengan romance scam. Tahun lalu, mereka menghapus lebih dari 408.000 akun sejenis.

    Menurut laporan Meta, akun penipu ini banya yang berasal dari negara di Afrika Barat. Penipu biasanya berpura-pura sebagai selebriti terkenal atau anggota militer Amerika Serikat.

    Dalam kedua kasus tersebur, penipu akan mengaku sedang mencari cinta dan akan memulai percakapan dengan pengguna via Facebook, Instagram, WhatsApp, dan platform berkirim pesan lainnya. Akhirnya, penipu akan meminta korban mengirimkan gift card, kripto, atau jenis pembayaran lainnya.

    Meta sudah mengambil sejumlah langkah untuk melawan penipuan seperti ini. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu tahun lalu mengatakan akan menghadirkan teknologi pengenal wajah untuk mengatasi kasus pemalsuan identitas selebriti.

    Meta juga bekerjasama dengan perusahaan lainnya untuk menindak kelompok penipu yang terorganisir. Namun, Director of Threat Disruption Meta David Agranovich mengatakan penipu terus berevolusi.

    Salah satu bentuk evolusinya adalah dengan memanfaatkan teknologi baru seperti AI. Peneliti keamanan AI memudahkan penipu untuk menggunakan identitas palsu yang meyakinkan.

    “Dalam tiga atau empat bulan terakhir, ada beberapa tools berbeda yang dirilis secara gratis, mudah diakses, mudah digunakan, dan memungkinkan penipu mengubah wajah mereka secara dinamis dalam panggilan video,” kata CEO SocialProof Security Rachel Tobac, seperti dikutip dari Engadget, Jumat (14/2/2025).

    “Mereka juga dapat menggunakan bot deepfake yang memungkinkan pembuatan persona, melakukan panggilan telepon, menggunakan kloningan suara dan tidak perlu melibatkan manusia,” sambungnya.

    (vmp/vmp)

  • Memo Internal Bocor, Meta Bakal PHK Hampir 4.000 Karyawan?

    Memo Internal Bocor, Meta Bakal PHK Hampir 4.000 Karyawan?

    Liputan6.com, Bandung – Perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat, Meta Platforms, Inc (Meta) baru-baru ini dikabarkan akan melakukan PHK karyawan setidaknya hampir 5 persen atau sekitar 4.000 karyawan.

    Melansir dari Business Insider, pada Senin (10/2/2025) kabar rencana PHK karyawan tersebut berasal dari memo internal yang bocor dan dilihat oleh Business Insider. Karyawan yang terdampak PHK juga disebut berasal dari berbagai negara.

    Sementara itu, Business Insider mengungkap karyawan yang berada di Asia Pasifik mendapatkan informasi PHK lebih dahulu diikuti oleh beberapa karyawan di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Latin.

    Kemudian disebutkan rencana pemutusan hubungan kerja para karyawan tersebut merupakan sikap tegas perusahaan terhadap karyawan yang berkinerja buruk dan menyiapkan keuangannya untuk investasi AI besar-besaran tahun depan.

    Adapun CEO Mark Zuckerberg menyampaikan kepada staf pada bulan Januari bahwa ia akan menaikkan standar dan bergerak cepat untuk menyingkirkan para karyawan yang berkinerja buruk.

    Melalui laporan Business Insider, PHK karyawan tersebut dilakukan sebagai upaya Meta mempersiapkan keuangan mereka untuk rencana investasi kecerdasan buatan (AI) besar-besaran tahun ini.

    Sebelumnya, Meta melakukan perekrutan besar-besaran selama pandemi COVID-19 lalu ketika perusahaan besar seperti Microsoft, Amazon, Salesforce, dan lain-lainnya justru melakukan PHK dalam jumlah ribuan.

  • Memo Internal Bocor, Meta Bakal PHK Hampir 4.000 Karyawan?

    Meta PHK 4.000 Karyawan di Seluruh Dunia, Terungkap dari Bocoran Memo Internal – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perusahaan internet dan jejaring media sosial Meta Platform, Inc (Meta) yang merupakan induk Facebook dkk dikabarkan akan melakukan PHK karyawan.

    Mengutip Business Insider, Senin (10/2/2025), setidaknya hampir 4.000 karyawan yang akan terdampak kebijakan PHK ini. Jumlah tersebut setara dengan 5 persen karyawan.

    Laporan Mint menyebut, PHK akan dilakukan pada 10 Februari 2024. Informasi ini berdasarkan memo internal yang bocor dan dilihat oleh Business Insider.

    Karyawan yang terdampak PHK ini disebut berada di berbagai negara. Business Insider mengungkap, mereka yang berada di Asia Pasifik mendapatkan informasi PHK lebih dahulu, diikuti pekerja di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Latin.

    Karyawan di Eropa seperti di Jerman, Prancis, Italia, dan Belanda akan dikecualikan dari PHK karena peraturan setempat akan mengikuti proses manajemen kinerja setempat.

    Langkah Meta PHK karyawan ini dilakukan saat perusahaan teknologi ini mengambil sikap tegas terhadap karyawan berkinerja buruk.

    Business Insider melaporkan, PHK juga dilakukan sebagai upaya Meta mempersiapkan keuangan mereka untuk rencana investasi kecerdasan buatan besar-besaran tahun ini.

    Laporan tersebut mengutip pernyataan dari CEO Meta Mark Zuckerberg. Saat itu, Zuckerberg mengatakan kepada stafnya pada Januari lalu melalui memo internal, bahwa perusahaan akan meningkatkan standar dan mengambil langkah cepat untuk menyingkirkan karyawan berkinerja buruk.

    Setelah Meta melakukan perekrutan besar-besaran selama pandemi Covid-19 lalu, perusahaan besar seperti Microsoft, Amazon, Salesforce, dan lain-lainnya justru mem-PHK karyawan dalam jumlah ribuan.