Tag: Mark Zuckerberg

  • Musuh AS Makin Banyak di Tangan Trump, Negara Eropa Teriak

    Musuh AS Makin Banyak di Tangan Trump, Negara Eropa Teriak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan perang tarif yang digaungkan Presiden AS Donald Trump membuat beberapa negara bereaksi. Kini, bukan cuma China, Rusia, dan Iran yang menjadi musuh AS.

    Beberapa negara lain yang terdampak kebijakan tarif tambahan mulai menunjukkan gesekan. Antara lain Kanada, Meksiko, Uni Eropa, Inggris, Brasil, hingga Korea Selatan.

    Terbaru, Belanda yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat AS juga mulai lantang bersuara. Parlemen Belanda pada pekan ini menyetujui beberapa mosi yang mendorong pemerintah mengurangi ketergantungan dengan perusahaan software asal AS.

    Parlemen juga meminta pemerintah menggenjot pembentukan platform layanan cloud di bawah kontrol Belanda, dikutip dari Reuters, Rabu (19/3/2025).

    Inisiatif serupa memang pernah gagal di masa lalu karena kurangnya alternatif dari Eropa yang memadai. Namun, para legislator mengatakan perubahan hubungan dengan AS di bawah kepemimpinan Trump membuat langkah kemandirian ini bersifat darurat.

    “Pertanyaan yang harus kita utarakan sebagai bangsa Eropa adalah: apakah kita nyaman orang seperti Trump, Mark Zuckerberg (CEO Meta), dan Elon Musk (Pemilik X) menguasai data kita?” kata Marieke Koekkoek yang merancang 1 dari 8 mosi yang disetujui parlemen terkait isu ini.

    Selain meluncurkan platform layanan cloud berdaulat, mosi tersebut meminta pemerintah untuk mengaji ulang keputusan untuk menggunakan Amazon Web Services untuk hosting domain internet di Belanda.

    Parlemen meminta pemerintah Belanda mengembangkan alternatif untuk perangkat lunak AS dan perlakuan istimewa untuk perusahaan Eropa dalam tender publik.

    Pemungutan suara untuk persetujuan mosi tersebut dilakukan sehari setelah puluhan perusahaan teknologi Eropa meminta Komisi Eropa untuk membentuk dana kedaulatan (sovereign fund) dalam rangka berinvestasi dalam teknologi Eropa, termasuk infrastruktur cloud.

    Juru bicara Kementerian Kebijakan Ekonomi Belanda menolak berkomentar.

    Pakar teknologi Belanda, Bert Hubert, telah menyarankan pengurangan ketergantungan terhadap AS. Ia mengatakan teknologi yang berdaulat merupakan satu-satunya langkah awal untuk menghadapi tekanan AS.

    Ia mengatakan pemerintah perlu memaksa lembaga untuk melaporkan secara publik risiko yang terkait dengan ketergantungan mereka pada perusahaan cloud AS.

    “Dengan munculnya Trump 2.0, menjadi jelas bahwa ini bukan sesuatu yang dapat Anda setujui begitu saja,” katanya.

    Salah satu isu yang muncul dalam debat parlemen adalah kemungkinan Microsoft yang merupakan raksasa asal AS menyetop kerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional yang berbasis di Belanda.

    Pemerintahan Trump menjatuhkan sanksi pada pengadilan kejahatan perang tersebut bulan lalu setelah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Amazon dan Microsoft tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    (fab/fab)

  • Meta Bungkam Mantan Karyawan yang Bongkar Borok Perusahaan

    Meta Bungkam Mantan Karyawan yang Bongkar Borok Perusahaan

    Jakarta

    Meta berupaya menghentikan peredaran buku memoar seorang mantan karyawan yang berisi sejumlah borok perusahaan. Seorang arbiter berpihak kepada Meta dan mengatakan penulis buku tersebut harus berhenti menjual dan mempromosikan tulisannya.

    Drama ini berawal dari buku memoar berjudul ‘Careless People: A Cautionary Tale of Power, Greed, and Lost Idealism’ yang ditulis oleh Sarah Wynn-Williams, mantan karyawan di divisi kebijakan publik Facebook yang kini menjadi whistleblower.

    ‘Careless People’ merupakan kisah pribadi tentang apa yang Wynn-Williams lihat dan alami saat bekerja bersama eksekutif Facebook seperti Mark Zuckerberg, Sheryl Sandberg, dan Joel Kaplan. Ia bekerja di Facebook dari tahun 2011 sampai tahun 2017.

    Wynn-Williams mengungkap sejumlah informasi kontroversial terkait Facebook, termasuk menuduh Kaplan, yang saat ini menjabat sebagai Chief Global Affairs Officer, melakukan pelecehan terhadapnya.

    Ia juga membagikan informasi baru tentang upaya Zuckerberg membawa Facebook ke China sekitar satu dekade yang lalu, dan pertemuannya yang canggung dengan sejumlah pemimpin dunia.

    Buku ini baru diumumkan pekan lalu dan saat ini sudah dijual di sejumlah toko buku besar. Namun Meta langsung kepanasan dan menyebut buku ini sebagai ‘buku baru berisi berita lama’. Sejumlah mantan karyawan lainnya juga membantah klaim Wynn-Williams dalam buku tersebut.

    Meta juga mengajukan mosi darurat kepada seorang arbiter dalam upayanya untuk memblokir penerbitan buku tersebut, dengan alasan bahwa Wynn-Williams melanggar perjanjian non-disparagement yang ia tanda tangani saat dipecat dari Facebook pada tahun 2017.

    Arbiter tersebut berpihak kepada Meta dan mengatakan bahwa Wynn-Williams harus berhenti membuat komentar yang merendahkan tentang Meta dan berhenti menerbitkan atau mendistribusikan buku tersebut. Padahal buku itu saat ini sudah dijual di pasaran.

    “Putusan ini menegaskan bahwa buku Sarah Wynn Williams yang palsu dan penuh fitnah tidak seharusnya diterbitkan,” kata juru bicara Meta Andy Stone dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Engadget, Sabtu (15/3/2025).

    “Tindakan hukum yang mendesak ini perlu dilakukan karena Williams, yang sudah lebih dari delapan tahun sejak dipecat oleh perusahaan, dengan sengaja menyembunyikan keberadaan proyek bukunya dan menghindari proses pengecekan fakta agar bisa segera menerbitkannya setelah menunggu selama delapan tahun,” sambungnya.

    Dalam pernyataan resminya, Flatiron Books selaku penerbit ‘Careless People’ mengaku terkejut dengan tindakan Meta dan mengatakan tidak akan berhenti mempromosikan buku tersebut. Mereka juga menekankan buku tersebut sudah melewati proses penyuntingan dan pemeriksaan secara menyeluruh.

    (vmp/rns)

  • Heboh Mantan Pegawai Facebook Klaim Bosnya Suka Mesum

    Heboh Mantan Pegawai Facebook Klaim Bosnya Suka Mesum

    Jakarta

    Seorang mantan pegawai Facebook menulis kisah saat dia bekerja dalam sebuah buku berjudul Careless People: A Cautionary Tale of Power, Greed, and Lost Idealism. Isinya bisa dikatakan menghebohkan dan membuat Meta selaku induk Facebook mencak-mencak.

    Dalam buku itu, Sarah Wynn-Williams yang dulu posisinya Global Public Policy at Facebook, antara lain menuding mantan Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg, berbuat kurang pantas alias mesum. Sandberg dulu banyak dipandang sebagai tangan kanan Mark Zuckerberg.

    Wynn menulis pernah saat penerbangan panjang ke Eropa, Sandberg dan asistennya yang berusia 26 tahun tidur saling memangku dan menyentuh rambut masing-masing.

    Dalam perjalanan itu, Wynn juga diminta membeli beberapa lingerie seharga USD 13 ribu atau ratusan juta rupiah. Tak hanya itu, Sandberg yang memakai piyama, meminta Wynn untuk bergabung dengannya di kasur, tapi Wynn menolaknya.

    Di akhir perjalanan Sandberg menurutnya berkata: “Kamu seharusnya ke tempat tidur”. Setelah kejadian itu, dikutip detikINET dari NBC, Wynn mengklaim merasa diasingkan oleh Sandberg saat bekerja.

    Selain Sandberg, Wynn juga mengklaim eksekutif top Facebook lainnya, Joel Kaplan, bertingkah tidak pantas, antara lain berkomentar bahwa penampilan Wynn mengundang.

    Meta telah membantah semua tudingan Wynn, bahkan mengancam akan melakukan gugatan hukum. “Buku ini adalah gabungan dari tudingan salah dan usang terhadap eksekutif kami,” kata juru bicara Meta.

    “Delapan tahun lalu, Sarah Wynn Williams dipecat karena performanya buruk dan sikapnya toxic, dan investigasi pada saat itu memastikan dia membuat tuduhan yang salah dan tidak berdasar mengenai pelecehan,” tambahnya.

    Menurutnya, sejak saat itu Wynn dibayar oleh aktivis anti Facebook dan buku itu juga termasuk dalam kampanye itu. Sosok anonim yang mengaku berada di pesawat yang sama dengan Wynn dan Sandberg juga mengungkapkan kesaksiannya.

    Menurutnya, semua orang di pesawat, termasuk Sandberg dan anggota staf lainnya, mendorong Wynn-Williams untuk tidur. Orang ini mengatakan mereka melakukannya karena Wynn tampak sedang hamil dan mereka khawatir tentang kesehatannya, bukan karena alasan lain.

    (fyk/fay)

  • Badai PHK Massal Makin Ganas, Sebulan 15.000 Orang Jadi Pengangguran

    Badai PHK Massal Makin Ganas, Sebulan 15.000 Orang Jadi Pengangguran

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badai PHK di sektor teknologi makin ganas di bulan Februari. Bahkan menjadi yang terburuk dalam enam bulan terakhir. Jika ditotal, ada sekitar 15 ribu orang yang jadi pengangguran.

    Meta, HP, dan Workday adalah beberapa nama besar yang memangkas sebagian besar tenaga kerjanya.

    Menurut situs pelacak PHK Layoffs.fyi, sepanjang bulan Februari, total 46 perusahaan memberhentikan 15.994 karyawan. Jika dibandingkan dengan bulan Januari, PHK melonjak sekitar 184 persen di Februari. Bulan Januari tercatat hanya 25 perusahaan yang dilaporkan melakukan PHK dengan total 5.641 karyawan terdampak.

    Pada awal bulan, dilaporkan bahwa Meta melakukan PHK yang dapat berdampak pada sekitar 5 persen dari tenaga kerjanya, yaitu sekitar 3.600 karyawan.

    PHK ini digambarkan sebagai ‘pemangkasan berdasarkan kinerja,’ dan dimulai pada 10 Februari dengan pemberitahuan yang akan disampaikan sepanjang minggu berikutnya.

    Sebelumnya di bulan Januari, CEO Meta, Mark Zuckerberg, telah menginformasikan kepada para stafnya bahwa ia berencana untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan mengeluarkan karyawan yang berkinerja buruk.

    “Kami biasanya mengeluarkan orang-orang yang tidak memenuhi ekspektasi selama satu tahun,” katanya dalam sebuah memo internal. Ia menambahkan, “Sekarang kami akan melakukan pemangkasan berbasis kinerja yang lebih ekstensif selama siklus ini.”

    Namun, setelah pengumuman tersebut, dilaporkan bahwa beberapa karyawan dengan tinjauan kinerja yang baik juga terkena dampaknya.

    HP memangkas lebih dari 2.000 pekerjaan

    Pada 27 Februari, perusahaan teknologi raksasa HP mengumumkan bahwa mereka akan memangkas hingga 2.000 pekerjaan sebagai bagian dari rencana restrukturisasi yang sedang berlangsung.

    Saat ini HP tercatat memiliki sekitar 58.000 pekerja di 59 negara. Perusahaan berharap dapat menghemat sekitar US$300 juta pada akhir Oktober 2025 dengan pemangkasan tersebut.

    Namun, perusahaan PC ini dilaporkan juga akan mengeluarkan biaya restrukturisasi sekitar US$150 juta. HP telah memperkenalkan rencana restrukturisasi yang dinamai ‘Future Now’ pada November 2022 dengan target pemangkasan 7.000 pekerjaan.

    Dengan adanya PHK terbaru ini, jumlah total di bawah rencana tersebut akan mencapai 9.000 orang.

    Dengan pemutusan hubungan kerja terbaru, raksasa teknologi ini berharap dapat menghemat US$1,9 miliar melalui rencana tersebut, dengan total biaya restrukturisasi sekitar $1,2 miliar.

    Mengapa banyak raksasa teknologi yang melakukan PHK ?

    Ada banyak faktor yang mendorong terjadinya PHK massal pada Februari 2025. Ketidakpastian tentang masa depan ekonomi telah menjadi kekhawatiran yang terus berlanjut, ditambah dengan kenaikan suku bunga dan tekanan inflasi.

    Aspek-aspek ini telah mendorong bisnis untuk menilai kembali strategi keuangan mereka. Sebagian besar perusahaan telah mengutip volatilitas ekonomi sebagai pendorong utama untuk inisiatif pemangkasan biaya mereka. Selain itu, perekrutan yang berlebihan selama pandemi menyebabkan banyak organisasi kelebihan staf, mendorong mereka untuk mengurangi peran yang tidak perlu di tengah penurunan pendapatan.

    Faktor utama lainnya adalah meningkatnya adopsi solusi AI yang membuat banyak pekerjaan menjadi tak terpakai, terutama pekerjaan-pekerjaan seperti layanan pelanggan, SDM, pemasaran, dan lain-lain.

    Dalam beberapa kasus, merger dan akuisisi juga telah memaksa perusahaan untuk merestrukturisasi, yang mengakibatkan tumpang tindihnya peran dan pemutusan hubungan kerja.

    Melemahnya kepercayaan investor juga menjadi alasan, karena banyak perusahaan menghadapi penurunan harga saham karena proyek pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini mendorong banyak perusahaan untuk memangkas biaya demi mempertahankan profitabilitas mereka.

    (fab/fab)

  • Lisa Blackpink Bikin Sejarah di Oscars, Netizen Ribut Soal Lip-Sync

    Lisa Blackpink Bikin Sejarah di Oscars, Netizen Ribut Soal Lip-Sync

    Jakarta, Beritasatu.com – Lisa Blackpink bikin sejarah di Oscars dengan menjadi artis K-pop pertama yang tampil di panggung Academy Awards ke-97 yang digelar Senin, 3 Maret 2025 kemarin. Momen bersejarah ini seharusnya menjadi kebanggaan bagi para penggemarnya, tetapi justru memicu perdebatan di media sosial—apakah ia benar-benar bernyanyi live atau hanya lip-sync?

    Diketahui, Lisa Blackpink ditampilkan dalam segmen penghormatan untuk lagu-lagu ikonik James Bond. Saat itu Lisa membawakan “Live and Let Die” dengan penuh gaya.

    Mengenakan gaun hitam dan merah yang dramatis, ia tampil memukau di panggung Oscars. Namun, setelah video penampilannya tersebar di media sosial, muncul spekulasi bahwa suaranya terdengar terlalu sempurna untuk sebuah pertunjukan live.

    Lisa Blackpink jadi bintang tamu di Oscars 2025. – (AP/Chris Pizzello)

    “Beberapa netizen menyoroti bahwa mikrofon Lisa tampak tidak aktif di beberapa bagian lagu. Ada juga yang membandingkannya dengan penampilan sebelumnya yang pernah dituduh menggunakan rekaman suara,” tulis Pinkvilla, Selasa (4/3/2025). 

    Tuduhan ini semakin memperkeruh diskusi, dengan sebagian orang mempertanyakan apakah Lisa memang layak tampil di Oscars, mengingat biasanya panggung ini diperuntukkan bagi nominasi atau pemenang penghargaan. Bahkan ada netizen yang mengaitkan Lisa bisa hadir di Oscars karena pengaruh kekasih barunya, Frederic Arnault.

    Diketahui Frederic Arnault adalah anak dari pengusaha pemilik Louis Vuitton, Bernard Arnault. Saat ini Bernard Arnault adalah salah satu orang terkaya di dunia bareng Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jeff Bezos.

    Lisa Blackpink jadi bintang tamu di Oscars 2025. – (AP/Chris Pizzello)

    Di sisi lain, penggemar Lisa membela idolanya. Mereka menegaskan bahwa Oscars adalah ajang prestisius yang tidak akan mengizinkan lip-sync, serta menyebut tuduhan ini sebagai upaya merendahkan pencapaiannya. Perdebatan pun semakin sengit, dengan kedua kubu bersikeras mempertahankan pendapat masing-masing.

    Hingga saat ini, baik Lisa maupun agensinya belum memberikan tanggapan resmi terkait kontroversi ini. Meskipun perdebatan masih terus berlanjut di media sosial, satu hal yang tidak terbantahkan,  Lisa Blackpink bikin sejarah di Oscars, membawa K-pop ke panggung dunia dan menjadi sorotan di ajang penghargaan film paling bergengsi tersebut.

  • Induk Facebook Meta Pecat Puluhan Karyawan Pembocor Data Perusahaan

    Induk Facebook Meta Pecat Puluhan Karyawan Pembocor Data Perusahaan

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta Platforms, induk perusahaan Facebook memecat sekitar 20 karyawan terkait pembocoran informasi rahasia. Melansir dari Techcrunch, Jumat (28/2/2025) keputusan ini diambil setelah perusahaan melakukan penyelidikan terkait kebocoran data.

    Adapun kebocoran data tersebut meliputi bahasan dalam rapat internal dan rencana produk dari Meta yang belum diumumkan ke publik.

    Meta menegaskan bahwa mereka telah memberikan pengingat berkala kepada semua karyawan bahwa membocorkan informasi internal adalah pelanggaran kebijakan perusahaan, tanpa memandang tujuan atau alasan. 

    Dalam pernyataannya, Meta menyebutkan bahwa perusahaan “serius” menanggapi kebocoran tersebut dan mengonfirmasi bahwa lebih banyak tindakan mungkin akan diambil jika pelanggaran serupa teridentifikasi.

    “Kami baru-baru ini melakukan penyelidikan yang mengakibatkan sekitar 20 karyawan dipecat karena berbagi informasi rahasia di luar perusahaan, dan kami perkirakan akan ada lebih banyak lagi,” bunyi keterangan tersebut.

    Tindakan ini datang sebagai respons atas beredarnya informasi sensitif yang membahas rapat internal, termasuk pertemuan baru-baru ini yang dipimpin langsung oleh CEO Mark Zuckerberg. 

    Setelah kebocoran ini, Meta memperingatkan bahwa karyawan yang terbukti membocorkan informasi akan segera dipecat.

    Selain itu, CTO Meta, Andrew Bosworth, dikabarkan menginformasikan kepada karyawan bahwa perusahaan hampir berhasil mengidentifikasi para pelaku tersebut.

    Jumlah karyawan terus mengalami penurunan. Meta merilis sejumlah model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru, salah satunya model “Self-Taught Evaluator”, yang dapat memperkecil keterlibatan manusia dalam proses pengembangan AI.

    Melansir dari Reuters, model AI ini mulai diperkenalkan saat peluncuran makalah Meta pada Agustus lalu. Model ini diketahui menggunakan teknik “rantai pemikiran” yang digunakan oleh model AI OpenAI. 

    Teknik ini melibatkan pemecahan masalah yang kompleks menjadi langkah-langkah logis yang lebih kecil dan meningkatkan akurasi respons pada masalah dalam mata pelajaran seperti sains, pengodean, dan matematika.

    Adapun, para peneliti Meta sudah melatih AI ini untuk menghasilkan data guna mengurangi keterlibatan manusia dalam pengolahan data.

    AI ini memang diproyeksikan mampu menjalankan berbagai tugas tanpa memerlukan intervensi manusia, memberikan kemungkinan untuk mengurangi kebutuhan akan metode Pembelajaran Penguatan dari Umpan Balik Manusia (RLAIF), yang saat ini masih digunakan. 

    Proses RLAIF melibatkan pencatat manusia yang harus memiliki keahlian khusus untuk memberi label data dan memverifikasi jawaban, terutama pada soal-soal kompleks.

    Pemanfaatan AI sebagai asisten digital yang cukup cerdas untuk menjalankan berbagai tugas tanpa campur tangan manusia menjadi salah satu hal yang selalu dibayangkan para peneliti.

  • Harta Elon Musk Susut Rp 852 Triliun, Bisnis Tesla Melempem Disalip SAIC Motor – Halaman all

    Harta Elon Musk Susut Rp 852 Triliun, Bisnis Tesla Melempem Disalip SAIC Motor – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harta kekayaan Elon Musk dilaporkan susut hingga 52 miliar dolar sejak awal 2025 ini, menurut data dari Bloomberg Billionaires Index.

    Kini kekayaan bersih Musk tersisa 380 miliar dolar AS, selisih sedikit dengan harga orang terkaya kedua di dunia, yakni CEO Meta Mark Zuckerberg yang saat ini mencapai 144 miliar dolar AS.

    Mengutip CNN International, penurunan harta kekayaan Elon Musk terjadi akibat terpengaruh oleh penjualan mobil listrik Tesla yang menurun.

    Tesla hanya sanggup menjual 9.945 kendaraan bulan lalu di Uni Eropa, Inggris, Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss.

    Angka penjualan ini turun tajam 45 persen dibandingkan dengan capaian penjualan di bulan yang sama tahun lalu.

    Penurunan penjualan ini menempatkan Tesla berada di belakang SAIC Motor asal China, yang penjualannya justru tumbuh 37 persen menjadi hampir 17 ribu kendaraan pada Januari 2025.

    Raksasa kendaraan listrik BYD asal China, juga mengalahkan penjualan Tesla di Inggris untuk pertama kalinya pada Januari 2024.

    Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan penurunan performa Tesla ini. Salah satu alasan utamanya adalah meningkatnya publisitas negatif terkait kontroversi Elon Musk.

    Termasuk pandangannya yang kontroversial dan dukungannya terhadap partai sayap kanan di Jerman serta aktivis yang dipenjara di Inggris.

    Alasan ini yang membuat diyakini telah merusak citra Tesla di kawasan tersebut, hingga membuat penjualan turun tajam selama Januari 025.

    “Tesla jelas menghadapi tantangan di Eropa dan masalah citra Musk menambah hambatan tersebut,” kata analis Wedbush Securities Dan Ives kepada kantor berita AFP dalam sebuah pesan. Ia memperkirakan sekitar 10 hingga 15 persen dari kendala tersebut muncul akibat sentimen anti-Musk.

    Tak hanya penjualan Tesla yang terdampak, saham perusahaan otomotif listrik ini juga dilaporkan anjlok sembilan persen pada awal perdagangan sebelum memangkas sebagian kerugian dan diperdagangkan turun 8,1 persen sekitar pukul 12.15 waktu setempat di Washington (1715 GMT).

    Penurunan harga saham perusahaan itu juga menyeret kapitalisasi pasar Tesla kembali di bawah 1 triliun dolar AS untuk pertama kalinya sejak November 2024.

    Hal tersebut berbanding terbalik dengan saham Tesla di awal Februari yang sempat melonjak pasca pemilihan presiden AS 2024, seiring keyakinan investor bahwa kedekatan Musk dengan Trump bisa menguntungkan perusahaan-perusahaannya.

    Laporan Reporter: Namira Yunia

     

  • Elon Musk Kehilangan Rp 852 Triliun Gegara Tesla Melempem

    Elon Musk Kehilangan Rp 852 Triliun Gegara Tesla Melempem

    Jakarta

    Elon Musk telah kehilangan kekayaan bersih sebesar USD 52 miliar sejak awal tahun 2025 ini, menurut data dari Bloomberg Billionaires Index. Meski begitu,nakhoda Tesla dan SpaceX itu masih menjadi orang terkaya di dunia.

    Saat ini, Elon Musk masih manusia terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sebesar USD 380 miliar, dengan selisih USD 144 miliar daripada orang terkaya kedua di dunia, yakni CEO Meta Mark Zuckerberg.

    Salah satu penyebab anjloknya harta Musk adalah performa saham Tesla. Saham Tesla turun lebih dari 20% selama sebulan terakhir. Nilai pasar Tesla pun sudah berada di bawah USD 1 triliun untuk pertama kalinya sejak November 2024.

    Menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa, penjualan Tesla mengalami kelesuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dikutip detikINET dari CNN, penjualan perusahaan itu merosot sampai 45% bulan lalu di seluruh Eropa meskipun kendaraan listrik populer di sana.

    Walau Musk sosok yang sangat kontroversial, tidak jelas apakah politik atau tindakannya belakangan ini memainkan peran utama dalam kemerosotan penjualan Tesla. Meningkatnya persaingan, terutama di China, dan menurunnya pertumbuhan permintaan di Amerika Serikat mungkin berperan lebih penting dalam kemerosotan Tesla tahun ini.

    Namun memang, penurunan saham Tesla menunjukkan perubahan tajam dalam sikap investor sejak November 2024, tepat setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS. Musk tidak pernah sekaya saat itu, dengan kekayaan bersihnya mencapai rekor USD 347,8 miliar.

    Investor percaya bahwa pengaruh Musk dalam pemerintahan Trump akan mengantarkan era deregulasi yang akan menguntungkan perusahaan. Musk, pemegang saham individu terbesar Tesla, menjadi sekitar USD 83 miliar lebih kaya sejak Pilpres itu.

    Namun kini tampaknya sikap investor mulai berubah dan optimisme pada Musk dan terutama Tesla agak menurun.

    (fyk/fyk)

  • Meta Dikabarkan Godok Proyek Infrastruktur AI Senilai Rp3.280 Triliun

    Meta Dikabarkan Godok Proyek Infrastruktur AI Senilai Rp3.280 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan induk Facebook, Meta Platforms Inc., dilaporkan sedang merencanakan pembangunan pusat data (data center) infrastruktur kecerdasan buatan (AI) senilai US$200 miliar atau Rp3.280 triliun (kurs: Rp16.401) yang akan mencakup jutaan chip khusus AI. 

    Dilansir dari Reuters, Rabu (26/2/2025), proyek raksasa ini bertujuan menciptakan sistem komputasi generasi berikutnya untuk mendukung pengembangan model AI canggih dan metaverse. 

    Sumber rahasia menyebutkan dana tersebut mencangkup pembangunan data center di beberapa lokasi. Meta berambisi untuk menandingi Google dan Microsoft, yang jor-joran dalam mengembangkan AI.   

    Meta tidak memberikan tanggapan atas kabar tersebut. Namun, CEO Meta Mark Zuckerberg sempat menyampaikan rencana besarnya soal pengembangan AI skala besar yang ditargetkan rampung secara bertahap pada 2030. 

    Sementara itu Channel Asia melaporkan  Proyek ini akan menjadi salah satu investasi infrastruktur teknologi terbesar dalam sejarah perusahaan, dengan fokus pada pengembangan kapasitas komputasi AI generatif dan model pembelajaran mesin skala besar.

    Sebelumnya, CEO Google Sundar Pichai menyampaikan bahwa pada 2025 pihaknya akan memiliki fokus utama pada pengembangan dan peluncuran lebih lanjut dari model kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) Gemini. 

    Melansir dari Techcrunch, Minggu (29/12/2024) Pichain melihat bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang kritis. Maka dari itu, Pichai menilai penting bagi perusahaan untuk mempercepat pengembangan di sektor kecerdasan buatan (AI). 

    Salah satu inisiatif utama yang akan menjadi prioritas bagi Google adalah pengembangan Gemini, sebuah model AI baru yang diharapkan dapat memperkuat posisi Google di pasar teknologi canggih.  

    Pichai mengakui bahwa perusahaan perlu mengejar ketertinggalan dari pesaingnya dalam hal AI, tetapi dirinya juga menilai bahwa Gemini memiliki momentum yang kuat.

  • Zuckerberg Ramal Gadget Ini Jadi Pengganti Smartphone

    Zuckerberg Ramal Gadget Ini Jadi Pengganti Smartphone

    Jakarta

    Smartphone telah menjadi perangkat utama manusia di zaman ini. Akan tetapi menurut pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, tidak selamanya smartphone akan menguasai dunia. Ia meramal bahwa nantinya, kacamata pintar akan menyingkirkan smartphone.

    “Saya pikir kacamata (pintar) akan menjadi platform komputer besar berikutnya. Tapi setiap platform baru cenderung tidak menggantikan yang lama,” katanya baru-baru ini dalam sebuah wawancara.

    Contohnya adalah saat ini, di mana meski smartphone banyak dipakai, komputer tidak lantas hilang tapi lebih sedikit digunakan.

    “Dalam satu titik di 10 tahun terakhir, perangkat mobile sungguh menjadi platform komputasi utama. Kita tak membuang komputer kita, hanya saja meski kalian memilikinya (komputer), kalian masih melakukan lebih banyak hal di ponselmu,” demikian paparnya.

    Menurutnya, kacamata pintar akan bernasib sama seperti smartphone. Orang di masa mendatang masih akan memakai smartphone, tapi lebih banyak menggunakan kacamata pintar.

    “Jadi yang kupikir akan terjadi pada kacamata pintar adalah kita akan sampai di titik itu, mungkin suatu waktu di 2020-an atau 2030-an di mana kalian punya ponsel, tapi akan lebih banyak di saku karena kalian akan melakukan lebih banyak hal di kacamata yang mungkin saat ini kalian lakukan di ponsel. Kacamata akan jadi platform komputer utama kalian,” cetusnya.

    Wajar saja pria berusia 40 tahun itu berkata demikian. Pasalnya, Zuck melalui perusahaannya Meta memang sedang giat mengembangkan kacamata pintar augmented reality (AR) dan berharap gadget itu akan menjadi mainstream alias disukai kalangan banyak.

    Dalam wawancara terpisah dengan The Verge yang dikutip detikINET, Zuck menilai kacamata biasa sangat populer sehingga mungkin tidak akan sulit bahwa nanti, orang akan terbiasa memakai kacamata pintar.

    “Sudah ada 1 hingga 2 miliar orang memakai kacamata tiap hari. Sama seperti semua orang beralih ke smartphone, kupikir semua orang yang berkacamata segera beralih ke kacamata pintar dalam dekade berikutnya. Lalu kupikir itu akan mulai jadi sangat berharga, dan banyak orang lain yang tak berkacamata saat ini akan berakhir memakainya juga,” cetusnya.

    (fyk/rns)