Tag: Mark Zuckerberg

  • Zuckerberg Siapkan Rp 227 Triliun Bikin AI Pengganti Manusia

    Zuckerberg Siapkan Rp 227 Triliun Bikin AI Pengganti Manusia

    Jakarta

    Meta semakin agresif dalam pengembangan AI atau kecerdasan buatan. Bahkan CEO Mark Zuckerberg sendiri kabarnya turun tangan membentuk tim demi ambisi membuat mesin AI super cerdas, yang melewati kepintaran manusia. Ia juga mempersiapkan dana yang sangat besar.

    Menurut Bloomberg, Zuckerberg frustrasi karena Meta dinilai belum maksimal mengembangkan AI. Maka, pendiri Facebook itu mengundang para pakar AI ke rumahnya di Lake Tahoe dan Palo Alto, California.

    Dikutip detikINET dari CNN, Meta membuat AI yang dipadukan ke Facebook, WhatsApp, dan aplikasi Meta lain serta kacamata Ray-Ban dan chatbot. Namun industri AI sangat kompetitif dan model AI Llama milik Meta mengalami beberapa kemunduran. ChatGPT belum dapat mereka saingi.

    Zuckerberg berencana mempekerjakan sekitar 50 pakar AI dan telah mengubah tata letak kantor di Menlo Park untuk tim AI baru. Zuck secara pribadi mengambil alih tugas ini karena frustrasi dengan kemajuan Llama 4, model bahasa besar terbaru Meta.

    New York Times melaporkan Alexandr Wang, pendiri dan CEO berusia 28 tahun dari startup Scale AI, adalah bagian penting proyek itu. Kabarnya, Meta akan menyuntik uang sampai USD 14 miliar ke Scale AI atau di kisaran Rp 227 triliun.

    Wang dinilai pemimpin ambisius yang pintar secara teknis maupun bisnis, sehingga dipercaya dapat mengeksekusi visi AI Zuckerberg. Dengan tidak secara langsung mengakuisisi Scale AI, Zuck mengambil strategi yang sama dengan Alphabet atau Microsoft, yang juga menyuntik investasi besar ke perusahaan AI.

    Zuckerberg berusaha menjadikan Meta pusat kekuatan AI, khususnya setelah melihat sepak terjang OpenAI dengan ChatGPT. Tujuannya adalah agar AI menjadi sangat pintar atau mencapai kapasitas superintelligence.

    Namun sebelum AI bisa mencapai kemampuan melampaui otak manusia, pertama-tama harus mampu mencapai apa pun yang dapat dilakukan manusia, yang disebut kecerdasan umum buatan atau AGI.

    Peneliti AI masih memperdebatkan seberapa dekat kita dengan AGI. Beberapa mengatakan butuh hanya beberapa tahun lagi dan yang lain menilai kita masih jauh dari kemampuan itu.

    Meta berhadapan dengan OpenAI yang didukung Microsoft, Alphabet, serta sejumlah pemain pemula AI lainnya dengan pendanaan serius, termasuk xAI milik Elon Musk dan Anthropic. Apple memulai dengan lambat tapi mengumumkan beberapa pengembangan AI minggu ini.

    (fyk/fay)

  • 7 Tips Keuangan dari Mark Zuckerberg Bagi Gen Z dan Milenial

    7 Tips Keuangan dari Mark Zuckerberg Bagi Gen Z dan Milenial

    Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg yang menjadi salah satu orang terkaya di dunia membagikan 7 tips keuangan bagi generasi Z dan milenial, agar semakin bijak dalam menata hidup.

    Dilansir dari aol, Senin (9/6/2025), tips keuangan ini untuk membantu Gen Z dan milenial di era modern dalam menghadapi tantangan dan menangkap peluang. Mark mengungkapkan bahwa perilaku produktif lebih penting daripada konsumtif.

    Simak tips keuangan dari Mark Zuckerberg:

    1. Mulai Menabung Sedini Mungkin

    Mark Zuckerberg menekankan menabung sejak dini sangatlah penting, tidak peduli berapapun jumlahnya. Dia percaya, semakin awal seseorang menabung, semakin besar pula peluang untuk mengumpulkan dana yang cukup di masa depan. Bahkan, uang yang kecil jika rutin disisihkan bisa menjadi besar seiring waktu.

    Selain itu, menabung sedini mungkin juga memberi ketenangan pikiran. Saat menabung, seseorang bisa memiliki dana darurat dan tidak perlu meminjam uang. Jadi, jangan menunggu sampai punya penghasilan besar, mulai dari sekarang dan lakukan secara konsisten.

    2. Gunakan Uang untuk Investasi, Bukan Hanya Konsumsi

    Mark menyarankan agar generasi milenial tidak hanya fokus pada pengeluaran untuk hal-hal konsumtif, tetapi juga mulai berinvestasi. Dia menjelaskan, investasi adalah cara terbaik untuk mengembangkan kekayaan secara perlahan-lahan.

    Saat seseorang memanfaatkan peluang investasi, uang tersebut bisa bertambah dan memberi manfaat jangka panjang.

    Dia juga menambahkan, investasi tidak harus selalu besar dan rumit. Mulailah dari hal-hal sederhana, seperti reksa dana atau saham kecil, dan tingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan. Ini bisa membuat kestabilan keuangan di masa depan.

    3. Hindari Utang Konsumtif yang Tidak Perlu  

    Mark Zuckerberg mengingatkan bahwa utang yang bersifat konsumtif seperti utang kartu kredit untuk belanja barang mewah bisa menjadi jebakan yang sulit dihindari. Utang sering kali membuat keuangan menjadi tidak sehat dan menambah beban di kemudian hari.

    Sebaliknya, agar keuangan tetap sehat, penting untuk bijak dalam menggunakan utang. Utang untuk keperluan produktif, seperti pendidikan atau bisnis, bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Yang terpenting, bayar cicilan tepat waktu dan hindari utang berlebihan agar tidak terjebak dalam masalah finansial.

    4. Milikilah Dana Darurat

    Zuckerberg menyarankan setiap orang, terutama generasi muda, harus punya dana darurat minimal enam bulan pengeluaran. Dana ini sangat penting agar ketika menghadapi keadaan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit, orang tersebut tetap bisa bertahan tanpa harus panik atau pinjam uang.

    Selain itu, dana darurat juga memberi rasa aman. Saat hal buruk terjadi, maka orang tersebut tidak memiliki kekhawatiran besar soal keuangan. Jadi, buatlah target menabung secara rutin sampai dana darurat tercapai.

    5. Pahami Cara Kerja Uang dan Keuangan  

    Mark Zuckerberg menekankan pentingnya mengenal dan memahami pengelolaan keuangan sejak dini. Jangan hanya mengikuti tren belanja atau pengeluaran tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang dilakukan. Dengan memahami cara kerja uang, kita bisa membuat keputusan finansial yang lebih bijak dan efisien.

    Dia menyarankan untuk belajar tentang konsep keuangan dasar, seperti bunga, investasi, dan risiko. Semakin paham, semakin besar peluang kita untuk mengelola keuangan secara efektif dan menghindari kesalahan yang bisa merugikan di kemudian hari.

    6. Gunakan Teknologi untuk Mengelola Keuangan  

    Mark Zuckerberg percaya bahwa teknologi bisa sangat membantu dalam mengatur keuangan. Saat ini banyak aplikasi dan platform digital yang bisa digunakan untuk mencatat pengeluaran, menabung otomatis, atau berinvestasi secara mudah dan cepat.

    Teknologi juga membantu manusia mengatur keuangan secara real-time. Teknologi juga membantu seseorang lebih disiplin dalam mengontrol pengeluaran dan menghindari pemborosan.

    7. Fokus pada Tujuan Jangka Panjang  

    Zuckerberg menegaskan bahwa setiap orang harus punya tujuan keuangan yang jelas dan fokus mencapainya. Entah untuk membeli rumah, menikah, atau menyiapkan dana pensiun, perencanaan jangka panjang sangat penting agar kita tetap di jalur yang benar.

    Dia menambahkan, disiplin dan konsistensi adalah kunci utama. Jangan tergoda untuk menguras tabungan demi keinginan sesaat. Tetap fokus dan disiplin mengikuti rencana keuangan, maka cita-cita besar kamu bisa terwujud di masa depan.

  • Meta Berencana Beli Scale AI Rp 162 Triliun

    Meta Berencana Beli Scale AI Rp 162 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Meta Platforms, perusahaan milik Mark Zuckerberg, dikabarkan tengah mengincar perusahaan artificial intelligence Scale AI. Diperkirakan nilai transaksinya melebihi US$ 10 miliar atau sekira Rp 162 triliun.

    Melansir Bloomberg, Minggu (8/6/2025), orang-orang yang mengetahui masalah tersebut menyebut kesepakatan belum dirampungkan, dan masih dapat berubah. Sayangnya, Scale AI menolak berkomentar dan Meta tidak memberikan komentar.

    Didirikan pada tahun 2016, Scale AI adalah perusahaan rintisan pelabelan data yang didukung oleh raksasa teknologi Nvidia, Amazon, dan Meta. Valuasi Scale AI sebelumnya diperkirakan mencapai US$ 14 miliar.

    Scale AI juga menyediakan platform bagi para peneliti untuk bertukar informasi terkait AI, dengan kontributor di lebih dari 9.000 kota dan kota kecil.

    Sekadar informasi, CEO Meta Mark Zuckerberg baru-baru mengungkapkan pandangan mengenai kemampuan AI menulis kode. Diwawancara dalam podcast The Joe Rogan Experience, pemilik Instagram, Facebook dan Treads tersebut yakin dalam waktu 18 bulan ke depan, AI bisa menulis kode melampaui engineer manusia.

    Pasalnya, saat ini AI sudah bisa menulis kode setara dengan engineer level menengah. Meta memproyeksikan bahwa sebagian besar kode di platform media sosial mereka nantinya ditulis oleh AI, bukan manusia.

    Meskipun demikian, Zuckerberg menyebut peran manusia tetap tidak tergantikan. Pekerjaan seperti kreativitas, pemecahan masalah, serta pengawasan terhadap hasil kerja AI masih menjadi domain manusia. 

  • Meta Dikabarkan Siap Guyur Startup Scale AI Sebesar Rp162,58 Triliun

    Meta Dikabarkan Siap Guyur Startup Scale AI Sebesar Rp162,58 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta Platforms Inc. dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk melakukan investasi besar-besaran senilai lebih dari US$10 miliar atau Rp162,58 triliun (asumsi kurs Rp16.258 per dolar AS) ke perusahaan rintisan (startup) kecerdasan buatan (AI) Scale AI.

    Melansir dari Bloomberg, Minggu (8/6/2025), berdasarkan sumber yang mengetahui hal tersebut, pendanaan yang melampaui di atas US$10 miliar itu bisa menjadi salah satu pendanaan terbesar dalam sejarah perusahaan swasta. Namun, kesepakatan tersebut belum final dan masih bisa berubah.

    Sementara itu, perwakilan dari Scale belum memberikan komentar, sedangkan Meta menolak memberikan tanggapan.

    Untuk diketahui, Scale AI merupakan startup yang berfokus pada pengembangan AI dan menyediakan layanan pelabelan data untuk membantu perusahaan melatih model pembelajaran mesin. Perusahaan memiliki klien yang mencakup Microsoft Corp dan OpenAI.

    Adapun, Scale terakhir kali dinilai memiliki valuasi sekitar US$14 miliar pada 2024 dalam putaran pendanaan yang didukung oleh Meta dan Microsoft.

    Pada awal tahun ini, Bloomberg melaporkan bahwa Scale tengah dalam pembicaraan untuk penawaran tender yang dapat menilai valuasinya menjadi US$25 miliar. Jika terealisasi, maka ini akan menjadi investasi AI eksternal terbesar Meta hingga saat ini.

    Selama ini, Meta Platforms yang merupakan perusahaan induk media sosial Facebook dan Instagram itu lebih banyak mengandalkan riset internal dan strategi pengembangan terbuka untuk meningkatkan teknologi AI.

    Sementara itu, perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya telah melakukan investasi besar, seperti Microsoft yang telah menanamkan lebih dari US$13 miliar ke OpenAI, sementara Amazon.com Inc. dan Alphabet Inc. masing-masing telah menginvestasikan miliaran dolar ke pesaing OpenAI, Anthropic.

    Adapun, CEO Meta Mark Zuckerberg telah menetapkan AI sebagai prioritas utama perusahaan. Pada Januari lalu, Zuckerberg menyatakan bahwa Meta akan mengalokasikan hingga US$65 miliar untuk proyek-proyek terkait AI sepanjang tahun ini.

  • Bos Microsoft Mengaku 30% Kode Perusahaan Ditulis oleh AI

    Bos Microsoft Mengaku 30% Kode Perusahaan Ditulis oleh AI

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO Microsoft Satya Nadella mengungkapkan bahwa sekitar 20% hingga 30% kode dalam repositori perusahaan ditulis oleh perangkat lunak kecerdasan buatan (AI). 

    Melansir dari Techcrunch, Senin (5/5/2025) pernyataan ini disampaikan dalam percakapan santai bersama CEO Meta Mark Zuckerberg di konferensi LlamaCon yang diselenggarakan oleh Meta beberapa hari lalu.

    Ketika ditanya oleh Zuckerberg mengenai sejauh mana AI telah digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak di Microsoft. Nadella menjelaskan kontribusi AI bervariasi tergantung pada bahasa pemrograman yang digunakan. 

    Dirinya menyebutkan, hasil paling signifikan terlihat pada bahasa Python, sementara kemajuan pada bahasa seperti C++ masih relatif terbatas.

    CTO Microsoft, Kevin Scott, sebelumnya memperkirakan hingga 95% kode akan ditulis oleh AI pada tahun 2030. Hal ini mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap peran teknologi ini dalam masa depan pengembangan perangkat lunak.

    Dalam kesempatan yang sama, saat Nadella melemparkan pertanyaan yang sama kepada Zuckerberg selaku CEO Meta 

    Akan tetapi, Zuckerberg mengaku tidak mengetahui persis berapa banyak kode di perusahaannya yang dihasilkan oleh AI.

    Sementara itu, CEO Google Sundar Pichai juga menyatakan dalam panggilan pendapatan minggu lalu, ada lebih dari 30% kode di Google kini dihasilkan oleh AI. 

    Namun demikian, belum ada standar yang jelas mengenai cara perusahaan-perusahaan besar ini mengukur kontribusi AI dalam proses penulisan kode, sehingga data tersebut sebaiknya ditanggapi dengan hati-hati.

    Microsoft dikabarkan menunda pembangunan data center di Inggris, Australia, dan Amerika Serikat (AS). Perusahaan khawatir terlalu cepat membangun infrastruktur pusat data. 

    Di sisi lain, kebijakan diterapkan bertepatan  dengan tarif timbal balik yang dijatuhkan AS kepada puluhan negara, termasuk Indonesia.

    Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif timbal balik tinggi di puluhan negara memicu kekhawatiran terhadap kestabilan global. 

    Sumber Bloomberg, Jumat (4/4/2025) melaporkan bahwa Microsoft telah menghentikan pembicaraan atau menunda pembangunan lokasi pusat data di Inggris, Australia, North Dakota, Wisconsin, dan Illinois. 

    Seorang juru bicara mengatakan Microsoft sebenarnya telah membuat merencanakan pembangunan data center tersebut beberapa lalu, sebelumnya akhirnya berubah pikiran untuk menunda pembangunan, yang mereka sebut sebagai strategi fleksibilitas. 

    Techcrunch melaporkan pada Februari 2025, Microsoft menegaskan kembali rencana mengalokasikan lebih dari US$80 miliar untuk belanja modal pada  2025, terutama pusat data AI. 

    Microsoft sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan mengalihkan fokus perluasan pusat datanya untuk  2025 dari konstruksi baru ke pemasangan fasilitas yang ada dengan server dan peralatan komputasi lainnya.

    Tidak dapat dipungkiri, langkah Microsoft melakukan strategi fleksibilitas bertepatan dengan pengumuman Trump mengenai kebijakan tarif timbal balik terhadap puluhan negara, yang dibalas oleh negara terdampak dengan perundingan ulang atau penerapan kebijakan serupa untuk produk-produk dari AS termasuk di sektor teknologi. 

  • Gokil! Pengguna WhatsApp Tembus 3 Miliar Orang Setiap Bulannya

    Gokil! Pengguna WhatsApp Tembus 3 Miliar Orang Setiap Bulannya

    Jakarta

    WhatsApp baru saja memecahkan rekor jumlah penggunanya. Aplikasi berkirim pesan milik Meta itu kini melayani tiga miliar orang di seluruh dunia setiap bulannya.

    Pencapaian ini diumumkan oleh CEO Meta Mark Zuckerberg dalam conference call setelah pengumuman laporan keuangan Meta pada kuartal pertama tahun 2025.

    WhatsApp didirikan pada tahun 2009, dan aplikasi ini diakuisisi oleh Facebook pada tahun 2014 dengan nilai sebesar USD 19 miliar. Aplikasi ini tetap bisa dipakai secara gratis dan tidak menampilkan iklan.

    Aplikasi ini menembus dua miliar pengguna aktif bulanan pada tahun 2020. Kini WhatsApp menjadi satu dari sedikit aplikasi yang memiliki tiga miliar pengguna, selain Facebook.

    Meski begitu, WhatsApp justru kurang populer di negara asalnya Amerika Serikat karena pengguna di sana lebih memiliki aplikasi messaging default di ponselnya masing-masing.

    Zuckerberg masih berharap WhatsApp bisa menjadi aplikasi berkirim pesan nomor satu di AS. Tapi jika tidak bisa, Meta punya rencana cadangan untuk menguasai pasar AS yaitu meluncurkan Meta AI sebagai aplikasi mandiri.

    “Kami berharap dapat menjadi pemimpin [di pasar aplikasi messaging di AS], tapi kami berada di posisi yang berbeda di sana dibandingkan dengan sebagian besar negara lain di dunia dalam hal WhatsApp,” kata Zuckerberg, seperti dikutip dari TechCrunch, Sabtu (3/5/2025).

    “Jadi, menurut saya aplikasi Meta AI sebagai aplikasi mandiri akan menjadi sangat penting di Amerika Serikat untuk membangun kepemimpinan — sebagai AI pribadi utama yang digunakan orang-orang,” imbuhnya.

    Selain aplikasi WhatsApp reguler, platform WhatsApp Business juga terus berkembang. Aplikasi ini menyumbangkan porsi yang cukup besar dari total pendapatan sebesar USD 510 juta yang diperoleh keluarga aplikasi milik Meta.

    Meta sedang menguji coba sederet fitur AI untuk WhatsApp Business, termasuk manajemen agen AI baru yang dapat dilatih menggunakan informasi milik bisnis. Pengguna WhatsApp Business juga bisa mengaktifkan chatbot Meta AI di chat untuk berkomunikasi dengan konsumen.

    (vmp/rns)

  • Pengguna WhatsApp Melonjak Tembus 3 Miliar, Telegram Minggir

    Pengguna WhatsApp Melonjak Tembus 3 Miliar, Telegram Minggir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jumlah pengguna WhatsApp terus meninggalkan jauh pesaing terbesarnya Telegram. Kini aplikasi pesan milik Meta mengantongi 3 miliar pengguna aktif bulanan.

    Perkembangan positif juga terlihat dalam platform bisnis, WhatsApp Business. Aplikasi itu menyumbang sebagian besar pendapatan US$510 juta dari keluarga aplikasi Meta.

    Strategi AI melalui Meta AI juga digunakan secara masif di WhatsApp. Sebelumnya raksasa teknologi menyebutkan WhatsApp sebagai salah satu platform dengan distribusi terbesar untuk layanan AI.

    Meta AI di WhatsApp sudah diluncurkan beberapa waktu lalu. Salah satunya dapat berbincang langsung baik percakapan 1:1 maupun untuk grup.

    “Kami melihat orang-orang terlibat dengan Meta AI dari beberapa titik masuk berbeda. WhatsApp menjadi penggunaan Meta AI terkuat dalam keluarga aplikasi kami,” ungkapnya, dikutip dari Tech Crunch, Jumat (2/5/2025).

    CEO Meta Mark Zuckerberg menyinggung soal adopsi AI di pasar seperti Amerika Serikat. Dia berharap bisa menjadi pemimpin di negaranya sendiri.

    “Namun posisi kami di sana berbeda dengan sebagian besar dunia di WhatsApp. Jadi saya berpikir Meta AI sebagai aplikasi mandiri akan jadi sangat penting di Amerika Serikat untuk membangun kepemimpinan, sebagai AI pribadi yang digunakan orang,” kata Zuckerberg.

    Pengguna Telegram 1 Miliar Orang

    Sementara itu Telegram mengumumkan pada Maret 2025 pengguna aktifnya sudah tembus 1 miliar. Peningkatan itu cukup agresif, mengingat pengguna Telegram pada Juli 2024 masih 950 juta. 

    Telegram disebut menarik banyak pengguna karena posisinya yang lebih netral dan bebas intervensi pemerintah. Perusahaan juga tak bergeming meski ditekan banyak negara untuk membatasi informasi.

    Bersamaan dengan itu, CEO Telegram Pavel Durov juga mengatakan profit perusahaan mencapai US$547 juta sepanjang tahun lalu. Hal ini menunjukkan Telegram sudah makin dekat untuk menantang dominasi WhatsApp.

    “Di atas kami ada WhatsApp, layanan murah yang meniru Telegram. Selama bertahun-tahun, WhatsApp berupaya mengikuti inovasi kami sembari membakar uang miliaran dolar AS untuk lobi dan kampanye PR demi memperlambat pertumbuhan kami,” kata Pavel Durov.

    “Mereka [WhatsApp] gagal. Telegram bertumbuh, meraup keuntungan, dan mempertahankan kemandirian kami,” ia menambahkan.

    Dikutip dari DemandSage, 10 juta orang telah berlangganan layanan berbayar Telegram Premium. India menjadi negara yang paling banyak menggunakan Telegram dengan porsi 45% dari total pengguna. Sementara itu, hanya 9% pengguna Telegram yang datang dari AS.

    (fab/fab)

  • Harta Kekayaan Zuckerberg Mendadak Bertambah Rp 130 Triliun Semalam

    Harta Kekayaan Zuckerberg Mendadak Bertambah Rp 130 Triliun Semalam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) menanjak hingga 5% setelah perusahaan melaporkan pendapatan yang lebih baik dari estimasi di kuartal-I (Q1) 2025. Meta juga mematok kinerja Q2 2025 yang sesuai dengan ekspektasi Wall Street.

    Meta berhasil membukukan pendapatan sebesar US$42,31 miliar di Q1 2025 atau lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar US$41,40 miliar.

    Penjualan Q1 2025 Meta naik 16% secara tahun-ke-tahun (YoY), sementara penghasilan bersihnya terbang 35% menjadi US$16,64 miliar.

    Penjualan pada Q2 2025 diprediksi akan berada pada rentang US$42,5-45,5 miliar, menurut CFO Meta Susan Li. Angka itu sejalan dengan ekspektasi analis yang mematok US$44,03 miliar.

    Kendati demikian, Li juga mengantisipasi penurunan pengeluaran iklan dari eksportir e-commerce Asia. Agaknya, hal ini dipicu ketidakpastian ekonomi yang disebabkan perang dagang AS dan China.

    “Bisnis kami menunjukkan performa yang sangat baik dan saya rasa posisi kami cukup kuat untuk menavigasi ketidakpastian makroekonomi, kata CEO Meta Mark Zuckerberg dalam paparan kinerja perusahaan pada Rabu (30/4) waktu setempat.

    Harta kekayaan Mark Zuckerberg turut melonjak gara-gara kepemilikan sahamnya di Meta. Pantauan CNBC Indonesia dari Bloomberg Billionaires Index per hari ini, Jumat (2/5/2025), harta kekayaan Zuckerberg bertambah US$7,96 miliar atau setara Rp130,9 triliun.

    Di atas kertas, harta kekayaan Zuckerberg mencapai US$203 miliar atau setara Rp3.339 triliun. Ia menempati posisi ke-3 sebagai orang terkaya di dunia.

    Zuckerberg berada di bawah Elon Musk yang masih bertengger sebagai orang terkaya nomor 1 di dunia dengan kekayaan US$332 miliar (Rp5.465 triliun). Tekanan yang dialami Tesla sejatinya membuat harta kekayaan Musk berkurang US$1,17 miliar, tetapi total hartanya tetap lebih banyak ketimbang Zuckerberg.

    Sementara itu, di posisi ke-2 ada pendiri Amazon dan Blue Origin Jeff Bezos. Harta kekayaannya sedikit lebih banyak ketimbang Zuckerberg, yakni US$212 miliar atau sekitar Rp3.487 triliun.

    (fab/fab)

  • Sekolah Gratis Milik Orang Terkaya Dunia Tutup, Disebut Kehabisan Duit

    Sekolah Gratis Milik Orang Terkaya Dunia Tutup, Disebut Kehabisan Duit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekolah gratis yang didirikan oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dan istrinya Priscilla Chan, akan resmi ditutup. Padahal sekolah ini sempat disebut sebagai salah satu proyek ambisius pasangan tersebut di bidang pendidikan dan kesehatan.

    Sekolah bernama The Primary School itu dibuka pada 2016 di Bay Area, California, dekat dengan kantor pusat Meta.

    Lewat Chan Zuckerberg Initiative (CZI), sekolah digunakan untuk melayani keluarga berpenghasilan rendah, yang menggabungkan layanan pendidikan dan kesehatan sejak anak lahir hingga SMA.

    Zuckerberg adalah CEO di Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Menurut Forbes, Zuckerberg adalah orang terkaya ketiga di dunia setelah Elon Musk dan Jeff Bezos. Harta Zuckerberg melampaui US$191,9 miliar (Rp 3.209 triliun).

    Namun, pekan lalu pihak sekolah mengumumkan akan menghentikan operasionalnya pada akhir tahun ajaran 2025-2026.

    Dalam pernyataan resmi kepada ratusan keluarga yang terdaftar, pihak sekolah menyebut keputusan ini sebagai hal yang “sangat sulit”, namun tak menjelaskan secara terperinci alasan penutupan.

    Menurut laporan San Francisco Standard dan The New York Times, orang tua siswa diberitahu bahwa sekolah ditutup karena CZI menarik dukungannya. Perwakilan CZI membenarkan bahwa keputusan diambil oleh dewan direksi sekolah, namun enggan menjawab pertanyaan lanjutan mengenai kurangnya pendanaan.

    Meski begitu, CZI berjanji akan menyalurkan dana sebesar US$50 juta (sekitar Rp800 miliar) untuk mendukung komunitas dan keluarga yang terdampak penutupan tersebut.

    Carson Cook, manajer strategi dan pengembangan The Primary School, mengonfirmasi kepada CNN International bahwa pihak sekolah telah memulai pertemuan dengan para orang tua sejak Kamis lalu. Namun ia menolak mengomentari alasan dan waktu keputusan penutupan.

    “Kami ingin melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa setiap anak dan pengasuhnya mendapat dukungan,” kata Cook. “Dan saya rasa apa yang ingin kami sampaikan adalah bahwa hal itu tidak berubah.”

    Dikutip dari CNN, Rabu (30/4/2025), penutupan sekolah ini terjadi di tengah perubahan besar dalam fokus CZI, dan ketika Big Tech memposisikan diri di era Presiden Donald Trump.

    CZI juga diketahui tengah melakukan perombakan besar-besaran dalam prioritas filantropinya. Termasuk pemangkasan inisiatif keberagaman dan inklusi, baik internal maupun eksternal, sejak awal tahun ini. Langkah serupa sebelumnya juga diambil Meta, perusahaan yang dipimpin Zuckerberg.

    Chan dan Zuckerberg sendiri mendirikan CZI pada 2015 dengan misi besar: personalisasi pembelajaran, menyembuhkan penyakit, membangun komunitas, dan menghubungkan manusia. The Primary School menjadi salah satu proyek awal dari inisiatif ini.

    Kini, dengan perubahan fokus dan arah strategi CZI, impian pendidikan inklusif yang mereka bangun lewat sekolah gratis ini harus berakhir.

    (dem/dem)

  • Kesaksian Pendiri Instagram Coreng Mark Zuckerberg

    Kesaksian Pendiri Instagram Coreng Mark Zuckerberg

    Jakarta

    Meta dan bosnya, Mark Zuckerberg, sedang menjalani persidangan serius dengan Federal Trade Comission (FTC) di Washington terkait dugaan monopoli. Jika kalah, bisa saja Meta diminta untuk menjual WhatsApp dan Instagram.

    Meta dituding menyalahgunakan monopoli media sosial untuk membeli Instagram dan WhatsApp sebelum mengancam bisnis Meta. Gugatan ini mengklaim Zuck sangat menyadari aplikasi itu adalah ancaman di email internal.

    Salah satunya email tahun 2012 menyebut popularitas Instagram amat menakutkan. “Kita mungkin perlu mempertimbangkan membayar banyak uang untuk ini,” tulis Zuck.

    “Facebook secara sistematis melacak calon pesaing dan mengakuisisi perusahaan yang dianggapnya sebagai ancaman persaingan serius,” demikian tuduhan FTC.

    Nah, Kevin Systrom selaku salah satu pendiri Instagram tampaknya memihak FTC. Dalam kesaksiannya, ia mengklaim Zuckerberg membuat Instagram kekurangan sumber daya yang dibutuhkan untuk tumbuh. Systrom bersaksi Zuckerberg sempat tidak berinvestasi dalam pertumbuhan dan kesuksesan Instagram karena melihatnya sebagai ancaman, bahkan setelah diakusisi.

    “Kami adalah tim yang tumbuh paling cepat. Kami menghasilkan pendapatan terbanyak dan dibandingkan dengan apa yang seharusnya kami dapat saat itu, saya merasa kami seharusnya menjadi jauh lebih besar,” sebut Systrom.

    Dikutip detikINET dari The Street, Systrom merasa tindakan Zuckerberg terhadap Instagram sangat personal, karena berpotensi menyaingi perusahaan yang ia bangun.

    “Sebagai pendiri Facebook, ia merasakan banyak emosi tentang mana yang lebih baik, maksudnya Instagram atau Facebook,” kata Systrom, menambahkan bahwa ia percaya emosi manusia memainkan peran kunci dalam keputusan Zuck.

    Sebagai contoh Instagram tidak diberi sumber daya, Systrom membahas skandal Cambridge Analytica, di mana sebuah firma konsultan Inggris mengumpulkan data jutaan pengguna Facebook. Systrom mengklaim meski perusahaan itu menggandakan kontrol privasi, Instagram tidak menerima staf tambahan.

    Meskipun Systrom mengakui Instagram tumbuh lebih cepat setelah dibeli Facebook, ia berpendapat platform tersebut tidak memerlukan infrastruktur Meta untuk meningkatkan skala operasinya dan memperluas layanan ke area seperti pesan pribadi.

    Meta sendiri tentu kecewa dengan persidangan ini. “Lebih dari 10 tahun setelah FTC meninjau dan menyetujui akuisisi kami, tindakan Komisi dalam kasus ini mengirimkan pesan bahwa tidak ada kesepakatan yang benar-benar final. Regulator seharusnya mendukung inovasi Amerika, daripada berusaha memecah perusahaan Amerika yang hebat dan semakin menguntungkan China dalam masalah kritis seperti AI,” kata mereka.

    (fyk/fay)