Tag: Mark Rutte

  • India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan – Halaman all

    India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan – Halaman all

    India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan

    TRIBUNNEWS.COM- India melancarkan serangan udara terhadap Pakistan pada Selasa (6/5/2025) malam dan Rabu (7/5/2025) dini hari, membawa kedua negara bersenjata nuklir itu ke ambang perang.

    Kementerian Pertahanan India mengumumkan pihaknya telah melakukan serangan terhadap sembilan lokasi di seluruh negeri, dua minggu setelah militan bersenjata membunuh 26 turis di Kashmir yang dikelola India.

    Islamabad berjanji akan menanggapi apa yang disebutnya sebagai serangan “pengecut dan memalukan” yang dilancarkan oleh pesawat-pesawat di wilayah udara India.

    “Saya tegaskan: Pakistan akan menanggapi ini di waktu dan tempat yang dipilihnya sendiri. Provokasi keji ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” kata juru bicara militer.

    “Pakistan sepenuhnya memiliki hak untuk menanggapi dengan tegas tindakan perang yang dipaksakan oleh India ini, dan tanggapan tegas sedang diberikan.”

    Militer Pakistan mengatakan rudal India menghantam dua kota di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan, Kotli dan Muzaffarabad, serta sebuah masjid di kota Bahawalpur di provinsi Punjab. Pakistan mengklaim delapan warga sipil tewas dan 35 orang terluka.

    Namun, pernyataan dari militer India yang mengumumkan peluncuran Operasi Sindoor, yang merujuk pada bubuk merah yang dikenakan oleh wanita Hindu yang sudah menikah, mengatakan: “Tindakan kami terfokus, terukur, dan tidak bersifat eskalatif. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran.”

    PTV, layanan media pemerintah, melaporkan bahwa tentara Pakistan telah menembak jatuh dua jet India, mengutip sumber keamanan. Delhi belum menanggapi klaim tersebut pada Selasa malam.

    Presiden Donald Trump mengatakan ia berharap pertempuran akan segera berakhir ketika ia ditanya tentang serangan di Ruang Oval.

    India menuduh Pakistan mendalangi serangan teror Kashmir, salah satu serangan terburuk yang dialami negara itu dalam beberapa dekade.

    Islamabad membantah terlibat, sementara para pejabat mengatakan Delhi belum memberikan bukti apa pun atas keterlibatannya.

    Kedua negara bersenjata nuklir ini telah berperang beberapa kali memperebutkan Kashmir, yang dibagi selama Pemisahan tahun 1947.

    Serangan India menghantam masjid Subhanullah di Bahawalpur, yang diklaim intelijen India sebagai markas besar Jaish-e-Mohamed, kelompok teror yang bermarkas di Pakistan yang telah melakukan serangan di Kashmir.

    Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan ledakan besar berwarna oranye yang menerangi malam sementara para penonton menyaksikannya dari pinggir jalan. Para pejabat Pakistan mengklaim seorang anak tewas dalam serangan itu.

    Daerah pedesaan dekat Muzaffarabad yang pernah digunakan oleh Lashkar-e-Taiba, kelompok teror di balik serangan tahun 2008 yang menewaskan 166 orang juga menjadi sasaran.

    Badan mata-mata Pakistan yang kuat, Inter-Services Intelligence (ISI), membantu mengatur pembantaian yang menghancurkan itu, menurut interogasi dalang Pakistan-Amerika, David Headley.

    Negara ini telah memelihara hubungan dekat dengan kelompok teror yang menarget India, terkadang menyalurkan para pejuang melintasi perbatasan ke Kashmir yang dikelola India. 

    Namun, Bapak Sharif menolak klaim Delhi bahwa Islamabad berada di balik serangan Pahalgam dan menyerukan “penyelidikan yang netral”. 

    Serangan rudal India terjadi pada hari yang sama ketika Narendra Modi, Perdana Menteri India, mengumumkan penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Inggris. 

    Amerika Serikat juga semakin dekat dengan Delhi dalam beberapa bulan terakhir, dengan JD Vance, wakil residen, berkunjung menjelang kesepakatan tarif potensial. 

    Ketegangan di kawasan tersebut meningkat sejak serangan teror Kashmir pada tanggal 22 April, dengan Delhi mengumumkan berakhirnya partisipasinya dalam perjanjian air Indus tahun 1960, yang mengatur aliran sungai Indus antara kedua negara. 

    Sebelum pemogokan, Bapak Modi mengatakan bahwa “air India akan digunakan untuk kepentingan India” dan keputusan tersebut tidak akan dibatalkan.

    India terakhir kali melancarkan serangan udara melintasi perbatasan Pakistan pada tahun 2019, menghantam apa yang digambarkannya sebagai kamp pelatihan teror di Balakot setelah militan menewaskan 40 tentara India. 

    Putaran pertempuran ini mungkin lebih sulit dikendalikan, karena lebih banyak lokasi yang menjadi sasaran di Pakistan. 

    Para pejabat India mengatakan kepada The Telegraph dalam beberapa hari terakhir bahwa negara itu masih sangat trauma dengan serangan Mumbai dan merasa keseimbangan keamanan perlu dinilai ulang untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. 

    Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengatakan pada Selasa malam: “Kami akan memberikan respons yang jauh lebih hebat daripada serangan mereka sendiri. Mereka tidak hanya menyerang warga sipil, tetapi mereka melakukannya dari wilayah udara mereka sendiri.” 

    Mark Rutte, Sekretaris Jenderal PBB, meminta kedua pihak untuk menahan diri. “Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan,” katanya. 

    Sadanand Dhume, seorang peneliti di lembaga pemikir American Enterprise Institute (AEI), mengatakan bahwa konflik yang meletus ini berpotensi meningkat melampaui aksi saling balas pada tahun 2019. 

    “Pada tahun 2019 dan 2025, India secara eksplisit mengisyaratkan pengekangan diri. Pesannya kepada Pakistan dan dunia: Kami harus melakukan sesuatu, tetapi kami tidak ingin ini menjadi tidak terkendali. Perbedaannya: Pada tahun 2019 Pakistan ikut bermain. Mereka melancarkan serangan balasan simbolis, menunjukkan kemurahan hati dengan memulangkan pilot MiG-21 India yang ditembak jatuh, dan tidak melakukan eskalasi lebih lanjut,” tulisnya di X. 

    Masjid Hancur di Wilayah Kashmir yang Dikelola Pakistan

    Beredar foto-foto sebuah masjid di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan, yang dihancurkan oleh serangan India yang melukai sedikitnya seorang anak.

    Sisa puing-puing masjid terlihat di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

    Seorang tentara berjaga di atap masjid yang hancur di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.

    Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan masjid di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

     

    Pesawat tak dikenal jatuh di Kashmir

    Sebuah pesawat terbang jatuh di gedung sekolah dekat kota utama Kashmir yang dikelola India, AP melaporkan.

    Jet tersebut, yang asal usulnya tidak diketahui, jatuh pada Rabu pagi di desa Wuyan dekat Srinigar, ibu kota yang indah di wilayah Jammu dan Kashmir.

    Foto-foto di lokasi kejadian menunjukkan pesawat itu pecah menjadi beberapa bagian.

    Kecelakaan itu dilaporkan menyebabkan kebakaran besar yang memerlukan waktu beberapa jam bagi petugas pemadam kebakaran untuk memadamkannya.

    Jumlah korban tidak diketahui.

     

    Berikutnya Apa yang Akan Terjadi?

    Tak lama setelah melancarkan serangan militer terhadap sembilan lokasi di Pakistan, India menyatakan bahwa “keadilan telah ditegakkan”.

    Negara itu memilih membalas dendam menyusul pembantaian turis India di Kashmir pada bulan April oleh teroris, dan mereka menyalahkan Islamabad.

    Saat dunia dengan cemas menyaksikan bentrokan tersebut, pertanyaannya tetap: seberapa jauh eskalasi ini akan berlangsung dan mungkinkah ini merupakan perang antara dua musuh bebuyutan yang memiliki senjata nuklir?

    Dari semua pesan militer yang disampaikan Delhi, bahasa yang digunakannya dengan hati-hati tidak mengarah pada konflik terbuka yang tak terkendali, tetapi pada sejarah aksi saling balas dan konfrontasi yang terkendali.

     

    Sekolah ditutup di beberapa wilayah di India dan Pakistan

    Sekolah akan ditutup pada hari Rabu di beberapa wilayah di India dan Pakistan, BBC melaporkan.

    Pakistan telah menutup sekolah-sekolah di ibu kota Islamabad dan provinsi Punjab, dan otoritas di Kashmir yang dikelola India telah menutup semua lembaga pendidikan di lima wilayah.

     

     

    Tiga warga sipil India tewas, kata militer India

    Tiga warga sipil India tewas akibat penembakan Pakistan di Kashmir, klaim tentara India.

    Hal ini menambah jumlah korban tewas warga sipil menjadi 11 orang sejak konflik meningkat pada hari Selasa. Delapan orang lainnya di Pakistan, termasuk sedikitnya satu anak, tewas.

     

     

    Pakistan: ‘Balasan sudah dimulai’

    Pembalasan Pakistan terhadap serangan India “telah dimulai”, kata menteri pertahanan negara itu.

    Khawaja Muhammad Asif mengatakan kepada AFP: “Balasan sudah dimulai. Kami tidak akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan masalah ini.”

    Tuan Asif juga menuduh Narendra Modi, Perdana Menteri India, menyerang Pakistan untuk “menopang” popularitasnya.

    Sebelumnya, Pakistan menyatakan akan membalas serangan itu, kata menteri kepada BBC

    Seorang menteri Pakistan mengatakan kepada BBC bahwa India telah “melewati batas kami” dan mengatakan Pakistan akan membalas.

    Attaullah Tarar, menteri informasi Pakistan, bereaksi terhadap berita bahwa India melancarkan serangan udara terhadap Pakistan.

    Menteri tersebut mengisyaratkan bahwa Pakistan akan menanggapi serangan India, yang disebutnya sebagai “agresi yang tidak dapat dibenarkan” dan “agresi yang benar-benar buta”. 

    Tarar berkata: “Kami tentu akan membalas. Respons kami adalah melalui darat dan udara.”

     

     

    India kehilangan lima pesawat, kata militer Pakistan

    Pakistan telah menembak jatuh lima pesawat India, kata juru bicara militer Pakistan.

    Juru bicara itu mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada pesawat Pakistan yang hilang pada malam pertempuran itu, yang menyebabkan kedua belah pihak saling tembak di sepanjang garis kontrol yang memisahkan kedua negara.

    Menteri Informasi Pakistan sebelumnya mengklaim bahwa tentara negara itu menembak jatuh tiga jet India dan satu pesawat tak berawak.

    Telegraph tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.

     

     

     

    SUMBER: TELEGRAPH

  • Mati Listrik Massal di Spanyol dan Portugal Picu Kepanikan, Ada Kaitannya dengan Prancis?

    Mati Listrik Massal di Spanyol dan Portugal Picu Kepanikan, Ada Kaitannya dengan Prancis?

    PIKIRAN RAKYAT – Pemadaman listrik besar-besaran melanda hampir seluruh Semenanjung Iberia pada Senin 28 April 2025, menyebabkan kepanikan di Spanyol dan Portugal. Insiden ini berdampak pada berbagai sektor, mulai dari transportasi umum, rumah sakit, hingga layanan perbankan.

    Pemadaman tersebut terjadi akibat hilangnya pasokan listrik secara tiba-tiba dan besar, yang menyebabkan interkoneksi jaringan listrik antara Spanyol dan Prancis terputus, menurut operator jaringan Spanyol REE (Red Eléctrica de España).

    Kementerian Energi Spanyol menjelaskan bahwa jaringan listrik kehilangan 15 gigawatt daya dalam waktu hanya lima detik sekitar pukul 10.33 GMT.

    “Sebagai akibat dari pemutusan ini dan ketidakseimbangan serius pembangkitan pita yang ada di sistem kelistrikan kita, sistem kelistrikan runtuh,” ucap Eduardo Prieto, Kepala Operasi Sistem REE, dalam konferensi pers.

    Namun, hingga Senin malam, penyebab utama hilangnya pasokan listrik tersebut belum dapat diidentifikasi. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menegaskan bahwa “tidak ada hipotesis yang dikesampingkan” dalam penyelidikan awal.

    “Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ucapnya dalam pidato nasional.

    Portugal sendiri mengindikasikan bahwa masalah berawal dari jaringan listrik di Spanyol, sedangkan Spanyol menunjuk pada gangguan hubungan dengan Prancis. Operator jaringan Prancis, RTE, mencatat adanya pemadaman singkat di beberapa wilayah Prancis utara dan kemudian membantu memasok listrik ke Spanyol.

    Dampak Luas ke Berbagai Sektor

    Pemadaman ini membuat Spanyol dan Portugal nyaris lumpuh. Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengumumkan keadaan darurat nasional dan mengerahkan 30.000 polisi untuk menjaga ketertiban. Listrik padam di berbagai kota besar seperti Madrid, Barcelona, hingga Lisbon.

    Bandara, rumah sakit, dan transportasi umum terkena dampak besar. Rumah sakit di Madrid dan Catalonia menunda semua operasi rutin dan hanya menangani pasien kritis dengan menggunakan generator darurat. Beberapa kilang minyak serta jaringan supermarket seperti Lidl dan IKEA juga harus menghentikan operasionalnya.

    Di sektor transportasi, metro di Lisbon dan Porto ditutup, kereta api dibatalkan, dan lalu lintas kacau akibat matinya lampu lalu lintas. Gambar dari Madrid menunjukkan kemacetan panjang dan warga yang mengambil inisiatif mengatur lalu lintas secara manual.

    “Saya hanya tidak tahu harus berpaling kepada siapa. Putri saya di Barcelona sedang melahirkan. Kami akan kehilangan koneksi untuk sampai ke sana,” kata seorang warga, Angeles Alvarez, yang terdampar di luar stasiun kereta Atocha.

    Di dunia maya, lalu lintas internet anjlok hingga 90% di Portugal dan 80% di Spanyol, menurut data Cloudflare Radar.

    Pemulihan Bertahap

    Meski sempat lumpuh total, listrik mulai dipulihkan bertahap sejak Senin sore. Daerah Basque dan Barcelona menjadi wilayah pertama di Spanyol yang mendapatkan kembali listrik, diikuti sebagian Madrid pada malam harinya.

    Operator jaringan Spanyol REE melaporkan sekitar 61% listrik telah kembali pada malam hari, sedangkan di Portugal, 85 dari 89 gardu listrik sudah berfungsi normal, menurut operator REN.

    Enagas, operator energi Spanyol, juga mengaktifkan sistem darurat untuk memenuhi permintaan pasokan energi selama masa pemulihan. Eduardo Prieto mengatakan bahwa mengembalikan sistem kelistrikan sepenuhnya ke kondisi normal akan memakan waktu “beberapa jam”.

    Di tengah situasi tersebut, Walikota Madrid Jose Luis Martinez-Almeida mengimbau warga untuk tetap tinggal di rumah.

    “Penerangan jalan kota belum sepenuhnya pulih, sangat penting bahwa layanan darurat dapat bersirkulasi,” ujarnya dalam video yang diunggah di media sosial.

    Dugaan Awal dan Antisipasi Serangan Siber

    Meski belum ada bukti jelas penyebab utamanya, beredar spekulasi mengenai kemungkinan sabotase atau serangan siber.

    “Tidak ada indikasi bahwa ini adalah serangan siber,” ucap Perdana Menteri Portugal Luis Montenegro.

    Meski begitu, dia tetap membuka peluang investigasi lebih lanjut.

    Sementara itu, Pedro Sanchez mengaku sudah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte untuk mendiskusikan situasi ini dalam konteks keamanan regional.

    “Teknisi sedang bekerja untuk mencari tahu mengapa penurunan tiba-tiba itu terjadi,” ujar Sanchez.

    Catatan Sejarah Pemadaman Listrik di Eropa

    Insiden mati listrik massal di Spanyol dan Portugal ini mengingatkan pada kejadian serupa di masa lalu. Pada 2003, gangguan pembangkit listrik tenaga air antara Italia dan Swiss menyebabkan pemadaman besar di Italia selama sekitar 12 jam.

    Pada 2006, jaringan listrik yang kelebihan beban di Jerman menyebabkan pemadaman lintas negara hingga ke Maroko.

    Dengan tingkat ketergantungan yang tinggi pada energi terbarukan — sekitar 43% dari tenaga angin dan surya serta 20% dari nuklir — sistem listrik Spanyol dinilai cukup rentan terhadap ketidakseimbangan pasokan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Didampingi Zelenskyy, Sekjen NATO Kunjungi Odesa Ukraina Pascaserangan Rusia

    Didampingi Zelenskyy, Sekjen NATO Kunjungi Odesa Ukraina Pascaserangan Rusia

    JAKARTA – Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengunjungi kota Odesa di Ukraina selatan bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa. Rutte menyatakan dukungan NATO untuk Ukraina tidak tergoyahkan.

    Kunjungan Rutte merupakan bentuk solidaritas dengan Kyiv setelah serangan rudal Rusia di kota Sumy di utara pada Minggu yang menewaskan 35 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

    “Rakyat Ukraina telah menanggung begitu banyak hal – termasuk serangan Minggu Palem Rusia di Sumy. Dukungan NATO tidak tergoyahkan,” kata Rutte dalam postingan di X dilansir Reuters, Selasa, 15 April.

    “Kami akan terus membantu Ukraina agar dapat mempertahankan diri saat ini dan mencegah agresi di masa mendatang, serta memastikan perdamaian yang adil dan abadi,” imbuhnya.

    Kunjungan tersebut dilakukan saat Amerika Serikat – kekuatan dominan NATO – berupaya menjadi penengah gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, dan kunjungan tersebut menyusul kritik baru terhadap Zelenskyy oleh Presiden AS Donald Trump.

     

    Zelenskyy mengatakan dirinya dan Rutte mengunjungi rumah sakit tempat tentara Ukraina sedang memulihkan diri dari luka-luka mereka.

    “Kami berbicara dengan para pejuang kami. Saya memberikan penghargaan negara kepada para pembela kami. Saya berterima kasih kepada para pejuang kami atas kekuatan, ketahanan, dan perlindungan mereka terhadap rakyat kami,” katanya di X.

    “Saya juga memberikan penghargaan kepada para petugas medis tempur. Saya berterima kasih kepada semua orang yang membela, merawat, bertahan, dan mendukung Ukraina. Kalian adalah kekuatan kami,” sambung Zelenskyy.

  • Trump Salahkan Zelensky Lagi Usai Ukraina Diserang Rusia Besar-besaran

    Trump Salahkan Zelensky Lagi Usai Ukraina Diserang Rusia Besar-besaran

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkaitan dengan serangan besar-besaran Rusia ke Ukraina. Trump mengatakan pemimpin Ukraina berbagi kesalahan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin atas jatuhnya jutaan korban jiwa dalam konflik tersebut.

    “Anda tidak memulai perang melawan seseorang yang 20 kali lebih besar dari Anda dan kemudian berharap orang-orang memberi Anda beberapa rudal,” katanya di Gedung Putih pada hari Senin (14/4/2025) lalu, dilansir BBC.

    Komentar Trump itu menyusul serangan Rusia di Sumy pada hari Minggu lalu, yang dianggap menjadi serangan paling mematikan terhadap warga sipil tahun ini. Moskow juga menyerang pinggiran kota pada Senin malam.

    Sekjen NATO Mark Rutte diketahui pergi ke Ukraina pada hari Selasa untuk menunjukkan solidaritas dengan Kyiv setelah serangan rudal tersebut. Bergabung dengan Zelensky di Odesa, Rutte mengutuk pola mengerikan serangan terhadap warga sipil dan menganggap Rusia adalah agresor yang memulai perang.

    Trump pada hari Senin pertama kali menggambarkan serangan Sumy sebagai “mengerikan” tetapi mengatakan dia telah memberi tahu Rusia bahwa “melakukan kesalahan”. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Sementara itu, media Ukraina melaporkan bahwa telah ada upacara pemberian medali untuk veteran militer di kota itu pada hari serangan. Zelensky memecat kepala daerah Sumy pada hari Selasa, karena diduga menjadi tuan rumah acara tersebut, media lokal melaporkan.

    Trump pada hari Senin juga menyalahkan pendahulunya Joe Biden atas korban perang, yang diperkirakan mencapai ratusan ribu, bukan jutaan seperti yang dirinya klaim.

    “Sebut saja Putin nomor satu, sebut saja Biden yang tidak tahu apa yang sedang dilakukannya, nomor dua, dan Zelensky.”

    Diketahui Pemerintahan Trump telah berupaya menjadi penengah gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dan telah mengadakan negosiasi dengan Moskow, yang telah menyingkirkan Kyiv.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Negara-Negara Eropa Minta Warganya Siaga Perang, Mana Saja?

    Negara-Negara Eropa Minta Warganya Siaga Perang, Mana Saja?

    GELORA.CO – Sejumlah negara Eropa mulai meminta warga bersiaga terhadap kemungkinan konflik bersenjata atau perang, di tengah perang Rusia versus Ukraina yang masih bergejolak.

    Pemerintah beberapa negara Eropa belakangan merilis panduan yang mendorong warga membangun ketahanan psikologis hingga mengikuti simulasi evakuasi massal dalam situasi perang.

    Mengutip CNN, Minggu (13/4/2025), langkah ini dilakukan lantaran para pemimpin Eropa khawatir perang Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir meluas ke negara mereka.

    Apalagi, Rusia belakangan mulai memperoleh kemajuan di Ukraina. Selain itu, AS selaku sekutu utama Eropa juga belakangan menunjukkan sikap berseberangan hingga membuat cemas negara-negara aliansinya di NATO.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Desember lalu mewanti-wanti para ahli keamanan di Brussels bahwa sekarang ‘sudah waktunya untuk beralih ke pola pikir masa perang’.

    Seiring dengan itu, Komisi Eropa pun pada Maret merilis panduan yang mendesak seluruh warga menyimpan makanan dan persediaan vital lain untuk menopang mereka setidaknya selama 72 jam jika terjadi krisis.

    Selain Komisi Eropa, masing-masing negara Eropa juga mengeluarkan imbauan serupa untuk keadaan darurat.

    Setidaknya ada tiga negara di Eropa yang telah meminta warganya bersiaga perang. Mana saja?

    Jerman

    Pada Juni 2024, Jerman memperbarui Petunjuk Kerangka Kerja untuk Pertahanan Menyeluruh (Framework Directive for Overall Defense) yang memberikan arahan mengenai apa yang harus dilakukan jika konflik pecah di Eropa.

    Dokumen setebal 67 halaman itu diperbarui untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin, dan menggambarkan perubahan total kehidupan masyarakat Jerman apabila terjadi perang.

    Dalam petunjuk tersebut, warga diminta mengikuti wajib militer selama masa perang. Orang-orang berusia 18 tahun ke atas diminta untuk bekerja di sektor tertentu, termasuk toko roti dan kantor pos, dan dilarang berhenti.

    Tenaga medis seperti dokter, psikolog, perawat, serta dokter hewan juga diminta ikut terjun dalam kegiatan militer.

    Lebih dari itu, Jerman juga menyiapkan rencana penjatahan untuk warga dalam kondisi perang. Apabila stok makanan berkurang selama masa perang, pemerintah akan menyimpan makanan dan memberi warga satu jatah makanan sehari untuk jangka waktu yang tak diinformasikan.

    Swedia

    Sama dengan Jerman, Swedia juga telah merilis panduan bertahan hidup dengan judul ‘Jika Krisis atau Perang Datang’ kepada jutaan warga pada November lalu. Panduan itu dibagikan setelah diperbarui untuk pertama kalinya dalam enam tahun.

    Dalam panduan tersebut, warga Swedia diimbau bersembunyi di dalam ruangan dengan pintu, jendela, bahkan akses ventilasi tertutup rapat apabila terjadi perang. Warga diminta memantau informasi dari Sveriges Radio untuk informasi lebih lanjut.

    Saluran radio itu akan memberikan informasi mengenai lokasi shelter selama serangan udara, seperti ruang bawah tanah, garasi, hingga stasiun kereta bawah tanah.

    Jika ada warga yang berada di luar ruangan, mereka diminta berbaring di tanah atau jika memungkinkan, di dalam lubang maupun parit kecil.

    Pemerintah Swedia bahkan telah memberikan imbauan khusus mengenai serangan nuklir. Selama serangan dengan senjata nuklir, warga diminta berlindung seperti ketika terjadi serangan udara.

    “Tempat perlindungan pertahanan sipil memberikan perlindungan terbaik,” kata imbauan tersebut, yang menambahkan bahwa tingkat radiasi akan menurun drastis dalam beberapa hari.

    Lebih lanjut, pemerintah Swedia juga memberikan tips tentang evakuasi, cara menghentikan pendarahan, mengatasi kecemasan, dan cara bicara dengan anak-anak mengenai krisis dan perang.

    Finlandia

    Persiapan perang ini juga dilakukan oleh Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia.

    Sebagai satu-satunya negara NATO yang berbatasan panjang dengan Rusia, Finlandia sudah lama khawatir soal risiko perang langsung dengan Kremlin. Sejak tahun 1950-an, Finlandia telah mewajibkan gedung-gedung apartemen dan perkantoran membangun shelter di bawahnya.

    Persiapan soal perang ini bahkan telah digenjot setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

    Pemerintah negara Nordik ini melakukan inventarisasi dan menemukan lebih dari 50.000 lokasi shelter yang mampu menampung sekitar 4,8 juta orang dari total populasi 5,6 juta orang.

    Pada November tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri Finlandia menerbitkan panduan krisis terbaru yang mencakup langkah-langkah menghadapi pemadaman listrik panjang, gangguan telekomunikasi, bencana cuaca ekstrem, hingga konflik militer.

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.135: Kota Kelahiran Zelensky di Bombardir Rudal Balistik – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.135: Kota Kelahiran Zelensky di Bombardir Rudal Balistik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.135 pada Kamis (3/4/2025).

    Kota kelahiran Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky diserang rudal balistik Rusia.

    Serangan tersebut menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 14 lainnya di Kryvyi Rig

    Pasukan Rusia meluncurkan serangan menggunakan 17 pesawat nirawak Shahed selama satu jam di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, pada Rabu malam.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.135:

    Kota Kelahiran Zelensky Diserang Rudal Balistik Rusia, 4 Tewas dan 14 Terluka

    Serangan rudal balistik Rusia menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 14 lainnya di Kryvyi Rig, kota kelahiran Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

    Kepala administrasi militer Kryvyi Rig, Oleksandr Vikul, mengonfirmasi bahwa Rusia menyerang infrastruktur sipil di kota tersebut, The Guardian melaporkan.

    Serangan itu memicu kebakaran besar, yang menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas-fasilitas vital.

    Operasi penyelamatan pun segera dilancarkan untuk membantu korban dan mengendalikan api.

    Sebelumnya, pada Rabu (2/4/2025), serangan Rusia juga menewaskan seorang pria berusia 45 tahun di Zaporizhzhia.

    Serangan itu menghancurkan mobil-mobil yang diparkir di luar sebuah rumah di wilayah tersebut.

    Kepala administrasi militer Zaporizhzhia, Ivan Federov, melaporkan kejadian itu sebagai bagian dari rangkaian serangan yang menargetkan infrastruktur sipil.

    Serangan Pesawat Nirawak Rusia Hantam Kharkiv

    Pasukan Rusia meluncurkan serangan menggunakan 17 pesawat nirawak Shahed selama satu jam di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, pada Rabu (2/4/2025) malam.

    Serangan ini memicu kebakaran hebat di berbagai bagian kota.

    Gubernur Kharkiv, Oleh Syniehubov, melaporkan bahwa lima orang terluka dalam serangan yang terjadi di distrik yang sama sebelumnya pada hari itu.

    Selain Kharkiv, serangan pesawat nirawak juga menghantam kota Derhachi, yang terletak di barat laut Kharkiv, menyebabkan satu orang terluka.

    Kebakaran juga terjadi di Cherkaska Lozova, sebuah daerah di luar Kharkiv, akibat serangan tersebut.

    NATO Janjikan €20 Miliar Dukungan Militer untuk Ukraina

    Sekutu NATO telah berkomitmen untuk memberikan lebih dari €20 miliar dalam bentuk dukungan militer untuk Ukraina pada tiga bulan pertama tahun ini.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, pada hari Rabu (2/4/2025).

    Para menteri luar negeri dari negara-negara anggota aliansi ini dijadwalkan akan bertemu di Brussels pada hari Kamis dan Jumat untuk membahas langkah-langkah dukungan lebih lanjut bagi Ukraina.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, juga dijadwalkan tiba di Brussels pada Kamis (3/4/2025) untuk perundingan selama dua hari.

    Rubio akan didampingi oleh Matt Whitaker, duta besar AS yang baru dikukuhkan untuk NATO.

    Skandal Pengadaan Militer Ukraina

    Pihak berwenang Ukraina pada Rabu (2/4/2025) menuduh lima orang tersangka terlibat dalam skandal pengadaan militer yang memicu reformasi antikorupsi cepat di tengah perang.

    Kelima tersangka, termasuk mantan kepala departemen di Kementerian Pertahanan Ukraina, dituduh menaikkan harga makanan yang dipesan untuk pasukan dan menggelapkan jutaan dolar antara Agustus dan Desember 2022.

    Mereka telah diberikan “pemberitahuan kecurigaan,” yang dapat berujung pada dakwaan resmi terkait penggelapan, dugaan penggelapan, dan pencucian uang.

    Penyelidikan mengungkapkan bahwa dana yang digelapkan kemungkinan besar digunakan untuk membeli properti di luar negeri, termasuk hotel di Kroasia.

    Skandal ini memicu sorotan terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan militer, yang semakin penting dalam kondisi darurat perang yang dihadapi Ukraina.

    9 Anak Kembali ke Ukraina dari Wilayah Pendudukan Rusia, 2 Lainnya dari Rusia

    Sebanyak 11 anak Ukraina telah dikembalikan dari wilayah yang diduduki Rusia dan Rusia sendiri, menurut laporan dari Komisaris Verkhovna Rada untuk Hak Asasi Manusia, Dmytro Lubinets, pada 2 April.

    Sembilan di antaranya dibebaskan dari wilayah yang diduduki sementara, sementara dua lainnya dipulangkan dari Rusia.

    Anak-anak yang kembali memiliki rentang usia antara 2 hingga 17 tahun, Suspilne melaporkan.

    Selama masa pendudukan, keluarga mereka hidup di bawah tekanan rezim Rusia karena posisi mereka yang pro-Ukraina.

    Mereka pun menjadi sasaran penganiayaan, intimidasi, dan perampasan hak dasar.

    Situasi ini menimbulkan risiko besar bagi keselamatan anak-anak mereka.

    Di antara anak-anak yang kembali, terdapat seorang wanita hamil bersama seorang anak kecil, Suspilne melaporkan.

    Selama masa pendudukan, mereka tidak diberikan perawatan medis karena tidak memiliki dokumen Rusia.

    Namun, setelah kembali ke wilayah yang dikuasai Ukraina, wanita tersebut menerima perawatan medis yang diperlukan dan melahirkan seorang bayi perempuan hanya beberapa hari setelah kepulangannya.

    Selain itu, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang ayahnya ditahan oleh Rusia juga berhasil dikembalikan ke Ukraina.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Putin Disebut Siap Perang Skala Besar, NATO Jadi Target Berikutnya? – Halaman all

    Putin Disebut Siap Perang Skala Besar, NATO Jadi Target Berikutnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dinas Intelijen Federal Jerman (BND) dan angkatan bersenjata negara tersebut baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengenai situasi keamanan yang mengkhawatirkan di Eropa.

    Mereka menilai bahwa Rusia saat ini memandang Barat, khususnya NATO, sebagai musuh sistemik.

    Dalam laporan media Jerman, termasuk dari Bild, terdapat indikasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan imperialisnya.

    Penilaian yang dibuat oleh BND tersebut juga didukung oleh beberapa media Jerman lainnya, seperti Süddeutsche Zeitung, WDR, dan NDR.

    Semua laporan ini menunjukkan bahwa Putin tidak hanya akan puas dengan pencapaian di Ukraina, dan pada akhir dekade ini, Rusia mungkin telah membangun semua kondisi yang diperlukan untuk melancarkan perang konvensional berskala besar.

    Menurut Badan Intelijen Lituania (VSD), meskipun Rusia belum dalam posisi untuk melancarkan perang besar-besaran melawan NATO dalam jangka menengah, tindakan militer terbatas terhadap satu atau lebih negara anggota NATO masih mungkin terjadi.

    Dalam laporan BND, disebutkan bahwa meskipun tiga perempat tentara dan peralatan Rusia dari wilayah perbatasan Baltik saat ini dikerahkan ke Ukraina, angkatan udara dan angkatan laut Rusia tetap dalam keadaan siaga penuh.

    Jika perang di Ukraina berakhir, unit-unit Rusia kemungkinan akan dikerahkan kembali ke wilayah perbatasan.

    Meskipun mengalami kerugian besar akibat sanksi Barat, Putin terus memperkuat militernya.

    Laporan dari Bundeswehr dan BND menunjukkan bahwa ekonomi militer Rusia mampu memenuhi kebutuhan perang di Ukraina.

    Diperkirakan pada tahun 2026, jumlah Angkatan Bersenjata Rusia akan meningkat menjadi 1,5 juta tentara.

    Rusia juga diketahui meningkatkan pengeluaran militernya dengan pesat.

    Pada tahun 2025, anggaran militer Rusia diperkirakan mencapai sekitar 120 miliar dollar, yang setara dengan lebih dari 6 persen dari PDB negara tersebut.

    Anggaran ini hampir empat kali lipat dibandingkan tahun 2021.

    Rencana yang ada juga mencakup peningkatan jumlah personel dan peralatan militer di perbatasan dengan NATO sebesar 30-50 persen pada tahun 2022.

    Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tegas mengenai tindakan NATO jika Rusia menyerang Polandia atau negara anggota lain.

    Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, Rutte menjelaskan bahwa Polandia merupakan kontributor penting bagi pertahanan kolektif NATO di laut, udara, dan darat.

    “Jika ada pihak yang salah perhitungan dan mengira mereka bisa lolos dengan menyerang Polandia atau sekutu lainnya, mereka akan berhadapan dengan kekuatan penuh dari Aliansi yang kuat ini. Reaksi kami akan sangat menghancurkan,” tegas Rutte, sebagaimana dilansir oleh European Pravda.

    Rutte juga menekankan bahwa kemitraan transatlantik adalah fondasi yang tak tergoyahkan bagi NATO dan tidak akan berubah.

    Di sisi lain, Tusk menegaskan perlunya perdamaian yang cepat di Ukraina, namun mengingatkan bahwa perdamaian tersebut harus adil dan menjamin keamanan bagi Ukraina, Polandia, dan negara-negara NATO lainnya.

    Sebagai langkah persiapan, Tusk mengumumkan bahwa Polandia sedang menyusun model pelatihan militer bagi setiap pria dewasa di negara itu sebagai langkah mitigasi jika terjadi konflik berskala besar.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Utusan Khusus Trump Temui Putin, Rusia Sampaikan ‘Sinyal Tambahan’ soal Gencatan Senjata di Ukraina – Halaman all

    Utusan Khusus Trump Temui Putin, Rusia Sampaikan ‘Sinyal Tambahan’ soal Gencatan Senjata di Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan pada hari Jumat (14/3/2025) bahwa Presiden Vladimir Putin telah mengirim sinyal “tambahan” kepada mitranya Donald Trump.

    “Rusia telah mengirimkan ‘sinyal tambahan’ kepada Presiden AS Donald Trump mengenai usulan gencatan senjata melalui utusan khusus Steve Witkoff,” kata Peskov, dikutip dari Kyiv Independent.

    Putin menyampaikan ‘sinyal tambahan’ ini kepada Trump melalui utusan AS Steve Witkoff saat bertemu dengannya pada Kamis (13/3/2025), malam.

    Peskov mengatakan bahwa Witkoff menemui Putin di Moskow pada larut malam.

    Kunjungan Witkoff ke Moskow adalah untuk menyampaikan rincian rencana gabungan AS-Ukraina terkait gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina.

    Tidak hanya itu, dalam pertemuan tersebut, keduanya juga membahas tanggal-tanggal potensial untuk panggilan telepon antara Trump dan Putin.

    Kedatangan Witkoff ke Moskow tepat merupakan salah satu upaya AS untuk mendapatkan persetujuan Rusia soal gencatan senjata di Ukraina.

    Hal ini menyusul kesepakatan antara AS-Ukraina untuk gencatan senjata di Ukraina selama 30 hari.

    Keduanya menyepakati hal tersebut saat dalam pembicaraan di Jeddah pada 11 Maret 2025.

    Dari pembicaraan tersebut, Ukraina menyetujui usulan gencatan senjata sementara selama 30 hari.

    Hal tersebut diungkapkan oleh kedua pihak melalui pernyataan bersama.

    Trump juga berharap Rusia menyetujui kesepakatan ini.

    Setelah AS-Ukraina sepakat menyetujui gencatan senjata 30 hari, Rusia kemudian membuat pernyataan.

    Putin mengatakan bahwa Rusia siap menerima gencatan senjata.

    “Idenya benar dan kami mendukungnya, tetapi ada beberapa pertanyaan yang perlu kita bahas,” katanya, dikutip dari BBC.

    Namun Rusia memberikan sejumlah persaratan.

    Di antaranya, menghentikan mobilisasi, pelatihan militer, dan pengiriman bantuan asing selama gencatan senjata.

    Pernyataan Putin mendapat sambutan positif dari Trump.

    Menurut Trump, pernyataan Putin sangat menjanjikan.

    Akan tetapi, Trump menjelaskan bahwa pernyataan tersebut ‘belum lengkap’.

    “Dia mengeluarkan pernyataan yang sangat menjanjikan tetapi belum lengkap,” kata Trump, yang sedang bertemu dengan kepala NATO Mark Rutte di Gedung Putih, dikutip dari Al-Arabiya.

    Trump menggarisbawahi bahwa kesepakatan gencatan senjata ini harus harus segera terealisasikan.

    “Saya ingin sekali bertemu atau berbicara dengannya. Namun, kita harus segera menyelesaikannya (kesepakatan gencatan senjata),” jelasnya.

    Menurut Trump, apabila Rusia tidak menyetujui kesepatan ini, maka banyak akan kecewa dengan keputusannya.

    “Banyak rincian kesepakatan akhir yang sebenarnya telah dibahas. Sekarang kita akan melihat apakah Rusia ada di sana dan, jika tidak, ini akan menjadi momen yang sangat mengecewakan bagi dunia,” katanya.

    Sementara presiden Volodymyr Zelensky menolak tanggapan Putin.

    Zelenksy menyebut Putin sangat manipulatif.

    “Kini kita semua telah mendengar kata-kata yang sangat mudah ditebak dan sangat manipulatif dari Putin dalam menanggapi gagasan bungkam di garis depan, Dia pada kenyataannya, tengah bersiap untuk menolaknya mulai sekarang,” kata Zelensky.

    Zelensky menuduh Putin tidak menginginkan perang berakhir.

    “Putin takut untuk mengatakan secara langsung kepada Presiden Trump bahwa ia ingin melanjutkan perang ini,” tuding Zelensky, dikutip dari The Guardian.

    Setelah pernyataan Putin dan tanggapan Zelensky, terlihat ketidaksamaan tujuan dari kesepakatan ini.

    Keduanya sama-sama mempertahankan prinsip dan tujuan mereka masing-masing dalam gencatan senjata di Ukraina.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump, Vladimir Putin dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • Bertemu Bos NATO, Trump Bilang AS Butuh Greenland

    Bertemu Bos NATO, Trump Bilang AS Butuh Greenland

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte yang berkunjung ke Gedung Putih. Dalam pertemuan itu, Trump mengatakan kepada Rutte bahwa kendali AS atas Greenland diperlukan untuk meningkatkan keamanan internasional.

    Pernyataan Trump kepada Sekjen NATO itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (14/3/2025), semakin mengobarkan ambisi sang Presiden AS untuk mencaplok pulau strategis di kawasan Arktik tersebut.

    “Anda tahu, Mark, kita membutuhkannya untuk keamanan internasional, bukan hanya keamanan — internasional — kita memiliki banyak pemain favorit yang berlayar di sekitar pantai itu, dan kita harus berhati-hati,” ucap Trump kepada Rutte di Ruang Oval Gedung Putih pada Kamis (13/3) waktu setempat.

    “Kita akan berbicara dengan Anda,” imbuh Trump.

    Saat ditanya langsung mengenai prospek aneksasi Greenland, Trump menjawab: “Saya pikir hal itu akan terjadi.”

    Trump menjadikan ambisi menguasai Greenland sebagai topik pembicaraan utama sejak dia kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari lalu. Pernyataan pada Kamis (13/3) menunjukkan Trump mungkin ingin NATO terlibat dalam upayanya mengambil alih Greenland, yang merupakan wilayah semi-otonomi Denmark.

    Pernyataan terbaru Trump itu langsung menuai penolakan dari Premier Greenland, Mute Egede, yang akan mengakhiri masa jabatannya. “Presiden AS sekali lagi menyuarakan pemikiran untuk menganeksasi kita. Cukup sudah,” tegas Egede dalam pernyataan via Facebook.

    Lihat juga Video Melihat Pemandangan Greenland, Wilayah yang Didambakan Trump

    Jens-Frederik Nielsen, pemimpin Partai Demokraatit yang baru saja memenangkan pemilu parlemen Greenland pada Selasa (11/3), juga menyatakan penolakan terhadap ambisi Trump.

    “Pernyataan Trump dari AS itu tidak pantas dan hanya menunjukkan sekali lagi bahwa kita harus bersatu dalam situasi seperti ini,” ucapnya.

    Menanggapi Trump, Rutte mengatakan akan menyerahkan pertanyaan soal masa depan Greenland kepada pihak lainnya. Dia secara tegas menyatakan “tidak ingin menyeret NATO” ke dalam perdebatan.

    Menurut Rutte, hal itu seharusnya menjadi pembicaraan negara-negara di area “utara” karena China dan Rusia menggunakan jalur perairan di area tersebut.

    Namun Trump bersikeras mengatakan Denmark menolak untuk membahas topik tersebut dan mencetuskan NATO untuk terlibat.

    “Kami telah berurusan dengan Denmark, kami telah berurusan dengan Greenland, dan kami harus melakukannya. Kami benar-benar membutuhkannya untuk keamanan nasional. Saya pikir itulah sebabnya NATO mungkin harus terlibat, karena kami benar-benar membutuhkan Greenland untuk keamanan nasional. Itu sangat penting,” ucap Trump dalam argumennya kepada Rutte.

    NATO dan Kedutaan Besar Denmark di Washington belum memberikan tanggapannya. Sementara jajak pendapat menunjukkan sebagian besar penduduk Greenland menolak bergabung dengan AS, meskipun mayoritas mendukung kemerdekaan pulau itu dari Denmark.

    Lihat juga Video Melihat Pemandangan Greenland, Wilayah yang Didambakan Trump

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Ngotot Caplok Greenland, PM Mute Egede: Saya Tidak Bisa menerimanya

    Trump Ngotot Caplok Greenland, PM Mute Egede: Saya Tidak Bisa menerimanya

    PIKIRAN RAKYAT – Perdana Menteri Greenland baru-baru ini menyerukan penolakan terhadap keinginan Donald Trump mencaplok daerah yang dipimpinnya tersebut. Mute Egede menilai aksi dari orang nomor satu di AS itu sudah melampaui batas dan harus dihentikan.

    Melalui unggahan di media sosial milikinya, PM Greenland, Mute Egede menyatakan penolakan keras terhadap diskusi yang dilakukan oleh politisi NATO dan Trump beberapa waktu lalu terkait keinginan Amerika mengambil alih pulau yang berlokasi strategis itu.

    “Kali ini kita perlu memperkeras penolakan kita terhadap Trump. Orang-orang tidak boleh terus menerus tidak menghormati kita,” ucap Egede di Facebook, pada Kamis, 13 Maret 2025 kemarin.

    Dalam unggahannya itu Egede tidak menerima keinginan Donald Trump yang mengagaskan untuk mencaplok Greenland menjadi bagian dari Amerika.

    “Presiden Amerika sekali lagi memunculkan gagasan untuk mencaplok kami. Saya sama sekali tidak bisa menerimanya,” katanya.

    Mendekati hari lengsernya dari kursi kepemimpinan di Greenland, Mute Egede meminta pemerintah untuk mengumpulkan para ketua partai sesegera mungkin untuk membahas permasalahan tersebut.

    Trump ingin caplok Greenland

    Sebelumnya, Donald Trump berbincang dengan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte di Gedung Putih, pada pertemuan itu orang nomor satu di AS itu kembali menyatakan keinginannya untuk mencaplok Greenland, sebuah pulau yang berpenduduk 57.000 orang.

    “Saya ras itu (pencaplokan) akan terjadi,” ucap Trump

    “Anda tahu, Mark, kita membutuhkannya untuk keamanan internasional, bukan hanya keamanan internasional. Kita punya banyak pemain favorit yang berlayar di pesisir pantai, dan kita harus berhati-hati,” kata Trump lagi kepada Rutte saat mereka duduk berdampingan di Ruang Oval Gedung Putih untuk berunding.

    Rutte menanggapi dengan mengatakan bahwa ia menyerahkan keputusan terkait masa depan Greenland kepada pihak lain, ia juga menambahkan tak ingin menyeret NATO dalam polemik tersebut.

    “Kepala NATO mengatakan bahwa hal itu seharusnya menjadi topik bagi negara-negara di “utara” karena Tiongkok dan Rusia menggunakan jalur air di wilayah Arktik,” katanya merespons permintaan Trump.

    Namun, Donald Trump bersikeras dan mengatakan Denmark menolak membahas topik Greenland dan bahwa ia mungkin akan mengirim lebih banyak pasukan AS untuk memperkiar pangkalan militer di pulau tersebut.

    Dalam masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS dari tahun 2017-2021, Trump mengemukakan gagasan untuk membeli Greenland sebuah wilayah semi-otonom Denmark, tetapi gagasannya ditolak mentah-mentah oleh dua wilayah tersebut.

    “Kita benar-benar membutuhkannya untuk keamanan nasional. Saya pikir itulah sebabnya NATO mungkin harus terlibat karena kita benar-benar membutuhkan Greenland untuk keamanan nasional. Itu sangat penting,” kata Trump mencoba membujuk.

    Sejak kembali menjabat, Trump telah menjadikan aneksasi Greenland sebagai topik pembicaraan utama, dan komentarnya pada hari Kamis menunjukkan bahwa ia mungkin ingin NATO terlibat dalam upayanya untuk mengambil alih wilayah tersebut.

    Lokasi Greenland yang strategis dan sumber daya mineralnya yang melimpah dapat menguntungkan AS. Greenland terletak di sepanjang rute terpendek dari Eropa ke Amerika Utara dan sangat penting bagi sistem peringatan rudal balistik AS.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News