Tag: Mark Rutte

  • Trump Sudah Muak dengan Putin, Akhirnya Mau Kirim Rudal Ini ke Ukraina

    Trump Sudah Muak dengan Putin, Akhirnya Mau Kirim Rudal Ini ke Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan akan mengirim sistem pertahanan udara canggih Patriot ke Ukraina. Keputusan ini datang di tengah meningkatnya frustrasi Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menurutnya terus menggagalkan upaya negosiasi gencatan senjata.

    Trump menyampaikan pernyataan tersebut kepada wartawan di Pangkalan Udara Gabungan Andrews di luar Washington, dengan menyebut bahwa sistem rudal Patriot sangat dibutuhkan Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan udara harian yang terus dilancarkan Rusia.

    “Kami akan kirimkan Patriot kepada mereka, karena mereka sangat membutuhkannya,” ujar Trump, Minggu (13/7/2025), dilansir Reuters.

    “Putin benar-benar mengejutkan banyak orang. Ia berbicara dengan manis, tapi lalu membombardir semua orang di malam hari. Saya tidak suka itu.”

    Meski tidak merinci jumlah sistem Patriot yang akan dikirim, Trump menegaskan bahwa pengiriman tersebut akan dibiayai sepenuhnya oleh Uni Eropa.

    “Kami pada dasarnya akan mengirimkan berbagai perangkat militer yang sangat canggih kepada mereka. Mereka akan membayar 100% kepada kami dan itu memang cara yang kami inginkan,” kata Trump dengan nada tegas.

    Trump secara terbuka menunjukkan rasa kecewanya terhadap Putin, terutama karena pemimpin Rusia itu dinilai menolak semua inisiatif yang telah ditempuh Amerika Serikat untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung lebih dari 21 bulan tersebut. Meskipun awalnya Trump cenderung berhati-hati dalam menyampaikan kritik terhadap Putin, kini nada bicaranya berubah lebih keras.

    Langkah ini juga terjadi setelah upaya diplomatik Trump sebelumnya, termasuk dalam pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan negosiator Rusia, gagal membuahkan hasil yang konkret. Kini, Trump tampak mengalihkan fokusnya untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina secara langsung.

    Adapun Zelensky selama beberapa bulan terakhir terus menyerukan kepada mitra barat, khususnya AS dan NATO, untuk meningkatkan pengiriman sistem pertahanan udara. Ukraina menghadapi serangan rudal dan drone hampir setiap hari, yang menurut Kyiv menargetkan infrastruktur penting dan wilayah sipil.

    Sistem rudal Patriot yang dikembangkan AS dinilai sebagai salah satu solusi paling efektif untuk menahan serangan balistik dan udara skala besar, termasuk rudal jelajah dan drone kamikaze yang kerap digunakan Rusia.

    Sistem ini juga menjadi satu-satunya opsi Ukraina untuk menahan rudal balistik hipersonik seperti Kinzhal, yang telah digunakan Moskow dalam beberapa pekan terakhir.

    Pengiriman Patriot ini diprediksi akan sangat membantu memperkuat pertahanan udara di wilayah kritis seperti Kyiv, Dnipro, dan Kharkiv yang kerap menjadi target utama serangan.

    Trump juga menyampaikan bahwa ia akan mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO yang baru, Mark Rutte, dalam pekan ini. Pertemuan tersebut akan membahas situasi di Ukraina serta sejumlah isu strategis lainnya yang berkaitan dengan keamanan transatlantik.

    Langkah Trump untuk memperkuat aliansi pertahanan melalui NATO dan memberikan dukungan tambahan ke Ukraina menandai pergeseran dari sikap skeptisnya terhadap organisasi itu di masa lalu, ketika ia sempat mempertanyakan kontribusi negara-negara anggota terhadap pembiayaan kolektif.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • NATO Tambah Anggaran Belanja, Dukungan AS Dipertanyakan

    NATO Tambah Anggaran Belanja, Dukungan AS Dipertanyakan

    Den Haag

    Dari perspektif sekutu NATO di Eropa, semuanya berjalan sesuai rencana. Deklarasi singkat sepanjang satu halaman yang berisi lima poin, foto bersama yang hangat, hingga jamuan makan malam bersama Raja dan Ratu Belanda. Di KTT NATO di Den Haag, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pun tampak bersemangat.

    Dalam konferensi persnya, Trump mengklaim telah mengakhiri perang di Iran dan berhasil mendorong sekutu NATO untuk meningkatkan belanja pertahanan mereka menjadi 5% dari PDB nasional masing-masing pada tahun 2035.

    Ia memuji semangat cinta tanah air yang ditunjukkan oleh negara-negara Eropa anggota aliansi, tapi menegaskan bahwa mereka tetap membutuhkan dukungan AS. Ia menyebut komitmen baru ini sebagai “kemenangan besar untuk Eropa dan negara Barat.”

    Apa isi deklarasinya?

    Dalam deklarasi tersebut, para sekutu sepakat untuk mengalokasikan 5% dari PDB mereka untuk pertahanan, yang terbagi menjadi dua bagian.

    Minimal 3,5% akan dialokasikan untuk pertahanan keras (hard defense), termasuk pembelian senjata, dan maksimal 1,5% untuk investasi lain terkait pertahanan, seperti peningkatan mobilitas militer dan perlindungan terhadap serangan siber. Komposisi dan arah belanja ini akan ditinjau ulang dalam empat tahun ke depan.

    Meski begitu, tidak semua anggota NATO sepenuhnya mendukung target tersebut. Presiden Trump secara terbuka mengkritik Spanyol yang menolak menaikkan anggaran pertahanan, dan mengancam akan membuat mereka membayar lebih lewat perdagangan.

    Spanyol, Slovakia, dan Belgia menolak target tersebut

    Spanyol adalah negara dengan belanja pertahanan terendah di NATO, kurang dari 1,3% dari PDB, dan baru belakangan ini menyetujui target 2% yang telah ditetapkan satu dekade lalu.

    Sanchez meminta pengecualian kepada NATO dan mengatakan bahwa Spanyol akan tetap memenuhi kapabilitas militer yang diminta NATO, tapi menurutnya 2% dari PDB sudah cukup.

    Polandia, yang memimpin belanja pertahanan dan berencana menaikkannya hingga 4,7% PDB tahun ini, tidak terlalu senang dengan keputusan tersebut.

    “Kami percaya bahwa penyimpangan apa pun dari prinsip ini, oleh negara anggota mana pun adalah contoh yang buruk,” ujar Menteri Pertahanan Polandia Wadysaw Kosiniak-Kamysz.

    Slovakia segera mengikuti langkah Spanyol dan menolak target tersebut.

    “Republik Slovakia punya prioritas lain dalam beberapa tahun ke depan selain pengadaan senjata,” tulis Perdana Menteri Robert Fico di X. “Kami, seperti Spanyol, berhak menentukan sendiri kecepatan dan struktur peningkatan anggaran kami.”

    Menteri Luar Negeri Belgia, Maxime Prevot, mengatakan kepada media lokal bahwa meskipun negaranya “tidak menyatakan penolakan secara lantang seperti Spanyol, diplomat kami selama berminggu-minggu telah bekerja keras untuk mendapatkan mekanisme fleksibilitas untuk meringankan beban kontribusi Belgia.”

    Apakah AS masih berkomitmen pada Pasal 5?

    Meskipun mayoritas sekutu bersedia mengejar target 5%, masih ada kekhawatiran tentang komitmen AS terhadap NATO.

    Dalam perjalanannya menuju KTT, Presiden Trump menyebut terdapat “berbagai definisi” mengenai Pasal 5 — klausul pertahanan bersama NATO. Namun setelah tiba, ia meyakinkan sekutu bahwa AS akan “bersama mereka sepenuhnya.”

    Walau begitu, klarifikasi tambahan masih diperlukan. “Berhentilah khawatir,” kata Sekjen NATO Mark Rutte dalam konferensi pers.

    “Amerika Serikat berkomitmen penuh terhadap NATO.”

    Dalam deklarasi KTT, para sekutu kembali menegaskan “komitmen kokoh” terhadap pertahanan kolektif sebagaimana diatur dalam Pasal 5: “Serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua.”

    Kristine Berzina, Direktur Geostrategy North dari German Marshall Fund di Washington DC, yang turut hadir di Den Haag, mengatakan kepada DW bahwa dalam satu sisi, Trump tidak sepenuhnya keliru. Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk memperdebatkan nuansa dari Pasal 5.

    Ia menambahkan, memang setiap negara anggota memiliki kebebasan menentukan seberapa jauh mereka mendukung sekutu yang diserang. Namun, sejauh ini Pasal 5 hanya pernah diaktifkan sekali, yaitu setelah serangan 9/11 terhadap Amerika Serikat.

    “AS adalah pihak yang paling diuntungkan dari Pasal 5 dan itu yang seharusnya diingat Presiden Trump,” ujar Berzina.

    Ada pula kekhawatiran bahwa seiring waktu, AS mungkin akan mengurangi dukungannya terhadap NATO.

    “Menjelang akhir tahun ini, kemungkinan besar AS akan berkonsultasi dengan sekutu terkait postur kekuatan globalnya — yang bisa berarti pengurangan kehadiran militer di Eropa, dan fokus pada bagaimana negara-negara Eropa bisa mengisi kekosongan tersebut,” kata Rafael Loss, peneliti kebijakan di European Council on Foreign Relations, kepada DW.

    Namun, ia menambahkan bahwa kabar baiknya adalah AS tidak langsung “melempar semua beban kepada Eropa secara tiba-tiba.”

    Sementara itu, Kristine Berzina dari German Marshall Fund mengatakan bahwa diskusi untuk mengompensasi Eropa atas potensi pengurangan pasukan dan aset militer AS sudah mulai berlangsung.

    “Ada kemungkinan AS akan menempatkan lebih banyak senjata nuklir di negara-negara sekutu sebagai bentuk pencegahan terhadap musuh.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

    Editor: Hani Anggraini

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Guncang NATO, ‘Tekuk Lutut’ Eropa Usai Damaikan Israel-Iran

    Trump Guncang NATO, ‘Tekuk Lutut’ Eropa Usai Damaikan Israel-Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat kemenangan besar dalam KTT NATO di Belanda, setelah para pemimpin aliansi menyepakati peningkatan anggaran pertahanan sesuai tuntutannya, total 5% dari PDB.

    Dalam konferensi pers usai pertemuan, Trump menyebut, “Kami memperoleh kemenangan besar di sini” seraya menambahkan, dana tambahan itu sebaiknya digunakan untuk membeli perangkat militer buatan AS.

    Trump juga menegaskan kembali dukungannya pada Pasal 5 Perjanjian NATO tentang pertahanan kolektif, di mana serangan ke satu anggota lain berarti serangan ke seluruh anggota NATO

    “Saya mendukungnya. Itulah sebabnya saya di sini. Jika saya tidak mendukungnya, saya tidak akan berada di sini,” ujarnya menanggapi keraguan soal komitmennya terhadap prinsip tersebut, seperti dikutip Reuters pada Kamis (26/6/2025).

    Meski begitu, Trump tak segan mengancam Spanyol dengan kesepakatan dagang yang lebih ketat setelah Perdana Menteri (PM) Pedro Sanchez menyatakan tak akan memenuhi target pengeluaran baru 5% dari PDB tersebut.

    “Saya pikir itu mengerikan. Mereka (Spanyol) melakukannya dengan sangat baik… Dan ekonomi itu bisa hancur ketika sesuatu yang buruk terjadi,” kata Trump.

    KTT NATO tahun ini disebut telah diwarnai pendekatan khas Trump yang keras, transaksional, dan berorientasi pada hasil. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyinggung tarif tinggi yang diancamkan Trump dan menyebutnya sebagai penghambat peningkatan pengeluaran.

    “Kita tidak bisa mengatakan akan menghabiskan lebih banyak lalu di saat yang sama meluncurkan perang dagang di dalam NATO,” kritik Macron.

    Namun Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyebut Trump layak mendapat “semua pujian” atas kesepakatan tersebut. “Kami kini menjadi aliansi yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih mematikan,” katanya.

    Target baru pengeluaran pertahanan NATO memang ambisius, yakni 3,5% dari PDB untuk pertahanan inti dan 1,5% untuk keamanan pendukung seperti dunia siber dan infrastruktur.

    Meski dirancang untuk dicapai dalam 10 tahun, lonjakan ini menimbulkan beban besar, terutama bagi negara-negara Eropa yang sedang mengalami tekanan fiskal.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy hanya diundang pada makan malam informal dan tidak hadir dalam pertemuan utama, meski ia sempat bertemu Trump secara terpisah.

    Dari Moskow, Kremlin menuduh NATO sedang berada di jalur militerisasi yang tak terkendali, dan menyebut Rusia dijadikan “iblis neraka” demi membenarkan kenaikan anggaran aliansi.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Didesak AS, NATO Akhirnya Dongkrak Belanja Militer Jadi 5% PDB

    Didesak AS, NATO Akhirnya Dongkrak Belanja Militer Jadi 5% PDB

    Jakarta

    Negara-negara yang tergabung dalam NATO (North Atlantic Treaty Organization_) setuju meningkatkan belanja militer dari 2% menjadi 5% dari produk domestik bruto (PDB).

    Melansir CNBC International, Rabu (25/6/2025), keputusan tersebut merupakan langkah paling tegas yang dilakukan NATO dalam lebih dari satu dekade.

    Dalam deklarasi bersama, blok militer Barat mengatakan bahwa mereka bersatu dalam menghadapi ancaman dan tantangan keamanan yang mendalam. Hal ini khususnya ancaman jangka panjang yang ditimbulkan oleh Rusia terhadap keamanan Euro-Atlantik hingga ancaman terorisme.

    “Sekutu berkomitmen untuk menginvestasikan 5% dari PDB setiap tahunnya untuk kebutuhan inti pertahanan serta pengeluaran terkait pertahanan dan keamanan pada tahun 2035 untuk memastikan kewajiban individu dan kolektif kita,” bunyi deklarasi bersama tersebut.

    Angka 5% tersebut terdiri atas persentase 3,5% dari PDB yang harus dibelanjakan untuk pertahanan murni, sementara sisanya diberikan untuk infrastruktur keamanan dan pertahanan. Hal ini untuk memastikan kesiapan dan ketahanan sipil, inovasi, dan memperkuat basis industri pertahanan.

    Deklarasi tersebut diserta dengan penolakan dari beberapa negara anggota, khususnya Spanyol. Beberapa negara anggota juga belum memenuhi target 2014 untuk membelanjakan 2% dari PDB untuk pertahanan.

    Langkah NATO menaikkan belanja pertahanan dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah dan perang yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Para anggota juga telah didorong agar sekutu Washington, Kanada, dan Eropa, berbagi lebih banyak beban pertahanan kolektif.

    Aliansi pada hari Rabu juga menegaskan kembali komitmen kuatnya untuk pertahanan kolektif. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 bahwa serangan terhadap satu negara adalah serangan terhadap semua negara, menyusul tanda tanya atas keandalan Amerika Serikat dalam hal pilar utama NATO tersebut.

    Dalam pidatonya Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyampaikan perjanjian tersebut akan memicu lompatan dalam pertahanan kolektif aliansi. Menurutnya, para sekutu telah membuat komitmen signifikan untuk menghadapi ancaman signifikan.

    “(Kesepakatan tersebut) tidak hanya akan meningkatkan keamanan kami tetapi juga menciptakan lapangan kerja,” ujar Rutte,

    Sekutu menyadari beratnya ancaman yang dihadapi aliansi, lanjut Rutte, dan bersatu dalam pemahaman bahwa pihaknya perlu melangkah maju untuk tetap aman.

    Menurutnya, Presiden AS Donald Trump juga telah menekankan komitmen Amerika terhadap NATO, namun mengharapkan sekutu Eropa dan Kanada untuk berkontribusi lebih banyak.

    “Keputusan yang dibuat hari ini akan membuat NATO jauh lebih kuat, mereka juga membuat NATO menjadi aliansi yang lebih adil. Tekad sekutu jelas, kita bersama-sama dalam hal ini, berkomitmen pada Pasal 5, dan kita bertekad untuk berdiri teguh,” katanya.

    (shc/hns)

  • Update Baru Trump Usai Gencatan Senjata Israel-Iran, Guncang NATO

    Update Baru Trump Usai Gencatan Senjata Israel-Iran, Guncang NATO

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat menghadiri KTT NATO di Den Haag kembali mengguncang aliansi Barat. Pasalnya, Trump menolak menyatakan dukungan eksplisit terhadap klausul pertahanan bersama Pasal Lima.

    Melansir AFP pada Rabu (25/6/2025), penolakan ini dilakukan Trump meski 31 negara anggota berupaya meyakinkan komitmen Washington melalui janji peningkatan belanja militer.

    “Saya berkomitmen untuk menjadi teman mereka,” ujar Trump saat ditanya apakah AS masih menjamin perlindungan militer bagi Eropa. “Tergantung pada definisi Anda. Ada banyak definisi Pasal Lima.”

    Para pemimpin NATO menggelar pertemuan selama dua hari, dimulai dengan jamuan makan malam kerajaan yang diselenggarakan Raja Belanda Willem-Alexander. Fokus utama pertemuan tersebut adalah menjaga Trump tetap terikat pada komitmen aliansi dengan janji belanja militer hingga 5% dari PDB.

    Untuk meredam ketidakpastian dari Washington, para anggota menyepakati skema kompromi: 3,5% PDB untuk pertahanan inti pada 2035 dan 1,5% untuk keamanan siber serta infrastruktur. “Mereka akan menaikkannya menjadi lima persen, itu bagus. Itu memberi mereka lebih banyak kekuatan,” kata Trump, menyambut positif usulan tersebut.

    Namun, perpecahan muncul. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez terang-terangan menolak target lima persen, memicu ketegangan dengan Trump. Sementara itu, Jerman mempercepat komitmen 3,5% pada 2029, enam tahun lebih awal dari jadwal.

    Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut janji belanja pertahanan itu sebagai “momen bersejarah” bagi Eropa. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menambahkan, “Kita harus menavigasi era ketidakpastian yang radikal ini dengan kelincahan,” sembari mengumumkan pembelian 12 jet tempur F-35A untuk mendukung misi nuklir NATO.

    Sementara NATO berusaha menjaga soliditas, Kremlin menuduh aliansi itu melakukan “militerisasi yang merajalela”. “Ini adalah kenyataan yang ada di sekitar kita,” ujar juru bicara Dmitry Peskov.

    Di sela pertemuan, Trump juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang kini memainkan peran lebih kecil dalam KTT tersebut. Zelensky berharap bisa mengamankan paket pertahanan udara baru dan mendesak sanksi tambahan terhadap Rusia.

    “Tidak ada tanda-tanda bahwa Putin ingin menghentikan perang ini,” tegas Zelensky dalam forum pertahanan paralel.

    Trump juga sempat bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menyerukan “dialog erat” untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Namun, meskipun PM Belanda Mark Rutte menegaskan dukungan sekutu untuk Kyiv “tidak tergoyahkan”, NATO memilih tak menyebut isu keanggotaan Ukraina secara eksplisit, menyusul penolakan Trump.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • NATO Sebut Serangan AS ke Iran Tak Melanggar Hukum Internasional

    NATO Sebut Serangan AS ke Iran Tak Melanggar Hukum Internasional

    Sekjen NATO, Mark Rutte, menegaskan serangan Amerika Serikat (AS) ke tiga situs nuklir Iran tidak melanggar hukum internasional. Menurut Rutte, Iran memang tidak boleh mengembangkan senjata nuklir.

    Diketahui serangan AS terhadap situs nuklir Iran diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump. Trump juga mengatakan pesawat militer AS yang melakukan pengeboman berhasil keluar dengan selamat dari wilayah udara Iran.

    Simak berita lainnya terkait Iran di sini.

  • Putin Ungkap Syarat Mutlak Damai dengan Ukraina, Ada Peran NATO

    Putin Ungkap Syarat Mutlak Damai dengan Ukraina, Ada Peran NATO

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Rusia menjelaskan beberapa syarat dan kondisi bagi pihaknya untuk mundur dari medan perang Ukraina.

    Wakil Menteri Keamanan Rusia, Sergei Ryabkov menjelaskan dalam artikel berjudul “Wakil Menteri Luar Negeri Ryabkov: Tidak mungkin menyelesaikan konflik hingga NATO menarik diri,” bahwa ia berpandangan bahwa akar konflik tersebut tidak hanya terletak di Ukraina itu sendiri, tetapi juga pada perluasan NATO ke arah timur.

    Menurut Ryabkov, penarikan pasukan NATO dari kawasan Baltik akan membantu mengakhiri perang.

    “Pihak Amerika membutuhkan langkah-langkah praktis yang ditujukan untuk menghilangkan akar penyebab dari kontradiksi mendasar di antara kita di bidang keamanan,” tuturnya dalam artikel itu, dikutip dari Newsweek, Minggu (15/6/2025).

    “Di antara penyebab-penyebab ini, perluasan NATO berada di garis depan. Tanpa menyelesaikan masalah mendasar dan paling akut ini bagi kita, mustahil untuk menyelesaikan konflik saat ini di kawasan Euro-Atlantik.”

    “Mengingat sifat dan asal mula krisis Ukraina, yang diprovokasi oleh otoritas AS sebelumnya dan Barat secara keseluruhan, konflik ini secara alami bertindak, yah, jika Anda suka, sebagai ujian, percobaan, yang memeriksa keseriusan niat Washington untuk meluruskan hubungan kita,” tambahnya.

    NATO mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Negara-negara Baltik, dengan kelompok tempur dan brigade multinasional yang ditempatkan di Bulgaria, Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, dan Slovakia.

    Aliansi militer tersebut memperkuat kehadirannya di wilayah tersebut setelah serangan besar-besaran Rusia ke Ukraina.

    Dalam pembaharuannya pada tanggal 6 Juni, disebutkan bahwa delapan kelompok tempur tersebut “menunjukkan kekuatan ikatan trans-Atlantik dan solidaritas, tekad, dan kemampuan Aliansi untuk menanggapi setiap agresi.”

    Tak hanya itu, Swedia dan Finlandia telah beralih dari netral menjadi bergabung dengan NATO sejak invasi tersebut. Dua negara ini diketahui merupakan tetangga dekat Rusia di wilayah Laut Baltik dan Lingkar Arktik.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) aliansi militer Barat NATO, Mark Rutte, menjelaskan bahwa Rusia dapat bersiap menyerang NATO dalam waktu lima tahun. Maka itu, ia mengharapkan para anggota aliansi di Barat untuk meningkatkan anggaran militer hingga 5% dari PDB bulan ini.

    “NATO membutuhkan lompatan kuantum dalam pertahanan kolektif kita, yang akan mencakup persenjataan ulang yang signifikan untuk mencegah Rusia yang semakin termiliterisasi,” ujarnya dikutip The Guardian.

    “Saya berharap para pemimpin sekutu setuju untuk menghabiskan 5% dari PDB untuk pertahanan. Dari jumlah tersebut, 3,5% dari PDB akan menjadi pengeluaran militer inti.”

    “Bahaya tidak akan hilang bahkan ketika perang di Ukraina berakhir,” tegasnya.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Iran Gempur Israel dengan Ratusan Drone dan Rudal, Tel Aviv Diserang

    Iran Gempur Israel dengan Ratusan Drone dan Rudal, Tel Aviv Diserang

    Jakarta

    Iran meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Israel pada Jumat malam (13/6/2025) dengan mengerahkan ratusan pesawat tak berawak (drone) dan rudal balistik sebagai respons atas serangan udara Israel sehari sebelumnya yang menargetkan fasilitas nuklir dan komandan militer senior Iran. Operasi militer Iran yang diberi nama “Janji Sejati 3” ini menjadi eskalasi signifikan dalam konflik kedua negara.

    Menurut militer Israel, Iran menembakkan kurang dari 100 rudal balistik pada gelombang pertama serangan, sebagaimana dilansir CBS News. Sekitar pukul 01:30 dini hari Sabtu, ledakan mengguncang Tel Aviv dan Yerusalem setelah gelombang kedua rudal diluncurkan, menurut laporan CNN.

    Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, berhasil mencegat banyak rudal, namun beberapa lokasi di Tel Aviv dilaporkan terkena dampak, dengan sebuah gedung terbakar, seperti ditunjukkan oleh video dan foto yang beredar.

    Serangan ini juga melibatkan drone yang melintasi Jalur Gaza sebelum memasuki wilayah Israel. Kilatan cahaya terang terlihat di langit Yerusalem saat rudal-rudal Iran melintas.

    Drone Iran Foto: Aljazeera

    Amerika Serikat turut membantu Israel mencegat rudal-rudal tersebut, sebagaimana dikonfirmasi pejabat AS kepada CBS News. Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan udara Israel terhadap Iran sebelumnya.

    Dampak serangan Iran menyebabkan 40 orang dirawat di rumah sakit di Israel, dua di antaranya dalam kondisi kritis, menurut BBC. Sementara itu, serangan Israel sehari sebelumnya menewaskan sedikitnya 78 orang di Iran, termasuk pejabat militer senior, dan melukai lebih dari 320 orang, sebagian besar warga sipil, kata utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, dalam sidang Dewan Keamanan PBB.

    Korps Garda Revolusi Islam Iran menyatakan serangan mereka menggunakan “kombinasi sistem cerdas dan berpemandu presisi” yang menargetkan pangkalan militer Israel. “Musuh gagal menangkal gelombang serangan rudal kami,” klaim pernyataan resmi mereka.

    Media pemerintah Iran bahkan menyebut dua jet tempur Israel ditembak jatuh di wilayah udara Iran.

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan Angkatan Bersenjata Iran akan memberikan respons keras, sementara Presiden Mahsoud Pezeshkian menegaskan di televisi nasional bahwa Iran tidak akan tinggal diam atas “kejahatan” Israel. Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa Iran akan membayar “harga mahal” karena menyerang pusat-pusat penduduk sipil.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam pidato videonya, mendesak rakyat Iran untuk melawan pemerintah mereka, seraya menegaskan bahwa perlawanan Israel ditujukan pada rezim Iran, bukan rakyatnya. Netanyahu juga dilaporkan berbicara dengan Presiden AS Donald Trump, yang mengkritik Iran karena tidak memanfaatkan “ultimatum 60 hari” untuk mencapai kesepakatan nuklir.

    Ledakan di Tel Aviv usai serangan Iran Foto: (AP Photo/Tomer Neuberg)Serangan Awal Israel

    Sebelumnya, Israel melancarkan operasi “Rising Lion” dengan lebih dari 200 serangan udara terhadap fasilitas nuklir Natanz, ilmuwan, dan komandan militer Iran, menurut juru bicara IDF Brigjen Effie Defrin. Serangan ini disebut sangat efektif, dengan fasilitas Natanz dilaporkan terbakar hebat, sebagaimana ditunjukkan oleh gambar di media sosial dan laporan televisi Iran.

    Iran membalas dengan lebih dari 100 drone, memaksa Israel menutup wilayah udara dan membatalkan semua penerbangan. Yordania dan Irak juga menutup wilayah udara mereka. Meski sebagian besar drone berhasil dicegat, kekhawatiran tetap ada bahwa serangan rudal lanjutan bisa menyusul.

    Reaksi Internasional

    Komunitas internasional bereaksi dengan seruan untuk menahan diri. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan “kekhawatiran mendalam” dan menyerukan de-eskalasi. Sekjen NATO Mark Rutte menekankan pentingnya intervensi sekutu Israel untuk meredakan krisis.

    Pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris juga mendesak resolusi diplomatik, sambil menegaskan hak Israel untuk membela diri. Direktur IAEA Rafael Grossi memperingatkan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir dapat memicu pelepasan radioaktif dengan dampak global.

    “Saya menyerukan semua pihak untuk menahan diri secara maksimal,” tegasnya.

    Konflik ini menambah ketegangan di kawasan, dengan kedua belah pihak saling mengancam eskalasi lebih lanjut. Situasi tetap dinamis, dan dunia menanti langkah selanjutnya dari Israel dan Iran.

    (afr/afr)

  • NATO Nyaris Sepakati Belanja Militer 5% Tuntutan Donald Trump

    NATO Nyaris Sepakati Belanja Militer 5% Tuntutan Donald Trump

    Jakarta

    Ketika NATO bergerak menuju KTT tahunan di Den Haag pada 24-25 Juni, aliansi pertahanan transatlantik menghadapi tekanan besar untuk bertransformasi secara struktural.

    Terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina, tuntutan Presiden Donald Trump, agar sekutu Amerika Serikat meningkatkan belanja pertahanan hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), kini memperoleh dukungan luas di dalam tubuh aliansi.

    “Dukungan terhadap target anggaran yang baru sangat besar,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte kepada para wartawan di Brussel, usai memimpin pertemuan para menteri pertahanan NATO. Dia mengaku yakin bahwa kesepakatan final akan tercapai menjelang KTT NATO mendatang. “Kita hampir sampai. Saya sangat yakin kita akan mewujudkannya.”

    Sejak invasi Rusia di Krimea 2014 silam, target belanja militer negara anggota NATO dipatok minimal dua persen dari PDB. Namun begitu, tidak semua negara sanggup memenuhi tuntutan tersebut.

    Alokasi pertahanan dan infrastruktur militer

    Kini, target 5% yang diusulkan mencakup 3,5% untuk belanja militer, serta 1,5% untuk infrastruktur pendukung seperti jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan untuk mobilisasi pasukan secara cepat.

    Tapi meski sebagian negara anggota menyambut baik langkah ini, sebagian lain masih bergulat untuk memenuhi target lama sebesar 2%. Target ini kembali ditegaskan pada KTT NATO tahun 2023.

    “Amerika tidak bisa ada di mana-mana”

    Presiden Trump menekankan bahwa AS harus memusatkan perhatian pada kawasan Indo-Pasifik dan pertahanan perbatasan dalam negeri. Dia bersikeras agar sekutu NATO berbagi beban yang lebih besar.

    Trump juga mempertanyakan komitmen AS untuk membela negara sahabat yang tidak memenuhi kewajiban anggaran pertahanan, sembari memberlakukan tarif impor kepada sekutu lama dengan alasan keamanan nasional.

    Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, sebaliknya berkeyakinan bahwa Trump “menyelamatkan NATO dari keterpurukan,” katanya dalam sebuah konferensi pers. Dia merujuk kepada pernyataan pemimpin Eropa yang akhirnya mengakui bahwa “kita semua membutuhkan kemampuan militer yang lebih besar, dan kita semua harus berinvestasi lebih banyak.”

    Dengan potensi pengurangan pasukan AS dari Eropa, yang saat ini berjumlah sekitar 84.000 personel, beban pertahanan akan lebih banyak ditanggung negara-negara Eropa sendiri.

    “Amerika tidak bisa ada di mana-mana sekaligus, dan memang tidak seharusnya,” kata Hegseth. Dia menambahkan bahwa semua perubahan postur militer akan dikaji bersama mitra dan sekutu, untuk memastikan ukurannya proporsional dan strategis.

    Cetak biru pertahanan baru

    Selain perdebatan anggaran, NATO juga mengesahkan “target kapabilitas” baru, yang mencakup kerangka pengadaan sistem persenjataan dan peralatan militer prioritas.

    Rencana ini merupakan bagian dari pembaruan strategis NATO terbesar sejak era Perang Dingin. Target mencakup pengadaan sistem pertahanan udara, rudal jarak jauh, artileri berat, amunisi, drone, serta infrastruktur logistik seperti pengisian bahan bakar udara dan transportasi berat.

    Setiap negara anggota menerima tugas dan tanggung jawab berbeda, yang berdasarkan wilayah geografis dan kapasitas militer masing-masing. Rencana ini disusun untuk memastikan NATO dapat mengerahkan hingga 300.000 pasukan ke perbatasan timurnya dalam waktu 30 hari.

    Meski demikian, para analis menilai bahwa target kecepatan mobilisasi pasukan masih akan sulit dicapai.

    NATO saat ini dibagi ke dalam tiga zona utama pertahanan: Eropa utara dan Atlantik, wilayah utara Pegunungan Alpen, serta wilayah selatan Eropa. Setiap zona memiliki skenario tanggap darurat tersendiri.

    Berlomba dengan Moskow

    NATO memperkirakan seluruh target ini harus dicapai dalam kurun 5 hingga 10 tahun, jangka waktu yang tergolong singkat jika dibandingkan dengan target sebelumnya. Dorongan ini digerakkan oleh kekhawatiran bahwa Rusia, bila suatu saat berdamai dengan Ukraina, akan mampu mempercepat pemulihan kekuatan militernya.

    Di tengah pergeseran kekuatan global dan ancaman keamanan yang terus berkembang, NATO bersiap menempuh jalur baru, yang menuntut komitmen lebih besar, solidaritas lebih erat, dan kesiagaan, kata Rutte, “waktu kita terbatas, tapi niat kolektif sudah mengarah ke sana.”

    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Koalisi Pemerintahan Belanda Bubar Usai Wilders Mengundurkan Diri

    Koalisi Pemerintahan Belanda Bubar Usai Wilders Mengundurkan Diri

    Jakarta

    Koalisi pemerintahan Belanda yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Dick Schoof runtuh pada Selasa (3/6). Hal ini terjadi setelah Geert Wilders, ketua Partai Kebebasan PVV yang berhaluan ekstrem kanan menarik partainya keluar dari koalisi pemerintahan karena perbedaan pendapat terkait kebijakan imigrasi.

    “Tidak ada kesepakatan untuk rencana suaka kami. Tidak ada penyesuaian perjanjian koalisi. PVV akan keluar dari koalisi,” tulis Wilders di platform sosial X.

    Ia mengatakan bahwa ia telah menginformasikan PM Dick Schoof sebelumnya terkait hal ini, serta menarik semua menteri dari partainya keluar dari pemerintahan.

    Setelah meraih kemenangan yang tidak diduga dalam pemilihan umum parlemen Belanda November 2023 lalu, PVV muncul sebagai fraksi terkuat dan berkoalisi membentuk pemerintahan dengan partai konservatif VVD (Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi), partai berhaluan tengah NSC (Partai Kebebasan dan Demokrasi) dan partai populis BBB (Partai Gerakan Petani Sipil).

    Frustrasi Wilders dan kemarahan sekutu koalisi

    Koalisi ini memang cukup rapuh sejak awal, karena para politisi enggan bekerja sama dengan Wilders. Mereka meragukan kesediaan Wilders mematuhi konstitusi negara. Koalisi pemerintahan akhirnya terbentuk, karena Wilders setuju untuk tidak menjadi perdana menteri dan tidak menjadi anggota kabinet,

    Tetapi Geert Wilders merasa frustrasi dengan penerapan “pengetatan kebijakan imigrasi” yang menurutnya begitu lamban, padahal hal tersebut telah disepakati para mitra koalisi.

    Bubarnya koalisi terjadi hanya beberapa minggu sebelum Belanda akan menjadi tuan rumah untuk KTT NATO 2025. Kolapsnya koalisi pemerintahan dapat menyebabkan pembahasan peningkatan anggaran NATO semakin dipenuhi ketidakpastian. Posisi yang sulit terutama bagi Pemimpin NATO, Mark Rutte, mantan Perdana Menteri Belanda dan juga mantan pimpinan partai VVD, yang akan memimpin KTT tersebut akhir bulan ini.

    Frans Timmermanns, pemimpin oposisi dari Partai Buruh/Hijau, mengatakan, “Saya tidak melihat cara lain untuk membentuk pemerintahan yang stabil.”

    “Belanda layak mendapatkan pemerintahan yang dapat menyatukan rakyat dan bekerja bahu-membahu untuk solusi-solusi nyata,” kata Timmermanns, “Ini saatnya untuk pemilihan umum, kami siap untuk itu.”

    Para mitra koalisi mengecam tindakan Geert Wilders yang dianggap tidak serius.

    “Ada perang di Eropa. Alih-alih mencari solusi, Wilders justru menunjukkan bahwa ia tidak mau bertanggung jawab,” kata Dilan Yesilgoz, pemimpin partai konservatif VVD.

    “Ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan pemerintah saat ini,” tegas Nicolien van Vroonhoven, pemimpin partai berhaluan tengah, NSC.

    Apa yang dituntut Geert Wilders?

    Akhir Mei lalu, Wilders telah mengindikasikan kesiapannya untuk ‘pecah kongsi’ jika 10 poin rencananya untuk mengekang arus migrasi tidak segera diimplementasikan.

    Rencana tersebut mencakup penutupan perbatasan bagi para pencari suaka, kontrol perbatasan yang lebih ketat, dan mendeportasi warga negara dengan kewarganegaraan ganda yang terkena sanksi hukum karena melakukan kejahatan.

    “Tutup perbatasan untuk para pencari suaka dan untuk pemohon penyatuan keluarga. Tidak ada lagi pusat penerimaan pengungsi yang dibuka. Tutup,” begitulah dia meringkas skema tersebut.

    Selain itu PVV menyerukan pengerahan militer untuk melindungi perbatasan negara, dan Wilders menuntut agar para pengungsi Suriah dipulangkan.

    Namun, rencana tersebut dianggap tidak dapat dilaksanakan atau bahkan ilegal oleh beberapa pakar politik. Para mitra koalisi menolak

    tuntutan Wilders. Beberapa pengamat berpendapat bahwa Wilders menciptakan krisis saat ini sebagai sarana untuk menggulingkan pemerintah.

    Pemilihan umum baru di Belanda dinilai akan menjadi sarana kontestasi politik mengukur seberapa besar kemarahan para pemilih dengan masalah imigrasi dan tingginya biaya hidup di negara itu. Meskipun PVV memperoleh sekitar 23% suara pada November lalu, saat ini dalam jajak pendapat PVV hanya meraih sekitar 20% suara – setara dengan Partai Buruh/Hijau.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Sorta Caroline
    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini