Tag: Mark Rutte

  • Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Tangan Kanan Putin: NATO Sudah ‘Perang’ Lawan Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan sikap negaranya terhadap perang Ukraina. Hal ini dilakukan setelah eskalasi yang terjadi dengan NATO.

    Dalam sebuah Telegram Publik, Lavrov mengatakan bahwa NATO dan Uni Eropa (UE) sedang melancarkan perang melawan Rusia. Dikatakan bahwa keduanya “menggunakan Ukraina sebagai proksi”.

    “NATO dan Uni Eropa sedang melancarkan perang melawan Rusia dengan menggunakan Ukraina sebagai proksi dan oleh karena itu, secara aktif berpartisipasi di dalamnya,” ujarnya, dikutip RT, Jumat (26/9/2025).

    Komentar Lavrov ini menyusul klaim Kremlin yang berulang bahwa dukungan militer dan finansial Barat untuk Ukraina merupakan permusuhan langsung terhadap Rusia. Pengumumannya juga muncul di tengah serangan pesawat nirawak yang berulang ke wilayah udara sekutu NATO.

    Selasa, NATO memperingatkan Rusia bahwa mereka siap untuk mempertahankan “setiap jengkal wilayah sekutu”. Ini terjadi setelah Estonia mengatakan bahwa jet tempur Rusia telah melanggar wilayah udaranya pekan lalu.

    Serangan tersebut menyusul insiden serupa di Polandia awal bulan ini. Di mana sekitar 20 pesawat nirawak (drone) dari Moskow memasuki wilayah udara Polandia.

    Baru minggu ini, Denmark melaporkan beberapa insiden drone di titik-titik infrastruktur penting. Laporan muncul berbarengan dengan kemunculan sebuah kapal pendarat Rusia yang ditemukan bersembunyi di lepas pantai Denmark.

    Kemarin, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, mengatakan blok militer pimpinan AS itu akan memutuskan apakah bakal menembak jatuh pesawat yang melintasi wilayah udara blok tersebut secara langsung (real-time) berdasarkan kasus per kasus. Hal itu akan tergantung pada tingkat ancaman.

    “Pasukan NATO segera mencegat dan mengawal pesawat tersebut tanpa eskalasi karena tidak ada ancaman langsung yang dinilai,” klaimnya.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pesawat Tanpa Awak Bermunculan di Langit, NATO Tegas Ancam Begini

    Pesawat Tanpa Awak Bermunculan di Langit, NATO Tegas Ancam Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekjen NATO Mark Rutte menyatakan, setiap negara anggota NATO dapat membidik jatuh pesawat-pesawat tanpa awak alias drone maupun pesawat Rusia yang memasuki wilayahnya.

    Hal itu disampaikannya merespons laporan negara-negara NATO terkait pelanggaran wilayah udara oleh pesawat-pesawat tanpa awak dalam beberapa waktu terakhir.

    Terbaru, seperti dilansir Reuters, Kamis (25/9/2025), Denmark harus menutup 2 bandaranya selama berjam-jam setelah drone dikonfirmasi terlihat di dekat sejumlah bandara dan di atas pangkalan udara Skrydstrup, markas jet tempur F-16 dan F-35 Denmark, serta fasilitas militer di Holstebro. Semua drone tersebut berada di wilayah Jutlandia barat.

    Sebelumnya, Polandia dilaporkan menembak jatuh pesawat tanpa awak milik Rusia yang melanggar masuk wilayah udaranya pada 10 September 2025.

    Sementara Denmark menyatakan memilih tidak menembak pesawat-pesawat tersebut dengan alasan keselamatan, meski telah memicu gangguan di lalu lintas udaranya.

    Mark Rutte mengatakan, tindakan menembak jatuh pesawat yang melanggar wilayah udara negara-negara NATO dapat dilakukan, jika diperlukan.

    “Jika memang diperlukan. Jadi, saya sepenuhnya setuju dengan Presiden Trump, jika memang diperlukan,” kata Mark Rutte, seperti dilansir Reuters, Kamis (25/9/2025).

    Negara-negara NATO, lanjut Mark Rutte, telah dilatih menilai ancaman sejenis dan dapat menentukan apakah mereka akan mengawal pesawat Rusia keluar dari wilayah sekutu, atua langsung mengambil tindakan lebih lanjut.

    Sebelumnya, saat ditanya apakah negara-negara NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia yang melanggar wilayah udara mereka, Presiden AS Donald Trump menjawab tegas, setuju untuk menembak jatuh pesawat Rusia.

    “Ya, saya setuju,” jawab Trump, dikutip dari RT.

    Peringatan Zelensky

    Sebelumnya, saat berpidato Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Rabu (24/9/2025) waktu setempat, Zelensky menyinggung “pertemanan yang kuat yang benar-benar bersedia membantu dan membela”.

    Kata Zelensky, hukum internasional akan berlaku jika memiliki teman yang kuat dan akan berfungsi dengan senjata. Dilansir Reuters, pernyataan pembuka Zelensky ini sinyal permohonannya agar ada lebih banyak bantuan militer.

    Tak hanya itu, Zelensky menyebut, situasi akan semakin memburuk. Menyusul adanya ancaman perang drone atau pesawat tanpa awak yang bisa melanda negara-negara di dunia.

    Di sisi lain, dia mempertanyakan posisi institusi internasional, seperti PBB dan NATO, yang menurutnya justru bergerak lambat.

    Dia mencontohkan bagaimana pesawat tanpa awak Rusia bisa melanggar wilayah udara Polandia. “..dan hanya empat yang berhasil dihentikan,” cetusnya, dikutip dari Reuters, Rabu (24/9/2025).

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Awas Perang Baru! Trump Izinkan NATO Tembak Jatuh Pesawat Rusia

    Awas Perang Baru! Trump Izinkan NATO Tembak Jatuh Pesawat Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah negara-negara NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia yang melanggar wilayah udara mereka. Hal ini terjadi setelah pesawat-pesawat Rusia dilaporkan memasuki wilayah negara-negara NATO.

    Trump ditanyai pertanyaan tersebut dalam konferensi pers bersama pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa. Ia mengatakan bahwa ia setuju untuk menembak jatuh pesawat Rusia.

    “Ya, saya setuju,” jawab Trump, dikutip dari RT, Rabu (24/9/2024).

    Estonia, anggota blok militer pimpinan AS di kawasan Baltik, pekan lalu mengklaim bahwa tiga jet MIG-31 Rusia melanggar wilayah udaranya. Moskow membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa pesawat-pesawat itu tidak menyimpang dari jalur penerbangan rutin mereka, dan berargumen bahwa NATO tidak memiliki bukti.

    Tallinn menyerukan konsultasi mendesak dengan anggota blok berdasarkan Pasal 4 NATO, yang memungkinkan anggota untuk melakukan perundingan jika mereka yakin keamanan atau integritas teritorial mereka terancam. Para anggota blok tersebut bertemu di Brussels pada hari Selasa.

    Menurut Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, blok militer pimpinan AS memutuskan apakah akan menembak jatuh pesawat yang melanggar wilayah udara blok tersebut secara langsung (real-time) berdasarkan kasus per kasus. Hal itu akan ergantung pada tingkat ancaman.

    “Pasukan NATO segera mencegat dan mengawal pesawat tersebut tanpa eskalasi karena tidak ada ancaman langsung yang dinilai,” klaimnya dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebut.

    Awal bulan ini, anggota NATO lainnya, Polandia, menuduh Rusia mengirim setidaknya 19 pesawat tanpa awak (drone) ke wilayah udaranya, sebuah klaim yang dibantah Moskow sebagai tidak berdasar. Satu-satunya kerusakan akibat insiden tersebut diduga disebabkan oleh rudal yang ditembakkan oleh pesawat F-16 Polandia, yang menghantam sebuah bangunan tempat tinggal.

    Rusia menuding insiden di Polandia merupakan provokasi yang direkayasa untuk melemahkan penyelesaian politik atas konflik Ukraina. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa tuduhan tersebut dilontarkan tanpa bukti sedikit pun.

    Klaim tersebut tidak pernah didukung oleh data yang dapat diandalkan atau argumen yang meyakinkan,” ujarnya kepada wartawan.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Drone-drone Rusia Masuk ke Wilayah Polandia, NATO Turun Tangan

    Drone-drone Rusia Masuk ke Wilayah Polandia, NATO Turun Tangan

    Warsawa

    Pertahanan udara aliansi NATO turun tangan membantu Polandia dalam menembak jatuh drone-drone Rusia yang memasuki wilayah udaranya, setelah Moskow melancarkan serangan terhadap Ukraina.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte terus melakukan komunikasi dengan Warsawa selama drone-drone Moskow terdeteksi di negara tersebut.

    “Banyak drone memasuki wilayah udara Polandia pada dini hari dan berhadapan dengan pertahanan udara Polandia dan NATO,” kata juru bicara NATO, Allison Hart, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (10/9/2025).

    “Sekretaris Jenderal NATO sedang berkomunikasi dengan pemimpin Polandia dan NATO berkonsultasi erat dengan Polandia,” imbuhnya.

    Hart mengatakan dalam pernyataannya, insiden tersebut menjadi momen “pertama kalinya pesawat-pesawat NATO menghadapi potensi ancaman di wilayah udara sekutu”.

    Hart mengatakan bahwa sejumlah jet tempur dari Angkatan Udara Belanda juga dikerahkan untuk merespons dan menghadapi potensi ancaman tersebut. Sistem pertahanan udara Patriot milik Jerman yang ditempatkan di wilayah Polandia juga disiagakan, dan sebuah pesawat peringatan dini milik Italia diluncurkan.

    “NATO… berkomitmen untuk mempertahankan setiap kilometer wilayah NATO, termasuk wilayah udara kami,” tegas Hart dalam pernyataannya.

    PM Polandia Tuduh Rusia Lakukan ‘Provokasi Skala Besar’

    Otoritas Polandia melaporkan pertahanan udaranya dan NATO telah menembak jatuh sejumlah drone asing yang masuk ke wilayah udaranya pada Rabu (10/9). Ini menjadi momen pertama bagi anggota NATO melepaskan tembakan selama perang Rusia dan Ukraina berkecamuk.

    Warsawa menyebut ada 19 objek yang terdeteksi memasuki wilayah udaranya pada Rabu (10/9) waktu setempat, selama serangan udara besar-besaran dilancarkan Rusia terhadap Ukraina. Objek-objek yang dianggap menimbulkan ancaman telah ditembak jatuh oleh Polandia, dibantu NATO.

    Tusk menyebut negaranya menghadapi “provokasi skala besar” setelah sejumlah drone Rusia ditembak jatuh di dalam wilayah udara Polandia. Tusk mengatakan dirinya telah mengaktifkan pasal 4 perjanjian NATO, yang memungkinkan anggota aliansi untuk menuntut konsultasi denan sekutu mereka.

    “Kami sedang menghadapi provokasi skala besar,” sebut Tusk dalam pernyataannya.

    “Kami siap menangkal provokasi semacam itu. Situasinya serius, dan tidak seorang pun meragukan bahwa kami harus bersiap menghadapi berbagai skenario,” tegasnya.

    Drone Rusia Picu Kerusakan pada Rumah dan Mobil di Polandia

    Kementerian Dalam Negeri Polandia melaporkan bahwa sebuah rumah dan sebuah mobil di wilayahnya mengalami kerusakan akibat pelanggaran wilayah udara oleh Rusia. Disebutkan juga bahwa tujuh drone dan puing-puing dari proyektil yang tidak diketahui sejauh ini telah ditemukan di wilayah Polandia.

    “Kami telah menemukan tujuh drone dan puing-puing proyektil… yang tidak diketahui asalnya,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Polandia, Karolina Galecka, kepada wartawan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Polandia Marah Drone Rusia Masuk ke Wilayahnya: Provokasi Skala Besar!

    Polandia Marah Drone Rusia Masuk ke Wilayahnya: Provokasi Skala Besar!

    Warsawa

    Polandia mengerahkan sistem pertahanan udaranya dengan dibantu aliansi NATO, untuk menembak jatuh sejumlah drone Rusia yang terdeteksi di wilayah udaranya. Drone-drone itu terdeteksi setelah serangan udara Rusia menghantam wilayah Ukraina, yang berbatasan dengan Polandia.

    Hal itu, seperti dilansir Reuters, Rabu (10/9/2025), menandai pertama kalinya Polandia terlibat dalam perang yang berkecamuk di wilayah negara tetangga tersebut. Otoritas Polandia menyebut pelanggaran terhadap wilayah udaranya itu sebagai aksi agresi.

    Perdana Menteri (PM) Donald Tusk mengatakan bahwa operasi masih berlangsung, dan dirinya “terus berkomunikasi” dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

    Tusk mengatakan bahwa pelanggaran wilayah udara Polandia oleh beberapa drone Rusia itu merupakan provokasi besar yang ditujukan kepada anggota Uni Eropa dan NATO tersebut.

    “Tadi malam kami mengalami pelanggaran wilayah udara Polandia oleh sejumlah besar drone Rusia,” ujarnya, mengecam “provokasi berskala besar” tersebut.

    Menurut juru bicara pemerintah Polandia, Tusk menyerukan digelarnya rapat darurat dewan menteri pada Rabu (10/9) pagi, sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

    Komando militer Polandia, dalam pernyataan terpisah, mengatakan bahwa sejumlah drone berulang kali melanggar wilayah udara Warsawa selama serangan Rusia berlangsung di wilayah Ukraina bagian barat, yang berbatasan dengan Polandia.

    Diumumkan oleh komando militer Polandia bahwa radar melacak lebih dari 10 objek di udara, dengan objek-objek yang dapat menimbulkan ancaman telah “dinetralkan”.

    “Beberapa drone yang memasuki wilayah udara kami telah ditembak jatuh. Pencarian dan upaya untuk menemukan lokasi potensial jatuhnya objek-objek ini sedang berlangsung,” sebut komando militer Polandia dalam pernyataannya.

    Lebih lanjut, komando militer Polandia mengimbau warga untuk tetap di rumah. Mereka menyatakan wilayah Podlaskie, Mazowieckie, dan Lublin sebagai wilayah-wilayah yang paling berisiko.

    “Ini adalah aksi agresi yang menimbulkan ancaman nyata bagi keselamatan warga kami,” tegas komando militer Polandia.

    Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapannya atas pernyataan Polandia tersebut.

    Lihat juga Video Bandara Polandia Tangguhkan Penerbangan gegara Rusia

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Perang Rusia-Ukraina Masih Membara, Ini Kata-Kata Tak Terduga Zelensky

    Perang Rusia-Ukraina Masih Membara, Ini Kata-Kata Tak Terduga Zelensky

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat pernyataan usai Presiden AS Donald Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pekan lalu. Zelensky menuduh Rusia melakukan segala cara untuk mencegah adanya pertemuan dengan Vladimir Putin guna mengakhiri perang.

    Di satu sisi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan Putin siap bertemu dengan pemimpin Ukraina ketika agenda untuk KTT. Namun nyatanya, agenda itu sama sekali belum siap, sambil menuduh Zelensky selalu menolak segala hal.

    Setelah pekan diplomasi yang intens, di mana Trump lebih dulu bertemu Putin di Alaska lalu Zelensky bersama para pemimpin Eropa di Washington, Presiden AS itu mengatakan perang tersebut menjadi yang paling sulit untuk dihentikan.

    Trump sebelumnya mengaku tengah menyiapkan pertemuan puncak Putin-Zelensky usai melakukan panggilan dengan pemimpin Rusia pada awal pekan ini. Washington bahkan menggandeng NATO dan Eropa untuk merancang jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina.

    Zelensky menegaskan bahwa negaranya membutuhkan jaminan keamanan dari Barat agar perjanjian damai benar-benar berjalan dan mencegah serangan Rusia di masa depan.

    “Ukraina, berbeda dengan Rusia, tidak takut dengan pertemuan antar-pemimpin,” ujar Zelensky dikutip dari BBC, Minggu (24/8/2025).

    “Ini adalah awal dari sebuah usaha besar, dan ini tidak mudah, karena jaminannya mencakup apa yang dapat diberikan mitra kami kepada Ukraina, seperti apa seharusnya tentara Ukraina, dan di mana kami dapat menemukan peluang bagi tentara untuk mempertahankan kekuatannya,” tuturnya.

    Foto: Pertahanan udara Rusia menembak jatuh puluhan drone Ukraina pada Senin sore (11/8/2025). (via REUTERS/Governor of Belgorod Region Vyac)
    Pertahanan udara Rusia menembak jatuh puluhan drone Ukraina pada Senin sore (11/8/2025). (via REUTERS/Governor of Belgorod Region Vyac)

    Ketika ditanya oleh BBC apa yang akan ia katakan kepada warga Ukraina yang kurang yakin akan adanya hasil dari upaya diplomatik terbaru ini, Zelensky berkata: “Mungkin saya pamer, tetapi Washington merasa berhasil. Mengapa? Karena ya, Ukraina membutuhkan jaminan keamanan. Tetapi tanpa AS, Eropa tidak akan memberikan semua yang bisa diberikannya kepada kita,” ucap dia

    “Saya tidak tahu bagaimana ini akan berakhir, tetapi ini jauh lebih baik daripada satu atau dua minggu yang lalu. Kami melihat persatuan di Washington. Ini masih bersifat politis, tetapi ini hanyalah langkah pertama bagi semua orang untuk mengupayakan jaminan keamanan,” sebutnya

    Sekjen NATO Mark Rutte mengatakan, langkah Trump dimaksudkan untuk memecah kebuntuan konflik, seraya menegaskan aliansi tengah bekerja agar Putin tidak akan pernah mencoba menyerang Ukraina lagi.

    “Terlalu dini untuk mengatakan secara pasti apa yang akan menjadi hasilnya,” ucap Rutte.

    Namun, di tengah upaya mediasi perdamaian Rusia justru meluncurkan salah satu serangan terberat dalam beberapa pekan pada Kamis (21/8) dengan 574 drone dan 40 rudal dalam semalam.

    Sementara itu, drone milik Ukraina menyerang stasiun pompa minyak di Bryansk, Rusia, hingga menghentikan pasokan minyak lewat pipa Druzhba ke Hungaria dan Slovakia.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wilayah-wilayah Mana yang Dipertaruhkan dalam Perang Rusia-Ukraina?

    Wilayah-wilayah Mana yang Dipertaruhkan dalam Perang Rusia-Ukraina?

    Jakarta

    Ukraina memiliki luas daratan sekitar 600.000 kilometer persegi. Namun bagi Moskow luas wilayah Ukraina 20% lebih kecil dari itu, dan menganggap sebagian besar wilayah di timur Ukraina adalah wilayah Rusia.

    Sebelum pertemuan Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Alaska, Trump mengatakan, ia ingin mengatur “pertukaran wilayah” antara Rusia dan Ukraina.

    Namun Trump menggunakan istilah yang keliru, karena Ukraina tidak mengontrol wilayah Rusia mana pun yang dapat ditukar. Serangan balasan Ukraina ke wilayah Kursk Rusia, yang dimulai pada Agustus 2024, sebagian besar telah berakhir. Hal ini membuat Ukraina memiliki posisi tawar yang lemah dalam pertukaran wilayah. Ukraina dan sekutunya khawatir, Trump akan semkin menekan agar Ukraina menyerahkan wilayahnya yang sudah dianeksasi kepada Rusia.

    Pada hari Senin(18/8) malam, Trump menerima Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan beberapa pemimpin Eropa terkemuka di Washington untuk membahas lebih lanjut masalah tersebut.

    Sehari sebelum pertemuan di Alaska, Trump menegaskan pada platform Truth Social bahwa ia hanya mendukung sebagian posisi Kyiv. “Presiden Zelenskyy dapat mengakhiri perang dengan Rusia dengan sangat cepat jika ia mau, atau ia dapat melanjutkan perang,” tulisnya seraya menambahkan “Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO. […] Beberapa hal tidak pernah berubah!!!”

    Dengan demikian, kembalinya wilayah Krimea yang dianeksasi Rusia ke Ukraina, bagi Trump adalah hal yang tidak mungkin terjadi, sama halnya dengan Ukraina bergabung dengan NATO.

    Menurut berbagai media internasional, Trump dan Putin diyakini telah sepakat dalam pertemuan mereka di Alaska bahwa Ukraina harus menyerahkan wilayah Donetsk dan Luhansk secara keseluruhan kepada Rusia. Zelenskyy menolak hasil tersebut.

    Wilayah Ukraina yang berada di bawah kendali Rusia

    Pasukan Rusia kemudian mendestabilisasi Donetsk dan Luhansk, dua wilayah timur Ukraina. Kedua wilayah ini membentuk Donbas, lembah Sungai Donets, yang mengalir ke Sungai Don di Rusia.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pada 21 Februari 2022, Rusia mengakui dua “Republik Rakyat” pro-Rusia di Ukraina yang mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka. Tiga hari setelahnya, Moskow menggencarkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Ukraina berhasil menahan pasukan Rusia yang menyerang dari utara selama bulan-bulan awal perang. Namun, Rusia berhasil menaklukkan wilayah Ukraina di timur dengan kekuatan militer yang besar.

    Selain menguasai sekitar dua pertiga wilayah Donetsk dan hampir seluruh wilayah Luhansk, Rusia juga menguasai bagian besar wilayah Zaporizhzhia dan Kherson di tenggara Ukraina, meskipun tidak sepenuhnya mengendalikan wilayah tersebut.

    Pada September 2022, Rusia mengadakan referendum palsu di keempat wilayah tersebut, menunjukkan keinginan penduduk setempat untuk bergabung dengan Federasi Rusia.

    Namun, laporan terbaru Dewan Eropa menyatakan, warga sipil di wilayah-wilayah tersebut menghadapi kekerasan dan paksaan. Laporan tersebut menyebutkan, mereka yang menolak menjadi warga negara Rusia tidak dapat mengakses layanan sosial, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

    Mengapa wilayah Donbas begitu penting?

    Wilayah-wilayah ini penting bagi geopolitik Rusia. Donbas memiliki cadangan batu bara dan bijih besi yang penting bagi industri baja dan kimia. Cadangan logam tanah jarang juga diyakini tersimpan di sini – logam yang berperan penting dalam produksi teknologi pintar dan energi terbarukan di masa depan. Dengan menguasai wilayah timur yang merupakan jembatan darat ke Krimea, Rusia telah menutup akses Ukraina ke Laut Azov.

    Wilayah Donbas, yang telah menjadi medan pertempuran sejak 2014, menjadi benteng pertahanan utama Ukraina melawan pasukan Rusia. Meskipun Rusia menguasai sebagian besar Donbas, mereka belum berhasil menembus pertahanan ini.

    Dalam pembahasan konsesi teritorial terakhir bersama AS, Rusia menuntut kendali penuh atas Donetsk dan Luhansk sebagai syarat pengembalian wilayah Kherson dan Zaporizhzhia.

    Namun analisis Institut Studi Perang AS memperingatkan bahwa jika Ukraina menyerahkan Donetsk, mereka harus meninggalkan benteng pertahanan utama tanpa jaminan pertempuran akan berakhir.

    Apa kata konstitusi?

    Setelah mengadakan referendum palsu, Rusia merevisi konstitusinya – menyatakan wilayah Ukraina yang dianeksasi sebagai bagian dari Rusia. Membatalkan revisi tersebut berarti menghadapi hambatan hukum dan politik dan kemungkinan besar masyarakat Rusia akan menganggapnya sebagai suatu kekalahan.

    Pemerintah Ukraina, di sisi lain, tidak menyetujui penyerahan wilayah Ukraina. Presiden Volodymyr Zelenskyy telah berulang kali mengutip Pasal 133 Konstitusi Ukraina, yang secara eksplisit mencantumkan semua wilayah , termasuk wilayah di timur dan selatan yang saat ini diduduki oleh Rusia adalah kawasan kedaulatan mereka. Konstitusi mengatur Krimea dalam bagian khusus, Krimea adalah bagian dari Ukraina yang memiliki otonomi khusus.

    Pasal 2 konstitusi melarang pengalihan wilayah, menyebut “wilayah Ukraina dalam batasnya saat ini adalah tak terbagi dan tak dapat diganggu gugat.” Perubahan wilayah hanya dapat disetujui melalui referendum nasional, yang dapat dilakukan setelah Ukraina menghentikan status darurat militer.

    Konstitusi Rusia dan Ukraina, bertentangan satu sama lain terkait wilayah timur Ukraina. Namun, menurut hukum internasional, para ahli hukum sepakat bahwa invasi Rusia ke Ukraina dan semua referendum palsu adalah hal yang ilegal.

    Apa peran NATO?

    Sekjen NATO, Mark Rutte, sempat memicu kontroversi, setelah mengatakan kepada salah satu stasiun TV AS, di masa depan negara-negara mungkin harus mengakui secara praktis (de facto) bahwa Rusia menguasai sebagian wilayah Ukraina, namun juga menegaskan, negara-negara Barat tidak akan pernah mengakui pendudukan Rusia tersebut secara hukum (de Jure).

    Rutte mencontohkan posisi AS selama pendudukan Soviet atas negara-negara Baltik (Estonia, Latvia, Lithuania) di tahun 1940 dan 1991. Saat itu AS mengakui kendali Soviet secara praktis, tetapi tidak mengakui aneksasi tersebut sah secara hukum, AS pun terus mendukung kedaulatan negara-negara Baltik tersebut.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiwan

    (haf/haf)

  • Tak Ada Debat Panas, Pertemuan Trump–Zelenskiy Berlangsung Lebih Bersahabat

    Tak Ada Debat Panas, Pertemuan Trump–Zelenskiy Berlangsung Lebih Bersahabat

    Bisnis.com, JAKARTA– Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, Senin (18/8), berlangsung dalam suasana jauh lebih bersahabat dibandingkan pertemuan Oval Office Februari lalu yang berakhir kacau.

    Saat itu, Trump dan Wakil Presiden JD Vance sempat menegur Zelensky secara terbuka karena dianggap kurang berterima kasih atas dukungan Washington. Belajar dari pengalaman tersebut, Zelensky kali ini berulang kali menyampaikan apresiasi dalam sambutannya kepada media — setidaknya delapan kali.

    Trump pun menyambut hangat kedatangan Zelensky. Dia bahkan memuji penampilan sang presiden Ukraina yang mengenakan setelan hitam alih-alih pakaian militer yang disebut media AS sempat membuat Trump kesal sebelumnya.

    “Kami mencintai mereka,” kata Trump saat ditanya pesannya untuk rakyat Ukraina, sembari menepuk punggung Zelensky dalam gestur akrab.

    Suasana hangat itu juga diperkuat dengan hadirnya para pemimpin Eropa di Washington, menunjukkan dukungan kolektif untuk Kyiv sekaligus mendorong jaminan keamanan kuat bagi Ukraina dalam kerangka penyelesaian pascaperang.

    Meski nuansa pertemuan lebih ramah, Zelensky tetap menghadapi tekanan besar dari Trump. Presiden AS itu mendorong percepatan berakhirnya perang yang telah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

    Trump, yang Jumat lalu menjamu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan berkarpet merah di Alaska, menyatakan kedua pihak harus berkompromi. Namun, ia juga menegaskan bahwa Ukraina perlu melupakan ambisi bergabung dengan NATO dan mengakhiri klaim atas Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014.

    NATO sendiri memastikan bahwa keanggotaan Ukraina tidak sedang dibahas. Namun, Sekretaris Jenderal Mark Rutte mengungkapkan kemungkinan pemberian jaminan keamanan sekelas Pasal 5 Traktat NATO — prinsip pertahanan kolektif yang menyatakan serangan pada satu anggota berarti serangan pada seluruh anggota.

    Sementara itu, Zelensky hampir pasti menolak garis besar proposal dari Putin yang mencakup penyerahan sekitar seperempat wilayah Donetsk yang kini dikuasai Rusia. Konstitusi Ukraina menetapkan bahwa pelepasan wilayah hanya bisa diputuskan melalui referendum.

    Perang yang dimulai dengan invasi Rusia pada 2022 telah menewaskan dan melukai lebih dari satu juta orang, termasuk ribuan warga sipil Ukraina, serta menghancurkan sebagian besar infrastruktur negara. Meski upaya diplomasi semakin intensif, peluang tercapainya gencatan senjata atau kesepakatan damai dalam waktu dekat masih tipis.

  • Tak Gabung NATO, Tak Dapat Crimea

    Tak Gabung NATO, Tak Dapat Crimea

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara mengenai nasib Ukraina yang saat ini berperang dengan Rusia. Trump mengatakan Ukraina tidak akan bergabung dengan kelompok NATo dan tidak akan mengambil kembali Crimea yang dianeksasi Rusia.

    Dilansir BBC, Senin (18/8/2025), hal tersebut disampaikan Trump beberapa jam sebelum ia dijadwalkan menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih. Trump juga mengatakan tidak akan ada pengembalian semenanjung Crimea, yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014, delapan tahun sebelum melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.

    Pernyataan Trump ini menyusul pertemuan puncaknya dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin di Alaska, yang mengakibatkan presiden AS tersebut membatalkan tuntutan gencatan senjata, dan menyerukan kesepakatan damai permanen.

    Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya pada Minggu (17/8) malam waktu setempat, Trump menuliskan: “Presiden Zelensky dari Ukraina dapat segera mengakhiri perang dengan Rusia, jika ia mau, atau ia dapat terus berjuang.”

    “Ingat bagaimana semuanya bermula. Tidak ada pengembalian Crimea yang diberikan oleh Obama dan TIDAK ADA UKRAINA MASUK NATO. Beberapa hal tidak pernah berubah!!!” tambah Trump.

    Sebelum Trump kembali berkuasa pada bulan Januari lalu, negara-negara NATO menyepakati “jalur yang tidak dapat diubah” bagi Kyiv untuk menjadi anggota aliansi tersebut.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, bersama para pemimpin Eropa termasuk Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer, akan bergabung dengan Zelensky di Washington, AS untuk membahas masa depan Ukraina pada hari Senin (18/8).

    Trump kemudian menambahkan: “Besok adalah hari besar di Gedung Putih. Tidak pernah ada begitu banyak pemimpin Eropa sekaligus. Kehormatan besar bagi saya untuk menjamu mereka!!!”

    Zelensky mengunggah postingan di media sosial yang mengatakan bahwa ia “bersyukur” atas undangan Trump. “Kita semua memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri perang ini dengan cepat dan andal”.

    Ia juga menegaskan kembali perlunya jaminan keamanan yang efektif dari sekutu, “tidak seperti bertahun-tahun yang lalu… ketika Ukraina diberi apa yang disebut ‘jaminan keamanan’ pada tahun 1994 tetapi tidak berhasil”.

    “Tentu saja, Krimea seharusnya tidak diserahkan saat itu,” tambahnya. “Sama seperti Ukraina yang tidak menyerahkan Kyiv, Odesa, atau Kharkiv setelah tahun 2022”.

    Putin Ungkap Ada ‘Kesepahaman’ dengan Trump Soal Ukraina

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada “kesepahaman” yang dicapai dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah keduanya melakukan pertemuan di Alaska. Putin menyebut bahwa “kesepahaman” itu dapat membawa perdamaian di Ukraina.

    Putin dan Trump melakukan pertemuan yang sangat dinantikan di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat, yang dimaksudkan untuk membahas perang di Ukraina dan langkah-langkah menuju perdamaian.

    Namun kedua pemimpin mengakhiri pertemuan tanpa ada kesepakatan apa pun soal Ukraina, setelah melakukan pembicaraan selama tiga jam di Joint Base Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska. Kendati demikian, Putin menyebut ada “kesepahaman” antara dirinya dan Trump mengenai Ukraina dalam pertemuan itu.

    “Kami berharap kesepahaman yang telah kami capai akan… membuka jalan bagi perdamaian di Ukraina,” kata Putin dalam konferensi pers bersama dengan Trump setelah pembicaraan keduanya, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    Putin tidak menjelaskan lebih lanjut soal “kesepahaman” yang dimaksudnya tersebut.

    Dalam konferensi pers yang digelar singkat dengan backdrop sederhana bertuliskan “Pursuing Peace” tersebut, Putin mengatakan bahwa Rusia berharap agar “Kyiv dan ibu kota Eropa akan memandang semua ini secara konstruktif dan tidak akan menciptakan hambatan apa pun”.

    Putin juga memperingatkan terhadap “upaya-upaya untuk mengganggu kemajuan yang telah muncul melalui provokasi atau intrik di-balik-layar”.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Eropa Satukan Sikap Jelang Negosiasi Trump-Putin

    Eropa Satukan Sikap Jelang Negosiasi Trump-Putin

    Jakarta

    Seratus hari menjabat, Kanselir Jerman Friedrich Merz boleh jadi membayangkan masa cuti yang lebih menenangkan. Namun, alih-alih beristirahat, dia harus berkutat dengan isu perang dan politik dalam negeri, serta dipaksa menggeber kerja diplomatik tingkat tinggi.

    Jumat (15/8), di Alaska, Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membicarakan masa depan Ukraina. Celakanya, pertemuan itu digelar tanpa melibatkan Ukraina, apalagi Eropa.

    Sebabnya menjelang pertemuan, Merz bergegas “memancang tiang” lebih dulu, dengan mengundang pemimpin dunia Barat di sebuah konferensi virtual di Berlin.

    Yang diundang hadir dalam undangan adalah sejumlah kepala negara dan pemerintahan Eropa, Komisi Eropa, NATO, dan dua tamu kehormatan: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang datang langsung ke Berlin.

    Terutama Zelensky ingin menegaskan posisi Ukraina dalam perundingan damai dengan Rusia. “Kami ingin perdamaian bagi Eropa dan dunia.” Ukraina, katanya, membutuhkan gencatan senjata segera dan jaminan keamanan dari Moskow.

    “Ada harapan untuk perdamaian”

    Inisiatif Merz bertujuan menggalang kesatuan Barat menghadapi Vladimir Putin. Setelah bertahun-tahun melancarkan perang berdarah terhadap Ukraina, penguasa di Kremlin itu tak kunjung memberi isyarat kesediaan gencatan senjata, apalagi berdamai.

    Jerman berharap, sikap kolektif Barat akan mampu mencegah Trump membuat konsesi sepihak ke Rusia.

    Trump sendiri, sebelum KTT virtual di Berlin, mengatakan punya firasat bahwa Eropa “ingin melihat sebuah kesepakatan.”

    Punggawa Partai Republik AS itu ingin menekan Putin, tapi cuma punya bekal tipis. Dia pun menginginkan perdamaian, tapi kadung memangkas besar-besaran suplai senjata ke Ukraina. Daya tawarnya terbatas karena tidak bisa membicarakan penyerahan wilayah — itu hanya mungkin jika Eropa, terutama Ukraina, memberi lampu hijau.

    Mungkinkah pertukaran wilayah?

    Belakangan, Trump sering melontarkan ide “tukar wilayah” untuk mengakhiri perang di Ukraina. Di Brussels, Komisi Eropa sudah berpengalaman bahwa Rusia tak akan mengembalikan wilayah yang sudah direbut dalam waktu dekat. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte baru-baru ini berkata, “Saat ini, kita harus mengakui bahwa Rusia menguasai sebagian wilayah Ukraina.”

    Dalam urusan teritorial, Rutte memandang perlunya dibedakan antara pengakuan de facto dan de jure. Naskah kesepakatan itu mungkin mencatat bahwa Rusia secara faktual menguasai wilayah tertentu, tanpa mengakui secara hukum.

    Dari Berlin terdengar kabar, Ukraina hanya mau berunding soal gencatan senjata total di sepanjang garis depan. Adapun “pengakuan hukum atas pendudukan Rusia tak masuk meja perundingan,” tegas Merz.

    Putin bersikeras pada klaim teritorial

    Saat ini, Rusia menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina. Jubir Kementerian Luar Negeri di Moskow Rabu (13/8) lalu menyatakan, pihaknya tak akan mundur dari wilayah yang sudah diduduki, termasuk kota Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Krimea tak disebut, meski wilayah itu sudah dianeksasi Rusia sejak 2014 secara ilegal. Soal KTT di Berlin, komentar Moskow sangat singkat: “Tak penting.”

    Menurut Rafael Loss, pakar keamanan di European Council on Foreign Relations, pertemuan EU-NATO-AS di Berlin tergolong sukses. “Merz dan koleganya berhasil menyuarakan persatuan,” ujarnya kepada DW. Tapi soal definisi “penyerahan atau pertukaran wilayah”, katanya, Eropa dan AS masih berbeda pandangan.

    Secara hukum internasional, wilayah yang diklaim Rusia, termasuk Krimea, merupakan wilayah teritorial Ukraina. Fakta bahwa Rusia menguasai atau menganeksasi wilayah itu secara ilegal tak mengubah status hukumnya. “Penyerahan wilayah hanya mungkin jika konstitusi Ukraina diubah,” tegas Zelensky lagi di konferensi pers Berlin. “Kalau bicara wilayah, kita harus memikirkan rakyat, kita harus memikirkan konstitusi,” ujarnya.

    Pertemuan Alaska: Tiga skenario

    Bagaimana pertemuan pertama Putin-Trump di periode kedua Trump nanti akan berakhir? Rafael Loss membayangkan tiga skenario:

    Pertama, Trump sadar sedang dipermainkan Putin, lalu merapat ke Ukraina dan Eropa.

    Kedua, status quo dipertahankan.

    Ketiga — yang terburuk — Alaska menjadi titik awal normalisasi hubungan AS-Rusia, sementara Ukraina dan tatanan keamanan Eropa jadi korban.

    Solidaritas Eropa dan ancaman sanksi

    “Jika Rusia tak bersedia memberi konsesi, sanksi baru mengintai. Paket sanksi ke-19 Uni Eropa sudah disiapkan,” kata Perwakilan Tinggi Urusan Luar Negeri UE, Kaja Kallas. Rinciannya masih disimpan rapat.

    Sebanyak 26 dari 27 negara anggota UE sepakat berdiri di belakang Ukraina, menegaskan bahwa “perbatasan internasional tak boleh diubah lewat perang.” Hanya Hungaria di bawah Perdana Menteri Viktor Orban yang menolak, menyebut sanksi tambahan tak ada gunanya.

    Moskow gandakan tekanan di medan perang

    Menjelang pertemuan Alaska, Rusia justru menggeber operasi militer di Ukraina. AFP melaporkan, dalam sehari Rusia mencatat kemajuan teritorial terbesar sejak beberapa bulan terakhir. Di Kherson, pertempuran di berbagai front tetap berlangsung sengit.

    Kepada Trump, Merz menitipkan pesan sebelum keberangkatan ke Alaska: “Kami ingin Presiden Trump mencatat sukses di Anchorage pada Jumat.” Dan satu catatan penting: “Ukraina juga harus duduk di meja perundingan jika ada pertemuan lanjutan.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga video “RI Kena Tarif Trump 19%, Mendag Targetkan Pasar Eropa” di sini:

    (ita/ita)