Tag: Mark Milley

  • Balas Dendam, Trump Cabut Akses Biden ke Informasi Rahasia Negara

    Balas Dendam, Trump Cabut Akses Biden ke Informasi Rahasia Negara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan, ia mencabut akses mantan Presiden Joe Biden ke pengarahan intelijen atau informasi rahasia negara. Ini adalah tindakan balas dendam terbaru Trump terhadap para pesaingnya.

    Trump menyebut tindakan ini diambil sebagai tanggapan atas pendahulunya yang juga mencabut aksesnya ke materi rahasia negara sesaat setelah ia meninggalkan jabatannya sebagai orang nomor satu di AS 2017-2021.

    “Ia membuat preseden ini pada tahun 2021, ketika ia menginstruksikan Komunitas Intelijen (IC) untuk menghentikan Presiden Amerika Serikat ke-45 (ME!) mengakses detail tentang Keamanan Nasional, sebuah layanan yang diberikan kepada mantan Presiden,” kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (8/2/2025).

    Trump juga menyatakan, Biden tidak dapat dipercaya dengan informasi sensitif. Berdasarkan laporan penasihat khusus Robert Hur tentang penanganan informasi rahasia oleh Biden, ingatan presiden dari Demokrat itu dilaporkan “kabur” dan memiliki “keterbatasan yang signifikan”.

    Hur, yang menolak untuk mengajukan tuntutan terhadap Biden, mengatakan bahwa presiden saat itu kesulitan mengingat tanggal-tanggal penting seperti kematian putranya Beau dan masa jabatannya sebagai wakil presiden.

    Biden tidak segera berkomentar, meskipun beberapa mantan pejabat pemerintahannya mengecam tindakan Trump tersebut.

    “Ini tidak akan menurunkan harga telur,” kata Andrew Bates, mantan wakil sekretaris pers senior Gedung Putih, dalam unggahan di X, merujuk pada fokus Trump pada inflasi selama kampanye pemilihannya.

    Sebagai informasi, presiden AS tidak memerlukan izin keamanan dan memiliki akses ke informasi rahasia berdasarkan jabatan mereka.

    Sementara mantan presiden biasanya menerima pengarahan intelijen seperti yang diminta, meskipun akses diberikan atas kebijakan presiden yang sedang menjabat dan tidak ada proses izin keamanan formal yang terlibat.

    Tak lama setelah menjabat, Biden mengatakan, Trump seharusnya tidak memiliki akses ke pengarahan intelijen karena upayanya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden 2020, yang berpuncak pada kerusuhan 6 Januari 2021 di US Capitol.

    Trump didakwa dengan empat tuduhan pidana atas upayanya untuk membatalkan hasil pemungutan suara, termasuk konspirasi untuk menipu AS dan konspirasi terhadap hak-hak warga negara, sebelum jaksa membatalkan kasus tersebut bersama dengan beberapa tuntutan lain yang dihadapinya setelah terpilih kembali.

    Pemerintahan Trump telah mencabut akses ke pengarahan intelijen dari puluhan kritikus dan pesaing sejak menjabat pada 20 Januari.

    Mereka termasuk Mark Milley, pensiunan jenderal angkatan darat, dan lebih dari 50 mantan pejabat intelijen yang menandatangani surat yang secara keliru menyatakan bahwa email dari laptop Hunter Biden adalah bagian dari kampanye disinformasi Rusia.

    Trump juga telah membatalkan rincian keamanan mantan koleganya yang tidak lagi disukainya, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan mantan penasihat keamanan nasional John Bolton.

    (dce)

  • Geger Lagi Trump Usai Dilantik Langsung Pecat Pejabat

    Geger Lagi Trump Usai Dilantik Langsung Pecat Pejabat

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus membuat geger usai dilantik. Terbaru, Trump memecat wanita pertama yang menjadi Kepala Penjaga Pantai AS.

    Trump resmi dilantik sebagai Presiden AS pada Senin (20/1/2025). Ini merupakan masa jabatan keduanya, setelah menjabat pada 2017-2021.

    Trump langsung menandatangani berbagai perintah eksekutif yang mayoritas membatalkan kebijakan era Joe Biden menjabat Presiden AS. Para Selasa (21/1), Trump memecat Laksamana Linda Fagan sebagai kepala Penjaga Pantai AS.

    Dilansir AFP, Rabu (22/1/2025), pemecatan Fagan diumumkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), Benjamine Huffman.

    “Dia (Fagan-red) telah menjalani karier yang panjang dan cemerlang, dan saya berterima kasih atas pengabdiannya,” ucap Huffman dalam pesan kepada Penjaga Pantai AS.

    Fagan merupakan wanita pertama yang memimpin salah satu dari enam angkatan bersenjata dalam militer AS tersebut.

    Seorang pejabat senior DHS, yang mengawasi dinas tersebut, menyebut Fagan dipecat karena kurangnya kepemimpinan, kegagalan operasional, dan ketidakmampuan dalam mencapai target strategis Penjaga Pantai AS. Fagan dianggap gagal dalam mengatasi ancaman keamanan perbatasan, salah mengelola akuisisi, termasuk helikopter-helikopter, dan memberikan fokus berlebihan pada program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang dicetus Bidan dan telah dibatalkan oleh Trump.

    Pejabat senior DHS tersebut menyebut terdapat erosi kepercayaan pada Penjaga Pantai AS karena cara mereka menangani penyelidikan tuduhan pelecehan seksual.

    “Kegagalan untuk mengatasi permasalahan sistemis yang terungkap dalam penyelidikan ini telah menggarisbawahi budaya kepemimpinan yang tidak bersedia menjamin akuntabilitas dan transparansi,” imbuh pejabat senior DHS tersebut.

    Fagan telah menjabat sebagai Komandan Penjaga Pantai AS sejak tahun 2022. Sebelumnya, dia memegang berbagai jabatan termasuk Wakil Komandan Penjaga Pantai AS.

    Trump dan Partai Republik sudah sejak lama menentang program DEI yang tujuan bertujuan mendorong keberagaman bikinan Biden. DEI pun telah dibatalkan oleh Trump.

    Selain itu, Trump juga menjadikan keamanan perbatasan sebagai prioritas utama. Dia telah menetapkan keadaan darurat nasional di perbatasan AS-Meksiko pada hari pertamanya menjabat.

    Trump juga memiliki hubungan yang kontradiktif dengan Angkatan Bersenjata AS. Kadang dia memuji kekuatan mereka tetapi juga mengklaim Angkatan Bersenjata AS sudah melemah dan perlu dibangun kembali.

    Dia berselisih dengan mantan pejabat militer top AS, Mark Milley, dengan potret jenderal purnawirawan itu di Pentagon langsung dicopot pada hari yang sama ketika Trump dilantik Senin (20/1). Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan AS pilihan Trump yang belum dikonfirmasi oleh Kongres AS, mengatakan para perwira senior militer akan ditinjau berdasarkan meritokrasi, standar, letalitas, dan komitmen terhadap perintah yang sah. Hal itu mengindikasikan bahwa pemecatan lebih lanjut mungkin akan terjadi.

    Sosok Fagan yang Dipecat Trump

    Linda Fagan (Foto: dok. Jonathan Ernst/Reuters)

    Laksamana Fagan (61) sebelumnya mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin Penjaga Pantai AS sejak tahun 2022. Dia ditunjuk oleh Joe Biden.

    Dilansir Military.com dan CNN, Rabu (22/1/2025), memulai kariernya pada korps Penjaga Pantai AS sejak tahun 1985. Dia menjabat sebagai Komandan ke-27 Penjaga Pantai AS sejak 1 Juni 2022 setelah Biden menunjuknya untuk memimpin 42.000 personel aktif, 7.000 personel cadangan dan 8.700 personel sipil dalam korps yang menjaga keamanan maritim AS.

    Fagan, menurut newsnationnow.com, merupakan penjabat wanita pertama yang berpangkat Laksamana bintang empat dalam korps Penjaga Pantai AS. Sebelum memimpin Penjaga Pantai AS, Fagan menjabat sebagai Wakil Komandan dan memegang beberapa posisi kepemimpinan berturut-turut sejak ditugaskan dari Akademi Penjaga Pantai AS tahun 1985.

    Fagan merupakan perwira keselamatan laut. Dia pernah menjadi Komandan Penjaga Pantai Area Pasifik, Distrik Penjaga Pantai Pertama dan Sektor Penjaga Pantai New York. Dia juga pernah memegang banyak jabatan di Markas Besar Penjaga Pantai AS di Washington DC.

    Masa jabatan Fagan sebagai Komandan Penjaga Pantai AS dinodai oleh penyelidikan Operation Fouled Anchor, penyelidikan internal rahasia yang membuktikan lusinan tuduhan pemerkosaan dan penyerangan seksual di dalam badan itu dari akhir tahun 1980-an hingga tahun 2006. Pemberitaan soal penyelidikan internal itu mencuat ke publik pada Juni 2023.

    Fagan pun memerintahkan peninjauan. Namun, dia secara konsisten menolak untuk meminta pertanggungjawaban siapa pun hingga kesimpulan dicapai dalam penyelidikan yang dilakukan Kantor Inspektur Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS). Hasil penyelidikan itu belum dipublikasikan.

    Program DEI yang Diakhiri Trump

    Foto: Donald Trump (CNN)

    Salah satu alasan Fagan dipecat disebut-sebut terkait fokusnya yang berlebihan pada program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang dicetus Biden. Program itu telah diakhiri oleh Trump pada hari pertamanya menjabat.

    Trump mengakhiri program DEI lewat perintah eksekutif. Dia menganggap program yang resminya bernama ‘Diversity, equity and inclusion’ (DEI) itu tak bermoral.

    “Pemerintahan Biden memaksakan program diskriminasi ilegal dan tidak bermoral, yang disebut dengan nama ‘keberagaman, kesetaraan, dan inklusi’ (DEI), ke dalam hampir semua aspek Pemerintah Federal, dalam berbagai bidang mulai dari keselamatan penerbangan hingga militer. Ini merupakan upaya terpadu yang bermula dari hari pertama Presiden Biden menjabat, ketika ia mengeluarkan Perintah Eksekutif 13985, ‘Memajukan Kesetaraan Rasial dan Dukungan bagi Komunitas yang Kurang Terlayani Melalui Pemerintah Federal’,” demikian salah satu poin dalam perintah eksekutif Trump.

    Dia menganggap DEI merupakan pemborosan. Trump mengatakan pemerintah AS sudah seharusnya melayani seluruh warga secara setara tanpa DEI.

    “Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB), dibantu oleh Jaksa Agung dan Direktur Kantor Manajemen Personalia (OPM), akan mengoordinasikan penghentian semua program diskriminatif, termasuk DEI ilegal dan mandat, kebijakan, program, preferensi, dan kegiatan ‘keanekaragaman, ekuitas, inklusi, dan aksesibilitas’ (DEIA) di Pemerintah Federal, dengan nama apa pun yang muncul,” ujarnya.

    Dia memberi anak buahnya waktu 60 hari untuk melaksanakan hal itu. Dia memerintahkan seluruh lembaga pemerintah federal mengakhiri hingga batas maksimum yang diizinkan oleh hukum semua jabatan dan posisi DEI, DEIA, dan ‘keadilan lingkungan’, termasuk namun tidak terbatas pada posisi ‘Kepala Pejabat Keanekaragaman’, semua rencana aksi ‘kesetaraan’, tindakan, inisiatif, atau program ‘kesetaraan;, hibah atau kontrak yang terkait dengan ‘kesetaraan’ dan semua persyaratan kinerja DEI atau DEIA untuk karyawan, kontraktor, atau penerima hibah,” ujar Trump.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/fas)