Tag: Marcella Zalianty

  • Marcella Zalianty Perankan Laksamana Malahayati di Monoplay Melati Pertiwi

    Marcella Zalianty Perankan Laksamana Malahayati di Monoplay Melati Pertiwi

    Selain Laksamana Malahayati, 5 dari 6 Pahlawan Nasional Perempuan Indonesia lainnya yang diangkat kisahnya dalam Monoplay Melati Pertiwi, yakni: S.K. Trimurti, Nyi Ageng Serang, Ratu Kalinyamat, Rasuna Said, dan Christina Martha Tiahahu. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

  • Kehidupan Nicholas Saputra Setelah Kecelakaan Pesawat

    Kehidupan Nicholas Saputra Setelah Kecelakaan Pesawat

    JAKARTA – Film Tukar Takdir merupakan rumah produksi Starvision Plus bekerja sama dengan sutradara Mouly Surya. Film ini merupakan adaptasi dari salah satu bagian buku milik penulis Vabyo yang diadaptasi dalam bentuk layar lebar.

    Nicholas Saputra sebagai pemeran utama, beradu peran dengan berbagai nama seperti Marsha Timothy, Adhisty Zara, Teddy Syach, Tora Sudiro, Marcella Zalianty, Meriam Bellina, Roy Sungkono. Ariyo Wahab, Revaldo, Hannah Al Rashid, Devi Permatasari, Ringgo Agus Rahman, dan lainnya.

    Simak sinopsis film Tukar Takdir di bawah ini:

    Film Tukar Takdir menceritakan sebuah kecelakaan pesawat dari Makassar tujuan Jakarta yang menewaskan hampir seluruh awak pesawat. Dari insiden tersebut, satu-satunya yang selamat adalah seorang pria bernama Rawa (Nicholas Saputra).

    Rawa menjadi satu-satunya penumpang yang selamat dari kejadian tersebut, namun Rawa mengalami trauma lantaran ia mendapat tekanan dari berbagai sisi.

    Kemudian, seorang wanita bernama Dita (Marsha Timothy) mencari informasi mengenai suaminya yang merupakan salah satu penumpang pesawat. Dita merasa tidak terima ketika ia mengetahui sang suami ternyata bertukar tempat duduk dengan penumpang lainnya.

    Dita menemukan penumpang tersebut adalah Rawa yang ternyata selamat dari kecelakaan. Pertemuan Dita dan Rawa penuh dengan kekesalan yang perlahan menghubungkan mereka semakin dalam.

    Di sisi lain ada Zahra (Adhisty Zara), anak dari pilot Kapten Dirga (Tora Sudiro) yang berduka karena kepergian sang ayah. Zahra bersama sang ibu, Damianti (Marcella Zalianty) berusaha mencari keajaiban dengan kejadian itu, mengharapkan Dirga selamat.

    Di tengah momen itu, Zahra bertemu dengan Rawa yang memiliki kegemaran yang serupa. Rawa mulai menolong Zahra untuk menjalani rutinitas sehari-hari sembari menghadapi duka.

    Film Tukar Takdir tayang di bioskop Indonesia mulai 2 Oktober 2025.

  • Fadli Zon Diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina PARFI ’56 – Halaman all

    Fadli Zon Diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina PARFI ’56 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI ’56). 

    Pengangkatan ini diumumkan dalam acara diskusi dan buka puasa bersama di Museum Nasional, Jakarta, pada Kamis (27/3/2025).

    Ketua Umum PARFI ’56, Marcella Zalianty, menyampaikan bahwa kepemimpinan Fadli Zon akan menjadi aset penting dalam memperkuat ekosistem perfilman nasional. 

    “Dedikasi beliau di bidang kebudayaan sangat sejalan dengan visi PARFI ’56 untuk melindungi dan membina para pekerja film Indonesia,” ujar Marcella.

    Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan komitmennya untuk mendorong industri film Indonesia agar semakin maju dan berdaya saing tinggi. 

    “Film bukan sekadar hiburan, tetapi juga cerminan budaya dan alat diplomasi bangsa. Kolaborasi antara aktor, asosiasi profesi, dan pemerintah adalah kunci dalam memajukan industri perfilman kita,” ungkapnya.

    Salah satu langkah strategis yang didukung oleh Fadli adalah kerja sama antara PARFI ’56 dan BPJS Ketenagakerjaan dalam sistem keagenan bagi pekerja film. 

    Ia menilai inisiatif ini sebagai langkah penting untuk menjamin kesejahteraan para pelaku industri film nasional.

    Selain itu, Fadli juga menyoroti perlunya peningkatan jumlah layar bioskop di Indonesia. 

    Dengan populasi lebih dari 281 juta jiwa, idealnya Indonesia memiliki lebih dari 28.000 layar film, namun saat ini baru tersedia sekitar 3.000 layar. 

    “Kita butuh lebih banyak layar dan ekosistem yang adil bagi seluruh pelaku industri film. Pemerintah siap mendukung upaya bersama untuk mewujudkannya,” jelasnya.

    Turut hadir dalam acara ini Ketua Dewan Pertimbangan PARFI ’56 Dede Yusuf Macan Effendi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Arswendy Bening, Komisaris Utama PFN Yessy Goesman, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah DKI Jakarta Deny Yusyulian, serta sejumlah sineas dan insan perfilman nasional.

    Dengan dukungan lintas sektor, pengangkatan Fadli Zon sebagai Ketua Dewan Pembina PARFI ’56 diharapkan semakin memperkuat industri film Indonesia serta memberikan perlindungan lebih baik bagi para pekerja di sektor ini.

  • Fadli Zon Dorong Film Indonesia Tembus Pasar Internasional

    Fadli Zon Dorong Film Indonesia Tembus Pasar Internasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kebudayaan Fadli Dzon mendukung upaya sineas perfilman Tanah Air dalam meningkatan kualitas film Indonesia agar menembus pasar internasional. Menurut Fadli Dzon, salah satu caranya adalah dengan menggelar pelatihan dan pendanaan bagi insan perfilman.

    “Kita akan melakukan workshop-workshop ke depan supaya cerita-cerita kita yang banyak dari Sabang sampai Merauke, cerita kita sehari-hari bisa menjadi skenario film yang menarik mulai dari cerita sejarah, cerita legenda, cerita daerah, cerita rakyat belum lagi adaptasi dari berbagai novel, cerpen atau puisi,” ungkap Fadli Zon dalam silaturahmi insan perfilman bersama Parfi 56 yang digelar di Gedung Museum Nasional Jakarta, Jumat (28/3/2025) malam. 

    Sementara itu, Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 56 Marcella Zalianty berterima kasih atas dukungan Kementerian Kebudayaan terhadap karya para sineas di Tanah Air. 

  • Diangkat Jadi Ketua Dewan Pembina PARFI ’56, Fadli Zon Fokus Perkuat Ekosistem Film Nasional – Page 3

    Diangkat Jadi Ketua Dewan Pembina PARFI ’56, Fadli Zon Fokus Perkuat Ekosistem Film Nasional – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon resmi diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI ’56) dalam diskusi dan buka puasa bersama di Museum Nasional, Jakarta, pada Kamis (27/03/2025). Acara ini sekaligus menjadi momentum penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PARFI ’56 dan BPJS Ketenagakerjaan mengenai Sistem Keagenan bagi para pekerja film.

    Pengangkatan ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PARFI ’56, Marcella Zalianty, yang menilai dedikasi dan kepemimpinan Fadli Zon di bidang kebudayaan sebagai aset penting dalam memperkuat ekosistem perfilman Indonesia. Pengangkatan ini sejalan dengan semangat PARFI ’56 untuk memperkuat pelindungan dan pembinaan bagi para pekerja film nasional.

    Fadli Zon menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak dalam membangun industri film yang sehat, inklusif, dan berdaya saing tinggi. “Film bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan budaya, ekspresi seni, dan alat diplomasi bangsa. Kolaborasi antara aktor, asosiasi profesi, dan pemerintah adalah kunci dalam memajukan industri perfilman kita,” ujar Fadli.

    Dalam sambutannya, ia juga menyampaikan dukungan penuh terhadap perlindungan kesejahteraan pekerja film.

    “Kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan PARFI ’56 adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa para pelaku industri film mendapatkan jaminan sosial yang layak. Ini adalah fondasi penting bagi ekosistem yang sehat dan berkelanjutan,” tambahnya.

    Fadli juga menyampaikan bahwa pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan, terus mendorong pertumbuhan industri film dengan kebijakan berbasis data dan strategi. Ia menyebutkan bahwa pada 2024, jumlah penonton film nasional mencapai lebih dari 80 juta orang, jauh melampaui penonton film asing, yang berjumlah sekitar 42 juta.

    Meski demikian, ia menyoroti masih kurangnya jumlah layar bioskop di Indonesia. Dengan populasi lebih dari 281 juta jiwa, Indonesia idealnya membutuhkan lebih dari 28.000 layar film, sementara jumlah saat ini baru mencapai 3.000 layar.

    “Kita membutuhkan lebih banyak layar, serta ekosistem yang adil dan berkeadilan bagi semua pelaku industri film. Pemerintah siap mendukung upaya bersama untuk menghadirkan solusi konkret,” tegas Fadli.