Tag: Lusiana

  • Gubernur Jakarta Pramono Bakal Lantik Kadis Definitif Setelah Lebaran

    Gubernur Jakarta Pramono Bakal Lantik Kadis Definitif Setelah Lebaran

    Jakarta

    Gubernur Jakarta Pramono Anung bakal melantik seluruh pejabat definitif di lingkungan Pemprov Jakarta. Pelantikan itu akan dilaksanakan usai Lebaran Idul Fitri 2025.

    “Jadi tadi saya sudah melaporkan kepada Kepala BKN, setelah lebaran semua Plt-Plt yang ada di Jakarta akan saya definitifkan,” kata Pramono usai menghadiri acara Peluncuran Pelaksanaan Manajemen Talenta di Balai Kota Jakarta, Senin (17/3/2025).

    Seperti diketahui, sejumlah jabatan di lingkungan Pemprov Jakarta masih kosong. Beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masih diisi oleh Plt.

    Pramono belum bisa mengungkap siapa yang bakal dilantik menjadi pejabat definitif. Dia menyebut hal itu merupakan kewenangan Gubernur.

    “Tentunya siapanya nanti menjadi kewenangan sebetulnya Gubernur bersama dengan tim yang akan saya buat untuk itu,” lanjutnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Pramono meluncurkan penerapan manajemen talenta di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Program itu diharapkan dapat mengumpulkan minat bakat ASN.

    Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Zudan Arif juga mengatakan dengan adanya peluncuran manajemen talenta, penataan ASN secara nasional untuk duduk dalam jabatan jauh lebih mudah. Dia berharap, pengisian jabatan definitif menjadi lebih mudah dan cepat.

    “Dengan manajemen talenta ini, saya berharap pengisian jabatan bisa dilakukan cepat dan ke depan tidak ada lagi namanya Plt-Plt dalam jangka waktu yang lama. Ini sekarang ada trend, beberapa daerah mengisi Plt dipanjang-panjangkan, 3 bulan, perpanjang 6 bulan, besok lagi di Plh 2 minggu, setelah kosong 2 minggu, Plt-nya balik lagi,” lanjutnya.

    – Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air,Ika Agustin
    – Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, Budi Awaludin
    – Plt Kepala Dinas Pendidikan, Sarjoko
    – Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Imam Hadi Purnomo
    – Plt Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Satriadi
    – Plt Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah
    – Plt Sekretaris DPRD Jakarta, Augustinus
    – Plt Kepala Badan Pengelola Aset Daerah, Lusiana Herawati
    – Plt Bupati Kepulauan Seribu, Muhammad Fadjar Churniawan.

    Pelaksanaan Manajemen Talenta di lingkungan Pemprov Jakarta merupakan terobosan yang diadopsi dari sektor privat dalam rangka memperbaiki pengelolaan sumber daya aparatur pemerintah.

    Dalam pasal 2 Permenpan-RB Nomor 3 Tahun 2020, manajemen talenta ASN bertujuan mewujudkan rencana suksesi yang objektif, terencana, terbuka, tepat waktu dan akuntabel sehingga dapat memperkuat dan mengakselerasi penerapan sistem merit pada instansi pemerintah.

    Implementasi manajemen talenta ASN terdiri dari lima tahap: akuisisi talenta, pengembangan talenta, retensi talenta, penempatan talenta, pemantauan dan evaluasi. Dalam sistem manajemen talenta ASN, para pegawai nantinya akan diklasifikasi dalam sembilan kotak manajemen talenta berdasarkan kinerja dan potensi pegawai.

    (bel/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sosok TM, Polisi Terjaring Razia Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos, Protes Petugas – Halaman all

    Sosok TM, Polisi Terjaring Razia Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos, Protes Petugas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – TM (22), seorang anggota polisi terjaring razia petugas, Sabtu (15/3/2025).

    Ia kepergok saat berduaan dengan seorang mahasiswi di kamar kos di Jalan WR Supratman, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

    Adapun identitas mahasiswi itu adalah EDP (20), warga Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.

    Dilansir TribunJatim.com, TM merupakan warga Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.

    Ia adalah anggota polisi dari jajaran Polres Lamongan, tepatnya bertugas di Polsek Solokuro.

    “Yang bersangkutan anggota dari Polsek Solokuro Lamongan,” kata Kanit Patroli Sat Samapta Polres Tuban, Ipda Rudi.

    Imbas dari kejadian itu, TM mendapat penindakan dari Propam Polres Lamongan.

    “Saat ini sudah mendapat penanganan dari Propam Polres Lamongan,” ujarnya.

    Sebelumnya, saat dirazia, TM sempat tak terima. Ia memprotes petugas yang mendatangi kamar kosnya.

    Bahkan, TM juga keberatan dan melarang awak media yang meliput razia gabungan tersebut mengambil gambarnya.

    Namun, setelah mendapatkan penjelasan dari petugas kepolisian yang ikut dalam razia tersebut, akhirnya mereka bisa menerimanya.

    Saat itu, petugas tidak memproses TM lebih lanjut karena kurangnya bukti.

    Sebab saat razia terjadi, pintu kamar kos TM dalam posisi terbuka.

    “Mau menindak tidak cukup bukti,” kata Rudi.

    Dari pengakuan TM, ia hanya mengantarkan pulang pasangannya, dikutip dari Kompas.com.

    Adapun hubungan antara TM dan EDP yang terjaring razai itu memang bukan pasangan suami istri.

    “Keduanya statusnya memang masih belum nikah,” terangnya.

    “Dia (TM) masih perjaka, yang perempuan juga masih lajang,” sambungnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Oknum Polisi yang Terjaring Razia di Kamar Kos Tuban, Bertugas di Lamongan, Diperiksa Propam

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Muhammad Nurkholis, Kompas.com/Hamim)

  • Sosok Aipda H, Patwal Viral Tendang Pemotor di Puncak Bogor, Dicopot dan Diperiksa Propam – Halaman all

    Sosok Aipda H, Patwal Viral Tendang Pemotor di Puncak Bogor, Dicopot dan Diperiksa Propam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aksi Aipda H, anggota Satlantas Polres Bogor yang melakukan patroli dan pengawalan, viral di media sosial.

    Hal itu setelah ia terlihat menendang pengendara motor di Jalan Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/3/2025).

    Saat kejadian, Aipda H tengah melakukan pengawalan untuk mobil Alphard warna putih.

    Akibat aksi yang diduga dilakukan Aipda H itu, seorang pemotor terjatuh ke semak-semak.

    Namun, Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Gantama Ganda Permana memberikan pembelaan untuk Aipda H.

    AKP Rizky mengatakan, kejadian viral itu tak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

    Dari keterangan yang ia peroleh, tidak ada insiden penendangan yang dilakukan oleh Aipda H kepada pemotor.

    Namun, kata dia, saat kejadian, terjadi senggolan antara motor patwal dengan pemotor tersebut.

    “Jadi saya tekankan yang dikatakan di media sosial adanya ditendang itu tidak benar.”

    “Tetapi karena bersentuhan dengan kendaraan motor patroli akhirnya yang bersangkutan (korban) terjatuh,” ujarnya, Sabtu (15/3/2025).

    Ia menjelaskan, saat itu, Aipda H tengah melakukan patwal di jalur bawah menuju Puncak.

    Pemotor yang diduga ditendang Aipda H sudah diberi tanda agar mengendarai kendaraannya ke pinggir jalan.

    Namun, lanjut AKP Rizky, pemotor berinisial A itu tidak cepat ke pinggir jalan.

    “Nah saat terjadi pengawalan tersebut, dia (korban) bersenggolan dengan mobil yang dikawal awalnya,” jelasnya.

    Setelah itu, karena dilihat adanya keramaian di belakang, Aipda H mengupayakan untuk memberhentikan kendaraan tersebut.

    “Tetapi karena terlalu mepet akhirnya terjadi crashbar,” tandasnya.

    Buntut dari insiden itu, Aipda H diganjar dua sanksi sekaligus.

    Sanksi pertama, Aipda H resmi dicopot dari tugasnya sebagai patwal di Polres Bogor.

    Sanksi kedua, Aipda H kini harus menjalani pemeriksaan oleh Propam Polres Bogor.

    “Saat ini, anggota (Aipda H) sudah dilaksanakan pemeriksaan dan diberhentikan dari tugasnya,” ungkapnya.

    Sementara menurut AKP Rizky, sudah ada perdamaian antara Aipda H dengan pemotor tersebut.

    “Terakhir keduanya sudah melakukan mediasi dan Alhamdulillah mencapai kesepakatan damai saling meminta maaf satu sama lain,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Patwal Arogan yang Viral di Puncak Bogor Dibela Kasatlantas, Sebut Tidak Lakukan Penendangan

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat/Khairunnisa)

  • Awal Mula Brigadir Ade Kurniawan Kenal DJP, Hamili dan Bunuh Bayinya, Bohong soal Pekerjaan – Halaman all

    Awal Mula Brigadir Ade Kurniawan Kenal DJP, Hamili dan Bunuh Bayinya, Bohong soal Pekerjaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Brigadir Ade Kurniawan atau AK, anggota Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Polda Jawa Tengah (Jateng), dilaporkan atas kasus dugaan pembunuhan terhadap anak kandungnya yang masih berusia 2 bulan.

    Mulanya, diberitakan yang melaporkan Brigadir AK adalah istrinya, DJP (24).

    Namun, ternyata keduanya belum resmi menikah. Bayi yang dibunuh Brigadir Ade adalah hasil hubungannya dengan DJP.

    DJP diketahui merupakan lulusan sebuah kampus negeri di Kota Semarang.

    Dilansir TribunJateng.com, Brigadir Ade mendekati DJP memanfaatkan kemampuannya di dunia intel pada 2023 lalu.

    Pendekatan itu dilakukan setelah Brigadir Ade resmi bercerai dari istri sahnya.

    Awal berkenalan dengan DJP, Brigadir Ade bohong soal pekerjaannya.

    Ia mengaku bekerja di sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    “Awalnya Brigadir AK ngaku bukan anggota polisi tapi kerja di Telkomsel.”

    “Namun, lama-kelamaan ketahuan (oleh DJP) ketika sudah saling dekat,” kata pengacara DJP, Alif Abudrrahman, Selasa (11/3/2025).

    Dari hasil hubungan itu, lahirlah bayi laki-laki berinisial AN.

    Alif pun memastikan, bayi laki-laki berusia 2 bulan yang diduga dibunuh Brigadir Ade adalah anak kandung dari polisi tersebut.

    “Jadi kami enggak asal ngomong ini anak siapa, ini ada tes DNA-nya, itu anaknya 99,9 persen,” tandasnya.

    Status hubungan Brigadir Ade dan DJP yang belum resmi menikah pun dibenarkan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto.

    Artanto juga memastikan, bayi yang menjadi korban pembunuhan adalah anak kandung dari Brigadir Ade.

    “Kalau perempuan ini (DJP) adalah teman dekat, belum istri sah. Namun, korban (AN) benar anak kandung dari Brigadir AK.”

    “Hubungan mereka di luar resmi dari dinas kepolisian,” ungkapnya, Selasa.

    Kendati demikian, motif dugaan pembunuhan terhadap AN oleh Brigadir Ade masih dalam penyelidikan.

    “Soal motif masih didalami,” tambahnya.

    Kronologi Kejadian

    Adapun peristiwa dugaan pembunuhan bayi oleh ayah kandungnya itu terjadi pada Minggu (2/3/2/025).

    Artanto menjelaskan kejadian bermula saat Brigadir Ade dan DJP hendak berbelanja.

    DJP menitipkan anaknya kepada Brigadir Ade untuk dijaga, sedangkan dirinya berbelanja.

    Ketika bayi itu berada di tangan Brigadir Ade, terjadilah dugaan pembunuhan tersebut.

    Setelah berbelanja, DJP kembali ke mobil dan mendapati bayinya sudah dalam kondisi yang tak wajar.

    Ia lantas membawa korban ke rumah sakit, tetapi nahas karena nyawa bocah itu tak terselamatkan.

    “Bayi itu lantas dibawa ke rumah sakit. Namun, setelah perawatan dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Artanto, Selasa (11/3/2025).

    DJP kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Polda Jateng, Rabu (5/3/2/025).

    Menindaklanjuti laporan itu, Artanto mengatakan telah mengamankan Brigadir AK untuk menjalani pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng.

    Sementara itu, tentang tindakan pidana masih ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).

    Pihaknya juga telah melakukan ekshumasi guna mengetahui penyebab pasti kematian korban.

    “Kami juga telah melakukan ekshumasi terhadap jenazah bayi AN pada Kamis, 6 Maret 2025 lalu,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Terkuak Bayi 2 Bulan Yang Diduga Dicekik Brigadir AK, Ternyata Hasil Hubungan Gelap Dengan Mahasiswi

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

  • Tren UMKM Berkelanjutan, Inovasi Kemasan Bisa Bikin Bisnismu Makin Cuan

    Tren UMKM Berkelanjutan, Inovasi Kemasan Bisa Bikin Bisnismu Makin Cuan

    Jakarta: Di era bisnis yang semakin kompetitif, keberlanjutan menjadi kunci untuk memastikan usaha tetap berkembang. 
     
    Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara Pisang Goreng Madu Bu Nanik dan Foopak, produk kemasan ramah lingkungan dari APP Group. 
     
    Melalui acara Foopak Empowering UMKM – Membangun Bisnis Berkelanjutan Menuju UMKM Naik Kelas & Mandiri, kedua pihak berbagi wawasan mengenai pentingnya inovasi dan penggunaan kemasan yang aman serta ramah lingkungan bagi pelaku usaha kuliner.
     

    Apa itu UMKM berkelanjutan?
    UMKM berkelanjutan adalah usaha mikro, kecil, dan menengah yang menerapkan prinsip bisnis ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan sumber daya, serta memiliki dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. 

    Salah satu aspek utama dari bisnis berkelanjutan adalah penggunaan bahan baku dan kemasan yang tidak merusak lingkungan.
     
    Dalam acara ini, sebanyak 50 UMKM binaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKPP) Tangerang mendapatkan edukasi mengenai penggunaan Foopak Greaseproof Paper, kemasan berbasis kertas yang halal, aman untuk makanan, serta ramah lingkungan. 
     
    Bu Nanik, pemilik Pisang Goreng Madu Bu Nanik, telah menggunakan kemasan ini sejak 2023 untuk memastikan produknya tetap higienis dan berkualitas.
     

    Inovasi untuk bisnis kuliner berkelanjutan
    Bu Nanik menekankan pentingnya inovasi dalam menjaga daya tarik bisnis kuliner di tengah persaingan pasar.
     
    “Saya memulai usaha ini dengan semangat untuk menghadirkan produk yang unik dan berkualitas. Tantangan terbesar adalah mempertahankan standar kualitas dan terus berinovasi. Dengan dukungan kemasan yang tepat seperti Foopak Greaseproof Paper, produk kami tetap higienis dan ramah lingkungan,” ujar Bu Nanik.
     
    Sementara itu, Head of Specialty Paper APP Group Lusiana Gomulia menjelaskan penggunaan kemasan berbasis kertas dapat meningkatkan daya saing UMKM kuliner.
     
    “Kami ingin membantu UMKM memahami pentingnya kemasan aman serta bagaimana hal ini dapat mendukung pertumbuhan bisnis mereka,” kata Lusiana.
     

    Dukungan bisnis berkelanjutan untuk UMKM
    Selain inovasi produk, UMKM juga perlu memahami strategi membangun bisnis berkelanjutan agar tetap kompetitif. Senior Sustainability Expert APP Group Sera Noviany mengungkapkan UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian nasional.
     
    “UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia, dengan lebih dari 65 juta unit usaha yang berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap PDB nasional. Kami berharap dapat membantu UMKM naik kelas dan mandiri melalui edukasi serta dorongan untuk terus berinovasi,” ujar Sera.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap penyakit yang diderita Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu.

    Perempuan yang memiliki nama lengkap Wakiyem itu kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo, Jawa Timur.

    Ia menjalani perawatan di RSUA Ponorogo sejak Selasa (4/3/2025).

    “Masuk mulai selasa, diantar anaknya yang nomor 2 dan cucunya,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, Jumat (7/3/2025), dilansir TribunJatim.com.

    Dari hasil pemeriksaan, Mbok Yem menderita pneumonia.

    “Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia,” ungkap Arbain.

    Arbain menjelaskan, saat ini, kondisi Mbok Yem sudah berangsur membaik, hanya saja masih dipasangi oksigen.

    Perempuan berusia 82 tahun itu sudah mau makan.

    “Awalnya saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sasak napas,” terangnya.

    “Membaik di sini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik.”

    “Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” sambungnya.

    Diketahui, tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya dilakukan jelang hari Raya Idul Fitri.

    Namun, tahun ini, tradisi itu terpaksa dilakukan lebih awal, lantaran kondisi Mbok Yem yang tengah sakit.

    Saat turun gunung, Mbok Yem ditandu oleh beberapa orang secara bergantian pada Selasa.

    Video saat Mbok Yem turun dari Gunung Lawu pun viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @Akuessa.

    Saat dikonfirmasi, pemilik akun bernama Esa Adi Prasetya itu mengungkapkan, Mbok Yem mengeluh sakit sejak awal Februari 2025.

    Adapun gejala yang dialami Mbok Yem yakni badan lemas dan pembengkakan di kaki.

    “Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun.”

     “Akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Penjelasan Kepsek di Karawang soal Siswi Hamil Korban Rudapaksa Dikeluarkan dari Sekolah – Halaman all

    Penjelasan Kepsek di Karawang soal Siswi Hamil Korban Rudapaksa Dikeluarkan dari Sekolah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang siswi SMP berusia 15 tahun di Karawang, Jawa Barat, terpaksa putus sekolah usai menjadi korban rudapaksa.

    Ia diminta mengundurkan diri dari sekolah pada Oktober 2024 karena hamil.

    “Iya disuruh mengundurkan diri sama sekolah karena anak saya hamil,” kata ibu korban, D, Kamis (6/3/2025), dilansir Wartakotalive.com.

    D mengaku sempat memohon agar putrinya tetap bisa sekolah.

    Namun, kata dia, pihak sekolah justru meminta D menandatangani surat pengunduran diri anaknya.

    “Malah disuruh anak saya daftar sekolah paket, nomor handphone sekolah paket pun saya dapat dari pihak sekolah,” ungkap Dwi.

    Sementara itu, Kepala SMPN 2 Karawang Timur, Nedi Somantri membantah telah mengeluarkan korban dari sekolah.

    Ia menyebut, orang tua korban lah yang ingin memindahkan anaknya.

    Dengan nada tinggi, Nedi meminta agar korban datang ke sekolah bersama pelaku.

    “Bawa saja korban dan orang tua korbannya ke sini, walaupun korban pemerkosaan itu kan pergaulan. Siapa yang menjebak?”

    “Bawa pelakunya sekalian ke sini, saya kan harus objektif, nanti kita kumpulkan dengan Tata Usaha (TU) dan yang mengeluarkannya,” kata Nedi dengan nada tinggi kepada pewarta pada Rabu, (5/3/2025).

    Nedi bahkan mengaku tak mengetahui tentang pengeluaran siswi tersebut dari sekolah.

    Ia kemudian menyinggung soal sekolah yang memiliki aturan dan prosedural tersendiri untuk mengeluarkan siswa yang melanggar tata tertib.

    “Saya tidak mengetahui mengenai pengeluaran ini, sekolah juga kan punya aturan tata tertib dan prosedural. Harus ada Surat Peringatan (SP) 1, SP 2 dan SP 3 terlebih dahulu,” tegas Nedi.

    Sementara itu, Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Solihkin menegaskan, proses penyelidikan masih berjalan.

    “Proses berjalan sesuai tahapan demi tahapan,” katanya.

    Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Karawang, Ipda Rita Zahara menyebut, kasus tersebut sudah diproses dan naik penyidikan.

    Ia membantah adanya upaya perdamaian antara korban dan pelaku.

    “Kalau kami tidak ada mediasi. Maksudnya tidak ada memfasilitasi mediasi,” terangnya.

    Di sisi lain, korban kini sudah mendapat perlindungan dan pendampingan penuh dari pemerintah.

    Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Karawang, Wiwiek Krisnawati.

    Perlindungan itu, kata Wiwiek, terutama pada aspek kesehatan.

    Korban kini tengah hamil 7 bulan pada usia yang sangat muda dan berisiko tinggi.

    Pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan korban mendapat pemantauan khusus dari fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

    “Korban harus mendapatkan BPJS, kita akan memperjuangkan,” jelasnya, Kamis.

    Saat ini, lanjut Wiwiek, korban yang yang berhenti di SMP, sudah terdaftar di lembaga pendidikan nonformal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan nantinya tetap akan mendapat ijazah sekolah.

    “Selama masa pemulihan, korban akan dipastikan keamanannya dan terjaga dengan baik,” kata dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Bocah 15 Tahun Korban Rudapaksa Hamil 7 Bulan Dipaksa Sekolah Keluar di Karawang dan di TribunJabar.id dengan judul Siswi SMP Korban Rudapaksa di Karawang Dapat Perlindungan Pemerintah, DPPPA Kordinasi dengan Dinkes

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Wartakotalive.com/Muhammad Azzam, TribunJabar.id/Cikwan Suwandi)

  • Hartono Soekwanto: dari Pengusaha Koi ke Aksi Koboi Jalanan, Kini Terancam 10 Tahun Penjara – Halaman all

    Hartono Soekwanto: dari Pengusaha Koi ke Aksi Koboi Jalanan, Kini Terancam 10 Tahun Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pengusaha ternama dan kolektor ikan koi, Hartono Soekwanto (53) ditetapkan sebagai tersangka buntut aksi koboi jalanan.

    Peristiwa itu terjadi di Kawasan Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Minggu (2/3/2025).

    Aksi Hartono menenteng senjata api dan menggedor mobil itu viral di media sosial.

    Dalam rekaman yang beredar, Hartono terlihat memaksa membuka pintu mobil yang ditumpangi tiga perempuan yakni NA (29), IZ (22) dan RKF (26).

    Ia juga mengacungkan jari tengah dan beberapa kali memukul bodi kendaraan di tengah lalu lintas yang ramai.

    Melansir Kompas.com, Hartono Soekwanto merupakan pengusaha asal Bandung.

    Ia punya peran besar dalam perkembangan ikan koi di Indonesia.

    Hartono mencatat sejarah sebagai orang Indonesia pertama yang memenangkan Grand Champion di ajang Nishikigoi Off The World di Jepang pada 2013.

    Kemenangannya itu berkat ikan koi jenis Kohaku bernama Mu-Lan Legend.

    Hartono juga aktif di organisasi koi.

    Pada 2019, ia menjabat sebagai Presiden Zen Nippon Airinkai (ZNA) Bandung Chapter, organisasi koi tertua di Indonesia yang berafiliasi dengan Jepang.

    Bahkan, di bawah kepemimpinannya, ZNA Bandung Chapter mencetak rekor dalam AII Indonesia Koi Show 2019 dengan 4.467 ekor ikan koi yang dilombakan, menjadikannya ajang koi terbesar di Indonesia yang tercatat di Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

    Namun kini, Hartono tak hanya dikenal karena prestasinya di dunia koi, tetapi juga karena aksi koboinya di jalanan yang menuai kontroversi.

    Mengutip TribunJabar.id, Hartono ditetapkan sebagai tersangka setelah menjalani pemeriksaan oleh Satreskrim Polres Cimahi, Senin (3/3/2025).

    Dari hasil pemeriksaan, aksi koboi yang dilakukan Hartono itu berlatar asmara.

    Hartono mengaku sakit hati setelah korban berinisial NA tak mau lagi menjalin hubungan asmara tanpa status.

    “Motif pelaku itu karena tidak terima, karena korban tidak mau lagi menjalani hubungan.”

    “Korban dan pelaku memiliki hubungan tanpa status,” kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (4/3/2025).

    Aksi koboi itu bermula saat Hartono dan korban sama-sama melintas di Kawasan Kota Batu Parahyangan, Bandung Barat.

    Hartono yang tidak sengaja melihat mobil korban kemudian berinisiatif mengejar dan menghentikan kendaraan roda empat tersebut.

    “Jadi bertemu tidak sengaja. Karena memang pelaku melihat dan mengetahui kendaraan korban.”

    “Karena kendaraan yang dipergunakan korban itu berasal dari pelaku. Dibuntuti kemudian diberhentikan oleh pelaku,” jelasnya.

    Setelah berhasil dihentikan, Hartono lantas turun dari mobilnya dan berusaha menemui korban untuk menyelesaikan persoalan asmara di antara mereka.

    Saat itu, Hartono juga mengeluarkan senjata api.

    “Karena mungkin ada kesalahpahaman antara korban dan pelaku, setelah berhasil memberhentikan kendaraan, berusaha masuk ke dalam mobil dengan mengeluarkan senpi,” ujarnya.

    Atas kejadian tersebut, polisi mencabut izin kepemilikan senjata api dari tangan Hartono Soekwanto.

    Sebelumnya, Hartono memang memiliki surat izin khusus senjata api yang dikeluarkan Baintelkam Polri dengan penggunaan untuk membela diri, sehingga ia leluasa mengantongi pistol.

    Tri mengatakan, barang bukti senjata api beserta surat-surat izin milik Hartono sudah disita untuk diproses.

    “Kepemilikan senjatanya memang sudah ada izin. Senjata sudah kita amankan dan kartu izin sedang kita dalami terus,” ungkap dia.

    Akibat dari aksi koboinya itu, Hartono dijerat Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman 10 tahun penjara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Teror Koboi Jalanan di KBP, Motifnya Ternyata karena Asmara HTS, Hartono Soekwanto Ditahan Polisi

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan, Kompas.com/Bagus Puji Panuntun)

  • Dedi Mulyadi Santai Ditipu Juragan Kios Pasar Ciamis Rp5 Juta: Saya Tidak Merasa Dibohongi – Halaman all

    Dedi Mulyadi Santai Ditipu Juragan Kios Pasar Ciamis Rp5 Juta: Saya Tidak Merasa Dibohongi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi santai kena tipu pedagang di Pasar Ciamis bernama Titin.

    Titin mengaku menjadi korban kebakaran Pasar Ciamis dan mengalami kerugian sampai Rp600 juta.

    Dari pengakuannya itu, Titin mendapat bantuan dari Dedi Mulyadi sebesar Rp5 juta.

    Ternyata pengakuan itu bohong, Titin ternyata seorang juragan kios di Pasar Ciamis.

    Meski ditipu, Dedi memilih santai dan tenang menghadapi situasi tersebut.

    Ia juga tak mau mempermasalahkan kebohongan Titin.

    Menurut Dedi, apa yang dilakukan Titin mempermalukan dirinya sendiri.

    “Saya tidak merasa dibohongi, tetapi pedagang tersebut telah mempermalukan dirinya sendiri,” ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (4/3/2025).

    Sebelumnya, Titin mengaku kehilangan segalanya setelah satu kiosnya di Pasar Ciamis terbakar pada Kamis (27/2/2025).

    Ia bahkan mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

    Kepada Dedi Mulyadi, Titin memelas tak bisa lagi berjualan karena tidak memiliki modal dan kios di Pasar Ciamis.

    “Habis semua (modal) gak ada yang tersisa. Gak ada habis. Itu juga Alhamdulillah diselamatin yang sebelah sama anak saya, habis tangannya kena api,” ujar Titin, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Akibat kebakaran itu, Titin mengaku tiga hari tidak bisa dagang.

    “Gak bisa dagang udah tiga hari,” ucapnya.

    Ia juga mengaku sudah tak memiliki modal untuk jualan.

    “Kan gak ada, nunggu selesai dari pembangunan. Gak ada lagi modalnya. Alhamdulillah kalau lagi ramai mah, sekarang mah sama TikTok sama online.”

    “Kadang ada, kan kita mah nunggu-nunggunya mau Lebaran bisa dapat Rp5 juta. Sehari-hari biasanya Rp500 ribu-Rp1 juta,” ungkapnya.

    “Rp600 juta (modal). Habis pak, gak ada,” imbuhnya.

    Belakangan diketahui, ucapan Titin tidaklah benar.

    Faktanya, Titin merupakan juragan kios. Ia memiliki lebih dari satu kios di Pasar Ciamis.

    Hal itu diungkap Kepala Bidang Pasar, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis, Erwin.

    “Sudah diklarifikasi oleh Bu Titin. Disaksikan pihak dinas dan pedagang,” ujarnya, Senin (3/3/2025).

    Dalam sebuah video klarifikasi yang diterima Erwin, Titin akhirnya mengakui pernyataannya kepada Dedi Mulyadi tidak sepenuhnya benar.

    “Bahwa saya menderita kerugian Rp600 juta itu tidak benar. (Pernyataan) saya punya satu kios, yang benar saya punya delapan kios.”

    “Video yang beredar di channel Pak Dedi Mulyadi merupakan Toko Haji Budi,” kata Titin dalam video tersebut.

    Ia menegaskan, pengakuan itu dibuat tanpa paksaan dari pihak mana pun.

    Wakil Ketua Himpunan Pedagang Pasar Ciamis (HPPC), Ajat, juga membenarkan, Titin memiliki delapan kios di Pasar Ciamis. 

    Satu kios terbakar dan dua lainnya dalam status sewa.

    “Total sebelas kios,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Akting Juragan Kios Tipu Demul, Nangis Ngaku Rugi Rp 600 juta, Tertawa Disidang Korban Kebakaran

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi, Kompas.com/Candra Nugraha/Farid Assifa)

  • Awalnya Yakin Sritex Tak Akan Tutup, Surati Kini Bingung Sudah Keluar Uang Rp105 Juta: Terjadi Juga – Halaman all

    Awalnya Yakin Sritex Tak Akan Tutup, Surati Kini Bingung Sudah Keluar Uang Rp105 Juta: Terjadi Juga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penutupan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tak hanya berimbas kepada karyawannya, tetapi juga bagi pelaku usaha di kawasan pabrik.

    Pelaku usaha tempat parkir di kawasan Sritex, Surati (52), mengaku bingung dengan nasib usahanya.

    “Ini terasa sekali, padahal sumber mencari makan saya di sini,” katanya, Sabtu (1/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Yang membuatnya makin bingung, ia baru saja memulai bisnis tempat parkirnya di depan gerbang Sritex pada Akhir Agustus 2024.

    Ia menyewa lahan dengan nilai kontrak Rp105 juta selama 3 tahun.

    “Setahunnya Rp55 juta, ini langsung 3 tahun, totalnya Rp105 juta. Baru dapat 6 bulan,” ungkapnya.

    Ia pun yakin Sritex tak akan tutup. 

    Keyakinan Surati itu membuatnya berani menginvestasikan uang ratusan juta.

    Namun, perhitungannya meleset. Pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara itu dinyatakan pailit dan resmi tutup per Sabtu (1/3/2025).

    “Saya berani 3 tahun, masa pabrik sebesar itu kok tutup. Kan enggak mungkin. Tapi terjadi juga,” urainya.

    Dijelaskan Surati, hasil yang didapat dari usaha lahan parkir di kawasan Sritex cukup besar.

    Sehari, lahan parkir itu mampu menghasilkan uang sebesar Rp400 ribu.

    “Sehari Rp 400.000 atau Rp 4.350.000 dapatnya uang selama 24 jam, 3 shift.”

    “Pas ramai Rp 400.000-an, kalau sepi Rp 300.000-an. Pas sepi, dirumahkan kemarin Rp 100.000,” jelasnya.

    Dengan ditutupnya Sritex, Surati mengaku bingung dengan langkah yang harus ia tempuh, mengingat uang yang ia investasikan cukup besar.

    “Gimana ya, saya bingung buka tidak ya? Belum ada gambaran,” ujarnya.

    Sementara itu, kesedihan dirasakan Supami, pemilik warung makan di depan Sritex.

    Ia tak kuasa menahan kesedihan saat karyawan Sritex berpamitan kepada dirinya.

    “Bagaimana ya, perpisahan dengan pembeli sudah 35 tahun, dari umurnya remaja sampai tua ada. Saya sangat terharu,” katanya, Jumat (28/2/2025), dikutip dari TribunSolo.com.

    Supami menuturkan, setiap hari para karyawan Sritex membeli sarapan, makan siang, atau sekadar kopi di warungnya.

    “Sekarang mereka harus pergi, saya sedih sekali,” terangnya.

    Supami juga menyebut, para buruh Sritex sudah dianggap seperti keluarganya sendiri.

    “Mereka sudah seperti anak saya sendiri. Biasanya, ‘mbok maem lawuhe opo? (Ibu makan lauknya apa?). Iya seperti itu namanya juga anak sendiri,” terangnya.

    Ke depannya, Supami belum tahu apakah akan tetap berjualan di kawasan tersebut atau tidak.

    “Saya sudah tua, saya tidak tahu ke depan seperti apa. Apakah jualan atau tidak belum tahu,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sritex Sukoharjo Tutup, Pedagang Sekitar Pabrik Ungkap Rasa Sedih : Karyawan Seperti Anak Saya

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar, Kompas.com/Romensy Augustino)