Tag: Lusiana

  • Ucapan yang Buat Siswi SMA di Sidoarjo Polisikan Ayah Kandung yang Tak Beri Nafkah: Memangnya Bisa? – Halaman all

    Ucapan yang Buat Siswi SMA di Sidoarjo Polisikan Ayah Kandung yang Tak Beri Nafkah: Memangnya Bisa? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – IV (16), siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sidoarjo, Jawa Timur, melaporkan ayah kandungnya sendiri ke polisi.

    Alasan utama pelaporan ini, lantaran IV jengkel tak diberi nafkah oleh ayahnya sejak 2015.

    Selain itu, IV mengaku ditantang sang ayah.

    “Dia bilang, memangnya bisa kamu somasi, emang mampu?” kata IV menirukan ucapan sang ayah, Sabtu (8/2/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Tak punya pilihan lain, IV bersama ibunya, yang didampingi pengacara, melaporkan ayahnya ke Polda Jatim atas dugaan tindak pidana penelantaran anak.

    Rentetan kekecewaan yang dialami IV ini bermula saat kedua orang tuanya berpisah sekira 10 tahun lalu.

    IV tinggal bersama ibunya di Sidoarjo, sedangkan sang ayah pergi ke Yogyakarta.

    Sejak saat itu, IV tak pernah mendapat uang dari ayahnya.

    Hanya beberapa kali sang ayah mengirimkan uang untuk membantu biaya hidup.

    Adapun pengiriman uang terakhir oleh ayah IV pada November 2024 senilai Rp50 ribu.

    Setiap IV meminta uang, ia justru dimarahi hingga nomor ponselnya diblokir sang ayah.

    “Minta uang saja ke ayah selalu dimarahi, bahkan nomor teleponku diblokir.”

    “Padahal aku gak minta nafkah banyak, cuma minta bentuk apa yang jadi kebutuhan,” ungkap IV.

    “Saya sakit hati, belum tentu tiap bulan dapat Rp100 ribu, tapi tiap kali minta uang WhatsApp diblokir,” sambungnya.

    Bahkan, IV mengaku pernah disebut sebagai anak yang bisanya hanya meminta uang.

    “Aku dibilang anak yang bisanya minta uang,” ucap IV, dikutip dari TribunJatim.com.

    Puncaknya saat IV meminta uang Rp500 ribu kepada ayahnya untuk biaya servis ponselnya yang rusak.

    Sang ayah berjanji akan memberikan uang itu pada awal tahun baru 2025, namun janji itu tak ditepati.

    “Ayah itu gak pernah kasih nafkah sejak 2015, makanya aku akan melaporkan ayah,” terangnya.

    Selama ini, IV harus melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya.

    Setiap hari, siswi kelas XII itu membantu ibunya membuat adonan gorengan.

    “Ibu selama ini kerja di tempat katering, saya bantu jual gorengan,” bebernya.

    Sementara itu, kuasa hukum IV, Johan Widjaja mengatakan, kliennya membuat laporan ini karena sudah terlalu jengkel dengan sikap ayahnya.

    Kliennya merasa tak punya pilihan lain, selain melaporkan ayah kandungnya sendiri ke polisi.

    Johan berharap, dari laporan tersebut IV bisa mendapat haknya sebagai anak.

    “Penelantaran anak itu bisa masuk ranah pidana. Itu diatur di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tiap Hari Jual Gorengan di Sekolah, Anak Polisikan Ayah Kandung karena 10 Tahun Tak Dinafkahi: Sakit

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Ani Susanti, Kompas.com/Rachmawati/Izzatun Najibah)

  • Klaim Tokonya Rugi Rp500 Juta, Warga Magetan Gugat Pedagang Sayur Keliling, Kades Ikut Kena Imbas – Halaman all

    Klaim Tokonya Rugi Rp500 Juta, Warga Magetan Gugat Pedagang Sayur Keliling, Kades Ikut Kena Imbas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bitner Sianturi, pemilik toko kelontong di Desa Pesu, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menggungat pedagang sayur keliling.

    Bitner mengklain, keberadaan pedagang sayur keliling membuat toko kelontong miliknya sepi pembeli.

    Tak hanya dua pedagang sayur, kepala desa (kades) hingga Ketua RT turut kena imbas.

    Bitner juga menggungat Kades, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Ketua RT setempat.

    Bitner menganggap mereka tidak mengeluarkan larangan bagi pedagang sayur keliling berjualan di Desa Pesu.

    Kuasa hukum dua pedagang sayur keliling yang tergugat, Heru Riyadi Wasto mengatakan, penggugat meminta ganti rugi Rp10 juta.

    “Yang disampaikan di mediasi tadi, penggugat minta ganti rugi Rp10 juta dengan alasan dirugikan karena keberadaan pedagang sayur keliling ini,” katanya, Rabu (5/2/2025), dilansir Kompas.com.

    Sementara itu, Bitner mengklaim, kerugian yang dialaminya mencapai Rp500 juta karena tokonya sepi.

    Menurutnya, terdapat surat pernyataan bersama yang dikeluarkan pada 2022.

    Dalam surat pernyataan itu diperbolehkan pedagang untuk berdagang.

    Namun, syaratnya tidak boleh mangkal dan tidak boleh terlalu dekat dengan pedagang lainnya.

    “Saya hanya minta dituruti surat pernyataan bersama tahun 2022. Boleh berdagang, tetapi harus etis dan tidak mangkal,” terangnya.

    Bitner mengajukan gugatan kepada pedang sayur keliling pada 17 Januari 2025.

    Ia kesal dengan pedagang sayur keliling yang kerap mangkal berjam-jam di depan tokonya.

    Menurut dia, hal itu mematikan usaha tokonya serta toko kelontong lain di sekitarnya.

    “Saya tunjukkan ke beberapa pedagang karena melebihi batas wajarnya dari pagi sampai siang. Sementara pedagang lain, lewatnya bergantian,” terangnya, dikutip dari Surya.co.id.

    Ia berharap gugatan tersebut dapat membuat usaha sekitar tempat pedagang sayur keliling mangkal tidak sepi.

    Buntut dari gugatan tersebut, ribuan pedagang sayur keliling menggeruduk Pengadilan Negeri (PN) Magetan, Rabu.

    Mereka memberikan dukungan kepada dua rekannya yang menjalani sidang gugatan larangan berjualan sayur di Desa Pesu.

    Ketua Paguyuban Pedagang Etel Lawu, Yusuf mengatakan, hari dilakukannya aksi menjadi hari libur berjualan.

    “Tidak ada yang jualan, perputaran ekonomi dari kami bisa mencapai Rp1,7 miliar untuk hari ini saja,” terangnya.

    Pihaknya berharap, penggugat mencabut tuntutannya dan persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan.

    “Mediasi belum medapatkan hasil karena diundur. Rencananya hari Rabu dihadiri beberapa orang sebagai perwakilan.”

    “Sembari melihat perkembangan kalau tuntutan masih berlanjut, akan mengerahkan massa banyak,” tandasnya.

    Di sisi lain, Kepala Desa Pesu, Gondo permasalahan ini sudah berlangsung sejak 2022, dan telah dilakukan mediasi.

    Gondo menekankan pentingnya keberadaan pedagang sayur keliling bagi masyarakat sekitar.

    “Kehadiran mereka sangat membantu masyarakat karena sejak pagi sudah mulai jualan. Jika ada kebutuhan mendadak, mereka bisa diminta tolong,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Duduk Perkara Penjual Sayur di Magetan Digugat Pemilik Toko Kelontong, Mengaku Rugi Rp 500 Juta

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Surya.co.id/Arum Puspita, Kompas.com/Sukoco)

  • Polisi Sebut Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo Pertama Kali Peras Sejoli, tapi Muncul Korban Lain – Halaman all

    Polisi Sebut Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo Pertama Kali Peras Sejoli, tapi Muncul Korban Lain – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aiptu Kusno (46) dan Aipda Roy Legowo (38) disebut baru pertama kali melakukan pemerasan terhadap sejoli di Semarang, Jawa Tengah.

    Hal itu disampaikan oleh Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, Senin (3/2/2025).

    “Baru pertama kali,” katanya, dikutip dari TribunJateng.com.

    Namun, kini justru muncul korban lagi yang mengaku diperas oleh dua oknum polisi tersebut.

    Pria berinisial R (20) mengaku diperas Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo Rp600 ribu.

    Ia menyakini, korban pemerasan yang dilakukan dua oknum polisi itu masih ada lagi.

    Namun, menurutnya, korban tak berani melapor.

    “Saya yakin masih ada banyak korban lain, tapi sama seperti saya yakni takut melaporkan,” kata R, Senin.

    Lebih lanjut R menceritakan, insiden pemerasan yang dialaminya terjadi pada Maret 2024 lalu.

    Kala itu, R tengah makan nasi goreng di dalam mobil bersama kekasihnya.

    “Kami beli nasi goreng karena di lapaknya penuh, maka kami makan di dalam mobil,” terangnya.

    Saat tengah makan, kaca pintu mobil R tiba-tiba diketuk oleh tiga orang sambil menyorotkan senter.

    Ketiga orang itu menuduh R dan kekasihnya tengah berbuat mesum di dalam mobil.

    R lantas membuka kaca mobil dan menjelaskan, ia dan kekasihnya tengah makan nasi goreng.

    Namun, korban dipaksa masuk ke dalam mobil pelaku.

    R dan kekasihnya diminta membayar Rp20 juta lantaran dituding telah berbuat asusila di dalam mobil.

    Korban pun menawar hingga disepakati Rp600 ribu.

    “Saya bilang anak anggota (polisi) akhirnya mau dibayar Rp600 ribu,” terangnya.

    Setelah sepakat, korban diturunkan di sebuah mesin ATM untuk mengambil uang tunai lalu menyerahkannya ke para pelaku.

    Sebelumnya, dua remaja yang merupakan pasangan kekasih mengaku telah diperas oleh Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo.

    Adapun kejadian yang menimpa MRW (18) dan MMX (17) itu terjadi di daerah Terang Bangsa, Semarang Barat, Jumat (31/1/2025).

    Sejoli itu tengah berduaan di dalam mobil sekira pukul 21.00 WIB, melansir TribunBanyumas.com.

    Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo bersama warga bernama Suyatno (44) melintas mengendarai mobil warna merah, menghampiri mereka.

    Mereka lantas menggertak pasangan tersebut sembari mencabut kunci mobil korban dan meminta kartu identitas KTP.

    Mereka menyatakan, perbuatan kedua remaja di dalam mobil itu masuk kategori pelanggaran.

    Korban lantas disuruh masuk ke dalam mobil pelaku.

    Di dalam mobil tersebut, korban dipalak para pelaku supaya membayar Rp2,5 juta.

    Para pelaku lalu menggiring korban ke ATM di daerah Telaga Mas, Semarang Utara, untuk mengambil uang Rp2,5 juta.

    POLISI PERAS WARGA – Oknum polisi menunjukkan kartu tanda anggota (KTA) saat digerebek warga di Telaga Mas Semarang, Jumat (31/1/2025) malam. Dua anggota polisi diduga melakukan pemerasan kepada pasangan kekasih yang berada di dalam mobil. Kini keduanya ditahan dan terancam disidang kode etik atas kasus pemerasan pasangan kekasih. (Dokumentasi Warga)

    Uang tersebut kemudian diserahkan ke pelaku. 

    Namun, pacar korban berteriak sehingga memancing perhatian warga sekitar.

    Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Semarang Utara.

    Buntut dari aksi pemerasan itu, dua oknum polisi tersebut terancam dipecat.

    “Terhadap dugaan tindak pidana pemerasan, akan diproses pidananya oleh Satreskrim Polrestabes Semarang,” ujar Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi.

    “Mereka telah dilakukan penempatan khusus (patsus) atau penahanan selama 21 hari ke depan,” sambungnya.

    Polda Jateng Minta Warga Melapor

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Pol Artanto menjelaskan, pemerasan itu juga melibatkan warga sipil bernama Suyatno (44).

    “Iya mereka bertiga itu berteman, dua polisi itu bertugas di Polsek Tembalang dan SPKT Polrestabes Semarang, satu pelaku lainnya itu warga sipil kerja di sektor swasta,” katanya, Senin.

    Pihaknya kini tengah mendalami soal kemungkinan adanya korban pemerasan lain.

    “Ya itu dalam pendalaman, kami sementara fokus ke kasus pemerasan di Telaga Mas, Semarang Utara dulu,” terangnya.

    Artanto mengimbau bagi warga yang merasa menjadi korban pemerasan komplotan tersebut untuk segera melapor ke polisi.

    “Lapor saja segera agar bisa segera dilakukan penyelidikan,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Korban Lain Dua Polisi Semarang Tukang Peras, Makan Nasi Goreng Dituduh Mesum, Diminta Rp 20 Juta dan di TribunBanyumas.com dengan judul Kronologi 2 Polisi Semarang Peras Rp 2,5 Juta Sejoli di Telaga Mas: Mengaku Baru Pertama Beraksi

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/TribunBanyumas.com/Iwan Arifianto)

  • Kamar 301 Hotel di Kediri Diduga Jadi Tempat Eksekusi Uswatun Khasanah, Mayat Dalam Koper Merah – Halaman all

    Kamar 301 Hotel di Kediri Diduga Jadi Tempat Eksekusi Uswatun Khasanah, Mayat Dalam Koper Merah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kamar 301 sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur dipasangi garis polisi, Minggu (26/1/2025).

    Kamar tersebut diduga menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (30), jasad termutilasi dalam koper merah yang ditemukan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025).

    Pantauan TribunJatim.com di lokasi, sejak pagi aparat kepolisian telah melakukan sterilisasi area.

    Korban disebut sempat menginap di kamar 301 di hotel tersebut.

    Kamar di hotel tersebut menyerupai penginapan dengan akses langsung ke area luar.

    Satpam hotel, Irfan mengatakan, sejak pagi telah datang mobil Inafis dari kepolisian untuk melakukan olah TKP.

    “Ada dua petugas yang datang dan memasang garis polisi,” terangnya.

    Sementara itu, pihak manajemen hotel belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut.

    Mereka menyatakan menunggu perkembangan dari pihak kepolisian.

    Sebelumnya, polisi telah mengamankan pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah, warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    “Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam sekira jam 24.00 WIB,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman saat dikonfirmasi, Minggu (26/1/2025).

    Sementara itu, polisi menemukan dua potongan tubuh di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo.

    Di Kabupaten Trenggalek, polisi menemukan kepala korban, Minggu sekira pukul 08.00 WIB.

    “Intinya tim Jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, termasuk beberapa barang buktinya,” ujar Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro, Minggu.

    Lokasi penemuan tak jauh dari jalan provinsi, tepatnya di bawah jembatan kecil.

    Kepala tersebut dibungkus plastik kresek berwarna putih.

    “Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkannya,” terangnya.

    Selain itu, ditemukan juga potongan tubuh berupa kaki di Desa/Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo.

    Potongan kaki tersebut diduga adalah milik Uswatun Khasanah.

    “Potongan kaki dibawa ke kamar jenazah RSUD dr Harjono Ponorogo,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo, Rudy Hidajanto, Minggu.

    Rudy menjelaskan, penemuan potongan tubuh ini berawal dari pengakuan pelaku yang telah ditangkap Polda Jatim.

    “Pelaku ngaku di mana-mana membuang potongan tubuh lain,” terangnya.

    “Jadi berdasarkan keterangan pelaku, dan benar ditemukan kaki tersebut,” sambungnya.

    Polda Jatim akan melakukan uji forensik untuk memastikan kecocokan potongan kaki yang ditemukan dengan Uswatun Khasanah.

    “Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban.”

    “Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga.”

    “Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” paparnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pelaku Mutilasi Ngawi Tertangkap, Kamar 301 Hotel di Kediri Diduga Jadi Tempat Uswatun Dieksekusi

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Isya Anshori/Sofyan Arif Candra Sakti/Pramita Kusumaningrum)

  • Bripda MHBI, Polisi Cengar-cengir Mainkan Sirine ‘Tot-tot’ Dipatsus, Video Dibuat Mei 2024 – Halaman all

    Bripda MHBI, Polisi Cengar-cengir Mainkan Sirine ‘Tot-tot’ Dipatsus, Video Dibuat Mei 2024 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang anggota polisi cengar-cengir memainkan sirine ‘tot-tot’ mobil patroli.

    Oknum polisi itu adalah Bripda MHBI (22), anggota Polres Merangin, Polda Jambi.

    Buntut dari viralnya video tersebut, Bripda MHBI diperiksa Propam Polres Merangin.

    Ia kini ditempatkan di tempat khusus (patsus).

    Hal itu disampaikan Kasubbid Penmas Polda Jambi, Kompol M Amin Nasution.

    Penempatan ini dilakukan selama Bripda MHBI menjalani pemeriksaan terkait tindakannya tersebut.

    “Oknum polisi tersebut saat ini ditempatkan di ruangan khusus di Polres Merangin selama masa pemeriksaan,” katanya saat dihubungi, Jumat (24/1/2025).

    Amin belum menjelaskan lebih lanjut terkait alasan Bripda MHBI memainkan sirine tersebut.

    Namun, jika terbukti bersalah, lanjut Amin, pihaknya akan melakukan sidang kode etik.

    “Nanti kita lihat hasil pemeriksaannya setelah selesai diperiksa oleh anggota Propam Polres Merangin.”

    “Apabila terbukti melakukan pelanggaran akan kita lakukan sidang disiplin atau kode etik,” jelasnya.

    Amin menjelaskan, video tersebut dibuat oleh Bripda MHBI pada Mei 2024 lalu, namun kembali viral.

    “Dia buat video itu di IG-nya udah bulan Mei 2024 lalu. Terus viral lagi di Januari (2025) ini,” terangnya.

    Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan Bripda MHBI duduk di bangku penumpang sebuah mobil patroli, viral di media sosial.

    Dalam video viral itu, oknum polisi tersebut memainkan sirine ‘tot-tot’ yang biasa ada di mobil patroli sambil tertawa.

    Anggota polisi itu terlihat menyematkan sebuah tulisan, ‘my inner child bunyiin sirine polisi’.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Abdi Ryanda Shakti)

  • Polwan Bakar Suami Pasrah Divonis 4 Tahun, Briptu FN Tak Ajukan Banding, Anak Butuh Perawatan – Halaman all

    Polwan Bakar Suami Pasrah Divonis 4 Tahun, Briptu FN Tak Ajukan Banding, Anak Butuh Perawatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Briptu Fadhilatun Nikmah atau Briptu FN, polisi wanita (polwan) yang bakar suaminya, Briptu Rian Dwi Wicaksono hingga tewas di Mojokerto, Jawa Timur, divonis empat tahun penjara.

    Sidang vonis digelar secara daring di Pengadilan Negeri Mojokerto, Kamis (23/1/2025).

    Ketua Majelis Hakim, Ida Ayu Sri Adriyanthi Astuti Widja menyatakan, Briptu FN terbukti bersalah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang mengakibatkan suaminya meninggal dunia.

    Briptu FN terbukti dengan sengaja menyiramkan Pertalite ke tubuh Briptu Rian.

    Ia menyalakan korek api sehingga suaminya itu terbakar dan mengalami luka bakar 96 persen.

    “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama empat tahun,” kata Majelis Hakim, dilansir TribunJatim.com.

    Hukuman itu akan dikurangi dengan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa.

    Hakim memberikan tenggang waktu terhadap terdakwa dan kuasa hukum untuk menanggapi putusan tersebut.

    Namun, Briptu FN pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kuasa hukumnya.

    “Yang mulia, saya menyerahkan semuanya kepada ibu (kuasa hukum),” katanya melalui daring.

    Penasihat hukum Briptu FN, AKBP Dewa Ayu dan Iptu Tatik dari Bidang Hukum Polda Jatim, menerima putusan tersebut.

    Pihak kuasa hukum juga tidak akan mengajukan banding. Hal itu atas pertimbangan pimpinan bidang hukum Polda Jatim.

    “Izin yang mulia, setelah kami koordinasi dengan pimpinan di Polda Jatim, kami sepakat untuk menerima (putusan),” katanya.

    Senada, Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga menerima putusan vonis 4 tahun terhadap Briptu FN.

    Diketahui, vonis empat tahun penjara ini sama dengan tuntutan JPU dalam sidang yang digelar Selasa (17/12/2025).

    Kuasa hukum terdakwa, Iptu Tatik mengungkap alasan pihaknya tidak melakukan banding terhadap putusan tersebut.

    Menurut Tatik, pihaknya mempertimbangkan kondisi Briptu FN, yang sudah terlalu lama menjalani proses hukum.

    Mulai dari proses penyidikan hingga persidangan pidana, dan selanjutnya sidang etik.

    “Kita menerima putusan karena terdakwa sudah terlalu lama, nanti ada sidang etik juga yang butuh waktu lama.”

    “Belum juga kalau kita banding. Ya mau bagaimana lagi, banyak proses yang harus dilalui FN dan anaknya juga butuh perawatan,” ungkapnya.

    Selanjutnya, Briptu FN akan menjalani persidangan kode etik Polri di Polda Jatim.

    Nasib Briptu FN di kepolisian akan ditentukan dalam sidang etik tersebut.

    Apakah yang bersangkutan mendapat sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) atau tetap menjadi polwan selama menjalani hukuman pidana tersebut.

    Briptu FN Bakar Suami hingga Tewas

    Insiden KDRT oleh Briptu FN yang berujung tewasnya Briptu Rian Dwi Wicaksono terjadi pada Sabtu (8/6/2024).

    Peristiwa tragis itu terjadi di Asrama Polres Mojokerto Kota sekira pukul 10.30 WIB.

    Briptu FN menyiramkan Pertalite ke tubuh suaminya yang dalam kondisi tangan terborgol.

    Ia lalu membakar tisu yang berjarak sekura 1,5 meter dari korban.

    Kala itu, Briptu FN berniat memperingatkan suaminya agar tidak main judi online lagi.

    Nahas, tiba-tiba api menyambar tubuh Briptu Rian yang sudah berlumur Pertalite.

    Motif dari tindakan Briptu FN itu karena kekecewaannya terhadap sang suami.

    Briptu Rian tidak membantu mengurus rumah tangga, serta menghabiskan uang gajinya untuk bermain judi online.

    Padahal, uang tabungan dari gaji tersebut seharusnya bisa digunakan untuk membiayai hidup keduanya beserta ketiga anak mereka.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul BREAKING NEWS: Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Briptu Dila Pasrah Divonis 4 Tahun Penjara

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Mohammad Romadoni)

  • Kepsek di Cianjur Bantah Video Viral Siswinya Tes Kehamilan, Sebut Tes Urine Rutin 2 Kali Setahun – Halaman all

    Kepsek di Cianjur Bantah Video Viral Siswinya Tes Kehamilan, Sebut Tes Urine Rutin 2 Kali Setahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah siswi di Sekolah Menengah Atas (SMA) mengantre di depan toilet sekolah.

    Dalam narasi video yang beredar, siswi tersebut sedang melakukan tes kehamilan di sekolah.

    Peristiwa itu terjadi di SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Cianjur, Jawa Barat.

    Melansir TribunJabar.id, Kepala SMA Sulthan Baruna, Sarman, membantah terkait narasi siswinya melakukan tes kehamilan.

    Menurutnya, kegiatan tersebut sudah menjadi agenda rutin sekolah setiap tahun.

    “Aduh viral ya, jadi rekaman video itu bukan tes kehamilan, tapi tes urine.”

    “Ini memang sudah menjadi agenda atau program sekolah setiap tahun. Para siswa juga tidak menolak dengan kegiatan ini,” jelasnya melalui sambungan telepon WhatsApp, Rabu (22/1/2025).

    Sarman menyebut, program itu dilakukan dua kali setahun untuk seluruh siswi dan telah berjalan selama dua tahun.

    Menurutnya, program tersebut ada atas hasil musyawarah pihak sekolah dengan orang tua.

    Tujuannya, kata dia, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Narasinya terlalu vulgar, sehingga terkesan di sekolah kami ada siswi hamil dan dilakukan tes kehamilan,” katanya kepada Kompas.com.

    Sarman menerangkan, hingga kini, hasil tes selalu menunjukkan tidak ada temuan yang mengkhawatirkan.

    “Alhamdulillah, dari empat kali tes, tidak ada temuan apapun,” tandasnya.

    Lebih lanjut Sarman menjelaskan, video yang viral tersebut direkam pada Senin (20/1/2025), oleh seorang guru perempuan di sekolah tersebut.

    Guru yang bersangkutan pun telah dimintai klarifikasi.

    Sarman telah meminta guru tersebut untuk segera menghapus video itu.

    “Kalau sekarang masih ada video yang beredar, itu kemungkinan diunggah ulang oleh pihak lain,” terangnya.

    Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menyanyangkan kejadian tersebut.

    Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni mengatakan, kegiatan yang bersifat privasi seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.

    “Kami lebih menyoroti, mengapa hal tersebut sampai diunggah ke media sosial.”

    “Pasalnya itu adalah aktivitas yang melibatkan privasi siswa, seharusnya, cukup untuk kepentingan internal sekolah saja,” tandasanya.

    Terkait persoalan itu, pihaknya telah menyurati kepala sekolah.

    Pihaknya juga mengintruksi seluruh kepala sekolah untuk lebih mengawasi dan mengedukasi para guru dalam menggunakan media sosial.

    “Intruksi ini tidak hanya berlaku bagi sekolah bersangkutan , tetapi juga untuk seluruh sekolah.”

    “Kepala sekolah, guru, dan siswa harus senantiasa bijak dalam menggunakan media sosial. Tidak semua hal dapat diunggah dan dijadikan konsumsi publik,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Siswi SMA di Cianjur Dites Kehamilan oleh Sekolah, Mengantre Depan Toilet

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Fauzi Noviandi, Kompas.com/Firman Taufiqurrahman)

  • Sosok Calvin, ASN Jadi Korban KDRT Istri di Bandung Barat, Malah Terima Dianiaya dan Akui Salah – Halaman all

    Sosok Calvin, ASN Jadi Korban KDRT Istri di Bandung Barat, Malah Terima Dianiaya dan Akui Salah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Calvin, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang jadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh istrinya di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

    Kisah Calvin viral setelah diunggah oleh sejumlah akun media sosial, di antaranya akun Instagram @cimahi_banget.

    Calvin merupakan ASN golongan III Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung Barat. Ia bertugas di bagian aset.

    “Betul, Calvin PNS yang bertugas di bagian aset Dispora Bandung Barat,” kata Kadispora Bandung Barat, Imam Santoso, saat dikonfirmasi TribunJabar.id, Minggu (19/1/2025).

    Ia juga bagian dari Smiling West Java Ambassador; Duta Promosi Pariwisata, Kebudayaan, dan Ekonomi Kreatif; serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat.

    Tak hanya itu, Calvin juga merupakan TikToker dengan akun @asnmilenial.

    Di media sosial tersebut, Calvin memiliki lebih dari 99 ribu pengikut.

    Ia kerap membagikan tips bagi pengikutnya tentang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Calvin juga diketahui lihai bela diri.

    Menurut informasi, Calvin mahir taekwondo, bahkan disebut sudah sabuk hitam.

    Akui Lakukan Kesalahan ke Istri

    Meski babak belur di-KDRT, Calvin memilih mencabut laporan terhadap istrinya.

    Alasannya, Calvin mengaku melakukan kesalahan terhadap sang istri.

    Akibat kesalahan terhadap istrinya, membuat ia mengalami sejumlah luka dan lebam.

    “Korban mengakui salah dan menerima sikap dari istrinya yang marah dan tidak menerima atas perbuatannya,” ujar Kapolsek Ciparay, Iptu Ilmansyah, saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (20/1/2025).

    Sebelumnya, Calvin dan keluarga melaporkan kejadian KDRT itu ke polisi, Rabu (15/1/2025).

    Calvin menyebut, pelaporan itu dilakukan atas desakan dari keluarga korban.

    Padahal, Calvin sendiri tidak ingin melaporkan apa yang terjadi padanya.

    Setelah membuat laporan, korban pun melakukan visum, kemudian dilakukan penyelidikan.

    Rencananya proses penyelidikan dijadwalkan dimulai pada Sabtu (18/1/2025).

    “Kemarin untuk memeriksa saksi yaitu istri korban,” terangnya.

    Namun, sebelum proses penyelidikan dilakukan, korban kembali mendatangi Polsek Ciparay untuk mencabut laporan.

    Dia mengaku, tidak ada komunikasi dengan korban terkait pencabutan laporan tersebut.

    “Sebelum kedatangan istri korban, si korban datang ke polsek jam 8 pagi dengan tujuan untuk mencabut laporan.”

    “Kami tidak janjian, tidak ada komunikasi sama sekali dengan korban atau keluarga,” paparnya.

    Sebelumnya, ramai di media sosial, foto korban dengan kondisi babak belur.

    Foto itu diunggah oleh anggota keluarga korban melalui media sosial Instagram.

    Dari narasi yang ditulis pengunggah disebutkan korban tidak memberi kabar kepada pihak keluarga, dan saat bertemu kondisinya sudah penuh luka lebam.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Calvin Pegawai ASN Di-KDRT Istri di Bandung Barat, Ternyata Jago Taekwondo, Begini Nasibnya

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Hilda Rubiah, Kompas.com/M Elgana Mubarokah)

  • Kembali Resmikan Gerai Sehat di RS UKM Bandung, Perusahaan Jamu Ini Sosialisasikan Transformasi Jamu – Halaman all

    Kembali Resmikan Gerai Sehat di RS UKM Bandung, Perusahaan Jamu Ini Sosialisasikan Transformasi Jamu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Pandemi Covid-19 telah menjadi titik balik yang membuat masyarakat terus mencari cara untuk meningkatkan imunitas tubuh secara alami. Tidak heran, jika masyarakat mulai beralih mengonsumsi jamu sebagai senjata menangkal berbagai penyakit secara alami. 

    Sebagai warisan budaya yang kaya manfaat, jamu memiliki potensi besar dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. 

    Tidak hanya meningkatkan sistem imun, beberapa jenis jamu tertentu juga dapat meredakan peradangan, mencegah penyakit hingga mengatasi penyakit kronis. 

    Untuk lebih mengenal akan khasiat, keamanan dan cara penggunaan jamu yang tepat, dibutuhkan sejumlah sosialisasi, baik untuk masyarakat dan juga para dokter. 

    Seperti yang baru saja dilakukan oleh PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul), melalui produk Sido Muncul Natural bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Rumah Sakit Unggul Karsa Medika menggelar seminar sehari dengan tema ‘Peran Dokter pada Transformasi Jamu dalam Dunia Kedokteran sebagai Jembatan Menuju Kesehatan Holistik di Era Modern’. 

    Pada seminar tersebut, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat berkesempatan menjelaskan kepada 150 dokter yang ikut seminar bagaimana Sido Muncul memproduksi dan melakukan standarisasi produknya. 

    “Tujuan kami memperkenalkan jamu pada dokter bahwa kita diberi sumber hayati yang banyak oleh Tuhan, pasti ada maksud dan tujuan. Sido Muncul melakukan standarisasi yang benar,” kata Irwan, Sabtu (18/1/2025).

    Tidak hanya itu, Sido Muncul juga meresmikan Gerai Sehat Sido Muncul di RS Unggul Karsa Medika Bandung. Kehadiran Gerai Sehat Sido Muncul kedelapan ini merupakan wujud inovasi yang bertujuan untuk memperkenalkan obat herbal kepada masyarakat luas. 

    “RS Unggul Karsa Medika adalah RS kedelapan (untuk peluncuran kios Sido Muncul. Kerjasama yang pertama dengan RS Panti Wilasa Semarang, RSUD Bung Karno Solo, RS Banyumanik Semarang, RSUD Bali Mandara, RS Ari Canti Ubud Gianyar Bali, RS Islam Jakarta Cempaka Putih, dan RS Ukrida Jakarta). Lewat kerjasama dengan dengan Rumah Sakit, Sido Muncul ingin memperkenalkan obat herbal agar bisa mendukung kesehatan masyarakat”, ujar Irwan.

    Irwan mengatakan Gerai Sehat Sido Muncul sebagai wujud terobosan untuk mendukung pasien mendapatkan kesembuhan.

    “Ini sebagai terobosan untuk masuk ke rumah sakit secara formal. Kami masuk supaya pasien bisa menentukan alternatif pengobatannya sendiri,” kata Irwan.

    Masih dalam kesempatan yang sama, Irwan menjelaskan produk-produk yang hadir di Gerai tersebut sudah melewati berbagai tahapan penelitian, serta kualitas produksinya dijaga sesuai dengan standar yang berlaku sehingga bisa masuk ke rumah sakit. 

    Ia juga berharap dengan adanya kerja sama yang dilakukan seperti ini, obat herbal bisa menjadi pendamping atau pendukung layanan kesehatan formal. 

    Optimisme akan transformasi jamu di dunia kesehatan modern juga disuarakan oleh PJS Direktur RS Unggul Karsa Medika dr. Lusiana MM., MH. Ia berharap dengan gaung ‘back to nature’ yang kembali didengungkan, pihaknya sebagai rumah sakit pendidikan satelit dapat mengikuti perkembangan yang ada. 

    “Jamu ini termasuk golongan bebas sehingga bisa dikonsumsi tanpa resep. Sedangkan untuk penggunaan obat kimia didampingi obat herbal ini baru dimulai dan akan dievaluasi,” kata dr Lusiana.

    Ia juga menyebutkan jika kelebihan fitofarmaka ini akan lebih ekonomis dalam menjaga kesehatan masyarakat kedepannya.

    dr. Lusiana pun berharap kehadiran Gerai Sehat Sido Muncul di RS Unggul Karsa Medika juga bisa berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan pengobatan. 

    IDI dukung transformasi obat herbal

    Senada dengan harapan Sido Muncul, Ketua IDI Wilayah Jawa Barat Dr. Moh. Luthfi Sp.PD, Subsp. HOM (K), FINASIM, MMRS, FISQua menyampaikan IDI Jabar mendukung penuh transformasi obat herbal dalam pengobatan di dunia kesehatan modern. 

    “Pengobatan modern ini diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu herbal, jamu, dan fitofarmaka. Tiga hal ini bisa memanfaatkan suplemen dan pendampingan obat-obat yang kita gunakan di kesehatan modern,” kata dr Luthfi.

    Dr Lutfhi menyebutkan jika pengobatan modern didampingi oleh pengobatan herbal ini aturannya sudah berjalan. Namun untuk pelaksanaanya di fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan memang belum dilakukan.

    Sementara itu, Kepala Puskesmas Kabupaten Bandung dr. Asep Suhandi yang mengikuti seminar ini mengaku mendapatkan wawasan baru tentang kombinasi jamu dari Sido Muncul. Dirinya juga tidak menutup kemungkinan jika jamu bisa bermanfaat dan bisa jadi tolak ukur di era baru ini. 

    “Ini bisa jadi kolaborasi yang apik antara obat kimia dan jamu. Apalagi obat kimia juga bisa berefek ke ginjal yang berat,” kata dr. Asep.

  • Dia Sering Marah ke Saya Kalau Tidak Salat

    Dia Sering Marah ke Saya Kalau Tidak Salat

    GELORA.CO – Mertua Sertu Hendri mengungkap sisi lain desertir TNI AD di Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, yang saat ini berstatus sebagai buron.

    Di mata keluarga istri sirinya, kata sang mertua bernama Sudiono, Sertu Hendri dikenal sebagai lelaki yang peduli terhadap hal-hal baik.

    Sudiono mengaku menantunya itu kerap marah apabila dirinya tak salat.

    “Orangnya baik. Dia memang sering marah ke saya kalau tidak salat, jadi marahnya itu untuk kebaikan,” kata Sudiono, Jumat (17/1/2024), dikutip dari BangkaPos.com.

    Lebih lanjut, Sudiono menyebut Sertu Hendri termasuk sering berkunjung ke rumahnya di Jalan Anwar Aid, Kelurahan Kampung Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.

    Ia menuturkan, Sertu Hendri juga berlaku baik terhadap tetangga di Jalan Anwar Aid.

    Desertir TNI AD itu pernah membelikan bola untuk anak-anak bermain.

    Sertu Hendri beberapa kali juga pernah membelikan rokok untuk tetangga.

    “Tetangga kalau ke rumah juga sering dibelikan rokok. Memang dia agak ketus, tapi dia tegas,” ungkap Sudiono.

    Kakak ipar Sertu Hendri yang tinggal bersama Sudiono, Lusiana, turut menyampaikan hal senada.

    Lusiana mengungkapkan Sertu Hendri baik kepadanya dan anak sambungnya dari istri siri, Kiki.

    Kendati demikian, Lusiana mengaku tidak tahu-menahu hal lainnya mengenai Sertu Hendri.

    Karena itu, ia kaget saat mendengar Sertu Hendri pernah terlibat kasus perampokan dan kini berstatus buron.

    “Itu yang kami kenal dari jalur keluarga, tapi di luar itu masalah pekerjaan, kami tidak tahu,” aku Lusiana.

    “Kalau masalah itu kami tidak tahu dan tidak ikut campur,” imbuh dia.

    Disebut Kabur ke Belitung Timur

    Setelah kabur saat dikepung pasukan gabungan TNI-Polri pada Selasa (14/1/2025), keberadaan Sertu Hendri kini telah diketahui.

    Ia dikabarkan kabur ke arah Kabupaten Belitung Timur.

    Kapolres Belitung Timur, AKBP Indra Fery Dalimunthe, membenarkan hal tersebut.

    Menurutnya, ada warga yang melihat Sertu Hendri berada di wilayah Kelapa Kampit, Rabu (15/1/2025).

    Namun, Indra enggan merinci secara detail keberadaan Sertu Hendri demi menjaga keamanan dan kelancaran penyelidikan.

    Ia hanya menyebut pihaknya masih melakukan pencarian setelah sempat menyusul lokasi Sertu Hendri, tapi tak ditemukan jejaknya.

    “Warga tersebut baru melaporkannya hari ini. Informasi yang kami terima dari warga sangat membantu.”

    “Tetapi, saat tim kami memeriksa lokasi yang dilaporkan, tidak ditemukan jejak keberadaan Sertu Hendri. Kami terus melakukan upaya pencarian,” tutur Indra, Sabtu (18/1/2025).

    Polres Belitung Timur kini meningkatkan patroli di lingkungan masyarakat untuk memastikan situasi tetap kondusif. 

    Meski demikian, Indra mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dan tetap melanjutkan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

    “Kami berkomitmen menjaga keamanan di wilayah ini dan meminta kerja sama masyarakat jika melihat atau mengetahui informasi terkait keberadaan pelaku. Laporkan segera ke pihak berwajib,” pungkas dia.

    Kabur Bawa Senjata

    Sebelumnya, Sertu Hendri kembali berhasil lolos setelah dikepung pasukan gabungan TNI-Polri saat bersembunyi di rumah kakak iparnya, Evi Yolanda di Jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, pada Selasa pagi.

    Saat pengepungan oleh pasukan gabungan TNI-Brimob berlangsung, suasana sekitar tegang sebab terdengar beberapa kali suara tembakan.

    “Tembakan itu terdengar sejak pagi,” ungkap seorang warga, Selasa, dilansir Kompas.com.

    Dalam pelariannya, Sertu Hendri diketahui membawa senjata api.

    “Tersangka masih membawa senjata jenis Bareta dengan ratusan amuniusi,” jelas Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letkol Cpm M Jaka Budi Utama.

    Sebagai informasi, Sertu Hendri sudah berstatu buronan sejak 2024 karena terlibat perampokan di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), pada 2023.

    Ia divonis Mahkamah Militer satu tahun penjara dan pemecatan dari dinas militer.

    Tetapi, Sertu Hendri memilih kabur hingga akhirnya berstatus buronan.

    Keberadaan Sertu Hendri diketahui lewat laporan istri sirinya, Kiki.

    Selain perampokan, Sertu Hendri juga terlibat kasus penembakan terhadap Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi, Minggu (12/1/2024) malam.

    Serma Rendi diketahui sempat disandera oleh Sertu Hendri saat hendak ditangkap.

    Buntut penembakan itu, Serma Rendi kini telah menjalani operasi di RSUD Marsidi Judono.