Tag: Lusiana

  • Masa Lalu Aiptu Kusno Polisi Peras Sejoli di Semarang, Jadi Pertimbangan Demosi 8 Tahun – Halaman all

    Masa Lalu Aiptu Kusno Polisi Peras Sejoli di Semarang, Jadi Pertimbangan Demosi 8 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua polisi pemeras sejoli pacaran di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak dipecat dan hanya disanksi demosi.

    Aiptu Kusno (46) divonis demosi 8 tahun, sedangkan Aipda Roy Legowo (38) disanksi demosi 7 tahun.

    Sidang  Komisi Kode Etik Polri (KKEP) oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng terhadap keduanya berlangsung di Mapolda Jateng, Senin (17/2/2025).

    Dalam sidang itu terungkap, Aiptu Kusno bukan kali ini saja tersandung masalah.

    Sebelumnya, ia pernah menghadapi sidang disiplin karena menelantarkan keluarganya.

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengatakan pelanggaran Aiptu Kusno sebelumnya itu menjadi pertimbangan dalam pemberian hukuman demosi 8 tahun.

    Aiptu Kusno dijatuhi sanksi lebih berat ketimbang rekannya, Aipda Roy Legowo.

    “Kusno pernah jalani sidang disiplin, sehingga hukumannya lebih berat disbanding Legowo yang belum pernah disidang,” kata Artanto, Selasa (18/2/2025).

    Adapun alasan keduanya tidak dipecat dari Polri karena selama mengikuti persidangan bersikap kooperatif.

    Selain itu, kedua korban juga telah memaafkan ulah dua oknum polisi tersebut.

    “Bila dua korban tidak memaafkan hukumannya tentu akan lebih berat,” ungkapnya.

    Selain demosi, Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo juga akan menjalani penempatan khusus selama 30 hari.

    Keduanya juga harus menjalani pembinaan mental selama satu bulan di Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jateng.

    Kemudian, meminta maaf kepada korban di depan sidang KKEP. Permintaan maaf direkam video lalu dikirimkan kepada keluarga korban.

    Sementara itu, terkait kasus pidana pemerasan yang dilakukan oleh dua polisi itu, Artanto menambahkan, kasusnya tetap berjalan di Polrestabes Semarang.

    “Dua polisi ini akan tetap menjalani sidang tindak pidana tersebut,” tandasnya.

    Sebelumnya, dua remaja yang merupakan pasangan kekasih mengaku telah diperas oleh Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo.

    Adapun kejadian yang menimpa MRW (18) dan MMX (17) itu terjadi di daerah Terang Bangsa, Semarang Barat, Jumat (31/1/2025).

    Sejoli itu tengah berduaan di dalam mobil sekira pukul 21.00 WIB.

    Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo bersama warga bernama Suyatno (44) melintas mengendarai mobil warna merah, menghampiri mereka.

    Mereka lantas menggertak pasangan tersebut sembari mencabut kunci mobil korban dan meminta kartu identitas KTP.

    Mereka menyatakan, perbuatan kedua remaja di dalam mobil itu masuk kategori pelanggaran.

    Korban lantas disuruh masuk ke dalam mobil pelaku.

    Di dalam mobil tersebut, korban dipalak para pelaku supaya membayar Rp2,5 juta.

    Para pelaku lalu menggiring korban ke ATM di daerah Telaga Mas, Semarang Utara, untuk mengambil uang Rp2,5 juta.

    Uang tersebut kemudian diserahkan ke pelaku. 

    Namun, pacar korban berteriak sehingga memancing perhatian warga sekitar.

    Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Semarang Utara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Semarang Pemeras Warga Tak Dipecat Cuma Demosi, Padahal Pernah Terlantarkan Keluarga

    (Tribunnews.om/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto, Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)

  • Masa Lalu Aiptu Kusno Polisi Peras Sejoli di Semarang, Jadi Pertimbangan Demosi 8 Tahun – Halaman all

    Alasan 2 Polisi Pemeras Sejoli di Semarang Tak Dipecat: Kooperatif, Sudah Dimaafkan Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua polisi pemeras sejoli di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak dipecat dari Polri.

    Majelis Hakim Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng menjatuhkan sanksi demosi kepada Aiptu Kusno (46) dan Aipda Roy Legowo (38).

    Mereka diturunkan jabatannya lantaran memeras sejoli pada 31 Januari 2025 lalu.

    Sidang etik terhadap dua anggota Polrestabes Semarang itu berlangsung di Mapolda Jateng, Senin (17/2/2025).

    “Ya dua polisi ini kena demosi,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Senin, dilansir TribunJateng.com.

    Ketua Sidang Kode Etik, AKBP Edhie Sulistyo memutuskan Aiptu Kusno divonis demosi 8 tahun, sedangkan Aipda Roy Legowo divonis 7 tahun.

    Artanto mengungkapkan alasan dua polisi itu tak dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) karena selama mengikuti persidangan bersikap kooperatif.

    Selain itu, kedua korban juga telah memaafkan ulah dua oknum polisi tersebut.

    “Bila dua korban tidak memaafkan hukumannya tentu akan lebih berat,” ungkapnya.

    Selain demosi, Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo juga akan menjalani penempatan khusus selama 30 hari.

    Keduanya juga harus menjalani pembinaan mental selama satu bulan di Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jateng.

    Kemudian, meminta maaf kepada korban di depan sidang KKEP. Permintaan maaf direkam video lalu dikirimkan kepada keluarga korban.

    Sementara itu, terkait kasus pidana pemerasan yang dilakukan oleh dua polisi itu, Artanto menambahkan, kasusnya tetap berjalan di Polrestabes Semarang.

    “Dua polisi ini akan tetap menjalani sidang tindak pidana tersebut,” tandasnya.

    Sebelumnya, dua remaja yang merupakan pasangan kekasih mengaku telah diperas oleh Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo.

    Adapun kejadian yang menimpa MRW (18) dan MMX (17) itu terjadi di daerah Terang Bangsa, Semarang Barat, Jumat (31/1/2025).

    Sejoli itu tengah berduaan di dalam mobil sekira pukul 21.00 WIB.

    Aiptu Kusno dan Aipda Roy Legowo bersama warga bernama Suyatno (44) melintas mengendarai mobil warna merah, menghampiri mereka.

    Mereka lantas menggertak pasangan tersebut sembari mencabut kunci mobil korban dan meminta kartu identitas KTP.

    Mereka menyatakan, perbuatan kedua remaja di dalam mobil itu masuk kategori pelanggaran.

    Korban lantas disuruh masuk ke dalam mobil pelaku.

    Di dalam mobil tersebut, korban dipalak para pelaku supaya membayar Rp2,5 juta.

    Para pelaku lalu menggiring korban ke ATM di daerah Telaga Mas, Semarang Utara, untuk mengambil uang Rp2,5 juta.

    Uang tersebut kemudian diserahkan ke pelaku. 

    Namun, pacar korban berteriak sehingga memancing perhatian warga sekitar.

    Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Semarang Utara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Semarang Pemeras Warga Tak Dipecat Cuma Demosi, Padahal Pernah Terlantarkan Keluarga

    (Tribunnews.om/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

  • Dua ASN Imigrasi Pekanbaru Diduga Selingkuh, Dimarahi Pasangan Masing-masing: Woi Kalian PNS! – Halaman all

    Dua ASN Imigrasi Pekanbaru Diduga Selingkuh, Dimarahi Pasangan Masing-masing: Woi Kalian PNS! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan dua orang Aparatur Sipil Negara (ASN) diduga berselingkuh, viral di media sosial.

    Keduanya merupakan ASN di Imigrasi Pekanbaru berinisial AN dan RA.

    Adapun aksi keduanya diduga berselingkuh dipergoki oleh istri dan suami mereka masing-masing.

    Keduanya dipergoki di dalam mobil di tepi Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Bina Widya, Pekanbaru, Minggu (16/2/2025).

    Dalam video yang beredar, tampak seorang wanita menghentikan mobil sambil berteriak histeris.

    Perempuan yang mengamuk itu diketahui berinisial KO, istri dari ASN berinisial AN.

    KO yang tersulut amarah bahkan sampai memecahkan kaca mobil, dilansir TribunPekanbaru.com.

    “Saya istri sah, ya Allah bi, salah apa bunda bi,” katanya dalam video viral.

    Dari video itu juga terungkap, sang suami awalnya pamit kepada istrinya pergi ke Pelalawan.

    Namun, ternyata malah pergi dengan wanita lain yang sudah bersuami ke Bukittinggi.

    “Katanya kau pergi ke Pelalawan sama Kakanwil. Rupanya kau pergi sama cewek ke Bukittinggi.”

    “Otak kau di mana? Anak kau berdua menunggu di rumah,” ungkap KO histeris.

    “Kau juga, suami kau di sini. Woi kalian PNS,” kata KO lagi sambil menunjuk ASN wanita.

    Saat penggerebekan terjadi, kedua ASN tersebut tidak mau turun dari mobil.

    Malahan, keduanya berusaha kabur dari lokasi. Namun, mereka terus dihadang pasangan sahnya masing-masing.

    Selain itu, juga ada pria berinisial OI, suami dari ASN wanita berinisial RA.

    OI juga tampak histeris dan meneriaki istrinya yang kepergok berduaan bersama pria lain.

    “Viralkan, ini pegawai imigrasi,” ucap OI.

    Dalam kesempatan itu, OI juga memarahi AN karena telah berselingkuh dengan istrinya.

    “Punya anak dua, kau tinggalkan bini kau,” ujarnya sambil menunjuk-nunjuk AN.

    Pascakejadian, KO melapor ke Polresta Pekanbaru terkait dugaan penganiayaan.

    Saat keributan terjadi, korban sempat ditabrak mobil yang dikemudikan selingkuhan suaminya.

    Kabid Humas Polda Riau, Kombes Anom Karibianto membenarkan terkait laporan tersebut.

    “Korban atas nama KO, melapor ke Polresta Pekanbaru terkait penganiayaan, sesuai dengan Pasal 351 KUHP. Korban ditabrak mobil yang dikemudikan oleh RA.”

    “Laporannya sudah diterima dan masih dalam penyelidikan,” kata Anom saat diwawancarai Kompas.com di Pekanbaru, Senin (17/2/2025).

    Anom menjelaskan, korban sempat membuntuti mobil yang dikemudikan AR bersama suami korban.

    Sebelum Simpang Tobek Godang, korban menghadang mobil yang dikemudikan terlapor.

    Korban yang berdiri di depan mobil diduga ditabrak oleh terlapor yang mengenai kaki korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Viral Istri Labrak Suami Pegawai Imigrasi Pekanbaru, Diduga Selingkuh: Salah Aku Apa Bi?

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunPekanbaru.com, Kompas.com/Idon Tanjung)

  • Ucapan Renville Antonio 2 Tahun Lalu Jadi Kenyataan: Akan Meninggal di Usia Muda dan Kecelakaan – Halaman all

    Ucapan Renville Antonio 2 Tahun Lalu Jadi Kenyataan: Akan Meninggal di Usia Muda dan Kecelakaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Renville Antonio, pernah berucap hidupnya tak akan lama.

    Sekitar dua tahun lalu, Renville pernah mengatakan, ia akan meninggal di usia muda karena kecelakaan.

    Bak sebuah firasat, ucapan itu kini menjadi kenyataan.

    Renville tewas dalam kecelakaan di Jalur Pantura Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Jumat (14/2/2025).

    Ia meninggal di usia 48 tahun.

    Cerita tersebut disampaikan oleh kerabat Renville, Jalaluddin Alham di rumah duka di kawasan Jemursari Regency, Surabaya.

    Jalal mengatakan, ucapan itu disampaikan Renville saat keduanya dalam perjalanan dari Jember ke Surabaya usai menghadiri sebuah kegiatan.

    “Beberapa tahun lalu, saya mendapat cerita itu, bahwa ia akan meninggal di usia muda dan kecelakaan.”

    “Ternyata firasat itu betul hari ini. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun,” ucap Jalal, Jumat, dilansir SuryaMalang.com.

    Kepergian Renville menyisakan duka bagi Jalal. Pria kelahiran 1977 itu telah dianggapnya seperti adik sendiri.

    “Saya merasa kehilangan sekali, saya tahu persis bagaimana saat beliau masih hidup,” terangnya.

    Kecelakaan maut yang menewaskan Renville terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.

    Saat kejadian, Renville mengendarai motor gede (moge) Harley Davidson bernomor polisi B 6789 A.

    Rombongan kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi dari arah barat ke timur atau Surabaya menuju Banyuwangi.

    Dari arah yang sama, juga melaju mobil pikap bernomor polisi P 9304 MY.

    “Posisi kendaraan pikap berada di depan,” kata Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan, Jumat.

    Setibanya di lokasi kejadian, kendaraan pikap belok ke kanan atau ke arah selatan jalan raya.

    Namun, karena jarak sudah dekat, Renville tidak dapat menguasai laju kendaraannya, kecelakaan pun tak terhindarkan.

    Akibatnya, moge yang dikendarai Renville terpental sejauh 100 hingga 200 meter dari lokasi kecelakaan dan menghantam pohon di tepi jalan raya.

    Renville diperkirakan meninggal dunia di lokasi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul FIRASAT Renville Antonio Menjadi Kenyataan, Dia Meninggal Dunia di Usia Muda dalam Kecelakaan Maut

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Yusron Naufal Putra)

  • Ingin Renovasi Masjid, Dodi Romdani Mundur sebagai Kades Sukamulya dan Jadi TKI di Jepang – Halaman all

    Ingin Renovasi Masjid, Dodi Romdani Mundur sebagai Kades Sukamulya dan Jadi TKI di Jepang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Belakangan viral di media sosial, kisah Dodi Romdani yang memutuskan mundur sebagai Kepala Desa (Kades) Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

    Adapun alasan pengunduran diri itu lantaran Dodi memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang.

    Ia berangkat ke Jepang pada 2024. 

    Kini Doni tengah cuti untuk pulang ke kampung halamannya.

    Saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Desa Sukamulya, Dodi mengungkap alasannya mundur dari jabatan kepala desa.

    Alasan utamanya yakni karena kebutuhan ekonomi.

    Ia berkeinginan untuk merenovasi masjid di kampung halamannya.

    “Insya Allah itikad dan tujuannya baik, saya ingin nambah rezeki, dan saya punya tujuan ingin merehab masjid (di kampungnya),” ujarnya, Jumat (14/2/2025).

    Dodi menjabat sebagai kepala desa hampir 6 tahun.

    Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan ekonominya semakin bertambah.

    Karena alasan itu, Dodi berpikir untuk kembali bekerja di Jepang.

    “Anak semakin besar, butuh biaya juga,” jelasnya.

    Dodi menceritakan, ia pernah bekerja di perusahaan pembuat kapal di Jepang pada 2008-2013.

    Kebetulan, banyak temannya yang sudah tiga atau empat kali bekerja di Jepang.

    Ia pun kembali menjalin komunikasi dan menanyakan apakah ada pekerjaan di sana.

    Teman Dodi menyampaikan mantan bosnya dulu ingin bertemu.

    “Si bos menanyakan saya, dan ada pekerjaan, sibuk pekerjaan, sehingga saya ditawarkan,” terangnya.

    Dodi akhirnya bertemu dengan mantan bosnya itu di Bandung. Sehingga, pada 2023 ia ingin berangkat ke Jepang.

    Namun, setelah berkomunikasi dengan sejumlah pihak, Dodi dilarang berangkat pada 2023.

    Alasannya, Dodi harus menyelesaikan dulu masa jabatannya sebagai kepala desa.

    Saat itu, masa jabatan kepala desa masih 6 tahun, belum 8 tahun.

    “Karena jabatan (kades) masih ada setahun lagi. Selesaikan dulu 6 tahun, setelah itu silahkan kalau mau berangkat ke Jepang,” kata Dodi.

    Kemudian, pada 2024, ada informasi ia diterima di perusahaan perkapalan Jepang.

    Ia pun mengajukan pengunduran diri mulai September 2024 hingga Oktober 2024.

    “Sambil berjalan waktu, saya proses kepengurusan berangkat ke Jepang. Setelah A1 saya keterima di perusahaan Jepang, saya juga memproses surat pengunduran diri,” bebernya.

    Gaji Dodi Romdani sebagai Kades

    Aturan mengenai gaji yang didapat Kepala Desa Kabupaten Ciamis diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Ciamis Nomor 61 Tahun 2018 tentang Dana Desa Tahun Anggaran 2019.

    Dalam Pasal 10 dijelaskan mengenai penghasilan tetap yang didapat Kepala Desa di Kabupaten Ciamis.

    Merujuk pada hal tersebut, penghasilan tetap Dodi Romdani senilai Rp 3.250.000.

    Dodi juga berhak mendapat tunjangan akhir masa jabatan sebagai Kepala Desa Rp 6.000.000.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Candra Nugraha)

  • Ciri-ciri Pria Korban Mutilasi di Jombang, Bagian Tubuh Ditemukan di 2 Lokasi – Halaman all

    Ciri-ciri Pria Korban Mutilasi di Jombang, Bagian Tubuh Ditemukan di 2 Lokasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Jombang membeberkan ciri-ciri korban mutilasi di Jombang, Jawa Timur.

    Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra mengonfirmasi, mayat dan kepala yang ditemukan di dua lokasi berbeda pada Rabu (12/2/2025) merupakan bagian dari tubuh yang sama.

    Kendati demikian, pihaknya masih kesulitan mengungkap identitas korban.

    Melansir Kompas.com, dari hasil pemeriksaan forensik dan hasil autopsi, diketahui korban adalah seorang laki-laki berusia antara 15 hingga 25 tahun.

    Korban diperkirakan memiliki tinggi badan antara 155 hingga 160 sentimeter.

    Korban berambut ikal dengan panjang sekira 14 sentimeter, kulit sawo matang, dan gigi yang tidak rata.

    Ciri-ciri lain, ada tahi lalat di dada korban sebelah kanan dan pundak sebelah kiri.

    “Kemudian ukuran alas kaki sekitar 36 sampai 37 sentimeter,” terang Margono.

    Ia mengimbau, kepada masyarakat yang mengenali ciri-ciri fisik korban atau merasa kehilangan anggota keluarga dalam waktu empat hari terakhir, diminta untuk melapor ke Polres Jombang.

    Sementara itu, dari hasil autopsi ditemukan adanya tanda-tanda kematian tak wajar.

    “Di leher ditemukan bekas senjata tajam yang tidak beraturan. Dianalisa jika dilakukan pelaku tidak hanya sekali, tapi berulang kali,” terang Margono, dilansir TribunJatim.com.

    Ditemukan juga adanya luka pendarahan di bagian kepala yang diduga mengakibatkan korban lemas.

    “Sebelum kematian, juga ditemukan pendarahan di kepala yang mengakibatkan korban tersebut lemas dan tidak berdaya,” ujarnya.

    Margono menuturkan, mayat korban yang ditemukan terpisah di dua lokasi yang cukup jauh diduga sengaja dimutilasi untuk menghilangkan jejak.

    Sebelumnya, jasad tanpa kepala ditemukan di area irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Rabu sekira pukul 12.00 WIB.

    Jasad berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan pertama kali oleh warga yang hendak memancing.

    Saat ditemukan, kondisi jasad tanpa kepala itu dalam posisi telungkup tanpa busana, sedangkan kaki dan tangannya masuk ke dalam air di saluran.

    “Jasad laki-laki dan sudah dalam kondisi membusuk,” kata Kepala Dusun Dukuhmireng, Desa Dukuharum, Rabu, dilansir TribunJatim.com.

    Di hari yang sama, warga Dusun Kedung Lempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, digegerkan dengan penemuan kepala manusia tanpa tubuh.

    Kepala manusia ini ditemukan sekira pukul 17.57 WIB di Kali Konto.

    Saat ditemukan, potongan tubuh manusia itu dalam kondisi sudah membusuk dan sulit dikenali.

    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan serangkaian penyelidikan guna mengungkap kasus temuan potongan tubuh di dua lokasi berbeda di Jombang.

    Jasad korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang untuk dilakukan autopsi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Diduga Korban Mutilasi, Kepala Manusia di Tembelang Jombang Dipastikan Bagian Jasad Pria di Megaluh

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Anggit Puji Widodo, Kompas.com/Moh Syafii)

  • Sopir Pajero Penusuk Kondektur Damri Minta Maaf, Buang Sajam usai Diingatkan Anak: Berkelahi Lagi? – Halaman all

    Sopir Pajero Penusuk Kondektur Damri Minta Maaf, Buang Sajam usai Diingatkan Anak: Berkelahi Lagi? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juriansyah, pelaku penusukan kondektur Bus Damri di Bandar Lampung, meminta maaf kepada keluarga korban.

    “Saya berharap semoga keluarga korban bisa memaafkan saya,” katanya saat di Mapolresta Bandar Lampung, Kamis (13/2/2025), dikutip dari TribunLampung.co.id.

    Pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu mengaku membuang senjata tajam jenis badik yang digunakan untuk menusuk korban di Jalan Tol Lampung.

    Hal itu dibenarkan Kapolrestabes Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay.

    Saat ini, pihaknya masih mencari senjata tajam yang dibuang oleh pelaku.

    “Barang bukti ada CCTV dan baju korban, kami tengah melakukan pencarian terhadap sajam tersebut yang dibuang pelaku ke areal tol,” ujarnya, Kamis.

    Alfret mengatakan, pelaku sempat diingatkan oleh anaknya ketika ketahuan membawa senjata tajam.

    “Pelaku sempat diingatkan anaknya, apakah akan berkelahi lagi? Jadi pelaku membuang pisau tersebut,” tandasnya.

    Insiden penusukan itu terjadi di SPBU Nunyai Rajabasa, Bandar Lampung, Minggu (9/2/2025).

    Peristiwa itu dipicu senggolan antara mobil yang dikendarai Juriansyah, Mitsubishi Pajero dengan Bus Damri, saat mengantre BBM.

    Juriansyah merasa Bus Damri keluar jalur, sehingga memutuskan untuk maju, yang kemudian menyebabkan senggolan.

    Setelah senggolan itu, sopir bus turun dan terjadi cekcok mulut.

    Dalam cekcok itu, pelaku sempat memukul sopir Bus Damri, Harjulian.

    Tak lama kemudian, kondektur bus, Arief Rahman datang ke lokasi dan kembali terjadi adu mulut.

    Dalam kondisi emosi, pelaku merangkul korban lalu mengambil senjata tajam dari pinggangnya.

    “Tersangka menusuk dua kali ke arah dada korban. Satu tusukan berhasil ditepis dan mengenai jari tangan, sementara satu tusukan lainnya mengenai dada kiri korban,” terang Alfret, dilansir Kompas.com.

    Setelah kejadian, pelaku menyerahkan diri ke Polsek Kedaton, Senin (10/2/2025) sekira pukul 01.00 WIB.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Pelaku Penusukan Kondektur Damri Lampung Minta Maaf ke Korban dan Keluarga

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunLampung.co.id/Bayu Saputra, Kompas.com/Tri Purna Jaya)

  • Pengemis Lansia Ketahuan Bawa Rp40 Juta tapi Masih Memaksa Minta Uang, 3 Jam Dapat Rp150 Ribu – Halaman all

    Pengemis Lansia Ketahuan Bawa Rp40 Juta tapi Masih Memaksa Minta Uang, 3 Jam Dapat Rp150 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pengemis yang sudah lanjut usia (lansia) AR (70), diamankan Satpol PP Kota Kediri, Jawa Timur.

    AR diamankan petugas saat meminta-minta dengan cara memaksa di Simpang Empat Jalan Kawi, Kota Kediri.

    Melansir SuryaMalang.com, penangkapan ini dilakukan setelah adanya aduan dari masyarakat.

    AR sering menggebrak kendaraan yang berhenti di lampu merah untuk meminta uang.

    Aksi AR itu membuat pengguna jalan merasa terganggu dan tidak nyaman.

    “Jadi kemarin itu ada pengaduan masyarakat di perempatan Jalan Kawi, ada yang minta-minta sifatnya maksa, gebrak mobil, gebrak motor.”

    “Akhirnya kita tindaklanjuti dan pagi tadi baru ketemu yang bersangkutan kita amankan ke Mako Satpol PP untuk didata dan dibina,” kata Kabid Trantib Satpol PP Kota Kediri, Agus Dwiratmoko, Kamis (13/2/2025).

    Saat diamankan, AR ketahuan membawa uang tunai hingga Rp40 Juta.

    Uang itu dimasukkan dalam dua tas berukuran tanggung.

    Di dalam tas itu, petugas mendapati uang pecahan kecil Rp2 ribu dan gulungan uang pecahan Rp100 ribu.

    AR mengaku, total uang yang dimilikinya mencapai sekira Rp30-40 juta.

    “Dia ini membawa dua tas tanggung, setelah kita tanya, dengan kesadaran dia memperlihatkan isinya ternyata isinya duit receh dan sudah dibendeli (Rp 100 ribuan) itu. Menurut yang bersangkutan sekitar Rp 30-40 juta,” terang Agus.

    Uang itu diakui AR dari usahanya mengemis selama beberapa bulan ini saja.

    “Pengakuannya semua uang itu hasilnya mengemis beberapa bulan ini,” ucap Agus kepada Kompas.com, Kamis.

    Dari meminta-minta dalam hitungan jam, AR menghasilkan cukup banyak uang.

    Misalnya, hasil mengemisnya di Simpang Empat mulai pukul 08.00 WIB hingga diamankan petugas pukul 11.00 WIB, sudah terkumpul uang sebanyak Rp150 ribu.

    Meski telah memiliki banyak uang, AR tetap memilih hidup sebagai pengemis dan enggan meninggalkan kebiasaannya.

    AR mengaku selalu membawa uangnya ke mana pun ia pergi lantaran takut dicuri orang.

    Selain itu, ia diketahui tidak memiliki istri dan anak.

    Saat ini, ia tinggal bersama saudara-saudaranya di Kecamatan Mojoroto.

    “Dia pagi sampai malam, ke mana-mana duitnya dibawa takut diambil orang katanya,” terang Agus.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Bikin Panik Warga Kediri, Pengemis Minta Uang dengan Cara Memaksa, Ternyata Hartanya Puluhan Juta

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Luthfi Husnika, Kompas.com/M Agus Fauzul Hakim)

  • Detik-detik 3 Orang Tewas Akibat Kebakaran Homestay di Lamongan, Jenazah Telah Teridentifikasi – Halaman all

    Detik-detik 3 Orang Tewas Akibat Kebakaran Homestay di Lamongan, Jenazah Telah Teridentifikasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak tiga orang tewas akibat kebakaran di sebuah cafe dan homestay di Babat, Lamongan, Jawa Timur, pada Minggu (9/2/2025) lalu.

    Proses identifikasi jenazah dilakukan tim gabungan dari Polres Lamongan, Polda Jatim dan Tim dokter  forensik Polres Gresik.

    Ketiga korban yang terdiri dari satu wanita dan dua laki-laki merupakan sebuah perusahaan perabot dapur.

    Diduga mereka terjebak di dalam homestay lantaran kebakaran terjadi saat dini hari.

    Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda M Hamzaid, mengatakan homestay berada satu bangunan dengan cafe.

    Petugas kepolisian mendapat petunjuk dari penemuan KTP dengan inisial DN (23), wanita asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

    Selain itu, KTP kedua korban lain berinisial SL (23) dan AS (27) juga ditemukan.

    Keluarga korban dipanggil ke RSUD dr Soegiri Lamongan untuk proses identifikasi.

    Ketiga jenazah telah diserahkan ke keluarga pada Senin (10/2/2025) malam untuk dimakamkan.

    Diketahui, cafe dan homestay yang terbakar milik warga Surabaya, Jawa Timur bernama Slamet Cokro Diharjo.

    Kebakaran dapat dipadamkan pada Minggu (9/2/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.

    “Kerugian materiil akibat kebakaran yang terjadi dini hari ini diperkirakan Rp 500 juta,” sambungnya.

    Warga bernama Lusiana menjadi orang yang pertama kali mengetahui adanya kebakaran.

    Lusiana yang tinggal tak jauh dari lokasi kebakaran mendengar suara aneh dari arah cafe.

    “Mendengar suara kretek kretek tersebut, kemudian saksi keluar dan melihat api sudah membumbung tinggi membakar cafe,” tuturnya.

    Ia kemudian berteriak agar penghuni homestay segera mengevakuasi diri.

    Tim pemadam kebakaran dihubungi sekitar pukul 03.52 WIB.

    “Sekira pukul 04.05 WIB petugas Damkar dan Polsek Babat tiba di lokasi dan langsung berusaha memadamkan api dengan menggunakan 4 armada damkar dan 1 unit portable,” jelasnya.

    Setelah api padam, petugas menemukan jasad tiga orang dalam kondisi terbakar.

    Proses penyelidikan masih dilakukan untuk mengungkap penyebab kebakaran.

    Sebagian artikel tlah tayang di TribunJatim.com dengan judul Identitas 3 Korban Tewas Kebakaran di Cafe Lamongan Belum Teridentifikasi, Tunggu Labfor Polda Jatim

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Hanif Mashuri)

  • Bu Guru Genggam Tangan Pak Guru saat Didemo Siswa, Kepsek Membela: Dia Gemetar, Keringat Dingin – Halaman all

    Bu Guru Genggam Tangan Pak Guru saat Didemo Siswa, Kepsek Membela: Dia Gemetar, Keringat Dingin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan guru wanita menggenggam tangan guru pria saat menghadapi demonstrasi siswa, viral di media sosial.

    Peristiwa itu terjadi di SMAN 1 Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

    Para siswa melakukan unjuk rasa menuntut keterlambatan finalisasi penginputan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

    Saat itu, guru wanita justru menggenggam tangan guru pria sambil sedikit memeluknya.

    Sontak video tersebut viral dan menuai reaksi beragam dari warganet.

    Terkait video viral itu, pihak SMAN 1 Bukateja melalui Kepala Sekolah, Purwito memberikan penjelasan.

    Purwito mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Rabu (5/2/2025).

    Adapun guru wanita yang menggengam tangan guru pria tersebut berinisial LT, merupakan guru Bimbingan Konseling (BK).

    Saat itu, sebanyak 140 siswa berdemonstrasi menuntut penjelasan mengenai keterlambatan finalisasi penginputan PDSS.

    Satu dari tuntutan siswa yakni bertemu dengan guru BK. Oleh karena itu, LT keluar menemui para siswa.

    Namun, karena situasi tidak kondusif, LT didampingi oleh guru senior, Dodo dan Sulis.

    Purwito menuturkan, LT masih sangat muda dan belum lama bertugas di SMA Bukateja.

    Sehingga, menurutnya, wajar jika LT belum siap menghadapi situasi tersebut.

    “Statusnya masih guru bantu dan baru dua bulan bertugas di SMA Bukateja. Jadi wajar kalau mentalnya belum tangguh, menghadapi kondisi semacam ini,” ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/2/2025).

    Menurut Purwito, LT ketakutan berhadapan dengan ratusan siswa yang marah.

    “Saking takutnya menghadapi siswa, tubuh LT samapi gemetar dan keluar keringat dingin,” ujarnya.

    Dalam situasi itu, Pak Guru Dodo berinisiatif memberikan perlindungan dan dukungan kepada LT agar lebih aman dan tenang.

    Purwito menegaskan, tindakan bergandengan tangan itu bukanlah hal yang bersifat negatif seperti yang dituduhkan oleh sebagian warganet.

    Ia pun memastikan, tidak ditemukan adanya pelanggaran disiplin maupun etik dalam kejadian ini.

    Sehingga, pihaknya tidak memberikan sanksi kepada guru yang terlibat.

    Dalam video di YouTube Tribun Jateng, LT yang terlibat dalam kepanitiaan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) di sekolah, tampak berkomunikasi dengan siswa yang menyampaikan protes.

    Karena ia merupakan guru bantu yang barus ditugaskan di sekolah tersebut, LT mengaku tak mengetahui alur pengisian PDSS sekolah.

    “Saya tidak tahu terkait alurnya seperti apa, kinerjanya seperti apa, saya tidak tahu,” katanya.

    LT menyebut, kejadian ini di luar kendali guru BK.

    “Di luar ekspektasi kejadian seperti ini, yang sangat luar biasa dan ini di luar kendali kami sebagai guru BK,” terangnya.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Iqbal Fahmi)