Tag: Lula da Silva

  • Presiden Brazil Sindir Ulah Trump yang ‘Jajah’ Palestina di Sidang PBB

    Presiden Brazil Sindir Ulah Trump yang ‘Jajah’ Palestina di Sidang PBB

    Jakarta

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyindir Presiden Amerika (AS) Serikat Donald Trump yang mencabut visa Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan para delegasi jelang perhelatan Sidang Umum PBB di New York. Lula menyesalkan keputusan tersebut.

    Dalam pidatonya di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Lula mulanya menjelaskan tentang konflik yang berkecamuk di Palestina. Dia mengatakan serangan yang dilancarkan Hamas memang tidak bisa dibenarkan, namun rentetan serangan Israel jelas salah dan termasuk dalam genosida.

    “Tidak ada situasi yang lebih menunjukkan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional dan ilegal daripada yang terjadi di Palestina. Serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas tidak dapat dibenarkan dari sudut pandang manapun,” kata Lula dilihat dalam siaran langsung YouTube United Nations, Rabu (24/9/2025).

    “Namun, tidak ada satu pun yang dapat membenarkan genosida yang sedang berlangsung di Gaza. Di sana, di bawah berton-ton reruntuhan, terkubur puluhan ribu perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa,” imbuhnya.

    Lula juga menyoroti kelaparan di Gaza yang dijadikan celah untuk memindahkan para penduduknya. Dia mendorong konflik yang terjadi di Palestina untuk segera diakhiri.

    “Pembantaian ini tidak akan terjadi tanpa keterlibatan pihak-pihak yang seharusnya bisa mencegahnya. Di Gaza, kelaparan digunakan sebagai senjata perang dan pemindahan paksa penduduk tidak dihukum,” ujarnya.

    Lula mengatakan kondisi di Gaza ini seharusnya bisa disampaikan langsung di Sidang Umum PBB. Namun, dia menyesalkan sikap pemerintahan Trum yang mencabut visa Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan para delegasi jelang perhelatan Sidang Umum PBB.

    “Ini adalah solusi yang dipertahankan oleh lebih dari 150 anggota PBB yang ditegaskan kembali kemarin di sini. Di sidang paripurna yang sangat paripurna, namun dihalangi oleh satu hak veto. Sangat disesalkan bahwa Presiden Mahmoud Abbas dicegah oleh negara tuan rumah dengan ‘menduduki’ (menjajah) bangku Palestina pada momen bersejarah ini,” jelasnya.

    Sebagaimana diketahui, AS mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk melakukan perjalanan ke New York, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, di mana beberapa negara sekutu AS akan mengakui negara Palestina.

    Pemerintahan Presiden Donald Trump, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (30/8), telah menolak dan mencabut visa untuk para pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Otoritas Palestina, yang berbasis di Tepi Barat, menjelang Sidang Umum PBB karena telah “merusak prospek perdamaian”.

    Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa Abbas dan sekitar 80 warga Palestina lainnya terdampak oleh keputusan yang diumumkan pada Jumat (29/8) waktu setempat.

    Meski begitu, Majelis Umum PBB memutuskan untuk mengizinkan Mahmud Abbas berpidato melalui sambungan video.

    “Negara Palestina dapat mengirimkan pernyataan Presidennya yang telah direkam sebelumnya, yang akan diputar di Ruang Sidang Umum,” kata keterangan PBB dilansir kantor berita AFP, Jumat (19/9).

    Halaman 2 dari 2

    (wnv/wnv)

  • Prabowo Ajak Dunia Tolak Doktrin yang Kuat dan yang Lemah di Sidang PBB: Kita Bela Semua
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 September 2025

    Prabowo Ajak Dunia Tolak Doktrin yang Kuat dan yang Lemah di Sidang PBB: Kita Bela Semua Nasional 24 September 2025

    Prabowo Ajak Dunia Tolak Doktrin yang Kuat dan yang Lemah di Sidang PBB: Kita Bela Semua
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden RI Prabowo Subianto mengajak para petinggi negara dan delegasi di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menolak doktrin si kuat dan si lemah.
    Prabowo menekankan, PBB hadir untuk menghapus doktrin tersebut.
    “Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa. Yang lemah menanggung apa yang harus mereka tanggung. Kita harus menolak doktrin ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa ada untuk menolak doktrin ini,” kata Prabowo dalam pidatonya di Gedung Sekretariat PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).
    Prabowo mengajak semua pihak untuk membela yang kuat dan lemah, selama ada kebenaran di sana. Namun Prabowo juga mengingatkan, pihak yang kuat tidak selalu benar. 
    “Kita harus membela semua yang kuat dan yang lemah. Yang kuat belum tentu benar. Yang benar harus benar,” ucapnya.
    Dalam kesempatan ini, Kepala Negara juga menceritakan situasi di Indonesia yang kini semakin bebas dari kelaparan dan kemiskinan ekstrem.
    Menurut Prabowo, hal ini tidak terlepas dari peran PBB yang memilih untuk mendengarkan dan menegakkan keadilan.
    “Karena bertahun-tahun yang lalu, PBB ini memilih untuk mendengarkan dan menegakkan keadilan sosial dan ekonomi. Kita tidak akan pernah lupa,” tuturnya.
    Oleh karena itu, ia mendorong semua negara untuk tidak tinggal diam dengan situasi di Palestina.
    “Hari ini, kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina ditiadakan keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini,” kata Prabowo diiringi tepuk tangan para petinggi dan delegasi negara yang hadir.
    Diketahui, Prabowo menjadi Presiden ketiga yang diberi kesempatan berpidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 PBB tersebut. Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
    Sementara itu, Sidang Majelis Umum ke-80 PBB pada 23 September 2025, dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres.
    Lalu, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock. Tema dari sesi general debate yang bakal diisi dengan pidato dari 16 Kepala Negara itu adalah “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights”.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tepuk Tangan Bergema di Sidang PBB Saat Prabowo Ajak Semua Negara Tidak Diam atas Palestina
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 September 2025

    Tepuk Tangan Bergema di Sidang PBB Saat Prabowo Ajak Semua Negara Tidak Diam atas Palestina Nasional 23 September 2025

    Tepuk Tangan Bergema di Sidang PBB Saat Prabowo Ajak Semua Negara Tidak Diam atas Palestina
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI Prabowo Subianto mendapat tepuk tangan saat mengajak delegasi negara yang hadir dalam Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak diam dengan situasi yang ada di Palestina.
    “Hari ini, kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina ditolak, keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini,” kata Prabowo saat berpidato di Gedung Sekretariat PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).
    Para petinggi dan delegasi negara yang hadir bertepuk tangan mendengar ucapan Prabowo.
    Prabowo pun  menekankan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution) di Palestina.
    Dia menegaskan, Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina.
    “Saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina,” ucap Prabowo yang kembali disambut tepuk tangan.
    “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui, kita harus menghormati, dan kita harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita dapat mencapai perdamaian sejati,” ucapnya lagi.
    Diketahui, Prabowo menjadi Presiden ketiga yang diberi kesempatan berpidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 PBB tersebut. Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
    Sementara itu, Sidang Majelis Umum ke-80 PBB pada 23 September 2025, dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres.
    Lalu, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock. Tema dari sesi general debate yang bakal diisi dengan pidato dari 16 Kepala Negara itu adalah
    “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ini 12 Kepala Negara yang Berpidato di Sidang Umum PBB, Prabowo Setelah Trump
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 September 2025

    Ini 12 Kepala Negara yang Berpidato di Sidang Umum PBB, Prabowo Setelah Trump Nasional 23 September 2025

    Ini 12 Kepala Negara yang Berpidato di Sidang Umum PBB, Prabowo Setelah Trump
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto menjadi kepala negara urutan ketiga yang akan menyampaikan pidato dalam sesi pagi Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat (AS).
    Prabowo akan berpidato setelah Presiden AS Donald Trump yang ditempatkan pada urutan kedua Sidang Umum PBB.
    Dikutip dari laman resmi PBB, Sidang Umum ke-80 PBB akan dibuka oleh Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Setelah itu, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock akan menyampaikan pidato pembukaannya.
    Setelah keduanya, kepala negara dari 12 negara akan menyampaikan pidatonya pada sesi pagi Sidang Umum PBB. Berikut daftarnya yang dikutip dari laman resmi PBB:
    Sebelum Sidang Umum PBB, Prabowo menyampaikan sikap Indonesia yang mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
    Dukungan tersebut disampaikan saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) soal solusi dua negara untuk Palestina dan Israel.
    “Kita harus menjamin kenegaraan Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui negara Israel dan kami akan mendukung segala jaminan keamanan bagi Israel,” ujar Prabowo dalam pidatonya, Selasa (23/9/2025).
    Prabowo menyatakan, sikap tersebut konsisten dengan perjalanan Indonesia yang terus menawarkan solusi dua negara atau two state solution untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.
    “Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa, oleh karena itu, Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara dalam masalah Palestina. Hanya solusi dua negara inilah yang akan membawa perdamaian,” ujar Prabowo.
    “Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, kita harus mengatasi kecurigaan. Kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia. Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini,” sambungnya.
    Prabowo berbicara usai Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula Da Silva, dan Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pidato Lengkap Prabowo di KTT PBB soal Solusi Dua Negara Palestina-Israel
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 September 2025

    Pidato Lengkap Prabowo di KTT PBB soal Solusi Dua Negara Palestina-Israel Nasional 23 September 2025

    Pidato Lengkap Prabowo di KTT PBB soal Solusi Dua Negara Palestina-Israel
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato sambutan dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) soal solusi dua negara untuk Palestina dan Israel. Ini pidato lengkap Prabowo.
    Forum ini disiarkan langsung oleh kanal YouTube United Nations, Selasa (23/9/2025).
    Sidang dipimpin (co-chairs) oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
    Forum ini dibuka oleh pimpinan sidang yakni Emmanuel Macron, Pangeran Faisal, Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock, dan juga sambutan secara virtual dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
    Presiden Prabowo berbicara usai Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Brazil Luis Ignacio Lula Da Silva, Presiden Portugal Marcel Rebelo de Sousa.
    Prabowo berbicara soal dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Israel dan Palestina.
    Prabowo juga menyerukan pengakhiran kekerasan di Palestina. Dia mengecam kekerasan terhadap warga sipil.
    Prabowo berpidato dalam bahasa Inggris dan berikut adalah terjemahan Bahasa Indonesia-nya.
    Yang terhormat Presiden Prancis Emmanuel Macron, Yang Mulia Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, selaku pimpinan bersama (co-chairs) pertemuan terhormat ini.
    Pimpinan sidang, perwakilan sidang PBB yang terhormat,
    Saya ingin menyampaikan penghargaan dan penghormatan tertinggi kami kepada Pemerintah Prancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinan dan keyakinan mereka dalam musyawarah penting ini.
    Dengan sepenuh hati, kami mengenang tragedi tak terperi yang sedang berlangsung di Gaza. Ribuan nyawa tak berdosa, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah terbunuh, kelaparan membayangi. Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita.
    Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak berdosa.
    Oleh karena itu, hari ini dengan bermartabat kita berkumpul untuk mengemban tanggung jawab sejarah kita.
    Tanggung jawab ini tidak hanya berbicara tentang nasib Palestina, tetapi juga tentang masa depan Israel, dan juga tentang kredibilitas PBB.
    Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa.
    Oleh karena itu, Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara dalam masalah Palestina.
    Hanya solusi dua negara yang akan membawa perdamaian.

    Kita harus menjamin kenegaraan Palestina. Namun, Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui negara Israel. Dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel.
    Deklarasi New York telah menyediakan jalan damai dan adil menuju perdamaian.

    Kenegaraan harus berarti perdamaian. Pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Harus ada perdamaian sejati bagi semua pihak.
    YouTube United Nations Presiden Prabowo Subianto di KTT PBB soal Solusi Dua Negara Palestina-Israel (YouTube United Nations)
    Yang Mulia,
    Negara-negara terkemuka di dunia yang mengambil langkah-langkah prinsip ini,

    Prancis, Kanada, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka di dunia telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar.
    Pengakuan negara Palestina adalah langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar.
    Bagi mereka yang belum bertindak, kami katakan: Sejarah tidak berhenti. Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza.
    Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita.

    Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, kita harus mengatasi kecurigaan, kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia.
    Kita siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini.
    Kita siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian. (audio tak terdengar)
    Damai, damai sekarang! Damai, segera! Kita butuh perdamaian.
    Terima kasih banyak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isi Pidato Presiden Prabowo di PBB Masih Dirahasiakan

    Isi Pidato Presiden Prabowo di PBB Masih Dirahasiakan

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Staf Presiden (KSP) Muhammad Qodari enggan membocorkan isi pidato Presiden Prabowo Subianto yang akan disampaikan dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada 23 September mendatang.

    Dalam konferensi pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (22/9), Qodari menilai pidato Presiden justru akan kehilangan greget apabila diungkap lebih dulu.

    “Kalau kisi-kisi tinggal dilihat saja selama ini presiden, kalau isu-isu internasional itu poin, talking point-nya apa. Coba apa coba? Satu apa? Ha? Terus? Yaudah itu aja yang diliput. Jadi nggak seru kalau dibocorin dari sekarang,” ujarnya.

    Qodari menambahkan, publik dapat menebak arah pidato Presiden dari sikap-sikap yang selama ini kerap ditunjukkan dalam forum internasional, terutama terkait isu perdamaian dunia, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan global.

    Sebelumnya, Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (23/9/2025) pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB.

    Menurut keterangan tertulis Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, Presiden Prabowo akan berbicara pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kehadiran ini menandai salah satu agenda utama dalam rangkaian kunjungan kerja Presiden ke Amerika Serikat.

    “Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Selasa, 23 September 2025, pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB. Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” jelas Teddy.

    Sidang Majelis Umum tahun ini dipandang sebagai momentum penting bagi Indonesia untuk kembali menegaskan peran aktifnya di forum multilateral tertinggi dunia.

    Teddy menegaskan bahwa Indonesia membawa misi besar dalam Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, yakni menguatkan posisi sebagai pemimpin Global South yang konsisten mendorong agenda reformasi tata kelola dunia.

    “Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia. Selain kembali tampil di level tertinggi forum PBB, Indonesia juga akan menegaskan perannya sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” ungkap Teddy.

  • Puan: Pidato Prabowo di PBB adalah momen yang ditunggu dalam 10 tahun

    Puan: Pidato Prabowo di PBB adalah momen yang ditunggu dalam 10 tahun

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani menilai pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB yang akan digelar di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9), bakal menjadi momen yang ditunggu-tunggu dalam 10 tahun terakhir.

    Sebab, kata dia, dalam 10 tahun lalu tidak ada Presiden Republik Indonesia yang hadir di Sidang Umum PBB. Dia pun menilai bahwa hal itu akan membanggakan bagi seluruh rakyat Indonesia.

    “Kami mengharapkan pidato Presiden Prabowo nantinya akan bisa membawa suasana segar yang membanggakan,” kata Puan di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.

    Menurut dia, bakal banyak hal yang disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam pidato itu.

    Kemungkinan, kata dia, Prabowo pun akan berbicara soal isu kemanusiaan yang menimpa Palestina.

    “Mungkin salah satunya yaitu terkait dengan isu Palestina, saya juga belum tahu apa yang akan beliau sampaikan,” kata dia.

    Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB.

    Demikian disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya saat dikonfirmasi ANTARA, Minggu (21/9) waktu setempat.

    Seskab Teddy mengatakan Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia menegaskan bahwa Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini Daftar Lengkap Pemimpin Negara yang Pidato di PBB Besok Malam

    Ini Daftar Lengkap Pemimpin Negara yang Pidato di PBB Besok Malam

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan tampil untuk berpidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa, 23 September 2025, pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB.

    Berdasarkan daftar resmi dari e-speakers.e-delegate.un.org, urutan pertama akan diisi oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, disusul oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Setelah itu, giliran Prabowo menyampaikan pidatonya mewakili Indonesia di hadapan para pemimpin dunia dan akan dilanjutkan oleh Presiden Turki dan Presiden Peru yakni Recep Tayyip Erdoğan serta Dina Ercilia Boluarte Zegarra.

    Sidang Umum ke-80 PBB tahun ini mengusung tema “Better Together: Eight Years and More for Peace, Development and Human Rights” sebagai upaya memperbarui komitmen multilateralisme di tengah situasi global yang penuh ketegangan.

    Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengatakan sidang Majelis Umum tahun ini dipandang sebagai momentum penting bagi Indonesia untuk kembali menegaskan peran aktifnya di forum multilateral tertinggi dunia.

    Teddy menegaskan bahwa Indonesia membawa misi besar dalam Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, yakni menguatkan posisi sebagai pemimpin Global South yang konsisten mendorong agenda reformasi tata kelola dunia.

    “Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia. Selain kembali tampil di level tertinggi forum PBB, Indonesia juga akan menegaskan perannya sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” tandas Teddy, Senin (22//9/2025)

    Berikut daftar urutan pidato para pemimpin Negara pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York:

    Brazil – Presiden Luiz Inácio Lula da Silva
    Amerika Serikat – Presiden Donald Trump
    Indonesia – Presiden Prabowo Subianto
    Turki – Presiden Recep Tayyip Erdoğan
    Peru – Presiden Dina Ercilia Boluarte Zegarra
    Yordania – Raja Abdullah II bin Al Hussein
    Korea Selatan – Presiden Jae Myung Lee
    Qatar – Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani

  • Presiden Prabowo Bakal Pidato di PBB Besok Malam, Urutan Ketiga Setelah Lula dan Trump

    Presiden Prabowo Bakal Pidato di PBB Besok Malam, Urutan Ketiga Setelah Lula dan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (23/9/2025) pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB.

    Dikutip dari keterangan tertulis dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, Presiden Ke-8 RI itu akan berbicara pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kehadiran Presiden Prabowo menandai salah satu agenda utama dalam rangkaian kunjungan kerja Presiden ke Amerika Serikat.

    “Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Selasa, 23 September 2025, pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB. Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,” tuturnya kepada wartawan, Senin (22/9/2025).

    Sidang Majelis Umum tahun ini dipandang sebagai momentum penting bagi Indonesia untuk kembali menegaskan peran aktifnya di forum multilateral tertinggi dunia.

    Teddy menegaskan bahwa Indonesia membawa misi besar dalam Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, yakni menguatkan posisi sebagai pemimpin Global South yang konsisten mendorong agenda reformasi tata kelola dunia.

    Bahkan, kata Teddy, kehadiran Prabowo di forum global ini sekaligus mempertegas komitmen Indonesia terhadap perdamaian, kerja sama internasional, serta pembangunan yang berkeadilan bagi semua negara, khususnya negara-negara berkembang.

    “Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia. Selain kembali tampil di level tertinggi forum PBB, Indonesia juga akan menegaskan perannya sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” tandas Teddy.

    Adapun sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia, tidak hanya untuk kembali tampil di level tertinggi pada forum PBB, tetapi juga untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif.

    “Sesuai jadwal yang diterima, Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga pada sesi Debat Umum PBB pada 23 September 2025, setelah Presiden Brasil & Presiden Amerika Serikat,” dikutip dari Instagram Sekretariat Kabinet, Sabtu (20/9/2025).

    Di dalam forum internasional ini, setiap kepala negara ataupun pimpinan dunia akan mengungkapkan pandangan dan prioritas masing-masing dalam menghadapi tantangan global saat ini. Sidang majelis umum ini juga menjadi momentum untuk merefleksikan Gerakan 80 tahun berdirinya PBB.

    Sebelumnya, Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi lebih memilih untuk tidak hadir dalam sidang PBB. Selama 10 tahun menjabat, Jokowi memilih tidak hadir langsung di Sidang Majelis Umum PBB dan mendelegasikan Menteri Luar Negeri kala itu, Retno L. P. Marsudi, untuk mewakili Indonesia.

  • Pidato di PBB, Prabowo Kenang Perjuangan Diplomasi Sumitro

    Pidato di PBB, Prabowo Kenang Perjuangan Diplomasi Sumitro

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto akan berpidato di Sidang Umum ke-80 PBB di New York, Amerika Serikat pada Selasa 23 September. Kehadiran Presiden Prabowo menjadi momen bersejarah, karena mengulang jejak perjuangan diplomasi sang ayah, almarhum Prof. Sumitro Djojohadikusumo.

    Menurut pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, kehadiran Presiden Prabowo di forum PBB merupakan kelanjutan tradisi keluarga pejuang diplomasi. “Kami rakyat Indonesia berharap, sebagaimana almarhum Prof. Sumitro, Presiden Prabowo dapat terus memperjuangkan upaya dunia untuk memperkokoh multilateralisme,” ujar Dino.

    Prof. Sumitro pernah memimpin delegasi Indonesia di PBB pada periode 1948-1949, masa yang sangat menentukan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia dan posisinya di dunia. Salah satu kiprah diplomasi paling monumental yang dicatat Sumitro adalah memorandum yang dikirim dari Kantor Perwakilan RI di PBB kepada Pejabat Menteri Luar Negeri AS Robert A. Lovett.

    Memorandum yang kemudian dimuat di The New York Times pada 21 Desember 1948, mengecam agresi militer Belanda sebagai ancaman terhadap upaya membangun ketertiban dunia. Agresi itu juga dianggap sebagai pelanggaran keras terhadap Perjanjian Renville serta perundingan lain antara Indonesia dan Belanda, sekaligus juga mencederai legitimasi PBB.

    Tak berhenti di situ, Sumitro melakukan berbagai upaya diplomatik, termasuk membangun dukungan dari negara-negara Asia. Pada pertemuan di India, Januari 1949, ia berhasil menggalang solidaritas negara-negara Asia untuk menghentikan agresi Belanda dan menuntut pembebasan para pimpinan Republik.

    Puncaknya, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949. Setahun kemudian, tepat pada 17 Agustus 1950, Republik Indonesia Serikat resmi menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Dino menilai, pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum ke-80 PBB akan membawa angin segar di tengah merosotnya semangat multilateralisme global. “Multilateralisme di mana-mana kini sedang dalam kondisi terpuruk,” kata mantan Duta Besar RI untuk AS itu.

    Senada, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Hamdan Hamedan, menekankan makna strategis dalam pidato Presiden di Sidang PBB nanti. Presiden Prabowo dijadwalkan berbicara di urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat.

    “Pada saat ruangan penuh, atensi dunia tertuju, dan pesan yang disampaikan dapat membentuk nada serta arah diskusi utama dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB,” ujar Hamdan di Jakarta, Jumat (19/9).

    Setelah 10 tahun absen, Presiden Indonesia akhirnya kembali hadir di panggung utama dunia. Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai bangsa besar yang aktif di garis depan diplomasi internasional.

    “Ini merupakan penampilan langsung Presiden Indonesia di forum UNGA setelah lebih dari satu dekade, menjadi momentum penting yang menegaskan peran Indonesia di garis depan diplomasi internasional serta komitmen terhadap penguatan multilateralisme,” pungkas Hamdan.