Tag: Listyo Sigit Prabowo

  • Massa di Depan Polda Metro Bakar Halte Transjakarta Semanggi

    Massa di Depan Polda Metro Bakar Halte Transjakarta Semanggi

    JAKARTA – Emosi massa semakin meluap. Mereka membakar Hatle Trans Jakarta yang berada di depan Polda Metro Jaya.

    Pembakaran bermula saat massa merusak halte tersebut dengan melempari batu dan memukul dengan bambu.

    Kemudian, beberapa orang dari massa memlemparkan benda-benda seperti kain dan kayu serta ranting pohon ke arah halte tersebut.

    Massa selanjutnya membakar halte tersebut sekitar pukul 20.30 WIB. Dari kejauhan terlihat kobaran api yang sangat besar.

    Asap hitam mengepul ke udara. Bahkan, ketinggian api diperkirakan mencapai dua meter.

    Massa yang melihat halte terbakar langsung bersorak, seolah merasa senang dengan apa yang terjadi.

    “Huuuu…huuuu,” teriak massa.

    Tak hanya itu, massa juga membakar pos polisi (pospol) yang berada tepat di Polda Metro Jaya.

    Hingga berita ini diturunkan, nyala api semakin besar. Bahkan, ada satu titik api lainnya yang berada tepat di depan gedung Polda Metro Jaya.

    Sebelumnya, massa juga membakar berbagai benda di depan gerbang Polda Metro Jaya. Aksi itupun disambut teriakan massa yang seolah banga dengan nyala api besar tersebut.

    “Horeee…horee,” Teriak massa seolah mendukung aksi pembakaran.

    Adapun, aksi unjuk rasa ini membawa tiga tuntutan utama, yakni, meminta terduga pelaku pelindasan diadili; menuntut reformasi menyeluruh di tubuh Polri; mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mundur atau diganti.

    Aksi ini terkait tindakan represif tujuh anggota Brimob yang melindas pengendara ojek online (ojol) Affan Kurniawan hingga tewas.

  • Malam Berkabung di Jombang: Serba Hitam, Lilin, dan Tuntutan Keadilan untuk Affan Kurniawan

    Malam Berkabung di Jombang: Serba Hitam, Lilin, dan Tuntutan Keadilan untuk Affan Kurniawan

    Jombang (beritajatim.com) – Jumat malam, 29 Agustus 2025, halaman Mapolres Jombang berubah menjadi lautan hitam. Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi ekstra kampus yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus berdiri berjejer, sebagian memegang bunga, sebagian lain menyalakan lilin.

    Hening menyelimuti udara sebelum teriakan-teriakan lantang pecah, menuntut keadilan untuk Afan Kurniawan, seorang pengemudi ojol (ojek online) yang meregang nyawa karena dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob dalam aksi unjuk rasa di Jakarta.

    Mereka datang bukan untuk ricuh, melainkan berduka. Bunga-bunga ditabur di aspal hitam di depan kantor polisi, seolah jalanan itu adalah nisan panjang yang menunggu doa. Orasi silih berganti terdengar, kalimat-kalimat penuh luka bercampur dengan amarah.

    “Tragedi dilindas mobil taktis Brimob adalah sesuatu yang sangat mengenaskan. Kami berharap tidak ada lagi korban dari masyarakat yang ingin menyuarakan pendapatnya,” seru Daffa Raihananta, Ketua DPC GMNI Jombang sekaligus koordinator lapangan. Suaranya bergetar, tapi tegas.

    Malam itu, Aliansi Cipayung Jombang menyuarakan dua tuntutan: Usut tuntas kematian Afan Kurniawan dan copot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang dianggap gagal mengendalikan aparat.

    Di sisi lain pagar, aparat kepolisian berdiri berbaris. Tidak ada gesekan. Justru, dari dalam markas polisi, ucapan belasungkawa juga mengalir. Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan, menegaskan pihaknya turut berduka.

    “Kami mengucapkan belasungkawa untuk saudara kita, Affan Kurniawan. Aspirasi dari teman-teman Cipayung Plus sudah kami terima dan sangat kami hargai,” katanya. Sebelum aksi berlangsung, ia mengaku telah memimpin doa bersama dan salat gaib di markasnya.

    Meski demikian, para mahasiswa tetap teguh pada sikap. Mereka menolak tragedi itu dianggap sekadar musibah. Bagi mereka, ini adalah luka bangsa yang tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja.

    “Informasi terakhir, anggota kepolisian yang diduga terlibat sedang diperiksa Propam Mabes Polri. Kami berharap proses hukum berjalan dengan adil,” tambah Kapolres.

    Namun di tengah kata-kata formal itu, wajah-wajah mahasiswa tetap muram. Bagi mereka, Affan Kurniawan bukan sekadar nama dalam berita. Ia adalah simbol rakyat kecil yang bersuara, lalu dibungkam dengan cara paling kejam.

    Malam di Jombang itu ditutup dengan doa bersama. Lilin-lilin kecil menyala, bunga-bunga berserakan, dan udara dipenuhi bisikan harapan: semoga keadilan benar-benar berpihak pada mereka yang lemah. [suf]

  • Ketua Adat Minta Warga Riau Tak Terprovokasi, Apresiasi Langkah Kapolri

    Ketua Adat Minta Warga Riau Tak Terprovokasi, Apresiasi Langkah Kapolri

    JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau, Datuk Seri Haji Taufik Ikram Jamil, mengapresiasi langkah cepat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang langsung mendatangi keluarga korban setelah peristiwa nahas itu terjadi.

    Dalam kunjungan tersebut, Kapolri menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya dan berjanji akan mengusut tuntas kasus ini secara terbuka serta akuntabel.

    “Kami memberi apresiasi yang tinggi kepada Bapak Kapolri yang telah menunjukkan kepedulian dengan menjenguk keluarga korban dan meminta maaf secara langsung. LAMR juga mendukung komitmen beliau untuk mengusut kasus ini secara transparan,” ujar Taufik, Jumat, 29 Agustus.

    LAMR turut mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memperkeruh suasana dan merusak persaudaraan sesama anak bangsa.

    “Marilah kita menjaga ketenangan dan keutuhan persaudaraan, sembari menaruh kepercayaan penuh bahwa penegakan hukum akan berjalan sesuai dengan aturan,” ungkap Taufik Ikram.

    Di sisi lain, Taufik turut menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas tewasnya Affan Kurniawan, driver ojek online yang menjadi korban meninggal dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada 28 Agustus 2025.

    “Atas nama organisasi, kami menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan beroleh kesabaran,” kata Taufik

    Diberitakan sebelumnya, Affan Kurniawan tewas akiba dilindas rantis Brimob di wilayah Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Agustus.

    Tujuh anggota Brimob yang berada dalam mobil rantis tersebut masing-masing berinisial Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu B, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, akan menangani semua permasalahan satu per satu menyusul kericuhan dalam demonstrasi depan gedung DPR berujung kejadian driver ojek online (ojol) tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) kepolisian.   

    “Nanti kita akan rapatkan. Yang jelas kita tangani semuanya satu persatu,” kata Sigit.

    Terkait permasalahan tewasnya pengemudi ojol yang dilindas kendaraan rantis, kata Sigit, pihaknya akan menindaklanjuti peristiwa tersebut dengan baik.

    Begitu juga, kata dia, permasalahan kericuhan yang terjadi di Mako Brimob Kwitang, semua akan ditangani, agar semua dapat terjaga.

    “Saya kira proses akan selalu ada. Yang jelas evaluasi terus akan kita lakukan,” ujarnya

  • Massa Jarah Barang dan Bakar 2 Bus Polisi Dekat Markas Gegana

    Massa Jarah Barang dan Bakar 2 Bus Polisi Dekat Markas Gegana

    Bisnis.com, JAKARTA – Massa yang melakukan demo membakar 2 unit bus polisi yang terparkir di markas Tim Gegana Korps Brimob Polri, Jalan Kramat Raya, Jumat (29/8/2025) malam.

    Dilansir dari Antara, ratusan massa membakar bus polisi dan mengambil sejumlah barang yang berada di dalam eks gedung Mapolres Metro Jakarta Pusat tersebut.

    Tak berhenti sampai di situ, sekelompok massa yang berbeda turut membakar sebagian halte Transjakarta Senen Toyota Rangga di waktu yang bersamaan.

    Selain halte bus Senen Toyota Rangga, massa juga membakar Halte Transjakarta Polda Metro Jaya dalam unjuk rasa di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan sekitar pukul 21.00 WIB.

    Diketahui, berbagai kelompok mahasiswa dan masyarakat hari ini menggelar aksi demo di depan Markas Polda Metro Jaya pada Jumat siang.

    Demonstrasi tersebut digelar untuk mengungkapkan rasa kekecewaan dan sebagai bentuk protes atas jatuhnya korban dalam unjuk rasa di depan Gedung DPR RI kemarin.

    Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek daring, meninggal dunia akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di tengah kericuhan antara demonstran dan petugas kepolisian di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).

    Kericuhan di Pejompongan tersebut terjadi setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, dipukul mundur oleh pihak kepolisian.

    Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim pada Jumat, (29/8) dini hari mengungkapkan bahwa ada tujuh aparat Brimob yang diduga terlibat dan berada di dalam rantis tersebut. Menurut dia, tujuh personel itu masih dalam proses pemeriksaan.

    Insiden yang menewaskan Affan tersebut memicu unjuk rasa susulan yang melibatkan ratusan anggota masyarakat dan sejawat pengemudi ojek daring di depan Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.

  • Didatangi Prabowo, Ayah Affan Kurniawan Minta Hukum Ditegakkan Seadil-adilnya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Agustus 2025

    Didatangi Prabowo, Ayah Affan Kurniawan Minta Hukum Ditegakkan Seadil-adilnya Nasional 29 Agustus 2025

    Didatangi Prabowo, Ayah Affan Kurniawan Minta Hukum Ditegakkan Seadil-adilnya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Zulkifli, ayah Affan Kurniawan pengemudi ojol yang tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri, meminta kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menegakkan hukum seadilnya. 
    “Cuma saya minta agar menegakkan hukum yang seadil-adilnya,” kata Zulkifli di rumah duka di kawasan Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
    Zulkifli menyampaikannya ke Presiden Prabowo Subianto yang melayat ke rumah duka malam ini.
    Suasana haru menyelimuti ruangan ketika Kepala Negara datang melayat di malam hari.
    Prabowo pun tampak memeluk kedua orang tua Affan sembari menyampaikan duka cita.
    Kepala Negara juga sempat menanyakan kondisi keluarga Zulkifli.
    “Nanya anak ke berapa, berapa lama tinggal di sini, berapa kontrakan, cuma itu saja,” ungkap dia.
    Zulkifli juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Negara karena sudah menyempatkan datang.
    “Ya, saya bilang terima kasih sudah datang ke tempat, kami sudah melihat,” ujar dia.
    Diketahui, Prabowo melayat ke rumah duka Affan sekitar pukul 21.51 WIB.
    Prabowo datang didampingi Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, hingga Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
    Diketahui, aksi demostrasi pada 28 Agustus 2025 kemarin berjalan ricuh hingga memakan korban. Salah satunya Affan Kurniawan (21).
    Affan tewas secara tragis akibat sebuah rantis Brimob melindasnya di Pejompongan, Jakarta Pusat.
    Sejauh ini, tujuh anggota Brimob telah ditangkap dan diperiksa oleh Divisi Propam Polri. Ketujuhnya pun dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran etik Kepolisian.
    Terhadap ketujuh anggota Brimob tersebut lantas dipatsus-kan atau ditempatkan pada tempat khusus hingga proses etik selesai.
    Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menyampaikan permintaan maaf. Pernyataan itu disampaikan Sigit usai menemui keluarga Affan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, pada Jumat (29/8/2025) dini hari.
    “Saya sampaikan ucapan duka cita mendalam kepada almarhum Affan dan juga tentunya kepada seluruh keluarga. Tadi kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf dari institusi kami atas musibah yang terjadi,” ujar Listyo Sigit pada Jumat dini hari.
    Kapolri juga memastikan proses hukum bagi anggotanya yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
    “Saya kira tadi Pak Kadiv Propam sudah menyampaikan dan saya pastikan untuk dilanjutkan. Dan tentunya saya juga minta maaf pada seluruh keluarga besar ojol dan juga masyarakat atas musibah dan peristiwa yang terjadi,” ujar Listyo Sigit.
    “Proses akan selalu ada. Yang jelas evaluasi terus akan kita lakukan,” katanya lagi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polri Tetapkan 7 Anggota Brimob Pelindas Driver Ojol Langgar Kode Etik, Dipatsus 20 Hari

    Polri Tetapkan 7 Anggota Brimob Pelindas Driver Ojol Langgar Kode Etik, Dipatsus 20 Hari

    Jakarta: Divisi Propam (Divpropam) Polri menyampaikan hasil pemeriksaan tujuh anggota Satbrimob Polda Metro Jaya yang terlibat dalam insiden kendaraan taktis (rantis) lindas pengemudi ojol pada Kamis, 28 Agustus 2025 malam. Ketujuh anggota Brimob tersebut ditetapkan melanggar kode etik profesi kepolisian.

    “Sebanyak tujuh terduga pelanggar kami tetapkan dan dipastikan bahwa terduga pelanggar terbukti melanggar kode etik profesi kepolisian,” kata Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim dalam Breaking News Metro TV, Jumat, 29 Agustus 2025.

    Ketujuh anggota tersebut berinisial Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu B, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J. Atas penetapan tersebut, ketujuh anggota tersebut menjalani penempatan khusus (patsus) di Divisi Propam Polri.

    “Selama 20 hari ke depan terhitung mulai 29 Agustus 2025 sampai dengan 17 September 2025,” katanya.

    Meski demikian, imbuh Karim, apabila masih dibutuhkan patsus untuk pemeriksaan maka waktu bisa diperpanjang.

    Adapun saat ini proses pemeriksaan dan pendalaman terhadap para anggota tersebut masih berlanjut di Divisi Propam Polri.
     

    Diketahui, kejadian rantis Brimob melindas driver ojek online, Affan Kurniawan terjadi pada Kamis 28 Agustus 2025 malam, setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, Jakarta, dipukul mundur oleh pihak kepolisian.

    Akibatnya kericuhan terjadi hingga ke berbagai wilayah di sekitaran kompleks parlemen, mulai dari Palmerah, Senayan, hingga Pejompongan. Peristiwa rantis Brimob yang melindas pengemudi ojol itu diduga terjadi di wilayah Pejompongan.

    Video insiden tersebut pun viral di media sosial. Banyak netizen yang membagikan ulang peristiwa tersebut.

    Korban menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

    Jakarta: Divisi Propam (Divpropam) Polri menyampaikan hasil pemeriksaan tujuh anggota Satbrimob Polda Metro Jaya yang terlibat dalam insiden kendaraan taktis (rantis) lindas pengemudi ojol pada Kamis, 28 Agustus 2025 malam. Ketujuh anggota Brimob tersebut ditetapkan melanggar kode etik profesi kepolisian.
     
    “Sebanyak tujuh terduga pelanggar kami tetapkan dan dipastikan bahwa terduga pelanggar terbukti melanggar kode etik profesi kepolisian,” kata Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim dalam Breaking News Metro TV, Jumat, 29 Agustus 2025.
     
    Ketujuh anggota tersebut berinisial Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu B, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J. Atas penetapan tersebut, ketujuh anggota tersebut menjalani penempatan khusus (patsus) di Divisi Propam Polri.

    “Selama 20 hari ke depan terhitung mulai 29 Agustus 2025 sampai dengan 17 September 2025,” katanya.
     
    Meski demikian, imbuh Karim, apabila masih dibutuhkan patsus untuk pemeriksaan maka waktu bisa diperpanjang.
     
    Adapun saat ini proses pemeriksaan dan pendalaman terhadap para anggota tersebut masih berlanjut di Divisi Propam Polri.
     

     
    Diketahui, kejadian rantis Brimob melindas driver ojek online, Affan Kurniawan terjadi pada Kamis 28 Agustus 2025 malam, setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, Jakarta, dipukul mundur oleh pihak kepolisian.
     
    Akibatnya kericuhan terjadi hingga ke berbagai wilayah di sekitaran kompleks parlemen, mulai dari Palmerah, Senayan, hingga Pejompongan. Peristiwa rantis Brimob yang melindas pengemudi ojol itu diduga terjadi di wilayah Pejompongan.
     
    Video insiden tersebut pun viral di media sosial. Banyak netizen yang membagikan ulang peristiwa tersebut.
     
    Korban menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Anggota Dewan Terus Benahi Diri

    Anggota Dewan Terus Benahi Diri

    JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi bentrokan dalam aksi unjuk rasa 28 Agustus di depan Gedung DPR berucung ricuh dengan aparat di sejumlah titik, yang salah satu pematiknya driver ojek online tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob yang mengamankan tadi malam.

    Puan meminta Polri transparan dan mengusut tuntas insiden tersebut.

    “Duka cita mendalam atas jatuhnya korban meninggal dunia dalam demo semalam, secara khusus bagi driver ojek online bernama Affan Kurniawan. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT,” ujar Puan kepada wartawan, Jumat, 29 Agustus. 

    “Tentunya Polisi harus bisa mengusut tuntas insiden memilukan ini, dan harus dilakukan secara transparan,” tegasnya.

    Puan juga meminta korban-korban yang terluka saat aksi demo kemarin untuk diberikan perlindungan dan perawatan hingga sembuh. 

    “Bagi aparat kepolisian atau personel keamanan agar mengamankan aksi-aksi demo sesuai prosedur dan SOP, tanpa bertindak berlebihan, apalagi sampai melukai rakyat,” ucap Puan.

    Puan pun memastikan bahwa DPR mendengarkan aspirasi masyarakat dalam unjuk rasa yang digelar pada 25 Agustus dan 28 Agustus kemarin. Menurutnya, DPR terus memperbaiki diri dan kinerja sebagai wakil rakyat. 

    “DPR mendengarkan dan memahami aspirasi masyarakat. Semuanya tentu akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang ada. DPR memiliki komitmen untuk terus membenahi diri,” ungkap Legislator PDIP itu. 

    Seperti diketahui, seorang driver ojol bernama Affan Kurniawan tewas terlindas mobil rantis milik Brimob di tengah aksi demonstrasi berujung ricuh di kawasan Pejompongan pada Kamis, 28 Agustus malam.

    Berdasarkan keterangan, sebanyak 7 orang polisi ditangkap terkait insiden rantis menabrak driver ojol ini. Ketujuh polisi tersebut adalah Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

    Kini, mereka yang terlibat tengah menjalani pemeriksaan oleh Divpropam Mabes Polri dan Propam Mako Brimob. Akibat insiden itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah menyampaikan permintaan maaf dan mengaku menyesali peristiwa tersebut.

    Selain driver ojol yang ditabrak polisi hingga tewas, diketahui ada juga pengemudi ojek online yang terluka. Driver itu bernama Moh Umar Amarudin. 

  • Menhan, Seskab, dan Mensesneg Dampingi Prabowo Melayat ke Rumah Affan Kurniawan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Agustus 2025

    Menhan, Seskab, dan Mensesneg Dampingi Prabowo Melayat ke Rumah Affan Kurniawan Nasional 29 Agustus 2025

    Menhan, Seskab, dan Mensesneg Dampingi Prabowo Melayat ke Rumah Affan Kurniawan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mendampingi Presiden Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyambangi rumah pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob, Affan Kurniawan, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (29/8/2025) malam.
    Berdasarkan pantauan dari tayangan
    Kompas TV
    , Menhan Sjafrie terlihat masuk ke rumah Affan usai Presiden Prabowo tiba pada pukul 21.52 WIB.
    Bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Mehan Sjafrie lantas ikut masuk ke dalam rumah Affan.
    Adapun Prabowo lebih dahulu masuk ke rumah duka Affan didampingi Menteri Sekretaris Negara (Menseneg) Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.
    Kemudian, Prabowo dan rombongan berada di dalam rumah Affan selama kurang lebih lima menit. Kepala Negara sempat terlihat memeluk ayah dari Affan.
    Diketahui, aksi demostrasi pada 28 Agustus 2025 kemarin berjalan ricuh hingga memakan korban. Salah satunya Affan Kurniawan (21).
    Affan tewas secara tragis akibat sebuah rantis Brimob melindasnya di Pejompongan, Jakarta Pusat.
    Sejauh ini, tujuh anggota Brimob telah ditangkap dan diperiksa oleh Divisi Propam Polri. Ketujuhnya pun dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran etik Kepolisian.
    Terhadap ketujuh anggota Brimob tersebut lantas dipatsus-kan atau ditempatkan pada tempat khusus hingga proses etik selesai.
    Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menyampaikan permintaan maaf.
    Pernyataan itu disampaikan Sigit usai menemui keluarga Affan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, pada Jumat (29/8/2025) dini hari.
    “Saya sampaikan ucapan duka cita mendalam kepada almarhum Affan dan juga tentunya kepada seluruh keluarga. Tadi kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf dari institusi kami atas musibah yang terjadi,” ujar Listyo Sigit pada Jumat dini hari.
    Kapolri juga memastikan proses hukum bagi anggotanya yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
    “Saya kira tadi Pak Kadiv Propam sudah menyampaikan dan saya pastikan untuk dilanjutkan. Dan tentunya saya juga minta maaf pada seluruh keluarga besar ojol dan juga masyarakat atas musibah dan peristiwa yang terjadi,” ujar Listyo Sigit.
    “Proses akan selalu ada. Yang jelas evaluasi terus akan kita lakukan,” katanya lagi.
    Terbaru, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa telah memerintahkan insiden yang menewaskan Affan Kurniawan diusut tuntas.
    “Saya sudah perintahkan agar insiden tadi malam diusut secara tuntas dan transparan,” kata Prabowo lewat keterangan video, Jumat.
    Bahkan, Prabowo memastikan bahwa petugas yang terlibat bakal ditindak dengan keras dan sesuai hukum yang berlaku.
    “Serta petugas-petugas yang terlibat harus bertanggung jawab seandainya diketemukan mereka berbuat di luar ketakutan dan ketentuan yang berlaku akan kita ambil tindakan sekeras-kerasnya sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya.
    Dalam pesannya, Kepala Negara tidak lupa mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Affan. Kemudian, Prabowo menyampaikan bahwa pemerintah bakal menjamin kehidupan keluarga korban.
    “Saya atas nama pribadi dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, mengucapkan turut berduka cita dan menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya,” kata Prabowo.
    “Saya sangat prihatin dan sangat sedih terjadi peristiwa ini. Pemerintah akan menjamin kehidupan keluarganya dan akan memberi perhatian khusus kepada baik orang tuanya dan adik-adik dan kakak-kakaknya,” ujarnya lagi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Halte Transjakarta di depan Polda Metro dibakar demonstran

    Halte Transjakarta di depan Polda Metro dibakar demonstran

    Jakarta (ANTARA) – Massa membakar Halte Transjakarta Polda Metro Jaya dalam unjuk rasa di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan sekitar pukul 21.00 WIB.

    Terlihat api semakin membara menyinari Polda Metro Jaya yang sebelumnya gelap gulita. Kemudian, kepulan asap gelap juga membumbung tinggi.

    Hingga kini massa masih berupaya melawan anggota Kepolisian untuk bisa memasuki area.

    Sementara, anggota Kepolisian juga memukul mundur mereka dengan menembakkan water cannon dan gas air mata.

    Pukul 21.45 WIB, tak menyerah mereka juga melemparkan petasan yang membuat sejumlah massa di dalam Polda Metro Jaya mencari tempat aman.

    Kemudian, PT MRT Jakarta (Perseroda) juga melakukan penutupan di Stasiun Istora Mandiri dan Senayan Mastercard. Nantinya ratangga akan langsung lewat tanpa berhenti.

    Diketahui, berbagai kelompok mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan BEM Universitas Indonesia (BEM UI) mengumumkan menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Polda Metro Jaya pada Jumat siang.

    Demonstrasi tersebut digelar untuk mengungkapkan rasa kekecewaan dan sebagai bentuk protes atas jatuhnya korban dalam unjuk rasa di depan Gedung DPR RI kemarin.

    Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek daring, meninggal dunia akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di tengah kericuhan antara demonstran dan petugas kepolisian di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).

    Kericuhan di Pejompongan tersebut terjadi setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, dipukul mundur oleh pihak kepolisian.

    Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim pada Jumat dini hari mengungkapkan bahwa ada tujuh aparat Brimob yang diduga terlibat dan berada di dalam rantis tersebut. Menurut dia, tujuh personel itu masih dalam proses pemeriksaan.

    Insiden yang menewaskan Affan tersebut memicu unjuk rasa susulan yang melibatkan ratusan anggota masyarakat dan sejawat pengemudi ojek daring di depan Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pengamat Sebut Prabowo Sedang Takut karena Rakyat Marah

    Pengamat Sebut Prabowo Sedang Takut karena Rakyat Marah

    GELORA.CO – DIREKTUR Eksekutif PARA Syndicate Virdika Rizky Utama mengatakan Presiden Prabowo Subianto sedang ketakutan ketika meminta masyarakat untuk percaya dengan pemerintah yang dipimpinnya. Menurut Virdika, permintaan itu merupakan perintah Prabowo yang lahir dari ketakutan karena pemerintahannya sedang goyah.  

    “Prabowo tahu publik sedang marah, sedang bertanya, sedang menuntut. Dia takut kalau kemarahan itu berubah jadi delegitimasi,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 29 Agustus 2025.

    Menurut Virdika, kepercayaan masyarakat tidak bisa diminta. Kepercayaan masyarakat harus dibangun melalui pengakuan kesalahan dan transparansi. Namun, Prabowo justru memberikan narasi stabilitas. “Stabilitas yang dipaksakan itu rapuh banget. Dia berdiri di atas pengendalian narasi, bukan pengakuan realitas,” ujar dia. 

    Virdika merasa terganggu dengan cara Prabowo menyampaikan belasungkawa. Prabowo mengaku kecewa dan terkejut atas tragedi pengemudi ojol dilindas rantis Brimob. Menurut Virdika, Prabowo seharusnya meminta maaf karena gagal melindungi warganya.

    “Permintaan maaf adalah bentuk paling dasar dari tanggung jawab. Tapi Prabowo tidak memilih itu. Dia memilih untuk tetap berada di posisi netral, seolah-olah dia hanya pengamat, bukan pelaku,” kata dia. 

    Bagi Virdika, belasungkawa tanpa maaf itu kosong. Bila tidak meminta maaf maka Prabowo sedang menolak untuk mengakui bahwa ada yang rusak secara struktural. 

    “Hal itu berbahaya. Karena kalau negara tidak bisa mengakui kesalahan, maka kekerasan akan terus jadi bagian dari cara kerja, ” kata dia. 

    Prabowo sebelumnya mengimbau masyarakat waspada terhadap kelompok yang ingin situasi tetap kaos atau kacau. Dia meminta masyarakat percaya kepada pemerintah. 

    “Saya mengimbau kepada seluruh bangsa Indonesia untuk selalu waspada terhadap unsur-unsur yang selalu ingin huru-hara, yang ingin kaos,” kata dia dalam keterangan pers di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat, 29 Agustus 2025.

    Prabowo juga tidak meminta maaf atas tragedi pengemudi ojek online dilindas rantis Brimob saat berlangsungnya demonstrasi kemarin. Dia hanya menyampaikan duka cita dan belasungkawa atas peristiwa itu.  

    Prabowo mengaku kaget dan kecewa dengan tindakan petugas tadi malam. Dia sudah memerintahkan untuk mengusut tuntas kasus itu. “Harus juga transparan,” kata dia. 

    Prabowo juga meminta petugas-petugas yang terlibat harus bertanggung jawab. Bila ditemukan melanggar aturan, Prabowo akan mengambil tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku. 

    Pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan meninggal akibat dilindas kendaraan taktis atau rantis milik Brimob Polda Metro Jaya. Insiden ini terjadi saat polisi menghalau massa demonstrasi pada Kamis, 28 Agustus 2025, di kawasan Rumah Susun Bendungan Hilir II, Jakarta Pusat.

    Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf atas kejadian itu. Ia menyebut musibah ini akan menjadi evaluasi untuk kepolisian dalam bertugas. “Kami akan menindaklanjuti peristiwa yang terjadi. Saya minta maaf kepada keluarga korban dan seluruh keluarga besar ojek online atas musibah yang terjadi,” ucap Sigit di depan ruang jenazah RSCM pada Jumat dini hari.