Tag: Listyo Sigit Prabowo

  • Bentuk Tim Pencari Fakta Independen

    Bentuk Tim Pencari Fakta Independen

    GELORA.CO – Harus dibentuk tim pencari fakta gabungan Independen untuk mengungkap kecurigaan apakah Polri juga ikut menunggangi aski demonstrasi akhir Agustus kemarin.

    “Herus dibentuk tim pencari fakta gabungan Independen,” kata Selamat Ginting, Analis Politik dan Militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, dalam sinear Forum Keadilan Tv pada Kamis, 4 September 2025.

    Ia medalilkan demikian karena mutasi para perwira tinggi di tubuh Polri tidak menutup kemungkinan juga menjadi bibit konflik sehingga aksi demonstrasi tak terkendali.

    “Oh sangat [menimbulkan bibit konflik] menurut saya,” ucapnya.

    Ia mencontohkan, pengangkatan kembali Eddy Hartono selaku kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

    “Sudah pensiun dilantik lagi, belum pernah terjadi,” katanya.

    Kemudian Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang pergantiannya dinilai kurang lembut (smooth) sehingga dapat menimbukan konflik.

    Menurutnya, Komjen Pol Marthinus Hukom sedang dalam perjalanan mau ke luar negeri, tiba-tiba diganti.

    “Ini ada situasi-situasi yang tidak normal, sampai muncul konflik antara Kapolri Listyo Sigit Prabowo dengan Karyoto, Kapolda Metro Jaya yang dipromosikan, ternyata bukan menjadi Kabareskrim tapi Kabaharkam,” ujarnya.

    Ia menegaskan, ini bukan hanya soal ulah Komandan Batalyon (Danyon) Resimen IV Korps Brimob (Korbrimob), Kompol Cosmas Kaju Gae, yang harus dipecat karena kendaraan taktis (rantis) yang dinaikinya menewaskan driver ojol, Affan Kurniawan.

    Peristiwa nahas tersebut kian menyulut amarah massa dan rakyat sehingga aksi demonstrasi kian meluas dan melibatkan entitas baru, yakni kalangan ojol.

    “Harus diperiksa Kabaintelkam, Kaharkam Polri. Dia gagal mendeteksi itu. Mendeteksi bahwa demo 25 akan pecah di 28, 29, 30. Siapa atasan Kabaintel, Kabaharkam segala macam? Ya sudah Kapolri,” katanya.***

  • Peringatan Maulid Nabi, Menag Ingatkan Perlunya Kebersamaan Jaga Persatuan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 September 2025

    Peringatan Maulid Nabi, Menag Ingatkan Perlunya Kebersamaan Jaga Persatuan Nasional 4 September 2025

    Peringatan Maulid Nabi, Menag Ingatkan Perlunya Kebersamaan Jaga Persatuan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengingatkan agar masyarakat Indonesia dapat mengedepankan kebersamaan untuk menjaga persatuan.
    Hal ini disampaikan Nasaruddin saat memberikan ceramah dalam acara Peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
    “Mari kita mengedepankan cinta pada masyarakat plural Indonesia ini, sangat kita perlukan kebersamaan persatuan,” ujar Nasaruddin saat berkhotbah di hadapan para jemaah.
    Nasaruddin mengatakan, semua agama punya persamaan, yaitu menjunjung cinta yang mulia.
    Ia menekankan bahwa persamaan dari semua agama ini sepatutnya ditonjolkan.
    Jika perbedaan yang ditampilkan ke masyarakat, hal ini hanya akan memberikan dampak negatif.
    “Mari kita menonjolkan persamaan satu sama lain, jangan sebaliknya, menekankan perbedaan satu sama lain,” lanjut Nasaruddin.
    Selain itu, Nasaruddin juga mengingatkan pentingnya menghadirkan cinta di dalam hati masing-masing individu.
    Ia mengatakan, jika ada cinta di dalam hati setiap orang, semua akan menjadi lebih indah.
    “Mari kita mengedepankan cinta dalam perilaku kita. Jika cinta sudah bekerja dalam hati dan pikiran kita, maka Insyaallah semuanya akan indah,” imbuhnya.
    Namun, jika tidak ada cinta dalam hati manusia, semua hal bisa saja terlihat sebagai sesuatu yang buruk.
    Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terlihat hadir langsung di acara peringatan Maulid ini.
    Prabowo dan Gibran terlihat duduk di saf terdepan bersama beberapa pejabat negara lainnya.
    Mereka adalah Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Presiden Prabowo hadiri peringatan Maulid Nabi di Masjid Istiqlal

    Presiden Prabowo hadiri peringatan Maulid Nabi di Masjid Istiqlal

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1447 Hijriah Tingkat Kenegaraan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis malam, selepas memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan.

    Dalam acara itu, Presiden Prabowo, yang mengenakan baju koko putih lengkap dengan kopiah hitam, didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang mengenakan batik, juga lengkap dengan kopiah.

    Jajaran pejabat negara lainnya yang mengikuti peringatan Maulid Nabi malam ini, antara lain Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) M. Herindra, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Menteri Agama Nasaruddin Umar selaku penyelenggara acara.

    Selama acara berlangsung, Presiden Prabowo duduk bersila diapit Menhan Sjafrie dan Seskab Teddy.

    Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid istiqlal diisi dengan sejumlah kegiatan, di antaranya pembacaan ayat suci Al Quran yang disertai dengan sari tilawah, kemudian istighatsah, doa, serta zikir kebangsaan.

    Selepas pembacaan ayat suci Al Quran, Menag Nasaruddin Umar melaporkan pelaksanaan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kepada Presiden Prabowo.

    Nasaruddin mengatakan peringatan Maulid Nabi pada tahun ini mengangkat tema “Ekoteologi Keteladanan Nabi Muhammad SAW untuk Kelestarian Bumi dan Negeri”.

    “Bapak Presiden, kami mencoba memperkenalkan di Kementerian Agama, apa yang disebut Ekoteologi. Kita ingin ada transformasi, dari sebuah teologi yang selama ini kita anut lebih menonjolkan Tuhan lebih maskulin, sementara Tuhan sendiri, semua agama lebih membayangkan Tuhan lebih Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pencinta,” kata Nasaruddin Umar.

    Kemudian, acara berlanjut dengan kegiatan doa bersama yang dipimpin Imam Masjid Istiqlal Husni Ismail.

    Presiden Prabowo terlihat khusyuk dengan menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan mata saat berdoa bersama. Usai doa bersama, Presiden lanjut menyalami jajaran pejabat yang berada di barisan depan dan meninggalkan lokasi acara.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Demo Koalisi Masyarakat Sipil di Kantor DPRD Maluku, Berikut Sejumlah Tuntutannya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 September 2025

    Demo Koalisi Masyarakat Sipil di Kantor DPRD Maluku, Berikut Sejumlah Tuntutannya Regional 4 September 2025

    Demo Koalisi Masyarakat Sipil di Kantor DPRD Maluku, Berikut Sejumlah Tuntutannya
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Koalisi masyarakat sipil di Kota Ambon, Maluku, menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Maluku pada Kamis (4/9/2025).
    Aksi yang diikuti oleh sejumlah organisasi masyarakat dan lembaga sosial itu dikawal ketat puluhan aparat kepolisian dan TNI.
    Dalam aksinya, para pendemo mendesak Presiden Prabowo Subianto mencopot Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Menteri Keuangan Sri Mulyani serta Menteri Keluatan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dari jabatannya.
    Pendemo menilai ketiga pejabat tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik di tengah situasi bangsa yang sedang terpuruk saat ini.
    “Kami mendesak Bapak Presiden segera mencopot Kapolri, Menteri Keuangan dan Menteri Keluatan dan Perikanan,” kata Koordinator aksi, Burhanudin Rumbouw saat membacakan tuntutan.
    Para pendemo juga mendesak pemerintah dan aparat berwenang segera menindak tegas para mafia tambang dan mafia perikanan yang selama ini mengeruk hasil kekayaan alam di wilayah Maluku dengan cara merusak lingkungan.
    Selain itu, pendemo juga menyuarakan pemerintah memangkas tunjangan DPR RI dan menaikkan gaji guru.
    Massa aksi menilai, pemerintah dan DPR RI tidak punya kepedulian dan kepekaaan terhadap kondisi bangsa dan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi saat ini. Kondisi itulah yang diklaim menjadi penyebab warga bersuara di mana-mana.
    “Kami heran di saat kondisi masyarakat sedang dalam kesusahan, tapi pejabat kita malah hidup bermewah-mewahan dan tidak mau peduli dengan kondisi masyarakat,” teriak massa aksi.
    Selain isu nasional, para pendemo juga menyuarakan sejumlah isu lokal, salah satunya meminta pemerintah memberikan otonomi khusus kepada Maluku.
    Menurut pendemo, hasil kekayaan laut Maluku yang melimpah selama ini dikeruk dan diambil oleh nagara, namun masyarakat lokal tidak mendapatkan apa-apa.
    “Sehingga kami juga mendesak Presiden RI segera memberikan Otsus di bidang perikanan bagi Maluku,” kata pendemo.
    Ketua DPRD Maluku Benhur Watubun didampingi sejumlah anggota langsung menemui para pendemo berjanji akan menindaklanjuti tuntutan dan aspirasi yang disampaikan oleh para pendemo.
    “Saya atas nama Ketua DPRD Maluku berjanji tuntutan dan aspirasi saudara-saudara akan kami tindaklanjuti,” katanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diduga Terkait Mafia Migas Riza Chalid, Polisi Diminta Periksa Sahroni Dugaan Provokasi dan Senjata Api

    Diduga Terkait Mafia Migas Riza Chalid, Polisi Diminta Periksa Sahroni Dugaan Provokasi dan Senjata Api

    GELORA.CO – Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Ahmad Fadhli, menyebut kepergian mantan anggota DPR Fraksi NasDem Ahmad Sahroni ke luar negeri beberapa hari sebelum rumahnya dijarah menimbulkan tanda tanya besar.

    Menurutnya, hal itu mengisyaratkan bahwa Sahroni mungkin sudah mendapatkan informasi awal mengenai rencana penjarahan tersebut.

    Ahmad Sahroni Diduga Kabur ke Luar Negeri Terkait dengan Dalang Kerusuhan dan DPO Mafia Migas Riza Khalid

    Fadhli menduga, Sahroni bahkan sudah memindahkan sejumlah mobil mewah yang tidak diasuransikan ke tempat rahasia, sementara mobil-mobil lain yang dirusak massa adalah mobil yang sudah dilindungi asuransi.

    “Bisa jadi Sahroni sudah mendapatkan informasi lebih dulu mengenai massa yang akan menyasar rumahnya dan melakukan penjarahan,” kata Fadhli di Jakarta, sebagaimana dilansir dari Inilah.comm ,Selasa (2/9/2025).

    Dugaan Akses Informasi dan Kepemilikan Senjata

    Fadhli menyoroti posisi Sahroni sebelumnya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang membawahi institusi Kepolisian, sehingga ia diduga memiliki akses terhadap data sensitif. Ia juga menyebut Sahroni memiliki akses terhadap data pribadi netizen yang mengkritiknya di media sosial, padahal data tersebut seharusnya hanya bisa diakses oleh aparat penegak hukum untuk kasus tertentu.

    Lebih lanjut, Fadhli menyinggung temuan senjata api laras panjang di rumah Sahroni. Ia menegaskan, kepemilikan senjata api jenis ini oleh sipil adalah hal serius yang perlu diusut tuntas.

    “Jika benar Sahroni mendapatkan izin kepemilikan senjata api laras panjang dari Kepolisian, maka perlu ditelusuri siapa yang menandatangani izin tersebut,” ujarnya.

    Hubungan dengan Riza Chalid dan Dugaan Provokasi

    Fadhli juga menduga ada hubungan antara Sahroni dengan pengusaha Riza Chalid, yang juga bergerak di sektor penyediaan bahan bakar minyak (BBM). Ia mendukung pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sebelumnya menyebut dugaan keterlibatan Riza Chalid dalam pendanaan demonstrasi anarkis.

    “Ada unsur kesengajaan dari Sahroni untuk menyulut emosi masyarakat dengan mengatakan ‘tolol’ secara sadar di depan media,” tegas Fadhli.

    Ia mendesak agar Kepolisian segera memanggil dan memeriksa Sahroni secepat mereka menangkap para perusuh dan penjarah. Menurutnya, tindakan cepat diperlukan agar isu ini tidak semakin liar dan publik mendapatkan klarifikasi langsung dari Sahroni.

  • Amnesty Dorong Pembentukan Tim Pencari Fakta, Selidiki Dalang Kerusuhan Demo
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 September 2025

    Amnesty Dorong Pembentukan Tim Pencari Fakta, Selidiki Dalang Kerusuhan Demo Nasional 4 September 2025

    Amnesty Dorong Pembentukan Tim Pencari Fakta, Selidiki Dalang Kerusuhan Demo
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mendesak kepolisian untuk fokus dalam mencari dalang kerusuhan yang menyusupi demonstrasi yang terjadi beberapa waktu terakhir.
    Sebab, dalang atau perusuh itulah yang sebenarnya melakukan pengrusakan terhadap sejumlah fasilitas umum (fasum) di sekitar aksi demonstrasi.
    “Harusnya kan yang diperlihatkan oleh pihak kepolisian, misalnya ya adalah orang-orang yang benar-benar menyulut kerusuhan, membakar fasilitas umum,” ujar Usman dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu (3/9/2025).
    Untuk itu, ia mendorong Polri membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang bertugas menyelidiki dalang kerusuhan demonstrasi pada akhir Agustus 2025.
    Polri dapat menggandeng tokoh masyarakat, lembaga independen, dan pakar dalam mencari tahu penyebab kerusuhan yang berakibat rusaknya sejumlah fasilitas umum.
    “Sehingga kita sama-sama bisa mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Saya kira ada yang memang organik, ada yang tidak,” ujar Usman.
    Usman pun menyorot sejumlah aksi penjarahan rumah pejabat negara yang diduganya tidak organik dilakukan masyarakat.
    Pasalnya terdapat kejanggalan, ketika massa dengan mudahnya merangsek masuk dan menjarah kediaman seseorang yang notabenenya merupakan pejabat publik.
    “Ada juga yang mencurigakan, misalnya kenapa sampai rumah Sri Mulyani atau rumah anggota dewan bisa begitu mudah diserang di dini hari misalnya,” ujar Usman.
    Aksi penjarahan tersebut tentu berbeda dengan kemarahan massa setelah peristiwa kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri yang melindas Affan Kurniawan hingga meninggal dunia.
    KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN Petugas dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan membersihkan puing sisa Halte Tranjakarta Polda, Jakarta, Sabtu (30/8/2025). Halte Transjakarta Polda dibakar oknum tidak bertanggung jawab saat demonstrasi di depan Polda Metro Jaya, Jumat (29/8/2025).
    Menurutnya, kemarahan massa yang mendatangi Mako Brimob Kwitang merupakan sesuatu yang sifatnya organik.
    “Yang organik itu misalnya ketika kejadian Affan Kurniawan, itu kan benar-benar orang semua marah dan banyak yang spontan datang ke misalnya Mako Brimob,” ujar Usman.
    Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, polisi akan bergerak berdasarkan data yang didapat untuk menginvestigasi kerusuhan yang terjadi pada waktu belakangan ini.
    Sigit pun menegaskan bahwa polisi bakal terus mencari siapa pelaku yang membiayai kerusuhan yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
    “Akan terus kita cari baik pelaku di lapangan, aktornya, siapa yang membiayai, semua akan kita cari,” ujar Sigit saat ditemui di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).
    Sigit memastikan bahwa Polri akan menangkap dan menindak para pelaku kerusuhan. Ia lantas mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Prabowo Subianto.
    Dia menekankan bahwa Polri akan menindaklanjuti arahan Prabowo untuk mengembalikan situasi keamanan.
    “Mengembalikan situasi yang ada, sehingga masyarakat bisa kembali melaksanakan kegiatannya, perekonomian bisa kembali tumbuh,” ujar Sigit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kompol Kosmas Berdalih Tidak Tahu Telah Lindas Pendemo dan Affan Kurniawan

    Kompol Kosmas Berdalih Tidak Tahu Telah Lindas Pendemo dan Affan Kurniawan

    Bisnis.com, JAKARTA — Danyon Resimen 4 Korbrimob Polri, Kompol Kosmas K Gae mengklaim bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa mobil rantis yang dinaikinya telah melindas pendemo, termasuk Affan Kurniawan.

    Kosmas yang berperan sebagai komandan di dalam mobil rantis berdalih bahwa dia tidak mengetahui bahwa telah melindas para pendemo yang ada di depan mobil yang dinaikinya bersama tim Brimob lainnya.

    Padahal dalam video yang beredar, mobil rantis tersebut sempat berhenti beberapa detik setelah melindas pengemudi ojol Affan Kurniawan (21) saat waktu kejadian. Kemudian mobil rantis tersebut kabur, sehingga massa mengejar dirinya

    Kompol Kosmas menyatakan bahwa dirinya baru mengetahui mobil Brimob yang dikendarainya melindas Affan saat diperlihatkan video viral di media sosial.

    “Kami tidak mengetahui sama sekali pada waktu dan peristiwa kejadian tersebut. setelah kejadian video viral, kami ketahui beberapa jam berikutnya melalui medsos,” ujarnya di TNCC Polri, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

    Dia menambahkan, dirinya hanya menjalankan tugas sebagai anggota Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban saat aksi unjuk rasa di Jakarta dalam beberapa hari terakhir.

    Oleh karena itu, dia tidak memiliki niat untuk mencelakai atau mencederai pihak manapun, termasuk Affan Kurniawan.

    “Sungguh-sungguh demi tuhan, bukan ada niat, untuk membuat orang celaka tapi sebaliknya,” imbuhnya.

    Terakhir, Kosmas juga menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap keluarga Affan Kurniawan. Menurutnya, kejadian ini diluar dugaan.

    “Saya mau menyampaikan, duka cita yang mendalam kepada korban Affan Kurniawan serta keluarga besar, sungguh-sungguh di luar dugaan,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol), meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (Rantis) Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam saat ia sedang mengantar pesanan pelanggan di sekitar lokasi demo di Pejompongan, Jakarta Pusat.

    Sebelum menghembuskan napas terakhir, Affan sempat dilarikan ke RSCM, tetapi nyawanya tidak tertolong. Kejadian ini memicu protes dari komunitas ojol dan permohonan maaf dari Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

  • Komandan di Mobil Rantis Brimob Pelindas Affan, Dipecat Tidak Hormat

    Komandan di Mobil Rantis Brimob Pelindas Affan, Dipecat Tidak Hormat

    Bisnis.com, JAKARTA — Mabes Polri telah resmi memberikan sanksi pemecatan tidak dengan hormat alias PTDH terhadap Kompol Kosmas K Gae.

    Kompol Kosmas dipecat Polri lantaran telah terbukti melakukan pelanggaran tercela atas kasus kematian pengemudi ojol Affan Kurniawan (21) yang dilindas mobil Brimob, Kamis (28/9/2025) malam.

    “Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai anggota polri,” ujar Ketua Majelis Sidang KKEP Kombes Heri Setiawan di ruang sidang TNCC Polri, Jakarta (3/9/2025).

    Heri menambahkan, Kompol Kosmas juga telah disanksi penempatan khusus sejak 29 Agustus sampai dengan 3 September 2025.

    “Perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela, sanksi penempatan khusus selama enam hari telah dijalani pelanggar terhitung sejak 29 Agustus 2025 sampai dengan 3 September 2025,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, Kompol Kosmas merupakan Danyon Resimen 4 Korbrimob Polri. Kosmas berada di samping pengemudi saat peristiwa pelindasan pengemudi ojol Affan Kurniawan (21) oleh mobil Brimob.

    Adapun, Kosmas merupakan anggota Brimob yang masuk dalam kategori terduga pelanggar berat bersama dengan pengemudi mobil Rantis Bripka Rohmat.

    Sebagai informasi, Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol), meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (Rantis) Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam saat ia sedang mengantar pesanan pelanggan di sekitar lokasi demo di Pejompongan, Jakarta Pusat.

    Sebelum menghembuskan napas terakhir, Affan sempat dilarikan ke RSCM, tetapi nyawanya tidak tertolong. Kejadian ini memicu protes dari komunitas ojol dan permohonan maaf dari Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

  • Kompol Kosmas Dipecat dari Polri Buntut Ojol Affan Dilindas Rantis Brimob

    Kompol Kosmas Dipecat dari Polri Buntut Ojol Affan Dilindas Rantis Brimob

    Jakarta

    Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap Komandan Batalyon (Danyon) Resimen IV Korps Brimob (Korbrimob) Polri, Kompol Kosmas K Gae, selesai dilakukan. Kompol Kosmas dipecat dari Polri buntut kasus tewasnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.

    “Menjatuhkan sanksi berupa etika yaitu perilaku terlanggar dinyatkan sebagai perbuatan tercela,” kata ketua sidang kode etik.

    Polri menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap Kompol Kosmas. Namun Kosmas mengajukan banding atas sanksi administratif tersebut.

    “Pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH sebagai anggota Polri,” ujarnya

    Kompol Kosmas dihadirkan langsung dalam sidang yang digelar tertutup tersebut. Adapun sidang telah dimulai sejak pukul 09.30 WIB.

    Sebagai informasi ada tujuh orang anggota Brimob yang berada dalam rantis yang melindas Affan. Terhadap mereka dibagi menjadi dua kategori pelanggaran yakni kategori berat dan sedang.

    1. Bripka Rohmat (sopir rantis)
    2. Kompol Kosmas K Gae (duduk di sebelah kemudi rantis)

    Pelanggaran etik sedang: duduk di kursi penumpang belakang

    Sidang etik terhadap Bripka Rohmat akan digelar Rabu (3/9) besok. Sedangkan sidang etik kategori sedang akan digelar setelah sidang etik kategori berat dilaksanakan.

    Sebagai informasi, Affan tewas usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat pada Kamis (28/8) malam. Rantis Brimob itu awalnya menabrak Affan.

    Mobil sempat berhenti sejenak, lalu melaju lagi sambil melindas Affan yang sudah tergeletak di jalan. Massa dari pengemudi ojol dan warga langsung mendatangi Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat (Jakpus). Massa yang mengamuk sempat membakar pos polisi (pospol) di kolong flyover Senen.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun menyampaikan permohonan maaf ke keluarga korban dan berjanji mengusut kasus secara transparan. Ada tujuh anggota Brimob yang diproses buntut peristiwa tersebut.

    Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan dirinya kecewa terhadap tindakan personel Brimob yang menyebabkan Affan tewas. Dia meminta kasus ini diusut tuntas dan pelaku diberi hukuman sekeras-kerasnya.

    (ond/wnv)

  • Duduk Samping Sopir Saat Affan Kurniawan Dilindas Mobil Rantis Brimob, Polisi Gelar Sidang Etik Kompol Kosmas K – Page 3

    Duduk Samping Sopir Saat Affan Kurniawan Dilindas Mobil Rantis Brimob, Polisi Gelar Sidang Etik Kompol Kosmas K – Page 3

    Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginformasikan perkembangan penanganan kasus mobil rantis Brimob menabrak dan melindas pengemudi ojol, Affan Kurniawan, hingga tewas. Peristiwa itu terjadi saat demo 28 Agustus 2025 berujung ricuh.

    Kapolri mengaku sudah meminta kepada Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Abdul Karim untuk menuntaskan pengusutan peristiwa itu dengan cepat dan maraton.

    “Proses penanganan oleh Propam kemarin sudah berlangsung. Saya perintahkan untuk dilaksanakan secara cepat dan maraton sehingga kemudian bisa segara diinformasikan ke masyarakat,” kata Kapolri dalam jumpa pers singkat, Sabtu 30 Agustus 2025.

    Dalam jumpa pers itu, Kapolri didampingi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Keduanya bersama sejumlah menteri baru saja dipanggil Presiden Prabowo Subianto untuk membahas pelaksaan evaluasi terkait perkembangan situasi terkini usai rentetan demo ricuh di berbagai daerah sepanjang Jumat 29 Agustus 2025.

    Kapolri menambahkan, informasi yang dia dapat dari Kadiv Propam, dalam waktu sepekan ini akan dilakukan sidang etik pada tujuh polisi tersebut. Adapun inisial tujuh polisi itu yakni Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka D.

    “Kemarin Kadiv Propam sudah menyampaikan dalam waktu satu minggu harus siap untuk melaksanakan sidang kode etik,” ujarnya.