Tag: Lestari Moerdijat

  • MPR dorong layanan pendidikan berkualitas bagi perempuan pedalaman

    MPR dorong layanan pendidikan berkualitas bagi perempuan pedalaman

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong layanan pendidikan berkualitas yang mampu menjawab kebutuhan perempuan pedalaman, baik dalam bentuk kebijakan, kurikulum dan infrastruktur yang adaptif, maupun dukungan sosial.

    Dalam sambutannya pada diskusi daring terkait ekosistem pemberdayaan perempuan pedalaman, Lestari mengatakan pemenuhan layanan pendidikan yang berkualitas dan tepat dapat memperkuat peran perempuan pedalaman.

    “Dalam konteks tertentu, perempuan pedalaman ikut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup, budaya, dan juga mampu berperan sebagai penggerak ekonomi keluarga dan dapat memengaruhi keputusan adat,” kata Mbak Rerie, sapaan akrabnya, seperti keterangan diterima di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, faktor geografis, sosial-budaya, dan ekonomi masih membatasi perempuan pedalaman dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan hidup dan potensi lokal mereka.

    Oleh sebab itu, berbagai upaya untuk mengatasi sejumlah kendala tersebut harus segera dilakukan.

    Menurut Rerie, kurikulum yang adaptif menjadi elemen penting dalam meramu kebijakan pendidikan bagi perempuan pedalaman.

    “Selain itu, penguatan akses dan infrastruktur pendidikan menjadi poin pertimbangan yang penting,” imbuh Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI membidangi urusan pendidikan.

    Di samping itu, dia berharap Rancangan Undang-Undang Masyarakat Hukum Adat dapat segera disahkan sehingga harapan terpenuhinya pemberdayaan perempuan pedalaman semakin besar dengan didasari payung hukum yang secara definitif melindungi mereka.

    Diskusi bertajuk “Membangun Ekosistem Pemberdayaan Perempuan Berkelanjutan melalui Kebijakan Pendidikan Berbasis Kebutuhan Perempuan Pedalaman” itu digelar Forum Diskusi Denpasar 12 dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

    Dalam sambutannya, Ketua Umum Kowani Nannie Hadi Tjahjanto menegaskan bahwa mewujudkan kemudahan akses pendidikan bagi perempuan pedalaman merupakan upaya meningkatkan kapasitas perempuan Indonesia.

    Menurut dia, sebagai “ibu bangsa”, perempuan harus terus bertumbuh dengan segala kemampuan yang dimiliki. Oleh sebab itu, segala bentuk kendala yang dihadapi perempuan pedalaman untuk meningkatkan perempuan harus segera diatasi.

    Sementara itu, anggota DPR RI yang juga Presidium Kaukus Parlemen Perempuan RI Amelia Anggraini berpendapat layanan pendidikan bagi perempuan pedalaman harus menerapkan pendekatan yang memerdekakan perempuan.

    Amelia yang hadir sebagai narasumber dalam diskusi itu menyebut selain teknis pembelajaran yang bermutu, sisi sosial dan ekonomi perempuan juga harus ditingkatkan.

    “Kolaborasi semua pihak terkait dapat mewujudkan hal itu harus segera dibangun. Muatan lokal harus menjadi jantung pada pembelajaran perempuan pedalaman,” tuturnya pula.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Waka MPR Tekankan Pentingnya Pelestarian Wayang sebagai Warisan Budaya

    Waka MPR Tekankan Pentingnya Pelestarian Wayang sebagai Warisan Budaya

    Jakarta

    Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan langkah pelestarian kesenian wayang harus konsisten dilakukan. Hal ini bertujuan agar warisan budaya tak benda UNESCO ini tetap eksis di Tanah Air hingga masa-masa mendatang.

    “Pintu masuk pelestariannya yang tepat seperti apa dan bagaimana? Tentu kami harus minta masukan kepada para pelaku seni, masyarakat, dan para pemangku kebijakan, serta pemerhati wayang, dalam upaya merealisasikan langkah pelestarian itu,” kata Lestari, Sabtu (8/11/2025).

    Hal tersebut diungkapkan olehnya dalam Forum Diskusi Aktual Berbangsa dan Bernegara MPR RI (FDABB MPR RI) bertema Masa Depan Wayang di Solo, Jawa Tengah, hari ini.

    Menurut Lestari, FDABB MPR RI adalah forum yang secara umum merupakan salah satu instrumen MPR RI untuk menyerap aspirasi dari berbagai kalangan terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat.

    Kali ini di Solo, Jawa Tengah, dia bertemu dengan para praktisi pewayangan, dalang, pemerhati, masyarakat, dan juga para pemangku kebijakan.

    “Pertunjukan wayang di daerah-daerah saat ini mulai jarang ditemui. Karena berbagai kondisi yang mempengaruhinya, pertunjukan wayang kulit sudah jarang terlihat pada acara hajatan di masyarakat,” jelasnya.

    “Bagaimana seni wayang bisa tersaji sebagai ensiklopedia yang mudah dipahami masyarakat,” ungkapnya

    Dia mengatakan sejatinya seni wayang itu bukan semata tontonan, tetapi sarat akan tuntunan dan filosofi.

    Sehingga para pemangku kepentingan terkait seni pewayangan ini harus mampu bersama-sama melahirkan mekanisme yang tepat agar mampu merealisasikan langkah pelestarian wayang yang konsisten.

    “Intervensi kebijakan dari para pemangku kebijakan sangat dibutuhkan agar perhatian setiap anak bangsa terhadap upaya pelestarian seni wayang di Tanah Air dapat terus ditingkatkan,” tutupnya.

    (akd/ega)

  • MPR: Pemberdayaan perempuan sektor pertanian wujudkan ketahanan pangan

    MPR: Pemberdayaan perempuan sektor pertanian wujudkan ketahanan pangan

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai pemberdayaan perempuan melalui peningkatan keterampilan di sektor pertanian adalah langkah strategis untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

    “Masalah yang kita hadapi ke depan adalah ketahanan pangan. Bagaimana kita dapat beraktivitas agar mampu memenuhi kebutuhan pangan mulai lingkup terkecil seperti keluarga, merupakan langkah yang penting,” kata Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Hai itu disampaikannya saat membuka Bimbingan Teknis Pertanian Ramah Lingkungan bagi 48 perempuan dari Kabupaten Demak, Kudus, dan Jepara, bekerja sama dengan lembaga pemberdayaan masyarakat Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) di Subang, Jawa Barat.

    Inisiasi untuk memberikan pelatihan pertanian kepada masyarakat di Kabupaten Demak, Kudus, dan Jepara, serta sejumlah kabupaten lainnya, bekerjasama dengan IBEKA telah dilakukan Lestari sejak 2021.

    Melalui upaya tersebut, sekitar 600 orang dari berbagai kabupaten di tanah air telah mendapat pelatihan terkait penerapan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

    Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, sejumlah alumni IBEKA dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Tengah misalnya, sudah mampu menghasilkan pupuk organik secara mandiri untuk kebutuhan pertanian mereka.

    Para alumnus IBEKA dari Luwu saat ini mampu mengembangkan produksi pupuk organik secara komersial dan mereka menjadi penggerak pertanian berkelanjutan di daerahnya.

    Anggota Komisi X DPR RI itu mengatakan Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pertanian ramah lingkungan di IBEKA merupakan langkah strategis untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Karena perempuan sejak masa lalu sudah ditempatkan sebagai penjaga kearifan lokal.

    Biasanya nilai-nilai penting seperti bagaimana melestarikan lingkungan dan hidup sehat misalnya, ditanamkan oleh perempuan kepada anaknya sejak kecil.

    Ia berharap, dengan memberikan pelatihan pertanian yang ramah lingkungan kepada para perempuan dapat mewujudkan pemberdayaan keluarga.

    Dengan keluarga sejahtera dan kemampuan bertani yang ramah lingkungan, tegas Rerie, dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengakselerasi tercapainya ketahanan pangan yang berkelanjutan dan memperkokoh kemandirian bangsa dalam menghadapi tantangan di masa depan.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • MPR: Pemberdayaan perempuan sektor pertanian wujudkan ketahanan pangan

    Pimpinan MPR: Proses pengobatan kanker butuh dukungan masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan dukungan masyarakat dan gerakan kemanusiaan sangat penting dalam upaya membangun dukungan masyarakat pada proses pengobatan kanker.

    “Dalam menjalani proses pengobatan kanker yang panjang, para penderita dan keluarganya tidak boleh lengah dan lelah,” kata Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Hal itu disampaikannya pada acara Talkshow Project 24: 24Hrs Boxing Padding Marathon yang digelar dalam rangka penggalangan dana untuk penderita kanker anak yang diselenggarakan bersama Benih Baik dan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) di Jakarta, Jumat.

    Rerie, sapaan akrab Lestari, yang juga penyintas kanker payudara itu mengapresiasi program 24Hrs Boxing Padding Marathon yang dilakukan Patrick Winata ini.

    Karena itu, langkah mendukung pengobatan kanker saat ini merupakan keharusan dan harus dilakukan bersama-sama dengan berbagai cara.

    Meski akses pengobatan kanker saat ini sudah lebih baik, proses pengobatan kanker yang panjang membutuhkan sarana pendukung lainnya, seperti rumah singgah.

    Anggota Komisi X DPR RI itu berpendapat, keberadaan rumah singgah sangat penting bagi pasien kanker dalam menjalani pengobatan.

    Selain bisa sebagai tempat belajar bagi para penderita kanker dalam memahami prosedur pengobatan, menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, rumah singgah juga mampu mendorong kepedulian dalam meningkatkan kualitas pengobatan kanker di tengah masyarakat.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pimpinan MPR: Tingkatkan literasi statistik demi kemajuan daerah

    Pimpinan MPR: Tingkatkan literasi statistik demi kemajuan daerah

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong anak muda dan masyarakat untuk meningkatkan literasi statistik agar mampu mempelajari sekaligus memaknai data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai instrumen dalam membenahi pembangunan daerah.

    “Sosialisasi pada hari ini adalah awal untuk persiapan dimulainya Sensus Nasional 2026. Sensus ini merupakan kegiatan statistik dasar yang dilaksanakan setiap dekade, dan sensus 2026 nanti akan menjadi sebuah instrumen yang sangat strategis dalam menyusun kebijakan umum nasional dan daerah,” kata Lestari dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Hal itu disampaikannya dalam Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 dan Peningkatan Literasi Statistik Masyarakat di Kudus, Jawa Tengah

    Lestari mengungkapkan, dalam kurun waktu tertentu terjadi perubahan yang signifikan di daerah. Seperti lanskap politik, ekonomi, sosial, hingga alam.

    Maka, sensus nasional menjadi instrumen untuk memotret kondisi tersebut dan dapat menjadi pertimbangan pemerintah pusat dan daerah dalam mengambil kebijakan yang relevan dengan kondisi objektif daerah.

    “Kita melihat di dua dekade ini bahwa lanskap ekonomi, lanskap politik, bahkan lanskap alam sendiri, begitu banyak faktor menjadikan kita berada pada situasi yang berhadapan dengan berbagai macam tantangan,” ujarnya.

    Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, terjadi perubahan pola kehidupan masyarakat dan alam yang berdampak pada mata pencaharian masyarakat.

    Di Demak, semula masyarakat berprofesi sebagai nelayan dan petani tambak. Namun, karena terjadi perubahan maka perlu langkah strategis yang sesuai dengan kondisi kekinian yang dialami masyarakat.

    “Nah inilah gunanya sensus sehingga kita bisa memotret 10 tahun lalu, barangkali tercatat wilayah itu wilayahnya para nelayan. Pada 2026 masih ada tidak nelayan tersebut? Belum lagi dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan membuka seluas-luasnya pemindahan pusat industri, maka banyak daerah yang beralih fungsi menjadi pabrik, dan jumlah petani menjadi berkurang. Mereka lebih suka bekerja di pabrik yang menurut mereka memiliki kepastian,” jelasnya.

    Ia menilai perlu peningkatan literasi bagi masyarakat dalam melihat dan mempelajari data BPS agar dapat turut serta berkontribusi dalam pembangunan daerah.

    “Saya kira temuan-temuan ini kita bandingkan apa yang kita miliki 10 tahun lalu dengan sekarang. Bagi mahasiswa, ini menarik untuk dilihat dan dipelajari. Dengan memahami data, dan kemudian memaknai data, kita bisa memiliki kemampuan, bukan sekadar menganalisa tapi juga bisa memberikan masukan-masukan penting,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dubes Tiongkok Kagum pada NasDem, Bahas Kerja Sama Politik Anak Muda

    Dubes Tiongkok Kagum pada NasDem, Bahas Kerja Sama Politik Anak Muda

    Jakarta: Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, mengaku kagum terhadap kiprah Partai NasDem sebagai partai politik yang berpengaruh dan progresif di Indonesia. 

    Kekaguman itu ia sampaikan saat berkunjung ke markas Partai NasDem di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/10). Wang Lutong dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh membahas peluang kerja sama baru di bidang politik, pendidikan, dan pemberdayaan generasi muda.

    Dalam kesempatan tersebut, Surya Paloh didampingi anggota Majelis Tinggi DPP Partai NasDem Karli Boenjamin dan Lestari Moerdijat, Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Partai NasDem Wilayah Gorontalo Rachmat Gobel, serta Wakil Sekjen Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai NasDem Sondang Tarida Tampubolon.

    Dubes Wang Lutong menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari Ketua Umum dan jajaran DPP Partai NasDem. Ia menyebut kunjungan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu partai politik besar dan berpengaruh di Indonesia.
     

    “Ini adalah kunjungan pertama saya ke NasDem Tower. NasDem adalah partai yang sangat impresif dan berpengaruh di Indonesia. Ketua Umumnya, Bapak Surya Paloh, adalah tokoh politik yang sangat dihormati. Itulah sebabnya saya berada di sini,” ujar Wang Lutong.

    Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang pendidikan, sains dan teknologi, ekonomi digital, ekonomi hijau, hingga pembangunan infrastruktur penting di Indonesia.

    “Salah satu aspek penting dari hubungan bilateral ini adalah konektivitas masyarakat. Kami berbicara tentang dialog dan kerja sama yang mungkin dijalin dengan Partai NasDem,” tambah Wang.

    Dubes Wang juga menyoroti peran media yang dijalankan Partai NasDem dalam menyebarkan nilai-nilai positif dan memperkuat kesadaran publik. Ia berharap kerja sama antara generasi muda kedua negara dapat terus tumbuh, termasuk melalui program beasiswa, pertukaran pelajar, serta pelatihan politik lintas partai.

    “Kami berbicara tentang program pelatihan dan pertukaran pengalaman antarpartai, termasuk kolaborasi antara politisi muda dan media. Generasi muda adalah masa depan hubungan ini,” ujarnya.

    Wakil Sekjen DPP Partai NasDem Sondang Tarida Tampubolon menjelaskan bahwa kunjungan Dubes Tiongkok itu merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan antarnegara sekaligus memperdalam kolaborasi antarlembaga politik.

    “Indonesia dan Tiongkok memiliki banyak kerja sama yang bersifat Sister City. Dalam pertemuan tadi, kami mendiskusikan bentuk kolaborasi konkret di bidang pendidikan, pelatihan, serta kursus-kursus bersama yang bisa memperkuat kapasitas sumber daya manusia di kedua negara,” jelas Sondang.

    Ia menambahkan, salah satu pembahasan menarik dalam pertemuan tersebut adalah pendidikan politik bagi generasi muda, yang menjadi perhatian bersama antara NasDem dan Tiongkok.

    “Di Tiongkok, pendidikan politik sudah diberikan sejak usia remaja. NasDem juga melakukan hal serupa melalui program seperti Remaja Bernegara, agar anak muda memahami politik yang sehat dan beretika. Jadi, kami menemukan banyak kesamaan visi di sini,” pungkasnya. (WH)

    Jakarta: Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, mengaku kagum terhadap kiprah Partai NasDem sebagai partai politik yang berpengaruh dan progresif di Indonesia. 
     
    Kekaguman itu ia sampaikan saat berkunjung ke markas Partai NasDem di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/10). Wang Lutong dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh membahas peluang kerja sama baru di bidang politik, pendidikan, dan pemberdayaan generasi muda.
     
    Dalam kesempatan tersebut, Surya Paloh didampingi anggota Majelis Tinggi DPP Partai NasDem Karli Boenjamin dan Lestari Moerdijat, Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Partai NasDem Wilayah Gorontalo Rachmat Gobel, serta Wakil Sekjen Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai NasDem Sondang Tarida Tampubolon.

    Dubes Wang Lutong menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari Ketua Umum dan jajaran DPP Partai NasDem. Ia menyebut kunjungan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu partai politik besar dan berpengaruh di Indonesia.
     

     
    “Ini adalah kunjungan pertama saya ke NasDem Tower. NasDem adalah partai yang sangat impresif dan berpengaruh di Indonesia. Ketua Umumnya, Bapak Surya Paloh, adalah tokoh politik yang sangat dihormati. Itulah sebabnya saya berada di sini,” ujar Wang Lutong.
     
    Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang pendidikan, sains dan teknologi, ekonomi digital, ekonomi hijau, hingga pembangunan infrastruktur penting di Indonesia.
     
    “Salah satu aspek penting dari hubungan bilateral ini adalah konektivitas masyarakat. Kami berbicara tentang dialog dan kerja sama yang mungkin dijalin dengan Partai NasDem,” tambah Wang.
     
    Dubes Wang juga menyoroti peran media yang dijalankan Partai NasDem dalam menyebarkan nilai-nilai positif dan memperkuat kesadaran publik. Ia berharap kerja sama antara generasi muda kedua negara dapat terus tumbuh, termasuk melalui program beasiswa, pertukaran pelajar, serta pelatihan politik lintas partai.
     
    “Kami berbicara tentang program pelatihan dan pertukaran pengalaman antarpartai, termasuk kolaborasi antara politisi muda dan media. Generasi muda adalah masa depan hubungan ini,” ujarnya.
     

     
    Wakil Sekjen DPP Partai NasDem Sondang Tarida Tampubolon menjelaskan bahwa kunjungan Dubes Tiongkok itu merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan antarnegara sekaligus memperdalam kolaborasi antarlembaga politik.
     
    “Indonesia dan Tiongkok memiliki banyak kerja sama yang bersifat Sister City. Dalam pertemuan tadi, kami mendiskusikan bentuk kolaborasi konkret di bidang pendidikan, pelatihan, serta kursus-kursus bersama yang bisa memperkuat kapasitas sumber daya manusia di kedua negara,” jelas Sondang.
     
    Ia menambahkan, salah satu pembahasan menarik dalam pertemuan tersebut adalah pendidikan politik bagi generasi muda, yang menjadi perhatian bersama antara NasDem dan Tiongkok.
     
    “Di Tiongkok, pendidikan politik sudah diberikan sejak usia remaja. NasDem juga melakukan hal serupa melalui program seperti Remaja Bernegara, agar anak muda memahami politik yang sehat dan beretika. Jadi, kami menemukan banyak kesamaan visi di sini,” pungkasnya. (WH)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Wujudkan Kemandirian Masyarakat untuk Menjawab Dampak Gejolak Ekonomi

    Wujudkan Kemandirian Masyarakat untuk Menjawab Dampak Gejolak Ekonomi

    Jakarta: Wujudkan kemandirian masyarakat dan kemudahan akses pendidikan dalam menghadapi dampak gejolak ekonomi. 

    Hal itu ditegaskan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat bertemu dengan para relawan Solidaritas Anak Negeri Tetap Lestari (SANTRI) dalam acara Aspirasi Masyarakat di Demak, Jawa Tengah, Jumat 17 Oktober 2025.

    Pada pertemuan tersebut, sejumlah relawan mengeluhkan beban ekonomi yang semakin berat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

    Relawan yang berprofesi petani meminta bantuan pupuk dengan harga yang terjangkau, sehingga biaya produksinya bisa ditekan. 

    Tekanan ekonomi yang semakin tinggi juga disampaikan sejumlah peserta. Mereka meminta tambahan alokasi beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP), agar putra-putri mereka dapat terus melanjutkan pendidikannya. 
     

    Merespon sejumlah aspirasi tersebut, Rerie, sapaan akrab Lestari menawarkan kepada para relawan untuk mengikuti pelatihan pertanian organik. 

    “Melalui pelatihan itu diharapkan para peserta memiliki kemampuan bertani yang baik, sehingga mampu mandiri. Karena pada pelatihan tersebut juga diajarkan membuat pupuk organik,” ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah. 

    Sedangkan agar keberlanjutan pendidikan peserta didik di Demak dapat terus terjaga, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berkomitmen untuk tetap mendukung pengalokasian beasiswa PIP di sejumlah lembaga pendidikan di Demak. 

    Rerie sangat berharap sejumlah upaya tersebut dapat meringankan beban masyarakat dalam menghadapi dampak gejolak ekonomi yang terjadi saat ini.

    Jakarta: Wujudkan kemandirian masyarakat dan kemudahan akses pendidikan dalam menghadapi dampak gejolak ekonomi. 
     
    Hal itu ditegaskan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat bertemu dengan para relawan Solidaritas Anak Negeri Tetap Lestari (SANTRI) dalam acara Aspirasi Masyarakat di Demak, Jawa Tengah, Jumat 17 Oktober 2025.
     
    Pada pertemuan tersebut, sejumlah relawan mengeluhkan beban ekonomi yang semakin berat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

    Relawan yang berprofesi petani meminta bantuan pupuk dengan harga yang terjangkau, sehingga biaya produksinya bisa ditekan. 
     
    Tekanan ekonomi yang semakin tinggi juga disampaikan sejumlah peserta. Mereka meminta tambahan alokasi beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP), agar putra-putri mereka dapat terus melanjutkan pendidikannya. 
     

     
    Merespon sejumlah aspirasi tersebut, Rerie, sapaan akrab Lestari menawarkan kepada para relawan untuk mengikuti pelatihan pertanian organik. 
     
    “Melalui pelatihan itu diharapkan para peserta memiliki kemampuan bertani yang baik, sehingga mampu mandiri. Karena pada pelatihan tersebut juga diajarkan membuat pupuk organik,” ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah. 
     
    Sedangkan agar keberlanjutan pendidikan peserta didik di Demak dapat terus terjaga, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berkomitmen untuk tetap mendukung pengalokasian beasiswa PIP di sejumlah lembaga pendidikan di Demak. 
     
    Rerie sangat berharap sejumlah upaya tersebut dapat meringankan beban masyarakat dalam menghadapi dampak gejolak ekonomi yang terjadi saat ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Kepedulian terhadap Kesejahteraan Hewan Bagian Upaya Wujudkan Keberlanjutan Kehidupan

    Kepedulian terhadap Kesejahteraan Hewan Bagian Upaya Wujudkan Keberlanjutan Kehidupan

    Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berujar bahwa kepedulian pada kesejahteraan hewan merupakan bagian dari upaya mewujudkan keseimbangan ekologis yang mendukung keberlanjutan kehidupan. 

    “Keberadaan setiap makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan memiliki simbiosis yang saling menguntungkan demi menunjang keberlangsungan hidup,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada sambutan tertulisnya di acara diskusi daring bertema Kesejahteraan Hewan adalah Kesejahteraan Bumi yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu 15 Oktober 2025.

    Diskusi yang dimoderatori Arimbi Heroepoetri, S.H., L.LM (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Danny Gunalen (Dewan Pengawas Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia /PKBSI), Susana Somali (Pendiri Pejaten Animal Shelter), dan Shaanti Shamdasani (Pemerhati Hewan) sebagai narasumber. 

    Selain itu, hadir pula Dr. (H.C.) H. Sulaeman L. Hamzah (Anggota Komisi IV DPR RI) sebagai penanggap. 

    Menurut Lestari, kehidupan setiap makhluk hidup berada dalam koridor keseimbangan ekologis dan keseimbangan ekosistem. 

    Di dalam kedua keseimbangan itu, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, hewan adalah bagian penting dari mata rantai ekologi. 

    Namun, tegas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, berbagai masalah yang dihadapi oleh satwa liar maupun hewan peliharaan masih kerap terjadi. 

    Setiap permasalahan itu, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, memerlukan penanganan spesifik untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem.

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, semua pihak terkait dapat bersama-sama membangun sistem perlindungan dan kesejahteraan hewan menyeluruh di tanah air. 

    Dewan Pengawas PKBSI, Danny Gunalen mengungkapkan, sejumlah upaya memenuhi kesejahteraan satwa liar sudah dilakukan. 

    Di sejumlah kebun binatang di Indonesia, ujar Danny, sudah mulai diterapkan koleksi satwa tidak lagi dikurung dalam kandang jeruji besi dan mengarah ke fenceless. 

    Menurut Danny, satwa liar itu merupakan daya tarik dalam penerapan eco tourism, sehingga harus dilestarikan dan perlu adanya penangkaran satwa liar. 

    Keberadaan UU No. 32/2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ujar Danny, merupakan langkah yang baik dalam upaya peningkatan law enforcement, kesejahteraan hewan, dan peningkatan bentuk sanksi. 

    Langkah selanjutnya, tegas dia, bagaimana kesadaran masyarakat dan penegakan hukumnya bisa ditingkatkan. 
     

    Menurut Danny, satwa liar itu aset bukan hanya untuk ekosistem tetapi juga ekoturisme.

    Pemerhati Hewan, Shaanti Shamdasani berpendapat, hewan itu bagian dari ekosistem. 

    “Kami melihat hewan itu sebagai mahluk bernyawa bukan aset. Jadi kita tidak bisa perlakukan hewan dengan sewenang-wenang,” kata Shaanti. 

    Menurut Shaanti, dalam lima tahun terakhir ini lembaga legislatif di berbagai belahan dunia sudah mulai memperhatikan kesejahteraan hewan. 

    Perlu langkah advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat, ujar Shaanti, karena saat ini banyak orang mengganggap hewan sebagai aset. 

    Jadi, tegas dia, bila masih ada orang yang menganggap hewan itu aset yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari pariwisata dan atraksi, itu bukan penyayang hewan. 

    Dalam upaya mengajukan Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Hewan, menurut Shaanti, yang perlu dikedepankan antara lain terkait kemudahan hewan terhadap akses makanan, minuman, obat-obatan saat sakit, dan tidak diperlakukan kasar. 

    Pendiri Pejaten Animal Shelter, Susana Somali mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah merescue lebih dari 2.500 anjing liar secara layak, tidak dikandangi di shelternya. 

    Susana mengaku, pihaknya juga menerapkan open adopt pada shelter yang dikelolanya. 

    Diakuinya, pengelolaan shelter hewan liar di ibu kota banyak menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar. 

    Susana berharap, pemerintah dapat menunjukkan lokasi yang tepat untuk lahan penampungan hewan. 

    Karena, ujar Susana, Pejaten Animal Shelter tidak hanya menyelamatkan anjing, tetapi juga kucing, musang, hingga babi hutan. 

    Susana sangat berharap undang-undang perlindungan hewan segera hadir sebagai bagian upaya melindungi hewan dari berbagai ancaman kekerasan antara lain seperti yang dilakukan sejumlah breeder yang kerap memaksa anjing untuk reproduksi. 

    Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah berpendapat, untuk melindungi dan mewujudkan kesejahteraan hewan perlu melakukan edukasi dalam membangun kesadaran publik. 

    Menurut Sulaeman, berbagai upaya sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat harus segera dilakukan sebagai bagian upaya perlindungan hewan. 

    Diakui Sulaeman, proses pengajuan pembahasan RUU Perlindungan dan Kesejahteraan Hewan saat ini masuk dalam daftar prioritas legislasi 
    pada 2026.

    Namun sangat disayangkan, tambah dia, hingga saat ini RUU tersebut belum memiliki naskah akademik sebagai dasar pengkajian lanjutan. 

    Sulaeman berharap, semua pihak terkait dapat membangun kolaborasi yang kuat agar mampu mengakselerasi upaya lahirnya sistem perlindungan hewan yang menyeluruh.

    Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berujar bahwa kepedulian pada kesejahteraan hewan merupakan bagian dari upaya mewujudkan keseimbangan ekologis yang mendukung keberlanjutan kehidupan. 
     
    “Keberadaan setiap makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan memiliki simbiosis yang saling menguntungkan demi menunjang keberlangsungan hidup,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada sambutan tertulisnya di acara diskusi daring bertema Kesejahteraan Hewan adalah Kesejahteraan Bumi yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu 15 Oktober 2025.
     
    Diskusi yang dimoderatori Arimbi Heroepoetri, S.H., L.LM (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Danny Gunalen (Dewan Pengawas Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia /PKBSI), Susana Somali (Pendiri Pejaten Animal Shelter), dan Shaanti Shamdasani (Pemerhati Hewan) sebagai narasumber. 

    Selain itu, hadir pula Dr. (H.C.) H. Sulaeman L. Hamzah (Anggota Komisi IV DPR RI) sebagai penanggap. 
     
    Menurut Lestari, kehidupan setiap makhluk hidup berada dalam koridor keseimbangan ekologis dan keseimbangan ekosistem. 
     
    Di dalam kedua keseimbangan itu, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, hewan adalah bagian penting dari mata rantai ekologi. 
     
    Namun, tegas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, berbagai masalah yang dihadapi oleh satwa liar maupun hewan peliharaan masih kerap terjadi. 
     
    Setiap permasalahan itu, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, memerlukan penanganan spesifik untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem.
     
    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, semua pihak terkait dapat bersama-sama membangun sistem perlindungan dan kesejahteraan hewan menyeluruh di tanah air. 
     
    Dewan Pengawas PKBSI, Danny Gunalen mengungkapkan, sejumlah upaya memenuhi kesejahteraan satwa liar sudah dilakukan. 
     
    Di sejumlah kebun binatang di Indonesia, ujar Danny, sudah mulai diterapkan koleksi satwa tidak lagi dikurung dalam kandang jeruji besi dan mengarah ke fenceless. 
     
    Menurut Danny, satwa liar itu merupakan daya tarik dalam penerapan eco tourism, sehingga harus dilestarikan dan perlu adanya penangkaran satwa liar. 
     
    Keberadaan UU No. 32/2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ujar Danny, merupakan langkah yang baik dalam upaya peningkatan law enforcement, kesejahteraan hewan, dan peningkatan bentuk sanksi. 
     
    Langkah selanjutnya, tegas dia, bagaimana kesadaran masyarakat dan penegakan hukumnya bisa ditingkatkan. 
     

     
    Menurut Danny, satwa liar itu aset bukan hanya untuk ekosistem tetapi juga ekoturisme.
     
    Pemerhati Hewan, Shaanti Shamdasani berpendapat, hewan itu bagian dari ekosistem. 
     
    “Kami melihat hewan itu sebagai mahluk bernyawa bukan aset. Jadi kita tidak bisa perlakukan hewan dengan sewenang-wenang,” kata Shaanti. 
     
    Menurut Shaanti, dalam lima tahun terakhir ini lembaga legislatif di berbagai belahan dunia sudah mulai memperhatikan kesejahteraan hewan. 
     
    Perlu langkah advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat, ujar Shaanti, karena saat ini banyak orang mengganggap hewan sebagai aset. 
     
    Jadi, tegas dia, bila masih ada orang yang menganggap hewan itu aset yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari pariwisata dan atraksi, itu bukan penyayang hewan. 
     
    Dalam upaya mengajukan Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Hewan, menurut Shaanti, yang perlu dikedepankan antara lain terkait kemudahan hewan terhadap akses makanan, minuman, obat-obatan saat sakit, dan tidak diperlakukan kasar. 
     
    Pendiri Pejaten Animal Shelter, Susana Somali mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah merescue lebih dari 2.500 anjing liar secara layak, tidak dikandangi di shelternya. 
     
    Susana mengaku, pihaknya juga menerapkan open adopt pada shelter yang dikelolanya. 
     
    Diakuinya, pengelolaan shelter hewan liar di ibu kota banyak menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar. 
     
    Susana berharap, pemerintah dapat menunjukkan lokasi yang tepat untuk lahan penampungan hewan. 
     
    Karena, ujar Susana, Pejaten Animal Shelter tidak hanya menyelamatkan anjing, tetapi juga kucing, musang, hingga babi hutan. 
     
    Susana sangat berharap undang-undang perlindungan hewan segera hadir sebagai bagian upaya melindungi hewan dari berbagai ancaman kekerasan antara lain seperti yang dilakukan sejumlah breeder yang kerap memaksa anjing untuk reproduksi. 
     
    Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah berpendapat, untuk melindungi dan mewujudkan kesejahteraan hewan perlu melakukan edukasi dalam membangun kesadaran publik. 
     
    Menurut Sulaeman, berbagai upaya sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat harus segera dilakukan sebagai bagian upaya perlindungan hewan. 
     
    Diakui Sulaeman, proses pengajuan pembahasan RUU Perlindungan dan Kesejahteraan Hewan saat ini masuk dalam daftar prioritas legislasi 
    pada 2026.
     
    Namun sangat disayangkan, tambah dia, hingga saat ini RUU tersebut belum memiliki naskah akademik sebagai dasar pengkajian lanjutan. 
     
    Sulaeman berharap, semua pihak terkait dapat membangun kolaborasi yang kuat agar mampu mengakselerasi upaya lahirnya sistem perlindungan hewan yang menyeluruh.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Lestari Moerdijat Dorong Hadirnya Ruang Digital Aman bagi Perempuan & Anak

    Lestari Moerdijat Dorong Hadirnya Ruang Digital Aman bagi Perempuan & Anak

    Jakarta

    Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mendorong hadirnya ruang digital yang aman bagi setiap warga negara, termasuk anak-anak dan perempuan. Ia menyampaikan hal ini harus menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan dan masyarakat guna menekan tindak kekerasan di ruang digital.

    “Di tengah meningkatnya ancaman kekerasan di ruang digital, dibutuhkan kebijakan perlindungan menyeluruh bagi perempuan dan anak yang harus segera direalisasikan,” kata Lestari dalam keterangannya, Senin (13/10/2025).

    Berdasarkan data Komisi Nasional (Komnas) Perempuan tahun 2024, tercatat 61% korban kekerasan digital adalah perempuan. Sementara SAFEnet pada tahun 2024 melaporkan sebanyak 70% korban doxing merupakan perempuan.

    Di sisi lain, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2025 mencatat lebih dari 80 ribu anak terlibat dalam aktivitas judi online. Hal ini menunjukkan ancaman serius bagi generasi muda di dunia maya.

    “Catatan dari sejumlah lembaga tersebut menunjukkan ancaman dinamika ruang digital yang serius terhadap perempuan dan anak yang merupakan faktor penting yang berperan menentukan masa depan bangsa,” paparnya.

    Lestari menilai bila dalam proses pertumbuhan anak dan dinamika kehidupan perempuan terganggu maka masa depan sebuah bangsa berpotensi terganggu. Untuk itu, ia mendorong literasi digital masif bagi perempuan dan anak-anak secara konsisten ditingkatkan.

    Lestari pun berharap para pemangku kepentingan dan masyarakat dapat segera membangun kolaborasi yang kuat dalam upaya melahirkan dan melaksanakan kebijakan. Dengan begitu, sistem perlindungan menyeluruh di ruang digital bagi setiap warga negara dapat terwujud.

    (prf/ega)

  • Hari Batik Nasional Momentum Perkuat Relevansi Batik Bagi Generasi Penerus Bangsa

    Hari Batik Nasional Momentum Perkuat Relevansi Batik Bagi Generasi Penerus Bangsa

    Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyebut Hari Batik Nasional menjadi momentum untuk memperkuat upaya pelestarian dan inovasi agar  warisan budaya dunia dan identitas bangsa itu tetap relevan bagi generasi penerus bangsa. 

    “Batik merupakan warisan budaya yang hidup. Setiap motif batik adalah cerita leluhur yang perlu kita jaga melalui pelestarian dan inovasi, agar tetap relevan bagi generasi mendatang,” kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis 2 Oktober 2025, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional setiap 2  Oktober. 

    Menurut Lestari, tantangan untuk melestarikan batik di era globalisasi ini semakin kompleks di tengah dinamika perkembangan teknologi yang pesat. 

    Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) mencatat, dalam lima tahun terakhir, setidaknya 15% perajin batik tulis senior di sentra-sentra seperti Lasem, Pekalongan, dan Cirebon telah pensiun tanpa adanya regenerasi yang memadai.

    Maraknya batik printing murah impor yang motifnya meniru batik tradisional, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, menggerus pasar batik cap dan tulis asli. 

    Survei Asosiasi Perajin Batik Yogyakarta (APBY) pada 2023 menunjukkan, 60% dari sampel batik yang dijual di pasar-pasar wisata adalah batik printing non-tradisional.
     

    Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat kondisi tersebut harus segera diantisipasi dengan langkah edukasi yang masif kepada generasi penerus bangsa. 

    Peningkatkan pemahaman terkait pentingnya pelestarian batik kepada masyarakat, tegas Rerie, harus dibarengi dengan upaya inovasi dalam pengembangan batik di tanah air yang mendorong pemanfaatan kearifan lokal dan industri kreatif di tanah air. 

    Sehingga, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, dengan semakin banyak masyarakat yang memakai batik berarti mendukung upaya pelestarian, sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat. Selamat Hari Batik Nasional.

    Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyebut Hari Batik Nasional menjadi momentum untuk memperkuat upaya pelestarian dan inovasi agar  warisan budaya dunia dan identitas bangsa itu tetap relevan bagi generasi penerus bangsa. 
     
    “Batik merupakan warisan budaya yang hidup. Setiap motif batik adalah cerita leluhur yang perlu kita jaga melalui pelestarian dan inovasi, agar tetap relevan bagi generasi mendatang,” kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis 2 Oktober 2025, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional setiap 2  Oktober. 
     
    Menurut Lestari, tantangan untuk melestarikan batik di era globalisasi ini semakin kompleks di tengah dinamika perkembangan teknologi yang pesat. 

    Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) mencatat, dalam lima tahun terakhir, setidaknya 15% perajin batik tulis senior di sentra-sentra seperti Lasem, Pekalongan, dan Cirebon telah pensiun tanpa adanya regenerasi yang memadai.
     
    Maraknya batik printing murah impor yang motifnya meniru batik tradisional, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, menggerus pasar batik cap dan tulis asli. 
     
    Survei Asosiasi Perajin Batik Yogyakarta (APBY) pada 2023 menunjukkan, 60% dari sampel batik yang dijual di pasar-pasar wisata adalah batik printing non-tradisional.
     

    Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat kondisi tersebut harus segera diantisipasi dengan langkah edukasi yang masif kepada generasi penerus bangsa. 
     
    Peningkatkan pemahaman terkait pentingnya pelestarian batik kepada masyarakat, tegas Rerie, harus dibarengi dengan upaya inovasi dalam pengembangan batik di tanah air yang mendorong pemanfaatan kearifan lokal dan industri kreatif di tanah air. 
     
    Sehingga, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, dengan semakin banyak masyarakat yang memakai batik berarti mendukung upaya pelestarian, sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat. Selamat Hari Batik Nasional.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)