Tag: Leo Putera Rinaldy

  • Jurus Rp200 T Purbaya Berefek, Bank Tak Lagi Susah Cari Nasabah

    Jurus Rp200 T Purbaya Berefek, Bank Tak Lagi Susah Cari Nasabah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Chief Economist BNI Leo Putera Rinaldy mengatakan penempatan dana SAL Rp200 triliun oleh pemerintah berpotensi menurunkan suku bunga perbankan, namun butuh waktu.

    “Kita melihat bahwa transmisi, apalagi nanti ada penempatan dana likuiditas SAL (Saldo Anggaran Lebih) kepada perbankan yang akan disalurkan ke kredit, itu tentu akan mempunyai potensi menurunkan suku bunga perbankan,” ucap Leo kepada CNBC Indonesia dikutip pada Senin (27/10/2025).

    Lebih lanjut Leo mengatakan bahwa penempatan SAL tersebut dapat menjadi pengganti DPK dengan special rate perbankan. Sehingga dapat menurunkan tingkat suku bunga kredit.

    “Impact-nya sebagai contoh cost of fund. Jadi kalau kita lihat penempatan SAL bunga yang dibayarkan bank kepada pemerintah, itu kalau kita lihat cukup rendah, itu kan 80% dari BIR. Jadi kalau kita lihat yang kita bayarkan itu mungkin di kisaran 3-4%. Sehingga ini menjadi peluang bagi bank sebenarnya untuk memanfaatkan penempatan ini untuk menggantikan dana-dana mahal atau DPK special rate,” ujarnya.

    Meskipun demikian, Leo mengatakan bahwa penurunan suku bunga karena DPK special rate tersebut membutuhkan waktu karena sifatnya kontrak sehingga tidak bisa langsung menurunkan bunga.

    “Mungkin membutuhkan waktu karena DPK-DPK special rate ini bentuknya kontraktual. Jadi tidak serta-merta bisa langsung digantikan karena jatuh temponya mungkin baru 3 bulan ke depan. Sehingga kita melihat bahwa efek dari penempatan SAL ini terhadap cost of fund, itu mungkin baru akan kelihatan di 3 bulan berikutnya,” ujar Leo.

    DPK special rate sendiri menjadi perhatian BI dan pemerintah karena menghambat transmisi kebijakan moneter suku bunga perbankan. Pasalnya special rate membuat suku bunga perbankan turun lebih lambat dibandingkan suku bunga BI.

    Gubernur BI Perry Warjiyo pun mengungkap bahwa special rate kepada deposan besar yang mencapai 26% dari total DPK bank.

    Perry menyampaikan, BI rate telah turun enam kali sebesar 150 bps. Sementara itu, suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 29 bps dari 4,81% pada awal 2025 menjadi 4,52% pada September 2025.

    Sementara, penurunan suku bunga kredit perbankan bahkan berjalan lebih lambat, yaitu sebesar 15 bps dari 9,20% pada awal 2025 menjadi sebesar 9,05% pada September 2025.

    (ras/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perbankan Ajak Nasabah dan Pelaku Usaha Adaptif Menghadapi Tantangan Ekonomi Global – Halaman all

    Perbankan Ajak Nasabah dan Pelaku Usaha Adaptif Menghadapi Tantangan Ekonomi Global – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (BNI) mendampingi nasabah dan pelaku usaha menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis.

    Melalui acara Halalbihalal dan Economic Outlook 2025 di Kota Solo, Jawa Tengah, BNI mengajak nasabah serta pelaku usaha di Jawa Tengah untuk bersiap menghadapi ketidakpastian ekonomi melalui strategi adaptif dan solusi keuangan yang inovatif.

    SEVP Treasury BNI Ita Tetralastwati menjelaskan, acara ini menjadi ruang kolaborasi antara BNI dan nasabah dalam merumuskan strategi bisnis yang lebih resilien.

    “Kami percaya dengan memberikan pemahaman menyeluruh mengenai arah perekonomian serta solusi keuangan yang relevan, kami dapat membantu nasabah merancang langkah bisnis yang lebih tepat di tengah dinamika pasar,” ujar Ita dikutip Jumat (25/4/2025).

    Dalam acara tersebut, Chief Economist BNI Leo Putera Rinaldy memaparkan proyeksi ekonomi global dan domestik, termasuk perkembangan geopolitik, tren suku bunga, pergerakan nilai tukar, inflasi, serta peluang dan risiko di sektor industri.

    Sesi ini menjadi bekal strategis bagi nasabah dalam menentukan arah kebijakan bisnis ke depan.

    Menurut Ita, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif, seiring berkembangnya kawasan industri di Semarang, Kendal, Batang, hingga Solo Raya.

    Didukung oleh infrastruktur pelabuhan dan jalan tol yang semakin memadai, wilayah ini menjelma menjadi pusat aktivitas ekspor-impor dan industri nasional.

    “Melalui forum seperti ini, kami berharap dapat memperkuat sinergi dengan para nasabah di Jawa Tengah dan sekitarnya, serta memberikan kontribusi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” tutur Ita.