Tag: Lalu Gita Ariadi

  • Gubernur usulkan nama Pj Sekda NTB ke Mendagri

    Gubernur usulkan nama Pj Sekda NTB ke Mendagri

    Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTN), Lalu Muhamad Iqbal. ANTARA/Nur Imansyah.

    Gubernur usulkan nama Pj Sekda NTB ke Mendagri
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 30 Juni 2025 – 06:31 WIB

    Elshinta.com – Gubernur, Lalu Muhamad Iqbal telah mengusulkan nama Penjabat Sekda Nusa Tenggara Barat ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sebagai pengganti Lalu Gita Ariadi yang beralih tugas menjadi dosen di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) NTB.

    “Sudah kita ajukan di Mendagri,” ujar Lalu Muhamad Iqbal di Mataram, Minggu.

    Meski telah mengajukan nama Penjabat (Pj) Sekda NTB ke Mendagri, namun Lalu Muhamad Iqbal masih enggan menyebut siapa nama yang nantinya mengisi posisi sebagai Pj Sekda NTB tersebut.

    “Penjabat-nya siapa nanti kita lanjutkan pembicaraan lagi,” ujarnya sembari tersenyum pada wartawan.

    Menurutnya, untuk sementara posisi Sekda NTB diisi oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekda NTB yang kini dijabat oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemprov NTB, Lalu Moh Faozal.

    “Sekarang kita masih taraf Plh, Asisten 2 Pak Faozal. Namun, pada prinsipnya Asisten 1, 2, 3 itu asisten Sekda. Jadi salah satu dari asisten ini lah yang menjadi Plh Sekda,” tegas Miq Iqbal sapaan karib Gubernur NTB.

    “Karena banyak program yang berkaitan dengan ekonomi dan pembangunan, sehingga Asisten 2 jadi Plh,” sambungnya.

    Namun sampai kapan jabatan Plh Sekda ini berakhir, Miq Iqbal menegaskan bahwa posisi Plh ini akan berakhir sampai ada Pj Sekda NTB yang baru. Sementara Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Tri Budiprayitno mengatakan posisi Plh Sekda NTB ini berakhir pada 4 Juli 2025. Namun, Plh ini dapat diperpanjang kembali.

    “Dalam aturan Plh Sekda bisa diperpanjang,” ujarnya.

    Ia mengatakan bahwa Pemprov NTB telah mengajukan nama Pj Sekda NTB ke Mendagri, namun siapa orangnya dirinya mengaku tidak tahu. Namun, kata Tri, dalam aturan Gubernur NTB boleh mengusulkan satu nama atau tiga nama ke Mendagri.

    “Untuk Pj harus dari pejabat Pemprov. Kecuali kalau Sekda devinitif boleh siapa saja baik dari luar PNS pemda bisa mengajukan diri,” tandas-nya.

    Setelah ada Pj Sekda, lanjut Tri, nantinya akan digelar mutasi terhadap pejabat eselon 2, termasuk eselon 3. Hal ini diperlukan untuk mengisi sejumlah pimpinan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kini banyak kosong.

    Sumber : Antara

  • Kapal induk Prancis bersandar di Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat

    Kapal induk Prancis bersandar di Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat

    “Kedatangan KPA jenis kapal induk ini merupakan bagian dari kunjungan rutin, sekaligus momentum bersejarah bagi NTB,”

    Mataram (ANTARA) – Kapal induk milik negara Prancis bernama Charles de Gaulle (R91) bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa.

    Kedatangan kapal perang asing (KPA) tersebut mendapat sambutan dari Kepala Staf Korem 162/Wira Bhakti Kolonel Inf. Wirawan Eko Prasetyo bersama perwakilan pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB.

    “Kedatangan KPA jenis kapal induk ini merupakan bagian dari kunjungan rutin, sekaligus momentum bersejarah bagi NTB,” kata Kepala Staf Korem 162/Wira Bhakti Kolonel Inf. Wirawan di Mataram, Selasa.

    Dengan membawa lebih dari 1.780 awak kapal, Charles de Gaulle merupakan salah satu kapal perang terbesar dan termodern di dunia. Kapal ini memiliki panjang 262 meter dan dilengkapi dengan berbagai persenjataan canggih serta sejumlah pesawat tempur.

    Menurut Kepala Staf Korem 162/Wira Bhakti, kunjungan ini merupakan bentuk kerja sama yang baik antara Indonesia dan Prancis.

    “Kami berharap kunjungan ini dapat mempererat hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang maritim,” ujarnya.

    Dengan adanya kunjungan ini, Kolonel Wirawan menyatakan TNI AD siap mendukung segala bentuk pengamanan kegiatan yang menjadi rangkaian kunjungan awak kapal perang Prancis di wilayah NTB.

    Selama berada di Lombok, jelas dia, awak kapal Charles de Gaulle akan melakukan sejumlah kegiatan, termasuk mengunjungi beberapa destinasi wisata terkenal di NTB, seperti Gili Trawangan, Kuta Mandalika dan Air Terjun Benang Kelambu.

    Kolonel Wirawan berharap adanya kegiatan dalam kunjungan ini menjadi bagian dari pengenalan keindahan alam dan budaya Indonesia kepada para awak kapal.

    Dalam kegiatan penyambutan tersebut turut hadir Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi yang mewakili Pemerintah Provinsi NTB dan Danlanal Mataram Kolonel Laut (P) Waluyo.

    Lalu Gita dalam kegiatan penyambutan kapal perang tersebut menyampaikan ucapan selamat datang kepada para awak kapal dan berharap adanya kunjungan ini dapat mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Prancis, khususnya di bidang maritim.

    Pewarta: Dhimas Budi Pratama
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Membangun pariwisata NTB berbasis budaya

    Membangun pariwisata NTB berbasis budaya

    Mataram (ANTARA) – Sebanyak tiga suku lokal yang mendiami Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Sasak, Samawa, dan Mbojo menjadi modal besar bagi arah pembangunan pariwisata berbasis budaya di provinsi kepulauan seluas 20.153,15 kilometer persegi itu.

    Sebagai daerah yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil, Nusa Tenggara Barat bersaing ketat dengan Bali sebagai pulau para dewa dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi tempat satu-satunya di dunia untuk menyaksikan reptil purba komodo. Kedua provinsi yang saling bertetangga tersebut tentu terdengar lebih akrab di telinga para turis, ketimbang Nusa Tenggara Barat.

    Pembangunan wisata berbasis budaya menempatkan nilai-nilai, tradisi, dan identitas budaya sebagai pilar utama dalam merancang dan melaksanakan program pembangunan agar lebih berkelanjutan, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal.

    Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi, mengatakan pemerintah daerah kini menyadari Nusa Tenggara Barat tidak bisa jika hanya mengandalkan keindahan sumber daya alam semata untuk menarik minat kunjungan wisatawan.

    Ragam destinasi wisata yang ada perlu bersanding dengan keunikan budaya suatu daerah mulai dari tradisi, seni, arsitektur, adat istiadat, maupun cara hidup masyarakat setempat. Wisata berbasis budaya berpengaruh signifikan terhadap lama menginap wisatawan.

    “Keunikan budaya memberikan pengalaman yang mendalam kepada wisatawan. Mereka tidak hanya menikmati keindahan pantai dan gunung, tapi juga berinteraksi dengan budaya lokal,” kata Gita, birokrat yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang perkembangan pariwisata Provinsi NTB pada Januari sampai Oktober 2024, wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Kabupaten Lombok Tengah tercatat sebanyak 70.489 orang.

    Bila dibandingkan data tahun 2022 dan 2023, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini walau baru berjalan 10 bulan masih jauh lebih tinggi ketimbang dua tahun lalu. Wisatawan mancanegara yang datang ke Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 15.388 orang pada tahun 2022 dan mencapai 57.586 orang pada tahun 2023.

    Wisata berbasis budaya tidak hanya memberikan pengalaman unik bagi wisatawan, tetapi juga membantu masyarakat lokal menjaga dan melestarikan tradisi mereka.

    Sepanjang 2024, Nusa Tenggara Barat memiliki 36 kegiatan pariwisata yang mengundang banyak wisatawan, di antaranya Festival Bau Nyale di Lombok Tengah, Perang Topat di Lombok Barat, Pacoa Jara di Dompu, hingga Maulid Adat Bayan di Lombok Utara.

    Bahkan ajang kejuaraan dunia balap MotoGP di Sirkuit Mandalika yang berada di Pulau Lombok selalu bersanding dengan ragam atraksi budaya guna memikat mata para pembalap dan juga para penonton yang menyaksikan balapan tersebut.

    Berangkat dari museum

    Arsitektur atap mengadopsi rumah adat suku Sasak menjadi ciri khas utama Museum Negeri Nusa Tenggara Barat yang menyuguhkan pengalaman visual memukau tentang sejarah, tradisi, dan budaya lokal.

    Terletak di jantung Kota Mataram, museum yang memiliki lebih dari 7.000 koleksi artefak itu menjadi jendela budaya bagi para pengunjung yang ingin menyelami sejarah peradaban tiga suku besar yang membentuk peradaban masyarakat di Nusa Tenggara Barat.

    Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Ahmad Nuralam mengatakan museum tak hanya sebagai tempat menyimpan artefak, namun juga sebagai pusat perjumpaan budaya yang menjadi sumber pengetahuan penting bagi generasi kini dan generasi mendatang.

    Museum menyimpan sejarah dan warisan budaya lokal yang dapat digunakan untuk memperkuat rasa bangga dan identitas masyarakat. Hal ini penting untuk membangun solidaritas dan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan pembangunan.

    Pengelolaan museum yang dilakukan secara baik dapat menjadi destinasi wisata budaya menarik bagi pengunjung lokal maupun mancanegara, sehingga berkontribusi terhadap perekonomian daerah melalui sektor pariwisata.

    “Sejak berdiri tahun 1982, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat telah dikunjungi oleh 1,89 juta orang,” ucap Nuralam.

    Memahami sejarah dan kearifan lokal yang tersimpan melalui artefak, maka masyarakat bisa merumuskan solusi berbasis nilai-nilai tradisional dan inovasi modern.

    Dalam pameran temporer peralatan rumah tangga berbahan organik yang disuguhkan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat pada 13 Desember 2024 sampai 13 Februari 2025, masyarakat diajak merefleksikan limbah plastik yang mencemari planet Bumi. Sebanyak 110 koleksi artefak peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu, kayu, daun, maupun kulit hewan mengajarkan kepada kita semua bahwa alat-alat dapur kuno baik bagi lingkungan dan kesehatan.

    Sebagai ruang publik, museum dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif seperti seni, kerajinan tangan, kuliner, dan produk budaya lainnya yang memiliki potensi pasar. Gagasan pembangunan berangkat dari museum mencerminkan pentingnya keberadaan museum sebagai pusat pengetahuan, budaya, dan identitas lokal yang dapat menjadi fondasi pembangunan daerah.

    Masyarakat terlibat langsung

    Ribuan orang dari berbagai daerah memadati Pantai Seger di Kecamatan Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada 1 Maret 2024. Berbekal jala dan senter yang terikat pada kepala, mereka berduyun menangkap cacing laut warna-warni.

    Festival Bau Nyale yang melegenda merupakan ritual sakral yang digelar penduduk suku Sasak pada bulan Februari dan Maret setiap tahun. Aktivitas menangkap cacing laut menjadi daya tarik tersendiri bagi turis yang berwisata ke Pulau Lombok.

    Hasil uji kuantitatif kandungan protein cacing nyale yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Mataram pada tahun 2019 mengungkapkan cacing laut yang masuk ke dalam kelas polychaeta dan spesies eunice siciliensis itu memiliki rata-rata kandungan protein sebanyak 37,38 persen.

    Setelah aktivitas memanen cacing nyale berlangsung semalaman, maka proses selanjutnya adalah mengolah hewan laut itu menjadi kuliner lokal. Kegiatan memasak cacing laut menjadi ragam kuliner lokal, seperti hidangan pepes, kuah santan, ataupun sekedar diasap menjadi tontonan yang menawan.

    Festival Bau Nyale melibatkan masyarakat ke dalam bagian penting dari pengalaman berwisata, baik sebagai pelaku utama, pemandu, maupun penyedia layanan. Kegiatan pariwisata yang mengikutsertakan penduduk lokal tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membangun kebanggaan dan kesadaran untuk melestarikan warisan budaya.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2024