Tag: Kombes Komarudin

  • Viral Polantas Bawa Laras Panjang di Kawasan Senayan Pagi Ini, Polisi Buka Suara – Page 3

    Viral Polantas Bawa Laras Panjang di Kawasan Senayan Pagi Ini, Polisi Buka Suara – Page 3

    Redaksi lalu melakukan konfirmasi kepada Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin. Menurut dia, video tersebut benar, namun bukan dilakukan pagi ini.

    “Itu kegiatan kemarin, patroli skala besar. Jadi bukan tadi pagi,” kata Komarudin saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (1/9/2025).

     

  • Pantau Demo Buruh 28 Agustus di Depan DPR Hari Ini Lewat CCTV

    Pantau Demo Buruh 28 Agustus di Depan DPR Hari Ini Lewat CCTV

    Jakarta, CNBC Indonesia – Buruh tengah menggelar aksi demo di depan Gedung DPR RI pada Kamis hari ini (28/8/2025). Diperkirakan akan ada 10 ribu buruh berasal dari berbagai daerah mulai dari Karawang, Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang dan Jakarta yang akan mengikuti demo nanti.

    Demo hari ini dimulai pada jam 10:00 pagi. Rekayasa lalu lintas dan rute transportasi umum juga telah dilakukan pada titik-titik demo berlangsung.

    “Rekayasa lalu lintas telah kita siapkan mana kala ada aktivitas dimana pun penyampaian pendapat itu apakah yang kita kenal dengan di Jalan Merdeka Selatan, kemudian juga di DPR atau pun di titik-titik lain,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin, dikutip dari Detikcom.

    Masyarakat juga bisa memantau secara langsung situasi terkini demo di depan DPR melalui CCTV. Ada dua cara untuk melakukannya melalui CCTV DPR MPR serta aplikasi Travoy.

    Pantau Lewat CCTV DPR MPR

    https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_1/embed.html

    – https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_2/embed.html

    – https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_3/embed.html

    – https://cctv.balitower.co.id/Bendungan-Hilir-003-700014_4/embed.html

    Pantau Lewat Travoy

    Jika Anda belum memiliki aplikasi, download lebih dulu di Play Store dan App Store. Setelah berhasil diinstal di dalam ponsel, berikut cara menggunakannya:

    1. Buka aplikasi

    2. Login akun, Anda bisa menggunakan akun Travoy maupun Google

    3. Klik ikon CCTV

    4. Pilih menu Tol Dalam Kota

    5. Masuk ke segmen Tol Senayan – Penjompongan

    6. Anda bisa menggeser ke lokasi JTC KM 09+800 atau JTV KM 10+100 di sekitaran Gedung DPR RI

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kerugian Macet di Jakarta per Tahun Bisa 6 Kali Bangun MRT Fase Pertama
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Agustus 2025

    Kerugian Macet di Jakarta per Tahun Bisa 6 Kali Bangun MRT Fase Pertama Megapolitan 27 Agustus 2025

    Kerugian Macet di Jakarta per Tahun Bisa 6 Kali Bangun MRT Fase Pertama
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jakarta diperkirakan mencapai Rp 100 triliun per tahun, setara dengan enam kali biaya pembangunan MRT fase pertama yang senilai Rp 16 triliun.
    Angka ini diungkap Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, saat memimpin apel kolaborasi pengendalian kemacetan bersama aparat gabungan TNI/Polri, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).
    “Studi Bappenas dan JUTPI II pada 2019 mengungkapkan kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai 100 triliun per tahun, setara dengan 4 persen PDB Jabodetabek,” kata Rano.
    Dengan kerugian ekonomi akibat macet Jakarta per tahun mencapai Rp 100 triliun, maka nilai tersebut bisa digunakan untuk membangun MRT fase 1 sebanyak enam kali.
    Rano menyoroti persoalan utama kemacetan di Ibu Kota adalah ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan baru dan kapasitas jalan.
    Berdasarkan TomTom Traffic Index 2025, Jakarta berada di peringkat ke-90 dari 500 kota termacet di dunia.
    “Permasalahan ini tidak lepas dari ketidakseimbangan antara pertumbuhan kendaraan dan ruas jalan,” ujarnya.
    Selain itu, rendahnya penggunaan transportasi umum juga menjadi faktor utama. Dari total 20,2 juta perjalanan per hari di Jakarta, baru 22,19 persen yang menggunakan angkutan umum.
    “Banyak masyarakat masih mengandalkan kendaraan pribadi. Hal inilah yang menyebabkan sektor transportasi menjadi penyumbang polusi udara terbesar,” kata Rano.
    Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, mengungkapkan bahwa sepanjang 2024, pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 850.901 unit, atau sekitar 2.500–3.000 kendaraan baru per hari.
    “Kalau satu persen saja dari jumlah itu adalah mobil, maka dibutuhkan 16 kilometer hanya untuk memarkir kendaraan baru. Itulah kenapa Jakarta makin padat,” ujar Komarudin.
    Namun, keterbatasan personel polisi lalu lintas membuat aparat semakin mengandalkan pemantauan real-time untuk mengarahkan petugas ke titik rawan macet.
    “Sejumlah rekan-rekan gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP yang digelar setiap pagi sampai malam, ini akan semakin tertutup dengan pertumbuhan kendaraan. Artinya keberadaan kita boleh dikatakan hampir tidak mampu untuk menyelesaikan,” ucap Komarudin.
    Untuk mengatasi persoalan, Pemprov Jakarta mengembangkan
    Intelligent Traffic Control System
    (ITCS) berbasis kecerdasan buatan (AI).
    Sistem ini sudah diterapkan di 65 dari 321 persimpangan, dengan klaim mampu menurunkan waktu tunggu kendaraan hingga 20 persen.
    ITCS juga terintegrasi dengan pengawasan pajak kendaraan dan emisi.
    Selain itu, Pemprov bekerja sama dengan Polda Metro Jaya melalui program
    Mandala Quick Response
    , yang memanfaatkan 4.438 kamera CCTV berbasis
    Geographic Information System
    (GIS) untuk memantau lalu lintas secara
    real-time
    .
    Rano menegaskan, penanganan kemacetan bukan hanya soal teknis lalu lintas, tetapi juga bagian dari strategi Jakarta menuju kota global.
    (Reporter: Ruby Rachmadina | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ambulans Akan Terpantau CCTV Lewati Rute Bebas Macet, Tak Perlu Dikawal Sipil

    Ambulans Akan Terpantau CCTV Lewati Rute Bebas Macet, Tak Perlu Dikawal Sipil

    Jakarta

    Polda Metro Jaya memastikan ambulans di Jakarta nantinya akan terintegrasi dalam sistem Mandala Quick Response, sehingga pergerakannya bisa dipantau secara real-time tanpa perlu lagi dikawal sipil. Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin mengatakan sistem ini akan membantu sopir ambulans memilih jalur tercepat saat kondisi darurat.

    Selama ini, masih banyak ambulans yang dikawal sipil di jalan raya, padahal praktik itu tidak dibenarkan.

    “Dinas Kesehatan sudah berkoordinasi dengan kami, ambulans-ambulans yang nantinya akan bergerak, nanti akan bisa terpantau kendaraan yang terdekat, sehingga dalam setiap kegiatan ambulans, mungkin saat ini kalau misalnya Bapak lihat banyak ambulans-ambulans yang dikawal-kawal sipil, nah itu tidak dibenarkan,” kata Komarudin saat apel kolaborasi penanganan kemacetan di Monas, Rabu (27/8/2025).

    “Maka nanti akan kita berikan akses jalur mana yang bisa dilintasi, sehingga para driver ambulans tidak lagi meraba-raba situasi Jakarta,” lanjutnya.

    Dia menjelaskan Mandala Quick Response memanfaatkan 4.438 CCTV untuk memantau arus lalu lintas Jakarta secara real-time. Data ini terhubung dengan kendaraan patroli polisi, mobil derek Dishub, hingga nantinya ambulans.

    “Kita akan membangun sebuah posko terpadu kendali yang insyaallah dengan sistem ini, tentu kita akan bisa sedikit menjawab tantangan harapan masyarakat, tentunya dengan target serta harapan mewujudkan Jakarta menjadi kota global,” imbuhnya.

    (bel/idn)

  • Catat! Ini Rekayasa Lalin Selama Upacara HUT ke-80 RI di Istana

    Catat! Ini Rekayasa Lalin Selama Upacara HUT ke-80 RI di Istana

    Jakarta

    Upacara peringatan HUT ke-80 RI digelar hari ini di Istana Negara, Jakarta Pusat. Polisi telah menyiapkan rekayasa lalu lintas (lintas) selama acara HUT RI digelar di Istana pada pagi dan sore hari.

    “Rekayasa arus lalu lintas yang nantinya akan diberlakukan sebagaimana kita ketahui bahwa besok pada saat puncak acara detik-detik proklamasi kemerdekaan yaitu upacara pengibaran bendera di Istana Negara,” ata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin usai kegiatan Tactical Floor Game (TFG) di Balai Sarbini Jakarta, Sabtu (16/8/2025).

    Komarudin mengatakan upacara HUT RI di Istana akan dimulai dengan kirab bendera pusaka. Peristiwa itu akan berlangsung dari Monas menuju Jalan Merdeka Barat.

    “Didahului dengan kirab bendera pusaka dan juga teks proklamasi dari Cawan Utara Monas menuju Jalan Merdeka Barat dan masuk ke Istana,” lanjutnya.

    Kegiatan kirab bendera pusaka dalam rangka upacara pengibaran dan penurunan bendera pusaka akan dilaksanakan pagi dan sore hari. Sementara pada siang hari, digelar Pesta Rakyat di kawasan Monas.

    Polisi telah menyiapkan beberapa skema rekayasa arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka untuk meminimalisir kepadatan. Salah satu yang dialihkan yakni di kawasan Jalan Merdeka Utara.

    “Jalan Merdeka Utara, kemudian Jalan Veteran III, kemudian juga Jalan Merdeka Barat sisi timur yang nanti akan digunakan oleh kirab bendera pusaka dan teks proklamasi,” jelas Komarudin.

    Komarudin mengimbau tamu-tamu undangan yang akan menuju ke Istana Negara dapat datang lebih awal. Para tamu dapat menggunakan jalan Medan Merdeka Barat hingga Jalan Majapahit.

    “Bisa menggunakan akses Jalan Merdeka Barat sisi barat, kemudian juga Jalan Juanda yang nanti akan berputar di Tugu Adipura, kemudian bisa drop off di sepanjang Veteran Raya dan juga Jalan Majapahit,” paparnya.

    Jalan di Sekitar Istana Ditutup Situasional

    Dia menyebut sejumlah jalan di sekitar Istana Negara akan ditutup secara situasional. Namun ada waktu-waktu tertentu ruas jalan akan kembali dibuka.

    Selain itu, Komarudin menyebut diperkirakan akan ada 100 ribu orang yang akan menghadiri gelaran Pesta Rakyat yang dipusatkan di Monas. Karena itu dia menyebut kawasan Jalan Medan Merdeka kemungkinan padat pada waktu itu.

    “Tentu dengan kegiatan seperti ini dimungkinkan jalan merdeka-merdeka ataupun Merdeka Selatan, Timur, Utara, Barat ini akan sangat dipadati. Tentunya nanti secara situasional kita akan melakukan beberapa rekayasa lalu lintas dengan melihat volume yang nantinya akan ada,” jelasnya.

    Komarudin juga mengimbau masyarakat yang hendak mengikuti upacara di Istana Negara maupun Pesta Rakyat di Monas agar dapat menggunakan transportasi umum. Dia memastikan jalur TransJakarta tak akan ditutup saat rekayasa lalin dilakukan.

    “Kami menghimbau masyarakat pemerintah Provinsi Jakarta telah mengeluarkan kebijakan pada tanggal 17 dan 18 nanti akan untuk tarif transportasi publik ataupun umum itu bertarif Rp 80,” tutur Komarudin.

    “Sehingga kami menghimbau masyarakat yang akan mengarah mengikuti pesta rakyat, mengikuti pengibaran bendera, upacara di Istana bisa menggunakan transportasi umum. Mengingat kantong parkir yang ada juga sangat terbatas,” katanya.

    Wakapolri Jamin Anggota All Out Amankan HUT ke-80 RI

    Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengatakan jajarannya akan all out mengamankan momen HUT RI hari ini. Hal itu disampaikan Dedi usai menghadiri Tactical Floor Game (TFG) kedua dalam rangka pengamanan lalu lintas upacara hingga perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Balai Sarbini, Jakarta, pada Sabtu (16/8).

    “Karena operasi ini tiga hari, cuma hari ini, kemudian puncaknya besok dan hari Senin kita sudah tinggal laksanakan konsolidasi. Oleh itu kita harus melaksanakan kegiatan ini dengan all out,” kata Dedi dalam arahannya di Balai Sarbini Jakarta, Sabtu (16/8).

    Dia mengatakan Polri menjadi garda terdepan yang bertanggung jawab terkait keamanan pada saat Operasi Merdeka Jaya 2025. Dedi mengingatkan jajarannya agar betul-betul melaksanakan tugas dengan baik.

    “Kalau misalnya ada yang terkait menyangkut masalah keamanan ketertiban, kelancaran lalu lintas dan, keamanan-keamanan lainnya yang harus bertanggung jawab adalah Polri dulu baru TNI,” ucapnya.

    Dia menekankan kehadiran satu orang Polantas di masyarakat adalah representasi kehadiran negara. Begitu pula kehadiran dalam bentuk kesatuan yakni Korps Lalu Lintas (Korlantas), selain merupakan representasi kehadiran negara, tetapi representasi kehadiran institusi Korps Bhayangkara.

    “Oleh karenanya rekan-rekan harus menyadari, kalau teman-teman dari lalu lintas PMJ (Polda Metro Jaya) sudah hafal-lah tentang CB-CBnya (cara bertindak),tentang taktik teknis ke depan seperti apa, tentang bagaimana cara mengurai kemacetan, tentang bagaimana cara mencari alternatif dan mempersiapkan kontingensi apabila terjadi kemacetan yang sifatnya horor,” ungkap Dedi.

    “Pelayanan kita to serve dan to protect ini harus betul-betul melekat di dalam setiap pelaksanaan tugas rekan-rekan yang rekan-rekan laksanakan besok,” imbuhya.

    Komjen Dedi juga mengimbau masyarakat untuk ikut serta menjaga ketertiban menjelang hari kemerdekaan. Dia menyebut persiapan matang dari Polri tentu membutuhkan bantuan dari masyarakat.

    “Secara teknis sudah siap semuanya, para personel sudah siap, sarana prasarana udah siap. Taktik dan teknis sudah disiapkan oleh Kasatgas Pak Kakorlantas,” terang Dedi.

    “Insyaallah besok berjalan dengan aman, lancar, tertib. Kita juga bermohon kepada masyaRakat bersama-sama menjaga situasi Jakarta secara kondusif,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/maa)

  • Pesta Rakyat-Malam Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia, Masyarakat Diminta Gunakan Transportasi Umum

    Pesta Rakyat-Malam Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia, Masyarakat Diminta Gunakan Transportasi Umum

    JAKARTA – Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat yang hendak menghadiri langsung Pesta Rakyat dan Malam Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia untuk menggunakan transportasi umum. Sebab, kantong parkir yang disediakan sangat terbatas

    Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin menyebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan tarif khusus transportasi publik pada 17-18 Agustus sebesar Rp 80. Sehingga, masyarakat tak perlu mengeluarkan banyak biaya.

    “Kantong parkir sangat terbatas. Kami juga melarang juru parkir liar yang bisa menghambat sirkulasi lalu lintas di sekitar Monas,” ujar Komarudin, Sabtu, 16 Agustus.

    Terlebih, pada kegiatan Malam Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia akan ada lima panggung hiburan mulai dari Monas, Sarinah, Bundaran HI, Dukuh Atas, hingga Sampoerna Strategic.

    Selain itu, ada juga karnaval yang melintasi Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, hingga Jalan Sudirman menuju Senayan.

    Rangkaian kegiatan itupun iprediksi akan menarik perhatian masyarakat untuk hadir dengan jumlah besar. Sehingga, berdampak pada kepadatan arus lalu lintas di sekitar lokasi.

    “Mulai pukul 19.00 WIB, arus lalu lintas akan dialihkan. Hanya kendaraan umum seperti Transjakarta yang diizinkan melintas,” jelas Komarudin.

    Menambahkan, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo P. Condro menambahkan, ribuan personel akan disiagakan dalam Operasi Merdeka Jaya. Pengamanan dilakukan secara terbuka maupun tertutup, mengantisipasi berbagai potensi kerawanan mulai dari juru parkir liar, copet, hingga anak hilang.

    “Personel sudah kami sebar di sepanjang jalur karnaval dari Monas hingga Sampoerna Strategic. Semua skenario sudah kami siapkan, baik untuk ancaman rendah hingga tinggi, sehingga masyarakat bisa menikmati pesta rakyat dengan aman dan nyaman,” tutur Susatyo.

    Diketahui, Pesta Rakyat diketahui akan dilaksanakan pada Minggu 17 Agustus 2025 mulai dari pukul 12.00 sampai dengan 16.00 WIB. Kemudian, Malam Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia dimulai pada pukul 17.30 hingga 23.00 WIB.

    Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin

  • Awas Macet! Proyek Galian di Jalan TB Simatupang Baru Beres 26 Desember

    Awas Macet! Proyek Galian di Jalan TB Simatupang Baru Beres 26 Desember

    Jakarta

    Kemacetan parah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, beberapa pekan terakhir terjadi akibat adanya proyek galian untuk pemasangan pipa air limbah. Pengerjaan proyek itu baru akan selesai pada akhir tahun.

    Dalam dokumen rekayasa lalu lintas yang diterima detikcom, Kamis (7/8/2025), proyek pemasangan pipa air limbah itu terbagi dalam 8 section. Pengerjaan proyek ini terdiri dari persiapan atau pekerjaan pendahuluan, pekerjaan pembuatan pit atau lubang galian, pemasangan pipa dengan metode jacking sepanjang 2.549 meter, pembuatan manhole, dan perbaikan kembali atau reinstalment.

    Total ada 5 section yang saat ini pengerjaannya tengah berjalan. Section 4 yang berada di jalan TB Simatupang sisi selatan seberang pintu keluar Gedung Cibis menjadi salah satu section yang pengerjaannya berdampak pada kelancaran arus lalu lintas.

    Pengerjaan section ini telah dimulai sejak 5 Juli 2025 hingga 21 November 2025 mendatang. Lalu lintas yang awalnya dua lajur jalan kini hanya menjadi satu lajur di lokasi selama proyek berlangsung.

    Selain titik itu, kemacetan juga terjadi di jalan TB Simatupang sisi selatan depan SPBU. Di lokasi ini ada pengerjaan arriving pit yang berlangsung sejak 5 Juli hingga 17 Oktober 2025. Pengerjaan ini juga mengurangi satu lajur jalan di lokasi.

    Sementara sisa tiga section dari proyek pemasangan pipa air limbah itu sampai saat ini belum dikerjakan dan menunggu jadwal pengerjaan.

    Kata Polisi soal Macet di TB Simatupang

    Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin mengatakan pengerjaan proyek menjadi salah satu faktor macet di Jalan TB Simatupang. Dia menyebut arus kendaraan menjadi tertahan sehingga menyebabkan kepadatan lalu lintas di lokasi.

    “Bener yang disampaikan warga, di TL (traffic light) Fatmawati volume kendaraan dari berbagai arah yang akan mengarah ke Jl. Fatmawati termasuk dari tol. Ditambah saat ini sedang ada pekerjaan jalan di dekat tikungan, sehingga kendaraan yang akan berbelok ke arah Fatmawati tertahan juga,” kata Komarudin.

    Komarudin mengatakan jajaran Ditlantas Polda Metro Jaya akan diturunkan di lokasi untuk membantu mengurai kemacetan TB Simatupang. Diskresi terhadap pengaturan lampu lalu lintas juga akan diterapkan petugas.

    “Personel sudah kami tambah dibantu rekan-rekan dari Dishub. Untuk TL (traffic light) juga sesekali kami manualkan (tidak mengikuti TL tapi diatur petugas),” ucapnya.

    (ygs/jbr)

  • BMKG: Cuaca Jakarta Diprediksi Hujan pada Akhir Pekan, Minggu Malam 20 Juli 2025 – Page 3

    BMKG: Cuaca Jakarta Diprediksi Hujan pada Akhir Pekan, Minggu Malam 20 Juli 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur hujan diguyur ringan pada Minggu (20/7/2025) malam.

    Pada pagi hari, diprediksi seluruh Jakarta berawan tebal saat akhir pekan ini. Sedangkan, cuaca siang sampai sore harinya seluruh wilayah Jakarta diprakirakan cerah berawan.

    “Pada malam hingga dini hari, sebagian Jakarta mengalami cuaca berawan. Hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang hujan ringan,” kata BMKG, melansir Antara, Minggu (20/7/2025).

    Suhu di Jakarta diprakirakan berkisar antara 25 hingga 34 derajat Celcius. BMKG juga memprediksi, kecepatan angin berkisar 2-13 kilometer (km) per jam.

    Sebelumnya, vral di media sosial yang menyebutkan ada pengendara mobil yang dipertanyakan Surat Izin Mengemudi (SIM) Jakarta meski suratnya lengkap oleh petugas kepolisian.

    “Nyetir di Jakarta harus pakai SIM Jakarta? Pengendara dipertanyakan SIM non-Jakarta meski surat lengkap,” demikian tulisan pada unggahan akun instagram @_thinksmart.id seperti dilihat pada Jumat 18 Juli 2025.

    Terkait hal itu, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Komarudin mengatakan, anggota dalam video viral tersebut sudah diperiksa.

    “Sudah (diperiksa). Kami belum menemukan pelanggaran anggota, yang diminta untuk menunjukkan SIM, hanya mungkin anggota salah ngomong dengan mengatakan SIM Jakarta, dan diluruskan SIM A (terucap di dalam rekaman video),” ujar Komarudin saat dikonfirmasi.

    Terkait dengan anggotanya yang memberhentikan kendaraan tersebut, kata Komarudin, karena mobil itu disebut tidak sesuai dalam menggunakan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB).

    “Dugaan penggunaan TNKB yang tidak sesuai sebagaimana salah satu TO (Target Operasi) dalam operasi,” ucap dia.

     

    Operasi modifikasi cuaca mulai dilakukan oleh TNI Angkatan Udara. Dalam modifikasi cuaca ini, 800 kilogram garam ditaburkan ke gumpalan awan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.

  • 5
                    
                        Kala Polisi Minta "SIM Jakarta" ke Pengemudi Xpander di Tol JORR, Disebut Salah Ucap
                        Megapolitan

    5 Kala Polisi Minta "SIM Jakarta" ke Pengemudi Xpander di Tol JORR, Disebut Salah Ucap Megapolitan

    Kala Polisi Minta “SIM Jakarta” ke Pengemudi Xpander di Tol JORR, Disebut Salah Ucap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Aiptu Tarmono, tengah menjadi sorotan di media sosial.
    Hal ini disebabkan aksinya meminta ”
    SIM Jakarta
    ” kepada pengemudi mobil Xpander di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Km 17, Sabtu (12/7/2025).
    Seusai video yang memperlihatkan aksinya ramai di media sosial, Tarmono diperiksa Divisi Pengamanan Internal (Paminal) Propam Polda Metro Jaya.
    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Tarmono disebut melakukan kesalahan berucap atau
    slip of the tongue
    ketika pengemudi Xpander memperlihatkan SIM berwarna biru, yang bentuknya menyerupai SIM milik Polisi Militer (POM) TNI untuk kendaraan dinas militer.
    Insiden ini menjadi sorotan setelah akun Instagram
    @
    jabodetabek24info mengunggah ulang cerita dari akun Threads
    @
    leon_ferdinand.
    Dalam unggahan itu, diceritakan bahwa istri Leon diberhentikan seorang polisi lalu lintas, yakni Tarmono di ruas jalan tol Jakarta karena urusan SIM.

    Tidak ada pelanggaran apapun padahal! SIM dan STNK, surat-surat lengkap! Eh malah minta SIM yang Jakarta katanya,
    ” tulis akun tersebut, dikutip
    Kompas.com
    , Jumat (18/7/2025).
    Leon heran merasa heran karena berkendara di Jakarta juga harus mempunyai SIM Jakarta. Leon juga menyebutkan, istrinya diberhentikan karena data mutasi kendaraan belum selesai, padahal mobil tersebut bukan kendaraan mutasi.

    Sedangkan mobilnya, bukan mobil mutasi. Maksudnya apa Bapak Polisi yang terhormat? Kalau warganya sendiri dikerjain sama yang katanya pelindung dan pengayom, mau jadi apa negara ini?
    ” tulisnya lagi.
    Dalam video unggahan akun yang sama, Tarmono dan pengemudi Xpander berdebat.
    Pengemudi Xpander meminta penjelasan atas pelanggaran yang dituduhkan, sementara Tarmono menyebut ada data lama dari kendaraan yang belum dimutasi.
    Penumpang pun juga bertanya bagaimana nasib SIM yang sebelumnya diperlihatkan.
    Tarmono pun menjelaskan, ia tidak menahan SIM tersebut dan menegaskan bahwa yang diminta adalah SIM sipil. Namun penumpang tetap merasa keberatan.
    “Enggak boleh mengganggu keamanan. Kami rakyat…” ujar seorang penumpang pada kendaraan tersebut.
    “Ya sudah, karena ibu tidak memberikan SIM, silakan,” jawab petugas.
    Pengemudi pun tidak terima dengan perkataan Tarmono. Menurutnya, dia sudah memberikan SIM kepada polisi untuk diperiksa.
    “Lho, kok tidak memberikan SIM? Bapak jangan terbiasa begini ya, Pak,” kata pengemudi.
    “Enggak, maksud saya SIM yang Jakarta, SIM A,” ucap petugas.
    Pengemudi Xpander menegaskan, ia sudah berkendara di ruas jalan tol dengan baik tanpa melakukan kesalahan. Namun, ia justru diberhentikan oleh petugas.
    “Pak, tolonglah, jadi Bapak polisi yang bertugas jujur dan baik, Bapak. Mohon ya, Pak. Jangan diulang lagi hal-hal seperti ini untuk ke depannya. Kami juga menghormati Bapak,” lanjutnya.
    Kemudian Tarmono memberikan gestur dengan meletakkan tangan kanan di dada saat pengemudi Xpander berbicara. Ia juga mempersilakan pengemudi melanjutkan perjalanan.
    Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin mengatakan, Tarmono saat itu sedang patroli dalam rangka Operasi Patuh Jaya 2025 di ruas
    Tol JORR
    .
    Salah satu target operasi adalah penertiban pelat nomor kendaraan tidak sesuai. Petugas menemukan mobil Xpander dengan pelat nomor sipil tiga digit yang termasuk nomor pilihan.
    “Begitu cek data yang lama (dari Diskominfo), sebenarnya berada atau nempel di kendaraan lain, kalau enggak salah Chevrolet. Sekarang terpasang di kendaraan Xpander,” ujar Komarudin.
    “Namun, SIM yang diberikan bukan SIM yang dikeluarkan oleh Polri. Maka dikembalikan oleh anggota,” jelas Komarudin.
    Komarudin menjelaskan bahwa pada malam hari, anggotanya itu tidak dapat melihat dengan jelas SIM yang diperlihatkan pengendara.
    Bentuk SIM tersebut memang menyerupai SIM Polri dari segi ukuran, namun warnanya berbeda. SIM Polri berwarna putih, sedangkan SIM yang diperlihatkan saat itu tampak kebiruan.
    Menurut pengetahuan Komarudin, SIM berwarna biru biasanya dikeluarkan oleh Polisi Militer (POM) TNI untuk digunakan dalam mengendarai kendaraan dinas militer.
    “Oh tidak ada (tulisan TNI). Kalau SIM yang dikeluarkan POM TNI, kami tahu ada fotonya, terus ada tulisan TNI, tapi menurut anggota, SIM-nya berwarna biru,” ujar Komarudin.
    Meski begitu, SIM yang diperlihatkan pengendara tersebut tidak terlihat memiliki ciri khas seperti foto dan tulisan “TNI” sebagaimana SIM keluaran POM TNI.
    Berdasarkan penuturan anggotanya, SIM tersebut hanya tampak berwarna biru. Oleh karena itu, Tarmono memutuskan untuk mengembalikan SIM berwarna biru milik sopir Xpander tersebut.
    Setelah SIM dikembalikan, Tarmono sempat meminta “SIM Jakarta”.
    Komarudin menekankan bahwa anak buahnya itu salah dalam penyampaian atau
    slip of the tongue
    .
    “Nah, maksudnya SIM Jakarta itu SIM yang dikeluarkan oleh Polri. Maka diluruskan, SIM A,” ujar Komarudin.
    Ia menegaskan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan Tarmono, selain kesalahan ucap yang kebetulan terekam kamera dan viral.
    “Jadi, kesalahan di sini adalah kesalahan anggota dalam menyampaikan, yang keburu atau terlanjur tertangkap oleh kamera. Dan itulah yang diviralkan,” imbuhnya.
    Akhirnya, karena pengemudi tidak kunjung menunjukkan SIM A, petugas mempersilakan kendaraan tersebut untuk melanjutkan perjalanan demi menghindari kemacetan.
    “Iya, anggota mungkin berpikir, daripada berdebat akan menambah kepadatan. Ya, sudah, suruh jalan,” kata Komarudin.
    Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Argo Wiyono mengatakan, kendaraan Xpander tersebut sebenarnya sudah melalui proses perpindahan tangan dan administrasi yang sesuai.
    “Cuma yang disampaikan oleh Diskominfo itu ternyata tidak
    update
    . Jadi, kendaraan itu sudah sesuai,” kata Argo.
    Setelah kejadian viral ini, Tarmono diperiksa oleh Paminal Propam Polda Metro Jaya.
    “Sampai saat ini, mohon maaf sekali, belum ditemukan adanya pelanggaran oleh anggota,” tegas Komarudin.
    Hingga kini, Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mencari pengemudi Xpander untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut secara langsung.
    “Kami imbau untuk mengklarifikasinya secara langsung,” kata Argo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heboh Polantas Tanya ‘SIM Jakarta’, Begini Cerita di Baliknya

    Heboh Polantas Tanya ‘SIM Jakarta’, Begini Cerita di Baliknya

    Jakarta

    Heboh rekaman video seorang pengemudi adu argumen dengan polisi lalu lintas di jalan tol. Diduga polantas salah sebut karena menyebut SIM Jakarta.

    Dalam video yang viral di media sosial, terlihat polantas memberhentikan pengendara. Polantas itu meminta pengendara untuk menunjukkan SIM dan surat-surat kendaraan.

    “Maksud saya SIM Jakarta, SIM A,” kata polisi tersebut di dalam video.

    Setelahnya timbul perdebatan, akhirnya polantas itu mempersilakan pengemudi tersebut melanjutkan perjalanannya. Namun, sebelum pergi, pengendara itu sempat menasihati polantas tersebut agar tidak menghambat pengendara di jalan tol.

    “Bapak, saya berjalan di jalan yang baik, tidak melakukan kesalahan apa pun, Bapak tiba-tiba berhentikan kami, Bapak minta SIM saya kasih SIM, Bapak masih mempermasalahkan, kami tidak ada permasalahan, Bapak hanya menghambat perjalanan kami,” kata orang di mobil tersebut.

    “Tolong lah jadi petugas polisi yang baik, yang jujur,” sambungnya.

    Dikutip dari detikNews, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komaruddin buka suara terkait video viral itu. Ia mengakui polantas yang ada di video itu merupakan anggotanya.

    Kombes Komarudin menjelaskan saat itu anggotanya tersebut memperoleh data bahwa kendaraan yang digunakan oleh wanita pengemudi itu diduga memiliki TNKB tidak sesuai. Sebab, dari data yang diperoleh, TNKB tersebut semestinya digunakan di kendaraan lain.

    “Setelah didalami, ternyata itu kendaraan sudah mutasi, pindah nama, dan memang betul TNKB yang digunakan sesuai dengan kendaraan yang sekarang, setelah sebelumnya nomor tersebut terpasang di kendaraan yang lain,” ujar Komaruddin kepada wartawan di gedung Ditlantas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2025).

    Pihaknya juga menyampaikan usai viral langsung memanggil anggotanya tersebut, yakni Aiptu T. T kemudian diperiksa Paminal BidPropam Polda Metro Jaya

    “Hasil pemeriksaan dari Propam, dalam hal ini Paminal, sampai saat ini, mohon maaf sekali, belum ditemukan adanya pelanggaran oleh anggota,” kata Komaruddin.

    Terkait persoalan SIM, pengendara yang diberhentikan saat kejadian menunjukkan SIM yang tidak sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Polri. Sebabnya, SIM milik pengendara langsung dikembalikan kepada pengendara.

    “Anggota menghentikan, kemudian menanyakan surat-surat dan diberikan, termasuk salah satunya diberikan SIM. Namun, SIM yang diberikan bukan SIM yang dikeluarkan oleh Polri. Maka dikembalikan oleh anggota,” tuturnya.

    “Selanjutnya anggota menanyakan SIM Jakarta. Nah, maksudnya SIM Jakarta itu SIM yang dikeluarkan oleh Polri. Maka diluruskan, SIM A. Jadi, kesalahan di sini adalah kesalahan anggota dalam menyampaikan, yang keburu atau terlanjur tertangkap atau terekam oleh kamera. Dan itulah yang diviralkan. Maksud dari anggota itu adalah SIM yang dikeluarkan oleh Polri,” jelas dia.

    Komarudin menyampaikan anggotanya itu sempat ragu dengan SIM yang diserahkan oleh si pengemudi. Karena ada perbedaan yang mencolok dari SIM yang ditunjukkan oleh pengendara, yakni berwarna biru, tidak seperti SIM yang sebagaimana dikeluarkan Polri.

    “Pada saat itu malam hari, anggota kami tidak begitu jelas melihat SIM, hanya bentuknya memang hampir sama, ukurannya hampir sama. Namun, warnanya berbeda. SIM kita putih, tapi ini warnanya agak kebiruan. Kalau setahu kami, SIM biru itu adalah SIM yang dikeluarkan oleh POM TNI untuk mengendarai kendaraan dinas TNI,” terangnya.

    Dia mengatakan saat ini pihaknya pun mengundang pengendara untuk hadir ke Polda Metro Jaya guna memberikan klarifikasi terkait SIM yang dimiliki. Dia juga memastikan jika memang pengendara merasa ada hal yang dirugikan maka anggotanya akan bertanggungjawab.

    “Hari ini kami turunkan tim untuk mencari tahu identitas dari pengendara. Kami ingin tahu SIM apa sih,” pungkasnya.

    (riar/dry)