Tag: Kombes Ade Ary Syam Indradi

  • Bangun Tidur, Istri di Kebayoran Lama Syok Temukan Suami Akhiri Hidup di Kamar Mandi

    Bangun Tidur, Istri di Kebayoran Lama Syok Temukan Suami Akhiri Hidup di Kamar Mandi

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA – Pria berinisial S (32) ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi rumahnya di Jalan Salihun, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    Sang istri, AH (27), menjadi orang yang pertama kali menemukan jasad suaminya pada Minggu (6/4/2025) sekitar pukul 04.30 WIB.

    “Korban ditemukan tergantung, leher terikat tali,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (8/4/2025).

    Ade Ary menjelaskan, penemuan jasad S bermula ketika sang istri terbangun dari tidur dan mencari korban.

    Saat itu AH melihat pintu kamar mandi dalam kondisi terkunci. AH mencoba memanggil korban, namun tak ada jawaban.

    “Kemudian saksi (AH) membuka paksa pintu kamar mandi, lalu melihat korban sudah tergantung,” ungkap Ade Ary.

    Sang istri yang tak tega kemudian mencoba menurunkan korban dengan memotong tali yang mengikat leher korban.

    Namun, korban sudah meninggal dunia ketika diturunkan. AH pun melapor ke Ketua RT setempat yang selanjutnya menghubungi Polsek Kebayoran Lama.

    “Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RS Fatmawati guna dilakukan visum et repertum,” ujar Ade Ary.
     
    Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

    Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Istri di Jaktim Dipukuli Suami Karena Tanya Soal Tabungan – Halaman all

    Istri di Jaktim Dipukuli Suami Karena Tanya Soal Tabungan – Halaman all

    Korban coba bertanya soal tabungan kepada suaminya. Suaminya kemudian memukul istrinya karena tersulit emosi.

    Tayang: Selasa, 8 April 2025 13:38 WIB

    Tribunnews.com

    DIPUKUL SUAMI – Seorang istri berinisial SNH (34) di Jakarta melaporkan suaminya karena dianiaya. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Seorang istri berinisial SNH (34) di Jakarta melaporkan suaminya karena dianiaya.

    SNH menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) karena menanyakan mengenai tabungan. Penganiayaan tersebut terjadi di Jalan Pendidikan X, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (6/4/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.

    “Korban sudah melapor ke Polres Metro Jakarta Timur,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (8/4/2025).

    Ade Ary menjelaskan, kejadian bermula saat korban ingin mandi di rumahnya. Korban merasa ada yang aneh ketika melihat kamar mandi dalam kondisi rapi.

    Tak berselang lama, korban coba bertanya soal tabungan kepada pelaku. Pertanyaan itu lantas membuat pelaku emosi.

    “Kemudian pelaku malah emosi dan terlibat cekcok dengan korban,” ungkap Kabid Humas.

    Ade Ary mengungkapkan, pelaku memukul wajah istrinya hingga korban menderita luka lebam dan sakit di bagian kepala.

     
    “Saat ini Polres Metro Jakarta Timur masih melakukan penyelidikan,” ujar Ade Ary.
     

    Penulis: Annas Furqon Hakim

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kriminal kemarin, kematian wartawan di Jakbar dan temuan jasad wanita

    Kriminal kemarin, kematian wartawan di Jakbar dan temuan jasad wanita

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita kriminalitas disiarkan pada Senin (7/4), mulai dari jenazah wartawan Situr Wijaya yang tewas di hotel di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, hingga sesosok wanita tanpa identitas ditemukan tidak bernyawa di Kali Cengkareng, Jakarta Utara.

    Selain itu, terdapat berita kriminal lainnya yang menarik untuk disimak pada pagi ini. Berikut rangkumannya:

    1. Sesosok jasad wanita tanpa identitas ditemukan di Jakarta Utara

    Sesosok wanita tanpa identitas ditemukan tidak bernyawa di Kali Cengkareng, Jalan Elang Laut, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (6/4).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi menyebutkan jasad wanita tersebut pertama kali ditemukan dua saksi yaitu RH (56) dan F (36).

    2. Kematian wartawan di Jakbar, korban sempat diorderkan ambulans

    Subadria Nuka dan Stein Siahaan yang merupakan kuasa hukum pemilik dan sopir ambulans berinisial SF dan AS yang mengangkut jenazah wartawan Situr Wijaya yang tewas di hotel kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menyebutkan korban sempat minta diorderkan ambulans untuk diantar ke rumah sakit terdekat.

    “Kehadiran klien kami (SF dan AS) ke hotel tersebut atas adanya orderan dari seorang wanita yang mengaku teman dekatnya korban dan mengaku bahwa jurnalis tersebut sedang sakit lalu diminta dibawa untuk diantarkan ke rumah sakit terdekat di Kebon Jeruk,” kata Subadria dalam keterangannya yang diterima, Senin.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tak Terima Istri dan ART Dimarahi, Pria di Jaktim Aniaya Korban Saat Hendak Olahraga Pagi – Halaman all

    Tak Terima Istri dan ART Dimarahi, Pria di Jaktim Aniaya Korban Saat Hendak Olahraga Pagi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pria berinisial BO (50) menjadi korban penganiayaan, di kawasan Cipinang Muara, Jakarta Timur, Kamis (3/4/2025).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan jika kejadian itu bermula saat korban hendak berolahraga pagi.

    Pelaku berinisial RH itu mulanya bertanya mengapa korban memarahi istri dan pembantunya.

    “Awal kejadian, korban hendak olahraga pagi yang kemudian didatangi oleh pelaku yang bertanya mengapa korban memarahi istri dan pembantu pelaku,” kata Ade Ary, dalam keterangannya.

    Perdebatan pun pecah, sampai akhirnya pelaku yang tidak mampu menahan emosinya mencekik dan menendang korban.

    Tidak sampai di situ, pelaku pun turut mengguyur pria paruh baya tersebut.

    “Terjadi perdebatan hingga pelaku menarik kerah baju korban, mencekik, menendang perut, dan menyiram korban dengan air,” kata Ade Ary.

    Korban yang merasa tidak terima pun langsung melaporkan kejadian yang tidak mengenakkan itu ke polisi pada hari itu juga.

    Lebih lanjut, Ade Ary mengungkapkan jika kasus ini masih dalam penyelidikan dan ditangani oleh Polres Metro Jakarta Timur.

    “Ditangani Polres Metro Jakarta Timur, pelaku dalam lidik,” pungkas Ade Ary.

  • Jenazah Ditemukan di Kos Tamansari, Apa Penyebab Kematian Perempuan 49 Tahun? – Halaman all

    Jenazah Ditemukan di Kos Tamansari, Apa Penyebab Kematian Perempuan 49 Tahun? – Halaman all

    Ringkasan Berita

    Perempuan berusia 49 tahun ditemukan meninggal dunia di rumah kos kawasan Tamansari, Jakarta Barat, pada Kamis (3/4/2025).

    Polisi menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban diketahui menderita sakit dan tinggal bersama kakaknya.

    Jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk visum. Penyebab pasti kematian masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Polsek Tamansari.

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA BARAT – Seorang perempuan berusia 49 tahun ditemukan meninggal dunia di sebuah rumah kos di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, pada Kamis (3/4/2025).

    Penemuan jenazah tersebut pertama kali dilaporkan oleh saksi yang baru saja pulang ke rumah dan mendapati korban sudah tidak bernyawa.

    Penyelidikan Awal Polisi

    Setelah mendapatkan laporan dari saksi, petugas kepolisian dari Polsek Tamansari segera datang ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.

    Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.

    Kondisi Kesehatan Korban

    Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, korban selama ini diketahui menderita sakit dan tinggal bersama kakaknya di rumah kos tersebut.

    “Menurut keterangan saksi, korban mengidap penyakit dan memang telah lama tinggal di lokasi tersebut,” ungkap Ade Ary.

    Visum dan Proses Penyelidikan Lanjutan

    Jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk dilakukan visum et repertum guna memastikan apakah kematian korban disebabkan oleh penyakit atau faktor lain.

    Proses penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan oleh pihak Polsek Tamansari untuk memastikan penyebab pasti kematian korban.

    Penyelidikan Berlanjut

    Hingga saat ini, penyebab kematian perempuan tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

    Polisi akan terus mengumpulkan bukti dan keterangan dari saksi untuk mengungkapkan lebih banyak tentang kejadian ini.

    Pihak kepolisian menghimbau masyarakat untuk tidak terlalu cepat menyimpulkan peristiwa tersebut hingga hasil penyelidikan lebih lanjut diumumkan.

  • 5 Fakta Wartawan Asal Palu Tewas di Hotel Jakbar, Terungkap Hasil Autopsi Sementara dan Olah TKP – Halaman all

    5 Fakta Wartawan Asal Palu Tewas di Hotel Jakbar, Terungkap Hasil Autopsi Sementara dan Olah TKP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta-fakta kasus wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah, yang ditemukan tewas di sebuah kamar hotel kawasan Jakarta Barat.

    Jurnalis berinisial SW itu, ditemukan tewas dengan luka lebam pada Jumat (4/4/2025) malam.

    Saat ini, jenazah telah dilakukan autopsi sementara. Meski demikian, masih diperlukan pemeriksaan lanjutan terhadap jenazah SW.

    Sebelumnya, pihak kepolisian memberitahu keluarga korban dan keluarga mengizinkan agar korban dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Fakta Wartawan asal Palu Meninggal di Hotel Jakbar
    1. Hasil Autopsi Sementara

    Pihak kepolisian telah menerima hasil sementara autopsi SW yang jenazahnya ditemukan di sebuah kamar hotel 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan korban meninggal dunia diduga karena kondisi medis.

    “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ucapnya berdasarkan hasil autopsi sementara, Minggu (6/4/2025).

    Namun, Ade Ary menegaskan, hasil autopsi ini masih bersifat sementara dan memerlukan pemeriksaan lanjutan.

    Hal tersebut, dilakukan guna memastikan penyebab kematian korban secara akurat.

    – Infeksi Paru-Paru

    Berdasarkan hasil autopsi, diketahui juga paru-paru bagian kanan korban mengalami perlengketan yang cukup parah. 

    Perlengketan ini terjadi hampir di seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.

    “Paru kanan mengalami perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.”

    “Kemudian terdapat massa yang diduga akibat infeksi di bagian atas paru-paru kanan, serta adanya perbendungan pada hampir seluruh organ tubuh,” jelas Ade Ary.

    – Luka Lecet di Bibir

    Selain itu, hasil autopsi luar menunjukkan adanya luka lecet di bibir korban. 

    Ade Ary menjelaskan, luka itu, diduga akibat kekerasan tumpul, kemungkinan besar karena korban jatuh dan membentur lantai.

    Tim medis pun telah mengambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi korban untuk memperdalam penyelidikan.

    2. Hasil Olah TKP

    Dikutip dari Tribun Jakarta, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan beberapa jenis obat-obatan di kamar korban.

    Obat-obatan tersebut, terdiri dari obat maag, obat jamur, serta antibiotik.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban antara lain promaag tablet, mycoral ketoconazole, dan rifampicin yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, seperti tuberkulosis,” jelas Ade Ary.

    Dari penyelidikan awal, diperkirakan korban meninggal kurang dari 24 jam sebelum jenazahnya ditemukan.

    3. Kronologi Kejadian

    Penemuan seorang wartawan media online tewas ditemukan di hotel wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    Ketika ditemukan, ada tanda-tanda lebam pada tubuh korban. 

    Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung, mengungkapkan wartawan asal Palu berinisial SW itu, pada Jumat malam, pekan kemarin.

    Lantas, polisi memberi tahu keluarga korban dan keluarga mengizinkan agar korban dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Kemarin ditemukan jam 9 malam,” kata Arfan Sipayung saat dikonfirmasi, Sabtu (5/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    “Sekarang jenazah sudah berada di RS Polri Kramat Jati,” lanjutnya.

    Arfan Sipayung mengatakan, adanya luka lebam pada tubuh korban belum cukup dijadikan sebagai petunjuk bahwa korban tewas karena tindak kejahatan.

    “Lebam di bagian badan. Di badan, tidak ada di muka. Maksudnya (belum) ada bukti penganiayaan, sementara ya,” jelasnya. 

    Saat ini, pihak keluarga telah bersedia untuk dilakukan autopsi kepada jenazah korban agar bisa mengetahui pasti perihal penyebab kematian.

    Sementara itu, sejumlah saksi dari pihak hotel sudah dimintai keterangan, termasuk memeriksa CCTV yang ada di area hotel tersebut.

    “Sampai saat ini sudah tiga orang dari pihak hotel yang kami mintai keterangan,” kata Arfan Sipayung.

    4. Keluarga Laporkan Kasus ke Pihak Kepolisian

    Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, mengatakan pihak keluarga jurnalis SW membuat laporan ke Polda Metro Jaya. 

    Menurutnya, keluarga Situr Wijaya curiga dengan kematian korban yang tidak wajar, sehingga memutuskan untuk melaporkan kematian wartawan SW ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    Keluarga curiga setelah melihat foto-foto jenazah korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” kata Rogate.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  lanjutnya.

    Ia menjelaskan, laporan dugaan pembunuhan Situr Wijaya teregistrasi dengan nomor LP/B/2261/IV/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    Lebih lanjut, Rogate mengatakan, dugaan Situr Wijaya menjadi korban pembunuhan muncul setelah keluarga melihat adanya kejanggalan dari kematian SW.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” kata Rogate.

    Rogate menyebut, keluarga menyayangkan, pihak hotel tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Sementara itu, keluarga mendapat informasi kematian korban dari Rumah Sakit Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa. 

    Rogate menambahkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit, sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian korban. 

    Lalu, sopir ambulans mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” ujar dia.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” kata Rogate.

    Situr Wijaya diduga meninggal pada Jumat malam, sekitar pukul 22.25 WIB.

    Namun, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengangkut jenazah keesokan harinya.

    5. Kasus Ditangani Polda Metro Jaya

    Kini, kasus tewasnya wartawan ini, kini ditangani Polda Metro Jaya.

    Hal tersebut, disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung.

    “Kasus ditangani Polda, karena pada saat kejadian Reskrim Jakbar sudah nanganin, tapi pengacara korban buat laporan ke Polda,” ucapnya saat dihubungi Warta Kota, Minggu (6/4/2025).

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Hasil Otopsi Sementara Diduga Sakit dan TribunJakarta.com dengan judul KRONOLOGI Penemuan Wartawan Tewas dalam Hotel di Jakarta Barat, Ada Luka Lebam di Badan Korban

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Ramadhan L Q, TribunJakarta.com)

  • Jurnalis Asal Palu Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Polisi Periksa Dua Saksi – Halaman all

    Jurnalis Asal Palu Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Polisi Periksa Dua Saksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus tewasnya jurnalis asal Palu, Situr Wijaya, yang ditemukan di kamar hotel di Jakarta Barat, masih terus diselidiki Polda Metro Jaya. 

    Polisi telah memeriksa dua saksi kunci dalam kasus ini, yakni SF, pemilik hotel, dan AS, sopir ambulans yang mengangkut jenazah korban.

    “Pada hari Minggu (6/4/2025) pukul 00.30 WIB kami mendampingi klien kami yang berinisial SF dan AS pemeriksaan di Polda Metro Jaya sebagai saksi atas meninggalnya jurnalis yang berasal dari Palu Sulawesi Tengah,” kata kuasa hukum saksi Subadria Nuka di Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Ia menjelaskan, pemeriksaan yang berlangsung hingga pagi hari tersebut bertujuan untuk menggali keterangan lebih lanjut mengenai peristiwa yang terjadi pada Jumat malam, 4 April 2025, di Hotel D’Paragon Kebon Jeruk. 

    SF dan AS mengungkapkan bahwa mereka mendapat permintaan dari seorang wanita yang mengaku sebagai teman dekat korban untuk mengantarkan Situr yang dikatakan sakit ke rumah sakit.

    Pemeriksaan awal menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.

    Namun, informasi dari penyidik mengungkapkan bahwa tidak ditemukan sayatan atau luka parah pada tubuh Situr, yang sebelumnya beredar di media.

    Sementara itu, hasil autopsi sementara mengindikasikan Situr Wijaya meninggal dunia akibat infeksi paru-paru, dengan dugaan penyakit Tuberkulosis (TBC). 

    “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).

    Paru-paru kanan korban menunjukkan perlengketan parah yang bisa mengarah pada infeksi serius.

    Hasil autopsi juga menemukan adanya luka lecet di bibir korban, yang diduga akibat kekerasan tumpul.

    Menurut Ade Ary, luka tersebut diduga akibat kekerasan tumpul, kemungkinan besar karena korban jatuh dan membentur lantai.

    Penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan, dengan sampel organ korban telah diambil untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi guna memastikan penyebab kematian lebih lanjut.

    Polisi juga menemukan beberapa jenis obat di kamar korban, termasuk obat untuk maag, infeksi jamur, dan antibiotik yang sering digunakan untuk penyakit TBC.

    Penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap secara pasti apa yang menyebabkan kematian jurnalis ini, sementara pihak kepolisian berjanji untuk terus menggali informasi dari semua pihak terkait.

  • Jasad Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Tumpukan Sampah Kali Cengkareng Jakarta Barat – Halaman all

    Jasad Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Tumpukan Sampah Kali Cengkareng Jakarta Barat – Halaman all

    Mayat perempuan tanpa identitas ditemukan di tumpukan sampah Kali Cengkareng, Jakbar dan polisi masih selidiki penyebab serta identitas korban

    Tayang: Senin, 7 April 2025 12:10 WIB

    net

    PENEMUAN MAYAT – Sesosok mayat perempuan tanpa identitas ditemukan di tumpukan sampah Kali Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (6/4/2025) 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sesosok mayat perempuan tanpa identitas ditemukan di tumpukan sampah Kali Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (6/4/2025).

    Kabar tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangan pers kepada wartawan, Senin (7/4/2025).

    “Benar telah ditemukan jasad X (tanpa identitas),” kata Ade Ary.

    Penemuan mayat bermula saat dua pekerja, RH (56) dan F (36), tengah membersihkan aliran kali.

    Kedua saksi tersebut kemudian melihat sesosok tubuh perempuan yang mengambang di antara tumpukan sampah.

    “Awal kejadian saat saksi sedang membersihkan Kali Cengkareng. Mereka melihat sesosok mayat perempuan di atas tumpukan sampah,” jelasnya.

    Ade Ary menyebutkan korban mengenakan kaos berwarna cokelat dan celana pendek bergambar Doraemon saat ditemukan.

    Saat ini, jasad korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk keperluan autopsi dan identifikasi lebih lanjut.

    “Kasus sedang ditangani oleh Polsek Penjaringan,” pungkas Ade Ary.

    Pihak kepolisian hingga kini masih menyelidiki identitas korban serta penyebab pasti kematian.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Beda Penjelasan Keluarga dengan Polisi soal Wartawan yang Tewas di Hotel D’Paragon Jakarta – Halaman all

    Beda Penjelasan Keluarga dengan Polisi soal Wartawan yang Tewas di Hotel D’Paragon Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Situr Wijaya (33) wartawan atau jurnalis media online ditemukan tewas di kamar Hotel D’Paragon kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025) malam.

    Namun hingga kini penyebab kematiannya masih tanda tanya.

    Apalagi karena penjelasan pihak keluarga berbeda dengan informasi yang disampaikan polisi.

    Berikut penjelasan pihak keluarga

    Pihak keluarga menilai kematian Situr Wijaya terlihat janggal.

    Dari foto-foto jasad Situr menguatkan dugaan, jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) itu menjadi korban Pembunuhan.

    Keluarga Situr yang curiga lantas melaporkan kematian sang wartawan media online itu ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” kata Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, Minggu (6/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  lanjutnya.

    Rogate mengatakan keluarga curiga setelah melihat foto-foto jasad korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” ungkap Rogate.

    Menurut Rogate, keluarga menyayangkan pihak hotel yang tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Keluarga justru mendapat informasi kematian korban dari Rumah Sakit Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” ujar Rogate.

    Rogate juga mengungkapkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian sang jurnalis.

    Sopir ambulans kemudian mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” ujar dia.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” sebut Rogate.

    Situr Wijaya diduga meninggal pada Jumat malam sekitar pukul 22.25 WIB.

    Tetapi, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengevakuasi jenazah keesokan harinya.

    Berdasarkan pernyataan tim ambulans, korban sudah tergeletak di bawah kasur kamar hotel dan dalam kondisi tidak memakai baju, hanya celana boxer. 

    Tim ambulans yang ingin memastikan korban benar-benar sudah meninggal, kemudian membawa Situr ke rumah sakit untuk cek EKG atau rekam jantung.

    Akhirnya, tim ambulans membawa korban ke RS Duta Indah Jakarta Utara dan dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi badan sudah membiru.

    Atas izin keluarga, jasad korban kemudian dilakukan autopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Untuk hasil autopsi kan kita tunggu hasil visum luarnya,” kata Arfan, Sabtu (5/4/2025), dilansir TribunJakarta.com.

    Penjelasan polisi

    Polisi telah merilis hasil penyelidikan sementara terkait kasus tewasnya Situr Wijaya.

    Polisi menjelaskan terkait rekaman CCTV yang merekam gerak-gerik Situr Wijaya sebelum tewas.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan Situr sempat terekam bersama seorang saksi berinisial V pada Kamis (3/4/2025) sebelum ditemukan tewas.

    Lalu, setelah itu tidak terlihat adanya orang yang masuk atau keluar dari kamar Situr.

    “Berdasarkan analisa CCTV, sejak saksi V bersama korban saat masih hidup pada tanggal 3 April 2025, pukul 18.50 WIB sampai dengan mayat korban ditemukan, tidak ada orang lain yang memasuki kamar korban dan korban juga tidak terpantau keluar kamar,” kata Ade Ary dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Minggu (6/4/2025).

    Namun, terkait sosok V tersebut, Ade Ary tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya menjelaskan bahwa saksi berjenis kelamin perempuan.

    “(Saksi) seorang perempuan,” tuturnya.

    Selain itu, Ade Ary juga membeberkan hasil autopsi sementara terhadap jenazah Situr Wijaya di mana di paru-paru korban terdapat infeksi.

    Dia menjelaskan infeksi tersebut diduga merupakan penyakit tuberkulosis (TBC).

    “Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru (dugaan dokter yakni penyakit TBC),” ujar Ade Ary.

    Kendati demikian, ia mengatakan untuk memastikan penyebab kematian Situr, maka masih perlu adanya pemeriksaan lanjutan.

    “Guna memastikannya, menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” jelasnya.

    Ade Ary juga mengatakan adanya perlengketan di paru-paru korban yang menandakan adanya infeksi paru-paru.

    “Paru-paru kanan terdapat perlengketan hebat pada hampir seluruh permukannya ke dinding dada (tanda adanya infeksi paru),” kata Ade Ary.

     Dalam autopsi tersebut, ditemukan pula luka lecet di bibir korban yang diakibatkan kekerasan tumpul.

    Namun, Ade Ary mengatakan luka tersebut diduga bukan akibat penganiayaan tetapi korban terjatuh ke lantai.

    “Luka lecet pada bibir akibat kekerasan tumpul (diduga karena jatuh membentur lantai),” katanya.

    Dia juga menjelaskan bahwa memar yang terdapat di bagian tubuh korban diduga juga bukan akibat penganiayaan tetapi karena lebam mayat.

    Hasil autopsi sementara juga mengungkap tidak ditemukannya tanda kekerasan pada jenazah Situr Wijaya.

    “Tidak ada tanda-tanda kekerasan baik luka jeratan maupun luka sayatan. Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam,” tuturnya.

    Ade Ary juga menjelaskan bahwa tewasnya Situr diperkirakan tidak sampai sehari sebelum ditemukan pada Jumat malam lalu.

    “Perkiraan waktu kematian antara 8 jam sampai dengan 24 jam sebelum pemeriksaan luar (4 April 2025 pukul 04.00 WIB sampai dengan 4 April 2025 pukul 20.00 WIB),” katanya.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto) (Warta Kota)

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Hotel Jakbar Diduga Dibunuh, Keluarga Lapor Polda Metro Usai Lihat Bukti Ini

     

     

  • Hasil Autopsi Sementara Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Ungkap Riwayat Penyakit Korban – Halaman all

    Hasil Autopsi Sementara Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Ungkap Riwayat Penyakit Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi masih menyelidiki kasus kematian Situr Wijaya (33), jurnalis media online yang ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025).

    Terbaru, pihak kepolisian sudah menerima hasil sementara autopsi jasad wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), tersebut.

    Berdasarkan hasil autopsi sementara, Situr meninggal dunia diduga akibat kondisi medis.

    “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    Meski demikian, Ade Ary menegaskan hasil autopsi ini masih bersifat sementara dan memerlukan pemeriksaan lanjutan.

    Hal ini untuk memastikan penyebab kematian korban secara lebih akurat.

    Infeksi Paru-Paru dan Perbendungan Organ Tubuh

    Masih dari hasil autopsi sementara, diketahui paru-paru bagian kanan Situr mengalami perlengketan yang cukup parah. 

    Perlengketan ini terjadi hampir di seluruh permukaan yang menempel pada dinding dada, yang mengindikasikan adanya infeksi paru-paru.

    “Paru kanan mengalami perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.”

    “Kemudian terdapat massa yang diduga akibat infeksi di bagian atas paru-paru kanan, serta adanya perbendungan pada hampir seluruh organ tubuh,” papar Ade Ary.

    Luka Lecet di Bibir

    Selain itu, hasil autopsi luar menunjukkan adanya luka lecet di bibir Situr.

    Ade Ary menyebutkan luka itu diduga akibat kekerasan tumpul, kemungkinan besar karena korban jatuh dan membentur lantai.

    Tim medis juga sudah mengambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi korban. Hal tersebut dilakukan guna memperdalam penyelidikan.

    Sementara itu, berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan sejumlah jenis obat-obatan di kamar korban, yang terdiri dari obat maag, obat jamur, serta antibiotik.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban antara lain promaag tablet, mycoral ketoconazole, dan rifampicin yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, seperti tuberkulosis,” ungkap Ade Ary.

    Dari hasil penyelidikan awal, diperkirakan Situr meninggal dunia kurang dari 24 jam sebelum jasadnya ditemukan.

    Keluarga Duga Situr Dibunuh

    Di sisi lain, pihak keluarga menduga Situr tewas akibat dibunuh karena menemukan kejanggalan pada kematian korban.

    Keluarga Situr yang curiga lantas melaporkan kematian sang wartawan media online itu ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” ujar Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, Minggu.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,” imbuhnya.

    Rogate mengungkapkan, keluarga curiga setelah melihat foto-foto jasad korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” jelas Rogate.

    Menurut Rogate, keluarga menyayangkan pihak hotel yang tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Keluarga mendapat informasi kematian korban dari RS Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” ungkap Rogate.

    Rogate juga menyebutkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian sang jurnalis.

    Sopir ambulans lalu mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” sebut Rogate.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” lanjutnya.

    Situr meninggal dunia diperkirakan pada Jumat malam sekitar pukul 22.25 WIB.

    Namun, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengevakuasi jenazah keesokan harinya.

    Berdasarkan pernyataan tim ambulans, korban telah tergeletak di bawah kasur kamar hotel dan dalam kondisi tidak memakai baju, hanya celana boxer. 

    Tim ambulans yang ingin memastikan korban benar-benar sudah meninggal, lantas membawa Situr ke rumah sakit untuk cek EKG atau rekam jantung.

    Akhirnya, tim ambulans membawa Situr ke Rumah Sakit (RS) Duta Indah Jakarta Utara dan barulah korban dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi badan sudah membiru.

    Atas izin keluarga, jasad korban kemudian dilakukan autopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Hasil Otopsi Sementara Diduga Sakit

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (WartaKotalive.com/Ramadhan L Q/Budi Sam Law Malau)