Tag: Khalid bin Walid

  • Indonesia sebagai model penanganan teroris di dunia

    Indonesia sebagai model penanganan teroris di dunia

    Empat napi terorisme ucap ikrar NKRI di Lapas Rajabasa (ANTARA/HO-Lapas Rajabasa)

    Indonesia sebagai model penanganan teroris di dunia
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 03 Januari 2025 – 08:37 WIB

    Elshinta.com – Tahun 2024 baru saja dilewati, sehingga sudah semestinya awal tahun 2025 dijalani penuh dengan rasa syukur dan optimistis. Catatan ini mengungkap pentingnya rasa syukur Bangsa Indonesia atas keberhasilan pemerintah dalam menangani gerakan terorisme.

    Pada Desember 2024, gerakan Jamaah Islamiyah (JI) resmi mendeklarasikan kesetiaan kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah sebelumnya, pada Juni 2024, secara resmi membubarkan organisasinya. Pembubaran organisasi ini, yang diikuti dengan sumpah setia kepada negara, menjadi tonggak sejarah penting dalam penanganan gerakan terorisme di dunia.

    Hal ini belum pernah terjadi di belahan dunia manapun. Deklarasi JI ini menguatkan keberhasilan pemerintah dalam meredam organisasi yang cenderung intoleran, seperti HTI dan FPI, yang juga telah dibubarkan sebelumnya. Fakta-fakta ini menjadi modal yang baik bagi Indonesia untuk menjadi model bagi bangsa lain dalam menangani gerakan terorisme yang berkedok agama.

    Terorisme berbaju agama ternyata tidak selalu harus ditangani dengan kekerasan, tetapi juga dapat diselesaikan melalui pendekatan cinta kasih. Hal ini karena pada dasarnya, para pelaku terorisme adalah korban dari pemahaman keagamaan yang keliru. Semua mafhum bahwa banyak teroris dikenal di lingkungannya sebagai orang baik dan pintar. Bahkan, seringkali mereka hapal kitab suci, lebih baik daripada kebanyakan orang. Beberapa di antaranya adalah lulusan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.

    Ken Setiawan, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, pernah mengatakan bahwa remaja dan pemuda yang pintar serta baik sering terjebak dalam ajaran Islam yang palsu karena bertemu dengan guru yang salah. Menurutnya, berguru pada orang yang salah jauh lebih berbahaya daripada berteman dengan orang yang salah. Guru yang salah dapat mencuci otak muridnya dan memerintahkan mereka untuk melakukan tindakan kriminal, kekerasan, bahkan pembunuhan.

    Dalam beberapa kasus, mereka yang telah dicuci otaknya, bahkan dapat menipu dan melawan orang tua mereka sendiri. Namun, di sisi lain, guru juga dapat menjadi pintu keluar dari ajaran Islam yang palsu menuju ajaran Islam yang sebenarnya. Dalam konteks ini, peran guru sangat penting sebagai duta Islam yang rahmatan lil alamin.

    Dalam sebuah diskusi, Ken Setiawan, yang pernah menjadi salah satu perekrut teroris terbaik, mengatakan bahwa indikator ajaran Islam yang sejati dan yang palsu sangat sederhana. Jika ajaran tersebut membuat pemeluknya menjadi lebih berakhlak mulia, maka ajaran itu sesuai dengan yang digariskan oleh Allah SWT.

    Sebaliknya, jika ajaran itu membuat pemeluknya melawan orang tua, melakukan tindakan kriminal, atau bertindak dengan kekerasan, maka ajaran tersebut keliru.

    Guru-guru terbaik

    Peran guru atau mentor sebagai pintu masuk dan keluar dari gerakan terorisme disadari betul oleh pemerintah, khususnya Detasemen Khusus (Densus) 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Oleh karena itu, upaya menangani terorisme dilakukan dengan merekrut guru-guru terbaik yang mampu membawa pelaku terorisme kembali ke jalan yang benar.

    Dalam konteks pendidikan formal, guru-guru agama di sekolah negeri dan madrasah menjadi ujung tombak. Namun, dalam konteks mengembalikan pelaku terorisme ke jalan yang benar, guru terbaik adalah para mantan teroris yang telah sadar. Pemerintah melibatkan mereka untuk menyadarkan para pelaku terorisme yang masih aktif.

    Ken Setiawan sendiri mengakui bahwa dirinya sadar setelah bertemu dengan mantan teroris senior yang pernah berjuang di Afghanistan. Mantan teroris tersebut justru menyarankan Ken untuk memikirkan keluarganya. Banyak pelaku teror yang terlalu sibuk memikirkan negara, tetapi justru mengabaikan hubungan dengan keluarga terdekat, orang tua, mertua, istri, dan anak.

    Mentor tersebut menekankan bahwa untuk menyejahterakan bangsa, seseorang harus terlebih dahulu menyejahterakan keluarganya. Dengan demikian, keberhasilan pemerintah melibatkan para mantan teroris yang telah sadar layak diapresiasi. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mampu mendorong organisasi teroris untuk membubarkan diri dan mendeklarasikan kesetiaan kepada bangsa dan negara.

    Keberhasilan ini dapat dipromosikan oleh Kementerian Luar Negeri agar negara lain yang menghadapi persoalan serupa dapat belajar dari Indonesia. Menurut Direktur Deradikalisasi BNPT Brigadir Jenderal (Pol) Achmad Nurwakhid keterlibatan mantan teroris ini memiliki akar sejarah yang kuat.

    Dalam sejarah kenabian, banyak musuh Nabi Muhammad, seperti Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid, yang akhirnya menjadi sahabat terbaik Nabi. Umar, bahkan menjadi khalifah, sementara Khalid menjadi panglima kaum Muslimin. Keberhasilan Indonesia ini dalam penanganan terorisme disebut lebih menggunakan pendekatan kemanusiaan.

    Pemerintah menyadari bahwa terorisme tidak hanya lahir dari ideologi radikal semata, tetapi juga dari berbagai faktor sosial dan ekonomi. Kemiskinan, keterasingan, dan kurangnya pendidikan menjadi beberapa faktor yang kerap dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk merekrut anggota baru, meskipun pada beberapa kasus banyak juga pelaku teror berasal dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi.

    Oleh karena itu, pendekatan deradikalisasi tidak hanya menyasar ideologi, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup para mantan teroris.

    Saat ini, salah satu contoh nyata program pemerintah adalah pelatihan kerja dan pemberdayaan ekonomi bagi mantan teroris dan keluarganya. Program ini membantu mantan teroris mandiri secara ekonomi, sekaligus membangun rasa percaya diri untuk kembali berkontribusi kepada masyarakat.

    Selain itu, komunitas-komunitas lokal dilibatkan untuk menerima kembali para mantan pelaku terorisme sebagai bagian dari masyarakat. Peran media juga penting dalam proses deradikalisasi. Media memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik. Oleh karena itu, narasi yang dibangun harus mendukung upaya pemerintah dalam mengembalikan para mantan teroris ke jalan yang benar.

    Media dapat memberi ruang bagi para mantan teroris yang telah bangkit dan berhasil kembali hidup di masyarakat yang kontributif. Media harus mengedepankan pemberitaan yang humanis, tidak stigmatis, dan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pendekatan inklusif dalam menangani terorisme.

    Keberhasilan Indonesia dalam menangani terorisme berbasis agama merupakan bukti nyata bahwa pemerintah Indonesia tidak anti agama. Pendekatan yang mengutamakan dialog, kasih sayang, dan pemberdayaan manusia dapat menjadi solusi yang lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan kekuatan semata. Semoga langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi dunia untuk menciptakan perdamaian yang lebih luas.

    Sumber : Antara

  • Kegembiraan Salat Jumat Pertama Warga Suriah di Masjid Umayyah setelah Tergulingnya Assad – Halaman all

    Kegembiraan Salat Jumat Pertama Warga Suriah di Masjid Umayyah setelah Tergulingnya Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad, warga Suriah merayakan shalat Jumat pertama mereka dengan penuh semangat di berbagai jalan dan masjid, 13 Desember 2024.

    Pemimpin oposisi Suriah, Abu Mohammed al-Julani, melalui aplikasi Telegram, mengajak masyarakat untuk turun ke jalan dan mengekspresikan kegembiraan mereka.

    Di ibu kota Damaskus, masjid al-Umayyah menjadi tempat berkumpul bagi ratusan warga.

    Mereka berdesakan untuk mendapatkan tempat di dalam masjid, namun banyak yang tidak berhasil masuk karena halaman masjid penuh sesak.

    Anak-anak tampak berlarian sambil melambaikan bendera Suriah yang baru, menciptakan suasana yang lebih mirip festival daripada sebuah peribadatan, sebagaimana dilaporkan oleh NPR.

    Masjid al-Umayyah, yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, juga berfungsi sebagai latar belakang bagi momen-momen penting ini.

    Pekarangan marmernya sebelumnya menjadi saksi bisu kekejaman pasukan keamanan Assad dalam menekan protes antipemerintah selama bertahun-tahun.

    Setelah shalat, banyak orang mengambil foto bersama keluarga mereka dan saling berpelukan.

    Beberapa di antara mereka baru pertama kali mengunjungi masjid yang telah menjadi simbol harapan dan kebebasan ini.

    Sejumlah pria menari di luar Masjid Umayyah di Damaskus, Suriah, pada hari Jumat 13 Desember 2024 (Claire Harbage/NPR)

    Apa Itu Masjid Umayyah?

    Masjid Umayyah, juga dikenal sebagai Masjid Agung Damaskus, adalah salah satu masjid terbesar dan tertua di dunia.

    Masyarakat dapat menghargai warisan arsitektur Islam di tempat yang awalnya adalah kuil untuk berhala Hadad pada era Aram, yang dibangun sekitar 3000 tahun yang lalu.

    Ketika bangsa Romawi menguasai Damaskus, sebuah kuil dibangun untuk memuja Jupiter, yang kemudian berubah menjadi gereja Kristen yang didedikasikan untuk Yohanes Pembaptis pada akhir abad keempat.

    Setelah ditaklukkan oleh umat Muslim di bawah pimpinan Khalid bin Walid pada tahun 636 M, masjid ini menjadi simbol persatuan bagi umat Muslim dan Kristen yang membagi bangunan untuk beribadah.

    Desain masjid ini terinspirasi oleh masjid Nabi Muhammad di Madinah, dan memiliki beragam fungsi sosial dan spiritual.

    Mengapa Masjid Ini Penting Bagi Umat Islam?

    Masjid Umayyah bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga merupakan simbol sejarah dan budaya yang penting bagi umat Islam, terutama Syiah.

    Dikenal karena keindahan arsitekturnya, masjid ini telah menjadi tujuan bagi para keturunan Nabi yang datang dari Irak setelah Pertempuran Karbala.

    Dengan dinding eksterior yang megah dan ruangan shalat yang luas, masjid ini terus menjadi salah satu keajaiban dunia yang memikat umat manusia.

    Melalui momen shalat Jumat pertama ini, warga Suriah menunjukkan semangat dan harapan mereka untuk masa depan yang lebih baik, serta pengakuan akan warisan budaya yang kaya dari masjid Umayyah.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).