Tag: Kelleher

  • Pendapatan Liverpool dari Penjualan Pemain Melampaui Rp4,3 Triliun

    Pendapatan Liverpool dari Penjualan Pemain Melampaui Rp4,3 Triliun

    JAKARTA – Liverpool telah melampaui angka penjualan pemain sebesar 200 juta pound (sekitar Rp4,3 triliun) musim panas ini setelah pemain sayap remaja Ben Doak menyelesaikan kepindahannya ke Bournemouth.

    Pemain berusia 19 tahun ini telah menandatangani kontrak lima tahun dengan The Cherries senilai 25 juta pound untuk sang juara bertahan.

    Doak, yang didatangkan dari Celtic pada 2022 dengan harga 600.000 pound, mencatatkan 10 penampilan untuk Liverpool dalam dua tahun pertamanya.

    Dia kemudian menghabiskan seluruh musim lalu dengan status pinjaman di klub Championship, Middlesbrough, di mana ia mencetak tiga gol dalam 24 pertandingan.

    Ia mengikuti jejak Luis Diaz, Darwin Nunez, Trent Alexander-Arnold, Caoimhin Kelleher, dan Jarell Quansah yang meninggalkan klub pada musim panas ini, dengan pendapatan dari penjualan tersebut sangat membantu menutupi pengeluaran transfer yang melebihi 300 juta pound (sekitar Rp6,5 triliun).

    Angka tersebut bisa lebih tinggi lagi mengingat Liverpool masih tertarik pada bek tengah Crystal Palace, Marc Guehi, dan striker Newcastle, Alexander Isak, yang akan membuat mereka mengeluarkan setidaknya 150 juta pound (sekira Rp3,2 triliun) lagi.

    Namun, kemungkinan akan ada lebih banyak pemain yang hengkang dari Anfield dengan Kostas Tsimikas–yang kini menjadi bek kiri pilihan ketiga setelah kedatangan Milos Kerkez dan tidak masuk dalam skuad saat menang atas Bournemouth–dikaitkan dengan Nottingham Forest.

    Gelandang Harvey Elliott masih dalam pembicaraan dengan RB Leipzig, yang kemungkinan akan melakukan langkah resmi setelah masa depan Xavi Simons–target Chelsea–diputuskan.

    West Ham dikabarkan juga tertarik pada pemain Tim Nasional Inggris U-21 tersebut, tetapi Bundesliga saat ini merupakan pilihan paling menarik baginya.

  • Punya Kiper Baru, Liverpool Resmi Rekrut Freddie Woodman

    Punya Kiper Baru, Liverpool Resmi Rekrut Freddie Woodman

    JAKARTA – Liverpool resmi mengumumkan perekrutan kiper baru Freddie Woodman sebagai bagian dari strategi memperkuat skuad untuk musim 2025/26.

    “Liverpool sukses mendatangkan Freddie Woodman dengan status bebas transfer,” demikian pernyataan Liverpool di situs resmi klub pada Sabtu.

    Pemain berusia 28 tahun ini didatangkan secara gratis dari Preston North End setelah kontraknya berakhir pada 30 Juni 2025.

    Woodman, yang sebelumnya bermain untuk Newcastle United dan sejumlah klub pinjaman seperti Swansea City dan Bournemouth, akan menjadi kiper ketiga di belakang Alisson Becker dan Giorgi Mamardashvili.

    Perekrutan ini dilakukan untuk mengisi kekosongan setelah kepergian Caoimhin Kelleher ke Brentford serta peminjaman Vitezslav Jaros ke Ajax dan Harvey Davies ke Crawley Town.

    Kiper kelahiran London ini memiliki pengalaman signifikan di divisi Championship, dengan 138 penampilan bersama Preston North End, di mana ia meraih penghargaan Pemain Terbaik klub pada musim 2022/23.

    Selain itu, Woodman juga merupakan bagian dari tim Inggris U-20 yang memenangkan Piala Dunia U-20 pada 2017, mengukuhkan reputasinya sebagai kiper berbakat.

    Keunggulan lain dari transfer ini adalah status Woodman sebagai pemain homegrown, yang tidak akan memakan slot non-homegrown dalam daftar skuad Liverpool untuk kompetisi UEFA, seperti Liga Champions.

    “Freddie Woodman adalah tambahan cerdas untuk skuad kami. Pengalamannya di level kompetitif dan statusnya sebagai pemain homegrown akan sangat membantu, terutama untuk menjaga kedalaman tim di posisi kiper,” ungkap pelatih kepala Liverpool, Arne Slot, dalam pernyataan resmi klub.

    Woodman dijadwalkan bergabung dengan skuad Liverpool untuk sesi latihan pramusim di AXA Training Centre pada Juli mendatang.

    Transfer ini menandai langkah kelima Liverpool di bursa transfer musim panas 2025, setelah mendatangkan Milos Kerkez, Jeremie Frimpong, Armin Pesci, dan Florian Wirtz.

  • Kian Mencekam di Gaza Gara-gara Israel Blokir Bantuan

    Kian Mencekam di Gaza Gara-gara Israel Blokir Bantuan

    Jakarta

    Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang terus-terusan digempur militer Israel semakin mencekam. Keadaan ini diperparah karena tidak ada bantuan yang masuk akibat diblokir oleh Israel.

    Dirangkum detikcom, Senin (5/5/2025), sudah hampir 19 bulan perang berkecamuk di Gaza. Warga Gaza mulai kehabisan cara untuk bertahan hidup dan khawatir dengan kondisi masa depan.

    Blokade Israel atas semua pasokan bantuan kemanusiaan dan komersial telah berlangsung selama dua bulan. Sementara, pengeboman Israel di seluruh Gaza masih terus berlanjut.

    “Kenyataan di Gaza tidak bisa digambarkan,” kata Ahmad Qattawi kepada Deutsche Welle (DW) melalui sambungan telepon dari Kota Gaza.

    “Kami hidup dalam tragedi, mencoba bertahan hidup tanpa mengetahui keselamatan kami nantinya. Kami mungkin bisa bertahan hidup, tapi jiwa kami sudah lama mati. Ketakutan akan serangan bom adalah salah satu penyebabnya, dan menemukan makanan yang cukup adalah masalah lainnya,” katanya.

    “Kami sibuk mencari makan setiap hari, menyimpan makanan untuk beberapa hari ke depan,” ujarnya.

    “Kami makan dengan hemat, dan cukup,” lanjutnya.

    Sejumlah lembaga bantuan secara konsisten memperingatkan tentang meningkatnya risiko malnutrisi dan kelaparan akibat penutupan toko-toko roti, melambungnya harga bahan makanan pokok, dan penutupan perbatasan yang terus berlanjut.

    Sejumlah kecil sayuran masih tersedia di pasaran, tapi sekarang harganya tidak terjangkau bagi kebanyakan orang. Harga-harga melambung tinggi dan banyak warga Gaza yang tidak memiliki penghasilan. Satu kilogram tomat, bahan pokok di dapur-dapur Palestina, sekarang harganya sekitar 30 shekel (sekitar Rp137 ribu). Padahal sebelum perang harganya hanya 1-3 shekel (sekitar Rp4-13.000). Saat ini, satu kilogram gula bisa mencapai lebih dari 60 shekel (sekitar Rp274 ribu).

    Tak Ada Tempat Aman, Semua Orang Kelaparan

    Dapur Umum di Gaza Terancam Tutup gegara Stok Makanan Habis (Foto: REUTERS/Mahmoud Issa)

    Direktur Jaringan Organisasi Nonpemerintah Palestina (Palestinian Non-Govermental Organizations Network/PNGO), Amjad Shawa, mengatakan situasi yang terjadi di Gaza saat ini adalah bencana.

    “Sepanjang sejarah Gaza, kami tidak pernah mengalami situasi seperti ini,” kata Amjad Shawa kepada DW lewat sambungan telepon. “Ini adalah bencana.”

    “Ada serangan udara, artileri, serangan ke tenda-tenda, dan ke tempat perlindungan,” ujar Shawa.

    “Tidak ada tempat aman. Ditambah lagi, semua orang kelaparan. Bahkan, secara pribadi, kami tidak tahu harus makan apa. Hampir tidak ada apa-apa,” imbuhnya

    Shawa menyatakan bahwa warga merasa terus terdesak dan disudutkan tanpa ada tanda-tanda situasi akan berakhir. Dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.

    “Hal terburuk bagi kami sebagai pekerja kemanusiaan adalah kami tidak bisa berbuat apa-apa, tidak punya apa-apa untuk diberikan,” jelasnya.

    “Kami berusaha sekuat tenaga memberi harapan di sana-sini, tapi di sisi lain, kami adalah bagian dari masyarakat dan tidak bisa memisahkan diri dari keadaan ini,” kata dia.

    Sistem Kesehatan di Ambang Kehancuran

    Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian/OCHA) menyatakan bahwa sistem layanan kesehatan Gaza “berada di ambang kehancuran, kewalahan menangani korban massal dan sangat terhambat oleh pemblokiran total yang memutus pasokan obat-obatan penting, vaksin, hingga peralatan medis.”

    Badan Pangan Dunia (WFP) baru-baru ini mengumumkan bahwa stok makanan mereka untuk Gaza telah habis, dan sisa persediaan terakhir dikirimkan ke dapur umum yang menyediakan makanan dasar bagi kelompok paling rentan, serta sisa tepung terigu ke para tukang roti.

    “Pada 31 Maret, semua 25 tukang roti yang didukung WFP tutup karena stok tepung terigu dan bahan bakar memasak habis,” kata WFP dalam sebuah pernyataan.

    “Di minggu yang sama, paket makanan WFP yang dibagikan ke keluarga, yang isinya stok makanan untuk dua minggu, juga telah habis. WFP sangat prihatin dengan kekurangan air bersih dan bahan bakar untuk memasak sehingga memaksa warga mencari barang apa saja yang bisa dibakar untuk memasak.”

    Saat persediaan menipis, kekhawatiran tentang cara menghidupi keluarga mengalahkan segalanya, kata Mahmoud Hassouna, warga Kota Khan Younis di Gaza selatan, kepada DW melalui telepon. Pemuda 24 tahun ini mengungsi di awal perang 2023, saat rumah keluarganya hancur akibat serangan bom Israel.

    Dia menghabiskan hari dengan beraktivitas di sekitar rumah darurat keluarganya dan membantu ibunya menyiapkan makanan.

    “Kami kembali bergantung pada makanan kaleng,” ungkapnya. “Kami tak punya cukup uang untuk membeli sayuran, yang harganya melambung tinggi di pasaran.”

    Tugas Hassouna adalah mencari kayu bakar, yang sekarang menjadi sangat sulit karena sebagian besar pohon telah ditebang atau hancur oleh bom. Banyak warga nekat memasuki rumah-rumah yang hancur untuk menyelamatkan pintu atau barang kayu.

    “Hampir dua tahun hidupku dihabiskan di bawah bom, pembunuhan, dan kematian. Aku bahkan tak lagi mengenali diriku sendiri.”

    Gencatan senjata yang dimulai Januari 2025 dan berlangsung hingga awal Maret 2025 sempat memberi sedikit kelegaan bagi warga Gaza, sekaligus waktu untuk mengisi pasokan gudang organisasi bantuan. Namun, situasi kembali memburuk ketika Israel melanggar gencatan senjata dan melanjutkan serangan pada 18 Maret 2025, setelah fase pertama kesepakatan gencatan dan pembebasan sandera berakhir, sementara negosiasi fase kedua gagal.

    Sebelum melanggar gencatan senjata, pemerintah Israel telah memerintahkan penutupan semua perlintasan perbatasan dan menghentikan seluruh pengiriman bantuan kemanusiaan serta komersial ke Gaza.

    Blokade Israel

    Hancur Lebur Sekolah yang Tampung Pengungsi Palestina Dibombardir Israel (Foto: REUTERS/Mahmoud Issa)

    Blokade ini merupakan bagian dari strategi yang disebut pihak Israel sebagai “tekanan maksimum” untuk memaksa Hamas membebaskan sisa sandera di bawah kesepakatan baru gencatan senjata sementara, sekaligus bertujuan menggulingkan kelompok militan Palestina tersebut. Pejabat Israel menuduh Hamas mencuri bantuan kemanusiaan dan menggunakannya untuk pasukan mereka sendiri.

    Media Israel melaporkan bahwa dewan keamanan sedang menyiapkan persetujuan rencana operasional untuk memperluas serangan militer, termasuk memanggil pulang puluhan ribu pasukan cadangan. Hanya saja, belum dijelaskan waktu pelaksanaan ekspansi tersebut.

    Hamas menolak semua tuntutan pelucutan senjata dan bersikeras pada kesepakatan yang menjamin berakhirnya perang.

    Sejak penyerangan Hamas pada 7 Oktober 2023, pejabat Israel menyatakan 59 sandera masih berada di Gaza, dengan kurang dari separuhnya diperkirakan masih hidup.

    Pekan lalu, jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 52.000, menurut data Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Sementara, ribuan lainnya diperkirakan terkubur di bawah reruntuhan.

    Sejumlah lembaga bantuan hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat politik. Tindakan ini berpotensi menjadi kejahatan perang karena berdampak pada seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,2 juta jiwa.

    Wakil Sekretaris Jenderal PBB bidang Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Tom Fletcher, mengingatkan Israel dalam sebuah pernyataan: “Hukum internasional cukup jelas: Sebagai kekuatan pendudukan, Israel wajib mengizinkan akses bantuan kemanusiaan. Bantuan, dan nyawa sipil yang diselamatkannya, tidak boleh dijadikan alat tawar-menawar.”

    Sepanjang perang, populasi Gaza hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan dan pasokan komersial dari luar. Militer Israel secara terus menerus membuat warga mengungsi hingga membentuk zona penyangga besar di utara, perbatasan timur, serta selatan, yang berakibat pada hilangnya akses warga Palestina ke lahan pertanian paling subur di Gaza.

    “Secara sederhana, Israel tidak hanya menghalangi makanan masuk ke Gaza, tetapi juga menciptakan keadaan yang membuat warga Palestina tidak bisa menanam atau memproduksi makanannya sendiri,” ujar Gavin Kelleher, pekerja kemanusiaan Dewan Pengungsi Norwegia yang baru kembali dari Gaza, dalam konferensi pers.

    Warga Gaza juga melaporkan adanya insiden penjarahan gudang serta suasana mencekam dan keamanan internal yang rapuh selama serangan Israel.

    Berdasarkan laporan OCHA pada hari Kamis (01/05): “Serangan baru-baru ini dilaporkan menghantam gedung permukiman dan tenda pengungsian, terutama di Rafah dan Gaza Timur. Hingga Selasa (29/04), lembaga kemanusiaan memperkirakan lebih dari 423.000 orang di Gaza kembali mengungsi tanpa adanya tempat aman.”

    Ini menjadi mimpi buruk bagi Mahmoud Hassouna. “Harapanku satu-satunya adalah tidak lagi mengungsi,” katanya. “Setelah itu, aku ingin perang mengerikan ini berakhir.”

    19 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel

    Gempuran Israel di Gaza tak ada habis-habisnya di tengah blokade bantuan kemanusiaan. Pada Senin (5/5) dini hari waktu setempat, dua serangan udara Israel menghantam sejumlah apartemen dan rumah di wilayah Jalur Gaza. Nahas, sedikitnya 19 orang tewas akibat rentetan serangan tersebut.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Senin (5/5), mengatakan bahwa dua serangan udara Tel Aviv itu menghantam area-area permukiman yang ada di Gaza City.

    “Tim kami menemukan 15 martir dan 10 orang luka-luka, sebagian besar anak-anak dan wanita, setelah serangan Israel terhadap tiga apartemen (di barat laut Gaza City),” kata Bassal dalam pernyataannya.

    Empat orang lainnya, sebut Bassal, tewas dalam serangan udara yang menghantam sebuah rumah di area Beit Lahiya, sebelah utara Gaza City. Bassal menambahkan bahwa empat orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang sama.

    Militer Israel belum memberikan komentar langsung atas laporan serangan mematikan itu.

    Tel Aviv semakin mengintensifkan pengeboman udara dan memperluas operasi darat di Jalur Gaza, sejak melanjutkan kembali serangannya di daerah kantong Palestina tersebut pada 18 Maret lalu, menyusul kolapsnya gencatan senjata dengan Hamas.

    Halaman 2 dari 3

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Blokir Bantuan, Situasi di Gaza Makin Mencekam

    Israel Blokir Bantuan, Situasi di Gaza Makin Mencekam

    Jakarta

    Setelah hampir 19 bulan berkonflik, warga Gaza mulai kehabisan cara untuk bertahan hidup dan khawatir dengan kondisi masa depan. Blokade Israel atas semua pasokan bantuan kemanusiaan dan komersial telah berlangsung selama dua bulan. Namun, pengeboman Israel di seluruh Gaza masih terus berlanjut.

    “Kenyataan di Gaza tidak bisa digambarkan,” kata Ahmad Qattawi kepada DW melalui sambungan telepon dari Kota Gaza. “Kami hidup dalam tragedi, mencoba bertahan hidup tanpa mengetahui keselamatan kami nantinya. Kami mungkin bisa bertahan hidup, tapi jiwa kami sudah lama mati. Ketakutan akan serangan bom adalah salah satu penyebabnya, dan menemukan makanan yang cukup adalah masalah lainnya.”

    “Kami sibuk mencari makan setiap hari, menyimpan makanan untuk beberapa hari ke depan,” ujarnya.

    “Kami makan dengan hemat, dan cukup.”

    Sejumlah lembaga bantuan secara konsisten memperingatkan tentang meningkatnya risiko malnutrisi dan kelaparan akibat penutupan toko-toko roti, melambungnya harga bahan makanan pokok, dan penutupan perbatasan yang terus berlanjut.

    Sejumlah kecil sayuran masih tersedia di pasaran, tapi sekarang harganya tidak terjangkau bagi kebanyakan orang. Harga-harga melambung tinggi dan banyak warga Gaza yang tidak memiliki penghasilan. Satu kilogram tomat, bahan pokok di dapur-dapur Palestina, sekarang harganya sekitar 30 shekel (sekitar Rp137 ribu). Padahal sebelum perang harganya hanya 1-3 shekel (sekitar Rp4-13.000). Saat ini, satu kilogram gula bisa mencapai lebih dari 60 shekel (sekitar Rp274 ribu).

    ‘Tak ada tempat aman’

    “Sepanjang sejarah Gaza, kami tidak pernah mengalami situasi seperti ini,” kata Direktur Jaringan Organisasi Nonpemerintah Palestina (Palestinian Non-Govermental Organizations Network/PNGO), Amjad Shawa, kepada DW lewat sambungan telepon. “Ini adalah bencana.”

    Shawa menyatakan bahwa warga merasa terus terdesak dan disudutkan tanpa ada tanda-tanda situasi akan berakhir. “Hal terburuk bagi kami sebagai pekerja kemanusiaan adalah kami tidak bisa berbuat apa-apa, tidak punya apa-apa untuk diberikan,” jelasnya. “Kami berusaha sekuat tenaga memberi harapan di sana-sini, tapi di sisi lain, kami adalah bagian dari masyarakat dan tidak bisa memisahkan diri dari keadaan ini.”

    Kemudian, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian/OCHA) menyatakan bahwa sistem layanan kesehatan Gaza “berada di ambang kehancuran, kewalahan menangani korban massal dan sangat terhambat oleh pemblokiran total yang memutus pasokan obat-obatan penting, vaksin, hingga peralatan medis.”

    Badan Pangan Dunia (WFP) baru-baru ini mengumumkan bahwa stok makanan mereka untuk Gaza telah habis, dan sisa persediaan terakhir dikirimkan ke dapur umum yang menyediakan makanan dasar bagi kelompok paling rentan, serta sisa tepung terigu ke para tukang roti.

    “Pada 31 Maret, semua 25 tukang roti yang didukung WFP tutup karena stok tepung terigu dan bahan bakar memasak habis,” kata WFP dalam sebuah pernyataan. “Di minggu yang sama, paket makanan WFP yang dibagikan ke keluarga, yang isinya stok makanan untuk dua minggu, juga telah habis. WFP sangat prihatin dengan kekurangan air bersih dan bahan bakar untuk memasak sehingga memaksa warga mencari barang apa saja yang bisa dibakar untuk memasak.”

    Hidup dalam rasa takut

    Saat persediaan menipis, kekhawatiran tentang cara menghidupi keluarga mengalahkan segalanya, kata Mahmoud Hassouna, warga Kota Khan Younis di Gaza selatan, kepada DW melalui telepon. Pemuda 24 tahun ini mengungsi di awal perang 2023, saat rumah keluarganya hancur akibat serangan bom Israel.

    Dia menghabiskan hari dengan beraktivitas di sekitar rumah darurat keluarganya dan membantu ibunya menyiapkan makanan. “Kami kembali bergantung pada makanan kaleng,” ungkapnya. “Kami tak punya cukup uang untuk membeli sayuran, yang harganya melambung tinggi di pasaran.”

    Tugas Hassouna adalah mencari kayu bakar, yang sekarang menjadi sangat sulit karena sebagian besar pohon telah ditebang atau hancur oleh bom. Banyak warga nekat memasuki rumah-rumah yang hancur untuk menyelamatkan pintu atau barang kayu.

    “Hampir dua tahun hidupku dihabiskan di bawah bom, pembunuhan, dan kematian. Aku bahkan tak lagi mengenali diriku sendiri.”

    Gencatan senjata yang dimulai Januari 2025 dan berlangsung hingga awal Maret 2025 sempat memberi sedikit kelegaan bagi warga Gaza, sekaligus waktu untuk mengisi pasokan gudang organisasi bantuan. Namun, situasi kembali memburuk ketika Israel melanggar gencatan senjata dan melanjutkan serangan pada 18 Maret 2025, setelah fase pertama kesepakatan gencatan dan pembebasan sandera berakhir, sementara negosiasi fase kedua gagal.

    Sebelum melanggar gencatan senjata, pemerintah Israel telah memerintahkan penutupan semua perlintasan perbatasan dan menghentikan seluruh pengiriman bantuan kemanusiaan serta komersial ke Gaza.

    Strategi ‘tekanan penuh’ Israel

    Blokade ini merupakan bagian dari strategi yang disebut pihak Israel sebagai “tekanan maksimum” untuk memaksa Hamas membebaskan sisa sandera di bawah kesepakatan baru gencatan senjata sementara, sekaligus bertujuan menggulingkan kelompok militan Palestina tersebut. Pejabat Israel menuduh Hamas mencuri bantuan kemanusiaan dan menggunakannya untuk pasukan mereka sendiri.

    Media Israel melaporkan bahwa dewan keamanan sedang menyiapkan persetujuan rencana operasional untuk memperluas serangan militer, termasuk memanggil pulang puluhan ribu pasukan cadangan. Hanya saja, belum dijelaskan waktu pelaksanaan ekspansi tersebut.

    Hamas menolak semua tuntutan pelucutan senjata dan bersikeras pada kesepakatan yang menjamin berakhirnya perang.

    Sejak penyerangan Hamas pada 7 Oktober 2023, pejabat Israel menyatakan 59 sandera masih berada di Gaza, dengan kurang dari separuhnya diperkirakan masih hidup.

    Pekan lalu, jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 52.000, menurut data Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Sementara, ribuan lainnya diperkirakan terkubur di bawah reruntuhan.

    Bantuan kemanusiaan jadi alat politik Israel?

    Sejumlah lembaga bantuan hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat politik. Tindakan ini berpotensi menjadi kejahatan perang karena berdampak pada seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,2 juta jiwa.

    Wakil Sekretaris Jenderal PBB bidang Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Tom Fletcher, mengingatkan Israel dalam sebuah pernyataan: “Hukum internasional cukup jelas: Sebagai kekuatan pendudukan, Israel wajib mengizinkan akses bantuan kemanusiaan. Bantuan, dan nyawa sipil yang diselamatkannya, tidak boleh dijadikan alat tawar-menawar.”

    Sepanjang perang, populasi Gaza hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan dan pasokan komersial dari luar. Militer Israel secara terus menerus membuat warga mengungsi hingga membentuk zona penyangga besar di utara, perbatasan timur, serta selatan, yang berakibat pada hilangnya akses warga Palestina ke lahan pertanian paling subur di Gaza.

    “Secara sederhana, Israel tidak hanya menghalangi makanan masuk ke Gaza, tetapi juga menciptakan keadaan yang membuat warga Palestina tidak bisa menanam atau memproduksi makanannya sendiri,” ujar Gavin Kelleher, pekerja kemanusiaan Dewan Pengungsi Norwegia yang baru kembali dari Gaza, dalam konferensi pers.

    Warga Gaza juga melaporkan adanya insiden penjarahan gudang serta suasana mencekam dan keamanan internal yang rapuh selama serangan Israel.

    Berdasarkan laporan OCHA pada hari Kamis (01/05): “Serangan baru-baru ini dilaporkan menghantam gedung permukiman dan tenda pengungsian, terutama di Rafah dan Gaza Timur. Hingga Selasa (29/04), lembaga kemanusiaan memperkirakan lebih dari 423.000 orang di Gaza kembali mengungsi tanpa adanya tempat aman.”

    Ini menjadi mimpi buruk bagi Mahmoud Hassouna. “Harapanku satu-satunya adalah tidak lagi mengungsi,” katanya. “Setelah itu, aku ingin perang mengerikan ini berakhir.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Penulis adaptasi: Muhammad Hanafi

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Buntut Liverpool Kalah Memalukan, Arne Slot Tak Ingin Salahkan Virgil van Dijk

    Buntut Liverpool Kalah Memalukan, Arne Slot Tak Ingin Salahkan Virgil van Dijk

    JAKARTA – Bencana 14 menit saat Liverpool kebobolan sampai tiga gol saat kalah 3-2 di laga melawan Fulham. Sektor pertahanan Liverpool menjadi sorotan dalam duel Premier League Inggris di Stadion Craven Cottage, Minggu, 6 April 2025 malam WIB. Namun manajer Arne Slot tak ingin menyalahkan bek yang juga kapten tim Virgil van Dijk.

    Van Dijk mengalami kesulitan menghadapi striker Rodrigo Muniz. Dirinya selalu kalah adu fisik dengan Muniz. Bahkan Liverpool lolos dari hukuman penalti saat Van Dijk melakukan pelanggaran terhadap Muniz.

    Namun Van Dijk akhirnya memang gagal menghentikan penyerang Brasil ini saat mencetak gol yang menjadikan pertandingan lebih cepat selesai. Gol Muniz mengubah skor menjadi 3-1 setelah Ryan Sessegnon dan Alex Iwobi membobol gawang Caoimhin Kelleher.

    Fulham mencetak tiga gol dalam tempo 14 menit akibat kesalahan barisan belakang The Reds. Pasukan Slot akhirnya hanya bisa memperkecil kekalahan menjadi 3-2 setelah Luis Diaz membobol gawang Bernd Leno di babak kedua.

    Meski kecewa karena kebobolan banyak gol dalam waktu singkat, Slot tak menyebutnya sebagai sebuah bencana. Dia juga menilai pemain tidak dalam kondisi lelah.

    “Menurut saya kesalahan yang dilakukan pemain tidak ada kaitannya dengan kondisi mereka yang kelelahan. Namun bila Anda kemasukan tiga gol di babak pertama, orang akan mengatakan, ‘Wow. Ini seperti bencana’. Tetapi ini sesungguhnya menjadi pelajaran berharga bagi kami,” ujar Slot.

    “Tidak ada alasan bagi kami untuk berpuas diri. Kami juga tak lagi nomor satu untuk saat ini hanya karena kami selalu menang dengan margin tiga atau empat gol. Bila menyaksikan pertandingan seperti itu, kami memang butuh usaha keras lagi untuk menang,” kata dia lagi.

    Slot juga menolak menyalahkan Van Dijk atas kebobolan tiga gol. Menurut dia bek berusia 33 sudah bermain bagus ada dua laga melawan Everton dan Fulham. Saat menghadapi Everton dalam Merseyside Derby, Van Dijk sesungguhnya juga kesulitan mematikan Beto. Namun Liverpool masih bisa menang 1-0.

    “Saya menyaksikan apa yang dilakukan Virgil sudah cukup bagus. Bila Anda bermain 50 hingga 60 pertandingan dalam satu musim, kadang pada satu atau dua pertandingan, dia sesungguhnya bisa bermain lebih baik,” ujarnya.

    “Namun secara umum, performa Virgil saat melawan Everton, sangat mengesankan. Jadi saya tak perlu khawatir dengan dia,” kata Slot.

    Sementara Van Dijk menuturkan kekecewaannya karena gawang Liverpool kebobolan hingga tiga kali dalam waktu yang singkat.

    “Bila membiarkan lawan mencetak tiga gol, ini jelas tak bisa diterima. Kami sesungguhnya punya 50 menit di babak kedua dan berusaha fokus, tetapi sayangnya kami gagal menambah gol,” kata Van Dijk seperti dikutip The Sun.

    “Momen-momen seperti itu dalam sebuah pertandingan memang kadang terjadi. Tidak ada yang sempurna dan kami memang bermain sangat buruk sehingga cukup cepat kebobolan,” ucapnya.

    Kekalahan di laga itu menjadikan Liverpool yang menduduki puncak klasemen gagal memperlebar jarak poin dengan peringkat dua Arsenal. Dengan memiliki 73 poin, Liverpool masih unggul 11 poin dari Arsenal.

  • Fulham Bantu Arsenal Habisi Liverpool

    Fulham Bantu Arsenal Habisi Liverpool

    JAKARTA – Fulham membantu Arsenal dengan menghabisi Liverpool 3-2 di pertandingan Premier League Inggris di Stadion Craven Cottage, Minggu, 6 April 2025 malam WIB. Kekalahan itu menunda langkah Liverpool untuk memastikan menyegel titel liga.

    Liverpool berantakan hanya dalam tempo 14 menit. Melakukan start mengesankan, namun Liverpool justru kehilangan bentuk permainan setelah unggul lebih dulu.

    Bagaimana tidak, gawang Caoimhin Kelleher langsung kebobolan tiga gol hanya dalam tempo 14 menit. Liverpool sesungguhnya berharap bangkit di babak kedua setelah tertinggal 3-1. Namun The Reds hanya mampu menambah satu gol sehingga mereka tetap kehilangan poin di laga tandang.

    Kekalahan itu menggagalkan upaya Liverpool menjauh dari kejaran Arsenal. Liverpool sesungguhnya sudah dibantu rival satu kota, Everton, yang menahan The Gunners 1-1 dalam duel di Craven Cottage.

    Hanya saja, bantuan itu gagal dimanfaatkan Liverpool. Sebaliknya, Fulham yang bermarkas di London justru membantu Arsenal. Sebagai sesama tim ibukota, Fulham sukses menghambat laju Liverpool.

    Kini, Liverpool yang bertengger di puncak klasemen tetap mengantungi poin 73. Unggul 11 poin dengan Arsenal saat kompetisi menyisakan enam pertandingan lagi.

    Sementara Fulham berhasil memperbaiki peringkat. Tim asuhan Marco Silva naik ke posisi delapan dengan poin 48. Unggul satu poin dari Brighton and Hove Albion yang turun ke peringkat sembilan.

    Manajer Liverpool Arne Slot tampak kecewa dengan kesalahan di sektor belakang yang berujung kekalahan di laga tersebut.

    “Selama 45 menit pertama, itu sesungguhnya bukan bencana. Tetapi lebih pada kesalahan sendiri yang kami lakukan. Kami bermain tidak seperti yang diharapkan,” ucap Slot.

    “Setelah 30 menit, saya melihat ke papan skor. Kedudukan masih imbang. Harus diakui ini bukan permainan terbaik kami. Namun kami sesungguhnya sudah menguasai permainan. Namun begitu mata sedikit terpejam saja, kami sudah tertinggal 3-1,” kata dia lagi.

    Sementara, Silva merasa puas karena tim mampu mengatasi tekanan, terutama setelah unggul 3-2. Liverpool yang sudah tertinggal bermain ofensif secara penuh. Namun mereka tak mampu menembus pertahanan The Cottagers.

    “Dalam posisi 3-2, mereka menekan kami. Hanya saja kami menunjukkan sebagai tim yang lebih baik di lapangan,” kata Silva yang memuji performa pemain setelah kalah lawan Arsenal dan tersingkir di Piala FA.

    “Kalah dua kali berturut-turut memang berat, Tetapi pemain menunjukkan reaksi bagus dengan mencetak tiga gol di 45 menit pertama. Mereka juga bermain solid di babak kedua,” ujarnya.

    Di laga itu, Liverpool bermain kurang baik. Bahkan mereka seharusnya dijatuhi hukuman penalti saat kiper Kelleher menjatuhkan Andreas Pereira. Dalam waktu bersamaan, kapten Virgil van Dijk melakukan pelanggaran terhadap Rodrigo Muniz. Namun wasit membiarkan insiden itu meski mendapat protes dari pemain Fulham.

    Liverpool yang lolos dari hukuman penalti mencoba melakukan tekanan. Usaha mereka akhirnya membuahkan hasil

    saat gelandang Alexis Mac Allister membobol gawang Fulham di menit 14.

    Hanya keunggulan 1-0 Liverpool tak bertahan lama. Di menit 23, Ryan Sessegnon sukses menyamakan skor setelah gelandang Curtis Jones gagal membuang bola silang dari pemain Fulham. Bola yang kemudian mengarah ke Sessegnon langsung disambut dengan tendangan voli first time.

    Keberhasilan menyamakan skor menjadi 1-1 membuat adrenalin pemain Fulham langsung tinggi. Terbukti, tuan rumah tak butuh waktu lama untuk membalikkan keadaan.

    Pemain depan Alex Iwobi memanfaatkan kesalahan bek Andy Robertson. Sundulan Robertson membuat bola mengarah ke Iwobi dan kemudian membelokkannya untuk menaklukkan Kelleher di menit 32.

    Selanjutnya giliran Rodrigo Muniz yang mencatatkan nama di papan skor. Dirinya menaklukkan Van Dijk sebelum mencetak gol sekaligus mengubah skor menjadi 3-1 di menit 37. Fulham hanya butuh 14 menit untuk membalikkan keadaan dan skor itu bertahan hingga babak pertama usai.

    Di babak kedua, Liverpool mencoba bangkit. Namun mereka sudah tak bisa menembus pertahanan kokoh tuan rumah. Apalagi, Fulham berusaha keras menjaga keunggulan itu.

    Liverpool akhirnya berhasil menambah gol melalui Luis Diaz di menit 72. Skor berubah menjadi 3-2. Selanjutnya, Liverpool menekan habis-habisan pertahanan Fulham.

    Hanya tidak ada tambahan gol dan Fulham mempertahankan keunggulan 3-2 sekaligus mematahkan rekor 26 kali laga tak pernah kalah Liverpool di kompetisi domestik.

  • Menang di Merseyside Derby, Liverpool di Ambang Juara Liga Premier

    Menang di Merseyside Derby, Liverpool di Ambang Juara Liga Premier

    JAKARTA – Liverpool kian dekat dengan titel Premier League Inggris setelah menang tipis 1-0 atas Everton di Merseyside Derby di Stadion Anfield, Kamis, 3 Maret 2025 dini hari WIB. Gol tunggal striker Diogo Jota menjadikan Liverpool menjaga jarak poin dengan Arsenal yang sebelumnya menang 2-1 atas Fulham.

    Liverpool di ambang juara liga. Peluang menyamai rekor Manchester United dengan memenangi Liga Premier untuk ke-20 kalinya hanya menunggu peresmian saja.

    Kemenangan atas Everton dalam derby menjadikan Liverpool kian kukuh di puncak klasemen dengan poin 73. Liverpool, mempertahankan jarak menjadi 12 poin dengan Arsenal yang sebelumnya menaklukkan Fulham dalam London Derby.

    Arsenal, secara matematis masih bisa mengejar poin Liverpool karena kompetisi menyisakan delapan pertandingan. Bila memenangi semua laga sisa, The Gunners akan menambah 24 poin. Selain itu, Nottingham Forest yang menempati peringkat tiga dengan poin 57 tetap harus diperhitungkan karena hanya tertinggal 16 poin.

    Hanya, sepak bola tetap bukan matematika dan Liverpool tengah on fire. Tim asuhan Arne Slot pun hanya butuh empat kemenangan lagi untuk merengkuh titel liga setelah menghentikan rekor Everton yang tidak pernah kalah pada sembilan laga sebelumnya.

    Kegagalan memperpanjang rekor itu menjadikan Everton tak bisa memperbaiki peringkat di klasemen sementara. Mereka tetap menduduki posisi 15 dengan memiliki poin 34. Sama dengan Tottenham Hotspur, namun tim asuhan David Moyes masih kalah selisih gol.

    Jota yang menjadi penentu kemenangan Liverpool mengaku senang dan puas membawa The Reds memetik tiga poin di laga derby.

    “Kemenangan besar, tentu saja,” kata Jota. “Tidak hanya karena ini pertandingan derby, tetapi ini pertandingan pertama setelah jeda internasional. Penting bagi kami untuk kembali berkompetisi dengan meraih tiga poin. Ini tentu menjadi momentum bagi kami,” ucapnya.

    Di laga itu, Liverpool bermain agresif menekan pertahanan Everton. Hanya saja Everton yang menempati peringkat tetap fight sehingga menyulitkan Liverpool mencetak gol.

    Everton sempat mengejutkan saat striker Beto nyaris membobol gawang Liverpool di menit-menit awal pertandingan. Dirinya memenangkan adu cepat dengan kapten Virgil van Dijk dan menaklukkan kiper Caoimhin Kelleher. Hanya sepakan dia malah membentur tiang gawang.

    Laga mulai panas setelah kapten Everton James Tarkowski melakukan tekel keras terhadap Alexis Mac Allister. Laga itu sendiri baru berjalan 11 menit.

    Namun Tarkowski yang mencetak gol di injury time yang menyamakan skor menjadi 2-2 pada derby di Goodison Park lolos dari hukuman wasit. Dirinya hanya mendapat kartu kuning.

    Liverpool sendiri akhirnya memecah kebuntuan di babak kedua. Berawal dari umpan dengan tumit yang dilakukan Luis Diaz. Bola mengarah kepada Jota dan pemain depan Portugal ini berhasil mengatasi tekel yang meghadangnya sebelum melepaskan tendangan ke gawang.

    Gol yang tercipta di menit 57 ini menjadi satu-satunya di laga tersebut. Skor 1-0 bertahan hingga laga usai. Meski demikian, itu sudah cukup bagi Liverpool untuk meninggalkan Arsenal dalam perburuan titel liga.

    “Kami menghadapi Everton yang selalu menyulitkan kami. Harus diakui pertandingan yang kami jalani selama beberapa tahun ini memang tidak mudah,” ucap Van Dijk.

  • Tanpa Arne Slot Kalahkan Soton, Juara Bertahan Liverpool ke Semifinal Carabao Cup

    Tanpa Arne Slot Kalahkan Soton, Juara Bertahan Liverpool ke Semifinal Carabao Cup

    JAKARTA – Liverpool tidak didampingi manajer Arne Slot yang dikenai sanksi saat mengalahkan Southampton 2-1 di perempat final Carabao Cup atau Piala Liga Inggris. Kemenangan di pertandingan yang digelar di Stadion St Mary’s, Kamis, 19 Desember 2024 dini hari WIB, meloloskan Liverpool ke semifinal.

    Slot terpaksa menyaksikan pertandingan tim asuhannya di meja media. Hanya dia tetap merasa tak nyaman karena Liverpool mengalami kesulitan di laga itu, terutama di babak kedua.

    Tampil di kandang lawan, Slot memilih merotasi pemain. Dirinya memberi kesempatan kepada pemain muda Treymaurice Nyoni yang masih berusia 17 dengan menurunkannya sebagai starter. Sementara, Jayden Danns yang berusia 18 duduk di bench. Dia baru menggantikan Nyoni saat pertandingan memasuki menit-menit akhir.

    Meski menurunkan pemain lapis kedua, termasuk gelandang tim nasional Jepang Wataru Endo, Liverpool mengawali laga sesuai ekspetasi. Pemain depan Darwin Nunez memecah kebuntuan dengan membobol gawang Soton di menit 24.

    Nunez yang sempat dicemooh suporter tuan rumah setelah gagal menuntaskan peluang emas di menit-menit awal pertandingan berhasil memanfaatkan kesalahan pemain Soton Jan Bednarek. Bek tengah ini sesungguhnya berusaha menghadang bola panjang dari pemain Liverpool. Namun bola justru mengarah ke daerah pertahanan Soton.

    Nunez yang sama sekali tidak mendapat pengawalan dari pemain Soton langsung berlari mengejar bola. Saat berhadapan satu lawan satu, dia pun menaklukkan kiper Alex McCarthy. Nunez merayakan gol dengan menunjukkan jari ke mulut di hadapan suporter lawan.

    Unggul 1-0 menjadikan Liverpool bermain lebih agresif menekan pertahanan The Saint yang baru saja memecat manajer Russell Martin setelah kekalahan telak 5-0 saat menjamu Tottenham Hotspur di Premier League Inggris, akhir pekan lalu.

    Serangan The Reds kembali membuahkan hasil. Kali ini, gelandang Harvey Elliot yang memperbesar keunggulan Liverpool setelah menyelesaikan umpan matang Cody Gakpo di menit 32.

    Skor berubah menjadi 2-0 untuk Liverpool. Namun tidak ada tambahan gol atau Soton yang memperkecil ketinggalan sehingga skor itu bertahan hingga babak pertama usai.

    Memasuki babak kedua, Slot kembali melakukan perubahan komposisi pemain. Dia memasukkan pemain depan Federico Chiesa dan bek Konstantinos Tsimikas. Hanya saja, permainan The Pool malah berubah. Sebaliknya, Soton mencoba bangkit setelah keluar dari tekanan.

    Hal tersebut membuat Slot mulai tak nyaman saat menyaksikan tim asuhannya harus bekerja keras meladeni permainan ofensif tuan rumah. Apalagi, Soton berhasil memperkecil ketinggalan saat Cameron Archer menaklukkan kiper kedua Caoimhin Kelleher di menit 59.

    Skor berubah menjadi 2-1. Soton kemudian meningkatkan tekanan demi mengejar ketinggalan gol. Hanya saja, upaya mereka tak kunjung membuahkan hasil. Liverpool mampu mempertahankan keunggulan itu hingga laga usai.

    Slot yang mengaku lega usai pertandingan menuturkan Liverpool tetap berusaha memenangkan trofi. Terutama di Carabao Cup mereka berstatus juara bertahan.

    “Kami harus bisa mempertahankan trofi yang sudah dimenangkan musim lalu. Ini yang menjadikan kami siap bersaing di setiap kompetisi, salah satunya kejuaraan ini [Piala Liga Inggris]. Jadi kami senang bisa lolos ke semifinal,” kata Slot.

    Sementara, Elliot mengatakan bila tim sudah memperkirakan bakal mendapat perlawanan ketat dari Soton. Mereka berusaha bangkit setelah menuai hasil buruk di kompetisi domestik yang mengakibatkan Soton menduduki dasar klasemen. Mereka pun terancam kembali terdegradasi ke Championship.

    “Kami datang dan mengetahui bagaimana situasi yang dihadapi Southampton. Kami sudah memperkirakan mereka bakal fight dan kami siap menghadapinya,” ucap Elliot.

    Selain lolos ke semifinal Carabao Cup, Liverpool menduduki puncak klasemen Liga Premier dan Liga Champions. Mereka juga mengawali pertarungan di Piala FA dengan menghadapi tim Divisi Tiga Accrington Stanley.