Tag: Kassym-Jomart Tokayev

  • 14 Negara dan NATO Ucapkan Duka untuk Korban Kecelakaan Pesawat Kargo Militer Turki

    14 Negara dan NATO Ucapkan Duka untuk Korban Kecelakaan Pesawat Kargo Militer Turki

    JAKARTA – Sejumlah petinggi negara mengucapkan bela sungkawa atas kecelakaan yang dialami pesawat kargo militer Turki mengangkut 20 pada Selasa 11 November. Pesawat itu jatuh di dekat perbatasan Azerbaijan-Georgia. 

    Presiden Republik Turki Siprus Utara (TRNC) Tufan Erhurman mengucapkan duka cita atas insiden tersebut. Dia juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan dikuatkan. 

    “Mendoakan kesabaran bagi keluarga, orang-orang terkasih, dan rakyat Turki,” kata Erhurman  dikutip dari Anadolu, Rabu 12 November. 

    Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengirimkan pesan belasungkawa kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dia menyampaikan duka cita atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan tersebut.

    Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev juga mengirimkan pesan duka cita kepada Erdogan dan rakyat Turki serta keluarga para korban.

    Selanjutnya, Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif menyampaikan duka citanya melalui akun media sosial (medsos) X. 

    “Berduka cita atas jatuhnya pesawat C-130 Turki yang tragis di Georgia. Belasungkawa yang tulus untuk saudara saya tercinta, Presiden Recep Tayyip Erdogan, keluarga para penumpang, dan saudara-saudari kami di Turki. Doa dan pikiran kami menyertai mereka di masa duka ini,” tulis Sharif .

    Sementara Kementerian Luar Negeri Afghanistan juga menyampaikan “duka cita yang mendalam atas insiden jatuhnya pesawat angkut militer Turki.”

    “Kami dengan tulus menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Turki, serta keluarga para korban,” demikian penyataan Kemenlu Afganistan melalui akun X-nya.

    Pesawat kargo militer Turki. (X @Defence_Turk)

    Kementerian Luar Negeri Yordania menyampaikan “belasungkawa yang tulus” kepada pemerintah dan rakyat Turki atas para korban kecelakaan pesawat kargo militer Turki.

    Juru bicara Kemenlu Yordania, Foad Majali menegaskan solidaritas dan dukungan penuh kerajaan kepada Turki, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

    Kemudian ada Utusan khusus AS untuk Suriah dan Duta Besar AS untuk Turki, Tom Barrack, yang mengatakan “sangat berduka atas jatuhnya pesawat Angkatan Bersenjata Turki.” 

    Barrack menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para prajurit yang gugur, dan rakyat Turki, serta menegaskan kembali bahwa “Amerika Serikat menyatakan solidaritasnya kepada sekutu Turki kami.”

    Dalam sebuah unggahan di X, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga menyampaikan “belasungkawa terdalam kepada Sekutu kami, Turki, dan keluarga tercinta dari semua korban yang gugur dalam kecelakaan tragis pesawat militer Turki.”

    “Kami menghormati jasa mereka dan sangat berterima kasih atas semua yang telah dilakukan Angkatan Bersenjata Turki, dan juga semua pria dan wanita berseragam kami di seluruh Aliansi, untuk menjaga keselamatan kita setiap hari,” tambahnya.

    Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani juga menyatakan solidaritasnya kepada Turki. “Saya sangat berduka atas jatuhnya pesawat kargo militer Turki C-130 di wilayah Georgia saat dalam perjalanan dari Azerbaijan ke Turki,” tulis Tajani di X.

    Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menyampaikan dukungan kepada rakyat Turki, pihak berwenang, angkatan bersenjata, dan tim penyelamat yang bekerja di lokasi kecelakaan.

    Estonia juga menyampaikan belasungkawa kepada Turki. “Estonia menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Turki atas kecelakaan tragis pesawat kargo militer Turki di dekat perbatasan Georgia-Azerbaijan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri di X.

    “Pikiran dan simpati terdalam kami bersama keluarga dan orang-orang terkasih dari para awak pesawat yang kehilangan nyawa. Estonia menyampaikan solidaritas penuh kepada Turki di masa sulit ini,” tambahnya.

    Lituania juga menyampaikan belasungkawa kepada Turki. Kementerian Luar Negeri Lituania menulis di X: “Kami sangat berduka atas kecelakaan tragis pesawat kargo militer Turki di dekat perbatasan Georgia-Azerbaijan.”

    Sementara Kementerian Luar Negeri Rumania di akun X-nya menyebutkan: “Kami sangat berduka atas jatuhnya pesawat militer Turki yang tragis di dekat perbatasan Georgia-Azerbaijan. Rumania menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada Turki dan keluarga para awak yang gugur. Kami berdiri bersama teman-teman Turki kami di masa sulit ini.”

    Selanjutnya Menteri Luar Negeri Malta, Ian Borg, menyampaikan belasungkawa kepada Turki.

    “Sangat berduka atas jatuhnya pesawat Turki di Georgia. Belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan sahabat dari mereka yang gugur. Kami turut berduka cita atas kehilangan tragis ini,” ujar Borg di X.

    Kemudian Presiden Kosovo, Vjosa Osmani, juga menyampaikan belasungkawa. Dia mengatakan, “Belasungkawa yang mendalam kepada Presiden @RTErdogan, Angkatan Bersenjata Turki, dan rakyat Turki.”

  • Trump Umumkan Kazakhstan Normalisasi Hubungan dengan Israel

    Trump Umumkan Kazakhstan Normalisasi Hubungan dengan Israel

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Kazakhstan akan bergabung dengan Abraham Accords atau Perjanjian Abraham, yang mengatur kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel. Trump juga mengatakan bahwa seremoni penandatangan perjanjian itu akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Pengumuman itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/11/2025), disampaikan Trump via postingan media sosial Truth Social pada Kamis (6/11), dengan dia mengatakan dirinya baru saja melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.

    “Kazakhstan merupakan negara pertama di masa jabatan kedua saya yang bergabung dengan Abraham Accords, yang pertama dari sekian banyak negara lainnya,” kata Trump dalam postingannya.

    “Ini merupakan langkah maju yang besar dalam membangun jembatan di seluruh dunia. Saat ini, semakin banyak negara yang berbaris untuk mewujudkan Perdamaian dan Kemakmuran melalui Abraham Accords,” sebutnya.

    “Kami akan segera mengumumkan Seremoni Penandatanganan untuk meresmikannya, dan masih banyak negara lainnya yang berupaya bergabung dengan klub KEKUATAN ini,” ucap Trump dalam pernyataannya.

    “Masih banyak lagi yang akan datang dalam menyatukan negara-negara untuk Stabilitas dan Pertumbuhan — Kemajuan nyata, hasil nyata. DIBERKATILAH PARA PEMBAWA PERDAMAIAN!” ujar sang Presiden AS dalam postingannya.

    Pengumuman itu disampaikan setelah Trump bertemu Tokayev bersama empat pemimpin negara Asia Tengah lainnya dari Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan di Gedung Putih pada Kamis (6/11), seiring upaya AS memperkuat pengaruh di kawasan yang sejak lama didominasi Rusia dan didekati oleh China.

    Sementara itu, pemerintah Kazakhstan dalam pernyataannya mengatakan bahwa persoalan tersebut berada dalam tahap akhir negosiasi.

    “Aksesi yang kami antisipasi ke dalam Abraham Accords merupakan kelanjutan yang wajar dan logis dari arah kebijakan luar negeri Kazakhstan — yang didasarkan pada dialog, sikap saling menghormati, dan stabilitas regional,” sebut pemerintah Kazakhstan dalam pernyatananya.

    Kazakhstan sebenarnya telah menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi penuh dengan Israel, yang berarti langkah tersebut sebagian besar bersifat simbolis.

    Seorang sumber yang dikutip Reuters mengatakan bahwa AS berharap bergabungnya Kazakhstan akan membantu menghidupkan kembali Abraham Accords, yang perluasannya tertunda selama perang Gaza berkecamuk.

    Trump berulang kali mengatakan bahwa dirinya ingin memperluas perjanjian yang dia mediasi dengan beberapa negara Arab selama masa jabatan pertamanya. Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Abraham Accords yang dimediasi Trump.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kongres Pluralisme di Kazakhstan, Kasus Perusakan Tempat Ibadah Jadi Sorotan

    Kongres Pluralisme di Kazakhstan, Kasus Perusakan Tempat Ibadah Jadi Sorotan

    Jakarta

    Rangkaian VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions dimulai. Isu perusakan tempat ibadah di sejumlah negara menjadi salah satu sorotan.

    VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions digelar mulai 16-19 September 2025 di Astana, Kazakhstan. Sidang khusus yang membahas mengenai perlindungan situs keagamaan menjadi pembuka rangkaian kongres.

    Sidang ini dibuka oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB sekaligus Perwakilan Tertinggi Aliansi Peradaban PBB, Miguel Angel Moratinos, dan Ketua Senat Kazakhstan, Maulen Ashimbayev.

    Dalam sambutannya, Maulen menekankan Sidang Istimewa tentang Perlindungan Benda-Benda Keagaman yang digelar hari ini merupakan tindak lanjut dari Forum Global ke-10 Aliansi Peradaban PBB di Portugal pada Novembe4 2024. Maulen juga menekankan komitmen Kazakhstan dalam menjaga kerukunan di antara sesama umat beragama.

    “Masyarakat Kazakhstan telah menyerap tradisi berbagai peradaban dan agama serta semangat toleransi dan keterbukaan. Prinsip persatuan dalam keberagaman sangat penting bagi kami,” pernyataan Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, yang dibacakan Maulen dalam sesi sidang, Selasa (16/9/2025).

    Presiden Tokayev menjelaskan Kazakhstan memiliki riwayat panjang dalam menjaga warisan budaya dan spiritual. Dia menyinggung posisi geografis Kazakhstan yang berada di persimpangan dunia barat dan timur.

    “Semua tempat suci ini merupakan bagian dari sejarah bangsa kita dan merupakan warisan spiritual dan budaya yang tak ternilai. Kami sangat mementingkan pelestarian dan perlindungannya,” bunyi pernyataan Presiden Tokayev.

    Wakil Sekretaris Jenderal PBB Miguel Angel Morantinos mengapresiasi komitmen Kazakhstan dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di tingkat global. Dia mengatakan PBB terbuka dalam mendukung inisiatif Kazakhstan terkait perlindungan situs-situs keagamaan.

    Congress of Leaders of World and Traditional Religions merupakan inisiasi pemerintah Kazakhstan dalam menjaga perdamaian dan kerukunan umat agama. Kongres ini pertama kali digelar di tahun 2003.

    Acara itu lalu rutin dilaksanakan tiap tiga tahun sekali di ibu kota Kazakhstan, Astana. Di gelaran kedelapannya tahun ini, Congress of Leaders of World and Traditional Religions mengusung tema Dialogue of Religions: Synergy for the Future.

    Acara puncak VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions akan dihelat pada Rabu (17/9) di Palace of Independence, Astana.

    Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dijadwalkan hadir langsung di lokasi. Selain itu Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Tayeb serta perwakilan Vatikan, Cardinal George Jacob Koovakad, Prefect of the Dicastery, juga akan hadir dalam sesi pleno besok.

    (ygs/whn)

  • Bagaimana Kazakstan Mengakhiri Tradisi Penculikan Pengantin? – Halaman all

    Bagaimana Kazakstan Mengakhiri Tradisi Penculikan Pengantin? – Halaman all

    Di Kazakstan, hukuman untuk kasus penculikan pengantin akan diperberat. Parlemen setempat sedang berupaya mengubah undang-undang untuk mencoba memberantas tradisi kuno tersebut.

    Hampir setiap perempuan muda di Kazakstan menyadari risiko penculikan pengantin yang mereka hadapi. Jika hal ini terjadi pada seorang perempuan, rencana masa depan mereka bisa terganggu secara signifikan.

    Inilah yang terjadi pada Gulmira K., seorang perawat dari Almaty, kota terbesar di Kazakstan. Gulmira, yang tidak ingin menggunakan nama lengkapnya di media, diculik saat berusia 19 tahun.

    “Itu hampir 20 tahun yang lalu,” katanya kepada DW.

    “Saya sedang kuliah di Almaty dan hendak pulang dari kampus pada malam hari. Sebuah mobil berhenti, tiga pria melompat keluar dan mencengkeram saya, lalu melemparkan saya ke kursi belakang, kemudian menyelimuti saya. Dua dari mereka duduk di sebelah saya dan menahan saya. Setelah dua jam, saya berada di sebuah rumah di desa di mana para perempuan segera menutupi saya dengan kain putih, sebagaimana tradisi yang berlaku. Jelas bagi saya bahwa saya telah diculik untuk dinikahkan. Saya tidak bisa bebas dan tidak lama kemudian saya bertemu dengan calon suami saya, seseorang yang belum pernah saya temui sebelumnya. Pada hari itu juga dia mengambil keperawanan saya,” jelas Gulmira.

    Seminggu kemudian Gulmira baru bisa menghubungi orang tuanya. Namun, bantuan yang ia harapkan tidak kunjung datang.

    “Ayah saya hanya mengatakan bahwa saya yang harus disalahkan atas semuanya. Dia mengatakan bahwa saya telah mempermalukan seluruh keluarga dan dia tidak ingin bertemu dengan saya lagi. Jadi saya menjadi istri dari seorang laki-laki yang keluarganya hampir tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Orang tua saya, di sisi lain, adalah orang yang berkecukupan,” katanya.

    Keluhan selama 30 tahun

    Butuh waktu sembilan tahun sebelum Gulmira dapat melarikan diri dari pernikahan paksa tersebut.

    “Saat itu, saya sudah memiliki dua anak,” katanya.

    “Saya bertemu dengan seorang teman sekolah secara tak terduga di sebuah klinik dan menceritakan kisah saya. Dia menyarankan saya untuk kembali ke Almaty bersama anak-anak, dan itulah yang saya lakukan. Kemudian, dia membantu saya dalam proses perceraian dan mencari pekerjaan. Mantan suami saya tidak terlalu mempermasalahkannya. Namun, jika penculikan pengantin perempuan merupakan tindak kriminal pada saat itu – sesuatu yang baru saja dibicarakan sekarang – hidup saya akan berbeda. Saya bahkan tidak akan pernah bisa menyelesaikan studi saya,” katanya.

    Hukuman bagi penculikan dengan tujuan pernikahan non-konsensual sebenarnya telah diperdebatkan di Kazakstan sejak pertengahan 1990-an. Para aktivis hak asasi manusia telah mengeluhkan bahwa mereka yang terlibat dalam kasus penculikan pengantin tidak pernah diadili selama hampir 30 tahun.

    Pasal 125 KUHP Republik Kazakstan menyatakan bahwa penculikan dapat dihukum dengan hukuman penjara antara empat hingga tujuh tahun. Pasal 125 juga mengatakan bahwa, jika penculik membiarkan korbannya bebas, mereka bisa lolos dari jerat hukum. Celah ini tidak banyak diperhatikan oleh pihak berwenang dan mendorong para pelaku untuk berpura-pura membiarkan perempuan yang mereka culik dan paksa untuk menikah “bebas.”

    Secercah harapan bahwa aturan hukum ini akan berubah muncul pada Agustus 2023. Komisioner Hak Asasi Manusia Kazakstan, Artur Lastayev, mengumumkan rancangan undang-undang yang sedang digodok, dan akan menjadikan penculikan pengantin sebagai tindak pidana.

    “Kami telah meminta jaksa agung untuk membuat daftar kejahatan yang terpisah, yang dapat dibedakan dari kejahatan yang diatur dalam pasal 125,” kata Lastayev kepada para wartawan di Astana, ibu kota Kazakstan.

    “Rancangan (undang-undang) ini didasarkan pada pengalaman negara-negara tetangga kami dan rekomendasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

    Kemajuan yang lambat

    Terlepas dari kenyataan bahwa jaksa agung setuju untuk mendukung inisiatif tersebut, tidak ada yang terjadi. Enam bulan kemudian, Presiden Kazakstan Kassym-Jomart Tokayev turun tangan.

    “Di negara kami, ada orang-orang yang melakukan penculikan pengantin dengan kedok yang seharusnya menjadi tradisi nasional,” kata Tokayev.

    “Ini sama sekali tidak dapat dibenarkan. Hal ini bertentangan dengan cita-cita masyarakat yang progresif, di mana martabat, hak, dan kebebasan setiap manusia adalah nilai mutlak,” tegasnya.

    Jika presiden tidak mengatakan hal ini, kecil kemungkinan topik ini akan menjadi agenda nasional lagi, kata Murat Abenov, seorang anggota parlemen dari Partai Amanat yang berkuasa, kepada DW.

    “Kemungkinan besar ada banyak orang di lembaga penegak hukum kami yang menoleransi distorsi tradisi ini,” kata Abenov, yang telah mendorong hukuman yang lebih berat untuk penculikan pengantin selama bertahun-tahun.

    Menurut Abenov, pada faktanya, penculikan pengantin – yang sering terjadi di bagian selatan dan barat, serta ibu kota Astana dan kota-kota lain seperti Almaty – secara historis tidak pernah ada di Kazakstan.

    “Pada Abad Pertengahan, penculikan perempuan hanya diizinkan selama operasi militer, sebagai hadiah,” lanjutnya.

    “Penculikan anak perempuan dari keluarga yang tidak berperang dianggap sebagai kejahatan yang sangat serius, yang dapat dihukum mati.”

    Sebagian besar kasus tidak pernah sampai ke pengadilan

    Komisioner Hak Asasi Manusia Lastayev ingin menambahkan satu pasal tambahan, yaitu Pasal 125 ayat 1 ke dalam KUHP. Pasal ini akan menyatakan bahwa penculikan untuk tujuan kawin paksa dapat dihukum penjara hingga tiga tahun.

    “Jika korban masih di bawah umur, maka hukumannya bisa mencapai lima tahun. Jika penculikan menyebabkan konsekuensi berat bagi korban, maka hukumannya bisa mencapai 10 tahun,” jelas Abenov.

    Pemerkosaan akan dihukum sebagai kejahatan terpisah. Abenov yakin bahwa jika undang-undang tersebut diberlakukan, jumlah laporan penculikan pengantin perempuan akan meningkat secara substansial.

    “Dalam tiga tahun terakhir, ada 214 kasus resmi, tetapi saya tahu ada lebih banyak upaya untuk melaporkan kasus itu. Hanya 10 kasus yang dibawa ke hadapan hakim. Sisanya – yaitu 93% – dibatalkan karena kurangnya bukti,” katanya.

    Pengacara dan aktivis hak asasi manusia, Khalida Azhigulova, mengeluhkan bahwa negara juga gagal mendidik masyarakat tentang hukum. Khususnya daerah-daerah di mana penculikan pengantin perempuan terjadi.

    “Anak-anak muda kami tidak cukup belajar tentang hak asasi manusia, baik di sekolah maupun di universitas,” katanya kepada DW.

    “Mereka tidak cukup tahu tentang pernikahan atau hukum keluarga. Sejak 2011, pernikahan hanya bisa dilakukan setelah ada persetujuan bebas dan tanpa syarat dari kedua pasangan,” lanjutnya.

    Azhigulova mendukung perjuangan Abenov yang sedang mengupayakan undang-undang untuk penculikan pengantin. Namun, ia juga menaruh harapan besar pada generasi muda Kazakstan untuk semakin menolak tradisi ini.

    Kisah ini awalnya diterbitkan dalam bahasa Rusia, dan diadaptasi dari artikel berbahasa Inggris

  • Putin Telepon Presiden Kazakh Soal Investigasi Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Putin Telepon Presiden Kazakh Soal Investigasi Jatuhnya Pesawat Azerbaijan

    Astana

    Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, telah ditelepon oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mereka membahas investigasi jatuhnya pesawat maskapai Azerbaijan Airlines yang terjadi pada 25 Desember lalu.

    Dilansir The Astana Times yang mengutip layanan pers Akorda, Senin (30/12/2024), Putin dan Kassym menyampaikan belasungkawa tas peristiwa tragis warga Kazakhstan dan Rusia itu.

    Tokayev menekankan bahwa negaranya akan menginvestigas kecelakaan itu, bekerja sama dengan para ahli Azerbijan, Rusia, dan Brazil. Kedua pemimpin negara menekankan pentingnya investigasi yang menyeluruh dan transparan.

    Putih juga sudah menelepon Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev. Kremlin menyampaikan bawha Putin menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa jatuhnya pesawat di ruang udara Rusia. Pesawat itu sempat berulang kali berusaha mendarat di bandara Grozny Rusia. Namun pada saat itu, Grozny, Mozdok, dan Vladikavkaz sedang di bawah serangan Ukraina, membuat sistem pertahanan Rusia merespons kondisi itu.

    Komite Investigasi Rusia juga telah memperkarakan kasus kriminal terhadap pelanggaran keselamatan lalu lintas dan angkutan udara. Investigator sedang melakukan langkah pendahuluan, termasuk mempertanyakan sipil dan kolaborasi dengan jaksa Rusia serta para investigator.

    17 Pakar internasional mulai bekerja dalam investigasi tersebut. Ada 6 pakar dari Azerbaijan, 2 dari Embraer (pabrikan pesawat tersebut), 3 dari CENIPA yakni Pusat Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Pencegahan Kecelakaan Brazil, dan 3 dari Komite Penerbangan Antarnegara, 2 dari Rusia. Ada seorang ahli dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional yang akan bergabung segera.

    Kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines itu mengakibatkan 38 orang tewas. Total penumpang pesawat itu adalah 67 orang. Diduga, pesawat itu kena semacam rudal Rusia atau sistem pertahanan negara Putin.

    (dnu/dhn)

  • Presiden Rusia Vladimir Putin Ucapkan Belasungkawa soal Jatuhnya Azerbaijan Airlines di Kazakhstan – Halaman all

    Presiden Rusia Vladimir Putin Ucapkan Belasungkawa soal Jatuhnya Azerbaijan Airlines di Kazakhstan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf kepada pemimpin Azerbaijan atas insiden tragis di atas Rusia, terkait pesawat Azerbaijan Airlines jatuh setelah sistem pertahanan udara Rusia ditembakkan terhadap pesawat nirawak Ukraina. 

    Mengutip Reuters pada Minggu (29/12/2024), Putin menelepon Presiden Ilham Aliyev dan meminta maaf atas insiden tragis yang terjadi di wilayah udara Rusia. 

    “Sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang dalam dan tulus kepada keluarga korban dan mendoakan pemulihan yang cepat bagi yang terluka,” kata Kremlin, kantor presiden Rusia.

    “Saat itu, Grozny, Mozdok, dan Vladikavkaz diserang oleh kendaraan udara tak berawak Ukraina, dan sistem pertahanan udara Rusia menangkis serangan ini.” 

    Kremlin mengatakan spesialis sipil dan militer sedang diperiksa. Putin juga menelepon Kassym-Jomart Tokayev, mitranya di Kazakhstan untuk menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan itu. 

    Adapun atas insiden jatuhnya pesawat penerbangan J2-8243, Kremlin tidak mengatakan Rusia telah menembak jatuh pesawat itu, hanya mencatat bahwa kasus pidana telah dibuka. 

    Diketahui penerbangan J2-8243, dalam perjalanan dari Baku ke ibu kota Chechnya, Grozny, jatuh pada hari Rabu di dekat Aktau di Kazakhstan setelah dialihkan dari Rusia selatan, tempat pesawat nirawak Ukraina dilaporkan menyerang beberapa kota. Setidaknya 38 orang tewas. 

    Empat sumber yang mengetahui temuan awal investigasi Azerbaijan mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis, bahwa sistem pertahanan udara Rusia secara keliru menembak jatuh pesawat itu. Penumpang mengatakan mereka mendengar suara keras di luar pesawat. 

    Sementara pada hari Sabtu, Presiden AS Joe Biden menanggapi pertanyaan yang diteriakkan tentang apakah Putin harus bertanggung jawab atas kecelakaan itu saat dia meninggalkan gereja di St. Croix di Kepulauan Virgin AS, tempat dia sedang berlibur. 

    “Tampaknya dia melakukannya, tetapi saya belum berbicara dengannya atau tim saya,” kata Biden.

    Gedung Putih mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah melihat indikasi awal yang menunjukkan bahwa pesawat itu mungkin ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia. Di satu sisi, Washington telah menawarkan bantuan untuk penyelidikan kecelakaan tersebut. 

  • Putin Dorong Investigasi Penyebab Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh

    Putin Dorong Investigasi Penyebab Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Rusia Vladimir Putin mendorong agar investigasi penyebab jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines segera digelar.

    Hal tersebut ia ungkapkan saat menelepon Presiden Kazakshtan Kassym-Jomart Tokayev, sekaligus menyampaikan belasungkawa atas insiden kecelakaan pesawat yang terjadi di negara tersebut pada Rabu (25/12).

    Melansir AFP, Putin juga menyerukan investigasi yang “obyektif dan transparan” atas jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines. Sebelumnya, sejumlah ahli Amerika Serikat dan Barat menduga pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia.

    “Komisi pemerintah Kazakhstan yang ditugaskan untuk menyelidiki semua rincian insiden ini akan memanggil para ahli Rusia, Azerbaijan dan Brasil. Pekerjaan yang dilakukan di wilayah Kazakhstan ini akan obyektif dan transparan,” kata Putin dalam sebuah panggilan telepon dengan Tokayev, menurut Kremlin, Sabtu (28/12).

    Melansir Reuters, kedua kepala negara itu sepakat untuk tetap menjalin komunikasi selama investigasi atas kecelakaan pesawat itu berlangsung.

    Penerbangan Azerbaijan Airlines bernomor J2-8243 jatuh di dekat kota Aktau, Kazakhstan setelah mengalihkan rutenya dari Rusia selatan. Wilayah Aktaumasih menjadi bagian dari wilayah udara Rusia.

    Sebanyak 38 orang dari total 67 penumpang termasuk pilot dan kru tewas dalam insiden itu.

    Permintaan maaf dari Putinini muncul setelah sejumlah pihak dan sumber keamanan Azerbaijan meyakini pesawat Embraer190 itu jatuh imbas rudal pertahanan Rusia yang salah sasaran.

    Meski begitu, Putin tidak secara gamblang mengakui bahwa rudal Rusia lah yang menyebabkan pesawat jatuh dalam percakapannya dengan Aliyev.

    Sebelumnya, regulator penerbangan Rusia, Rosaviatsia, juga menyatakan pesawat Azerbaijan Airlines jatuh setelah memutuskan mengubah rutenya dari tujuan semula karena kabut tebal dan peringatan muncul terkait drone Ukraina.

    Badan itu juga mengklaim pilot pesawat yang mengangkut 67 orang itu telah diberikan pilihan bandara lain untuk mendarat di Chechnya. Namun, pilot disebut memilih untuk mendarat di Aktau, Kazakhstan.

    Rosaviatsia menyatakan pihaknya akan memberikan dukungan komprehensif kepada penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Kazakhstan dan Azerbaijan terkait kecelakaan tersebut.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kazakhstan Pede Salip China soal Produksi Logam Tanah Jarang

    Kazakhstan Pede Salip China soal Produksi Logam Tanah Jarang

    Jakarta

    Kazakhstan ikut dalam persaingan global mengekstraksi logam tanah jarang atau unsur tanah jarang yang berharga. Negara ini disebut tak hanya dapat bersaing dengan China, tetapi bahkan menyalipnya dalam hal produksi.

    Hal ini disampaikan pakar pembangunan internasional Javier Piedra yang juga merupakan konsultan keuangan dan mantan perwakilan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Ia melaporkan bahwa China saat ini menguasai 70% produksi logam tanah jarang global.

    “Selain itu, karena hubungan China yang menegang dengan Barat, Kazakhstan berada dalam posisi yang menguntungkan untuk mengembangkan industri dalam negerinya di sektor tersebut,” ujarnya seperti dikutip dari The Times of Central Asia, Selasa (10/12/2024).

    Dalam sebuah laporan oleh Asia Times, Piedra menyatakan bahwa Kazakhstan dapat menyamai China dalam menambang unsur tanah jarang seperti skandium, itrium, dan 15 lantanida, yang digunakan dalam produksi komputer, turbin, dan mobil.

    Investor Eropa dan Amerika secara aktif mencari peluang untuk mengembangkan industri di luar China, dan lapisan tanah bawah di Kazakhstan yang kaya akan logam langka, dapat menyediakan sumber daya yang sangat berharga bagi industri seperti teknologi dan manufaktur.

    Selain negara-negara Barat, India juga akan memperoleh keuntungan dari ekstraksi unsur tanah jarang Kazakhstan dan menurut pers bisnis India, negara republik ini sudah dapat memenuhi permintaan India akan logam tanah jarang.

    Potensi logam tanah jarang Kazakhstan telah diketahui sejak 2010 tetapi sebagian besar diabaikan oleh investor asing karena lebih memilih mengembangkan bisnis mereka di China.

    Ekstraksi logam tanah jarang merupakan bisnis yang mahal dan berisiko secara finansial. Eksplorasi untuk mencari endapan juga mahal dan sangat menyita waktu. Namun, kepentingan strategis logam langka semakin meningkat.

    Seperti yang diklaim oleh Piedra, semuanya mungkin berubah. “Pemerintah Barat harus mengidentifikasi pemasok alternatif, termasuk Kazakhstan, untuk mengurangi kemungkinan risiko bagi investor dan kemungkinan gangguan pasokan,” ujarnya.

    Amerika dan Uni Eropa (UE) kini siap berinvestasi besar-besaran dalam proyek pertambangan skala besar dan tengah menjajaki jalur pasokan alternatif. Saat ini, seluruh konsumsi yttrium dan skandium di Amerika bergantung pada impor, dan UE mengimpor 98% logam langkanya dari China.

    September lalu, New York menjadi tuan rumah pertemuan puncak presidensial yang dihadiri perwakilan dari Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Amerika membahas eksplorasi dan produksi logam langka yang penting.

    Piedra yakin bahwa Kazakhstan siap untuk mendapatkan keuntungan dari cadangan logam tanah jarangnya, tetapi penambangan pertama-tama perlu diperbarui untuk memenuhi persyaratan lingkungan saat ini. Kehati-hatian juga diperlukan saat memilih calon investor.

    “Kazakhstan akan waspada terhadap diplomat, konsultan asing, dan penambang dengan pandangan dunia yang ketinggalan zaman dan ambisi geopolitik yang tidak berdasar. Negara-negara Asia Tengah akan mencegah upaya untuk menembus mereka ‘melalui pintu belakang.’ Trik semacam itu mungkin berhasil di tahun 90-an, tetapi tidak sekarang,” Piedra memperingatkan.

    Sementara itu, otoritas Kazakhstan terus menjajaki peluang untuk memanfaatkan endapan tanah jarang. November lalu di Astana, Kassym-Jomart Tokayev dan Emmanuel Macron membahas ekstraksi mineral penting yang strategis, dan bulan lalu dialog alternatif diadakan antara presiden Kazakhstan dan Amerika.

    (rns/fay)

  • Jaga Sekularisme, Kazakstan Larang Penggunaan Jilbab di Sekolah

    Jaga Sekularisme, Kazakstan Larang Penggunaan Jilbab di Sekolah

    Jakarta

    Pengumuman pemerintah Kazakstan baru-baru ini tentang larangan mengenakan jilbab di sejumlah lembaga pendidikan telah memicu perdebatan sengit.

    “Persyaratan seragam sekolah melarang pemakaian jilbab karena atribut, simbol, elemen apa pun menyiratkan propaganda dogma yang terkait. Menjamin kesetaraan semua agama di depan hukum, prinsip-prinsip sekularisme tidak mengizinkan keuntungan dari agama apa pun,” demikian bunyi pernyataan di bagian “Untuk warga negara” di situs web pemerintah Kazakstan, tertanggal 16 Oktober 2023.

    Pernyataan itu juga melarang penggunaan jilbab bagi guru sekolah. Namun, larangan tersebut tidak berlaku di luar sekolah.

    Kazakstan, negara sekuler

    Menurut angka resmi, hampir 70% penduduk Kazakstan menganut agama Islam. Para pendukung larangan tersebut berpendapat bahwa Kazakstan merupakan negara sekuler dan oleh karena itu harus menghindari untuk mengistimewakan agama tertentu.

    Namun, para penentang larangan penggunaan jilbab itu percaya bahwa pembatasan semacam ini justru melanggar prinsip kebebasan hati nurani. Beberapa pihak telah mengambil tindakan ekstrem untuk memprotes keras larangan ini.

    Menteri Pendidikan Kazakstan Gani Beisembayev membenarkan bahwa di wilayah Atyrau saja, 150 anak perempuan telah memutuskan untuk berhenti sekolah sejak awal September lalu karena adanya larangan tersebut. Sedangkan di wilayah Turkestan, dua pria memukuli seorang pejabat sekolah setempat karena tidak mengizinkan anak perempuan yang mengenakan jilbab untuk dapat menghadiri kelas.

    Presiden Kazakstan Kassym-Jomart Tokayev juga mengomentari masalah ini dalam kongres guru nasional di ibu kota Astana. Dia mengatakan bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan, tempat orang-orang datang untuk memperoleh pengetahuan, sedangkan keyakinan agama adalah urusan pribadi.

    ‘Bentuk segregasi tertentu’

    Para murid perempuan membakar buku-buku pelajaran mereka dan menuntut hak untuk mengenakan pakaian muslim atau meminta rekan-rekan mereka untuk mencoba jilbab secara langsung di jalan.

    Mereka menekankan, “tidak akan menukar jilbab mereka dengan apapun.” Sejumlah tokoh perempuan terkemuka di negara itu juga bergabung dalam aksi protes ini, dengan mempublikasikan foto-foto mereka mengenakan jilbab di media sosial.

    Di antara mereka yang mendukung protes tersebut adalah Togjan Qojaly, anggota dewan sosial Almaty yang mengatakan kepada DW bahwa dia meyakini larangan tersebut ilegal.

    “Pertama-tama, Anda harus tahu bahwa jilbab sebenarnya adalah kerudung yang digunakan oleh gadis-gadis di Kazakstan sejak masa pubertas, yaitu sejak usia 13 tahun. Tidak ada konotasi agama di sini. Kedua, undang-undang menjamin hak untuk mendapatkan pendidikan, dan larangan yang telah diberlakukan merupakan hambatan buatan untuk melaksanakan hak tersebut. Mengapa jilbab tiba-tiba menghalangi gadis-gadis muslim untuk menjalani kehidupan sekuler? Tidak ada yang melarang pemakaian salib Kristen atau topi tubeteika. Faktanya, kita berbicara tentang suatu bentuk segregasi tertentu,” kata Qojaly.

    Imam Besar Mufti menyarankan masuk madrasah

    Administrasi Spiritual Muslim Kazakstan telah mengusulkan solusi. Menurut Imam Besar Mufti Kazakstan, Nauryzbay Kazhy Taganuly, anak perempuan yang ingin mengenakan jilbab bisa bersekolah di madrasah atau lembaga pendidikan Islam mulai dari kelas 10 dan seterusnya.

    “Kemungkinan seperti itu ada. Mata pelajaran agama dan sekuler diajarkan di sana sesuai dengan standar Kementerian Pendidikan,” kata Imam Besar Mufti. Sejauh ini pihak berwenang tidak keberatan dengan saran ini, meski larangan mengenakan jilbab tetap berlaku untuk semua lembaga pendidikan di Kazakstan tanpa terkecuali.

    (kp/ha)

    (ita/ita)