Tag: Karyoto

  • Polda Metro Evaluasi Waktu Penggunaan Bahu Jalan Tol Dalkot Urai Kepadatan Jelang Buka Puasa – Halaman all

    Polda Metro Evaluasi Waktu Penggunaan Bahu Jalan Tol Dalkot Urai Kepadatan Jelang Buka Puasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono mengatakan pihaknya sedang mengkaji waktu penggunaan bahu jalan Tol Dalam Kota (Dalkot).

    Hal itu dilakukan mengingat kepadatan lalu lintas cenderung meningkat menjelang buka puasa.

    Sedangkan waktu bahu jalan boleh dilintasi di kala normal pukul 18.00 – 20.00 WIB.

    “Nanti akan kita evaluasi selama seminggu ini kan masih sampe Sabtu, kalau memang pergeserannya waktu volume peningkatannya di sore hari,” kata Argo kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

    Menurutnya di bulan Ramadan ini lalu lintas meningkat pada pukul 16.00 -18.00 WIB.

    Sesaat setelah berbuka puasa, Argo menuturkan volume lalin lebih lenggang.

    “Biasanya habis berbuka pukul 19.00 WIB kembali terjadi peningkatan,” tambahnya.

    Di jalur arteri keberadaan tim urai kemacetan masih dikerahkan di sejumlah titik.

    Argo menuturkan kepadatan dominan terjadi di pasar-pasar penjual takjil.

    Ke depan, Polda Metro Jaya akan terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Tim Urai Kemacetan guna meningkatkan efisiensi dan memastikan kelancaran mobilitas masyarakat di Jakarta.

    Polda Metro Jaya berkomitmen untuk terus meningkatkan efektivitas pengelolaan lalu lintas demi kelancaran mobilitas masyarakat di Jakarta. 

    Kegiatan pengawasan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala guna memastikan kondisi lalu lintas yang lebih baik, pungkasnya.

    Tim urai melibatkan lebih dari 90 personel Ditlantas dibantu personel Sabhara dan Brimob ke sejumlah titik operasi.

    Mereka merupakan tim pemecah kemacetan yang baru dibentuk Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.
     

  • Deretan Kapolda di Pulau Jawa, Nomor 4 Anggotanya Diduga Intimidasi Band Sukatani

    Deretan Kapolda di Pulau Jawa, Nomor 4 Anggotanya Diduga Intimidasi Band Sukatani

    loading…

    Deretan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) di Pulau Jawa diulas dalam artikel ini. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Deretan Kepala Kepolisian Daerah ( Kapolda ) di Pulau Jawa diulas dalam artikel ini. Nomor 4 adalah Kapolda Jawa Tengah yang sejumlah anggotanya diduga mengintimidasi Band Sukatani terkait lagu Bayar Bayar Bayar.

    Kepala Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Kapolda adalah pimpinan Polri di daerah provinsi dan bertanggung jawab kepada Kapolri. Sedangkan Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Polda adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi.

    Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkap) Nomor 12 Tahun 2017 tentang Syarat dan Tata Cara Penetapan Pembagian Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    Diketahui, ada enam Polda di Pulau Jawa. Berikut enam Kapolda di Pulau Jawa:

    1. Karyoto
    Foto/Dok SindoNews

    Pria kelahiran Dukuh Pete, Kuta, Belik, Pemalang, Jawa Tengah, 27 Oktober 1968 ini menjabat Kapolda Metro Jaya. Ada 13 Polres masuk wilayah hukum Polda Metro Jaya.

    13 Polres itu adalah Polres Metro Jakarta Barat, Polres Metro Jakarta Pusat, Polres Metro Jakarta Selatan, Polres Metro Jakarta Timur, Polres Metro Jakarta Utara, Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

    Kemudian, Polres Kepulauan Seribu, Polres Metro Tangerang Kota, Polres Tangerang Selatan, Polresta Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Polres Metro Bekasi Kota, Polres Metro Bekasi, dan Polres Metro Depok.

    Irjen Pol Karyoto adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1990 yang berpengalaman dalam bidang reserse. Berbagai jabatan pernah diembannya, antara lain Perwira Menengah Badan Reserse Kriminal Polri dan Kepala Kepolisian Resor Ketapang (2008).

  • 29.072 pelanggar terjaring Operasi Keselamatan Jaya 2025

    29.072 pelanggar terjaring Operasi Keselamatan Jaya 2025

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Karyoto saat ditemui usai apel gelar pasukan Operasi Keselamatan Jaya 2025 di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (10/2/2025). (ANTARA/Ilham Kausar)

    29.072 pelanggar terjaring Operasi Keselamatan Jaya 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 26 Februari 2025 – 13:19 WIB

    Elshinta.com – Sebanyak 29.072 pelanggar terjaring dalam Operasi Keselamatan Jaya 2025 yang digelar Polda Metro Jaya sejak 10 Februari hingga 23 Februari 2025.

    “Berdasarkan data Ditlantas Polda Metro Jaya, ribuan pelanggaran tercatat selama operasi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Rabu, terkait perkembangan selama 14 hari pelaksanaan Operasi Keselamatan Jaya 2025.

    Pelanggaran sebanyak itu terdiri dari tilang ETLE Statis sebanyak 12.141 kasus, tilang ETLE Mobile ada 16.860 kasus, tilang manual ada 71 kasus dan teguran 25.897 kasus. Ade Ary menjelaskan dari total pelanggaran tersebut ada sejumlah jenis pelanggaran yang sering ditemukan anggota Kepolisian di lapangan.

    “Untuk pengendara roda dua didominasi pelanggaran, tidak pakai helm SNI ada 10.174 kasus, melawan arus ada 7.576 kasus,” katanya.

    Selain itu pelanggaran marka jalan ada 1.594 kasus dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) tidak sesuai ketentuan ada dua kasus. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, beberapa pelanggaran yang menonjol antara lain menggunakan telepon seluler (ponsel) saat berkendara ada 480 kasus, tidak pakai sabuk pengaman ada 8.462 kasus dan penggunaan rotator/sirine/strobo tanpa izin ada dua kasus.

    “Kemudian bus dengan klakson telolet ada 21 kasus, kendaraan ODOL (Over Load Over Dimension) ada 60 kasus,” kata Ade Ary.

    Selain penindakan, Polda Metro Jaya juga gencar melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, seperti edukasi melalui media cetak, elektronik dan media sosial. Pemasangan spanduk dan baliho dan sosialisasi langsung ke perusahaan otobus, asosiasi truk dan komunitas. Kegiatan “safety riding/driving” serta pemeriksaan kesehatan, alkohol dan narkoba bagi pengemudi angkutan umum.

    Operasi Keselamatan Jaya 2025 bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Operasi ini bukan hanya penindakan, tapi agar semua pihak bisa lebih peduli terhadap keselamatan berkendara.

    “Setiap pelanggaran yang tercatat adalah kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kesadaran berlalu lintas,” katanya.

    Dia ingin masyarakat sadar bahwa langkah-langkah yang diambil Kepolisian adalah demi kebaikan bersama. “Dengan pencegahan dan edukasi, kita bisa menciptakan lalu lintas yang lebih tertib dan aman,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Mantan Kadisdagkop-UM Bojonegoro Mangkir dari Pemeriksaan Dugaan Pungli

    Mantan Kadisdagkop-UM Bojonegoro Mangkir dari Pemeriksaan Dugaan Pungli

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Penyidik Satreskrim Polres Bojonegoro telah memanggil Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk dimintai keterangan terkait penyelidikan perkara dugaan gratifikasi dan pungutan liar (pungli) dalam proses penerbitan izin pendirian toko modern di Kabupaten Bojonegoro.

    “Hari ini ada dua ASN yang periksa. Tetapi hanya satu yang hadir. Nanti yang tidak hadir akan dipanggil ulang sampai tiga kali,” ujar Kasi Humas Polres Bojonegoro AKP Karyoto, Selasa (25/2/2025).

    Dua ASN yang diperiksa itu, mantan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bojonegoro Yusnita Liasari dan mantan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disdagkop-UM) Bojonegoro Sukaemi.

    Dari dua ASN yang diperiksa, hanya Yusnita Liasari yang hadir. Sementara Sukaemi mangkir dari pemanggilan. Ketidakhadiran Sukaemi ini tidak ada konfirmasi. “Kalau tiga kali panggilan tetap mangkir polisi akan mendatangi yang bersangkutan untuk diperiksa di tempat,” katanya.

    Sementara Yusnita Liasari yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bojonegoro itu mengatakan, pemeriksaan terhadap dirinya terkait dengan kewenangan dalam pemberian izin pendirian toko modern.

    “Semua perizinan toko modern yang dikeluarkan DPMPTSP sudah sesuai kewenangan, prosedur dan mekanisme yang ada,” ujarnya usai diperiksa penyidik Satreskrim Polres Bojonegoro.

    Yusnita menambahkan, dalam memberikan izin pendirian toko modern, pihaknya mengaku memperhatikan regulasi yang ada. Yakni Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 tahun 2015 Kabupaten Bojonegoro tentang perlindungan dan pemberdayaan pasar tradisional, penataan pusat perbelanjaan, dan toko modern.

    Selain itu, juga terkait dengan Peraturan Bupati (Perbup) nomor 48 tahun 2021 tentang pembatasan kuota pendirian toko modern. “Sudah memperhatikan regulasi yang ada di Bojonegoro yaitu perda 4/2015 soal jarak toko modern dan perbup 48/2021 terkait dengan jumlah kuota,” terangnya.

    Sementara, di wilayah kota saat ini jumlahnya diduga melebihi kuota yang ditetapkan. Jumlahnya sekitar 32 unit toko modern di wilayah kota. Sementara, penerbitan izin pendirian bangunan dan gedung (PBG) toko modern terakhir dikeluarkan oleh DPMPTSP pada tahun 2021 sebanyak 19 unit.

    “Informasinya memang jumlah toko modern lebih dari kuota. Tetapi izin yang dikeluarkan hanya sesuai dengan kuota yang ada dalam Perbup,” pungkasnya.

    Sementara, mantan kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disdagkop-UM) Kabupaten Bojonegoro Sukaemi saat dikonfirmasi tidak memberikan jawaban hingga berita ini diunggah.

    Untuk diketahui, dalam proses penyelidikan perkara ini masih terus berlangsung, dan pihak kepolisian menyatakan akan terus memperbarui informasi seiring perkembangan kasus. Dugaan awal mengarah pada praktik gratifikasi dan pungli yang diduga melibatkan sejumlah pihak dalam proses perizinan toko modern. [lus/beq]

  • Dukung Ketahanan Pangan, Bhayangkari Polda Metro Tebar Bibit Lele-Nila

    Dukung Ketahanan Pangan, Bhayangkari Polda Metro Tebar Bibit Lele-Nila

    Tangerang

    Bhayangkari Daerah Metro Jaya menyerahkan bantuan bibit lele hingga pakan ternak di lokasi ketahanan pangan Asrama Polisi (Aspol) Polresta Bandara Soekarn-Hatta, Tangerang. Bantuan tersebut diserahkan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional.

    Bantuan tersebut diserahkan oleh Ketua Bhayangkari Daerah Metro Jaya Ny Linna Karyoto sesuai launching ‘Penguatan Program Pekarangan Pangan Lestari Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan Dan Program Makan Bergizi Gratis’, yang digelar secara serentak dipimpin oleh Ketua Umum Bhayangkari Nyonya Julianti Sigit Prabowo di Akademi Kepolisian Semarang, Jawa Tengah.

    Ny Linna dan jajaran pengurus Bhayangkari Daerah Metro Jaya menghadiri kegiatan launching secara virtual di Aspol Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Senin (24/2/2025) siang tadi. Pada kesempatan itu, Linna Karyoto menyerahkan bantuan bibit ikan Lele, nila, pakan ternak hingga sembako secara simbolis kepada perwakilan Bhayangkari Bandara Soekarno-Hatta.

    Bhayangkari Polda Metro Jaya menebarkan bibit lele hingga nila di Aspol Polresta Bandara Soetta (Foto: dok. Istimewa)

    Istri Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto itu juga melakukan panen raya tanaman hidroponik, penanaman aneka macam pohon, hingga meninjau peternakan ayam kampung. Kegiatan dilanjutkan dengan panen ikan Lele dan Nila, serta pelepasan bibit Ikan di kolam ketahanan pangan Polresta Bandara Soetta.

    “Launching ‘Penguatan Program Pekarangan Pangan Lestari Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan Dan Program Makan Bergizi Gratis’ ini diikuti oleh 34 Polda serta masing-masing polres jajaran secara virtual,” ujar Linna dalam keterangannya, Senin (24/2/2025).

    Menurut Linna Karyoto, program pekarangan pangan lestari tersebut dalam rangka mendukung program pemerintah, serta penanganan daerah rentan rawan pangan serta ketahanan pangan dan program makan bergizi gratis.

    Bhayangkari Polda Metro Jaya menebarkan bibit lele hingga nila di Aspol Polresta Bandara Soetta (Foto: dok. Istimewa)

    “Kegiatan program pekarangan pangan lestari yang dilaksanakan oleh Organisasi Bhayangkari Polri ini untuk menyukseskan Program Asta Cita Presiden RI Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto,” tandas Nyonya Linna Karyoto didampingi Wakil Ketua Bhayangkari Daerah Metro Jaya Ny. Sari Djati

    Kegiatan tersebut juga dihadiri Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Kombes Pol Ronald Fredy Christian Sipayung, Ketua Cabang Bhayangkari Polresta Bandara Soekarno Hatta Ny Erika Sipayung. Kemudian, Auditor Kepolisian Madya Tingkat III Kombes Pol Ardanto Nugroho, Wakapolresta Bandara Soekarno Hatta AKBP Joko Sulistiono, Wakil Ketua Cabang Bhayangkari Polresta Bandara Soekarno-Hatta Ny Nanda Auliya Putri Sulistiono, Kabag Binkar Biro SDM Polda Metro Jaya AKBP Nurman. Perwakilan Dandim Tangerang 0506/Tangerang, Danramil Tangerang Kota 01/Tangerang Mayor Jefry Sipayung, Kasubsi Ekmon dan Pam Strategis Kejari Kota Tangerang Ari Dody Wijaya.

    (mei/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hari ke-10 Operasi Keselamatan Jaya, 19.520 kendaraan kena tilang ETLE

    Hari ke-10 Operasi Keselamatan Jaya, 19.520 kendaraan kena tilang ETLE

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 19.520 kendaraan terjaring tilang elektronik (ETLE) dan 19.076 pengendara disanksi teguran pada Operasi Keselamatan Jaya 2025 hingga hari ke-10.

    “Hingga hari ke-10 pelaksanaan operasi, sebanyak 19.520 tilang ETLE dan 19.076 teguran telah diberikan kepada pengendara yang melanggar aturan di wilayah hukum Polda Metro Jaya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Ade Ary menjelaskan, dalam pelaksanaan Operasi Keselamatan Jaya 2025, terdapat sejumlah pelanggaran lalu lintas yang mendominasi.

    Pelanggaran yang sering ditemukan pada pengendara sepeda motor, yaitu tidak menggunakan helm berstandar SNI tercatat sebanyak 6.746 pelanggar, melawan arus juga masih cukup tinggi dengan 5.154 kasus serta 352 pelanggaran akibat tidak mematuhi marka jalan.

    Untuk pelanggaran jenis kendaraan roda empat, yaitu tidak menggunakan sabuk pengaman sebanyak 6.049 pengemudi dan pelanggar kedapatan menggunakan ponsel saat berkendara sebanyak 430 pengemudi.

    Polda Metro Jaya juga mencatat 21 pelanggaran yang melibatkan kendaraan “Over Load Over Dimension” (ODOL) serta 21 pelanggaran yang melibatkan kendaraan bus yang menggunakan klakson telolet.

    Ade Ary juga menyampaikan bahwa operasi ini bertujuan untuk menciptakan keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan raya. “Kami berharap dengan Operasi Keselamatan Jaya 2025 ini, masyarakat semakin disiplin dalam berlalulintas,” katanya.

    Polda Metro Jaya mengingatkan bahwa keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab petugas, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai pengguna jalan.

    Polda Metro Jaya menggelar Operasi Keselamatan Jaya 10 Februari-23 Maret 2025 dengan mengerahkan 1.675 personel gabungan dari unsur Polda Metro Jaya, TNI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    “Operasi gabungan ini untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas serta kepatuhan masyarakat, menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polda Metro Jaya,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Karyoto saat memimpin apel di Lapangan Presisi Ditlantas Polda Metro Jaya, Senin (17/2).

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menanti kinerja Tim Pemecah Kemacetan ala Polda Metro Jaya

    Menanti kinerja Tim Pemecah Kemacetan ala Polda Metro Jaya

    evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas

    Jakarta (ANTARA) – Hari Senin tanggal 10 Februari 2025 pagi, Lapangan Presisi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sekitar pukul 06.30 mulai dipadati oleh para anggota yang bersiap-siap mengikuti apel gelar Operasi Keselamatan Jaya 2025 yang akan berlangsung pada pukul 08.00 WIB.

    Awan hitam yang telah membayangi dari atas lapangan markas kepolisian yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman tersebut tidak membuat para pasukan beranjak dari tempatnya, mereka tetap fokus melaksanakan gladi resik sebelum dimulainya apel.

    Sekitar pukul 08.00 WIB, apel digelar sejumlah pejabat utama Polda Metro Jaya hadir untuk menghadiri apel Operasi Keselamatan Jaya 2025 yang dipimpin langsung oleh Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Karyoto.

    Ada hal menarik saat amanat yang dibacakan oleh Jenderal Bintang dua polisi tersebut, bukan mengenai Operasi Keselamatan Jaya namun soal kemacetan yang terjadi di Jakarta, ya seperti diketahui kemacetan bukan hal yang aneh di Jakarta.

    Entah mengapa dalam amanatnya Karyoto mulai bercerita soal kemacetan di Jakarta, dia menyebutkan warga Jakarta sehari-hari tidak lepas dari kemacetan yang tentunya menguras emosi. Bahkan dirinya mengaku sering diklakson oleh masyarakat saat dia berkendara.

    “Ini indikasi bahwa masyarakat jenuh, untuk itu disadarkan, mari kita sama-sama dan tentunya evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas agar lebih memperhatikan persoalan ini,” ucapnya.

    Karyoto yang menjabat Kapolda Metro Jaya sejak 2023 mulai memerintahkan satuannya khususnya dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk membentuk sebuah unit pasukan khusus menyelesaikan persoalan kemacetan.

    Tim khusus tersebut akhirnya dibentuk oleh Karyoto dan dilabeli dengan nama Tim Pemecah Kemacetan atau Tim Urai Kemacetan Polda Metro Jaya. Dia juga menambahkan tim ini tidak hanya diisi oleh dari Ditlantas saja namun akan diisi oleh Direktorat Samapta dan dari Brimob Polda Metro Jaya.

    Mulai beroperasi

    Pembentukan Tim Urai Kemacetan oleh Karyoto bukan hanya sekadar formalitas belaka saja, namun dirinya sungguh-sungguh ingin Jakarta lancar dan tertib sehingga jalanan ibukota setidaknya dapat dinikmati.

    Mengapa dikatakan setidaknya dinikmati, karena melakukan perjalanan sehari-hari di Jakarta adalah salah satu pemicu stres terhadap diri sendiri, bagi warga yang biasa beraktivitas di Jakarta, macet adalah santapan sehari-hari warga ibukota, jika diibaratkan makanan, macet itu seperti nasi bagi warga Jakarta.

    Bahkan berdasarkan data yang dirilis oleh INRIX, sebuah perusahaan analisis data lalu lintas asal Amerika Serikat, Jakarta menjadi kota termacet di dunia tahun 2024 dengan menduduki peringkat tujuh. Peringkat tersebut naik jika dibandingkan pada tahun 2023 yang menempatkan Jakarta sebagai kota termacet pada peringkat 10 dunia.

    Jelas, hal tersebut bukanlah sebuah prestasi yang patut untuk dibanggakan, kenaikan peringkat tersebut dianggap sebuah kegagalan. Masih berdasarkan data yang dirilis oleh INRIX, kecepatan rata-rata berkendara di pusat kota Jakarta hanya 13 mil atau 20 km per jam artinya dalam satu tahun setiap pengendara kehilangan waktu 89 jam karena kemacetan.

    Berdasarkan data tersebut itulah, Tim Urai Kemacetan Polda Metro Jaya diharapkan dapat menyelesaikan persoalan yang telah lama tak kunjung usai di kota yang dahulu bernama Batavia ini.

    Bukan hanya isapan jempol saja, Karyoto telah menyiapkan Tim Urai Kemacetan dengan segala kebutuhan seperti jumlah personel, sarana dan prasarana yang menunjang tim tersebut saat beroperasi ataupun melaksanakan tugas.

    Pria lulusan Akpol 1990 ini menyebut Tim Urai Kemacetan ini berisi sekitar 60 sampai 80 personel, selain itu mereka juga dibekali dengan kendaraan roda dua berjenis trail agar pergerakkannya lebih cepat dan leluasa. Lalu bagaimana Tim Urai Kemacetan ini bekerja dan mengetahui dimana saja titik lokasi kemacetan terjadi?

    Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono menjelaskan Tim Urai Kemacetan akan bekerja berdasarkan informasi dari petugas yang ada di lapangan yang melaporkan ke Traffic Management Center atau TMC, kemudian setelah ada laporan dari TMC, barulah Tim Urai Kemacetan akan langsung menuju ke titik yang dimaksud dan kemudian mengurai kemacetan.

    Berdasarkan laporan petugas di lapangan ada sejumlah titik yang menjadi perhatian Tim Urai Kemacetan yaitu Cawang (off ramp Bukopin), Lampu lalu lintas (TL) Pancoran (Ende 4) dengan fokus mengatur kendaraan dari arah timur menuju Kuningan.

    Selanjutnya, di penghubung ruas jalan (off ramp) Tegal Parang dengan menerapkan sistem buka-tutup kendaraan dari tol ke jalan arteri. Kemudian TL Kuningan (Ende 3) dengan fokus menarik arus kendaraan dari Tegal Parang menuju Semanggi dan Rasuna Said. Lalu, “off ramp” Semanggi dengan fokus mengelola lalu lintas dari tol dan arteri ke TL Kuningan dan Semanggi.

    Jalur lainnya, yakni Mangkuluhur Artotel dengan fokus mengatur arus kendaraan dari Slipi dan Sudirman menuju Cawang, lalu TL Slipi dan TL Tomang dengan fokus pada rekayasa lalu lintas kendaraan dari arah Semanggi dan Harmoni.

    Selanjutnya, turunan Layang Antasari dengan fokus mengontrol arus kendaraan menuju Ragunan dan Cilandak. Selain itu Bundaran Senayan dan Bundaran HI dengan mengurai kepadatan di sekitar kawasan bisnis dan perkantoran.

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Karyoto (tengah) didampingi Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Latif Usman saat meninjau Tim Urai Kemacetan. ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya

    Polda Metro Jaya juga menggunakan peranti pengeras suara untuk memberikan informasi langsung kepada pengendara sehingga mereka lebih cepat memahami situasi di lapangan dan dapat menyesuaikan perjalanan.

    Tim Urai Kemacetan juga telah ditinjau langsung oleh Karyoto pada Jumat (14/2) sekitar pukul 18.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB dimana waktu tersebut merupakan jam-jam nya Masyarakat Jakarta pulang dari kantor menuju rumah mereka masing-masing.

    Dia meninjau langsung di lokasi yang kerap kali menjadi titik kemacetan yaitu di Traffic Light (TL) Kuningan dan TL Mampang Prapatan, dari hasil patroli, menurut Karyoto terlihat, bahwa tim telah bergerak cepat dalam mengurai kepadatan, mengatur arus lalu lintas, serta memberikan imbauan kepada pengendara agar tetap tertib dan mengikuti aturan.

    Langkah positif

    Adanya inovasi dari Polda Metro Jaya yang membentuk Tim Urai Kemacetan dinilai oleh Pemerhati masalah transportasi dan hukum, Budiyanto, sebagai langkah yang positif namun pengaturannya harus diperjelas, karena Polda Metro Jaya membentuk tim tersebut bukan hanya dari Ditlantas tetapi dari pasukan Sabhara dan Brimob.

    Menurut Budiyanto kedua pasukan tersebut juga harus dibekali keterampilan mengatur lalu linta, karena apabila tidak memiliki cara mengatur lalu lintas yang benar malah akan menimbulkan permasalahan, berbeda dengan pasukan Ditlantas yang memang ranahnya.

    Selain itu menurut Budiyanto, penerjunan Tim Urai Kemacetan juga harus ada yang mengendalikan yakni seorang perwira karena menurutnya hal-hal yang bersifat teknis harus diatur tidak boleh hanya anggota yang bergerombol dan hanya dibekali alat komunikasi untuk menginformasikan situasi lalu lintas yang besar kemungkinan info lalu lintasnya terpenggal atau tidak komplit karena mereka bisa saja pergi begitu saja.

    Dia juga menyoroti peran TMC sebagai pusat komando, kendali dan komunikasi mengenai informasi lalu lintas harus turut berperan aktif menjalankan fungsinya sehingga Tim Urai Kemacetan dapat berfungsi dengan maksimal.

    Sementara itu Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menyebutkan Tim Urai Kemacetan diharapkan dapat diberikan wewenang lebih, bukan hanya mengurai kemacetan namun dapat menilang.

    Menurutnya kalau hanya mengurai kemacetan saja, sudah ada Ditlantas ataupun Dinas Perhubungan yang juga bertugas membantu mengurai kemacetan dan mengatur lalu lintas di jalan. Selain itu Deddy juga mengingatkan kepada Tim Urai Kemacetan juga tetap memperhatikan aturan-aturan yang ada, seperti tidak menggunakan jalur Busway untuk mempercepat menuju titik kemacetan.

    Dia juga berharap Tim Urai Kemacetan tidak tumpang tindih dengan tugas dari Ditlantas dan Dishub, karena semuanya memiliki kesamaan yaitu dapat mengatur lalu lintas dan juga mengurai kemacetan.

    Dengan bertambahnya tim untuk mengurai kemacetan di Jakarta, diharapkan dapat membuat Jakarta lancar lalu lintasnya, Masyarakat akan menanti keefektifan Tim Urai Kemacetan bentukan Polda Metro Jaya ini.

    Namun keefektifan tim tersebut juga harus diikuti oleh kesadaran dan kerja sama dari semua Masyarakat untuk tidak melakukan pelanggaran yang bisa mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tim Pemecah Kemacetan Mempercepat Arus Lalu Lintas Keluar Masuk Jakarta, Ini Titik-titiknya – Halaman all

    Tim Pemecah Kemacetan Mempercepat Arus Lalu Lintas Keluar Masuk Jakarta, Ini Titik-titiknya – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman menyampaikan tim pemecah kemacetan berfungsi untuk mempercepat arus lalu lintas keluar masuk Jakarta.

    Latif telah melakukan penempatan sejumlah petugas di beberapa titik.

    “Personel sudah saya kirim untuk plottingannya sambil lihat situasi nanti laporan dari wilayah mana tempat-tempat yang memang ada muncul kemacetan tim urai ini bergerak,” ucap Latif kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/2/2025).

    Tim pemecah kemacatan bergerak dinamis menggunakan sepeda motor melihat situasi di lapangan.

    Untuk pagi hari, tim urai beroperasi mulai dari jam 06.00 WIB sampai dengan jam 08.30 WIB.

    “Jadi upayanya adalah mempercepat arus yang akan masuk dari Jakarta, seperti mulai dari Cakung, mulai dari Kalimalang, mulai dari Depok yang dari Trakindo, mulai dari Lenteng Agung, dari Ciputat masuk ke Pondok Indah, terus dari Daan Mogot,” sambung dia.

    Personel ditugaskan di pintu-pintu masuk ke Jakarta terutama di jalan arteri pada pagi hari.

    Pun demikian pada sore hari, petugas juga akan menempati titik-titik yang sudah ditentukan untuk yang akan keluar Jakarta. 

    Sama seperti titik tadi,  jalur Sudirman-Thamrin sama jalur Gatot Subroto menjadi titik konsentrasi.

    “Bagaimana kendaraan-kendaraan ini kan menumpuknya di situ pada sore hari, yaitu mulai jam 16.00 WIB sampai nanti jam sekitar jam 21.00 WIB,” tuturnya.

    Namun petugas lalu lintas di lapangan akan tetap bersiaga hingga pukul 22.00 WIB sampai arus kendaraan sudah terurai.

    Kapolda Cek Lokasi

    Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto turun langsung mengecek kerja tim pemecah kemacetan Polda Metro Jaya untuk memastikan kelancaran lalu lintas pada Jumat (14/2/2025) malam.

    Karyoto melakukan pengecekan tepatnya di traffic light (lampu merah) Kuningan dan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada saat jam sibuk yakni dimulai dari pukul 18.30 WIB.

    “Kami ingin memastikan bahwa tim ini siap bertugas dengan maksimal dalam mengatasi kepadatan lalu lintas. Oleh karena itu, pengecekan langsung di lapangan sangat penting untuk menilai efektivitas strategi yang telah disiapkan,” kata Karyoto.

    Dalam pengecekan itu, Karyoto menemukan indikasi pelanggaran lalu lintas yang menjadi penyebab kemacetan.

    Kebiasaan buruk pengendara mulai dari menerobos lampu merah, parkir sembarangan, hingga menggunakan trotoar sebagai jalur alternatif.

    “Hal-hal seperti ini yang sering memperparah kondisi lalu lintas. Oleh karena itu, kami minta masyarakat untuk lebih sadar dan tidak melakukan pelanggaran yang bisa mengganggu kelancaran arus kendaraan,” ungkapnya.

    Meski tim pengurai kemacetan ini sudah bekerja dengan optimal, namun hal itu akan sia-sia jika tidak adanya kesadaran pengendara untuk bisa tertib berlalu lintas.

    “Kami terus berupaya mengatasi kemacetan dengan berbagai strategi di lapangan. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa kesadaran dan kerja sama dari masyarakat. Kami mengimbau seluruh pengguna jalan untuk tetap disiplin dan mengutamakan keselamatan,” tuturnya.

    Nantinya, Karyoto akan melakukan pengecekan secara berkala untuk mempersiapkan sejumlah strategi mengatasi kemacetan di Jakarta.

    “Kami akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar strategi penguraian kemacetan semakin efektif. Harapannya, Jakarta bisa memiliki lalu lintas yang lebih tertib, aman, dan nyaman bagi semua pengguna jalan,” tukasnya.

     

  • Kapolda Metro Jaya tinjau langsung kerja Tim Urai Kemacetan

    Kapolda Metro Jaya tinjau langsung kerja Tim Urai Kemacetan

    Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto memberikan arahan langsung kepada Tim Urai Kemacetan di simpang Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2025). ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya

    Kapolda Metro Jaya tinjau langsung kerja Tim Urai Kemacetan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 15 Februari 2025 – 10:33 WIB

    Elshinta.com – Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Karyoto meninjau langsung kerja Tim Urai Kemacetan dalam memastikan kelancaran arus lalu lintas di sejumlah titik rawan kemacetan Jakarta, terutama pada jam sibuk dan lalu lintas padat.

    “Kami ingin memastikan bahwa tim ini siap bertugas dengan maksimal dalam mengatasi kepadatan lalu lintas. Oleh karena itu, pengecekan langsung di lapangan sangat penting untuk menilai efektivitas strategi yang telah disiapkan,” katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.

    Karyoto juga menjelaskan tinjauan langsung pada Jumat (14/2) malam tersebut untuk melihat kondisi lalu lintas di dua titik utama yang kerap mengalami kepadatan kendaraan.

    “Traffic Light (TL) Kuningan dan TL Mampang Prapatan, petugas melakukan rekayasa lalu lintas guna mengurai kepadatan, khususnya di simpang Mampang Prapatan, dari pukul 18.30 WIB sampai dengan 21.15 WIB, ” katanya.

    Dari hasil patroli, menurut Karyoto terlihat, bahwa tim telah bergerak cepat dalam mengurai kepadatan, mengatur arus lalu lintas, serta memberikan imbauan kepada pengendara agar tetap tertib dan mengikuti aturan. Selain itu Karyoto juga mengingatkan masyarakat agar selalu mematuhi aturan lalu lintas dan mengikuti arahan petugas di lapangan demi kelancaran bersama.

    “Kami terus berupaya mengatasi kemacetan dengan berbagai strategi di lapangan. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa kesadaran dan kerja sama dari masyarakat. Kami mengimbau seluruh pengguna jalan untuk tetap disiplin dan mengutamakan keselamatan,” katanya.

    Ia juga menyoroti sejumlah kebiasaan buruk pengendara yang berkontribusi pada kemacetan, seperti parkir sembarangan, menerobos lampu merah dan menggunakan trotoar sebagai jalur alternatif.

    “Hal-hal seperti ini yang sering memperparah kondisi lalu lintas. Oleh karena itu, kami minta masyarakat untuk lebih sadar dan tidak melakukan pelanggaran yang bisa mengganggu kelancaran arus kendaraan,” jelasnya.

    Karyoto juga menegaskan Polda Metro Jaya berkomitmen untuk terus meningkatkan efektivitas pengelolaan lalu lintas demi kelancaran mobilitas masyarakat di Jakarta.

    “Ke depan, kami akan terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Tim Urai Kemacetan guna meningkatkan efisiensi dan memastikan kelancaran mobilitas masyarakat di Jakarta,” katanya. 

    Menurutnya, kegiatan pengawasan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisi lalu lintas yang lebih baik.

    “Kami akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar strategi penguraian kemacetan semakin efektif. Harapannya, Jakarta bisa memiliki lalu lintas yang lebih tertib, aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Cek Kerja Tim Pemecah Kemacetan, Irjen Karyoto Temukan Penyebab Macet, Ada yang Terobos Lampu Merah – Halaman all

    Cek Kerja Tim Pemecah Kemacetan, Irjen Karyoto Temukan Penyebab Macet, Ada yang Terobos Lampu Merah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto turun langsung mengecek kerja Tim Pemecah Kemacetan Polda Metro Jaya untuk memastikan kelancaran lalu lintas, Jumat (14/2/2025) malam.

    Karyoto melakukan pengecekan tepatnya di traffic light (lampu merah) Kuningan dan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada saat jam sibuk yakni dimulai dari pukul 18.30 WIB.

    “Kami ingin memastikan bahwa tim ini siap bertugas dengan maksimal dalam mengatasi kepadatan lalu lintas. Oleh karena itu, pengecekan langsung di lapangan sangat penting untuk menilai efektivitas strategi yang telah disiapkan,” kata Karyoto dalam keterangannya, Sabtu (15/2/2025).

    Dalam pengecekan itu, Karyoto menemukan indikasi pelanggaran lalu lintas yang menjadi penyebab kemacetan.

    Kebiasaan buruk pengendara mulai dari menerobos lampu merah, parkir sembarangan, hingga menggunakan trotoar sebagai jalur alternatif.

    “Hal-hal seperti ini yang sering memperparah kondisi lalu lintas. Oleh karena itu, kami minta masyarakat untuk lebih sadar dan tidak melakukan pelanggaran yang bisa mengganggu kelancaran arus kendaraan,” ungkapnya.

    Meski tim pengurai kemacetan ini sudah bekerja dengan optimal, namun hal itu akan sia-sia jika tidak adanya kesadaran pengendara untuk bisa tertib berlalu lintas.

    “Kami terus berupaya mengatasi kemacetan dengan berbagai strategi di lapangan. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa kesadaran dan kerja sama dari masyarakat. Kami mengimbau seluruh pengguna jalan untuk tetap disiplin dan mengutamakan keselamatan,” tuturnya.

    Nantinya, Karyoto akan melakukan pengecekan secara berkala untuk mempersiapkan sejumlah strategi mengatasi kemacetan di Jakarta.

    “Kami akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar strategi penguraian kemacetan semakin efektif. Harapannya, Jakarta bisa memiliki lalu lintas yang lebih tertib, aman, dan nyaman bagi semua pengguna jalan,” ujarnya.

    Untuk informasi, Karyoto memerintahkan jajarannya untuk membentuk tim pemecah kemacetan.

    Hal itu disampaikan dalam apel gelar pasukan Operasi Keselamatan Jaya 2025 di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).

    “Minggu yang lalu sudah saya perintahkan (jajaran) untuk membuat tim pemecah kemacetan dan jangan disangka ketika hari libur, Sabtu dan Minggu adalah hari senggang, tidak seperti itu,” ucapnya.

    Menurut Karyoto, masyarakat di jalan raya jenuh dengan kondisi kemacetan.

    Di Jakarta hari-hari tidak pernah lepas dari kemacetan tentunya menguras emosi masyarakat.

    “Saya sendiri ketika berkendaraan banyak masyarakat yang tidak sabar dengan membunyikan klakson. Ini indikasi bahwa masyarakat jenuh,” imbuhnya.

    Untuk itu Kapolda Metro meminta adanya evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas agar lebih memperhatikan.

    Kegiatan event-event yang terjadi di seputaran Senayan perlu mendapat perhatian terkait lalu lintas.

    “Dan ini tentunya harus lebih kita memberikan pelayanan agar event dapat berjalan dengan baik dan tentunya tidak terjadi kemacetan yang berdampak pada keluhan masyarakat lebih meluas,” ujarnya.

    Karyoto memberi contoh event besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh 100 ribu orang.

    Apabila acara dibuka pukul 19.00 WIB maka mulai pukul 15.00 WIB itu sudah macet.

    “Selesai 21.00 WIB atau 22.00 WIB dan cair baru 01.00 WIB atau 02.00 WIB. Hal ini menandakan bahwa jalan di seputar pusat keramaian Jakarta hanya itu-itu saja,” pungkasnya.

    Dalam hal Operasi Keselamatan Jaya 2025, Irjen Karyoto menegaskan bahwa aparat TNI-Polri dan jajaran pemerintah daerah berupaya membangun kesadaran terutama adalah para pengguna jalan, dengan cara mencegah dari dini menghilangkan segala bentuk-bentuk kejadian yang mengarah kepada keselamatan dalam berkendaraan. 

    Dia menyampaikan beberapa hal krusial di antaranya aparat harus betul-betul humanis, penyadaran seluruh masyarakat agar berkendaraan untuk lebih tertib dan menaati peraturan-peraturan lalu lintas.