Tag: Karyono Wibowo

  • Untung Rugi Pembatalan Aturan Ambang Batas Presidential Threshold

    Untung Rugi Pembatalan Aturan Ambang Batas Presidential Threshold

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan ketentuan Pasal 222 UU No.7 Tahun 2017 yang mengatur ambang batas syarat pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold yang merupakan keputusan progresif.

    Menurutnya, keputusan tersebut perlu diapresiasi tapi sekaligus perlu dicermati. Mengingat, kebijakan MK tersebut mengandung konsekuensi yaitu semua partai politik serta peserta pemilu memiliki hak yang sama untuk mengajukan pasangan calon. 

    “Masyarakat jadi memiliki banyak pilihan untuk memilih figur capres dan cawapres,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (3/1/2025).

    Namun, Karyono juga menyebut bahwa putusan tersebut perlu dicermati terutama implikasi pengaturan pelaksanaan dan kontestasi pilpres ke depan. Mengingat, dihapusnya ambang batas pencalonan presiden di satu sisi membuka peluang munculnya figur-figur alternatif tapi di sisi lain, banyaknya calon presiden yang jumlahnya sama dengan jumlah partai peserta pemilu juga perlu dicermati.

    Implikasinya, kata Karyono, bisa menimbulkan kompetisi yang tidak sehat. Polarisasi di masyarakat justru berpotensi melebar jika tidak diantisipasi dari aspek regulasi dan teknis pelaksanaannya.

    Karyono menilai bahwa MK dalam amar putusannya sudah mengantisipasi potensi munculnya banyak calon. Oleh karena itu lembaga yudikatif itu meminta lembaga pembentuk undang-undang untuk melakukan rekayasa konstitusi (constitution engineering) termasuk di dalamnya harus memperhitungkan agar calon presiden dan wakil presiden tidak terlalu banyak.

    Hal ini dimaksudkan supaya tidak mengganggu hakikat pemilihan langsung oleh rakyat untuk menghasilkan pemilu yang demokratis dan berintegritas.

    Tak hanya itu, dia melanjutkan bahwa implikasi lainnya yang perlu dicermati adalah rusaknya mental elit dan para aktor politik yang terbiasa menggunakan cara-cara inkonstitusional untuk meraih kemenangan dengan budaya politik transaksional dan menghalalkan segala cara.

    Alhasil, menurutnya, aktivitas money politic dengan berbagai variasi, intimidasi, kampanye hitam, menyebarkan hoaks, manipulasi suara, melibatkan oknum ASN dan aparat dan cara-cara kotor lainnya yang mengabaikan etika, hukum dan moral akan makin marak terjadi.

    Apalagi, Karyono menyebut rendahnya pemahaman politik dan minimnya kesadaran demokrasi masyarakat di akar rumput juga menjadi masalah tersendiri yang memerlukan solusi, yaitu pendidikan tentang prinsip pemilu yang demokratis dan berintegritas.

    “Berbagai masalah tersebut terjadi berulang kali setiap pemilu. Oleh karena itu, jika kondisi tersebut masih belum diperbaiki, maka banyaknya calon presiden alternatif belum tentu menghasilkan pemilu dan pemimpin yang berkualitas dan berintegritas,” tuturnya. 

    Dia menilai bahwa dengan banyaknya calon presiden tentu biaya pemilu akan bertambah besar apalagi potensi pilpres dua putaran justru sangat besar jika persyaratan calon terpilih tidak berubah. Pasal 159, ayat 1 UU No.42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden telah diatur penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih.

    Belum lagi, pasangan Calon terpilih harus meperoleh suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.

    “Ironisnya, terpilihnya paslon presiden tidak linear dengan kualitas pemilu jika mental para aktor politik dan pelaksanaan pemilunya masih belum baik. Terbukanya partai politik peserta pemilu dalam mengajukan pasangan calon tentu akan mengurangi koalisi. Namun, budaya politik transaksional yang  semakin menguat juga masih akan mewarnai koalisi,” pungkas Karyono.

  • Bambang Pacul, Ahmad Basarah, dan Utut Adianto Berpeluang Jadi Sekjen PDIP

    Bambang Pacul, Ahmad Basarah, dan Utut Adianto Berpeluang Jadi Sekjen PDIP

    loading…

    Bambang Pacul, Ahmad Basarah, dan Utut Adianto dinilai berpeluang menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Foto/Dok SINDOnews

    JAKARTA – Pengamat Politik sekaligus Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai ada tiga tokoh yang berpeluang menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) pengganti Hasto Kristiyanto . Diketahui, Hasto ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan dalam perkara Harun Masiku.

    “Dari beberapa nama yang berpeluang menjadi sekjen menggantikan Hasto ada sejumlah kader potensial. Tetapi yang menguat ada dua nama, yaitu Bambang Wuryanto dan Ahmad Basarah. Keduanya politisi PDIP yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam organisasi dan kepartaian,” kata Karyono kepada SINDOnews, Jumat (27/12/2024).

    Selain itu, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul dan Basarah dipercaya memegang jabatan strategis di partai dan menjadi pimpinan di kekuasaan legislatif. Karyono menilai keduanya merupakan publik figur yang memiliki tingkat akseptabilitas tinggi di berbagai kalangan baik secara internal maupun eksternal.

    “Kedua figur tersebut cocok untuk menempati posisi sekjen, karena keduanya memiliki kemampuan menggerakkan roda organisasi dan memiliki pola komunikasi yang memadai,” katanya.

    Dia melanjutkan, di tengah tantangan politik yang dihadapi PDIP saat ini dan ke depan membutuhkan figur sekjen visioner, negarawan, tidak reaksioner. Kemudian, kemampuan berkomunikasi yang tidak menimbulkan blunder politik dan mampu bersikap lentur, tapi tidak patah.

    “Artinya memiliki kemampuan untuk melakukan kerja sama dengan berbagai pihak secara taktis tapi tetap berpegang teguh pada prinsip, asas dan tujuan perjuangan partai tanpa harus konfrontasi terus menerus. Di luar dua figur tersebut nama Utut Adianto juga layak menjadi figur alternatif,” pungkasnya.

    (rca)

  • Dukung Giant Sea Wall, Pramono Juga Ingin Bangun Giant Mangrove Wall

    Dukung Giant Sea Wall, Pramono Juga Ingin Bangun Giant Mangrove Wall

    Bisnis.com, JAKARTA — Calon gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan akan mendukung pengembangan proyek strategis nasional (PSN) Giant Sea Wall.

    Bahkan, pihaknya akan mendorong pengembangan PSN itu lebih jauh dengan pengembangan Giant Mangrove Wall.

    Hal itu ditegaskan Pramono Anung, calon gubernur pasangan calon wakil gubernur DKI Jakarta Rano Karno, dalam debat ketiga atau terakhir jelang Pilgub Jakarta, Minggu (17/11/2024).

    “Giant Sea Wall, sudah masuk PSN, saya sebagai Gubernur taat azas. Untuk itu, maka saya akan dukung sepenuhnya,” jelasnya.

    Menurutnya, Pemerintah Jakarta akan bertanggung jawab dalam pengembangan Giant Sea Wall untuk 11,1 Km. Oleh karena itu, pihaknya akan mengusulkan Giant Mangrove Wall, untuk melengkapi Giant Sea Wall.

    Pasalnya, proyek infrastruktur itu dinilai perlu didukung dengan proyek ekologis yang bisa menjaga keseimbangan.

    “Akan kami lanjutkan menjadi Giant Mangrove Wall,” ungkap Pramono.

    Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta menggelar debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024) malam.

    Debat kali ini mengangkat tema “Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim,” dengan enam subtema, yaitu penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

    Ada tujuh panelis yang berpartisipasi dalam debat ini yaitu Anton Aliabbas, Yayat Supriyatna, Harry Ara Hutabarat, Arisman, Endang Sulastri, Karyono Wibowo, dan Suci Fitriah Tanjung.

    Untuk diketahui, Pilkada Jakarta menjadi ajang pertarungan tiga kandidat. Secara berurutan berdasarkan nomor urut, pasangan tersebut terdiri dari Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Dharma-Kun, dan Pramono-Rano Karno (Si Doel).

  • Debat III Pilkada DKI, Dharma-Kun Tegaskan Tak akan Serang Paslon Lain

    Debat III Pilkada DKI, Dharma-Kun Tegaskan Tak akan Serang Paslon Lain

    Bisnis.com, JAKARTA — Calon gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun memastikan tetap tidak akan menyerang pasangan calon lain saat debat ketiga nanti.

    Dia mengemukakan bahwa dirinya bakal memberikan contoh yang baik dan beradab untuk warga DKI Jakarta dalam debat nanti. Menurut Pongrekun, contoh tersebut adalah menyampaikan pendapat dengan cara yang baik dan benar, bukan menyerang pasangan calon lain. 

    “Saya tidak akan menyerang nanti, biasa saja. Kita kan bangsa yang beradab jadi harus memberikan contoh. Selalu ada cara untuk menyampaikan sesuatu,” tutur Dharma di Jakarta, Minggu (17/11/2024).

    Dia mengaku sudah siap menghadapi tema malam ini tentang perubahan iklim. Menurut Pongrekun, perubahan iklim disebabkan oleh iklim yang berubah sendiri.

    Pongrekun meminta masyarakat agar lebih banyak belajar tentang perubahan iklim dan tidak asal berpendapat.

    “Mungkin rekan-rekan tidak paham bahwa perubahan iklim itu adalah bagian daripada iklim yang diubah. Iklimnya yang berubah sendiri, kalau iklim yang diubah itu namanya klaim es engineering,” katanya.

    Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta akan menggelar debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024) malam.

    Debat kali ini mengangkat tema “Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim,” dengan enam subtema, yaitu penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

    Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU DKI Jakarta, Astri Megatari, dalam keterangan tertulis pada Jumat (15/11/2024), mengumumkan tujuh nama panelis yang akan berpartisipasi, yaitu: Anton Aliabbas, Yayat Supriyatna, Harry Ara Hutabarat, Arisman, Endang Sulastri, Karyono Wibowo, dan Suci Fitriah Tanjung.

    Adapun, jumlah panelis juga tidak berubah dari gelaran-gelaran debat sebelumnya. 

    Untuk diketahui, Pilkada Jakarta menjadi ajang pertarungan tiga kandidat. Secara berurutan berdasarkan nomor urut, pasangan tersebut terdiri dari Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Dharma-Kun, dan Pramono-Rano Karno (Si Doel).

  • Debat KPU Jakarta Digelar Minggu 17 November, Ini Daftar Nama Panelisnya

    Debat KPU Jakarta Digelar Minggu 17 November, Ini Daftar Nama Panelisnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta mengumumkan nama-nama panelis untuk debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 yang akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Minggu, 17 November 2024. 

    Debat kali ini mengangkat tema “Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim,” dengan enam subtema, yaitu penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

    Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU DKI Jakarta, Astri Megatari, dalam keterangan tertulis pada Jumat (15/11/2024), mengumumkan tujuh nama panelis yang akan berpartisipasi, yaitu:

    1.Anton Aliabbas, SPi, MSi, MT, PhD

    2.Dr.drs.Yayat Supriyatna, MSP

    3.Harry Ara Hutabarat, SH, MH

    4.Dr.Arisman

    5.Dr.Endang Sulastri, M.Si

    6.Karyono Wibowo

    7.Suci Fitriah Tanjung

    Adapun, jumlah panelis juga tidak berubah dari gelaran-gelaran debat sebelumnya. 

    Diberitakan sebelumnya, pembagian segmen debat terakhir ini sama dengan debat pertama dan kedua, yakni enam segmen.

    “Masih sama. Enam segmen dengan pembagian seperti debat satu dan dua,” jelasnya pada Rabu (13/11). 

    Selain itu, KPU Jakarta juga mempersiapkan video pendek terkait subtema yang akan diputar sebelum setiap sesi pertanyaan, untuk memberi gambaran lebih jelas mengenai subtema.

    Astri menambahkan, pertanyaan-pertanyaan akan disusun oleh panelis, dan focus group discussion (FGD) yang sebelumnya digelar di debat kedua tidak akan dilaksanakan dalam debat kali ini.

    Untuk diketahui, Pilkada Jakarta menjadi ajang pertarungan tiga kandidat. Secara berurutan berdasarkan nomor urut, pasangan tersebut terdiri dari Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Dharma-Kun, dan Pramono-Rano Karno (Si Doel).

  • Lokasi, Tema dan Nama Panelis Debat Pamungkas Pilkada Jakarta Akhir Pekan Ini

    Lokasi, Tema dan Nama Panelis Debat Pamungkas Pilkada Jakarta Akhir Pekan Ini

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pilkada Jakarta 2024 menyisakan satu debat terakhir yang akan diikuti oleh ketiga paslon yakni Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto dan Pramono Anung-Rano Karno.

    Debat pamungkas Pilkada Jakarta 2024 bakal digelar akhir pekan ini pada Minggu (17/11/2024) di Hotel Sultan Jakarta.

    Adapub tema dalam debat pamungkas ini yakni Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim dengan ruang lingkup meliputi penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan.

    Kemudian mengenai pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih hingga kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

    Komisioner KPU DKI Jakarta, Astri Megatari mengatakan, pihaknya juga menunjuk tujuh panelis yang akan menyusun daftar pertanyaan kepada tiga paslon nantinya.

    “Ketujuh panelis itu yakni Anton Aliabbas, Yayat Supriyatna, Harry Ara Hutabarat, Arisman, Endang Sulastri, Karyono Wibowo dan Suci Fitriah Tanjung,” kata Astri kepada wartawan, Jumat (15/11/2024).

    Astri menjelaskan, secara umum jalannya debat pamungkas nanti tetap sama dengan dua debat sebelumnya yakni terdiri dari enam segmen dengan durasi 2,5 jam.

    Dimana dalam dua debat sebelumnya, segmen 1 berisi penyampaian visi-misi program masing-masing paslon gubernur dan wakil gubernur.

    Kemudian segmen 2 dan 3 berisi pendalaman visi-misi oleh moderator (para pasangan calon akan menjawab pertanyaan dari panelis).

    Lalu segmen 4 dan 5 tanya-jawab antarpaslon dan segmen 6 penyampaian pernyataan penutup masing-masing paslon.

    Yang sedikit membedakan teknis dalam gelaran debat pamungkas yakni nanti akan dilibatkan warga untuk mengungkapkan keresahan dan persoalannya yang dihadapi.

    Astri mengatakan, keresahan warga itu akan ditayangkan melalui video sebagai latar belakang pertanyaan yang akan dirumuskan oleh para panelis.

    “Rencananya bentuknya video pendek tentang sub tema. Jadi akan diputar sebelum pertanyaan dibacakan untuk memberikan gambaran tentang subtema tersebut,” kata Astri.

    Diketahu, KPU DKI Jakarta menjadwalkan tiga kali debat dalam Pilkada Jakarta.

    Debat pertama digelar di JIEXPO Kemayoran pada Minggu (6/10/2024) dengan tema Penguatan SDM dan Transformasi Menuju Kota Global.

    Kemudian debat kedua digelar di Ancol pada Minggu (27/10/2024) dengan tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial. 

  • Uang Kantong Pribadi untuk Program Negara, Dedikasi atau Anomali?

    Uang Kantong Pribadi untuk Program Negara, Dedikasi atau Anomali?

    Bisnis.com, JAKARTA – Belum genap satu bulan, aksi pejabat di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto selalu menarik untuk dicermati. Salah satunya, sejumlah pejabat Negara yang menggunakan uang pribadi untuk mendanai kegiatan atau program Negara.

    Mulai dari selebriti sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni kabinet Merah Putih Raffi Ahmad yang belum lama ini berkomitmen untuk membuat agenda rutin yang mendukung pekerja seni kreatif dan generasi muda tanah air. Uniknya, kegiatan itu nantinya akan didanai dari RANS, perusahaan milik bersama istrinya Nagita Slavina.

    Belum lagi, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) yang melakukan groundbreaking proyek perdana program 3 juta rumah yang digelar di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

    Dalam laporannya, peletakan batu pertama dari pembangunan rumah susun gratis yang masuk dalam program 3 juta rumah tersebut diklaim oleh Ara tak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan menggandeng para pelaku usaha swasta yakni Agung Sedayu Group dan PT Bumi Samboro Sukses.

    Bahkan, dia mendekrarasikan untuk menyumbangkan tanah pribadinya dengan luas 2,5 hektare (Ha) untuk program pembangunan rumah.

    “Jadi tanahnya ini sebagian punya saya, sebagian punya perusahaan. Sebagai menteri harus memberi contoh gotong-royong,” kata Ara saat melakukan groundbreaking di Tangerang, Jumat (1/11/2024).

    Selanjutnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana yang baru-baru ini juga mengatakan bahwa sumber dana uji coba program makan bergizi gratis yang menelan biaya ratusan juta itu berasal dari ‘hamba Allah’.

    Dadan mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk uji coba berkisar antara Rp800 juta-Rp900 juta per bulan. Apalagi, dalam praktik di lapangan percobaan ini telah berlangsung selama sepuluh bulan. 

    “Bisa dihitung setiap bulan itu Rp800—Rp900 juta dikalikan sepuluh bulan, itu sudah berapa satuan layanan. Dan itu yang membiayai adalah hamba Allah,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat BGN dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (31/10/2024).

    Terakhir, Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi juga mengamini bahwa Presiden Prabowo Subianto mendanai secara pribadi pembekalan Retreat Kabinet Merah Putih.

    Dia menekankan bahwa kegiatan yang berjalan selama empat hari tiga malam itu terhitung sejak Kamis (24/10/2024) hingga Minggu (27/10/2024) telah dipersiapkan satu bulan sebelum pelantikan Prabowo sebagai Presiden terpilih periode 2024—2029.

    Lebih lanjut, Hasan melanjutkan bahwa meskipun saat sebelum dilantik Prabowo merupakan Menteri Pertahanan (Menhan) dari Kabinet Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), tetapi Prabowo enggan untuk menggunakan uang Negara.

    “Kegiatan tersebut dipersiapkan oleh beliau dan tim sejak 1 bulan sebelum dilantik. Jadi menggunakan dana dari Pak Prabowo sendiri,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan teks, Senin (28/10/2024).

    Pertanyaan pun muncul dikepala, dengan beberapa pihak dari Kabinet menekankan akan menjalankan program dengan menggunakan uang pribadi. Kira-kira apa efeknya? Apakah baik juga untuk keberlangsungan Negara? Dedikasi atau Anomali?

    Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman menilai bahwa penggunaan dana pribadi oleh pejabat kabinet untuk menjalankan program pemerintahan merupakan langkah yang kontroversial dan jarang terjadi. 

    Dia melanjutkan bahwa tentu hal ini akan mempunyai dampak terhadap tata kelola negara maupun pengelolaan fiskal. Meskipun sekilas tampak memberikan keuntungan, seperti penghematan anggaran negara dan percepatan realisasi program, tetapi sebenarnya mengandung sejumlah persoalan fundamental yang berpotensi melemahkan tata kelola negara dan akuntabilitas pemerintahan.

    Pertama, kata Rizal, akan ada masalah serius dalam hal transparansi. Ketika dana pribadi digunakan untuk program publik, publik harus mempertanyakan sejauh mana transparansi dan pengawasan atas dana ini dapat dipastikan. 

    “Uang pribadi pejabat yang dipakai untuk urusan negara membuka celah bagi konflik kepentingan dan penyalahgunaan kekuasaan, terutama jika sumber dana tersebut tidak dilaporkan atau diawasi dengan ketat,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/11/2024).

    Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa transparansi bukan sekadar formalitas tetapi sebuah prinsip dasar yang menjamin rakyat dapat melihat dan mengawasi kebijakan yang dibuat untuk kepentingan mereka.

    Kedua, dia menyebut ada potensi keberlanjutan program jangka panjang terancam, sebab penggunaan dana pribadi yang pada dasarnya tidak terstruktur bahkan tidak ada dalam APBN, membuat program-program yang didanai dengan cara ini rentan terhadap ketergantungan pada individu, bukan sistem. 

    “Apa yang terjadi jika pejabat yang mendanai suatu program berhenti menjabat atau mengalami perubahan posisi? Langkah ini justru mengakibatkan ketidakpastian keberlanjutan program, karena negara seharusnya bergantung pada anggaran yang konsisten, bukan dana pribadi yang bersifat temporer,” tuturnya.

    Ketiga, Rizal menyoroti bahwa langkah ini berisiko mengaburkan batas antara kepentingan publik dan pribadi. Menurutnya, program pemerintah seharusnya dibiayai oleh anggaran negara yang diambil dari pajak rakyat, bukan uang pribadi pejabat. 

    Apalagi, dia melanjutkan ketika dana pribadi digunakan untuk kepentingan negara, ada risiko bahwa pejabat tersebut melanggar prinsip netralitas dalam pengelolaan program. 

    Alhasil, hal ini membuka peluang bagi politisasi program dan penguatan pengaruh pribadi dalam kebijakan negara, sesuatu yang secara fundamental berlawanan dengan prinsip tata kelola yang sehat.

    “Jika dianggap perlu menggunakan dana pribadi, pertanyaannya adalah mengapa tidak mendorong perubahan sistem anggaran negara untuk lebih fleksibel atau cepat dalam merespon kebutuhan? Apakah ini menandakan bahwa mereka sudah kehilangan kepercayaan terhadap sistem keuangan negara yang mereka kelola sendiri?” ujarnya.

    Rizal menambahkan justru reformasi sistem keuangan negara adalah yang paling dibutuhkan jika memang ada masalah dalam pencairan anggaran atau alokasi dana yang tepat waktu.

    Dengan demikian, dia menilai bahwa langkah penggunaan dana pribadi untuk menjalankan program negara tidak cukup hanya dilihat dari manfaat praktisnya. Ini menyentuh prinsip dasar akuntabilitas, transparansi, dan keberlanjutan sistem pemerintahan. 

    Menurutnya, apabila serius ingin membangun negara yang kuat, sehat, dan mandiri, maka pemerintah seharusnya memastikan bahwa setiap program publik dibiayai oleh dana publik dan dikelola oleh sistem yang transparan, bukan oleh individu atau kelompok tertentu yang bisa mengarahkan arah kebijakan sesuai kepentingan pribadi.

    Setali tiga uang, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira melihat bahwa program pemerintah yang gunakan uang pribadi menunjukkan bahwa anggaran sangat terbatas atau ruang fiskal tengah menyempit sehingga perlu didorong adanya kerjasama dengan pengusaha. 

    “Tentu ada risiko moral hazard-nya, kalau skemanya tidak jelas bisa tercampur antara anggaran negara APBN dengan dana pribadi. Potensi korupsinya besar,” ujarnya. 

    Bhima juga menilai praktik ini cenderung melahirkan konsep abuse of power sehingga menteri yang mengeluarkan dana pribadi akan mendorong kebijakan yang menguntungkan bisnis pribadi atau kelompoknya. 

    Senada, Direktur Indonesia Publik Institut Karyono Wibowo justru memandang bahwa menjelang 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto, setiap pembantunya justru memberikan anomali dengan gencar berdedikasi untuk Negara.

    “Saya melihat ini gimik dan lucu, bahkan agak bias ini program pemerintah dibiayai oleh dana pribadi itu bias dan tidak ada aturan di sana. Akhirnya akan membuka ketidak percayaan publik terhadap keuangan Negara nantinya,” ujarnya.

    Karyono menilai bahwa apabila setiap kementerian melakukan lobi agar tercipta kerja sama antara pemerintah dengan swasta akan lebih masuk akal apabila dibandingkan dengan pencitraan penggunaan uang pribadi untuk Negara.

    Menurutnya, seharusnya setiap pembantu dari Prabowo Subianti sebaiknya memberikan gagasan yang lebih rasional dan tidak memberikan wacana yang kurang masuk akal dan hanya mengedepankan gimik semata.

    Penyebabnya, langkah bias itu, kata Karyono akan berdampak pada laporan pertanggungjawaban. Menariknya akan mengubah sistem dan format pelaporan karena ada sumber pembangunan dari pembiayaan pribadi. 

    “Karena kalau pakai uang pribadi rumusnya bagaimana. Akan berdampak pada pertanggung jawabananya. Jadi, ini lebih mengejar kepada opini publik dan membangun citra pemerintah 100 hari ke depan,” pungkas Karyono.