Tag: Kamaruddin Amin

  • UIN Walisongo Tambah 4 Guru Besar, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Keagamaan

    UIN Walisongo Tambah 4 Guru Besar, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Keagamaan

    TRIBUNJATENG.COM – Kementerian Agama telah menerbitkan surat keputusan (SK) terkait penetapan 185 profesor atau guru besar rumpun ilmu agama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

    Surat Keputusan Menteri Agama (KMA) terkait penetapan 185 profesor atau guru besar itu diserahkan secara simbolis oleh Sekjen Kemenag Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A dan Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Amin Suyitno, M.Ag serta Dirjen Bimas Hindu Prof. Dr. Drs I Nengah Duija, M.Si kepada para guru besar yang mengikuti pengukuhan secara Luring dan Daring, di Jakarta, Selasa (25/03/2025).

    Dalam kesempatan itu, Kamaruddin menegaskan, penetapan guru besar rumpun ilmu agama oleh Kemenag tetap mengacu kepada standar mutu sebagaimana yang dilakukan oleh Kemendikbud dan diatur dalam PMA 7/2021 dan KMA 856/2021.

    “Pengukuhan guru besar sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di lingkungan Kementerian Agama. Hal ini tidak hanya memberikan pengakuan akademis, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik keagamaan yang moderat di Indonesia,” terangnya dalam arahan.

    Kepada para guru besar baru tersebut, Kamaruddin berpesan untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

    “Kita berharap dengan amanah baru sebagai profesor ini, ada peningkatan kualitas perguruan tinggi secara signifikan. Seorang profesor bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga menjadi rujukan dan otoritas akademik,” harap Kamaruddin.

    Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno mengatakan bahwa penetapan guru besar di lingkungan Kementerian Agama harus diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan.

    “Akreditasi unggul menjadi salah satu indikator penting yang mencerminkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI),” ucapnya.

    Amien Suyitno menyatakan bahwa Kementerian Agama berkomitmen untuk mendukung proses pengajuan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala dan Guru Besar.

    Ia berharap bahwa akan lahir lebih banyak guru besar yang berkualitas dari Kementerian Agama, yang dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu pengetahuan juga teknologi di Indonesia.

    Daftar Penerima Penetapan Profesor untuk UIN Walisongo Semarang

    Dr. Ahmad Ismail, M.Ag.,M.Hum. (FITK) bidang ilmu/kepakaran: Ilmu Lughah Al-Ashriyyah (Linguistik Modern)
    Dr. Muhammad Sulthon, MAg. (Pascasarjana) Bidang ilmu/kepakaran: Manajemen Dakwah
    Dr. Moh Nor Ichwan, M.Ag. (Fuhum) bidang ilmu/kepakaran: Metodologi Tafsir Al-Qur’an
    Dr. Tholkhatul Khoir, M.Ag. (FSH) bidang ilmu/kepakaran: Ushul Fiqh. (*)

  • BAZNAS RI komitmen kelola ZIS untuk pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan

    BAZNAS RI komitmen kelola ZIS untuk pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    BAZNAS RI komitmen kelola ZIS untuk pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 17 Maret 2025 – 13:57 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menegaskan komitmennya dalam mengoptimalkan pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) untuk mendukung pembangunan nasional serta pengentasan kemiskinan di Indonesia.

    Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua BAZNAS RI, Mokhamad Mahdum, MIDEc, Ak, CA, CPA, CWM, CGRCOP, GRCE, CHRP, dalam acara Talkshow Economic Challenges Special Ramadan: Pembangunan Sosial Berbasis Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) yang diselenggarakan di Grand Studio Metro TV, Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (11/03/2025).

    Dalam diskusi tersebut, Mokhamad Mahdum menekankan, ZISWAF bukan sekadar instrumen distribusi kekayaan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam mendorong pemberdayaan ekonomi umat secara berkelanjutan.

    “Optimalisasi pengelolaan ZISWAF dengan pendekatan inovatif dan profesional akan meningkatkan efektivitas dalam memberdayakan mustahik menjadi muzakki, serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip syariah,” ujar Mo Mahdum.

    Mo Mahdum menjelaskan, BAZNAS menerapkan standar evaluasi pengelolaan zakat, salah satunya adalah Indeks Zakat Nasional (IZN) yakni alat ukur kinerja pengelolaan zakat, guna memastikan perbaikan berkelanjutan.

    “Indeks Literasi Zakat di Indonesia saat ini berada di angka 74,83 atau kategori menengah. Oleh karena itu, kami terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya zakat,” jelas Mahdum.

    Mo Mahdum menambahkan, BAZNAS juga mengoptimalkan pembayaran zakat secara digital dengan bekerja sama dengan 24 perbankan, 24 aplikasi platform komersial, 7 platform non-komersial, serta berbagai media sosial dan e-commerce. Selain itu, BAZNAS telah mengembangkan Zakat Virtual Assistant dan Voice Command Zakat Assistant berbasis Artificial Intelligence (AI).

    “Digitalisasi pengelolaan zakat telah meningkatkan efisiensi dan transparansi. Pengumpulan zakat secara digital mengalami kenaikan rata-rata 202,5 persen dalam 10 tahun terakhir,” ungkap Mahdum.

    Mo Mahdum menyampaikan, dana ZIS tidak hanya digunakan untuk bantuan konsumtif, tetapi juga dialokasikan ke berbagai program pemberdayaan ekonomi, seperti UMKM, ekonomi kreatif, dan pertanian.

    “Selama tahun 2024, BAZNAS menyalurkan Rp68,3 miliar kepada 26.778 mustahik UMKM. Program ini bertujuan untuk mengubah mustahik menjadi muzakki dalam jangka panjang,” tutur Mahdum.

    “Sinergi dengan pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk memastikan program berbasis ZIS lebih tepat sasaran, terintegrasi dengan kebijakan daerah, serta berkelanjutan,” kata Mahdum.

    Mo Mahdum merincikan, seluruh program BAZNAS berkontribusi terhadap pencapaian SDGs, dengan alokasi dana 30 persen untuk sosial kemanusiaan, 23,5 persen untuk pendidikan, 20 persen untuk ekonomi, 17,4 persen untuk kesehatan, 5,1 persen untuk advokasi dan dakwah, 3,5 persen untuk pemberdayaan kesehatan.

    Sebagai langkah peningkatan kepercayaan publik, BAZNAS menerapkan audit independen setiap tahun, memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI, serta mengembangkan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA) untuk memonitor penerimaan dan distribusi dana secara real-time.

    Pada 2025, BAZNAS memiliki 10 program prioritas, termasuk Beasiswa dan Pendidikan, BAZNAS Microfinance, Zmart, ZChicken, Santripreneur, Rumah Layak Huni BAZNAS (RLHB), Rumah Sehat BAZNAS, serta pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting.

    Dalam kesempatan itu, Mo Mahdum juga mengimbau kepada masyarakat untuk mensucikan hartanya dengan menunaikan zakat, tidak hanya zakat fitrahnya, tetapi juga zakat mal, zakat profesi, zakat perusahaan, zakat pertanian, dan lain sebagainya.

    “Tentunya kami mengimbau agar masyarakat menunaikan zakat, infak, dan sedekahnya melalui lembaga-lembaga resmi yang mendapatkan izin dari pemerintah melalui Kemenag, dalam hal ini adalah BAZNAS,” tutupnya.

    Acara yang dipersembahkan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) dan disiarkan langsung di kanal YouTube Metro TV ini juga menghadirkan Ketua Badan Wakaf Indonesia, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, Wakil Ketua Umum VI IAEI, Dr. Irfan Syauqi Beik, serta Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitul Maal BRILiaN, M. Dadang Permana KF.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Menag Minta Umat Buddha Tonjolkan Kesakralan saat Waisak 2025 di Candi Borobudur

    Menag Minta Umat Buddha Tonjolkan Kesakralan saat Waisak 2025 di Candi Borobudur

    loading…

    Menag Nasaruddin Umar berharap umat Buddha yang akan memperingati Waisak tahun 2025 agar menonjolkan kesakralan saat peringatan upacara suci di Candi Borobudur. Foto/Ist

    JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap umat Buddha yang akan memperingati Waisak tahun 2025 agar menonjolkan kesakralan saat peringatan upacara suci di Candi Borobudur.

    Menag Nasaruddin menyampaikan hal itu saat menerima audiensi dengan para Bhikkhu, Sangha dan tokoh Umat Buddha di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025).

    “Saya berharap Waisak nanti jangan sampai hilang unsur sakralnya. Kegiatan sakral kemanusiaan Waisak itu jangan lebih menonjolkan aspek selebrasinya. Jangan sampai kemeriahannya mengalahkan kedalamannya. Penghayatan kedalaman makna Waisak itu lebih penting,” pesan Menag yang didampingi Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin, dan Dirjen Bimas Buddha Supriyadi.

    Menurut Menag, penting untuk menambah kesakralan peringatan Waisak dengan menyalakan lilin dalam hati umat.

    “Ketika seseorang keluar dari tempat ibadah, lentera dalam hatinya akan terang benderang. Jangan sampai nanti keajaiban-keajaiban agama itu diwarnai dengan sesuatu yang tidak luhur,” katanya.

    Ia juga berpesan agar peringatan Waisak tidak ada kepentingan-kepentingan tertentu yang non-religi, entah itu kepentingan politik, kepentingan bisnis, kepentingan umum maupun personal. Menurutnya, hal itu, sedapat mungkin harus dipisahkan.

    “Ketika kita masuk dalam upacara suci, kita akan memelihara keheningan. Karena keheningan inilah di mana dalam kita memprovokasi pengetahuan luhur, dipahami oleh masyarakat-masyarakat luhur,” jelas Nasaruddin Umar.

  • Kemenag Kenalkan Kurikulum Cinta sebagai Jawaban Problem Kemanusiaan

    Kemenag Kenalkan Kurikulum Cinta sebagai Jawaban Problem Kemanusiaan

    JAKARTA – Kementerian Agama mengenalkan konsep Kurikulum Cinta sebagai jawaban atas masalah kemanusiaan kepada mahasiswa UIN Malang yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, ASEAN, hingga Amerika, dalam gelaran Ramadhan Global Camp.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin menyampaikan tidak ada alasan makhluk hidup di dunia untuk tidak saling mencintai, mengingat dalam setiap langkah manusia ada sebuah ekosistem yang di dalamnya tidak lepas dari orkestrasi Sang Pencipta.

    “Kita tidak bisa mencapai keberhasilan tanpa ekosistem yang mendukung. Ada relasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan lingkungan sosial yang harus kita jaga,” ujar Kamaruddin dilansir ANTARA, Minggu, 9 Maret.

    Kurikulum Cinta pertama kali disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar sebagai panduan bagi lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama.

    Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dituntut untuk menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa masa depan berlandas kurikulum yang berbasis kepada cinta kasih.

    Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag Sahiron Samsudin mengatakan dalam menelurkan ide besar Kurikulum Cinta, Menteri Agama tidak hanya berlandaskan kepada Al Quran dan Hadis saja, melainkan mengkaji teks-teks keagamaan.

    Bahkan, tidak hanya agama Islam saja, tetapi dari berbagai agama yang seluruhnya mengarah kepada cinta kasih sebagai jawaban atas problem-problem sosial yang berkembang di dunia.

    “Beliau membaca banyak problem sosial, kemiskinan, kekerasan, konflik sosial dan masih banyak lagi yang berkembang di masyarakat global, jadi beliau jeli membaca ini,” kata dia.

    Agama mengajarkan bagaimana manusia hidup secara harmonis dan damai, tetapi dalam kenyataannya banyak problem sosial yang terjadi.

    “Ini berarti ada yang harus diselesaikan, dan cara paling ideal adalah melalui pendidikan, baik dari tingkat dasar, anak-anak, sampai pada tingkat yang lebih tinggi, melalui kurikulum berbasis cinta ini,” kata Sahiron.

    Senada dengan Sahiron, Rektor UIN Malang Zainuddin menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana mayoritas ini tetap bisa menaungi dan memberikan kedamaian kepada agama yang lain di Indonesia.

    “Pak Menteri menyampaikan bahwa pluralitas itu ibarat lukisan tuhan dari berbagai varian, oleh karena itu jangan sampai dinodai, apalagi kemudian dirusak,” kata dia.

    Perwakilan mahasiswa luar negeri asal Libya Salih Alson Haji menuturkan sejak memutuskan belajar di Indonesia dirinya menemukan berbagai keindahan yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya.

    Selain alamnya yang kaya, Indonesia sebagai negara dengan berbagai suku, agama dan budaya namun terus mampu menjaga perdamaian, kerukunan, dan harmonisasi antar-sesama yang hidup di dalamnya.

    “Alhamdulillah, kalau kita lihat Indonesia itu sangat kaya, kaya sekali, kaya agama, kaya bahasa, kaya bahasa, kaya akan keberagaman, tetapi saya melihat semuanya mampu hidup bersama-sama,” kata Mahasiswa yang saat ini tengah menempuh S3 di UIN Malang ini.

  • Ramadan Global Camp di Kampus UIN Malang, Kupas Kurikulum Cinta Jawab Problem Kemanusiaan Dunia – Halaman all

    Ramadan Global Camp di Kampus UIN Malang, Kupas Kurikulum Cinta Jawab Problem Kemanusiaan Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI sukses menggelar Ramadan Global Camp di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Jumat (8/3/2025).

    Acara talk show ini membahas kurikulum cinta bersama mahasiswa UIN Malang yang berasal dari berbagai belahan dunia, mulai dari Eropa, Timur Tengah, ASEAN hingga Amerika.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, tidak ada alasan mahluk hidup di dunia tidak saling mencintai. Hal ini mengingat dalam setiap langkah manusia itu sendiri, tidak lepas dari sebuah ekosistem yang di dalamnya tidak lepas dari orkestrasi Allah sebagai Yang Maha Mengatur.

    “Jadi semua capaian kita, kesuksesan kita, kesuksesan karier kita, semua kesuksesan yang kita capai tidak terlepas dari kontribusi orang lain, tidak lepas dari ekosistem kehidupan yang di dalamnya ada pergumulan, eksistensial manusia dan lingkungan, antar manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam,” ujar Prof Kamaruddin.

    Kurikulum Cinta pertama kali disampaikan oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar sebagai panduan bagi lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama, khususnya Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam agar menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa masa depan berlandas kurikulum yang barbasis kepada cinta kasih.

    Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron Samsudin menyampaikan, dalam menelurkan ide besar Kurikulum Cinta, Menteri Agama tidak hanya berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadis saja, melainkan mengkaji teks-teks keagamaan dari berbagai agama yang seluruhnya mengarah kepada cinta kasih sebagai jawaban atas problem-problem sosal yang berkembang di dunia.

    “Beliau membaca banyak sekali problem sosial, kemiskinian, kekerasan, konflik sosial dan masih banyak lagi yang berkembang di masyarakat global, jadi beliau jeli membaca ini, dimana dari satu sisi Agama mengajarkan bagaimana kita hidup secara harmonis dan damai, tetapi dalam kenyataannya banyak seali problem sosial. Ini berarti ada yang harus diselesaikan, dan cara paling ideal adalah melalui pendidikan, baik dari tingkat dasar, anak-anak, sampai pada tingkat yang lebih tinggi, melalui kurikulum berbasis cinta ini,” terang Prof Sahiron.

    Rektor UIN Malang Zainuddin menjelaskan, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas beragama Islam, namun tantangan terbesarnya adalah bagaimana mayoritas ini tetap bisa menaungi dan memberikan kedamaian kepada agama yang lain di Indonesia.

    “Pak Menteri menyampaikan bahwa pluralitas itu ibarat lukisan Tuhan dari berbagai varian, oleh karena itu jangan sampai dinodai, apalagi kemudian dirusak, nah Indonesia adalah negara yang plural, tidak hanya terdiri dari beberapa agama, tetap suku dan bahasa, oleh karena itu diantara kita haru menjalin kerjasama yang baik,” tuturnya.

    Perwakilan mahasiswa luar negeri asal Libya, Salih Alson Haji menuturkan, sejak memutuskan belajar di Indonesia diriniya menemukan berbagai keindahan yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya.

    Selain alamnya yang kaya,  Indonesia sebagai negara dengan berbagai suku, agama dan budaya namun terus mampu menjaga perdamaian, kerukunan, dan harmonisasi antar sesama yang hidup didalamnya.

    “Jika merujuk Al-Quran dan Hadis ada banyak sekali ayat yang menuntun manusia kepada kemanusiaan, kaitannya dengan Indonesia, Alhamdulillah kalau kita lihat Indonesia itu sangat kaya, kaya sekali, kaya agama, kaya bahasa, kaya bahasa, kaya akan keberagaan tetap saya melihat semuanya mampu hidup bersama-sama,” ujar mahasiswa S3 UIN Malang tersebut.

  • Pemancangan Perdana Masjid PIK: Simbol Harmoni dan Keindahan Arsitektur Islam – Halaman all

    Pemancangan Perdana Masjid PIK: Simbol Harmoni dan Keindahan Arsitektur Islam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Agung Sedayu Group dengan bangga menggelar Pemancangan Perdana Masjid PIK, yang berlokasi di Simpang Empat – Gate 5 Riverwalk Island, PIK. Masjid ini merupakan bagian dari pengembangan kawasan Riverwalk Island, yang nantinya akan menjadi pusat kehidupan beragama dengan hadirnya empat sarana ibadah: Masjid, Gereja, Vihara, dan Kelenteng.

    Acara ini dimulai dengan khutbah Jum’at oleh  Menteri Agama RI, Prof. Dr.KH. Nasaruddin Umar, MA, yang dilanjut dengan Sholat Jum’at bersama tokoh masyarakat, pemuka agama, santriwan dan santriwati Pesantren Assalam Kecamatan Kemiri Kabupaten Tangerang, para undangan dan masyarakat sekitar yang membludak hingga keluar area tenda dan diperkirakan mncapai ±1000 jamaah.

    Dalam sambutannya, Letnan Jenderal Tni (Mar) (Purn.) Dr. Nono Sampono, S.Pi., M.Si. selaku Direktur Utama Agung Sedayu Group menerangkan bahwa kawasan Pantai Indah Kapuk yang semakin berkembang dan populasi penduduknya juga terus  bertambah maka  kebutuhan tempat ibadah juga meningkat. Untuk itulah Masjid Al-Ikhlas PIK dibangun.

    “Sebagai informasi tambahan, bersama ini juga kami laporkan ke Bapak Menteri Agama RI, bahwa kami akan menyiapkan 1 lagi masjid yang lebih besar, berkapasitas sekitar 5.000 jamaah yang berlokasi di Taman Bhinneka PIK2. Harapan kami tidak ada hambatan cuaca dan lain-lain dalam masa konstruksi, agar bisa selesai sesuai target di akhir tahun 2026,” tambahnya.

    Kemudian dilanjut dengan ceramah pemancangan perdana oleh Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin M.A yang kemudian menyambung kepada prosesi pemancangan perdana. Masjid Al-Ikhlas PIK yang berlokasi strategis karena dilewati akses utama untuk menuju PIK2 dari Golf Island PIK mempunyai luas bangunan ±1248m2, mengusung konsep arsitektur Islamic Classical Architecture, dengan desain yang menggabungkan keagungan dan kenyamanan.

    Dari luar, masjid ini terlihat berbentuk kotak dengan pilar-pilar kokoh yang membingkai selasar. Namun, saat memasuki ruang dalam, jamaah akan disambut dengan ruang berbentuk lingkaran, memberikan pengalaman spiritual yang unik dan menyenangkan.

    Menurut Prof. Dr.KH. Nasaruddin Umar, MA, rumah ibadah Masjid itu adalah dekorasi langit. Terbangunnya banyak masjid di sudut-sudut Jakarta terutama, merupakan representasi dari Indonesia dimana masyarakatnya mayoritas adalah Muslim. Beliau menerangkan, “the Real Indonesia karena merepresentasikan rumah ibadahnya sedemikian banyak di tempat ini. Dan itu tiang pancang langit yang kita bangun. Semakin banyak tempat ibadah yang kita bangun, maka semakin kokoh langit itu. Tidak akan runtuh selama ada orang yang memanggil nama Tuhan di kolong langit ini,” ungkapnya dalam sambutan.

    Beliau juga menjelaskan dimana kota-kota besar di luar Indonesia, di wilayah dekat bandara itu saat akan mendarat memamerkan keindahannya dari atas langit. “Tapi 5 tahun yang lampau kalau kita lewat diatas sini, apa yang kita lihat? Penuh dengan sampah, airnya hitam, dan sangat kumuh. Tidak ada kebanggaan yang kita lihat. Tapi sekarang kita terbang diatas lokasi ini, apa yang kita lihat? Ini adalah seperti mimpi Indonesia di masa depan, jadi mimpi datang lebih awal,” tambahnya.

    Bangunan ini juga dilengkapi dengan selasar luar, taman hijau yang asri, serta akses kendaraan yang terpisah dengan total luas keseluruhan area ±2435m2, menciptakan suasana yang sejuk dan nyaman bagi para jamaah. Biaya konstruksi pembangunan Masjid ini diperkirakan sekitar Rp. 45 Miliar, dan mampu menampung hingga ±600 jamaah, yang ditargetkan selesai pada akhir 2025.

    Kehadiran masjid ini adalah bukan hanya untuk menjadi tiang pancang langit untuk tidak jatuh, tetapi kehadiran masjid yang di pancangkan di PIK ini juga akan menjadi jaring pengaman dari berbagai macam hal yang tidak kita harapkan. Dengan kehadiran masjid ini, banyak orang sujud, banyak orang berdoa, tentu doa mereka itu adalah kebaikan untuk semua. 

    Sebagai penutup dari serangkaian acara pemancangan perdana Masjid Al-Ikhlas PIK, Agung Sedayu Group membagikan 1000 paket sembako berupa beras, terigu, mie instan, margarin dan sirup kepada anak-anak yatim, petugas kebersihan dan para pekerja di wilayah sekitar kawasan PIK1 dan PIK2.

    Pembangunan Masjid Al-Ikhlas PIK diharapkan menjadi lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol keharmonisan dan keindahan Islam di tengah dinamika perkotaan. Sebuah tempat di mana iman dan arsitektur bertemu, menciptakan suasana yang damai dan penuh keberkahan.

    Dengan dimulainya pembangunan Masjid PIK di Riverwalk Island, Agung Sedayu Group kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan kawasan yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga memberikan ruang bagi nilai-nilai budaya dan spiritualitas, guna menciptakan kehidupan yang lebih harmonis bagi semua.

  • Kementerian Agama Akan Musnahkan Arsip Inaktif, Dorong Efisiensi Tata Kelola

    Kementerian Agama Akan Musnahkan Arsip Inaktif, Dorong Efisiensi Tata Kelola

    Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dalam kegiatan Pemusnahan Arsip Inaktif di Auditorium H.M. Rasidi, Kementerian Agama, pada Kamis 20 Februari 2025.

    Langkah ini menjadi bagian dari upaya peningkatan efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan arsip di lingkungan kementerian.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamaruddin Amin, memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut dan menilai bahwa langkah ini menjadi contoh bagi unit kerja lainnya.

    “Saya apresiasi langkah teknis dan sangat produktif yang diambil dari teman-teman dari Buddha dan Katolik yang sudah menginisiasi langkah ini, dan saya kira ini mungkin pertama ya secara resmi dilaksanakan di Kementerian Agama. Mudah-mudahan ini menjadi contoh dan menjadi langkah pertama yang produktif positif untuk nanti menjadi hal yang juga dilaksanakan oleh teman-teman dari Ditjen lain,” ujar Kamaruddin Amin.

    Direktur Jenderal Bimas Buddha, Supriyadi, turut mengapresiasi kerja keras para arsiparis dalam memilah dokumen dan memastikan pemusnahan sesuai ketentuan yang berlaku.

    “Saya sampaikan terima kasih kepada para arsiparis yang telah bekerja keras memilah-milah dokumen hingga akhirnya dapat ditentukan dokumen mana yang layak untuk dimusnahkan. Apresiasi buat teman-teman para Arsiparis,” ujarnya.

    Sebagai bagian dari transformasi digital, Ditjen Bimas Buddha telah mengoptimalkan penggunaan aplikasi Srikandi sejak 2022 untuk meningkatkan efisiensi anggaran. Penerapan ini telah diperluas hingga ke tingkat daerah, termasuk STAB Negeri Sriwijaya dan Raden Wijaya. Meski demikian, pengelolaan arsip dokumen keuangan masih menghadapi tantangan karena kebutuhan dokumen fisik dalam proses audit.

    Supriyadi menekankan pentingnya perubahan budaya kerja menuju tata kelola berbasis teknologi.

    “Sekarang sudah harus mengubah dari perilaku yang sifatnya konvensional. Kita sudah mulai mengubah diri memanfaatkan segala aktivitas dengan teknologi yang ada. Kita ikuti kebijakan dari KemenPAN-RB terkait dengan transformasi kerja kita dengan basis elektronik atau SPBE ini sendiri,” tambahnya.

    Senada dengan itu, Direktur Penyelamatan Arsip ANRI, Mira Puspita Rini, menyampaikan apresiasi atas langkah Kementerian Agama dalam menjaga tata kelola kearsipan.

    “Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Agama yang sudah secara khusus memperhatikan pengelolaan arsip mulai dari pengelolaan arsip dinamis sampai ke penyusutan, yang nanti akan menjadi arsip statis diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa Kementerian Agama sangat menjaga akuntabilitas kinerja, lalu sekaligus menjaga memori kolektif bangsa yang tersimpan di kementerian ini,” ungkapnya.

    Pemusnahan arsip ini diharapkan semakin memperkuat sistem tata kelola kearsipan di Kementerian Agama dan mendukung implementasi transformasi digital secara lebih efektif dan efisien.

    Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dalam kegiatan Pemusnahan Arsip Inaktif di Auditorium H.M. Rasidi, Kementerian Agama, pada Kamis 20 Februari 2025.
     
    Langkah ini menjadi bagian dari upaya peningkatan efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan arsip di lingkungan kementerian.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamaruddin Amin, memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut dan menilai bahwa langkah ini menjadi contoh bagi unit kerja lainnya.

    “Saya apresiasi langkah teknis dan sangat produktif yang diambil dari teman-teman dari Buddha dan Katolik yang sudah menginisiasi langkah ini, dan saya kira ini mungkin pertama ya secara resmi dilaksanakan di Kementerian Agama. Mudah-mudahan ini menjadi contoh dan menjadi langkah pertama yang produktif positif untuk nanti menjadi hal yang juga dilaksanakan oleh teman-teman dari Ditjen lain,” ujar Kamaruddin Amin.

    Direktur Jenderal Bimas Buddha, Supriyadi, turut mengapresiasi kerja keras para arsiparis dalam memilah dokumen dan memastikan pemusnahan sesuai ketentuan yang berlaku.

    “Saya sampaikan terima kasih kepada para arsiparis yang telah bekerja keras memilah-milah dokumen hingga akhirnya dapat ditentukan dokumen mana yang layak untuk dimusnahkan. Apresiasi buat teman-teman para Arsiparis,” ujarnya.

    Sebagai bagian dari transformasi digital, Ditjen Bimas Buddha telah mengoptimalkan penggunaan aplikasi Srikandi sejak 2022 untuk meningkatkan efisiensi anggaran. Penerapan ini telah diperluas hingga ke tingkat daerah, termasuk STAB Negeri Sriwijaya dan Raden Wijaya. Meski demikian, pengelolaan arsip dokumen keuangan masih menghadapi tantangan karena kebutuhan dokumen fisik dalam proses audit.

    Supriyadi menekankan pentingnya perubahan budaya kerja menuju tata kelola berbasis teknologi.

    “Sekarang sudah harus mengubah dari perilaku yang sifatnya konvensional. Kita sudah mulai mengubah diri memanfaatkan segala aktivitas dengan teknologi yang ada. Kita ikuti kebijakan dari KemenPAN-RB terkait dengan transformasi kerja kita dengan basis elektronik atau SPBE ini sendiri,” tambahnya.

    Senada dengan itu, Direktur Penyelamatan Arsip ANRI, Mira Puspita Rini, menyampaikan apresiasi atas langkah Kementerian Agama dalam menjaga tata kelola kearsipan.

    “Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Agama yang sudah secara khusus memperhatikan pengelolaan arsip mulai dari pengelolaan arsip dinamis sampai ke penyusutan, yang nanti akan menjadi arsip statis diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa Kementerian Agama sangat menjaga akuntabilitas kinerja, lalu sekaligus menjaga memori kolektif bangsa yang tersimpan di kementerian ini,” ungkapnya.

    Pemusnahan arsip ini diharapkan semakin memperkuat sistem tata kelola kearsipan di Kementerian Agama dan mendukung implementasi transformasi digital secara lebih efektif dan efisien.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)

  • Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam

    Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam

    loading…

    Matangkan Konsep Kurikulum Cinta dan Eco-Theology, Menag: Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam/Kemenag

    Kementerian Agama terus mematangkan konsep “Kurikulum Cinta” dan “Eco-Thelogy” agar bisa segera diterapkan. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, dua konsep ini merupakan refleksi mendalam atas peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun dan menjaga kelestarian bumi sebagai amanah Tuhan.

    Dua konsep ini dibahas bersama dalam seminar internasional bertajuk “Kurikulum Cinta dan Eco-Theology sebagai Basis Gerakan Implementasi Deklarasi Jakarta” di Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan. Giat ini diselenggarakan Kemenag bekerja sama dengan Pesantren As’adiyah, Sengkang.

    Hadir, mantan Deputy Menteri Wakaf Mesir As-Said Muhamad Ali Al-Husaini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Arsad Hidayat, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Nyayu Khodijah, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Hamdan Juhanis, dan civitas academica Perguruan Tinggi Keagamaan.

    Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad juga terjadwal menjadi pembicara
    “Kurikulum Cinta dan Eco-Theology menjadi landasan penting dalam membentuk kesadaran kolektif untuk kehidupan yang lebih baik. Dua isu ini beberapa waktu lalu kami deklarasikan bersama Paus Fransiskus dalam suatu pernyataan bersama ‘Deklarasi Istiqlal’,” terang Menag di Jakarta, Selasa (4/2/2025).

    Dijelaskan Menag, konsep Kurikulum Cinta merupakan seperangkat sistem dan fondasi hidup bersama dalam keragaman, untuk kerukunan umat beragama, baik internal maupun antarumat beragama. Cinta adalah inti dari segala tindakan kebaikan.
    “Kurikulum Cinta adalah konsep yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Nilai ini harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan kita, baik di lembaga formal maupun dalam lingkungan sosial dan keluarga, termasuk dalam kehidupan Pondok Pesantren,” sebut Menag.

    Sudah seharusnya, kata Menag, pendidikan agama tidak hanya mengajarkan hal ritual-formalistik, tetapi juga menanamkan ruh dan semangat moderasi dan penghormatan terhadap keberagaman. Di Indonesia, kita telah melihat bagaimana pesantren, madrasah, dan sekolah-sekolah berbasis agama mulai mengajarkan toleransi dan harmoni dalam kehidupan berbangsa. “Ini adalah langkah maju yang harus terus kita dorong dan perkuat,” tuturnya.

    “Dalam kehidupan sosial, “Kurikulum Cinta” dapat diimplementasikan melalui berbagai gerakan dan program yang memperkuat solidaritas antarumat beragama. Misalnya, dialog lintas iman, aksi sosial bersama, dan kampanye perdamaian,” sambungnya.
    Terkait Eco-Theology, Menag menjelaskan bahwa itu menjadi landasan spiritualitas dalam upaya pelestarian lingkungan. Konsep “Eco-Theology” mengajarkan bahwa menjaga bumi bukan sekadar upaya ilmiah atau kebijakan negara, tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas dan ibadah kita kepada Tuhan.

    Baca Juga: Perjalanan Agung Isra Mikraj, Tanda-tanda Kebesaran Allah SWT

    “Gerakan lingkungan berbasis keagamaan telah berkembang di banyak tempat. Di Indonesia, kita telah melihat inisiatif masjid ramah lingkungan (eco-friendly mosque), pesantren hijau (green pesantren), gereja berkelanjutan, dan lainnya yang memanfaatkan energi terbarukan dan praktik ramah lingkungan. Ini adalah contoh-contoh baik yang harus terus kita kembangkan sebagai wujud nyata dari eco-theology dalam kehidupan umat beragama,” tandasnya.

  • Sekjen Kemenag bicara kemanusiaan-lingkungan di Konferensi Islam ASEAN

    Sekjen Kemenag bicara kemanusiaan-lingkungan di Konferensi Islam ASEAN

    Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin saat menjadi pembicara dalam Konferensi Islam ASEAN di Bangkok, Thailand. (ANTARA/HO-Kemenag)

    Sekjen Kemenag bicara kemanusiaan-lingkungan di Konferensi Islam ASEAN
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 26 Januari 2025 – 12:31 WIB

    Elshinta.com – Sekjen Kementerian Agama Kamaruddin Amin mewakili Indonesia pada Konferensi Islam ASEAN III di Thailand,  menjadi salah satu pembicara kunci membahas masalah kemanusiaan dan pelestarian lingkungan.

    “Rasulullah SAW. sebagai teladan utama telah menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip Islam diterapkan dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan harmonis,” kata Kamaruddin Amin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Konferensi Islam ASEAN digelar oleh Kerajaan Arab Saudi di Bangkok, Thailand, 25 hingga 27 Januari 2025. Konferensi ini dibuka oleh Menteri Urusan Agama Arab Saudi Syekk Abdul Latif bin Abd Aziz Al Syekh. Acara internasional ini dihadiri para pejabat, tokoh agama, intelektual dan akademisi, serta para peneliti dari negara anggota ASEAN.

    Konferensi tersebut menjadi platform untuk menyebarkan pesan harmoni, cinta dan toleransi, mempromosikan perdamaian dan moderasi, serta menolak ekstremisme dan terorisme. Kamaruddin mengatakan Al Quran dalam surat Ali Imran ayat 110 menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.

    Ayat ini, kata dia, menjelaskan posisi ideal umat Islam sebagai komunitas pembawa kebaikan. Namun, menjadi umat terbaik bukanlah label yang diwariskan begitu saja, melainkan amanah yang harus diwujudkan melalui keimanan, amal saleh, dan kontribusi nyata bagi umat manusia.

    “Ajaran Rasulullah mencakup hubungan vertikal (hablum minallah), yaitu ketaatan kepada Allah SWT, serta hubungan horizontal (hablum minannas), yakni interaksi yang adil dan penuh kasih sayang dengan sesama manusia,” kata dia.

    “Rasulullah SAW. juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan alam (hablum minal alam), yang mencakup kewajiban untuk merawat lingkungan dan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab. Prinsip-prinsip ini terangkum dalam konsep Khaira Ummah,” kata dia menambahkan.

    Kamaruddin menjelaskan konsep Khaira Ummah adalah prinsip-prinsip dasar yang dirumuskan untuk membangun komunitas ideal dan unggul. Prinsip ini menawarkan fondasi etis dan praktis untuk membangun masyarakat yang unggul dan berakhlak mulia.

    Ada lima prinsip utama yakni kejujuran, amanah dan menempati janji, keadilan, tolong-menolong, serta konsistensi.

    “Prinsip Mabadi Khaira Ummah memiliki relevansi yang sangat kuat dalam menghadapi dua isu utama abad ini yakni krisis kemanusiaan dan kerusakan lingkungan,” kata dia.

    Kamaruddin lalu menawarkan tiga solusi utama dalam menguatkan nilai kemanusiaan dan merawat lingkungan.

    Pertama, penguatan pendidikan multidimensional. Menurutnya, pendidikan berbasis nilai Islami perlu diperkuat dengan pendekatan multidimensional yang mengintegrasikan aspek spiritual, sosial, dan ekologis. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan kurikulum yang tidak hanya menekankan ilmu agama, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan solidaritas kemanusiaan.

    “Negara-negara ASEAN dapat mempromosikan pertukaran pelajar dan program lintas budaya untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama antarbangsa dalam semangat Khaira Ummah,” ujar Kamaruddin.

    Kedua, kolaborasi regional untuk keberlanjutan. Negara-negara ASEAN perlu memperkuat kolaborasi dalam mengatasi tantangan lingkungan melalui kebijakan bersama yang berfokus pada keberlanjutan.

    Kolaborasi ini mencakup inisiatif seperti pengelolaan hutan secara kolektif, investasi dalam teknologi hijau, dan upaya bersama untuk mengurangi emisi karbon.

    Ketiga, membangun kepemimpinan moral di kawasan. Dunia Islam, khususnya di ASEAN, perlu melahirkan pemimpin-pemimpin moral yang mampu menjadi teladan dalam menyelesaikan krisis global.

    Pemimpin dengan integritas yang tinggi dan berpegang teguh pada prinsip Al-Istiqamah atau konsistensi akan mampu mengarahkan masyarakat menuju kemajuan yang berkelanjutan.

    Sumber : Antara

  • Menag Ajak Semua Pihak Peduli Lingkungan dengan Mengedepankan Nilai-Nilai Keagamaan

    Menag Ajak Semua Pihak Peduli Lingkungan dengan Mengedepankan Nilai-Nilai Keagamaan

    ERA.id – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mendorong semua pihak peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, khususnya dengan mengedepankan nilai-nilai keagamaan.

    “Saya ingin memberikan dukungan penuh untuk inisiatif-inisiatif tentang lingkungan. Kita menggunakan bahasa agama. Kami mengembangkan religious diplomacy,” kata Nasaruddin, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (16/12/2024), dikutip dari Antara.

    Diketahui, religious diplomacy merupakan pemanfaatan dialog lintas agama untuk membangun kerja sama yang lebih luas dalam pelestarian lingkungan.

    Diplomasi itu dapat melibatkan tokoh-tokoh lintas agama untuk menyatukan pandangan dan mengajak umat mereka agar lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan. Dengan demikian, nilai-nilai keagamaan dapat menjadi alat diplomasi yang efektif untuk menciptakan kesadaran kolektif dan tindakan nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

    Hal tersebut disampaikan Nasaruddin bertepatan dengan pelaksanaan Bali Interfaith Movement yang berpuncak di Bali pada 14–15 Desember 2024 yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag), United in Diversity, dan Jaringan GUSDURian.

    Sementara itu, inisiator Bali Interfaith Movement Alissa Wahid yang juga Direktur Jaringan GusDurian menegaskan bahwa Deklarasi Istiqlal menjadi kerangka kerja dan semangat dari kegiatan kolaborasi tersebut. Deklarasi Istiqlal, menurut Alissa, perlu terus digemakan dan menjadi inspirasi untuk semua umat.

    Deklarasi Istiqlal adalah sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh berbagai tokoh lintas agama di Indonesia sebagai komitmen untuk memperkuat toleransi, memperjuangkan keadilan sosial, serta menjaga kelestarian lingkungan. Deklarasi itu merupakan respons terhadap berbagai tantangan global dan nasional, seperti krisis kemanusiaan, ketidakadilan sosial, dan kerusakan lingkungan.

    Deklarasi itu menekankan pentingnya kolaborasi antar-umat beragama dalam menciptakan harmoni sosial dan memperjuangkan kemaslahatan bersama.

    Hal serupa disampaikan juga oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin. Dia menyampaikan Deklarasi Istiqlal merespons dua masalah, yaitu dehumanisasi dan krisis lingkungan.

    “Semua pihak hendaknya terlibat dalam menanggulangi persoalan-persoalan ini. Dan, jajaran Ditjen Bimas di lingkungan Kemenag bersama tokoh lintas agama akan terus mengamplifikasi dan menggelorakan semangat deklarasi Istiqlal ini,” kata dia.