Tag: Kai

  • KAI Semarang: 175 lokomotif dan gerbong siap layani libur akhir tahun

    KAI Semarang: 175 lokomotif dan gerbong siap layani libur akhir tahun

    Semarang (ANTARA) – PT KAI Daop 4 Semarang memastikan kondisi 175 lokomotif dan gerbong KA penumpang siap digunakan untuk melayani masa libur akhir tahun.

    “Terdapat 17 lokomotif dan 158 KA penumpang dalam kondisi terbaik untuk melayani penumpang saat masa libur Hari Natal dan Tahun Baru,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo di Semarang, Senin.

    Menurut dia, seluruh sarana tersebut telah menjalani pemeriksaan, perawatan, dan peningkatan kualitas untuk mendukung operasional angkutan.

    Ia menuturkan salah satu kegiatan utama dalam memastikan kesiapan sarana perkeretaapian yakni pemeriksaan kelaikan operasi.

    Ia menjelaskan pengecekan meliputi pemeriksaan komponen kritis seperti sistem rem, bogie, roda, suspensi, sistem kelistrikan, serta peralatan keselamatan yang terdapat di setiap rangkaian.

    “Seluruh pemeriksaan dilakukan dengan memenuhi standar keselamatan perkeretaapian,” katanya.

    Ia menambahkan kenyamanan penumpang juga diwujudkan dengan pengoperasian empat rangkaian KA yang menggunakan rangkaian generasi terbaru berbahan stainless steel.

    Keempat rangkaian KA dengan keberangkatan awal dari wilayah Daop Semarang tersebut masing-masing KA Argo Muria, Argo Sindoro, KA Kamandaka, dan KA Banyubiru.

    “PT KAI memastikan seluruh sarana yang akan digunakan untuk melayani perjalanan saat libur akhir tahun selalu berada dalam kondisi terbaik,” katanya.

    Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Libur Nataru, Ini Prediksi Tanggal Terjadinya Lonjakan Pembelian Tiket Kereta Api

    Libur Nataru, Ini Prediksi Tanggal Terjadinya Lonjakan Pembelian Tiket Kereta Api

    Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 240.156 tiket kereta api telah disiapkan dan dijual selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk keberangkatan 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 mendatang. Lonjakan pembelian tiket kereta api pun telah diperkirakan bakal terjadi pada 3-4 Desember 2025.

    Humas PT KAI wilayah Daop 2, Kusdarwojo mengatakan, pihaknya akan menyiapkan sebanyak 13.342 tempat duduk untuk penumpang selama 18 hari periode Nataru. Total kapasitas 230.076 tempat duduk, mencakup 25 perjalanan yang berangkat dari Daop 2 Bandung terdiri dari komersial dan PSO (subsidi) dengan berbagai kelas mulai dari eksekutif, ekonomi hingga luxury.

    “Sampai dengan pagi ini tadi tercatat lebih dari 39.000 atau mendekati angka 40.000 tiket yang sudah terjual. Jadi tentunya kalau kita lihat secara keseluruhan okupansi, memang jumlah keterisian masih di kisaran 23 sampai 24 persen,” kata Kuswardojo di Stasiun Bandung, Senin (24/11/2025).

    Dia mengatakan, kereta api yang berangkat dari wilayah Daop 2 Bandung antara lain Turangga, Malabar, Lodaya, Mutiara Selatan, Harina, Pangandaran, Papandayan, Argo Wilis, Kahuripan, Kutojaya Selatan, Pasundan, dan Siliwangi.

    Sementara tiket yang telah habis dijual, yaitu untuk perjalanan kereta api Kahuripan dengan keberangkatan dari Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung.

    “Jadi okupansi untuk kereta api Kahuripan sendiri sampai saat ini sudah di atas 100 persen, lebih kurang 112 persen dari ketersediaan tempat duduk yang ada. Itu dari Kiaracondong sampai dengan Blitar. Iya, kalau untuk tujuan yang Jawa Tengah dan Jawa Timur memang masih cukup banyak kesediaan,” jelas dia.

    Sementara itu, lanjut Kuswardojo, Daop 2 memperkirakan puncak keberangkatan libur Nataru 2025/2026 terjadi pada tanggal 27 dan 28 Desember. Oleh karenanya, pihaknya telah mengantisipasi penambahan penjualan tiket dan penambahan kereta api.

    “Prediksi kami tahun ini kami memang sudah menyiapkan perjalanan ekstra beberapa kereta tambahan. Kami perkirakan nanti, kami akan meluncurkan kereta tambahan pada awal-awal Desember 2025. Jadi kami perkirakan nanti akan ada terjadi lonjakan di kisaran tanggal 3 dan tanggal 4 Desember 2025,” ucap dia.

    Dia mengatakan, KAI Daop 2 memastikan seluruh layanan perjalanan kereta api berjalan dengan mengutamakan keselamatan, ketertiban, dan kenyamanan pelanggan. Pemeriksaan sarana, prasarana, serta kesiapan petugas di stasiun dan lintas jalur terus dilakukan secara berkala.

    “Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan selama libur Natal dan Tahun Baru. KAI juga mengimbau masyarakat untuk melakukan pemesanan tiket lebih awal agar perjalanan dapat diatur dengan baik,” pungkas Kuswardojo.

  • Pakar Hukum Untag: Konflik Tanah Eigendom Verponding Surabaya Tak Bisa Dilihat Parsial

    Pakar Hukum Untag: Konflik Tanah Eigendom Verponding Surabaya Tak Bisa Dilihat Parsial

    Surabaya (beritajatim.com) – Dosen Fakultas Hukum Untag dan Pakar Hukum Pertanahan, Dr. Sri Setyadji, menegaskan konflik tanah antara masyarakat Surabaya dan Pertamina terkait Eigendom Verponding (EV) 1278 tidak bisa dilihat secara parsial. Menurutnya, persoalan yang kini menyeret ribuan rumah warga itu berakar pada sejarah panjang hukum agraria Indonesia, sehingga penyelesaiannya harus menggabungkan aspek hukum dan politik secara bersamaan.

    “Hampir 2 bulan hiruk pikuk masyarakat Surabaya yang hak atas tanahnya diblokir oleh Pertamina menjadikan bertambahnya konflik pertanahan antara BUMN dengan masyarakat. Mengapa demikian? Karena ada beberapa BUMN (PTPN, Perhutani dan mungkin juga PT KAI) masih menyisakan berlarutnya konflik yang belum terselesaikan secara tuntas,” ujar Sri Setyadji, Senin (24/11/2025).

    Ia menilai bahwa banyak opini publik terbentuk tanpa memahami dasar hukum aset nasionalisasi peninggalan kolonial. Menurutnya, hal ini menyebabkan munculnya justifikasi sepihak seolah hanya satu lembaga yang harus bertanggung jawab.

    “Mencermati problematik tersebut menimbulkan berbagai opini publik dengan sudut pandang yang beragam, sehingga terjadi justifikasi seakan BPN yang harus bertanggung jawab,” ucapnya.

    Sri menjelaskan akar konflik tanah kolonial merujuk pada Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1954 tentang Nasionalisasi, yang menjadi politik hukum agraria untuk mengambil alih perusahaan milik Belanda sebagai upaya memperkuat perekonomian nasional.

    “Jika mengurai secara historis, kesemuanya meletakkan dasar hukum pada Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1954 tentang Nasionalisasi,” jelasnya.

    Ia melanjutkan bahwa setelah UUPA 1960 berlaku, tanah milik subjek hukum Eropa diberikan batas waktu 20 tahun untuk dikonversi. Ketentuan tersebut kemudian dipertegas melalui Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 yang hingga kini masih dijadikan pedoman.

    “Dalam konteks empirisnya batasan waktu konversi dipertegas dengan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979,” ujarnya.

    Sri menekankan pentingnya memastikan apakah ketentuan konversi tersebut masih menjadi rujukan penyelesaian dalam konflik Surabaya saat ini. Menurut dia, sejarah agraria tidak bisa diabaikan karena menjadi dasar penegakan hukum dalam persoalan-persoalan serupa.

    “Peristiwa dan atau terjadinya konflik pertanahan sebagaimana yang terjadi di Kota Surabaya, apakah ketentuan dan tatanan yuridis dimaksud masih dipakai sebagai pedoman penyelesaian,” paparnya.

    Dalam perspektif hukum, Sri menjelaskan bahwa BPN Surabaya telah menjalankan tugas sesuai kewenangannya berdasarkan peraturan perundangan. Hak perlindungan hukum menurutnya tetap berlaku baik bagi pemegang sertifikat maupun masyarakat pengguna tanah yang telah memenuhi kewajiban administratif.

    “Bahwa Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini Kantor Pertanahan Surabaya, berdasarkan tatanan peraturan perundangan telah melaksanakan atribusinya sesuai dengan kompetensinya,” tegasnya.

    Ia menambahkan bahwa Pertamina memiliki hak mengajukan upaya hukum atas klaim tanah, namun tetap harus mengikuti batas waktu 30 hari sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021. Jika proses berjalan terus, tahapan berikutnya harus mengikuti mekanisme hukum yang berlaku.

    “Dalam upaya melakukan klaim, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021, batasan klaim terhadap hak atas tanah jika dianggap ada sengketa sesuai Pasal 88 huruf b diberikan jangka waktu 30 hari kalender,” lanjutnya.

    Sri menyebut bahwa BPN menilai kasus ini sebagai persoalan serius sehingga penyelesaiannya dilakukan secara bertingkat—dari Kantor Pertanahan (Kantah), Kanwil, hingga Kementerian ATR/BPN—sesuai mekanisme Peraturan Kepala BPN Nomor 13 Tahun 2017.

    “Bagi Kantah Pertanahan Surabaya beranggapan bahwa problematik yang sedang terjadi merupakan peristiwa yang sangat serius, maka berdasarkan ketentuan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 13 Tahun 2017 melakukan upaya penyelesaian,” sambungnya.

    Dari sisi politik, Sri menilai respons Senayan melalui RDP dan forum dengar pendapat menunjukkan bahwa perhatian negara terhadap kasus ini sangat tinggi. Namun ia menegaskan bahwa kesimpulan rapat saja tidak cukup tanpa adanya keputusan resmi dari pemerintah pusat.

    “Bahwa munculnya problematik tersebut secara reflektif dan responsif mendapatkan atensi dari berbagai kalangan termasuk kelembagaan Senayan,” ungkapnya.

    Sri menegaskan bahwa finalitas keputusan pusat sangat dibutuhkan agar masyarakat dan Pertamina memperoleh kepastian hukum. Tanpa keputusan tegas, konflik berpotensi berulang dan menimbulkan ketidakpastian berkepanjangan.

    “Bahwa dengan kesimpulan tersebut diharapkan segera mendapatkan keputusan, sebab kesimpulan agar dapat berlaku diperlukan adanya keputusan,” tutupnya. [asg/beq]

  • GENTA Indonesia Peringatkan Risiko Korupsi dari Rekomendasi Pelepasan Aset EV Pertamina di Surabaya

    GENTA Indonesia Peringatkan Risiko Korupsi dari Rekomendasi Pelepasan Aset EV Pertamina di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Aktivis ’98 yang tergabung dalam Gerakan Nasional Penyelamat Aset dan Anti-korupsi Indonesia (GENTA Indonesia) meluncurkan seruan aksi dan kajian strategis terkait penyelesaian sengketa lahan Eigendom Verponding (EV) Pertamina di Surabaya.

    Mereka menilai rekomendasi pelepasan aset negara menjadi hak milik (SHM) membawa risiko politik, hukum, dan korupsi yang sangat besar.

    Koordinator GENTA Indonesia, Trio Marpaung, menegaskan bahwa status lahan EV 1305 dan EV 1278 telah berubah menjadi aset negara sejak nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda melalui Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958.

    Menurutnya, sekalipun Pertamina lalai mengubah status lahan sesuai ketentuan modern pasca UUPA 1960, tanah tersebut tetap menjadi aset negara yang tidak otomatis dapat dimiliki warga.

    “Tanah tersebut tidak otomatis menjadi milik warga yang menduduki, melainkan harus menunggu keputusan negara untuk redistribusi,” tegasnya, Minggu (23/11/2025).

    Peringatan kepada Presiden Prabowo: Jangan Buka “Kotak Pandora”

    GENTA Indonesia meminta Presiden Prabowo Subianto agar tidak tergesa-gesa menanggapi desakan politik jangka pendek terkait penyelesaian sengketa EV.

    Trio Marpaung menyampaikan bahwa pemberian SHM kepada warga di atas aset Pertamina berpotensi membuka efek domino secara nasional.

    “Kami sangat menghargai niat baik Presiden untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat. Namun jika dilakukan secara gegabah, misalnya melalui skema hibah atau pemberian SHM gratis, akan memicu risiko hukum dan politik besar yang bisa menjatuhkan marwah Presiden,” ujar Trio.

    Ia menambahkan bahwa keputusan melepas aset Pertamina bisa menjadi preseden bagi jutaan hektare tanah milik PT KAI, PTPN, Pelindo, hingga TNI yang saat ini ditempati masyarakat.

    “Jika tanah Pertamina dilepas, seluruh pendudukan di tanah aset negara akan menuntut hal serupa. Presiden akan dicatat sejarah sebagai pemimpin yang meruntuhkan aset strategis negara. Tapi kami percaya Presiden tidak akan terjebak dalam hal ini,” lanjutnya.

    Risiko Kerugian Negara hingga Rp 267 Triliun

    Dalam kajian GENTA Indonesia, total luas lahan sengketa mencapai 534 hektare. Dengan asumsi nilai tanah Rp 50 juta per meter persegi, negara berpotensi mengalami kerugian fantastis mencapai Rp 267 triliun. Bahkan pada asumsi paling rendah, Rp 10 juta/m², potensi kerugian tetap berada di angka Rp 53,4 triliun.

    Trio Marpaung juga mengungkap adanya indikasi keterlibatan pengembang dan spekulan yang diduga ingin mengambil keuntungan besar melalui skema legalisasi massal SHM.

    “Kami mencermati bahwa kasus ini bukan hanya melibatkan warga miskin, tetapi juga pengembang yang mencoba menguasai tanah negara dengan harga murah. Kami mendesak aparat untuk menginvestigasi dugaan pejabat yang paling getol mendorong pelepasan SHM, namun justru memiliki properti di lokasi sengketa,” tegas Trio.

    Kritik untuk Wali Kota Surabaya

    GENTA Indonesia turut menyoroti peran aktif Wali Kota Surabaya dalam mendampingi warga. Mereka menilai sikap tersebut kontradiktif karena Pemerintah Kota Surabaya selama bertahun-tahun justru menghambat ribuan warga dalam menaikkan status Surat Ijo menjadi SHM.

    “Yang dilakukan Wali Kota Surabaya itu sungguh ironi. Surabaya satu-satunya daerah yang masih ngotot mempertahankan Surat Ijo. Jelas sekali ini tidak fair,” ujar Indra Agus, Sekjen Forum Aktivis ’98 Jatim.

    Keputusan RDP Dianggap Berbahaya

    Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang melibatkan Komisi II DPR RI, Pemkot Surabaya, FATWA, BPN, dan Pertamina telah menghasilkan rekomendasi pelepasan hak, pembukaan blokir aset, dan delisting. Namun GENTA Indonesia menilai implementasi rekomendasi tersebut rawan menjadi ladang korupsi.

    “Jika aset negara dilepas tanpa filter ketat, ini bukan lagi soal risiko, tapi desain korupsi yang sempurna,” jelas Trio.

    GENTA Indonesia menguraikan tiga fase rawan korupsi: pra-pelepasan, proses pelepasan, dan pasca-pelepasan, yang disebut dapat dimanfaatkan spekulan dan oknum pejabat.

    Dasar Hukum yang Menguatkan Status Aset Negara

    GENTA Indonesia menegaskan bahwa lahan EV Pertamina merupakan aset negara berdasarkan tiga undang-undang:

    UU No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda.
    UU No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.
    UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN.

    Dengan demikian, pelepasan aset negara tanpa prosedur hukum yang benar dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi.

    Empat Seruan GENTA Indonesia kepada Pemerintah

    Dalam pernyataannya, GENTA Indonesia menyampaikan empat tuntutan resmi:

    Presiden RI diminta menolak skema pelepasan SHM atas aset pertamina EV di Surabaya.
    KPK dan Kejaksaan Agung diminta melakukan investigasi mendalam terkait data warga penghuni lahan.
    Menolak praktik “serakahnomics” yang memanfaatkan warga untuk kepentingan pihak tertentu.
    Mendesak Presiden untuk menerbitkan Keppres skema HGB di atas HPL sebagai solusi legal tanpa mengorbankan aset negara.

    Trio menegaskan bahwa Presiden hanya perlu menjamin legalitas hunian, bukan memberikan hak kepemilikan atas aset negara.

    “Pemberian HGB atau Hak Pakai adalah solusi fundamental yang akan menyelamatkan martabat Presiden dari jerat hukum dan melindungi aset vital BUMN dari efek domino kerugian,” pungkasnya. (ted)

     

  • Mengenang 3 Kereta Bersejarah yang Mengubah Wajah KRL Jabodetabek
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 November 2025

    Mengenang 3 Kereta Bersejarah yang Mengubah Wajah KRL Jabodetabek Megapolitan 23 November 2025

    Mengenang 3 Kereta Bersejarah yang Mengubah Wajah KRL Jabodetabek
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    KRL Commuter Line selama bertahun-tahun menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat Jabodetabek, dan di balik layanan tersebut terdapat tiga rangkaian kereta pionir yang menandai awal modernisasi, yakni Tokyu 8500, TM 7000, dan JR East 203.
    Kehadiran ketiganya memperkenalkan fasilitas yang lebih bersih, nyaman, serta ber-AC, sebuah lompatan besar dari layanan kereta ekonomi sebelumnya.
    Bagi banyak negara, termasuk Indonesia, transportasi umum menjadi pilar pembangunan berkelanjutan.
    Dengan meningkatnya jumlah penduduk di kota besar dan kepadatan lalu lintas yang makin kompleks, kebutuhan akan transportasi yang aman, efisien, dan ramah lingkungan menjadi krusial untuk memastikan mobilitas yang merata bagi seluruh kalangan.
    Commuter Line yang dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memegang peran utama sebagai moda transportasi massal di Jabodetabek.
    Tarif yang terjangkau dan rute yang luas menjadikan
    KRL
    pilihan harian jutaan penumpang.
    Dilansir dari
    Antara
    , data KAI Commuter menunjukkan bahwa jumlah pengguna KRL Jabodetabek pada triwulan III 2025 mencapai 89.088.257 orang, meningkat sekitar 4,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
    Stasiun Bogor menjadi yang tersibuk dengan 4.554.774 pengguna, disusul Stasiun Tanah Abang (4.073.502) dan Bekasi (2.923.291).
    Pertumbuhan KRL tak lepas dari kehadiran tiga rangkaian generasi pertama, yakni
    Tokyu 8500
    ,
    TM 7000
    , dan
    JR East 203
    .
    Ketiganya diimpor dari Jepang antara 2006–2011, ketika KCI masih bernama Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ).
    Sebelum itu, ketiganya telah beroperasi di Jepang selama sekitar 25 tahun (batas usia operasional yang ditetapkan regulasi Jepang).
    PT KCI kemudian mengadopsinya sebagai upaya modernisasi, menggantikan rangkaian lama tanpa AC.
    Ketiganya menjadi simbol peningkatan kualitas layanan dengan menghadirkan kenyamanan pendingin udara.
    Namun usia yang telah mencapai setengah abad serta kelangkaan suku cadang membuat KCI menghentikan operasionalnya pada 2025.
    Sebagai bentuk penghormatan, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) bersama KAI Commuter menggelar pameran “Arigato KRL!” di Stasiun Jakarta Kota pada 11 November 2025.
    Acara ini dihadiri
    railfans
    , masyarakat umum, perwakilan Kedutaan Besar Jepang Kamigaki Reiko, serta Direktur Utama PT KCI, Asdo Artiviyanto.
    Pameran menyajikan perjalanan sejarah ketiga rangkaian melalui poster edukatif, foto-foto kronologis, miniatur kereta dari berbagai era, hingga tampilan seragam petugas dan warna asli kursi penumpang.
    Unsur budaya Jepang turut dihadirkan lewat dekorasi Noren, lampion tradisional, dan ornamen bunga sakura.
    Antusiasme pengunjung terlihat dari lonjakan jumlah kedatangan.
    “Di hari
    weekday
    kemarin, kita rata-rata pengunjung di atas 1.500. Terus, untuk per hari ini, Sabtu tanggal 15, per jam 12 ini, kita sudah menyentuh angka lebih dari 2.000 pengunjung,” jelas Tianza, petugas pameran “Arigato KRL!”.
    Ia juga menyebut variasi pengunjung yang datang. Saat hari kerja, rombongan sekolah mendominasi, sementara akhir pekan dipadati keluarga yang membawa anak-anak.
    Kehadiran Tokyu 8500, TM 7000, dan JR East 203 menjadi titik awal transformasi layanan KRL yang lebih nyaman, bersih, dan modern.
    Walau kini memasuki masa purnatugas, warisan ketiganya tetap hidup melalui peningkatan standar layanan yang diterapkan KAI Commuter hingga hari ini, sebuah fondasi penting bagi sistem transportasi berkelanjutan di Jabodetabek.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fenomena Penumpang Menginap di Stasiun, Perlukah KRL Operasi 24 Jam?

    Fenomena Penumpang Menginap di Stasiun, Perlukah KRL Operasi 24 Jam?

    Jakarta

    Fenomena penumpang menginap di stasiun karena tertinggal perjalanan terakhir KRL belakangan ini banyak terjadi. Contohnya terjadi di Stasiun Cikarang.

    Wacana layanan kereta rel listrik (KRL) perkotaan beroperasi 24 jam pun muncul di tengah fenomena banyaknya penumpang yang menginap di stasiun. Ide tersebut pertama kali muncul dari Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.

    Dia menyatakan pihaknya membuka opsi agar operasional KRL bisa dilakukan selama 24 jam. Hal ini mulai dikoordinasikan Dudy ke PT KAI, namun belum ada keputusan yang pasti.

    “Nanti saya coba koordinasi dengan Kereta Api ya. Ya, karena kan apakah perlu, tadi seperti yang disampaikan, layanan 24 jam. Mereka perlu pengkajian dan semacamnya harus dilihat juga,” ungkap Dudy kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025) yang lalu.

    Pihaknya tak bisa memutuskan sendiri KRL bisa operasi 24 jam penuh. Sebab, KAI perlu mempertimbangkan biaya operasional perusahaan seandainya layanan stasiun berlaku 24 jam.

    Di sisi lain, Dudy juga membuka ruang apabila KAI memiliki opsi atau rencana lain untuk mengatasi fenomena banyaknya orang menginap di stasiun.

    “Saya mesti tanya sama KAI, cost-nya kan mereka harus hitung juga. Apakah dengan mengaktifkan kereta 24 jam cost-nya seperti apa atau ada solusi lain,” sebut Dudy.

    PT KAI pun menampung usulan tersebut untuk dikaji terlebih dahulu. Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan pihaknya akan mengedepankan pertimbangan keselamatan dan keamanan penumpang untuk pengoperasian kereta api, termasuk KRL Commuter Line yang dikelola anak usahanya PT KAI Commuter (KCI).

    “Setiap masukan ini pasti terus dikaji untuk menjawab kebutuhan termasuk melihat potensi pengembangan dalam maintenance ini. Dalam pengoperasian kereta kita juga pasti melakukan pertimbangan-pertimbangan terutama keselamatan dan keamanan penumpang,” papar Anne kepada detikcom, ditulis Sabtu (22/11/2025).

    Menurutnya selama ini KRL masih butuh waktu perawatan prasarana alias kereta, maka dari itu KRL Commuter Line belum bisa beroperasi selama 24 jam penuh.

    Setiap hari, Anne menjelaskan jadwal terakhir KRL sekitar pukul 23.30 WIB setiap malam, sementara itu pukul 04.00 WIB sudah harus beroperasi kembali. Bila diperhitungkan, cuma sekitar 2 jam saja waktu efektif untuk melakukan perawatan puluhan kereta api setiap hari.

    “Sampai saat ini KRL belum 24 jam karena kami membutuhkan waktu perawatan prasarananya. Melihat dari kereta terakhir KRL sesuai jadwal sampai pukul 23.38 WIB dan beroperasi kembali pukul 04.00 WIB jadi kalau dihitung sampe semua berhenti kami memaksimalkan waktu 2 jam untuk perawatan,” ungkap Anne.

    Di sisi lain, VP Corporate Secretary KCI Karina Amanda mengungkapkan pihaknya sudah memaksimalkan operasional armada yang dimiliki untuk mengangkut lebih banyak penumpang tanpa operasional 24 jam. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan pengoperasian kereta 12 rangkaian dan mengurangi kereta 8 rangkaian.

    “Saat ini KAI Commuter sudah memaksimalkan operasional seluruh armada yang dimiliki, termasuk menjalankan 11 trainset CLI-125 baru dengan Stamformasi (SF) 12, mengurangi SF 8, dan menjaga headway perjalanan di semua lintas,” sebut Karina dalam keterangannya kepada detikcom.

    Pihaknya memahami bahwa moda transportasi Commuter Line saat ini sudah menjadi kebutuhan mobilitas masyarakat dari daerah penyangga. Namun dalam operasional dan layanan Commuter Line, pengelola juga terus berupaya agar layanan perlu terus ditingkatkan.

    Apalagi, perjalanan Commuter Line setiap tahun juga terus bertambah seiring dengan pertumbuhan pengguna di angka 1 juta per hari. Hal ini juga harus diiringi dengan perawatan baik di sarana atau fasilitas di stasiun.

    Bisakah KRL Operasi 24 Jam? Langsung klik ke halaman berikutnya

    Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota MTI Aditya Dwi Laksana menilai secara teknis sebetulnya dimungkinkan KRL bisa beroperasi 24 jam. Namun tentu harus ada yang disesuaikan, semisal peningkatan biaya operasional hingga penyesuaian jadwal.

    “Secara teknis operasional memungkinkan saja KRL beroperasi 24 jam seperti BRT Transjakarta di koridor utama, hanya tentu ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti kebutuhan dan volume penumpang, peningkatan biaya operasional, penyesuaian jadwal perjalanan KA di lintas tersebut, dan perawatan sarana,” kata Adit kepada detikcom.

    “Sebaiknya perlu melakukan analisis kebutuhan pengguna secara cermat,” lanjutnya.

    Dia menyarankan operator KRL bisa saja memperpanjang waktu operasional paling malam dan mengoperasikan KRL lebih dini hari terutama di Stasiun Cikarang, sambil secara bertahap mengkaji kebutuhan mobilitas penumpang di malam dan dini hari.

    Bila memang kebutuhan pengguna tinggi, dapat mengadopsi skema operasional 24 jam dengan hanya mengoperasikan sedikit rangkaian KRL di jam malam-dini hari dengan jeda antar perjalanan yang cukup renggang, namun tetap melayani tanpa henti.

    Sementara itu, pengamat transportasi publik bidang perkeretaapian Joni Martinus menekankan cukup sulit membuat operasi KRL jadi 24 jam penuh. Sebab waktu perawatan di malam hari menjadi hal yang wajib untuk dilakukan.

    Dalam operasional perkeretaapian, Joni menegaskan periode tengah malam hingga dini hari adalah fase krusial untuk pemeliharaan prasarana dan sarana. Pada jam-jam itu petugas melakukan pemeriksaan serta perawatan rel, persinyalan, listrik aliran atas, hingga rangkaian KRL

    “Ini mutlak diperlukan, karena tanpa jeda perawatan, maka keselamatan dan keandalan perjalanan KRL keesokan hari bisa terganggu,” tegas Joni.

    Kemudian, meski ada permintaan layanan kereta selama 24 jam, penggunaan KRL setelah lewat pukul 00.00 WIB cenderung rendah. Secara finansial dan operasional sarana maupun sumber daya manusia, dia menilai hal ini kurang efisien.

    Halaman 2 dari 2

    (hal/hns)

  • KAI siap operasikan 7.982 perjalanan kereta api selama libur Nataru

    KAI siap operasikan 7.982 perjalanan kereta api selama libur Nataru

    Jakarta (ANTARA) –

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) siap mengoperasikan 7.982 perjalanan kereta api selama Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), yang terdiri dari 7.038 perjalanan reguler dan 944 perjalanan tambahan.

    “Periode mobilitas masyarakat yang sangat tinggi ini menjadi penggerak penting aktivitas perekonomian nasional, sehingga kesiapan sarana, prasarana, dan pelayanan publik menjadi prioritas utama KAI dalam menjaga kelancaran perjalanan pelanggan di akhir tahun,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Dalam sehari rata-rata terdapat 444 perjalanan KA yang melayani lintas Jawa dan Sumatra. Penambahan kapasitas ini memberikan keleluasaan bagi masyarakat dalam menentukan waktu perjalanan, sekaligus menjaga layanan transportasi yang stabil pada masa liburan panjang.

    Anne menerangkan bahwa angkutan akhir tahun tidak hanya berdimensi operasional, tetapi membawa dampak ekonomi yang lebih luas.

    “Setiap pelanggan yang bergerak berarti peluang baru bagi sektor wisata, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), hingga aktivitas usaha di berbagai daerah. Karena itu, keberhasilan Angkutan Natal dan Tahun Baru adalah kontribusi nyata KAI untuk menjaga denyut ekonomi nasional tetap berjalan positif,” ujar Anne.

    Menurut dia, Angkutan Natal dan Tahun Baru bukan hanya tentang menyediakan kereta tambahan, tetapi memastikan seluruh proses pelayanan berjalan lebih responsif, rapi, dan humanis.

    “Dalam periode Angkutan Natal dan Tahun Baru, jutaan masyarakat bergerak bersamaan. Setiap perjalanan yang terselenggara dengan selamat dan nyaman akan berdampak langsung pada aktivitas wisata, bisnis, dan perputaran ekonomi daerah. KAI hadir untuk memastikan mobilitas itu terjaga dengan kualitas layanan terbaik,” katanya.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KAI Bandung: Warga buru tiket kereta perjalanan libur Natal-tahun baru

    KAI Bandung: Warga buru tiket kereta perjalanan libur Natal-tahun baru

    Purwakarta (ANTARA) – PT KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung mengungkapkan masyarakat sudah banyak yang memburu tiket perjalanan kereta api keberangkatan dari wilayah Daop 2 Bandung untuk musim liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    Manajer Humas KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, dalam keterangannya di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu menyampaikan minat masyarakat terhadap moda transportasi kereta api cukup tinggi.

    Berdasarkan data hingga 21 November 2025, tercatat 29.852 pelanggan telah memiliki tiket perjalanan menggunakan kereta api yang berangkat dari wilayah Daop 2 Bandung pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    “Tingginya minat masyarakat ini menandakan kalau moda transportasi kereta api saat ini menjadi pilihan utama perjalanan jarak jauh yang aman, nyaman, dan tepat waktu,” ujarnya.

    Daop 2 Bandung telah menyiapkan 230.076 tempat duduk untuk periode Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    Total kapasitas 230.076 tempat duduk itu merupakan rata-rata 12.782 kursi per hari, yang akan melayani pelanggan selama 18 hari masa angkutan, terhitung mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.

    Mengenai kapasitas kursi yang disiapkan, mencakup 24 perjalanan kereta api yang diberangkatkan dari Daop 2 Bandung, meliputi KA komersial dan KA Public Service Obligation (PSO), yang mencakup beragam kelas, mulai dari eksekutif, ekonomi, hingga luxury.

    Beberapa KA reguler yang dipersiapkan untuk melayani lonjakan penumpang periode libur Natal dan tahun baru kali ini, antara lain Turangga, Malabar, Lodaya, Mutiara Selatan, Harina, Pangandaran, dan Argo Wilis.

    Sementara itu, dalam menyambut musim libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan promo menarik berupa potongan harga tiket hingga 30 persen untuk pelanggan kereta api.

    Promo diskon ini berlaku untuk periode keberangkatan 22 Desember 2025 sampai 10 Januari 2026, dan hanya dapat digunakan untuk kereta kelas ekonomi komersial.

    Pewarta: M.Ali Khumaini
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Daftar Rute Kereta Api Diskon 30% Nataru: Libur ke Bandung Rp87.000, Yogyakarta Rp203.000

    Daftar Rute Kereta Api Diskon 30% Nataru: Libur ke Bandung Rp87.000, Yogyakarta Rp203.000

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi memberikan diskon tiket kereta antar-kota kelas ekonomi sebesar 30% selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

    Diskon tiket kereta api (KA) yang mencakup 156 KA reguler dan 26 KA tambahan itu berlaku untuk keberangkatan 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026. 

    Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menjelaskan program ini harapannya memberi fleksibilitas bagi masyarakat Tanah Air untuk merayakan liburan, wisata, maupun kunjungan keluarga. 

    “Mobilitas yang meningkat akan menggerakkan sektor pariwisata, memperkuat perputaran ekonomi daerah, dan mendukung aktivitas masyarakat di berbagai kota tujuan,” ungkap Bobby dalam keterangannya, dikutip Sabtu (22/11/2025).

    Kuota penumpang yang bisa menikmati diskon tiket mencapai 1.509.080 pelanggan. Tiket pun sudah mulai bisa dipesan melalui Access by KAI. 

    Berdasarkan pantauan Bisnis, tiket KA ke beberapa kota tujuan wisata mulai tampak laris-manis. Mayoritas telah habis di hari-hari jelang liburan, dan kalau masih tersedia di hari kerja pun hanya tersisa sedikit. 

    Misalnya, tujuan Semarang seperti KA Menoreh, tujuan Yogyakarta seperti KA Progo yang tiketnya hanya Rp203.000 dari harga normal Rp350.000, atau KA yang melewati Surakarta seperti KA Bangunkarta dengan harga hanya Rp238.000 dari harga normal Rp400.000.

    Berikut daftar nama KA yang berangkat dari Jakarta menuju kota tujuan wisata untuk berlibur, beserta harga tiket kereta setelah diskon Nataru 2025/2026:

    Tujuan Malang

    – Jayabaya (Pasarsenen—Malang) Rp315.000

    – Majapahit (Pasarsenen—Malang) Rp252.000

    – Matarmaja (Pasarsenen—Malang) Rp252.000

    Tujuan Surabaya

    – Gumarang (Pasarsenen—Surabaya Pasar Turi) Rp343.000

    – Dharmawangsa Ekspres (Pasarsenen—Surabaya Pasar Turi) Rp238.000

    – Kertajaya (Pasarsenen—Surabaya Pasar Turi) Rp224.000

    – Jayakarta (Pasarsenen—Surabaya Gubeng) Rp266.000

    – Gaya Baru Malam Selatan (Pasarsenen—Surabaya Gubeng) Rp301.000

    Melewati Surabaya

    – Blambangan Ekspres (Pasarsenen—Surabaya Gubeng—Ketapang Banyuwangi) Rp294.000

    – Jayabaya (Pasarsenen—Surabaya—Malang) Rp315.000

    Tujuan Semarang

    – Tawang Jaya Premium (Pasarsenen—Semarang Tawang) Rp168.000

    – Gunung Jati (Gambir—Semarang Tawang) Rp168.000

    – Tawang Jaya (Pasarsenen—Semarang Poncol) Rp168.000

    – Menoreh (Pasarsenen—Semarang Tawang) Rp210.000

    Melewati Semarang

    – Dharmawangsa Ekspres (Pasarsenen—Semarang Poncol—Surabaya Pasar Turi) Rp192.000

    – Matarmaja (Pasarsenen—Semarang Poncol—Malang) Rp203.000

    – Brantas (Pasarsenen—Semarang Poncol—Blitar) Rp192.000

    – Kertajaya (Pasarsenen—Semarang Poncol—Surabaya Pasar Turi) Rp182.000

    – Gumarang (Pasarsenen—Semarang Poncol—Surabaya Pasar Turi) Rp259.000

    – Jayabaya (Pasarsenen—Semarang Poncol—Malang) Rp252.000

    – Majapahit (Pasarsenen—Semarang Tawang—Malang) Rp203.000

    – Blambangan Ekspres (Pasarsenen—Semarang Poncol—Ketapang Banyuwangi) Rp220.000

    Tujuan Surakarta

    – Fajar Utama Solo (Pasarsenen—Solo Balapan) Rp266.000

    – Mataram (Pasarsenen—Solo Balapan) Rp266.000

    – Jaka Tingkir (Pasarsenen—Solo Balapan) Rp266.000

    – Batavia (Gambir—Solo Balapan) (Fakultatif)

    Melewati Surakarta

    – Singasari (Pasarsenen—Purwosari—Blitar) Rp252.000

    – Brantas (Pasarsenen—Solojebres—Blitar) Rp238.000

    – Majapahit (Pasarsenen—Solojebres—Malang) Rp252.000

    – Matarmaja (Pasarsenen—Solojebres—Malang) Rp252.000

    – Bangunkarta (Pasarsenen—Solo Balapan—Jombang) Rp238.000

    – Jayakarta (Pasarsenen—Solo Balapan—Surabaya Gubeng) Rp266.000

    – Gaya Baru Malam Selatan (Pasarsenen—Purwosari—Surabaya Gubeng) Rp301.000

    Tujuan Yogyakarta

    – Fajar Utama YK (Pasarsenen—Yogyakarta) Rp231.000

    – Senja Utama YK (Pasarsenen—Yogyakarta) Rp231.000

    – Gajahwong (Pasarsenen—Lempuyangan) Rp217.000

    – Bogowonto (Pasarsenen—Lempuyangan) Rp238.000

    – Progo (Pasarsenen—Lempuyangan) Rp203.000

    Melewati Yogyakarta

    – Fajar Utama Solo (Pasarsenen—Solo Balapan) Rp266.000

    – Gaya Baru Malam Selatan (Pasarsenen—Lempuyangan—Surabaya Gubeng) Rp241.000

    – Jaka Tingkir (Pasarsenen—Lempuyangan—Solo Balapan) Rp266.000

    – Bangunkarta (Pasarsenen—Yogyakarta—Jombang) Rp238.000

    – Jayakarta (Pasarsenen—Lempuyangan—Surabaya Gubeng) Rp213.000

    – Mataram (Pasarsenen—Yogyakarta—Solo Balapan) Rp266.000

    – Singasari (Pasarsenen—Lempuyangan—Blitar) Rp252.000

    Tujuan Bandung atau Melewati Bandung

    – Parahyangan (Gambir—Bandung) Rp87.000

    – Papandayan (Gambir—Bandung—Garut) Rp87.000

    – Pangandaran (Gambir—Bandung—Banjar) Rp87.000

    – Serayu (Pasarsenen—Kiaracondong—Purwokerto) Rp63.000

    – Cikuray (Pasarsenen—Bandung—Garut) Rp45.000

  • KRL Belum Bisa Operasi 24 Jam, KAI Ungkap Alasannya

    KRL Belum Bisa Operasi 24 Jam, KAI Ungkap Alasannya

    Jakarta

    KRL Commuter Line diminta beroperasi selama 24 jam penuh. Wacana ini muncul untuk merespons banyaknya penumpang yang menginap di stasiun karena ketinggalan layanan KRL Commuter Line terakhir.

    PT KAI menampung usulan tersebut untuk dikaji terlebih dahulu. Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan pihaknya akan mengedepankan pertimbangan keselamatan dan keamanan penumpang untuk pengoperasian kereta api, termasuk KRL Commuter Line yang dikelola anak usahanya PT KAI Commuter (KCI).

    “Setiap masukan ini pasti terus dikaji untuk menjawab kebutuhan termasuk melihat potensi pengembangan dalam maintenance ini. Dalam pengoperasian kereta kita juga pasti melakukan pertimbangan-pertimbangan terutama keselamatan dan keamanan penumpang,” papar Anne kepada detikcom, ditulis Sabtu (22/11/2025).

    Menurutnya selama ini KRL masih butuh waktu perawatan prasarana alias kereta, maka dari itu KRL Commuter Line belum bisa beroperasi selama 24 jam penuh.

    Setiap hari, Anne menjelaskan jadwal terakhir KRL sekitar pukul 23.30 WIB setiap malam, sementara itu pukul 04.00 WIB sudah harus beroperasi kembali. Bila diperhitungkan, cuma sekitar 2 jam saja waktu efektif untuk melakukan perawatan puluhan kereta api setiap hari.

    “Sampai saat ini KRL belum 24 jam karena kami membutuhkan waktu perawatan prasarananya. Melihat dari kereta terakhir KRL sesuai jadwal sampai pukul 23.38 WIB dan beroperasi kembali pukul 04.00 WIB jadi kalau dihitung sampe semua berhenti kami memaksimalkan waktu 2 jam untuk perawatan,” ungkap Anne.

    Di sisi lain, VP Corporate Secretary KCI Karina Amanda mengungkapkan pihaknya sudah memaksimalkan operasional armada yang dimiliki untuk mengangkut lebih banyak penumpang tanpa operasional 24 jam. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan pengoperasian kereta 12 rangkaian dan mengurangi kereta 8 rangkaian.

    “Saat ini KAI Commuter sudah memaksimalkan operasional seluruh armada yang dimiliki, termasuk menjalankan 11 trainset CLI-125 baru dengan Stamformasi (SF) 12, mengurangi SF 8, dan menjaga headway perjalanan di semua lintas,” sebut Karina dalam keterangannya kepada detikcom.

    Pihaknya memahami bahwa moda transportasi Commuter Line saat ini sudah menjadi kebutuhan mobilitas masyarakat dari daerah penyangga. Namun dalam operasional dan layanan Commuter Line, pengelola juga terus berupaya agar layanan perlu terus ditingkatkan.

    “Termasuk fasilitas sarana dan prasarana yang harus dilakukan perawatan secara berkala, untuk memastikan operasional dan layanan berjalan maksimal,” ujar Karina.

    Perjalanan Commuter Line setiap tahun juga terus bertambah seiring dengan pertumbuhan pengguna di angka 1 juta per hari. Hal ini juga harus diiringi dengan perawatan baik di sarana atau fasilitas di stasiun.

    (hal/eds)