Tag: Kai

  • 197 Tumbler Milik Penumpang KAI Daop 8 Surabaya Tertinggal Sejak Januari 2025

    197 Tumbler Milik Penumpang KAI Daop 8 Surabaya Tertinggal Sejak Januari 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mencatat ada 197 tumbler milik penumpang tertinggal dan diamankan sejak Januari hingga Oktober 2025.

    Menurut Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, tumbler merupakan salah satu barang bawaan yang paling sering ditemukan tertinggal di kereta maupun stasiun.

    “Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, layanan Lost and Found Daop 8 mencatat 197 tumbler ditemukan,” kata Luqman, Jumat (28/11/2025).

    Dari jumlah temuan 197 tumbler tersebut, lanjut Luqman, 24 di antaranya telah diambil kembali oleh pemiliknya, namun sisanya masih tersimpan aman di layanan Lost and Found.

    “Dari jumlah tersebut, 24 tumbler telah diambil kembali, sementara 173 tumbler masih tersimpan aman menunggu pemiliknya,” ungkapnya.

    Dari situ, Luqman Arif mengimbau para penumpang untuk senantiasa menjaga barang bawaan selama perjalanan. Meskipun demikian, jika terjadi kehilangan, ia mengajak penumpang untuk tidak khawatir karena KAI Daop 8 menyediakan layanan Lost and Found.

    “Layanan Lost and Found; petugas akan mencatat, menyimpan, dan mengamankan barang temuan hingga diambil kembali oleh pemiliknya,” papar Luqman.

    Pengambilan barang temuan oleh penumpang Daop 8 ini dapat dilakukan di pos pengamanan stasiun-stasiun besar seperti Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, dan Malang.

    Luqman Arif menekankan, untuk pelaporan dan pengambilan di Lost and Found pun cukup sederhana; yaitu penumpang cukup melaporkan kehilangan kepada petugas stasiun, kemudian petugas akan mengecek daftar barang temuan, dan jika sesuai, penumpang dapat mengambilnya dengan menunjukkan identitas serta bukti kepemilikan.

    “Menjaga barang bawaan, serta mematuhi imbauan petugas merupakan langkah sederhana yang memberikan dampak besar bagi kenyamanan bersama,” tutup Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif. (rma/ted)

  • KAI Daop 8 Surabaya Kampanyekan Bawa Tumbler untuk Jaga Lingkungan

    KAI Daop 8 Surabaya Kampanyekan Bawa Tumbler untuk Jaga Lingkungan

    Surabaya (beritajatim.com) – Di tengah meredanya polemik viral tentang hilangnya tumbler Tuku di Stasiun Rangkasbitung, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mengambil momentum dengan mengkampanyekan “Jangan Lupa Bawa Tumbler”.

    Kampanye ini dinilai penting untuk menjaga lingkungan hijau dan mengurangi sampah plastik bagi konsumen KAI. Kendati demikian, kampanye Daop 8 ini tetap disertai dengan imbauan penting agar penumpang selalu waspada menjaga barang bawaan mereka.

    Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, mengatakan bahwa kampanye tumbler dan lingkungan ini telah didukung oleh keberadaan fasilitas Water Station yang tersedia di setiap stasiun KA keberangkatan jarak jauh.

    “Sebagai dukungan nyata, sejumlah stasiun keberangkatan KA Jarak Jauh di wilayah Daop 8 Surabaya telah dilengkapi fasilitas Water Station, yaitu di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Malang, Lamongan, dan Sidoarjo,” kata Luqman, Jumat (28/11/2025).

    Melalui fasilitas Water Station, lanjut Luqman, pelanggan dapat mengisi ulang air minum secara mandiri menggunakan tumbler pribadi saat sebelum atau setelah naik kereta.

    “Selain lebih hemat dan praktis, pengisian ulang ini membantu mengurangi sampah botol plastik yang kerap menjadi masalah lingkungan,” imbuhnya.

    Ia juga memperingatkan penumpang KAI agar tidak perlu khawatir apabila tumbler dan barang bawaan lainnya ketinggalan saat perjalanan, karena KAI ada layanan Lost and Found di setiap stasiun.

    “Layanan Lost and Found; petugas akan mencatat, menyimpan, dan mengamankan barang temuan hingga diambil kembali oleh pemiliknya,” papar Luqman.

    Pengembalian itu sendiri, kata Luqman, pemilik bisa mengambilnya di pos pengamanan stasiun, seperti Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, dan Malang.

    Mengenai mekanisme layanan Lost and Found, penumpang cukup melaporkan kehilangan kepada petugas stasiun, petugas akan mengecek daftar barang temuan, dan jika ditemukan sesuai, penumpang dapat mengambilnya dengan menunjukkan identitas dan bukti kepemilikan.

    “Membawa tumbler, menjaga barang bawaan, serta mematuhi imbauan petugas merupakan langkah sederhana yang memberikan dampak besar bagi kenyamanan bersama,” tutup Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif. (rma/ted)

  • Viral Kondektur Imbau Penumpang Jaga Tumbler di Kereta Api

    Viral Kondektur Imbau Penumpang Jaga Tumbler di Kereta Api

    Jakarta: Kasus hilangnya tumbler di KRL terus menjadi perbincangan hangat. Bahkan saking viralnya kondektur kereta api juga mengimbau kepada penumpang untuk menjaga tumbler mereka.

    Video kondektur memberi imbauan agar penumpang menjaga barang-barang bawaan termasuk tumbler ini viral di media sosial. Dalam video yang dibagikan akun TikTok @picipio.

    Kondektur melalui pengeras suara mengimbau penumpang yang membawa tumbler agar menjaga barangnya dengan lebih hati-hati. Imbauan ini disampaikan untuk mencegah kehilangan tumbler Tuku yang sempat membuat geger sebelumnya.

    “Adapun barang berharga lainnya, seperti tumbler. Dihimbau untuk yang membawa tumbler, selalu menjaga barang bawaannya, agar tidak merasa kehilangan, tertukar atau ditukar,” ujar kondektur dalam video tersebut seperti dilihat Jumat, 28 November 2025.

    Ia menegaskan, kehilangan barang pribadi bukan merupakan tanggung jawab PT KAI dalam situasi apapun selama perjalanan. “Kehilangan bukan tanggung jawab perusahaan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.”

    (Video viral kondektur ingat penumpang selalu menjaga tumblernya. tangkapan layar TikTok @picipio)

    Sebelumnya viral di media sosial seorang penumpang KRL bernama Anita Dewi membuat sebuah utas pengalamannya kehilangan tumbler Tuku di cooler bag yang sebelumnya sempat tertinggal dan diamankan oleh petugas KAI.

    “Tumbler tuku-ku gone atas ketidaktanggung jawab petugas PT KAI @commuterline,” tulis akun @anitadwdl, disertai penjelasan bahwa dirinya lupa meninggalkan cooler bag di bagasi kereta.

    Anita menceritakan bahwa dirinya naik KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin, 24 November 2025 malam. Ia baru menyadari cooler bag tertinggal setelah turun di Stasiun Rawa Buntu. 

    Barang tersebut akhirnya ditemukan dan diamankan di Stasiun Rangkasbitung Anita kemudian mengambilnya keesokan hari bersama sang suami. Namun ketika tas dibuka, tumbler bermerek kopi langganannya sudah tidak ada.

    “Shock berat pas dibuka kok ada yang hilang! TUMBLER TUKUKU TIDAK ADA!” tulisnya lagi.

    Utas tersebut menyebar luas dan memicu simpati publik kepada petugas keamanan KAI bernama Argi, yang mengaku ditegur dan terancam dipecat sambil membantah mengambil tumbler milik Anita.

     

    Jakarta: Kasus hilangnya tumbler di KRL terus menjadi perbincangan hangat. Bahkan saking viralnya kondektur kereta api juga mengimbau kepada penumpang untuk menjaga tumbler mereka.
     
    Video kondektur memberi imbauan agar penumpang menjaga barang-barang bawaan termasuk tumbler ini viral di media sosial. Dalam video yang dibagikan akun TikTok @picipio.
     
    Kondektur melalui pengeras suara mengimbau penumpang yang membawa tumbler agar menjaga barangnya dengan lebih hati-hati. Imbauan ini disampaikan untuk mencegah kehilangan tumbler Tuku yang sempat membuat geger sebelumnya.

    “Adapun barang berharga lainnya, seperti tumbler. Dihimbau untuk yang membawa tumbler, selalu menjaga barang bawaannya, agar tidak merasa kehilangan, tertukar atau ditukar,” ujar kondektur dalam video tersebut seperti dilihat Jumat, 28 November 2025.
     
    Ia menegaskan, kehilangan barang pribadi bukan merupakan tanggung jawab PT KAI dalam situasi apapun selama perjalanan. “Kehilangan bukan tanggung jawab perusahaan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.”
     

    (Video viral kondektur ingat penumpang selalu menjaga tumblernya. tangkapan layar TikTok @picipio)
     
    Sebelumnya viral di media sosial seorang penumpang KRL bernama Anita Dewi membuat sebuah utas pengalamannya kehilangan tumbler Tuku di cooler bag yang sebelumnya sempat tertinggal dan diamankan oleh petugas KAI.
     
    “Tumbler tuku-ku gone atas ketidaktanggung jawab petugas PT KAI @commuterline,” tulis akun @anitadwdl, disertai penjelasan bahwa dirinya lupa meninggalkan cooler bag di bagasi kereta.
     
    Anita menceritakan bahwa dirinya naik KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin, 24 November 2025 malam. Ia baru menyadari cooler bag tertinggal setelah turun di Stasiun Rawa Buntu. 
     
    Barang tersebut akhirnya ditemukan dan diamankan di Stasiun Rangkasbitung Anita kemudian mengambilnya keesokan hari bersama sang suami. Namun ketika tas dibuka, tumbler bermerek kopi langganannya sudah tidak ada.
     
    “Shock berat pas dibuka kok ada yang hilang! TUMBLER TUKUKU TIDAK ADA!” tulisnya lagi.
     
    Utas tersebut menyebar luas dan memicu simpati publik kepada petugas keamanan KAI bernama Argi, yang mengaku ditegur dan terancam dipecat sambil membantah mengambil tumbler milik Anita.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • KAI Commuter Mediasi Polemik Tumbler Tuku Hilang, Kedua Pihak Sepakat Damai

    KAI Commuter Mediasi Polemik Tumbler Tuku Hilang, Kedua Pihak Sepakat Damai

    Blitar (beritajatim.com) – Polemik yang sempat memanas dan viral di media sosial terkait polemik tumbler Tuku hilang di Stasiun Rangkasbitung akhirnya mencapai titik terang. Setelah menyeret nama petugas Passenger Service, Argi, dan menjadi perbincangan publik, masalah ini resmi diselesaikan secara damai dan kekeluargaan pada Kamis malam (27/11/2025).

    Penyelesaian ini terjadi setelah KAI Commuter dan KAI Wisata memfasilitasi proses mediasi antara petugas Argi dengan pasangan pengguna Commuter Line, Alvin dan Anita, yang sebelumnya melaporkan kehilangan tumbler tersebut.

    Penyelesaian kasus ini bergulir cepat setelah pasangan Alvin dan Anita menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik dan pihak KAI. Permintaan maaf tersebut menjadi jembatan menuju mediasi yang digelar di bawah pengawasan KAI Group.

    Dalam keterangan resminya, KAI Commuter menyatakan bahwa proses mediasi berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan damai. Kedua belah pihak setuju untuk saling memaafkan dan mengakhiri persoalan yang sempat melebar menjadi isu pemecatan petugas ini.

    “Mediasi berlangsung damai. Kami berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bersama untuk saling peduli, menghargai, dan bertenggang rasa dalam mewujudkan transportasi yang aman dan nyaman,” tulis KAI Commuter dalam pernyataan resminya.

    Pihak KAI menegaskan bahwa penyelesaian secara kekeluargaan ini merupakan wujud keterbukaan (transparansi) KAI Group dalam menerima setiap masukan dan keluhan dari pengguna jasa. Mereka juga memastikan bahwa seluruh proses pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sesuai prosedur operasional standar yang berlaku.

    “KAI akan terus meningkatkan layanan kepada pengguna setia kereta api. Proses penyelesaian ini menjadi bukti bahwa kami mengedepankan transparansi dan pelayanan terbaik,” lanjut pernyataan tersebut.

    Dengan tercapainya kesepakatan damai ini, rangkaian polemik yang berawal dari insiden kehilangan barang dan berkembang menjadi isu solidaritas petugas, kini secara resmi dinyatakan tuntas.

    Menutup penyelesaian kasus ini, KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna jasa kereta api untuk terus menjaga kenyamanan bersama dan mengutamakan komunikasi yang baik saat menghadapi masalah di lapangan.

    KAI berharap agar peristiwa ini menjadi momentum bagi pengguna Commuter Line untuk meningkatkan solidaritas dan saling pengertian, yang nantinya akan menjadi fondasi terciptanya layanan transportasi yang lebih baik ke depan.

    “Mari bersama kita wujudkan transportasi yang aman dan nyaman untuk semua. KAI Group senantiasa melayani dengan sepenuh hati,” tutup KAI Commuter. [owi/beq]

  • Waspada Tumbler Hilang! Begini Prosedur Urus Barang Tertinggal di Kereta Api dan Stasiun

    Waspada Tumbler Hilang! Begini Prosedur Urus Barang Tertinggal di Kereta Api dan Stasiun

    Sebelumnya, Nama Anita Dewi tengah menjadi sorotan netizen setelah unggahannya di Threads tentang tumbler Tuku yang hilang di KRL viral di media sosial. Insiden ini terjadi pada 25 November 2025 ketika dia pulang kerja dan tanpa sadar meninggalkan cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line.

    Usai kejadian tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan proses mediasi antara Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung dan Anita Dewi, salah satu pengguna Commuter Line yang sebelumnya melaporkan barang bawaannya berupa cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line tertinggal di dalam kereta.

    Pertemuan kekeluargaan yang berlangsung di Kantor KAI Wisata, Stasiun Gondangdia, Jakarta, Kamis (27/11) malam ini menghasilkan kesepahaman bersama dari seluruh pihak. Melalui proses tersebut, KAI berharap persepsi publik menjadi lebih selaras dan informasi yang beredar di media sosial dapat kembali ke proporsi yang tepat.

    Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menegaskan bahwa perusahaan menjunjung tinggi profesionalitas layanan, sekaligus memastikan setiap Insan perusahaan memperoleh dukungan penuh dalam menjalankan tugas.

    “Setiap Insan KAI berkomitmen melayani pelanggan dengan dedikasi yang tinggi. Pada saat yang sama, perusahaan berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka. Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Bobby, dikutip Jumat (28/11/2025).

    Vice President Corporate Communications KAI Anne Purba pada kesempatan terpisah menyampaikan bahwa langkah penyelesaian secara kekeluargaan ini merupakan bentuk keterbukaan KAI Group terhadap setiap masukan pelanggan.

    “KAI memastikan seluruh proses pelayanan pelanggan berjalan sesuai ketentuan. Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” jelas Anne.

     

     

  • Tumbler Tertinggal di KRL? Ini Prosedur Resmi Lost and Found KAI

    Tumbler Tertinggal di KRL? Ini Prosedur Resmi Lost and Found KAI

    Jakarta

    Kasus tumbler yang tertinggal di KRL menjadi perhatian publik. PT KAI (Persero) mengingatkan prosedur jelas yang bisa diikuti penumpang untuk mengklaim barang bawaan mereka yang tertinggal di seluruh stasiun maupun di dalam rangkaian kereta.

    Vice President Corporate Communications KAI, Anne Purba, menyampaikan mobilitas pelanggan kereta api yang tinggi sering kali membuat sebagian penumpang tanpa sadar meninggalkan barang bawaannya di gerbong atau area stasiun.

    Untuk itu pihaknya terus memperkuat layanan penanganan barang tertinggal atau hilang (Lost and Found) di seluruh stasiun maupun di atas KA. Meski barang pribadi tetap tanggung jawab penumpang, layanan ini hadir untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan pelayanan yang semakin responsif bagi seluruh pelanggan.

    “Kami memahami bahwa kondisi perjalanan yang ramai dapat membuat pelanggan luput memastikan barang bawaannya. Karena itu, KAI memastikan adanya layanan Lost and Found yang terstandar sehingga barang dapat ditemukan dan dikembalikan dengan cepat kepada pemiliknya,” kata Anne dalam keterangan resminya, Jumat (28/11/2025).

    Lebih lanjut ia menjelaskan dalam sistem layanan lost and found KAI, setiap barang yang ditemukan petugas di kereta maupun stasiun akan segera diumumkan melalui pengeras suara. Jika tidak ada pelanggan yang mengambil, barang tersebut disimpan di pos pengamanan stasiun dan dicatat dalam sistem lost and found.

    Pendokumentasian dilakukan secara teliti untuk memastikan proses penyerahan kembali berjalan aman dan tepat sasaran.

    “Kami mengutamakan akurasi data dan keamanan barang. Setiap item yang ditemukan akan diperiksa, didata, dan disimpan sesuai prosedur. Pelanggan juga diminta menjaga kerahasiaan data pribadi agar tidak disalahgunakan pihak lain,” tegas Anne.

    Langkah-langkah Pelaporan Barang Hilang atau Tertinggal di KRL dan KA

    1. Laporkan segera di kereta.

    2. Jika masih dalam perjalanan, pelanggan dapat melapor kepada kondektur, petugas keamanan, atau petugas customer service on train.

    3. Datangi layanan Lost and Found di stasiun kedatangan.

    4. Petugas akan membantu melakukan pencarian dan pengecekan data.

    5. Sampaikan detail barang dan data perjalanan. Termasuk ciri-ciri barang, kode booking tiket, serta lokasi terakhir barang terlihat.

    6. Jaga kerahasiaan data pribadi. Hindari memberikan kode booking atau detail barang kepada pihak yang tidak berwenang.

    7. Lakukan verifikasi dan pencocokan data.

    8. Jika barang ditemukan, pelanggan harus memastikan barang tersebut benar miliknya.

    9. Ambil barang sesuai prosedur resmi.

    10. Petugas akan menyerahkan barang setelah pendataan dan pendokumentasian selesai.

    11. Hubungi Contact Center KAI 121.

    12. Pelanggan yang tidak dapat melapor langsung dapat menghubungi 121 atau WhatsApp 08111-2111-21.

    Anne menambahkan bahwa KAI mengelola ribuan laporan barang tertinggal setiap tahun, sehingga kedisiplinan pelanggan dalam menjaga barang bawaannya sangat membantu efektivitas layanan Lost and Found.

    “KAI terus meningkatkan kualitas layanan, namun kami juga mengimbau pelanggan untuk selalu memeriksa kembali seluruh barang bawaan sebelum turun dari kereta atau meninggalkan area stasiun,” tutupnya.

    (igo/fdl)

  • KAI Pastikan Petugas Argi Kembali Dinas Sore Ini Usai Kasus Tumbler Hilang
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 November 2025

    KAI Pastikan Petugas Argi Kembali Dinas Sore Ini Usai Kasus Tumbler Hilang Nasional 28 November 2025

    KAI Pastikan Petugas Argi Kembali Dinas Sore Ini Usai Kasus Tumbler Hilang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) memastikan petugas bernama Argi sudah kembali bekerja usai lepas dinas selama beberapa hari imbas ribut-ribut hilangnya tumbler penumpang kereta.
    Vice President Public Relations KAI,
    Anne Purba
    , menyatakan bahwa
    Argi
    akan berdinas sore ini.
    “Argi sampai saat ini bekerja, nanti dinasnya jam 3 sore (pukul 15.00 WIB),” kata Anne saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025).
    Ia juga memastikan bahwa KAI tidak memecat Argi sejak awal imbas insiden tersebut.
    Argi hanya lepas dinas atau nonaktif sementara hingga permasalahan tersebut menemui titik temu dan selesai demi perlindungan perusahaan kepada karyawan.
    Anne mengungkapkan bahwa pemecatan merupakan mispersepsi yang mencuat di media sosial.
    “Ada mispersepsi yang saya lihat disampaikan bahwa berhenti bekerja. Sebenarnya lepas dinas itu adalah kondisi di mana ketika ada komplain, kita menarik dulu petugasnya sampai itu
    clear
    . Itu bagian dari perlindungan terhadap petugas kita di lapangan,” tuturnya.
    Anne menyebut bahwa standar itu berlaku untuk seluruh pegawai PT KAI (Persero).
    Ia bahkan pernah merasakan hal serupa hingga dua minggu tidak muncul lebih dulu ke publik.
    “Saya pernah mengalami di mana saya tidak bisa berbicara ke publik dulu karena ada beberapa masalah yang harus diclearkan. Setelah itu diclearkan, baru kita kembali bekerja,” ucap Anne.
    Dia menjelaskan bahwa lepas dinas bukan berarti dipecat atau tidak lagi dipekerjakan.
    Sesuai standar KAI, lepas dinas perlu dilakukan untuk memastikan segala permasalahan diklarifikasi dan diselesaikan dengan baik.
    “Dalam beberapa saat ketika kita sudah melakukan
    recovery
    -nya, kita biasanya akan mengembalikan pegawai tersebut untuk beraktivitas kembali. Jadi
    recharge
    gitu, ya,” beber Anne.
    Adapun selama proses berlangsung, KAI akan mendampingi termasuk memberikan berbagai layanan.
    Dalam kasus kereta anjlok di Bekasi yang dikategorikan sebagai Peristiwa Luar Biasa (PLH) belum lama ini, misalnya, KAI memberikan layanan psikologis kepada masinis yang menghadapi peristiwa tersebut.
    “Kalau terkait dengan keselamatan seperti masinis itu
    recovery
    , pakai psikologi juga, karena itu kan terkait keselamatan. Selama dalam masa investigasi pasti dia tidak didinaskan, kan dia akan stress gitu ya, dia akan ditanya banyak hal dan yang lain. Ini kan sebenarnya perlindungan, bukan berarti dia salah,” jelasnya.
    Sebelumnya diberitakan, kasus ini bermula saat Anita menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025).
    Ia menumpang gerbong khusus perempuan dan turun di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB.
    Baru setelah turun, Anita sadar bahwa
    cooler bag
    miliknya tertinggal di bagasi kereta.
    Barang tersebut kemudian ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi pada malam yang sama.
    Cooler bag
    langsung diamankan dan sempat didokumentasikan sebagai bagian dari prosedur penanganan barang tertinggal.
    Keesokan harinya, Anita dan suaminya mengambil
    cooler bag
    itu di Stasiun Rangkasbitung.
    Namun, mereka terkejut karena tumbler yang ada di dalam tas telah hilang.
    Argi mengakui bahwa ia tidak sempat memeriksa isi
    cooler bag
    karena kondisi stasiun sedang ramai.
    Ia juga meminta maaf dan bahkan secara sukarela menawarkan bantuan untuk melacak rekaman CCTV.
    Jika barang tetap tidak ditemukan, Argi bersedia mengganti tumbler senilai Rp 300.000 itu.
    “Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tersebut, Pak,” tulis Argi dalam pesan kepada Alvin, yang turut diunggah dalam akun Threads @argi_bdsyh.
    Unggahan Anita di platform Threads menyulut spekulasi bahwa Argi telah dipecat akibat insiden tersebut.
    Cerita hilangnya tumbler memicu tudingan bahwa KAI menerapkan SOP yang buruk dalam menangani barang tertinggal.
    Namun, pihak KAI Commuter telah menegaskan bahwa kabar pemecatan tersebut tidak benar.
    Argi bekerja melalui perusahaan mitra, dan mitra tersebut juga memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja terhadap dirinya.
    Evaluasi internal masih dilakukan untuk menelusuri kejadian sebenarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Tegaskan Argi Cuma Lepas Dinas di Kasus Tumbler Penumpang: Bukan Dipecat

    KAI Tegaskan Argi Cuma Lepas Dinas di Kasus Tumbler Penumpang: Bukan Dipecat

    Jakarta

    KAI menegaskan petugas passenger service Stasiun Rangkasbitung bernama Argi tidak dipecat usai viral insiden hilangnya tumbler penumpang. KAI menyebut hanya memberikan lepas dians kepada Argi.

    “Nah ini, ada mispersepsi yang saya lihat disampaikan bahwa berhenti bekerja. Sebenarnya lepas dinas. Itu adalah kondisi di mana ketika ada komplain, kita menarik dulu petugasnya sampai itu clear,” kata Vice President Corporate Communications KAI Anne Purba kepada wartawan di TIM, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025).

    Anne mengungkapkan, langkah lepas dinas ini diambil untuk memberikan perlindungan terhadap petugas. Dia juga menekankan lepas dinas bukanlah tindakan pemecatan.

    “Itu bagian dari perlindungan terhadap petugas kita di lapangan. Jadi lepas dinas itu artinya bukan dipecat, tetapi kita memastikan bahwa feedback yang kita terima dari penumpang itu diklarifikasi. Kita cek SOP dan yang lainnya, sehingga begitu itu clear dia akan kembali bekerja,” terang Anne.

    Anne mengatakan langkah lepas dinas ini berlaku untuk semua pegawai KAI ketika ada suatu hal yang membutuhkan penanganan terkait pelayanan. Dia juga memastikan bahwa sore nanti Argi akan tetap bekerja.

    “Yang kedua, Argi sampai saat ini bekerja, nanti dinasannya jam 3 sore. Nanti dinasannya jam 3 sore,” tutur Anne.

    Dia mengatakan, lepas dinas dilakukan untuk mengantisipasi keselamatan dari petugas di lapangan. Dia mencontohkan lepas dinas pernah dilakukan juga terhadap seorang masinis yang mengalami Peristiwa Luarbiasa Hebat (PLH).

    “Masinis kemarin ada PLH misalkannya, PLH itu kejadian luar biasa seperti di Bekasi. Selama dalam masa investigasi pasti dia tidak didinaskan, kan dia akan stress gitu ya, dia akan ditanya banyak hal dan yang lain. Ini kan sebenarnya perlindungan, bukan berarti dia salah,” tutur Anne.

    “Ini yang harus dicek dalam beberapa saat ketika kita sudah melakukan recovery-nya, kita biasanya akan mengembalikan pegawai tersebut untuk beraktifitas kembali. Jadi recharge gitu ya,” imbuhnya.

    KAI Mediasi Argi dan Pemilik Tumbler

    PT KAI memediasi Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung bernama Argi dengan penumpang KRL Anita buntut kasus tumbler hilang di KRL. Anita meminta maaf akibat unggahannya di media sosial membuat gaduh.

    “Saya selaku yang memposting tersebut meminta maaf sebesar-besarnya, atas kejadian ini saya dan Mas Argi sudah saling memaafkan,” ujar Anita, dalam video yang diterima detikcom, Jumat (28/11).

    Adapun suami dari Anita bernama Alvin, menyampaikan kegaduhan di media sosial berdampak panjang ke sejumlah pihak. Dia mengatakan kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

    “Kita sudah menyelesaikan masalah yang memang sempat timbul di media sosial akibat dari mungkin tindakan kita yang kurang bijaksana dan untuk permasalahan ini juga sudah memberikan banyak efek dari segala pihak, baik yang langsung ke Mas Argi, hingga beberapa pihak yang memang secara tidak langsung ataupun langsung berdampak,” tuturnya.

    “Untuk itu saya juga dan bapak ibu sekalian ini sudah melakukan mediasi, sudah berdamai, dengan secara kekeluargaan, dari ujian ini juga kami mendapatkan banyak pelajaran yang mungkin ke depannya bisa jadi bahan pelajaran bagi kita semua,” kata Alvin.

    Argi pun menyampaikan pemintaan maaf kepada Anita. Dia menegaskan hingga saat ini masih dipekerjakan sebagai Passenger Service di Stasiun Rangkasbitung.

    “Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian Passenger Service KRL di Rangkas dan minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ygs/ygs)

  • 7
                    
                        Kasus Tumbler Milik Anita yang Hilang Berakhir Damai Usai Mediasi
                        Megapolitan

    7 Kasus Tumbler Milik Anita yang Hilang Berakhir Damai Usai Mediasi Megapolitan

    Kasus Tumbler Milik Anita yang Hilang Berakhir Damai Usai Mediasi
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com


    Kasus tumbler milik pengguna Commuter Line bernama Anita yang hilang hingga menyebabkan seorang petugas KAI bernama Argi disebut dipecat berakhir damai pada Kamis (27/11/2025).
    PT Kereta Api Indonesia (Persero) memastikan seluruh pihak telah bertemu dalam proses mediasi dan mencapai kesepakatan bersama.
    “Pertemuan kekeluargaan yang menghasilkan kesepemahaman bersama dari seluruh pihak,” ujar Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
    Bobby menambahkan, dari kasus ini, PT KAI akan terus menjaga profesionalitas layanan sekaligus memberikan dukungan penuh kepada seluruh pekerja.
    “Perusahaan (PT KAI) berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka,” kata dia.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh KAI Commuter (@commuterline)
    Di sisi lain, Bobby memastikan Argi yang merupakan petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung masih menjadi bagian dari KAI Group.
    “Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” jelas dia.
    Sementara itu, Vice President Corporate Communications KAI Anne Purba mengatakan, pihaknya, yakni KAI Commuter dan KAI Wisata, akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperkuat koordinasi layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal atau
    lost and found.
    “Kami terus meningkatkan integritas dan kesiapsiagaan seluruh pekerja, baik di area stasiun maupun selama perjalanan, agar layanan semakin responsif dan terpercaya,” kata Anne.
    KAI juga mengimbau seluruh pengguna layanan KRL dan kereta api lainnya untuk selalu memastikan barang bawaan tetap berada dalam pengawasan selama perjalanan.
    Sebelumnya, seorang petugas pelayanan KRL Commuter Line disebut dipecat setelah diduga terlibat dalam hilangnya sebuah tumbler milik penumpang yang tertinggal di dalam kereta.
    Kasus ini pun viral di media sosial setelah pemilik tumbler bernama Anita membuat sebuah utasan di akun Thread pribadinya, @anitadewl, mengenai kejadian tumbler miliknya yang hilang usai tertinggal di kereta.
    la menganggap ada indikasi pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) penanganan barang hilang di lingkungan KAI.
    Kasus ini berawal ketika Anita lupa membawa
    cooler bag
    yang dibawanya usai menaiki KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) pukul 19.00 WIB.
    Anita menaiki KRL green line tersebut sepulang kerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
    Sekitar pukul 19.40 WIB, ia turun di Stasiun Rawa Buntu. Saat itu, ia baru menyadari bahwa
    cooler bag
    miliknya tertinggal di bagasi Commuter Line. Ia kemudian melapor kepada petugas.
    Malam itu juga,
    cooler bag
    tersebut ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi. Barang itu langsung diamankan dan sempat didokumentasikan.
    Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, mengambil
    cooler bag
    tersebut di Stasiun Rangkasbitung. Namun, ia terkejut karena isi di dalam
    cooler bag
    itu, yakni sebuah tumbler sudah hilang. Tasnya kembali, tetapi isinya tidak.
    Saat dikonfirmasi, Argi mengakui bahwa ia tidak memeriksa isi
    cooler bag
    milik Anita saat menerima barang tersebut. Ia menyadari kelalaiannya karena kondisi stasiun sedang ramai dan ia masih bertugas berjaga, sehingga
    cooler bag
    itu disimpan tanpa pengecekan detail.
    Argi kemudian menghubungi Alvin dan meminta maaf melalui pesan singkat. Bahkan, dalam pesan itu, Argi akan membantu Anita dan Alvin untuk melakukan pencarian melalui rekaman CCTV.
    Jika tidak ditemukan, ia bersedia mengganti tumbler tersebut sesuai harganya, yakni Rp 300.000.

    Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tsb Pak,
    ” tulis Argi dalam pesan untuk Alvin yang diunggah di akun Threads @argi_bdsyh, Rabu (26/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Maaf dan Penyesalan Anita-Alvin atas Kasus Tumbler yang Hilangkan Pekerjaan Argi…
                        Megapolitan

    5 Maaf dan Penyesalan Anita-Alvin atas Kasus Tumbler yang Hilangkan Pekerjaan Argi… Megapolitan

    Maaf dan Penyesalan Anita-Alvin atas Kasus Tumbler yang Hilangkan Pekerjaan Argi…
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Pasangan suami istri, Alvin dan Anita, menjadi sorotan publik setelah mengunggah sebuah utasan di akun Thread mengenai tumbler yang tertinggal di KRL hilang.
    Mereka tak menyangka keluhan yang disampaikan dalam utasan itu menyeret seorang petugas KAI bernama Argi yang disebut dipecat akibat kasus hilangnya tumbler milik
    Anita
    .
    Melalui sebuah video klarifikasi berdurasi 55 detik yang diterima
    Kompas.com
    , Kamis (27/11/2025),
    Alvin
    dan Anita akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
    Dengan suara berat dan raut menyesal, keduanya mengakui bahwa cara mereka menyikapi kejadian itu telah memicu dampak luas yang tidak pernah dibayangkan.
    Peristiwa ini bermula pada Senin (17/11/2025) malam. Saat pulang kerja dengan KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung, Anita lupa membawa
    cooler bag
    yang ia letakkan di rak bagasi gerbong khusus perempuan.
    Setelah turun di Stasiun Rawa Buntu, ia baru sadar kalau
    cooler

    bag
    tersebut tertinggal. Anita kemudian meminta bantuan petugas untuk mencarikan
    cooler bag
    miliknya.
    Malam itu juga
    cooler

    bag
    ditemukan oleh Argi selaku satpam PT KAI yang sedang berjaga di Stasiun Rangkasbitung. Ia langsung mengamankan barang tersebut dan sempat mendokumentasikannya.
    Namun, ketika Anita dan Alvin mengambil
    cooler bag
    itu keesokan harinya, tumbler Tuku berwarna biru yang berada di dalamnya hilang.
    Argi mengakui bahwa ia tidak memeriksa isi
    cooler bag
    karena situasi stasiun sangat ramai. Ia hanya mengamankan tas tersebut tanpa pengecekan lebih lanjut.
    “Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tersebut Pak,” tulis Argi dalam pesan kepada Alvin, yang kemudian ikut diunggah di Threads.
    Ia bahkan menawarkan diri mengganti tumbler seharga Rp 300.000 serta membantu pencarian melalui rekaman CCTV sebagai bentuk tanggung jawab. Pesan tersebut ikut beredar dan memperkuat simpati publik terhadap Argi.
    Setelah unggahan Anita soal
    tumbler hilang
    itu viral, publik kemudian mengkritik keras soal dugaan pelanggaran SOP oleh petugas. Nama Argi ikut terseret dalam perbincangan di media sosial, bahkan disebut telah dipecat akibat insiden tersebut.
    Unggahan ini memicu simpati terhadap Argi sekaligus kemarahan publik terhadap Alvin dan Anita, yang dianggap tidak proporsional dalam menyikapi kehilangan barang pribadi.
    KAI Commuter kemudian mengeluarkan bantahan resmi setelah banyaknya tekanan yang menyudutkan mereka.
    VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda mengatakan, tidak ada pemecatan yang dilakukan pihaknya.
    “KAI Commuter sendiri tidak melakukan pemecatan sebagaimana isu beredar,” ujar Karina dalam keterangan tertulis.
    Ia menambahkan, pemecatan di KAI tidak bisa dilakukan begitu saja karena ada aturan dan prosedur kepegawaian yang menjadi acuan regulasi ketenagakerjaan. 
    Meski begitu, pihaknya masih melakukan penelusuran dan koordinasi internal untuk memastikan fakta yang sebenarnya.
    “Pihak mitra masih melakukan evaluasi internal untuk melihat lebih jelas kondisi yang terjadi,” jelas dia.
    Bantahan yang disampaikan KAI ternyata belum mampu meredakan publik. Banyak unggahan kekecewaan terhadap KAI atas dugaan pemecatan Argi muncul di media sosial.
    Di tengah ramainya perbincangan publik, Alvin dan Anita akhirnya memilih untuk menyampaikan permintaan maaf.
    Dalam video klarifikasi, Alvin menyadari cara ia dan istrinya menyampaikan keluhan di media sosial telah menimbulkan dampak yang besar dan tidak terduga.
    “Kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada saudara Argi dan semua pihak yang terkena dampak dan dirugikan atas ucapan dan perbuatan kami,” ujar Alvin.
    Anita yang duduk di samping Alvin menambahkan bahwa ia sangat menyesali cara dirinya merespons kejadian tersebut sehingga berdampak kepada petugas hingga membuat publik geram.
    “Kami sangat sadar cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai banyak perasaan orang-orang di luar sana,” kata Anita.
    Oleh karena itu, mereka mengakui bahwa kejadian ini menjadi pelajaran berharga dalam menggunakan media sosial.
    “Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami sangat meminta maaf yang sebesar-besarnya,” ucap Anita dalam video tersebut.
    Mereka berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kesalahpahaman dan mengurangi dampak yang menimpa Argi serta pihak lainnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.