Tag: Kai

  • DJKA Kemenhub Masih Kaji Rencana Penutupan Stasiun Karet

    DJKA Kemenhub Masih Kaji Rencana Penutupan Stasiun Karet

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan masih mengkaji mengenai rencana penutupan Stasiun Karet, Jakarta Pusat.

    “Masih kami kaji [rencana penutupan Stasiun Karet],” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal dilansir dari Antara, Jumat (3/1/2025).

    Meski begitu, Risal tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana penutupan stasiun tersebut.

    Dirinya hanya hanya menyebutkan bahwa keterangan lebih lanjut akan disampaikan melalui Humas DJKA Kemenhub.

    “Nanti dikabari humas” (informasi lanjutan),” kata Risal pula.

    Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.

    “Faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama (penutupan Stasiun Karet) karena dengan rangkaian sebanyak 12 gerbong KRL tidak preipal di perlintasan (rangkaian KRL akan menutup perlintasan),” ujar Joni ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat.

    Joni menjelaskan bahwa dalam satu jam, pengguna commuter line yang masuk ke Stasiun Karet mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

    Hal itu, ujar dia pula, membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini, Hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang dinilai menimbulkan risiko terhadap keselamatan pengguna.

    “Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan sebidang,” kata dia.

    Sedangkan, apabila Stasiun Karet digabung dengan BNI City, Joni meyakini para penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal dengan keamanan yang terjamin.

    Terlebih, lokasi Stasiun BNI City di Dukuh Atas sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya.

    Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama DJKA Kemehub, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini baru melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari,” kata Joni pula.

    “Sedangkan dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” ujar Joni.

    Sebelumnya, marak pemberitaan mengenai rencana kemungkinan penutupan Stasiun Karet. Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau kereta bandara di Stasiun BNI Jakarta, Rabu (1/1).

  • Sayonara! Stasiun Legendaris Karet Ditutup Februari 2025

    Sayonara! Stasiun Legendaris Karet Ditutup Februari 2025

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit. Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang.(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

  • Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Jakarta

    Rencana pemerintah untuk menutup Stasiun Karet dan memindahkan operasionalnya ke Stasiun BNI City menuai protes keras dari para pengguna KRL, khususnya yang kerap menggunakan Stasiun Karet.

    Kemarahan netizen tumpah ruah di media sosial. Berbagai platform seperti Twitter, Instagram, dan Facebook dibanjiri komentar bernada kekecewaan dan protes.

    “Bni city justru deketnya ke sudirman, pemerintah harusnya juga liat seberapa banyak orang yg lebih sering gunain stasiun bni sama karet. Banyak orang yg turun dan naik di karet, otomatis kalo ditutup pasti rutinitas mereka berubah dan jaraknya bisa lebih jauh,” terang @nightfuryyyy.

    “Apa yang mereka tau tentang KRL? Sehari-hari aja pake mobil pribadi atau dinas. Coba dulu rasain naik KRL di rush hour. Karet sepadet itu mau lu tutup stasiunnya. Mending yg lu tutup Stasiun KRL BNI City, gak guna soalnya. Org mau intergrasi ke MRT dr Sudirman juga bisa,” ujar @doiebluesky.

    “Mereka pikir dekat karena surveynya naik kendaraan kali ya. Gw jalan dari BNI city ke karet wangi parfum gw udah ilang di jalan,” kata @lehugalu.

    “aku bingung deh buat keputusan keputusan kaya gini mereka pernah beneran ngerasain naik krl nya dulu gak ya? atau jalan dari bni city ke karetnya? terus dasarnya tuh apa? kenapa ya kita tuh harus dpt pelayan publik yang hasil keputusannya selalu bodoh? kaya? researchnya mana???.” @whisperingwon.

    “Nggak kebayang itu sepenuh apa kalau semuanya dijadiin satu di st. Sudirman karena sejujurnya st. BNI City & st. Sudirman bukan alternatif yang baik buat penutupan st. Karet,” tutur @asongforthesun.

    Alasan Stadiun Karet Ditutup Pindah ke BNI City

    Foto: Rifkianto Nugroho

    Rencana penutupan Stasiun Karet telah diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, sebagai bagian dari upaya optimalisasi kereta bandara yang diharapkan dapat menampung hingga 10 juta penumpang per tahun. Jarak yang terlalu dekat antara Stasiun Karet dengan BNI City disebut sebagai alasan utama.

    Awalnya Erick menjelaskan soal kinerja kereta bandara yang kurang optimal dalam hal mengangkut penumpang. Sejauh ini, kereta bandara hanya mengangkut sekitar 1,5 juta penumpang per tahun dari potensi 10 juta penumpang.

    Ia lantas menyebut perlunya perbaikan di ekosistem kereta api untuk melakukan optimalisasi. Salah satu yang dicontohkan adalah rencana penutupan Stasiun Karet karena terlalu dekat dengan stasiun KRL lainnya.

    “Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” katanya di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2024), seperti dikutip detikFinance.

    Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha membenarkan soal rencana tersebut. Pasalnya stasiun Karet dinilai berdekatan dengan stasiun BNI City.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat,” sebut Rudi.

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana penutupan operasional Stasiun Karet yang berlokasi di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Salah satu alasannya adalah karena jarak Stasiun Karet terlalu dekat dengan Stasiun BNI City sehingga kurang efisien. Foto: Rifkianto Nugroho

    Sementara itu VP Corporate Communication KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan melalui optimalisasi Stasiun BNI City diharapkan perjalanan kereta bandara bisa menjadi lebih singkat, dari sebelumnya total 56 menit menjadi 40 menit. Dengan begitu layanan ini dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju atau pulang dari bandara.

    Terlebih mengingat stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. Di mana stasiun yang juga melayani naik turun penumpang Commuter Line atau KRL telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” kata Joni dalam keterangan resminya, Kamis (2/1/2024).

    Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    Sebab berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” terangnya.

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

    Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan.

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” tegas Joni

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Stasiun Karet Nggak Jadi Ditutup, Bakal Digabung dengan BNI City”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Jakarta, CNN Indonesia

    KAI Commuter bakal mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta bandara dari yang semula 56 menit menjadi 40 menit, dari stasiun pemberangkatan awal Stasiun Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Pihak KAI Commuter mengatakan untuk mencapai rencana itu, akan dilakukan berbagai upaya perbaikan infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, termasuk memaksimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City.

    Upaya ini bertujuan agar Commuter Line Basoetta bisa menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat menuju bandara.

    Selain itu Stasiun BNI City yang akan dioptimalkan, kini juga sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi seperti Transjakarta, LRT, MRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” ucap Joni Martinus, VP Corporate Communication KAI Commuter.

    Sepanjang tahun 2024, tercatat sekitar 1,5 juta penumpang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta sebagai opsi transportasi. Dengan optimalisasi ini, diharapkan peningkatan sekitar 20 persen dari total pengguna pesawat di Bandara Soetta.

    Sementara itu untuk mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, KAI Commuter dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah membahas dan berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk integrasi operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” tutur Joni.

    (dna/dna)

  • Ramainya Penumpang LRT Jabodebek Saat Pergantian Tahun

    Ramainya Penumpang LRT Jabodebek Saat Pergantian Tahun

    Foto Bisnis

    Dok. LRT Jabodebek – detikFinance

    Kamis, 02 Jan 2025 23:00 WIB

    Jakarta – KAI mencatat peningkatan pengguna LRT Jabodebek selama libur akhir tahun. Pada 31 Desember 2024, KAI mencatat pengguna LRT Jabodebek sebanyak 92.682 orang.

  • Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengungkapkan integrasi Stasiun BNI City dan Stasiun Karet akan membuat waktu perjalanan ke Bandara Soekarno Hatta makin singkat dari 56 menit menjadi 40 menit. 

    VP Corporate Communication KAI Commuter Joni Martinus mengatakan KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta makin efisien. 

    Integrasi membuat waktu tempuh perjalanan berkurang dari 56 menit menjadi 40 menit dari stasiun pemberangkatan awal Manggarai. 

    “Untuk mencapai tujuan tersebut, KAI Commuter akan berupaya memperbaiki infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, serta mengoptimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City,” kata Joni dalam keterangan resmi, Kamis (2/1/2024). 

    Guna dapat memangkas waktu tempuh, KAI dan pemangku kepentingan mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. 

    Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    Melalui optimalisasi Stasiun BNI City, kata Joni, diharapkan Commuter Line Basoetta dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju bandara. 

    Sebab, stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut, saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. 

    Stasiun BNI City, sebagai stasiun pemberangkatan Commuter Line, telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko. 

    Sesuai data yang terangkum, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, sepanjang 2024 sudah mencatat sekitar 1,5 juta orang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta. 

    Dengan peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini ditargetkan akan melayani sekitar 20% atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Joni mengklaim pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. 

    Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya. 

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit. Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. 

    Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, sehingga lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan. 

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” kata Joni. 

  • Finalisasi Gapeka Terbaru, Pemesanan Tiket KA Bulan Februari Sudah Dibuka Secara Bertahap

    Finalisasi Gapeka Terbaru, Pemesanan Tiket KA Bulan Februari Sudah Dibuka Secara Bertahap

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Seiring dengan telah selesainya finalisasi Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) terbaru yaitu Gapeka 2025, penjualan tiket kereta api antarkota untuk perjalanan di bulan Februari 2025 pun sudah dapat dilakukan secara bertahap.

    KAI dan DJKA Kemenhub terus berkolaborasi dalam meningkatkan layanan perkeretaapian di Indonesia. Di wilayah KAI Daop 8 Surabaya sendiri, kebijakan ini turut diberlakukan.

    “Pemesanan tiket kereta api (KA) antarkota di wilayah Daop 8 Surabaya pada bulan Februari 2025 sudah dapat dilakukan secara bertahap sejak Rabu (1/1/25) kemarin,” ujar Luqman kepada Tribun Jatim Network, Kamis (2/1/25).

    Kata dia, mekanisme penjualan tiket dilakukan secara bertahap. Dan apabila perjalanan kereta api belum tersedia di platform penjualan, lanjutnya, pelanggan dapat melakukan pengecekan secara berkala.

    “Pelanggan yang memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact Center KAI melalui telepon 121 atau media sosial resmi @KAI121,” terangnya.

    Luqman juga menambahkan, kebijakan ini dilakukan karena KAI akan menerapkan pola Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, yang merupakan bagian dari upaya KAI dan DJKA Kemenhub untuk meningkatkan layanan transportasi kereta api di Indonesia.

    “Jadi, beberapa peningkatan yang dilakukan meliputi peningkatan keselamatan, keandalan prasarana dan sarana, kecepatan perjalanan, serta kapasitas angkut.”

    “Adapun dalam aspek keselamatan, jadwal perjalanan kereta api semakin optimal dengan jadwal perjalanan yang jauh lebih terencana sesuai update sarana dan prasarana terkini. Keandalan prasarana dan sarana juga ditingkatkan melalui modernisasi infrastruktur rel dan penambahan armada kereta api yang lebih andal,” tandasnya

  • Bentuk Paradigma Baru Polri Presisi

    Bentuk Paradigma Baru Polri Presisi

    loading…

    Pakar Hukum Henry Indraguna menilai Kapolri melalui personelnya sudah bertindak cukup cepat dan tegas terkait kasus pemerasan puluhan oknum polisi terhadap WN Malaysia saat konser DWP. Foto: Ist

    JAKARTA – Peristiwa pemerasan puluhan oknum polisi terhadap Warga Negara (WN) Malaysia saat konser Djakarta Warehouse Project (DWP) di Kemayoran, Jakarta, beberapa pekan lalu akhirnya membuat Divisi Propam Polri mengambil tindakan tegas. Propam Polri melalui sidang etik telah melakukan Pemecatan Dengan Tidak Hormat (PTDH) hingga sanksi mutasi terhadap oknum polisi.

    Pakar Hukum Henry Indraguna menilai Kapolri melalui personelnya sudah bertindak cukup cepat dan tegas. Tindakan diambil tanpa ada laporan dari mereka yang dirugikan.

    “Ini bentuk paradigma baru, Polri berani bersikap menindak internal tanpa menunggu laporan. Ini adalah bagian dari perbaikan dan sudah sesuai dengan semangat Polri Presisi yang diusung Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo,” ujarnya, Kamis (2/1/2025).

    Dia menuturkan Polri Presisi adalah konsep kepolisian yang bertujuan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dengan fokus kepada penegakan hukum yang profesional, transparan, dan akuntabel. Selain itu, juga menekankan pentingnya membangun kemitraan yang baik dengan masyarakat.

    Banyaknya perwira Polri yang dimutasi karena melanggar sumpah Tribrata menunjukkan keseriusan pimpinan Polri yang tidak mentolerir tindakan aparat yang merugikan kepentingan masyarakat.

    “Ada semacam aturan bahwa siapa pun anak buahnya yang bersalah, dua tingkat di atasnya akan ikut bertanggung jawab,” katanya.

    Henry meminta masyarakat tak langsung menggeneralisasi bahwa perilaku oknum tersebut menjadi perilaku institusional kepolisian. Ini karena polisi yang baik pun dan sangat baik masih banyak bekerja, memberikan pelayanan, melindungi, dan mengayomi.

    “Salah satu buktinya mereka (Polri) masih mau memeriksa dan tak melindungi sejawatnya serta tindakan yang melanggar hukum,” katanya.

    Tindakan mutasi dan pencopotan jabatan adalah hal proporsional. “Saya percaya Polri akan bersikap profesional. Apalagi kasus ini cukup mendapat sorotan publik tak mungkin berani bertindak melindungi anggota yang benar-benar bersalah,” ujar Henry.

    Diamenuturkan sebuah pepatah kuno menyatakan bahwa seburuk-buruknya polisi masih jauh lebih bagus daripada tak ada polisi.

    “Polisi yang buruk tetap berguna dibandingkan jika tak ada polisi sama sekali. Prof Mahfud MD juga pernah mengatakan ini,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini.

    (jon)

  • Erick Thohir Mau Genjot Penumpang di Soetta Tembus 10 Juta, Ini Caranya

    Erick Thohir Mau Genjot Penumpang di Soetta Tembus 10 Juta, Ini Caranya

    Jakarta

    Menteri BUMN Erick Thohir berencana meningkatkan jumlah penumpang kereta bandara menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) mencapai 10 juta per tahun. Saat ini, kereta bandara baru mengangkut sebanyak 1,5 juta penumpang.

    Erick memastikan kereta bandara dapat menjadi pendukung ekosistem konektivitas ke Bandara Soetta dari dan menuju pusat kota. Erick menilai seharusnya kereta bandara dapat menyerap 30-40% penumpang dari Bandara Soetta. Pada 2025, dia menargetkan fasilitas tersebut dapat mengangkut 20% penumpang Bandara Soetta atau sekitar 10 juta orang.

    “Kalau kita bandingkan dengan banyak negara, saya masih yakin paling tidak rata-rata penumpang dari airport ke titik kota itu mungkin angkanya bisa 30-40%. Kalau 56 juta penumpang yang ada di airport itu 20% terserap yang ke titik kota kira-kira 10 juta,” kata Erick dikutip dari akun Instagram @erickthohir, Kamis (2/1/2025).

    Menurut Erick, layanan tersebut dapat mengurangi beban lalu lintas, baik yang berada di bandara maupun jalan tol menuju bandara yang selama ini macet total. Dia pun meminta agar waktu tempuh kereta bandara dipangkas menjadi di bawah 40 menit. Berkaitan dengan itu, Erick memberi waktu kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI agar memperbaikinyq dalam kurun waktu enam bulan.

    Selain itu, dia menilai perlu peningkatan di beberapa tempat, termasuk promosi di dalam bandara. Dengan begitu, masyarakat mendapat informasi lebih banyak tentang manfaat dan keuntungan menggunakan kereta bandara.

    “Dengan beberapa perbaikan yang dilakukan, insya Allah kita akan bisa meningkatkan jumlah pengguna kereta bandara yang berpotensi mencapai 10 juta penumpang,” imbuh dia.

    (hns/hns)

  • Erick Thohir Minta Waktu Tempuh Kereta Bandara di Bawah 40 Menit, Ini Kata KAI

    Erick Thohir Minta Waktu Tempuh Kereta Bandara di Bawah 40 Menit, Ini Kata KAI

    Jakarta

    Menteri BUMN Erick Thohir meminta waktu tempuh kereta bandara menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di bawah 40 menit. Langkah ini diambil sebagai upaya mengurangi kepadatan mobil di area bandara maupun tol menuju bandara.

    Erick menjelaskan saat ini kereta bandara hanya mengangkut sekitar 1,5 juta penumpang per tahun. Padahal, layanan tersebut berpotensi membawa 10 juta penumpang per tahun.

    Erick pun mmemberi waktu kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI agar memperbaiki layanan tersebut dalam kurun waktu enam bulan. Hal ini disampaikan Erick pada saat kunjungannya ke Terminal 2, Bandara Seotta.

    “Kita lagi coba hitung kalau bisa (waktu tempuh kereta bandara) di bawah 40 menit. Orang akan lebih efisien lagi. ‘Oh pakai kereta dari airport ke pusat kota 40 menit’. Saya rasa 6 bulan bisa lah ya?” imbuh Erick.

    Pada saat yang bersamaan hadir pula Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha. Rudi pun langsung menyambut permintaan Erick. Dia menyatakan siap melaksanakannya.

    “Siap, bisa Insya allah Pak,” kata Rudi.

    [Gambas:Instagram]

    (hns/hns)