Jokowi di Antara Bursa Ketua Umum PPP dan PSI
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Meski sudah lengser dari jabatan presiden, Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo agaknya masih punya daya tarik untuk memimpin partai politik.
Tak tanggung-tanggung,
Jokowi
dilirik oleh dua partai politik sekaligus untuk menjadi ketua umum, yakni Partai Solidaritas Indonesia (
PSI
) dan Partai Persatuan Pembangunan (
PPP
).
Peluang ini memang terbuka karena Jokowi kini tidak berstatus sebagai anggota partai politik seusai dipecat dari PDI Perjuangan yang membesarkannya sejak menjadi wali kota Solo.
Lantas, bagaimana bisa nama Jokowi masuk bursa ketua umum PSI dan PPP?
Wacana Jokowi menjadi ketua umum PPP muncul di tengah persiapan
Muktamar PPP
2025 yang beragendakan pemilihan ketua umum.
Ketua Mahkamah Partai PPP Ade Irfan Pulungan menyebutkan, usul itu muncul karena Jokowi dinilai layak untuk memimpin PPP dan dapat membawa PPP kembali memperoleh kursi DPR pada Pemilu 2029 mendatang.
“Insya Allah kalau PPP dipimpin oleh Pak Jokowi, insya Allah PPP kembali ke Senayan. Mudah-mudahan bisa menjadi lima besar sehingga mendapat pimpinan di DPR,” ujar Irfan kepada
Kompas.com
.
Menurut Irfan, Jokowi merupakan sosok yang tepat untuk memimpin PPP karena punya pengalaman panjang di bidang politik dan pemerintahan.
Apalagi, Irfan melihat Jokowi sebagai sosok yang mengerti sejarah dan perkembangan PPP selama ini.
“Tentu sosok-sosok yang seperti itu saya pikir cukup capable jika PPP itu dipimpin oleh orang yang sudah memiliki pengalaman politik yang cukup panjang, ya, dan cukup lama pengalaman dari pemerintahannya untuk bisa memimpin sebuah partai,” ujar Irfan.
Irfan mengatakan, PPP saat ini membutuhkan pembenahan dan orang yang tepat melakukan hal tersebut adalah Jokowi.
“Saya pikir figur Pak Jokowi yang cocok untuk memimpin PPP supaya ada pembenahan, ya, ada semacam pembaruan, ya, transformasi yang dilakukan oleh Pak Jokowi,” ujar eks Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) itu.
Sebelum masuk dibicarakan menjadi kandidat
ketum PPP
, nama Jokowi sudah lebih dulu muncul dalam busra pencalonan ketua umum PSI.
Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman menyebutkan, Jokowi merupakan salah satu sosok yang diusulkan sejumlah pengurus daerah untuk memimpin PSI.
Selain Jokowi, ada juga Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, Wakil Menteri Kependudukan Isyana Bagoes Oka, dan politikus PSI Agus Herlambang yang masuk bursa.
“DPW Yogya itu muncul Pak Jokowi, dukung Pak Jokowi. Di Jakarta, ketua fraksi kami, William, itu mendukung Pak Jokowi juga. Kemudian ada Jabar yang memunculkan dua nama, Mas Kaesang dan Ketua OKK Bro Agus Herlambang,” ujar Andy saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/5/2025).
“Kemudian di Bali, ada anggota kami yang mulai menyuarakan usulan untuk pemimpin perempuan, jadi nama yang maju atau diusulkan itu Isyana Bagoes Oka,” imbuh dia.
Ketua DPP PSI William Aditya Sarana menyebutkan, nama Jokowi masuk bursa karena Jokowi adalah sosok mentor bagi kader PSI sehingga wajar jika mendapatkan tempat istimewa hingga dicalonkan sebagai ketua umum.
Menurut William, gagasan Jokowi tentang partai politik yang inklusif dan terbuka menjadi inspirasi utama bagi PSI untuk menggelar Pemilihan Raya terbuka tahun ini.
“Pak Jokowi pernah menggagas ‘Partai Super Terbuka’ yang menginspirasi Pemira ini. Wajar jika kader PSI memberi tempat istimewa untuknya,” ujar dia.
Respons Jokowi
Jokowi sudah angkat bicara mengenai namanya yang disebut-sebut masuk bursa calon ketua umum PSI dan PPP.
Terkait PSI, Jokowi mengaku masih berhitung soal kabar ia akan menjadi calon ketua umum PSI. “Masih dalam proses perhitungan, semuanya kan meski dihitung, tapi ya nanti lah,” ujar Jokowi di Karo, Jumat (16/5/2025).
Namun, pada Rabu (14/6/2025), di Solo, Jokowi sempat menyinggung metode pemilihan ketua umum PSI yang menggunakan sistem e-voting yang disebutnya sulit.
“Masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misal saya ikut, saya kalah,” ungkap Jokowi.
Sementara itu, ketika ditanya soal peluangnya memimpin PPP, ia tidak mau banyak komentar.
“Ya, semua nama baik. Dan itu urusan internal PPP,” kata Jokowi di Solo, Rabu (28/5/2025).
Jokowi juga membantah ikut campur dalam Muktamar PPP dengan memberikan dukungan kepada Amran Sulaiman untuk memimpin PPP.
Ia menyebut seluruh kandidat layak dipertimbangkan demi kepentingan PPP ke depan.
“Semua baik. Semua calon baik,” kata Jokowi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Kaesang Pangarep
-
/data/photo/2024/02/15/65cd89296b322.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Fenomena Parpol "Obral" Kursi Ketum ke Tokoh Luar, Dianggap Cerminan Gagalnya Kaderisasi Nasional 28 Mei 2025
Fenomena Parpol “Obral” Kursi Ketum ke Tokoh Luar, Dianggap Cerminan Gagalnya Kaderisasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah partai politik terkesan mulai membuka peluang bahkan ‘obral’ kursi kepada pihak eksternal untuk menduduki posisi strategis sebagai ketua umum.
Fenomena tersebut terlihat dari langkah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang membuka ruang bagi tokoh non-kader untuk menjadi pemimpin partai.
Peneliti Senior Bidang Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mengatakan, kemunculan fenomena ‘obral’ kursi ketua umum ini bisa jadi adalah cerminan dari kegagalan partai dalam melakukan kaderisasi secara internal.
Menurut Lili, ada permasalahan mendasar yang melatarbelakangi keputusan partai menarik
tokoh eksternal
ke lingkar kepemimpinan.
Salah satunya adalah kegagalan dalam menciptakan kader internal yang layak menjadi pemimpin partai.
“Jadi faktor lainnya adalah kegagalan partai melakukan kaderisasi menciptakan para pimpinan yang layak untuk menjadi ketua partai. Alih-alih, kerap terjadi konflik di antara elite partai yang berujung hengkangnya elite partai berlabuh ke partai lain atau mendirikan partai baru,” ujar Lili kepada Kompas.com, Rabu (28/5/2025).
Selain itu, kemunculan fenomena tersebut juga dampak dari ketatnya kompetisi dalam pemilu.
Sebab, setiap partai berlomba-lomba agar bisa lolos ambang batas parlemen (
parliamentary threshold
) dan menempatkan sebanyak mungkin kadernya di kursi legislatif.
“Memang hak parpol untuk mencari figur ketua umum berasal dari luar figur luar, bukan dari orang dalam partai. Tetapi fenomena tersebut adalah dampak dari kompetisi yang ketat dalam pemilu agar lolos
presidential threshold
dan menempatkan sebanyak-banyaknya para kadernya di parlemen,” kata Lili.
“Jika partai lolos, akan membawa keuntungan yang banyak, termasuk bisa masuk kekuasaan,” sambungnya.
Di samping itu, Lili juga menyoroti munculnya pragmatisme dari kalangan elite partai.
Saat ini, ada kecenderungan pihak elite partai lebih memilih tokoh dari luar ketimbang kader internal hanya demi tujuan jangka pendek.
Peneliti BRIN itu mencontohkan, tujuan jangka pendek tersebut di antaranya adalah keinginan meningkatkan elektabilitas secara instan ataupun mendapatkan akses terhadap kekuasaan.
“Alih-alih mendukung kader internal, mereka justru mengabaikan atau bahkan menjegal kader internal dengan beragam alasan,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, PSI secara resmi membuka pendaftaran calon ketua umum yang akan dipilih melalui mekanisme pemilu raya dengan sistem “one man one vote”.
Partai yang kini dipimpin oleh Kaesang Pangarep itu membuka peluang bagi semua pihak, termasuk pihak eksternal, untuk bergabung ke PSI dan langsung mencalonkan diri sebagai ketum.
“Calon ini yang paling penting dia harus memegang kartu tanda anggota PSI. Jadi yang paling penting itu. Mengenai berapa lama, itu tidak menjadi masalah. Yang paling penting dia punya visi dan misi yang sama dengan PSI,” kata Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman, Selasa (13/5/2025).
PSI menjadwalkan pemungutan suara pada 12 hingga 19 Juli 2025.
Hasilnya akan diumumkan dalam kongres partai yang berlangsung pada 19 Juli 2025 di Solo, Jawa Tengah.
Selain PSI, PPP secara terang-terangan juga mempertimbangkan sejumlah tokoh eksternal untuk maju sebagai calon ketua umum.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy atau Rommy mengatakan, sudah ada sejumlah nama dari kalangan eksternal yang kini masuk bursa calon ketum.
Nama-nama tersebut antara lain Eks Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, hingga mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
“Saya mendorong sebanyak-banyaknya calon. Saya terus mengikuti suara-suara dari pusat dan daerah. Hingga saat ini, sudah delapan nama yang muncul: tiga internal, lima eksternal,” ujar Rommy kepada Kompas.com pada 14 Mei 2025.
“Internal: Sandi Uno, Sekjen Arwani, Gus Yasin. Dari eksternal: Gus Ipul, Dudung Abdurachman, Amran Sulaiman, Marzuki Alie, dan Agus Suparmanto,” imbuh dia.
Menurut rencana, Muktamar PPP dengan agenda pemilihan ketua umum PPP akan digelar pada akhir Agustus 2025 atau September 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Bukan Jokowi, PSI Sulsel Dukung Kaesang Pangarep Jadi Ketua Umum DPP
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulsel secara resmi memberikan dukungan kepada Kaesang Pangarep sebagai calon Ketua Umum periode 2025-2030.
Dukungan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) bernomor 001/SR/DPW/V/2025 yang ditandatangani oleh Ketua DPW PSI Sulsel, Muhammad Surya alias Cuya, pada Kamis, 22 Mei 2025.
Dalam keputusan itu, PSI Sulsel menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh pencalonan Kaesang dalam Pemilu Raya PSI tahun 2025. Cuya menyebut bahwa dukungan ini bersifat mutlak bagi seluruh kader di Sulsel.
“Kami di DPW PSI Sulsel memberikan dukungan penuh kepada Kaesang untuk kembali menjadi ketua umum PSI. Kami percaya kepemimpinan Kaesang mampu membawa kemajuan bagi partai,” ujar Cuya kepada wartawan, Jumat kemarin.
Lebih lanjut, Cuya memastikan dirinya beserta jajaran akan hadir dalam Kongres PSI yang akan digelar di Solo, Jawa Tengah, pada 19 Juli 2025.
Ia menilai Kaesang membawa semangat baru yang inovatif sejak dipercaya memimpin PSI pada 2023, dan dukungan dari PSI Sulsel diharapkan menjadi modal kuat bagi Kaesang di ajang Pemilu Raya.
“Kami yakin di bawah kepemimpinan Mas Kaesang, PSI akan semakin solid dan mampu berkontribusi nyata di panggung politik nasional,” tegas Cuya.
Selain Kaesang, nama Presiden ke-7 RI, Jokowi, turut ramai diperbincangkan sebagai calon Ketua Umum PSI untuk periode mendatang.
Beberapa pernyataan dari kader daerah hingga pengurus pusat PSI mengindikasikan kemungkinan itu, meskipun belum ada pernyataan resmi dari Jokowi.
-

Chusnul Sindir Jokowi dan PSI: Bersaing Jadi Ketum Partai 2 Persen?
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Nama Jokowi Widodo yang muncul sebagai calon Ketua Umum PSI mendapatkan banyak sorotan.
Salah satunya datang dari pegiat media sosial, Chusnul Chotimah yang menyoroti pesaingan ayah dan anak sebagai calon Ketum.
Melalui cuitan di akun media sosial X pribadinya, Chusnul Chotimah bahkan membanding PSI dan PDIP yang kabar kembali memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua.
“Untuk jadi ketum partai kecil aja harus bersaing dgn anaknya dan kader PSI.😂,” tulisnya dikutip Selasa (20/5/2025).
“Lihat itu ibu Mega, info terbaru dari pak Bambang Pacul, kader solid kembali pilih ibu Mega,” sebutnya.
Dari kabar ini juga, Chusnul menyebut pamor dari Jokowi terbilang kalah jauh dengan yang dimiliki oleh Megawati.
“Lihat berita ini bukti pamor Jokowi kalah jauh dari ibu Mega, bahkan kalah juga dari anaknya Kaesang yg bisa jadi ketua umum hny dua hari jadi kader dan tanpa bersaing,” tuturnya.
Ia pun berandai seandainya Jokowi ternyata benar dari Ketua, salah satunya adalah lakukan demokrasi.
“Nanti pasti ada yg bilang PSI itu sedang lakukan demokrasi,” ungkapnya.
“Itu cuma drama sayang, Kaesang sblmnya bisa jadi ketum tnp seperti itu, lalu knp Jokowi ga bisa?
Krn semuanya cuma drama.
Betul tdk?😊,” jelasnya.Dan adapun untuk calon lawan dari Jokowi selain Kaesang Pangarep, ada Agus Herlambang hingga Isyana
“Bursa Terbaru Calon Ketum PSI: Jokowi, Kaesang, Agus Herlambang hi ngga Isyana,” terangnya.
(Erfyansyah/fajar)
-

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI sebut Jokowi masuk bursa Ketum PSI
kerja nyatanya sudah kami rasakan sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta patut menjadi calon Ketua Umum PSI
Jakarta (ANTARA) – Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta William Aditya Sarana menyatakan setuju dengan masuknya Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI) Joko Widodo sebagai calon Ketua Umum (Ketum) PSI.
“Pak Jokowi yang kerja nyatanya sudah kami rasakan sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta patut menjadi calon Ketua Umum PSI,” kata William dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Wiliam yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Jakarta Barat itu menyatakan Pak Jokowi juga sudah memberikan kontribusi salah satunya menggagas ‘Partai Super Terbuka’ yang menginspirasi PSI menyelenggarakan Pemilihan Raya ini.
“Oleh karena itu, wajar apabila kader PSI memberikan tempat yang istimewa baginya di sini,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa nama Ketum PSI petahana Kaesang Pangarep disebut pada saat yang bersamaan dalam diskusi yang berlangsung di internal partainya.
“Nama Mas Kaesang juga turut disebut dalam diskusi internal partai kami. Ia juga diharapkan bisa melanjutkan kepemimpinannya yang sudah baik ini ke depan,” kata dia.
Komentar tersebut dilontarkan William berkaitan dengan Pemilihan Raya yang akan diselenggarakan menjelang Kongres Nasional PSI pada Juli 2025.
Menurut dia, pemilihan raya ini diselenggarakan untuk memilih ketua umum sesuai dengan konsep ‘Partai Super Terbuka’ yang pernah dibicarakan oleh Pak Jokowi beberapa waktu lalu.
Menurut William, konsep tersebut menemukan kecocokan dengan kader-kader PSI yang ingin agar pemilihan ketua umum (ketum)-nya diselenggarakan secara langsung, terbuka, dan transparan.
“Semua kader PSI tanpa terkecuali bisa memilih siapa yang akan menjadi ketumnya nanti. Dalam rangka memudahkan semua anggota untuk menggunakan hak pilihnya, maka kami akan menggunakan aplikasi e-voting yang bisa diakses di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan setelah melalui pertimbangan yang panjang dan matang, Pemilihan Raya ini ternyata sesuai dengan keinginan anggota-anggota PSI untuk mengadakan pemilihan ketua umumnya yang berlangsung secara terbuka, langsung, dan transparan.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025 -

Kabar RMS Gabung PSI, Muhammad Surya: PSI Memang Butuh Sosok Beliau
Ia mengungkapkan, RMS hampir pasti bergabung dan tinggal menanti momen resmi, kemungkinan besar dalam acara besar PSI bulan depan.
“Tak sengaja, kemarin saya ketemu Ketua PSI Kaesang. Saya menyempatkan menanyakan langsung soal rumor Pak RMS sahabatnya, akan ke PSI. Kaesang cuma menjawab pendek, bahwa RMS sahabatnya dan PSI butuh orang seperti Pak RMS,” ujar Mulawarman.
Ia menambahkan bahwa RMS saat itu tengah berada bersamanya dalam perjalanan menuju rumah Ahmad Ali, Ketua Harian DPP NasDem periode 2019–2024.
Soal apakah RMS akan membawa timnya dari NasDem ke PSI, Mulawarman menjawab bahwa RMS tak berniat mengganggu partai yang turut ia besarkan itu. “RMS kemungkinan besarnya membentuk gerbong baru di Sulsel untuk PSI,” tuturnya.
Terkait siapa sosok yang mungkin menggantikan RMS di posisi Ketua DPW NasDem Sulsel, Mulawarman menyebut sejumlah nama potensial seperti Rudianto Lallo, Andi Rahmatika Dewi, Syaharuddin Alrif, Mizar Roem, hingga Ilhamsyah Azikin.
Sebelumnya, Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin, menyebut kabar tersebut masih sebatas isu yang belum dikonfirmasi langsung oleh RMS.
RMS, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Sulsel dan anggota DPR RI, santer dikabarkan akan mencari kendaraan politik baru usai gelaran Pilkada 2024.
Hanya saja, Tobo menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan hak pribadi RMS.
“Jika ada benarnya, itu adalah hak prerogatif Pak RMS,” ujar Tobo kepada awak media, Kamis (8/5/2025).
“Beliau tentu sudah menganalisa secara matang dan cermat sebelum mengambil keputusan. Kita tidak bisa terlalu jauh ikut campur, karena itu adalah hak pribadi beliau,” tambahnya.
-
/data/photo/2025/02/27/67c01670c59a2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Terbukanya Pintu Ormas Golkar untuk Jokowi dan Gibran
Terbukanya Pintu Ormas Golkar untuk Jokowi dan Gibran
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (
MKGR
) yang merupakan salah satu organisasi sayap
Partai Golkar
, menyatakan keterbukaannya kepada Joko Widodo (
Jokowi
) dan
Gibran Rakabuming Raka
jika ingin bergabung.
“Kami tidak menawarkan (kepada Jokowi dan Gibran), tapi kami membuka pintu seluas-luasnya, kami kan ormas yang terbuka,” ujar Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) MKGR, Adies Kadir saat konferensi pers di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025).
“Jadi siapapun yang masuk bergabung dengan ormas MKGR itu kami akan terima termasuk tadi disebutkan itu (Jokowi) kalau mau bergabung, kami welcome dan sangat senang,” sambungnya.
MKGR, kata Adies, terbuka bagi siapapun yang belum tergabung dalam organisasi kemasyarakatan (ormas) apapun.
“Kalau dia sudah pernah masuk di ormas silakan menunjukkan surat pengunduran diri dari ormas tersebut baru bisa bergabung dengan kami,” ujar Adies.
Adapun Jokowi pernah menyampaikan gagasannya untuk menciptakan partai super terbuka di Indonesia.
Jokowi menyebut gagasannya itu telah diakomodasi oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini dipimpin oleh putra bungsunya, Kaesang Pangarep.
“Kurang lebih menurut saya, konsepnya hampir-hampir mirip, tetapi dimodifikasi sedikit oleh PSI. Partai yang terbuka, super terbuka,” kata Jokowi, Kamis (6/3/2025).
Istilah “Super Tbk” pertama kali disebutkan oleh Jokowi dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab pada 11 Februari 2025.
Dalam pernyataannya, Jokowi menekankan bahwa partai politik seharusnya bersifat terbuka dan dimiliki oleh semua anggotanya, bukan hanya oleh segelintir elite.
Istilah “Tbk” (Terbuka) sendiri sering digunakan dalam dunia bisnis, khususnya pada perusahaan terbuka yang sahamnya dimiliki oleh publik.
Konsep ini ingin diterapkan ke dalam dunia politik, di mana semua anggota partai memiliki hak yang sama dalam menentukan kebijakan dan kepemimpinan.
“Keinginan kita ada sebuah partai politik yang super Tbk (terbuka). (Partai) yang dimiliki oleh seluruh anggotanya,” kata Jokowi
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/07/25/66a24d9e0a96f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum pada 13 Mei, Bagaimana Kaesang?
PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum pada 13 Mei, Bagaimana Kaesang?
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Partai Solidaritas Indonesia
(PSI) akan membuka pendaftaran untuk calon ketua umum pada 13 Mei mendatang di Kantor DPP PSI, Jakarta.
Pendaftaran tersebut merupakan salah satu tahapan jelang Pemilu Raya yang menjadi forum PSI untuk memilih ketua umum.
Dalam video yang diunggah di akun X @psi_id dan sudah dikonfirmasi, pendaftaran calon ketua umum PSI dimulai pada 13 hingga 31 Mei 2025.
Setelah itu, pada 18 Juni 2025 sakan diumumkan siapa kandidat calon ketua umum PSI. Pada tanggal yang sama juga diumumkan daftar pemilih tetap (DPT) yang akan memiliki hak suara untuk memilih calon ketua umum PSI.
Selanjutnya pada 19 Juni hingga 11 Juli 2025, para calon ketua umum PSI akan memasuki periode kampanye. Kemudian pada 12 Juli hingga 19 Juli 2025, dimulai masa pencoblosan oleh kader PSI secara daring.
Terakhir, pengumuman ketua umum PSI terpilih dilaksanakan pada 19 Juli 2025 dan rencananya diumumkan di Solo, Jawa Tengah.
PSI juga memberikan syarat umum dan khusus bagi siapapun yang ingin mendaftar sebagai calon ketua umum PSI.
Adapun syarat umumnya adalah sebagai berikut:
Sedangkan syarat khusus untuk calon ketum PSI adalah sebagai berikut:
PSI akan menggelar Pemilu Raya yang merupakan forum untuk memilih ketua umum partai pada Juli mendatang di Solo, Jawa Tengah.
Pemilu Raya disebut sebagai forum terbuka untuk memilih ketua umum dan juga menunjukkan bahwa PSI bukanlah partai politik yang dimiliki keluarga atau elite tertentu.
“Pemilu Raya akan menjadi awal bagi PSI untuk menjadi ‘Partai Super Terbuka’, yaitu sebuah partai yang dimiliki oleh semua anggota, bukan partai milik keluarga atau elite tertentu,” kata Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman lewat keterangannya, Selasa (29/4/2025).
Pemilihan ketua umum PSI akan menggunakan konsep “one man, one vote” atau satu anggota untuk satu suara.
Andy mengatakan, Pemilu Raya merupakan bagian dari transformasi politik PSI yang ingin terus menyesuaikan keinginan masyarakat, terutama anak muda.
PSI ingin anak muda ikut berpartisipasi dalam secara langsung dalam menentukan arah politik ke depan.
“Momentum ini akan menjadi sejarah penting bagi kami untuk membangun sebuah tradisi politik baru,” kata Andi.
Ketua Umum PSI saat ini adalah
Kaesang Pangarep
yang ditetapkan pada Senin (25/9/2023).
Saat itu, putra bungsu Joko Widodo (Jokowi) dipilih menjadi ketua umum untuk menggantikan Giring Ganesha dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI.
Namun, PSI akan menggelar pemilihan ketua umum kembali pada Juli 2025. Artinya, pemilihan dilakukan usai Kaesang baru menjabat kurang dari dua tahun.
Jika berkaca kepada partai politik lain, biasanya satu periode kepemimpinan ketua umum akan berlangsung selama lima tahun.
Setelah lima tahun, baru partai politik akan menggelar forum tertinggi untuk memilih atau menunjuk ketua umum. Misal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang memilih ketua umum lewat kongres.
PSI sendiri memilih Kaesang sebagai ketua umum karena ia merupakan sosok pemuda yang berhasil. Meskipun Kaesang belum menjadi kader PSI.
Saat itu, PSI juga membantah bahwa terpilihnya Kaesang sebagai ketua umum adalah karena statusnya yang merupakan putra bungsu Jokowi.
Pada waktu terpisah, Kaesang pernah mengatakan bahwa DPD PSI Solo terus mempersiapkan pelaksanaan pemilihan ketua umum yang rencananya digelar Juli 2025.
Solo akan menjadi tuan rumah pelaksanaan pemilihan ketua umum PSI.
“Insya Allah, nanti kan kami tinggal ngikut teman-teman dari teman-teman Solo. Kemarin rencana mungkin Mei tapi kayaknya akan mundurkan ke bulan Juli,” ujar Kaesang saat ditemui di Loji Gandrung Solo, Jumat (11/4/2025).
Kaesang mengatakan, semua boleh mencalonkan diri sebagai calon ketua umum PSI, selama memenuhi syarat.
“Lancar semua. Semuanya sehat. Semua boleh (mencalonkan diri), semuanya boleh. Ada syaratnya, ada syaratnya. Nanti akan dikeluarkan oleh tim SC,” kata Kaesang.
Sebagai informasi, Kaesang dipilih menjadi ketua umum PSI untuk menggantikan Giring Ganesha dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI yang digelar pada Senin (25/9/2023).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kans Kaesang Usai PSI Bakal Pilih Ketum Baru di Kongres
Jakarta –
PSI akan menggelar kongres pada Juli nanti di Solo, Jawa Tengah (Jateng). Apakah Ketum PSI Kaesang Pangarep calon terkuat?
Waketum PSI Andy Budiman menjelaskan PSI mencari ketum melalui pemilihan terbuka di kongres nanti. Hingga saat ini, Kaesang masih menjabat sebagai Ketum PSI.
“Masih (ketum PSI). Tapi kita akan pemilihan: pemilu raya,” kata Andy kepada wartawan, Jumat (2/5/2025).
Namun, apakah Kaesang maju kembali dan jadi calon terkuat ketum PSI, Andy tak menjawab dengan lugas. Andy tidak menjelaskan lebih jauh soal kans Kaesang maju kembali.
“Ikuti terus prosesnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam unggahan di medsos X pada Jumat (2/5), PSI mengunggah video yang berisi 3 orang membawa kardus yang bertuliskan ‘Dicari Ketua Umum PSI’. Dalam unggahannya, syarat ketum PSI harus tahan menerima aspirasi warga.
“Pemilu raya akan menjadi awal bagi PSI untuk menjadi ‘Partai Super Terbuka’, yaitu sebuah partai yang dimiliki oleh semua anggota–bukan partai milik keluarga, atau elite tertentu,” kata Andy Budiman dalam keterangannya.
(rfs/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
/data/photo/2025/05/28/68369dd00f975.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
