Tag: Judha Nugraha

  • Kemlu: 97 WNI Berhasil Dievakuasi dari Iran Lewat Jalur Darat

    Kemlu: 97 WNI Berhasil Dievakuasi dari Iran Lewat Jalur Darat

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan bahwa pemerintah telah mengevakuasi sebanyak 97 warga negara Indonesia (WNI) dari Iran di tengah memanasnya konflik dengan Israel.

    Menlu Sugiono mengatakan evakuasi sejumlah WNI ini dilakukan melalui jalur darat dengan melewati perbatasan antara Iran dan Azerbaijan.

    “Hari ini 97 orang WNI yang terdiri dari 93 WNI, 3 Staf kedutaan dan 1 warga negara Iran yang merupakan pasangan dari WNI, alhamdulillah melewati perbatasan Iran – Azerbaijan,” kata Sugiono dikutip dari akun media sosial Kemlu RI, Sabtu (21/6/2025).

    Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa para WNI tersebut saat ini tengah beristirahat di Baku, Azerbaijan usai menempuh perjalanan darat selama 16 jam.

    “Perjalanan yg mereka tempuh sekitar 16 jam dan alhamdulillah berjalan cukup aman dan cukup lancar mengingat situasi perbatasan yang sedikit agak ramai dari biasanya,” ujarnya.

    Selain itu, Sugiono mengatakan bahwa pemerintah juga telah mengevakuasi 4 WNI dari Israel melalui Jordan. Dia menyebut kondisi para WNI tersebut saat ini dalam keadaan baik.

    “Kita masih melakukan komunikasi dengan warga kita yang lain. Saya akan monitor terus proses evakuasi ini, alhamdulillah tahap pertama yang kita lakukan berjalan baik,” ucap Sugiono.

    Diberitakan sebelumnya, Menlu RI telah memerintahkan agar status pelindungan WNI di Iran dinaikkan dari Siaga 2 menjadi Siaga 1 dan agar segera diambil langkah-langkah evakuasi WNI di Iran. Hal tersebut disampaikan Menlu Sugiono di sela-sela mendampingi Presiden RI dalam kunjungan resminya di Rusia (19/6).

    “Saya memutuskan untuk meningkatkan level kesiagaan di Kedutaan Tehran dari level Siaga 2 menjadi Siaga 1 dan mulai juga melaksanakan langkah-langkah kontingensi evakuasi WNI. Kami juga telah melakukan komunikasi dengan beberapa negara tetangga Iran, memohon supaya pada saat terjadi evakuasi nanti, warga negara kita diberi kemudahan melewati perbatasan karena situasi semakin tidak menguntungkan,” ujar Sugiono.

    Lebih lanjut, Menlu RI menambahkan bahwa pada 21 Juni, OKI akan melakukan konferensi darurat di Istanbul dalam rangka membahas perkembangan situasi di Timur Tengah yang semakin memanas.

    Dalam keterangan terpisah, Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha menyampaikan bahwa Kemenlu dan KBRI Tehran telah mempersiapkan langkah-langkah evakuasi selain melakukan town hall meeting dengan para WNI untuk menyampaikan update situasi keamanan terakhir dan langkah-langkah kontingensi evakuasi yang tengah disiapkan.

    Saat ini terdapat 386 WNI di Iran dan telah dilakukan pendataan WNI yang ingin dievakuasi mengingat evakuasi bersifat voluntary dan bukan mandatory.

    Untuk 194 orang WNI yang berada di Israel, KBRI Amman juga sudah menyusun langkah kontingensi evakuasi dan Kemlu telah menerima permintaan 11 WNI utuk dievakuasi dari Israel. Sebagai informasi, KBRI Amman sudah menetapkan status Siaga 1 untuk Israel dan Palestina sejak 2023.

  • Eskalasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Indonesia Lakukan Evakuasi WNI Via Darat

    Eskalasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Indonesia Lakukan Evakuasi WNI Via Darat

    PIKIRAN RAKYAT – Proses evakuasi warga negara Indonesia tengah berjalan menyusul pecahnya konflik Iran-Israel.

    Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha menyatakan, evakuasi itu memakai jalur darat.

    “Sebelumnya, para WNI berkumpul dan menginap semalam di safe house KBRI Teheran,” kata Judha dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/6/2025). Ia pun meminta doa agar pelaksanaannya bisa berjalan lancar dan aman. Namun, Judha tak menjelaskan berapa WNI yang tengah dievakuasi itu.

    Pemerintah Indonesia telah menetapkan status Siaga I bagi wilayah Iran. Kedutaan Besar RI di Teheran pun melakukan tindakan evakuasi bagi WNI yang bersedia. Berdasarkan data, sebanyak 386 WNI berada di Iran dan 194 WNI berada di Israel. Dari 386 WNI di Iran, mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa di Kota Qom. Sementara dari 194 WNI di Israel, mayoritas peserta magang bidang pertanian di Kota Arava, Israel.

    Beberapa WNI yang melakukan perjalanan singkat juga mengalami stranded atau tertahan perjalanan karena tutupnya wilayah udara dan berhentinya penerbangan. Mereka antara lain 42 peziarah di Israel, 8 jemaah haji di Jordan dan 2 WNI peziarah di Teheran. Mereka telah mendapat bantuan dari KBRI Amman dan KBRI Teheran. Sebanyak 42 WNI yang stranded di Yerusalem itu sudah kembali ke Indonesia. Demikian pula dengan 8 jamaah haji di Amman dan 2 peziarah di Teheran sudah keluar.

    KBRI Teheran juga telah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI agar meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan diri serta menjaga komunikasi dan menginformasikan keadaan dan keberadaan mereka ke KBRI Teheran. WNI yang mengalami situasi kedaruratan bisa menghubungi hotline KBRI Teheran di nomor +989024668889.

    Imbauan ditujukan pula bagi WNI‎ yang berencana melakukan perjalanan ke Iran dan Israel. Mereka diimbau agar menunda perjalanan. “Bagi WNI yang memiliki rencana penerbangan melalui wilayah Timur Tengah agar mengantisipasi gangguan jadwal penerbangan,” ucap Judha beberapa waktu lalu. Dalam situasi darurat, WNI dapat menghubungi hotline Perwakilan RI terdekat atau melalui aplikasi Safe Travel Kemlu.

    KBRI Teheran meminta para WNI yang tinggal di Iran untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjaga keselamatan diri dan keluarganya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Para WNI diimbau pula menjaga komunikasi dan menginformasikan keadaan dan keberadaan mereka ke KBRI. WNI juga diminta menghindari kerumunan massa, daerah rawan dan membatasi pergerakan seminimal mungkin. Selain itu, WNI diimbau menyimpan barang dan dokumen berharga di tempat yang aman serta memastikan sudah memproses lapor diri kepada KBRI Teheran.***

  • KBRI Teheran dan Aman Siapkan Evakuasi Ratusan WNI di Iran dan Israel

    KBRI Teheran dan Aman Siapkan Evakuasi Ratusan WNI di Iran dan Israel

    KBRI Teheran dan Aman Siapkan Evakuasi Ratusan WNI di Iran dan Israel
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Perlindungan WNI, Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Iran dan Jordania bersiap melakukan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Iran dan Israel.
    Persiapan evakuasi ini dilakukan setelah Presiden Prabowo Subianto menyatakan Israel dan Iran dalam status Siaga I karena konflik bersenjata yang berkepanjangan.
    “Bapak Menlu sudah mengarahkan agar kita melakukan langkah-langkah evakuasi warga negara Indonesia. Dan saat ini Kementerian Lembaga di (pemerintah) pusat dan juga
    KBRI Teheran
    sedang mempersiapkan langkah-langkah evakuasi,” ujar Judha dalam keterangan video, Kamis (19/6/2025).
    Judha menjelaskan, KBRI Teheran sudah melakukan
    town hall meeting
    dengan para WNI yang berada di Iran untuk menyampaikan status Siaga I.
    Begitu juga dengan WNI yang berada di Israel, KBRI Aman juga telah menyusun langkah-langkah evakuasi kepada WNI yang berada di wilayah tersebut.
    Saat ini, WNI yang bermukim di Iran berjumlah 386, yang mayoritas merupakan pelajar atau mahasiswa yang berada di Kota Qom.
    Sedangkan di Israel, terdapat 194 WNI yang merupakan peserta magang pendidikan yang berada di Kota Arafat.
    “Dengan eskalasi yang terjadi saat ini, kami menerima informasi ada 11 warga negara Indonesia yang di Israel yang meminta untuk dievakuasi,” tuturnya.
     
    “Dan untuk itu KBRI Aman saat ini juga sedang melakukan langkah-langkah persiapan evakuasi,” imbuh dia.
    Namun, Judha kembali menegaskan, proses evakuasi yang dilakukan
    Kemenlu RI
    bukanlah sebuah perintah atau kewajiban WNI.
    Dia mengatakan, proses evakuasi bersifat sukarela.
    “Dapat kami jelaskan juga bahwa proses evakuasi ini sifatnya
    voluntary
    , bukan
    mandatory
    ,” tuturnya.
    Untuk diketahui, konflik antara Iran dan Israel kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran internasional terhadap potensi eskalasi di Timur Tengah.
    Konflik ini dipicu oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025) yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
    Iran kemudian melakukan serangan balasan pada Sabtu (14/6/2025) yang merusak fasilitas ekonomi Israel.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemenlu: 12 WNI Luka-luka Akibat Kecelakaan Balon Udara di Turki

    Kemenlu: 12 WNI Luka-luka Akibat Kecelakaan Balon Udara di Turki

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan 12 warga negara Indonesia (WNI) luka-luka akibat kecelakaan balon udara wisata di Provinsi Aksaray, Turki tengah. 

    Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha memastikan bahwa perwakilan RI di Ankara telah memberikan perhatian kepada 12 WNI korban kecelakaan yang terjadi Ahad (15/6) waktu setempat itu.

    “KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk membantu para WNI,” ucap Judha dalam pernyataan tertulis dilansir dari Antara, Senin (16/6/2025). 

    Ia menjelaskan bahwa balon udara yang membawa 19 penumpang WNI bersama seorang pilot tersebut celaka dan terhempas ke darat diduga karena perubahan angin yang mendadak. Kecelakaan itu menelan satu korban jiwa, yaitu sang pilot balon udara yang berkebangsaan Turki.

    Judha mengatakan 12 dari 19 WNI yang menumpang balon udara mengalami luka ringan akibat insiden tersebut. Namun, dia menuturrkan kondisi mereka membaik setelah dirawat di rumah sakit setempat dan para WNI sudah dalam perjalanan ke Istanbul sebelum pulang ke tanah air.

    “Mereka dijadwalkan akan kembali pulang ke Indonesia malam ini,” kata Judha menambahkan.

    Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama menyatakan bahwa rombongan wisatawan WNI tersebut awalnya hendak menaiki wahana balon udara di Kapadokia namun gagal sehingga mereka beralih mencari balon udara ke Aksaray.

    “Di Kapadokia, diputuskan tidak terbang karena cuaca. Namun rombongan tetap mencari balon di tempat lain untuk terbang,” kata Dubes Rizal.

    Ia juga memastikan bahwa para WNI sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan medis.

  • 42 WNI Terdampar di Tel Aviv, Apa Dampak Konflik Iran-Israel Bagi RI?

    42 WNI Terdampar di Tel Aviv, Apa Dampak Konflik Iran-Israel Bagi RI?

    Jakarta

    Sebanyak 42 WNI yang melakukan ziarah keagamaan dilaporkan terdampar di Tel Aviv setelah Bandara Ben Gurion ditutup menyusul memanasnya konflik Israel-Iran pada Jumat (13/06).

    Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan perwakilan diplomatik di Yordania tengah memberikan asistensi agar puluhan WNI itu bisa keluar dari Israel melalui jalan darat.

    “[Para WNI itu] seharusnya keluar lewat Tel Aviv, tetapi tidak bisa karena bandara ditutup. Mereka sedang dibantu KBRI Amman untuk melintas ke Yordania,” ujar Judha Nugraha kepada BBC News Indonesia pada Minggu (15/06).

    Saat ini, Kemenlu mencatat ada 187 WNI yang berada di seluruh wilayah Israel. Menurut Judha, sebagian besar dari mereka berada di Aravah di selatan Israel.

    Pemerintah Indonesia, sambung Judha, sudah mengimbau agar para WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Israel dan Palestina, termasuk untuk kunjungan ziarah untuk menunda niat mereka.

    “Sejak tahun lalu, wilayah Palestina dan Israel sudah ditetapkan Siaga 1 [level tertinggi kewaspadaan] oleh KBRI Amman,” tegasnya.

    Adapun di Iran, menurut Judha, KBRI Teheran sudah menetapkan status Siaga 2 sejak April 2024.

    “[Terbesar] kedua di Teheran, ada sekitar 90 WNI termasuk pelajar, pekerja migran, dan staf KBRI berikut keluarga mereka,” tutur Judha.

    Pada Jumat (13/06), pemerintah Israel menutup bandara mereka setelah melancarkan sejumlah serangan ke Iran dalam Operasi Rising Lion yang menyasar pusat nuklir, fasilitas militer, dan area berpenduduk.

    Pihak Israel mengeklaim serangan pihaknya dilakukan “atas dasar keselamatan” karena Iran dituding terus mengembangkan nuklir mereka.

    Iran mulai membalas serangan itu pada Jumat (13/06) malam melalui gempuran drone dan rudal balistik. Hingga berita ini diturunkan, gelombang serangan dari masing-masing negara masih terus berlangsung.

    ‘Belum ada permohonan evakuasi’

    BBC News Indonesia sudah menghubungi sejumlah warga Indonesia yang berada di Iran untuk menceritakan kondisi mereka di sana, tetapi mereka memilih bungkam karena sensitivitas isu.

    Jaringan internet setempat dilaporkan tidak stabil dan sangat lambat.

    Dalam siaran pers pada Jumat (13/06), Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran mengimbau para WNI untuk “saling mengingatkan satu sama lain” terkait imbauan KBRI Teheran dan Kemenlu serta “saling menjaga komunikasi”.

    Selain itu, mereka juga meminta agar para WNI di Iran untuk “saling menenangkan dan tidak panik dalam kondisi apa pun agar memudahkan koordinasi dan melancarkan segala proses yang dilakukan KBRI Teheran dan Kemenlu.”

    IPI Iran juga mengingatkan agar para WNI untuk melakukan pengecekan di grup WNI di platform WhatsApp.

    Pihak IPI Iran mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya para korban sipil dan tokoh penting Iran dalam serangan Israel.

    Pihak IPI juga mengecam dan mengutuk serangan Israel sekaligus mengecam PBB yang mereka sebut “diam seribu bahasa” atas serangan Israel.

    Baca juga:

    Sementara itu, Judha mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan WNI-WNI di Iran.

    “Saya sampaikan bahwa para WNI kita dalam keadaan baik, tidak ada yang menjadi korban dari serangan Israel,” ujar Judha.

    “Serangan yang dilakukan Israel saat menyasar instalasi-instalasi militer dan juga kepada beberapa petinggi dari Iran. Tapi tentu kita mengantisipasi bahwa eskalasi ini dapat lebih memburuk.”

    Berdasarkan pengamatan dari KBRI Teheran, kata Judha, situasi di Teheran masih terlihat normal meski terlihat antrean BBM yang cukup panjang di beberapa tempat.

    “Tapi tidak ada panic buying. Kegiatan dan kehidupan masyarakat masih berjalan dengan normal,” ujar Judha.

    Pernyataan Judha ini selaras dengan laporan IPI Iran yang menyebut laporan sejumlah WNI di kota-kota besar Iran mengatakan “tidak ada perubahan yang signifikan” setelah serangan Israel.

    Judha mengingatkan bahwa pihak pemerintah sejak April tahun lalu sudah mengimbau agar para WNI di Iran yang tidak memiliki kepentingan esensial untuk bisa pulang secara mandiri.

    Apalagi, saat ini, konflik antara Iran dan Israel membuat wilayah udara di kawasan tersebut ditutup sehingga menghalangi penerbangan.

    Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah Soemirat, mengatakan untuk saat ini evakuasi belum perlu dilakukan bagi para WNI di Iran.

    “Namun, kita terus melakukan pematangan rencana apabila memang [evakuasi] diperlukan apabila situasi memburuk. Tentu kita berharap situasi buruk tidak terjadi,” ujar Roliansyah kepada BBC News Indonesia pada Minggu (15/06).

    Rolliansyah yang dilantik sebagai Dubes RI untuk Teheran (merangkap Turkmenistan) pada 24 Maret 2025, mengatakan sejauh ini “belum ada permohonan evakuasi” dari WNI di Iran.

    Di sisi lain, Rolliansyah menekankan bahwa pada akhirnya evakuasi merupakan pilihan dari para individu.

    “Pemerintah pada beberapa situasi konflik di beberapa tempat lain sering mengalami situasi dimana sudah menyarankan atau bahkan menyiapkan rencana evakuasi warganegara Indonesia, tapi banyak warga negara yang memutuskan untuk tidak melakukan evakuasi. Dan tentunya pemerintah harus menghargai keputusan dari masing-masing individu tersebut,” ujarnya.

    Meski begitu, Rolliansyah meminta agar para WNI terus mengabarkan situasi mereka secara berkala kepada perwakilan diplomatik setempat.

    Apakah konflik Iran dan Israel akan terus memanas?

    Asap membubung setelah ledakan terjadi di pusat kota Teheran pada 15 Juni 2025 (Getty Images)

    Pengamat hubungan internasional dari Universitas Katolik Parahyangan, Idil Syawfi, menilai potensi eskalasi konflik antara Iran dan Israel “sangat tinggi”.

    Menurut Idil, hal ini terlihat dari upaya retaliasi Israel yang menyerang depot minyak Iran serta kantor Kementerian Luar Negeri Iran di Teheran pada Minggu (15/06).

    Serangan kemudian dibalas dengan serangan misil Iran ke Haifa dan Tel Aviv.

    “Jika kita melihat pernyataan terakhir Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengirimkan pesan kepada masyarakat Iran, kita bisa tahu target utama Israel dari operasi militer ini adalah perubahan rezim di Iran,” ujar Idil kepada BBC News Indonesia.

    “Seperti diketahui Iran menjadi penyuplai dan pendukung bagi gerakan-gerakan yang menyerang Israel seperti Hamas, Houthi dan juga Hizbullah.”

    Baca juga:

    Idil menilai operasi militer yang dilakukan Israel pada Jumat (13/06) lalu sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Sebagaimana diketahui, serangan tersebut menewaskan para ilmuwan dan petinggi militer Iran.

    “Pada sisi lain, Iran tidak punya banyak pilihan selain merespon dengan serangan militer,” ujar Idil.

    Iran, menurut Idil, berhadapan dengan dua pilihan: pertama, serangan balasan tetapi terbatas untuk mengurangi eskalasi tetapi kredibilitas pemerintah buruk di mata masyarakat.

    Kedua, membalas dengan lebih keras, tetapi sesuai keinginan Israel agar mendapat dukungan militer dari sekutunya, termasuk AS.

    Dihubungi terpisah, pengamat Timur Tengah dari Universitas Bina Nusantara, Tia Mariatul Kibtiah, menilai ada dua alasan mengapa Israel memutuskan untuk menyerang Iran.

    Yang pertama, popularitas Netanyahu di Israel. Ketika karier politik dia sedang tidak baik-baik saja, dia akan melakukan hal tidak terduga dan di luar nalar,” ujar Tia ketika dihubungi pada Minggu (13/0).

    Selain dinilai gagal menangani Hamas, masyarakat Israel juga menilai perekonomian negara merosot menyusul konflik Gaza.

    Alasan yang kedua, kata Tia, adalah Israel ingin menghentikan negosiasi antara AS dan Iran terkait nuklir.

    Di sisi lain, Tia berpendapat bahwa konflik ini kemungkinan besar tidak akan berlanjut ke eskalasi yang lebih luas.

    Hal ini didasari oleh kepentingan keamanan negara-negara Teluk, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait, yang secara geografis berdekatan dengan area konflik dan memiliki pangkalan militer AS.

    Tia memprediksi akan muncul banyak mediator, termasuk AS, untuk menekan agar saling serang antara Iran dan Israel. Dia juga menduga AS tidak akan terlibat dalam serangan balasan oleh Israel, tetapi alih-alih a akan membantu dalam upaya menangkal rudal Iran.

    Pada Minggu (15/06), Presiden AS Donald Trump menyatakan Iran dan Israel mesti mencapai kesepakatan dan mengatakan dirinya akan memfasilitasinya.

    CBS News, mitra BBC News di AS, melaporkan Trump sebelumnya memveto rencana Isrel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

    Bagaimana dampak konflik Iran dan Israel ke Indonesia dan dunia?

    Idil mengatakan serangan Israel ke depot minyak Iran menunjukkan bahwa, selain isu nuklir, Israel juga ingin “menyakiti Iran” dalam hal energi.

    Menurut Idil, serangan Israel ini membuka opsi juga bagi Iran untuk merespons dengan menutup Selat Hormuz.

    “Selat Hormuz bisa jadi merupakan kartu yang bisa dimainkan oleh pemerintah Iran,” ujarnya.

    “Penutupan Selat Hormuz akan berimplikasi terhadap negara-negara lain, khususnya terhambatnya distribusi minyak global dan meningkatnya harga minyak.”

    Idil memprediksi harga minyak dunia akan melambung tinggi dalam pembukaan minggu depan, dan akan beranjak meningkat seiring dengan eskalasi konflik.

    “Hal ini selain karena produksi akan terhambat, distribusi juga akan sangat terbatas dikarenakan konflik ini,” ujarnya.

    Baca juga:

    Bagi Indonesia, Idil menekankan hal ini akan berdampak ke perekonomian negara mengingat sumber minyak yang paling besar berasal dari Timur Tengah yang didatangkan melalui Singapura.

    “Perlambatan ekonomi akan semakin terasa, dan kemungkinan inflasi yang saat ini tertahan akan meningkat kembali. Hal ini akan membuat pemerintah semakin kesulitan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkannya,” ujarnya.

    Pendapat senada diungkapkan Tia.

    Meskipun secara geografis Iran dan Israel jauh dari Indonesia, dia mengingatkan konflik ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia sebagai negara pengguna dan pengimpor energi yang besar.

    Apa yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia?

    Pada Jumat (13/06), Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan Indonesia secara tegas mengutuk serangan Israel terhadap Iran yang disebutnya merupakan pelanggaran hukum dan melemahkan dasar-dasar hukum internasional.

    Sugiono mengatakan serangan tersebut akan menimbulkan banyak implikasi dan akan memperburuk situasi jika semua pihak yang terkait tidak menahan diri, sebagaimana dilaporkan Antara.

    Dia menambahkan akan terus memantau situasi tersebut lebih lanjut.

    Menanggapi ini, Idil mengaku sulit untuk membayangkan posisi Indonesia dalam konflik ini.

    “Karena kita tidak bisa dibilang sebagai ‘aktor’ dan memiliki kepentingan yang tinggi dalam konflik ini. Pernyataan dari Menlu Sugiono yang mengutuk serangan Israel dan berharap yang terburuk tidak terjadi sepertinya template [standar baku] yang sudah sesuai dengan koridor dan posisi Indonesia,” ujar Idil.

    Terpisah, Tia menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto dapat berbicara langsung dengan para pemimpin negara yang memiliki pengaruh, seperti residen AS atau negara-negara OKI, untuk menyerukan penghentian konflik.

    “Minimal ada suara Indonesia di kancah politik global, di politik internasional, bahwa kita tidak suka dengan [Iran dan Israel] saling menyerang,” tegas Tia.

    Baik Idil maupun Tia sepakat bahwa fokus Indonesia perlu terpusat pada perlindungan WNI.

    Tia menyaran agar proses evakuasi WNI sebaiknya dilanjutkan apabila serangan terus berlanjut.

    Di dalam negeri, Idil mengatakan pemerintah Indonesia, khususnya pejabat bidang politik an ekonomi, harus siaga untuk menyiapkan strategi menghadapi berbagai skenario eskalasi yang muncul dari konflik Iran-Irael.

    Tonton juga Video Detik-detik Rudal Iran Hantam Bangunan di Tel Aviv

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 WNI Tak Terbukti Curi Data Jet Tempur Korsel, Bebas dari Jerat Hukum
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Juni 2025

    5 WNI Tak Terbukti Curi Data Jet Tempur Korsel, Bebas dari Jerat Hukum Nasional 9 Juni 2025

    5 WNI Tak Terbukti Curi Data Jet Tempur Korsel, Bebas dari Jerat Hukum
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri (
    Kemenlu RI
    ) Judha Nugraha mengatakan, lima warga negara Indonesia yang diduga mencuri data jet tempur Korea Selatan berhasil bebas dari tuntutan karena tidak ada bukti substansi yang ditemukan.
    Tuntutan tersebut gugur pada 29 Mei 2025 oleh Kejaksaan Korea Selatan, sehingga lima WNI tersebut bebas dari gugatan.
    “Kejaksaan tidak menemukan adanya tindakan melawan hukum terhadap peraturan perundangan terkait, dan untuk itu memutuskan tidak melanjutkan kasus ke tahap peradilan,” kata Judha dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).
    Setelah dinyatakan bebas dari jerat hukum, pada 4 Juni 2025, kelima WNI ini dipulangkan ke Indonesia.
    “Saat ini kelima teknisi PT DI tersebut telah berada di Indonesia dalam keadaan baik dan sehat dan telah berkumpul kembali bersama keluarga,” imbuhnya.
    Judha menjelaskan, para WNI ini adalah teknisi dari PT Dirgantara Indonesia yang menjalankan program kerja sama KF-X/IF-X (KF-21).
    Mereka berlima diinvestigasi secara ketat sejak Januari 2024.
    Judha menyebut, berbagai langkah dan upaya dilakukan Pemerintah RI.
    “Sejak awal KBRI Seoul memberikan pendampingan kekonsuleran pada setiap tahapan hukum dan pemeriksaan dan juga pendampingan hukum melalui penyediaan jasa pengacara oleh PT DI,” kata dia.
    Untuk diketahui, KF-21 adalah proyek kerja sama antara Indonesia dengan Korsel bernilai 8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 121,35 triliun.
    Kedua negara bersepakat akan memproduksi 120 jet tempur untuk Korsel dan 48 jet tempur untuk Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 WNI Tak Terbukti Curi Data Jet Tempur Korsel, Bebas dari Jerat Hukum
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Juni 2025

    9 5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI Nasional

    5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak lima orang teknisi dari
    PT Dirgantara Indonesia
    (DI) yang sempat dituduh mencuri data pesawat
    jet tempur KF-21
    di
    Korea Selatan
    (Korsel) telah kembali ke Indonesia.
    “Betul, 5 teknisi PT DI sudah pulang ke Indonesia tanggal 4 Juni lalu,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI,
    Judha Nugraha
    , kepada
    Kompas.com
    , Minggu (8/7/2025).
    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha, menyebutkan bahwa seluruhnya telah tiba pada Rabu, 4 Juni 2025 lalu.
    Judha tidak menjelaskan lebih perinci proses pemulangan lima orang WNI tersebut.
    Hanya saja, dia bilang, seluruhnya telah kembali berkumpul bersama keluarga.
    “Kondisi mereka baik dan sehat dan sudah berkumpul kembali bersama keluarga di Indonesia,” kata Judha.
    Dilansir dari pemberitaan
    Kompas.com,
    Korsel menuduh warga negara Indonesia yang bekerja sebagai insinyur di negaranya mencuri data pesawat jet tempur KF-21.
    Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel menyebutkan, insinyur Indonesia menyimpan data tentang pengembangan KF-21 dalam sebuah USB.

    Korsel kemudian melakukan penyelidikan yang difokuskan pada data yang disimpan, yang berisi teknologi strategis yang terkait dengan program pengembangan KF-21.
    Insinyur Indonesia yang dituduh melakukan pencurian data KF-21 saat ini dilarang meninggalkan Negeri Ginseng.
    “Penyelidikan gabungan yang terdiri dari berbagai lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Nasional,” ujar DAPA, dikutip dari kantor berita
    Yonhap
    .
    KF-21 adalah proyek kerja sama antara Indonesia dengan Korsel bernilai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 121,35 triliun.
    Kedua negara bersepakat akan memproduksi 120 jet tempur untuk Korsel dan 48 jet tempur untuk Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 WNI Tak Terbukti Curi Data Jet Tempur Korsel, Bebas dari Jerat Hukum
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Juni 2025

    9 5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI Nasional

    5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak lima orang teknisi dari
    PT Dirgantara Indonesia
    (DI) yang sempat dituduh mencuri data pesawat
    jet tempur KF-21
    di
    Korea Selatan
    (Korsel) telah kembali ke Indonesia.
    “Betul, 5 teknisi PT DI sudah pulang ke Indonesia tanggal 4 Juni lalu,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI,
    Judha Nugraha
    , kepada
    Kompas.com
    , Minggu (8/7/2025).
    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha, menyebutkan bahwa seluruhnya telah tiba pada Rabu, 4 Juni 2025 lalu.
    Judha tidak menjelaskan lebih perinci proses pemulangan lima orang WNI tersebut.
    Hanya saja, dia bilang, seluruhnya telah kembali berkumpul bersama keluarga.
    “Kondisi mereka baik dan sehat dan sudah berkumpul kembali bersama keluarga di Indonesia,” kata Judha.
    Dilansir dari pemberitaan
    Kompas.com,
    Korsel menuduh warga negara Indonesia yang bekerja sebagai insinyur di negaranya mencuri data pesawat jet tempur KF-21.
    Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel menyebutkan, insinyur Indonesia menyimpan data tentang pengembangan KF-21 dalam sebuah USB.

    Korsel kemudian melakukan penyelidikan yang difokuskan pada data yang disimpan, yang berisi teknologi strategis yang terkait dengan program pengembangan KF-21.
    Insinyur Indonesia yang dituduh melakukan pencurian data KF-21 saat ini dilarang meninggalkan Negeri Ginseng.
    “Penyelidikan gabungan yang terdiri dari berbagai lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Nasional,” ujar DAPA, dikutip dari kantor berita
    Yonhap
    .
    KF-21 adalah proyek kerja sama antara Indonesia dengan Korsel bernilai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 121,35 triliun.
    Kedua negara bersepakat akan memproduksi 120 jet tempur untuk Korsel dan 48 jet tempur untuk Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mau Haji secara Ilegal, WNI Asal Madura Ditemukan Tewas di Tengah Gurun Pasir di Arab Saudi

    Mau Haji secara Ilegal, WNI Asal Madura Ditemukan Tewas di Tengah Gurun Pasir di Arab Saudi

    GELORA.CO – Tiga orang warga negara Indonesia (WNI) ditemukan di tengah gurun pasir di Mekkah, Arab Saudi.

    Dua orang WNI tersebut dalam kondisi dehidrasi parah, sedangkan seorang lainnya, SM, warga asal Madura, Jawa Timur, meninggal dunia.

    Mereka rupanya rombongan orang-orang yang ingin pergi haji lewat jalur ilegal.

    Sebelumnya, ada 10 rekan lainnya yang mencoba masuk, namun setelah terjaring razia, hanya tiga orang tersebut yang mencoba masuk lewat jalur gurun pasir.

    Berikut fakta penemuan WNI di tengah gurun pasir di Arab Saudi tersebut:

    Terjaring Razia, Diturunkan di Tengah Gurun

    Diketahui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengungkapkan kronologi tewasnya SM.

    SM ditemukan meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 2025 saat berusaha masuk ke Makkah secara ilegal.

    Awalnya SM beserta 10 WNI lainnya terjaring razia oleh aparat keamanan Arab Saudi saat berupaya memasuki Makkah tanpa prosedur yang sah.

    Setelah ditangkap, mereka diminta untuk kembali ke Jeddah.

    Namun, SM bersama dua rekannya, berinisial J dan S, memaksakan diri untuk kembali masuk ke Makkah dengan melalui jalur gurun menggunakan jasa taksi.

    “Namun kemudian almarhum bersama dua WNI lainnya memaksakan diri untuk kembali masuk ke Makkah dengan melalui wilayah gurun dan menggunakan jasa taksi. Namun ketika di perjalanan, ada proses patroli kepolisian dan kemudian sopir taksi meminta almarhum dan 2 WNI lainnya untuk turun di tengah gurun,” ungkap Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha.

    Diketahui SM merupakan WNI asal Madura, Jawa Timur, mengutip Kompas.com.

    SM tewas dilaporkan seusai mengalami dehidrasi parah.

    Setelah peristiwa itu diketahui pihak Indonesia, Kemlu RI menghubungi keluarga SM di Madura.

    Kemlu mengimbau para WNI yang ingin menunaikan ibadah haji agar mengikuti peraturan yang berlaku, memastikan memiliki visa haji yang valid dan telah mendaftar di aplikasi nusuk. 

    “Jangan memaksakan diri menunaikan ibadah haji dengan cara ilegal,” lanjut Judha Nugraha, Minggu (1/6/2025) kemarin.

    Kronologi hingga Penemuan Jenazah SM

    Awalnya SM bersama 10 rekan yang lain telah ditangkap dalam proses razia lantaran mencoba haji secara ilegal.

    Almarhum SM bersama rekan-rekannya kemudian diarahkan untuk meninggalkan wilayah Makkah menuju ke Jeddah.

    Namun kemudian SM bersama dua WNI lainnya memaksakan diri untuk kembali masuk ke Makkah dengan melalui wilayah gurun dan menggunakan jasa taksi.

    “Ketika di perjalanan, ada proses patroli kepolisian dan kemudian sopir taksi meminta almarhum dan 2 WNI lainnya untuk turun di tengah gurun,” ungkap Judha dalam keterangan video yang diterima pada Minggu (1/6/2025).

    Dan kemudian pada tanggal 27 Mei 2025, dalam patroli polisi kembali ditemukan almarhum sudah meninggal dunia karena dehidrasi.

    Sementara WNI lainnya J dan S ditemukan dalam kondisi lemas dan segera dirawat di rumah sakit. 

    “Jenazah SM masih berada di Saudi untuk penanganan lebih lanjut,” tambah Judha.

  • Kronologi WNI Tewas Saat Coba Haji Jalur Ilegal, Nekat Lewat Gurun

    Kronologi WNI Tewas Saat Coba Haji Jalur Ilegal, Nekat Lewat Gurun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial SM meninggal dunia setelah nekat masuk ke Kota Makkah lewat jalur ilegal di wilayah gurun Jumum, Arab Saudi. Dua WNI lainnya, J dan S, ditemukan dalam kondisi dehidrasi berat dan kini dirawat di rumah sakit.

    Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah telah mengonfirmasi peristiwa ini. Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha menjelaskan bahwa SM ditemukan meninggal dunia pada 27 Mei 2025 oleh patroli kepolisian setempat.

    “Berdasarkan hasil penyelidikan, sebelumnya diketahui bahwa almarhum bersama 10 rekan yang lain telah ditangkap dalam proses razia dan kemudian diarahkan untuk meninggalkan wilayah Mekah menuju ke Jeddah,” kata Judha pada Minggu (1/6/2025).

    “Namun kemudian almarhum bersama 2 WNI lainnya memaksakan diri untuk kembali masuk ke Mekah dengan melalui wilayah gurun dan menggunakan jasa taksi.”

    Saat polisi melakukan patroli, sopir taksi yang ketakutan menurunkan mereka di tengah gurun. SM ditemukan telah meninggal karena dehidrasi, sementara dua lainnya ditemukan lemas dan langsung dievakuasi ke rumah sakit.

    “Pada tanggal 27, patroli kepolisian setempat menemukan almarhum sudah meninggal dunia karena dehidrasi dan 2 WNI lainnya dalam kondisi lemas dan kemudian dirawat di rumah sakit,” tambahnya.

    Jenazah SM saat ini masih berada di rumah sakit forensik Makkah untuk proses visum. KJRI Jeddah telah menghubungi keluarga korban di Tanah Air dan siap membantu proses pemulasaran sesuai permintaan keluarga.

    Kemlu kembali mengingatkan agar WNI hanya menunaikan ibadah haji secara resmi, menggunakan visa haji yang sah dan melalui jalur yang telah ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi.

    “Kami sangat menghimbau agar kiranya tidak memaksakan diri untuk berangkat untuk menenaikan ibadah haji melalui cara-cara yang non-prosedural,” tegas Judha.

    (hsy/hsy)