Tag: Juaini Yusuf

  • Persiapan Jakarta Menghadapi Musim Hujan, Ada 25 Kelurahan Langganan Banjir

    Persiapan Jakarta Menghadapi Musim Hujan, Ada 25 Kelurahan Langganan Banjir

    JAKARTA – Musim hujan sudah mulai menyapa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI sudah memetakan 25 titik rawan banjir di Jakarta yang diperkirakan akan dimulai pada pekan kedua Desember. Pemetaan lokasi ini berdasarkan analisis ketinggian permukaan tanah dan durasi banjir selama tiga tahun terakhir.

    25 titik itu tersebar di empat kota administrasi Jakarta. Di Jakarta Barat, wilayah rawan banjir berada di Kelurahan Rawa Buaya, Tegal Alur, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, dan Kembangan Utara.  Sementara di Jakarta Selatan, wilayah rawan banjir berada di Kelurahan Cipete Utara, Petogogan, Cipulir, Pondok Pinang, Rawajati, Ulujami, Pondok Labu, Bangka, Pejaten Timur, dan Jatipadang.

    Sedangkan, wilayah rawan banjir di Jakarta Timur, di antaranya di Kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Cipinang Melayu, Makassar, dan Rambutan. Lalu, wilayah Jakarta Utara yang rawan banjir berada di Kelurahan Pademangan Barat, Pluit, dan Kelurahan Penjaringan.

    Pada 25 kelurahan ini, BPBD sudah melakukan sosialisasi dan pendampingan simulasi kepada masyarakat agar siap menghadapi kemungkinan banjir yang akan datang.

    “Kami juga pastikan bahwa early warning system berfungsi baik, sehingga akan memberi info akurat yang nanti bisa disebarkan pada masyarakat,” kata Kepala BPBD DKI Subejo, kemarin. 

    “Misalnya, Katulampa siaga 3 atau ketinggian naik. Diperkirakan 9 jam sampai ke Manggarai. Sudah kami peringatkan lewat SMS,” tambah dia. 

    Selain itu, BPBD sudah menyiapkan rute menuju ke tempat pengungsian terdekat, serta mendistribusikan bahan makanan dan kebutuhan dasar pengungsi saat banjir datang.

    Kali Ciliwung (Diah Wardani Ayu/VOI)

    Langkah antisipatif lainnya, Dinas Sumber Daya Air DKI sudah melakukan pengerukan waduk dan sungai sejak Juli. Tujuannya untuk menambah debit kapasitas waduk, saluran, ataupun sungai di DKI. Biar air hujan dan kali bisa tertampung dengan baik.

    Kemudian, sebanyak 4.000 pompa, baik pompa stasioner maupun mobile juga sudah disiapkan di beberapa titik ketika banijr menggenang. Ada juga 7.800 satuan tugas yang bertugas di masing-masing pompa. 

    “Petugasnya ada yang menjaga pompa, lalu ada petugas yang melakukan pembersihan saluran dan waduk. Jadi, ketika musim hujan, ketika suasana sudah mulai gelap kita perintahkan petugas standbye di beberapa lokasi yang selama ini dianggap menjadi rawan genangan,” kata Kepala Dinas SDA Juaini Yusuf. 

    Tim VOI mendatangi wilayah RW 007 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. RW ini menjadi salah satu wilayah yang langganan banjir tiap musim hujan. Banjir kerap datang ke kampung ini karena letaknya yang berdekatan dengan bantaran kali Ciliwung. 

    Pintu masuk RW 007 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. (Diah Wardani Ayu/VOI)

    Selain Bidara Cina, pemukiman warga yang berada di sekitar aliran Kali Ciliwung adalah Kelurahan Kampung Melayu, Kampung Pulo, dan Bukit Duri. Semua wilayah ini juga sering kebanjiran.

    Ketika masuk ke wilayah RW 007 Kelurahan Bidara Cina, dataran langsung berubah menjadi lebih rendah dari RW di depannya, yang lebih dekat dengan Jalan Raya. RW ini memiliki gang-gang yang bercabang. Di ujung gang, tampak aliran sungai pada bagian belakang rumah-rumah warga. 

    Tiang Listrik yang dijadikan patokan tinggi air di RW 007 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. (Diah Wardani Ayu/VOI)

    Salah satu warga RW 007 bernama Fha Toni (27) bercerita, rumahnya ini langganan banjir tahunan ketika masuk musim hujan. Meski jadi langganan, Toni bilang, warga RW 007 jarang sekali sosialisasi mitigasi banjir dari keluruhan. Tapi, dia tak mempermasalhakan itu sebab dia sudah tahu apa yang harus dilakukan kalau banjir menerjang.

    “Banjir di sini kan sudah dari dulu, bertahun-tahun, jadi kita sudah biasa. Warga di sini sudah paham untuk mengantisipasi banjir,” kata Toni, Jumat, 15 November. 

    Sependapat, Lurah Bidara Cina Dadang Yudi mengakui banjir jadi hal lumrah bagi warganya karenanya tak perlu ada sosialisasi rutin mengenai banjir. 

    Pada banjir di bulan Mei, kedalaman banjir di Bidara Cina bisa mencapai 2,5 meter. Wilayah yang paling berimbas berada di RW 007 dan RW 11 karena posisi secara geografis sangat dekat dengan bantaran kali. Berdasarkan pengalaman itu, warga sudah paham cara untuk mengantisipasi banjir dan bersiap mengungsi. 

    Dadang selalu mendapat informasi dari BPBD perihal status ketinggian air dari Bendungan Katulampa yang mengalir ke Sungai Ciliwung di musim hujan. Informasi ini kemudian diteruskan ke warganya untuk bersiap menghadapi banjir.

    Kala ketinggian air sudah mengancam, Dadang akan berkoordinasi dengan seluruh person in charge (PIC) di tiap RW lewat grup WhatsApp. Setelah itu, para PIC akan meneruskan pemberitahuan ini kepada warga. Warga diminta untuk menyelamatkan barang-barangnya dan bersiap untuk mengungsi di halaman Kelurahan Bidara Cina. 

    Pintu air di sekitar kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan. (Diah Wardani Ayu/VOI)

    “Misalnya, dalam beberapa jam ketinggian di Katulampa sudah mengkhawatirkan, kita meneruskan informasi ke warga untuk siap-siap mengungsi. Jadi, masih ada waktu untuk berbenah,” ucap Dadang.

    Dia menambahkan, Kelurahan Bidara Cina juga memiliki pompa yang berfungsi untuk mengurangi debit air dari pemukiman warga. Ada dua pompa, satu berfungsi baik, satunya bermasalah. Sementara, ada satu pompa lain yang portable yang bisa dipindah-pindah.

    Selain pompa, di kelurahan ini memiliki 8 titik sumur resapan. Tapi dari semuanya, yang ditunggu Dadang adalah proses normalisasi sungai. Dia yakin, dengan proses ini, banjir di kelurahannya bisa ditangani dengan baik.

    “Kalau proyek normalisasi berjalan, insyaallah bisa mengurangi banget, tapi normalisasi masih di Kampung Melayu, di sini belum,” tutup dia. 

  • Wakil Walkot Jakut minta jajaran waspadai banjir di musim hujan

    Wakil Walkot Jakut minta jajaran waspadai banjir di musim hujan

    Diperlukan langkah antisipasi yang cepat, terencana, dan berkesinambungan

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Wali Kota (Walkot) Jakarta Utara Juaini Yusuf meminta jajaran di tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan untuk mewaspadai potensi banjir di musim hujan.

    “Kami menginstruksikan untuk meningkatkan koordinasi dalam upaya mitigasi risiko,” kata Juaini Yusuf di Jakarta, Senin.

    Dia mengingatkan musim penghujan telah tiba, selain curah hujan yang tinggi, daerah pesisir juga menghadapi ancaman banjir rob yang kerap menjadi tantangan besar.

    “Diperlukan langkah antisipasi yang cepat, terencana, dan berkesinambungan,” kata Juaini.

    Ia juga mengimbau jajarannya untuk segera membentuk posko siaga di wilayah rawan banjir dan pastikan alat berat, pompa air, dan logistik siap digunakan kapan saja.

    “Kerja sama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga harus terus diperkuat sehingga respons kita menjadi lebih efektif,” kata dia.

    Juaini juga meminta para camat dan lurah dapat terus melakukan edukasi kepada masyarakat terutama yang tinggal di wilayah pesisir dan daerah rawan banjir.

    Ia meminta pemerintah memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan seperti membersihkan saluran air dan tidak membuang sampah sembarangan.

    “Libatkan komunitas lokal untuk menjadi mitra dalam memantau kondisi lingkungan,” tambahnya.

    Menurut dia musim penghujan dan banjir rob adalah tantangan yang hanya bisa diatasi bersama, dengan semangat gotong royong dan koordinasi yang solid.

    “Mari kita terus bekerja keras, memberikan yang terbaik untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan warga,” kata dia.

    Dirinya meyakini dengan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran Jakarta Utara akan mampu melewati musim ini dengan baik.

    “Kita harus tetap siaga dan waspada terhadap setiap kemungkinan bencana di setiap wilayah DKI Jakarta,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • 410 KK sudah direlokasi dari kolong Tol Jembatan Tiga

    410 KK sudah direlokasi dari kolong Tol Jembatan Tiga

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 410 Kepala Keluarga (KK) sudah direlokasi dari permukiman semi permanen ilegal yang dibangun di kolong Tol Jembatan Tiga Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

    “Sampai 4 Desember 2024 sudah 410 KK yang dipindahkan dari kawasan tersebut,” kata Wakil Wali Kota (Wawako) Jakarta Utara Juaini Yusuf di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan, 410 KK tersebut terdiri dari 255 KK yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta dan 155 KK yang tidak memiliki KTP Jakarta.

    “Kami merelokasi mereka yang memiliki KTP Jakarta ke sejumlah rusun yang ada di Jakarta sesuai arahan dari Pemprov DKI Jakarta,” kata dia.

    Sementara bagi warga yang tidak memiliki KTP Jakarta dibawa ke Dinas Sosial atau Suku Dinas Sosial Jakarta Utara untuk diproses lebih lanjut.

    Ia mengatakan, target yang ingin dicapai dengan melakukan relokasi warga di kolong tol ini agar mereka hidupan yg lebih baik ke depannya.

    “Dengan mereka dipindahkan ke rumah susun maka kehidupan mereka bisa lebih baik lagi,” kata dia.

    Sebelumnya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kota (Sekko) Jakarta Utara, Wawan Budi Rohman selama ini warga ini tinggal di kolong tol yang dari sudut kesehatan, kebersihan dan keamanan sangat kurang layak.

    Menurut dia, pemindahan ini tidak dilakukan secara mendadak tapi proses yang sudah berjalan cukup lama dan mereka yang memiliki KTP Jakarta dipindahkan ke sejumlah rumah susun.

    “Kita juga lakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memindahkan mereka,” kata dia.

    Ia mengatakan, warga tersebut akan mendapatkan fasilitas rusun berupa kamar, air, listrik serta uang sewa gratis selama enam bulan sesuai arahan dari pimpinan.

    Setelah enam bulan, mereka yang direlokasi membayar tarif khusus di bawah tarif biasa. “Sebelum kita pindahkan mereka, kita ajak dulu ke rusun untuk melihat kondisi tempat tinggal mereka nantinya,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Warga Jakarta Utara diajak lestarikan cagar budaya

    Warga Jakarta Utara diajak lestarikan cagar budaya

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) mengajak warga untuk berpartisipasi melestarikan dan menjaga cagar budaya di wilayah setempat agar tetap bertahan sehingga sejarah itu dapat dinikmati generasi mendatang.

    “Peninggalan-peninggalan sejarah yang berharga ini harus dijaga dengan baik dan dilestarikan,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Juaini Yusuf usai mengunjungi Vihara Bahtera Bakti, Ancol di Jakarta, Rabu.

    Wakil Wali Kota ingin warga Jakarta Utara tahu, bahwa ada makam umat Muslim di dalam sebuah Vihara yang diperkirakan berumur 600 tahun ini.

    Menurut dia, Vihara Bahtera Bakti ini merupakan satu vihara yang unik, karena kerap dikunjungi oleh yang beragama Islam, Budha dan Konghucu.

    Ia menambahkan vihara ini didirikan oleh Laksamana Cheng Ho dengan tujuan untuk menghormati dan memberi persembahan kepada juru masaknya, Sampo Soei Soe yang menikah dengan seorang penari bernama Siti Wati.

    Setelah pernikahan tersebut, Sampo Soei Soe diajak menetap di lokasi tersebut oleh istrinya Siti Wati dan mertuanya yang bernama Embah Said Areli Dato Kembang.

    Lalu mereka menetap hingga akhir hayatnya. Inilah yang membuat unik Vihara Bahtera Bakti menjadi unik dengan keberadaan makam Muslim di dalam sebuah vihara.

    “Hal ini karena Sampo Soei Soe, Siti Wati dan Embah Said Areli Dato Kembang sudah memeluk Islam dan dimakamkan di sini,” dia.

    Juaini berharap tempat yang dulu bernama Da Bo Gong dan usianya sekitar 600 tahun ini dapat dilestarikan.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Jakut berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk tangani stunting

    Jakut berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk tangani stunting

    Jakarta (ANTARA) –
     Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menangani stunting atau gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi di wilayah tersebut.

    “Upaya percepatan penurunan stunting adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, dr Lysbeth Regina Pandjaitan.

    Hal itu disampaikan saat membuka kegiatan Aksi 7 Pengukuran dan Publikasi Stunting/Diseminasi Status Gizi di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan, dengan mengusung konsep pentahelix, jajaran Pemerintah Kota Jakarta Utara (Jakut) akan terus bergerak dalam menjalankan delapan aksi konvergensi percepatan penanganan penurunan stunting di wilayah tersebut.

    Baca juga: Pemkot Jakut gencarkan sosialisasi ASI untuk tekan angka stunting

    Lysbeth menjelaskan delapan aksi konvergensi stunting meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting dan peraturan bupati/walikota tentang peran desa.

    “Kemudian pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting serta evaluasi kerja tahunan,” kata dia.

    Menurut Lysbeth, dalam rangka pengukuran dan publikasi stunting, masih banyak yang belum dapat membedakan balita kategori “stunted” dengan balita yang dikategorikan “stunting”.

    Dia mengatakan, balita dikategorikan stunting apabila mengalami gagal tumbuh kembang akibat tidak menerima gizi yang cukup dalam waktu lama, terdapat infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat.

    Sedangkan kerdil (stunted) merupakan kondisi balita dengan tinggi badan yang kurang dibanding usianya, berdasarkan ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

    Baca juga: Jakarta Utara cegah remaja putri anemia untuk kurangi tengkes

    Untuk membedakan antara gagal tumbuh dengan kerdil, diperlukan pemeriksaan secara medis agar diperoleh data-data seperti bagaimana kepadatan tulang anak balita dan bagaimana panjang tulangnya dibanding usianya.

    Data ini sekaligus meluruskan perspektif di masyarakat bahwasanya balita “stunted” belum tentu stunting. “Harus ada pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesialis anak untuk menentukan balita tersebut stunting atau tidak,” kata dia.

    Sebelumnya, Wakil Wali Kota Jakarta Utara Juaini Yusuf mengatakan, prevalensi stunting di Jakarta Utara pada 2023 sebesar 19,8 persen dan target 2024 adalah 14 persen.

    “Salah satu upayanya untuk menurunkan stunting dengan mempromosikan pemberian air susu ibu kepada bayi-bayinya,” kata dia.

     

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pemkot Jakut ajak warga berpartisipasi lestarikan cagar budaya

    Pemkot Jakut ajak warga berpartisipasi lestarikan cagar budaya

    Tidak hanya masa lalunya yang unik, Gereja Tugu ini adalah salah satu warisan cagar budaya di Jakarta Utara yang harus dijaga keberadaannyaJakarta (ANTARA) –
    Pemerintah Kota Jakarta Utara (Jakut) mengajak warga  untuk berpartisipasi melestarikan dan menjaga cagar budaya agar dapat dinikmati generasi mendatang.

    “Peninggalan-peninggalan sejarah yang berharga ini selain harus dijaga juga harus dilestarikan,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Juaini Yusuf saat mengunjungi Gereja Tugu di Jakarta, Rabu.

    Baca juga: Pembangunan bisa ditunda demi pelestarian cagar budaya

    Juaini mengatakan Gereja Tugu adalah salah satu peninggalan masyarakat Portugis yang hingga saat ini masih ada di Jakarta Utara yang harus dilestarikan.

    “Tidak hanya masa lalunya yang unik, Gereja Tugu ini adalah salah satu warisan cagar budaya di Jakarta Utara yang harus dijaga keberadaannya,” kata Juaini.

    Ia menjelaskan berdasarkan keterangan para ahli sejarah Gereja Tugu dibangun sekitar tahun 1676-1678 dan dapat dikatakan sebagai salah satu Gereja tertua di Indonesia.

    Baca juga: Cagar budaya dari bawah tanah

    Selain bangunannya yang masih berdiri kokoh dan rapi, Gereja peninggalan Portugis juga masih memiliki komunitas masyarakat yang dikenal dengan orang Tugu atau orang Betawi Portugis.

    Saat mengunjungi Gereja Tugu, Juaini juga berkesempatan melihat sungai dimana tempat beraktivitas warga tugu pada 200 tahun lalu, lonceng Gereja, komplek Pemakaman Kampung Tugu, dan menyaksikan persembahan Keroncong Tugu.

    “Saya sangat mengapresiasi Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sudin Parekraf) yang berinisiatif memperkenalkan ibu-ibu PKK dan Darmawanita Jakarta Utara keberadaan destinasi wisata kebudayaan ini,” dia.

    Baca juga: Pramono-Rano janji tingkatkan potensi seniman dan cagar budaya DKI

    Dirinya berharap ibu-ibu yang datang dapat juga menceritakan, memperkenalkan Gereja Tugu ke sanak saudaranya di tempat tinggal masing-masing.

    “Jika perlu mereka diajak langsung ke Kampung Tugu ini, supaya dapat lebih merasakan sisi historis secara pribadi, dengan demikian keinginan untuk menjaga, melestarikan tentu lebih dalam lagi,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Delapan pompa stationer di Jakarta Utara rusak

    Delapan pompa stationer di Jakarta Utara rusak

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak delapan unit pompa stationer atau rumah pompa di Jakarta Utara rusak dan saat ini masih dalam masa perbaikan agar berfungsi optimal saat diperlukan saat musim hujan.

    “Jadi, total ada delapan pompa stationer yang masih dalam perbaikan. Ini agar berfungsi kembali untuk mencegah banjir saat hujan,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Juaini Yusuf di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan data hingga 12 November 2024, delapan pompa yang saat ini diperbaiki adalah Pompa Sunter Utara nomor satu, nomor tiga dan nomor empat.

    Kemudian, pompa Pluit Barat nomor tiga, pompa Cilincing nomor satu, pompa Muara Angke nomor tiga, pompa Kapuk Satu nomor dua dan pompa Kapuk Tiga nomor tiga.

    “Mudah-mudahan dalam waktu dekat pompa ini dapat berfungsi kembali dan dapat beroperasi saat terjadi hujan deras dan mencegah terjadinya banjir,” kata dia.

    Baca juga: BPBD DKI pasang EWS di 20 kelurahan Jaksel untuk mitigasi bencana

    Ia mengatakan total pompa air di Jakarta Utara sebanyak 214 unit yang terdiri dari 166 pompa stationer dan 48 unit pompa portabel.  

    “Kami sudah lakukan antisipasi dengan melakukan pengecekan dan meminta Suku Dinas Sumber Daya Air untuk memastikan semua rumah pompa berfungsi,” katanya.

    Ia mengatakan menjelang masuknya musim hujan merupakan waktu sangat tepat untuk pemeriksaan pompa air dan jika ada yang rusak langsung diganti sehingga mesin ini dapat berfungsi dengan baik saat hujan deras.

    Dia juga meminta sejumlah pompa bergerak (mobile) juga dilakukan pemeriksaan agar dapat beroperasi secara optimal.

    “Setiap ada genangan air maka pompa portabel, saya minta segera diarahkan ke lokasi,” katanya.

    Baca juga: Empat RT di Jaksel tergenang pada Senin sore

    Ia mengatakan ada sejumlah titik rawan banjir di Jakarta Utara seperti kawasan Kelapa Gading, pesisir pantai seperti di Penjaringan, Muara Baru, Sunda Kelapa, Cilincing dan lainnya.

    Kondisi banjir di pesisir pantai biasanya diperparah dengan air rob sehingga menyebabkan banjir parah.

    “Ini yang coba kami antisipasi bersama dan menurunkan satgas di Suku Dinas SDA melakukan pengerukan kali yang ada,” kata dia.

    Titik banjir
    Ia juga meminta Sudin SDA untuk mengerahkan petugas untuk melakukan pengerukan saluran air sebelum musim hujan.

    Menurut dia, satuan tugas saat ini harus bekerja setiap harinya untuk mengeruk saluran air baik kali berukuran kecil maupun kali ukuran besar.

    Baca juga: Pemprov DKI Jakarta siaga banjir

    Ia mengatakan dulu saat bertugas di Dinas Sumber Daya Air, kerap membuat program grebek lumpur setiap harinya.

    “Petugas kami turun setiap hari mengeruk saluran air dan ini memang tugas rutin agar saluran air menjadi lebih baik dan mampu menampung air lebih besar,” kata dia.

    Ia menilai dengan rutin dilakukan pengerukan maka daya tampung air menjadi lebih besar, tapi jika intensitas hujan sangat tinggi tentu potensi banjir tetap ada.

    “Kami sudah lakukan pemetaan dan mengetahui titik yang rawan sehingga menyiapkan pompa portabel saat hujan terjadi,” kata dia.

    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI telah memasang sistem peringatan dini (early warning system/EWS) berbasis digital  di 90 lokasi rawan banjir sepanjang 2024.

    Baca juga: Waspadai diare dan leptospirosis saat banjir
     
    Sembilan puluh titik itu tersebar di 69 kelurahan DKI Jakarta yakni tiga titik di tiga kelurahan (Jakarta Pusat), 13 titik di 12 kelurahan (Jakarta Utara), 15 titik di 11 kelurahan (Jakarta Barat), 29 titik di 19 kelurahan (Jakarta Selatan) dan 30 titik di 24 kelurahan (Jakarta Timur).
     

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024