Tag: Jorge Martin

  • Bos Pramac Paham Kenapa Akhirnya Ducati Lebih Pilih Marquez Ketimbang Martin

    Bos Pramac Paham Kenapa Akhirnya Ducati Lebih Pilih Marquez Ketimbang Martin

    Jakarta

    Manajer Tim Pramac Racing Fonsi Nieto memahami alasan Ducati lebih memilih Marc Marquez daripada Jorge Martin di tim pabrikan. Kata Nieto, Marquez memiliki daya tarik tersendiri, sekalipun Martin memiliki talenta bagus dan berhasil menjuarai MotoGP 2024.

    “Tidak mudah bagi Ducati buat kehilangan Martin, namun dapat dimengerti bahwa mereka memilih Marc Marquez,” kata Nieto dalam wawancara dengan media Europa Press.

    Jorge Martin Foto: REUTERS/Pablo Morano

    Jika dibandingkan dengan Martin, karier Marquez tentunya lebih mentereng di MotoGP. Terjun ke MotoGP sejak 2013, Baby Alien sudah meraih 6 gelar juara MotoGP. Sedang Martin yang baru naik kelas ke MotoGP sejak 2021 bersama Pramac, baru mengoleksi satu gelar. Dengan perbandingan jumlah gelar itu, tak heran Ducati memilih Marquez.

    “Kita berbicara tentang Marc Marquez, juara dunia delapan kali (6 MotoGP, 1 Moto2, 1 Kejuaraan 125cc), dengan daya tarik yang luar biasa. Ini bisa menjadi bersejarah, Anda harus selalu mengandalkan Marc, dia adalah salah satu pebalap terbaik,” bilang Nieto.

    “Setiap kali dia menginjakkan kakinya di sebuah sirkuit di Kejuaraan Dunia, dia diperhitungkan untuk meraih gelar juara. Ini akan jadi pertarungan yang bagus antara Bagnaia dan dia, dengan Jorge juga berjuang untuk menang bersama mereka,” sambung Nieto.

    Martin yang tidak jadi direkrut tim pabrikan Ducati akhirnya memilih jalan lain dengan bergabung bersama tim pabrikan Aprilia Racing. Di tim asal Italia tersebut, Martin bakal berjuang mempertahankan gelar pada musim depan.

    Sementara itu Pramac Racing juga akan memulai perjalanannya dari nol lagi, di mana dia memilih tidak melanjutkan kerja sama dengan Ducati dan lebih memilih bekerja sama dengan Yamaha di MotoGP 2025.

    (lua/din)

  • Ducati Nyesel Rekrut Marquez Gegara Martin Juara Dunia? Ini Kata Bosnya

    Ducati Nyesel Rekrut Marquez Gegara Martin Juara Dunia? Ini Kata Bosnya

    Jakarta

    Keputusan Ducati lebih memilih Marc Marquez ketimbang Jorge Martin untuk membela tim pabrikan sempat ditentang banyak pihak. Sebab, musim lalu, The Martinator tampil lebih baik dan meraih gelar juara. Benarkah Ducati menyesali keputusan tersebut?

    Manager Umum Ducati, Gigi Dall’Igna secara tak langsung mengatakan, pihaknya tak menyesal lebih memilih Marquez ketimbang Martin sebagai pebalap tim merah musim depan. Bahkan, sebelum transfer tersebut diumumkan, dia sudah tahu Martin akan juara musim lalu.

    “Itu adalah salah satu kemungkinan. Kami ingin mempertahankan semua rider, tapi kami menemukan beberapa kendala dan pada akhirnya kami hanya bisa memilih dua,” ujar Gigi, dikutip dari Motorsport, Senin (30/12).

    “Pada saat itu, kami memilih Pecco dan Marc sebagai pebalap resmi (tim pabrikan). Namun, saat kami menentukan pilihan, kami tahu betul bahwa Martin bisa memenangkan kejuaraan dunia,” tambahnya.

    Luigi Dall’Igna General Manager of Ducati Corse Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images

    Gigi menjelaskan, Marquez musim lalu hanya mengendarai Ducati Desmosedici GP23. Motor tersebut secara spesifikasi jauh lebih rendah dibandingkan GP24 yang ditunggangi Martin dan Bagnaia.

    Namun, di tengah keterbatasan tersebut, The Baby Alien nyatanya mampu tampil impresif. Bahkan, pebalap 31 tahun itu mampu finis di posisi tiga klasemen akhir atau persis di belakang Martin dan Bagnaia.

    “Kita semua adalah manusia, termasuk para pebalap. Penting untuk memproyeksikan tingkat pertumbuhan yang bisa Anda dapatkan untuk mencoba memahami apakah satu pilihan akan lebih baik atau lebih buruk dari yang lain,” tuturnya.

    “Ini bukan pekerjaan yang mudah, tapi ini menjadi tugas kami. Terkadang kami melakukannya dengan benar dan terkadang kami bisa salah, karena kami juga manusia,” lanjutnya.

    Marc Marquez dan Jorge Martin Foto: Getty Images/Joan Cros

    Martin musim depan akan membela Aprilia. Pebalap asal Spanyol itu menggunakan nomor motor 1 yang sebelumnya dipakai Bagnaia. Gigi mengaku tak masalah Martin memakai nomor ‘keramat’ tersebut.

    “Nomor 1 hanyalah sebuah angka (di motor), yang penting adalah Martin memenangkan gelar juara saat membela Ducati,” kata Gigi.

    (sfn/rgr)

  • Bagnaia Waspadai Yamaha yang Berkembang Pesat

    Bagnaia Waspadai Yamaha yang Berkembang Pesat

    Jakarta

    Francesco Bagnaia memilih nama Fabio Quartararo sebagai salah satu pebalap yang perlu diwanti-wanti musim depan. Bukan tanpa alasan, Bagnaia melihat kemajuan pesat dari Yamaha YZR-M1.

    Yamaha tertatih-tatih selama dua musim terakhir. Pengembangan motor asal pabrikan Jepang itu tertinggal jauh dari merek-merek Eropa. Pebalap andalannya cuma bisa menyelesaikan tempat ke-10 pada 2023, dan posisi 13 pada klasemen akhir MotoGP 2024.

    Dengan status tim yang mendapat jatah hak konsesi musim 2024. Yamaha melakukan banyak upaya untuk meningkatkan M1, tujuannya supaya jarak dengan produsen Eropa, terutama Ducati makin dekat.

    Di balik layar, Yamaha sudah merekrut dua insinyur Ducati untuk mengembangkan performa YZR-M1, yakni Marco Nicotra dan Massimo Bartolini. Untuk menambah jam terbang di lintasan, Yamaha menambah eks pebalap MotoGP, Augusto Fernandez sebagai test rider mulai musim 2025.

    Hasil Yamaha sudah mulai terlihat. Quartararo juga lebih sering masuk ke sesi kualifikasi 2 di paruh kedua musim ini. Kemudian pada balapan akhir pekan, dia mampu mencapai beberapa hasil 10 besar.

    Bagusnya lagi, Yamaha musim depan akan memiliki empat pebalap karena bergabungnya Pramac sebagai tim satelit.

    Quartararo mengamini mentalitas Yamaha telah berubah di musim 2024. Pabrikan asal Jepang ini berani langsung menguji coba suku cadang baru di lintasan saat musim MotoGP berjalan. Hal yang tak dilakukan Yamaha di musim-musim sebelumnya.

    “Tentu saja saya mengharapkannya [peningkatan performa] menjadi sedikit lebih cepat, tetapi di paruh pertama musim ini, lebih dari sekadar peningkatan motor, cara kami mengubah cara kerja sangat penting untuk mengubah mentalitas,” kata Fabio Quartararo dikutip dari Crash, Minggu (29/12/2024).

    Performa yang oke dari Yamaha juga diamini Francesco Bagnaia. Dia mengawasi pabrikan garpu tala itu saat melakoni sesi tes pramusim. Kelihatannya Fabio Quartararo mulai menebar ancaman bagi Bagnaia.

    Pendapat ini dikemukakan saat ditanya bagaimana prediksi lawan terdekatnya untuk musim 2025. Sudah pasti Bagnaia menjawab Marc Marquez, Jorge Martin, dan Marco Bezzecchi.

    “Saya tidak membiarkan Fabio Quartararo, karena Yamaha telah membuat kemajuan yang sangat besar,” kata Bagnaia dikutip dari Speedweek.

    (riar/lua)

  • Bagnaia Bertekad Menang Lagi, Terinspirasi Marquez saat Juara Dunia

    Bagnaia Bertekad Menang Lagi, Terinspirasi Marquez saat Juara Dunia

    Jakarta

    Kegemilangan Marc Marquez sebagai bintang MotoGP belum sirna di mata pebalap lain. Terinspirasi dari pola juara dunia The Baby Aliens, Francesco Bagnaia bertekad menambah gelar juara dunia.

    Musim ini, Bagnaia gagal hat-trick juara dunia. Dia kalah dari Jorge Martin yang tampil konsisten.

    Salah satu penyebab Bagnaia gagal gara-gara sprint race. Dia tiga kali terjatuh tanpa poin, dan sembilan kali gagal tembus tiga besar. Sebagai pembanding, Jorge Martin sembilan kali menang dan dua kali finis di luar podium, dan cuma terjatuh dua kali.

    “Saya belajar dari kesalahan yang membuat kehilangan gelar,” kata Bagnaia dikutip dari GPone, Jumat (27/12/2024).

    Pecco Bagnaia siap bangkit tahun depan. Dia teringat karier Marc Marquez, tandem barunya di tim pabrikan Ducati.

    Setelah kesuksesan di musim 2013, Marquez kembali menyabet juara pada tahun 2014 dan 2016-2019. Rider 31 tahun itu punya delapan titel kampiun, hanya berjarak satu gelar dari The Doctor.

    “Kalau kita melihat awal karier Marquez, dia memenangkan dua kejuaraan berturut-turut, sementara yang (tahun) ketiga pada 2015 dia kehilangan. Dia menang lagi pada tahun berikutnya, lalu menambah empat lagi, jadi Anda tidak akan pernah tahu,” tambah dia.

    Kendati gagal back to back juara dunia, Bagnaia diyakini masih jadi pebalap terbaik di atas lintasan.

    Bos Ducati Gigi Dall’Igna menjelaskan kemenangan Bagnaia itu belum tentu bisa diikuti pebalap lain. Bagnaia menang 11 kali grand prix pada 2024.

    “Saya pikir Pecco Bagnaia bisa menuliskan banyak sejarah di kejuaraan balap motor. Pecco kan sudah memenangi dua kejuaraan dunia, dan tidak banyak pebalap yang mencapainya,” kata dia dikutip dari Motosan.

    “Dan pada tahun ini, dia bertarung untuk titel juara ketiganya. Sekarang ini dia jadi tolok ukur pebalap di MotoGP,” ceplosnya lagi.

    (riar/rgr)

  • Bos Pramac Paham Kenapa Akhirnya Ducati Lebih Pilih Marquez Ketimbang Martin

    ‘Pak RT’ Pensiun, Duo Rookie Masuk Susunan

    Jakarta

    MotoGP 2025 bakal segera dimulai awal tahun depan dengan sesi tes pramusim. Tim-tim MotoGP 2025 sudah mendapatkan line up pebalap yang bakal mereka andalkan di tahun depan. ‘Pak RT’ Aleix Espargaro pensiun, sementara duo pebalap rookie Ai Ogura dan Somkiat Chantra akan memulai petualangan baru di kelas premier.

    Tiga pebalap MotoGP pada 2024 dipastikan tidak akan menjadi pebalap utama pada 2025. Mereka adalah Aleix Espargaro, Augusto Fernandez, dan Takaaki Nakagami. Aleix Espargaro memilih pensiun dari MotoGP dan meninggalkan tim Aprilia Racing. Pebalap Spanyol itu akan menjadi pebalap penguji di Honda pada musim 2025.

    Aleix Espargaro Foto: AP/Rui Vieira

    Sementara itu Augusto yang posisinya terdepak dari pebalap utama Red Bull Tech3 GASGAS KTM, gencar diisukan akan menjadi test rider Yamaha pada 2025. Namun berita tersebut belum dikonfirmasi oleh pabrikan berlambang garpu tala.

    Sedangkan Takaaki Nakagami yang terlempar dari LCR Honda Idemitsu juga pensiun dari MotoGP. Tapi tenaga dan pikiran Nakagami masih dibutuhkan tim satelit Honda itu. Nakagami akan menjadi test rider Honda pada 2025 bersama Espargaro.

    Beralih ke susunan pebalap MotoGP 2025. Ada beberapa pebalap yang mendapatkan tim baru, seperti Marc Marquez yang pindah ke tim pabrikan Ducati Lenovo, lalu Jorge Martin yang pindah ke tim pabrikan Aprilia Racing, juga ada dua rookie yang naik kelas dari Moto2, mereka adalah Ai Ogura (Trackhouse Aprilia) dan Somkiat Chantra (LCR Honda Idemitsu).

    Somkiat Chantra Foto: Gold and Goose

    Berikut Daftar Pebalap MotoGP 2025:

    1. Marc Marquez – Ducati Lenovo (kontrak hingga 2026)
    2. Francesco Bagnaia – Ducati Lenovo (kontrak hingga 2026)
    3. Pedro Acosta – Red Bull KTM Factory Racing (kontrak multi-tahun)
    4. Brad Binder – Red Bull KTM Factory Racing (kontrak hingga 2026)
    5. Jorge Martin – Aprilia Racing (kontrak multi-tahun)
    6. Marco Bezzecchi – Aprilia Racing (kontrak multi-tahun)
    7. Fabio Quartararo – Monster Energy Yamaha MotoGP (kontrak hingga 2026)
    8. Alex Rins – Monster Energy Yamaha MotoGP (kontrak hingga 2026)
    9. Luca Marini – Honda (kontrak hingga 2025)
    10. Joan Mir – Honda (kontrak hingga 2026)
    11. Fabio di Giannantonio – Pertamina Enduro VR46 (kontrak dengan Ducati hingga 2026)
    12. Franco Morbidelli – Pertamina Enduro VR46 (kontrak hingga 2025)
    13. Alex Marquez – Gresini Racing MotoGP (kontrak dengan Gresini hingga 2026)
    14. Fermin Aldeguer – Gresini Racing MotoGP (kontrak dengan Ducati hingga 2026 dan opsi perpanjangan dua tahun)
    15. Miguel Oliveira – Prima Pramac Racing (kontrak dengan Yamaha hingga 2026)
    16. Jack Miller – Prima Pramac Racing (kontrak dengan Yamaha hingga 2025)
    17. Johann Zarco – LCR Honda Castrol
    18. Somkiat Chantra – LCR Honda Idemitsu
    19. Raul Fernandez – Trackhouse Racing
    20. Ai Ogura – Trackhouse Racing
    21. Maverick Vinales – Red Bull KTM Tech3 (kontrak multi-tahun)
    22. Enea Bastianini – Red Bull KTM Tech3 (kontrak multi-tahun)

    (lua/lth)

  • Dulu Bolak-balik Diskotek, Kini Lebih ‘Alim’

    Dulu Bolak-balik Diskotek, Kini Lebih ‘Alim’

    Jakarta

    Pebalap Aprilia asal Spanyol, Jorge Martin punya kisah kelam di masa lalu. Ketika itu, tepatnya saat masih junior, dia pernah terjebak ‘lingkaran setan’. Dia kecanduan pesta dan menghabiskan uang untuk hura-hura!

    Kisah unik tersebut disampaikan Martin saat menjadi pembicara di siniar berbahasa Spanyol, Tengo un Plan. Pebalap yang kini berusia 27 tahun itu mengisahkan perjalanan hidup saat masih nakal hingga menjadi lebih ‘alim’ seperti sekarang.

    Martin mengatakan, pebalap sudah menerima banyak uang saat masih berjuang di kompetisi junior. Bahkan, di level Moto3, mereka sudah mendapat gaji hingga 40 ribu euro atau hampir Rp 700 juta semusim. Nominal tersebut bisa meroket hingga Rp 1,1 miliar ditambah uang-uang lain.

    Jorge Martin. Foto: REUTERS/Pablo Morano

    Di Moto2, pebalap sekurang-kurangnya menerima 300 ribu euro atau Rp 5 miliar semusim. Martin menegaskan, beberapa nama bisa mendapat jauh lebih banyak. Sementara di level MotoGP, ada yang sampai menerima 12 juta euro atau Rp 200 miliaran semusim!

    “(Di Moto2) mungkin mereka mendapatkan 300 ribu euro atau lebih, Anda bisa menabung dan melakukan hal-hal yang bisa menambah pemasukan. Di MotoGP, Anda bisa mendapatkan 600 ribu euro hingga 12 juta euro per tahun yang selama ini didapat pebalap,” ujar Martin, dikutip Selasa (24/12).

    Kondisi tersebut, kata Martin, membuat para pebalap MotoGP gelap mata. Bahkan, dia mengaku sebagai salah satu korbannya. Dia yang punya banyak uang mulai suka pesta dan bolak-balik diskotek atau tempat hiburan malam.

    “Saya mulai berpesta. Sebelumnya, saya tidak pernah keluar rumah, tapi saya mulai pergi ke Barcelona untuk berpesta,” tuturnya.

    “Saya ingat setelah balapan, saya pergi ke Barcelona untuk berpesta. Saya kemudian berlatih di Andorra dan pada akhir pekan saya balik lagi ke Barcelona untuk berpesta. Balapan lagi, pesta lagi dan seterusnya,” lanjutnya.

    Eks pebalap Pramac Racing tersebut kemudian berkisah, suatu hari dia ‘gila-gilaan’ di suatu diskotek. Kemudian setelah puas berpesta, petugas di lokasi tersebut memberikan struk tagihan dengan nominal yang di luar nalar. Dia harus merogoh koceknya dalam-dalam untuk kesenangan sesaat.

    [Gambas:Youtube]

    Jorge Martin Tobat

    Martin mengaku, setelah sekian lama, dia akhirnya mampu keluar dari ‘dunia hitam’. Hal tersebut bermula setelah dia bertemu kekasihnya, Maria, yang memberikan kesadaran.

    “Itu bukan saya. Saya kembali ke akar saya dan saya pikir saya tidak bisa begitu terus. Saat itulah saya memutuskan berhenti. Beberapa bulan kemudian saya bertemu Maria, pacar saya, dan dia membuat saya lebih tenang,” kata Martin.

    Jorge Martin Foto: (Jorge Martin/Instagram)

    Selain itu, kata Martin, ada peran orang tua dan kakek-neneknya dalam perjalanannya menuju ‘pintu tobat’. Kini, dia merasa jauh lebih baik ketimbang saat masih remaja.

    “Saya pikir saya mendapatkan pendidikan yang sangat baik, dan orang tua serta kakek-nenek saya selalu membuat saya tetap membumi. Anda akhirnya melakukan hal tersebut (memberi isyarat untuk berubah),” ungkapnya.

    “Sekarang, saya menjadi lebih baik. Namun, Anda harus bersyukur soal apa yang sudah Anda miliki, merasa bahagia dan menikmatinya. Yang terpenting, Anda juga harus membantu orang-orang tercinta, seperti ayah, ibu dan orang lain yang membutuhkan. Saya bangga dengan (perubahan) ini,” kata dia menambahkan.

    (sfn/lua)

  • Andai Jadi Pindah ke MotoGP, Toprak Tak Ingin Seperti Marc Marquez

    Andai Jadi Pindah ke MotoGP, Toprak Tak Ingin Seperti Marc Marquez

    Jakarta

    Pebalap BMW WSBK Toprak Razglatioglu membuka peluang naik kelas ke MotoGP setelah kontraknya berakhir di BMW pada musim 2025. Andai nantinya Toprak mempunyai kesempatan pindah ke MotoGP, Toprak ingin kontrak dari pabrikan dan motor spek pabrikan.

    Toprak Razglatioglu menjalani musim WSBK 2024 dengan fenomenal. Menggunakan motor BMW yang tak diunggulkan, Toprak berhasil mengakhiri musim di posisi pertama, sekaligus mempersembahkan gelar juara WSBK 2024 untuk pabrikan motor asal Jerman tersebut, yang mana ini merupakan gelar pertama mereka di WSBK.

    Jorge Martin bersama tim Pramac dengan dukungan motor spek pabrikan Foto: REUTERS/Hasnoor Hussain

    Selain itu, Toprak juga mencatatkan rekor lain, yakni sebagai pebalap WSBK yang menjuarai kompetisi dengan dua pabrikan berbeda. Sebelum juara bersama BMW, pebalap Turki tersebut menjuarai WSBK pada musim 2021 bersama Yamaha.

    Kontrak Toprak bersama BMW akan berakhir pada musim 2025. Setelah mengukir banyak prestasi di WSBK, tentunya Toprak butuh tantangan baru dan satu-satunya tujuan adalah MotoGP. Menurut manajer Toprak, Kenan Sofuoglu, andai kesempatan itu tiba, maka ada satu syarat yang harus dipenuhi, yaitu paket motor spek pabrikan.

    “Kami menginginkan paket (motor) pabrikan dan kontrak dengan pabrikan seperti yang bekerja di Pramac dengan Martin (mendapatkan kontrak dari Ducati dan motor spek pabrikan),” ungkap Kenan dikutip dari Motosan.

    Marc Marquez saat membela tim Gresini pada MotoGP 2024 Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Kenan mengatakan, Toprak tak tertarik jika hanya direkrut oleh tim satelit tanpa dukungan dari pabrikan seperti yang terjadi dengan Marc Marquez dan Gresini saat Marquez pindah dari tim Repsol Honda.

    “Kami tidak tertarik dengan kesepakatan seperti yang dilakukan Marquez dengan Gresini. Saya mengatakan ini, karena Marc memiliki dukungan dan kekuatan yang besar di belakangnya, sementara kami di Turki, tidak memiliki sponsor dan lebih sedikit dukungan,” ungkap Kenan.

    (lua/dry)

  • Sisi Gelap MotoGP, Gaji Tinggi Bikin Pebalap Dibutakan Dunia!

    Sisi Gelap MotoGP, Gaji Tinggi Bikin Pebalap Dibutakan Dunia!

    Jakarta

    Juara dunia musim lalu, Jorge Martin mengungkap ‘sisi gelap’ MotoGP. Dia mengatakan, gaji besar yang diterima setiap tahun, membuat pebalap dibutakan dunia. Bahkan, dia merupakan salah satu korbannya!

    Saat hadir sebagai tamu di siniar Youtube Tengo un Plan, Martin bicara mengenai uang dan kehidupan pribadi sebagai pebalap. Menurutnya, beberapa rider sudah menerima upah besar saat masih berjuang di kompetisi junior.

    “Pada dasarnya di Moto3, saya sudah menghasilkan uang. Segera setelah naik ke Kejuaraan Dunia, dengan Aspar, saya sudah memiliki kontrak, saya tidak ingat tapi mungkin sekitar 30 atau 40 ribu euro (sekira Rp505-674 juta) semusim,” ujar Martin, dikutip Selasa (24/12).

    “Ditambah beberapa sponsor, di usia 17 tahun, saya sudah mendapat upah sekitar 70 ribu euro (Rp 1,1 miliar) semusim. Lalu, ada pembalap Moto3 yang bisa mendapatkan 150 ribu euro (Rp 2,5 miliar) atau lebih,” tambahnya.

    Jorge Martin Foto: (Jorge Martin/Instagram)

    Menurutnya, ketika masih junior, pebalap tak terlalu memikirkan upah, melainkan karier dan pengembangan diri. Namun, di level berikutnya, pebalap mulai menjadikan uang sebagai fokus utama.

    Ketika naik ke Moto2, pebalap bisa menerima upah 300 ribu euro atau Rp 5 miliaran semusim. Bahkan, ada beberapa nama yang menghasilkan lebih banyak uang. Sementara di level MotoGP, ada yang sampai menerima 12 juta euro atau Rp 200 miliaran semusim!

    “(Di Moto2) mungkin mereka mendapatkan 300 ribu euro atau lebih, Anda bisa menabung dan melakukan hal-hal yang bisa menambah pemasukan. Di MotoGP, Anda bisa mendapatkan 600 ribu euro hingga 12 juta euro per tahun yang selama ini didapat pebalap,” ungkapnya.

    Kondisi tersebut, kata Martin, membuat pebalap MotoGP gelap mata. Bahkan, dia salah satu korbannya. Setelah memegang banyak uang di usia muda, dia mulai senang berpesta dan mampir dari satu diskotek ke diskotek lain.

    “Saya mulai berpesta. Sebelumnya, saya tidak pernah keluar rumah, tapi saya mulai pergi ke Barcelona untuk berpesta,” tuturnya.

    “Saya ingat setelah balapan, saya pergi ke Barcelona untuk berpesta. Saya kemudian berlatih di Andorra dan pada akhir pekan saya balik lagi ke Barcelona untuk berpesta. Balapan lagi, pesta lagi dan seterusnya,” lanjutnya.

    Jorge Martin Foto: (Jorge Martin/Instagram)

    Eks Pebalap Pramac Racing itu kemudian berkisah, suatu hari dia ‘gila-gilaan’ di suatu diskotek. Kemudian setelah puas berpesta, petugas di lokasi memberikan struk tagihan dengan nominal yang di luar nalar. Dia harus merogoh kocek dalam-dalam untuk kesenangan sesaat tersebut.

    “Itu bukan saya. Saya kembali ke akar saya dan saya pikir saya tidak bisa begitu terus. Saat itulah saya memutuskan berhenti. Beberapa bulan kemudian saya bertemu Maria, pacar saya, dan dia membuat saya lebih tenang,” kata Martin.

    [Gambas:Youtube]

    (sfn/dry)

  • Pujian Buat Marc Marquez dari Tangan Kanan Valentino Rossi

    Pujian Buat Marc Marquez dari Tangan Kanan Valentino Rossi

    Jakarta

    Meski baru menjajal motor Ducati, performa Marc Marquez jadi yang terbaik menggeber Desmosidici GP23 tak bisa dibantah lagi. Hasil ini juga diamini tangan kanan Valentino Rossi, sekaligus sahabat The Doctor, Alessio Salucci.

    Uccio merupakan sahabat Rossi sedari bocah. Keduanya sama-sama berasal dari Tavullia, Urbino, Italia. Pria kelahiran 1979 itu menyebut sudah dipertemukan dengan Rossi sejak keduanya masih masih berada di atas stroller.

    Salucci telah menikmati pengalaman unik untuk tetap berdampingan dengan teman masa kecilnya yang menjadi ikon olahraga dunia. Bahkan setelah Rossi pensiun, hubungan mereka tetap ketat.

    Kini saking dekatnya, sahabat kental Rossi itu kini dipercaya mengemban jabatan direktur di tim balap VR46. Para pebalapnya mendapat motor Ducati Desmosedici GP23 pada musim 2024, mereka di antaranya Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi.

    Team Director Pertamina Enduro VR46 Racing Team Alessio Salucci Foto: Dok. Pertamina Enduro VR46 Racing Team

    Namun faktanya, Marquez merupakan pebalap terbaik Desmosedici GP23. Marc Mampu menang tiga balapan dan 10 kali naik podium dengan Desmosedici GP23. Atas hasil itu, Marquez menempati peringkat tiga klasemen akhir MotoGP 2024.

    Uccio tidak punya masalah dalam memuji Marc Marquez, meski hubungan The Baby Aliens dan Rossi belum membaik. Tangan kanan alias orang kepercayaan Rossi itu sadar betul Marquez merupakan pebalap jempolan.

    “Márquez adalah Marquez. Kami mengenalnya dengan sangat baik. Dia tidak memenangkan delapan gelar dunia secara kebetulan. Apa yang dia lakukan dengan motor selalu mengesankan,” kata orang Italia itu dikutip dari Marca.

    Namun keputusan Ducati dalam merekrut Marquez untuk naik ke tim pabrikan juga tidak lepas dari kritikan Uccio. Menurutnya, Jorge Martin lebih pantas menemani Francesco Bagnaia untuk membela Ducati merah.

    “Saya lebih suka mereka memilih Jorge Martin, namun keputusan ini adalah milik Dall’Igna dan Domenicali,” terang Uccio.

    (riar/dry)

  • Bukan Jorge Martin, Ini Pebalap MotoGP dengan Gaji Tertinggi Tahun 2024

    Bukan Jorge Martin, Ini Pebalap MotoGP dengan Gaji Tertinggi Tahun 2024

    Jakarta

    MotoGP 2024 telah berakhir dengan Jorge Martin keluar sebagai juaranya. Selain dinamika yang terjadi di lintasan sirkuit, maupun drama perpindahan pebalap ke tim baru, menarik juga disimak besaran gaji pebalap MotoGP 2024. Siapakah rider yang mendapat bayaran tertinggi tahun ini?

    Mengutip laman Motosan, di urutan ketujuh pebalap dengan gaji pokok sebesar 1 juta euro (Rp 16,9 miliar) ada tiga nama, yakni Brad Binder (KTM) dan 2 pebalap Pramac Racing Ducati, Franco Morbidelli dan Jorge Martin.

    Selanjutnya di posisi keenam ada pebalap dengan gaji pokok sebesar 2 juta euro (Rp 33,8 miliar) yakni Aleix Espargaro (Aprilia Racing). Selanjutnya ada rider dari Yamaha Monster Energy, Alex Rins, yang mengantongi gaji pokok sebesar 2,2 juta euro per tahun atau setara Rp 37,2 miliar.

    Kemudian di posisi keempat, ada dua pebalap MotoGP dengan besaran gaji pokok sebesar 3 juta euro (Rp 50,7 miliar), yakni Joan Mir (Repsol Honda) dan Jack Miller (KTM). Khusus untuk Mir, dia mengalami penurunan gaji signifikan saat pindah dari Suzuki ke Honda pada akhir 2022. Mir sempat mendapatkan gaji fantastis senilai 6 juta euro per tahun (Rp 101 miliar) pada tahun 2021 setelah dia memenangi MotoGP 2020 bersama Suzuki.

    Kembali ke jajaran pebalap dengan gaji tertinggi di tahun 2024, ada nama Johann Zarco di urutan ketiga yang menerima gaji pokok sebesar 4 juta euro (Rp 67,6 miliar) dari timnya, LCR Honda. Selain Zarco, Vinales juga mendapatkan besaran gaji serupa bersama tim Aprilia Racing.

    Di posisi kedua ada nama Fabio Quartararo yang menerima gaji sebesar 6 juta euro per musim dari tim Yamaha Monster Energy. Rider yang menjuarai MotoGP 2021 tersebut mendapatkan kenaikan gaji yang signifikan usai memperpanjang kontrak dengan Yamaha.

    Dan pebalap MotoGP tahun 2024 yang mendapatkan gaji tertinggi adalah Francesco Bagnaia. Pebalap Ducati Lenovo tersebut mengantongi sebanyak 7 juta euro per tahunnya atau setara Rp 118,4 miliar. Tentu wajar bila Pecco Bagnaia mendapatkan bayaran tinggi. Sebab dia adalah pebalap utama Ducati dengan gelar juara dunia 2022 dan 2023. Pada musim 2024 pun Bagnaia tampil konsisten, meski kalah dari Martin di perebutan gelar juara dunia.

    Lantas di manakah posisi Marquez? Besaran gaji Marc Marquez di tim Gresini Racing Ducati belum diketahui pasti. Namun kabarnya, Marquez mengalami penurunan gaji yang signifikan saat memutuskan pindah dari Honda ke Gresini pada akhir 2023 lalu.

    (lua/rgr)