Tag: Jorge Lorenzo

  • Belum Pernah Menang, Ini Sirkuit yang Masih ‘Angker’ buat Marc Marquez

    Belum Pernah Menang, Ini Sirkuit yang Masih ‘Angker’ buat Marc Marquez

    Jakarta

    Marc Marquez berhasil mencoret Sirkuit Red Bull Ring, Austria, dari daftar lintasan yang belum pernah juara. Tinggal tiga sirkuit lagi yang belum pernah dimenangkan Marquez.

    Kemenangan sempurna Marc Marquez pada akhir pekan lalu membuat catatan emasnya makin lengkap. Austria biasanya menjadi trek yang selalu menyulitkan Marquez sejak masih di Honda.

    Marc Marquez berulang kali gagal menang di sana, termasuk duel epik melawan Andrea Dovizioso pada 2017 dan 2019, serta Jorge Lorenzo pada 2018.

    Marc sendiri mengaku lega bisa meraih kemenangan di sirkuit yang sudah lama ia impikan.

    “Saya sangat senang dengan akhir pekan ini. Hari Kamis lalu saya bilang, tidak ada alasan, karena sekarang saya mengendarai motor merah yang membuat saya kalah di tikungan terakhir tiga kali berturut-turut. Itu adalah sirkuit yang sangat saya nanti-nantikan,” ujar Marc Marquez dikutip dari Mundo Deportivo, Rabu (20/8/2025).

    Marquez kini hanya memiliki dua sirkuit tersisa di mana ia belum pernah menang: Mandalika (Indonesia) dan Portimao (Portugal).

    MotoGP Mandalika selalu menghadirkan deretan kesialan buat Marquez. Pada musim perdana dihelat, Marquez mengalami crash di tengah kualifikasi, sampai pebalap Spanyol itu mengalami gangguan penglihatan. Pun tahun berikutnya, Marquez mengalami kecelakaan dan gagal finis. Musim lalu, saat menunggangi Desmosedici GP23, motornya mengalami gangguan teknis. Apakah tahun ini Marc Marquez bisa memutus rentetan nasib apes tersebut? Menarik untuk dilihat aksinya pada 3-5 Oktober 2025.

    Kemudian MotoGP Portugal. Sejak pertama kali MotoGP menggelar balapan di Algarve International Circuit, PortimΓ£o, Marquez belum pernah mencatat kemenangan. Bahkan podium pun belum pernah dia rasakan di sana. Sirkuit dengan karakter naik-turun bak roller coaster itu belum memihak Marquez. Tahun lalu saja, Marquez finis di urutan 16, alias di luar zona poin. Musim ini, MotoGP Portugal akan digelar pada 7-9 November 2025.

    Perlu dicatat bahwa ada sirkuit lain di kalender musin ini. Baik Marc Marquez maupun siapa pun, belum pernah menang. Akhir pekan ini, Balaton Park akan memulai debutnya sebagai tuan rumah seri GP Hungaria.

    (riar/rgr)

  • Marc Marquez Seharusnya Minta Maaf ke Valentino Rossi!

    Marc Marquez Seharusnya Minta Maaf ke Valentino Rossi!

    Jakarta

    Legenda MotoGP yang besar di periode 1990-an, Loris Reggiani berpendapat, Marc Marquez seharusnya minta maaf ke Valentino Rossi soal insiden 10 tahun lalu. Menurutnya, permintaan maaf The Baby Alien bisa membuat hubungan keduanya membaik.

    Rivalitas Rossi-Marquez memang dimulai dari rentetan kejadian di musim 2015. Keduanya mulai berjarak setelah balapan di Argentina, kemudian makin memburuk setelah perlombaan di Malaysia. Menariknya, Reggiani menyimpulkan, Marquez merupakan pihak yang bersalah.

    “Saya percaya (jika) Marc dicemooh, seharusnya dia meminta maaf, bahkan meski sudah 10 tahun berlalu. Itu akan menjadi permintaan maaf untuk dunia balap motor dan para penggemarnya,” ujar Reggiani, dikutip dari Crash, Rabu (20/8).

    Marc Marquez dan Valentino Rossi. Foto: Jorge Guerero/AFP

    Reggiani percaya, Marquez telah mencuri mahkota yang seharusnya menjadi milik Rossi. Menurutnya, pebalap asal Spanyol tersebut sengaja ‘main kotor’ demi memuluskan langkah rekan senegaranya, Jorge Lorenzo meraih gelar juara.

    “Dia (Rossi) memimpin dari balapan pertama hingga balapan sebelum terakhir. Lorenzo memang lebih banyak menang, tapi Rossi lebih konsisten. Dan Jorge sedikit ikut dalam permainan ini, dia mengatakannya bahkan setelah Valencia,” tuturnya.

    “Kalau tiga balapan terakhir itu tidak terjadi, atau jika berjalan sebagaimana mestinya, saya yakin Rossi akan memenangkan gelar pada usia 36 tahun,” tambahnya.

    Marquez dan Rossi. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Reggiani mengklaim, dia pernah menjadi penggemar berat Marquez di MotoGP. Bahkan, perasaan itu masih ada hingga sekarang. Hanya saja, kata dia, pebalap 32 tahun itu sudah melakukan kesalahan yang membuat citranya berubah.

    “Tadinya saya juga penggemarnya. Bahkan, saya lebih suka dia dibandingkan Valentino. Saya benar-benar kagum dengan anak muda ini yang datang ke MotoGP dan langsung menaruh semua orang di tempatnya dengan bakat luar biasa,” ungkapnya.

    “Dan perasaan itu tetap ada, mustahil untuk tidak mengakuinya, tapi Marquez sebagai pribadi sudah kehilangan banyak hal,” kata dia menambahkan.

    (sfn/rgr)

  • Marquez Belum Pernah Menang di Red Bull Ring, Bisa Pecah Telur?

    Marquez Belum Pernah Menang di Red Bull Ring, Bisa Pecah Telur?

    Jakarta

    Sejak bergabung dengan tim pabrikan Ducati, Marc Marquez sangat mendominasi. Di sisi lain, adalah fakta bahwa Marquez belum pernah menang di sirkuit Red Bull Ring, Austria. Akankah rekor baru terpecahkan?

    Pemimpin klasemen sementara MotoGP itu ingin melanjutkan kesuksesannya setelah jeda musim panas. Dari 24 balapan (termasuk sprint race), Marquez sudah menang 19 kali. Dia juga tidak terkalahkan dalam lima balapan terakhir.

    Namun, Marquez selama ini belum pernah menang di Red Bull Ring. Hasil terbaiknya adalah tiga kali finis kedua, pada 2017 dan 2019 di belakang Andrea Dovizioso serta pada 2018 di belakang Jorge Lorenzo. Akankah kemenangan pertama Marquez di Austria diraih akhir pekan ini?

    “Seribu orang sudah menanyakan hal itu kepada saya,” kata Marquez tertawa, seperti dikutip Speedweek.

    “Tentu saja kami akan mencoba. Namun, pada akhirnya, ini tentang kembali ke kejuaraan seperti yang saya alami baru-baru ini. Saya kalah tiga atau empat kali dari motor (Ducati) merah, dan sekarang saya berada di atas motor (Ducati) merah. Mari kita lihat apakah saya bisa melakukannya dengan cara itu, tetapi itu bukan prioritas,” sebut Marquez.

    “Jika Anda memasuki paruh kedua musim dengan keunggulan 120 poin, maka Anda satu-satunya yang bisa kehilangan kejuaraan. Saya harus mengendalikan diri di beberapa balapan. Saya tidak bisa menjadi yang tercepat di setiap sesi dan setiap balapan. Tetapi itu tidak akan mengubah fakta bahwa saya akan berusaha memberikan yang terbaik di akhir pekan,” katanya.

    Marquez menggambarkan sirkuit Red Bull Ring sebagai trek balap yang bagus. Dulu, balapan di Red Bull Ring selalu menyajikan duel-duel sengit.

    “Itu karena suspensi yang dapat disesuaikan ketinggiannya dan aerodinamika yang jauh lebih baik. Itu berdampak besar ketika Anda mengikuti seseorang, karena Anda tidak dapat memilih titik pengereman normal, dan fase roll di ujung tikungan juga berubah. Kita lihat saja nanti, tetapi saya tidak bisa membayangkan kita akan melihat pertarungan seperti yang biasa kita lihat di balapan di sini,” ujar Marquez.

    (rgr/dry)

  • MotoGP Austria 2025, Peluang Marquez Akhiri Kutukan

    MotoGP Austria 2025, Peluang Marquez Akhiri Kutukan

    JAKARTA – Balapan MotoGP 2025 akan berlanjut akhir pekan ini di Austria. Ini kesempatan emas buat Marc Marquez untuk mengakhiri kutukan tidak pernah menang di sana.

    MotoGP Austria akan berlangsung pada 15-17 Agustus 2025 di atas lintasan Sirkuit Red Bull Ring. Ini adalah balapan seri ke-13 dalam kalender musim 2025.

    Marquez saat ini memimpin klasemen dengan koleksi 381 poin. Dia unggul sebanyak 120 dari adiknya Alex Marquez di tempat kedua dan 168 poin dari Francesco Bagnaia di posisi ketiga.

    Pebalap asal Spanyol dan juara dunia MotoGP enam kali itu tercatat sudah mengamankan delapan kemenangan Grand Prix dan 11 kemenangan Sprint Race dari 12 seri yang sudah berlangsung.

    Meski demikian, Marquez tercatat belum pernah menang balapan di Red Bull Ring sejak sirkuit tersebut kembali menghelat balapan motor paling bergengsi ini pada 2016.

    Red Bull Ring adalah salah satu dari empat sirkuit dalam kalender balapan saat ini yang belum pernah ditaklukkan oleh Marquez dalam perjalanan kariernya di ajang Grand Prix.

    Marquez hampir saja finis di urutan pertama pada edisi 2017, 2018, dan 2019 setelah bertarung melawan mantan pebalap Ducati, Andrea Dovizioso dan Jorge Lorenzo. Namun, ia berakhir di tempat kedua.

    Usaha pebalap berjuluk The Baby Alien untuk mengakhiri kutukan di Red Bull Ring tentu tidak akan berjalan mudah. Pasalnya, rekan setimnya Francesco Bagnaia menang dalam tiga edisi terakhir.

    Bagnaia belum dalam performa terbaik pada musim ini bersama motor Ducati GP25, terutama masalah pengereman. Namun, juara dunia dua kali tersebut bisa saja memendam mimpi rekannya.

  • Pebalap Kayak Marc Marquez Cuma Muncul 15 Tahun Sekali

    Pebalap Kayak Marc Marquez Cuma Muncul 15 Tahun Sekali

    Jakarta

    Legenda balap asal Spanyol, Jorge Lorenzo, menganggap rekan senegaranya, Marc Marquez sebagai pebalap ‘langka’ yang sulit digantikan. Bahkan, bakat seperti The Baby Alien, kata dia, hanya muncul 10-15 tahun sekali.

    Marquez debut di MotoGP pada musim 2013 di Losail, Qatar. Dia dianggap meneruskan era Valentino Rossi yang menjalani balapan pertamanya di musim 2000 atau 13 tahun sebelum Marquez.

    Kenyataan tersebut membuat Lorenzo menyimpulkan, pebalap seperti Marquez hanya muncul 10-15 tahun sekali. Sebab, selain kualitas, pebalap berusia 32 tahun itu punya mental sekuat baja.

    “Marquez merupakan pebalap yang muncul setiap 10 atau 15 tahun sekali dan sejajar dengan Rossi, Stoner atau bahkan saya. Melihat angka-angkanya, dia bahkan lebih baik dari kami, meskipun masih satu gelar di bawah Rossi,” ujar Lorenzo, dikutip dari Motosan, Senin (11/8).

    Jorge Lorenzo puji habis Marc Marquez soal kualitas balapan. Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

    Menurut Lorenzo, Marquez merupakan fenomena besar di MotoGP. Bayangkan, setelah cedera parah bertahun-tahun, dia mampu comeback. Bahkan, dia langsung bisa adaptasi di musim pertamanya bersama Ducati merah.

    “Marc adalah fenomena. Dia datang ke Ducati dengan pengalaman yang lebih sedikit dibandingkan Pecco. Tapi, dia bisa tampil lebih cepat,” kata dia.

    Sebagai catatan, Marquez berpeluang besar meraih gelar juara kesembilannya musim ini. Bahkan, dia bisa menguncinya lebih cepat di Misano, Italia. Jika dia berhasil, maka koleksi gelarnya akan sama seperti Valentino Rossi.

    Marquez saat ini memimpin klasemen MotoGP 2025 dengan koleksi 381 poin. Dia unggul 120 angka dari adiknya, Alex Marquez di peringkat kedua. Pebalap dengan nomor 93 itu hanya perlu mencetak 103 poin lagi untuk memastikan gelar juara dunia.

    (sfn/rgr)

  • Dulu Musuhan, Sekarang Lorenzo Puji Rossi Habis-habisan

    Dulu Musuhan, Sekarang Lorenzo Puji Rossi Habis-habisan

    Jakarta

    Sebagian kita mungkin masih ingat betapa sengitnya rivalitas Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi di masa lalu. Bahkan, meski sama-sama membela Yamaha, keduanya sering saling sindir dan melempar pernyataan ofensif.

    Namun, setelah pensiun, hubungan keduanya pelan-pelan membaik. Menariknya, di sejumlah kesempatan, keduanya mulai saling memuji. Hal itu ditunjukkan Lorenzo yang menyebut Rossi sebagai pebalap pintar dan punya banyak ide.

    “Rossi yang paling kuat dalam hal improvisasi. Dia sangat cerdas, sangat luwes. Dia tahu cara berimprovisasi di lintasan. Dia tidak tertutup. Dia sangat terbuka. Wajar saja, karena dia sangat cerdas. Tidak hanya di ‘lantai dansa’, tapi di semua bidang kehidupan,” ujar Lorenzo, dikutip dari Motosan, Kamis (31/7).

    Jorge Lorenzo puji habis-habisan Valentino Rossi. Apa kata dia? Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

    Lorenzo kemudian teringat perjumpaan bersejarahnya dengan Rossi di musim 2009. Ketika itu, saat balapan di Barcelona, Spanyol, dia harus menjalani pertarungan berat menghadapi The Doctor.

    “Kami berdua bersaing ketat sepanjang akhir pekan, dari FP1 hingga pemanasan. Balapan yang luar biasa. Tak satu pun dari kami bisa lolos. Itulah niat kami, baik dia maupun saya. Dan dia menang karena, menurut saya, dia yang terbaik,” ungkapnya.

    Lorenzo mengakui keandalan Rossi saat melibas tikungan. Menurutnya, Rossi paham betul kapan harus mengerem, mengurangi kecepatan dan berbelok. Hal itu yang selalu dipelajarinya selama ‘berbagi’ lintasan dengan pebalap asal Italia tersebut.

    “Rossi sangat cerdas, tidak hanya di trek, tetapi di semua bidang kehidupan,” kata Lorenzo.

    (sfn/rgr)

  • ‘Mustahil Marc Marquez Tak Jadi Juara Dunia MotoGP, Apalagi Dikawal Adiknya’

    ‘Mustahil Marc Marquez Tak Jadi Juara Dunia MotoGP, Apalagi Dikawal Adiknya’

    Jakarta

    Marc Marquez rasanya tak terbendung lagi. Bahkan ada yang meyakini kalau The Baby Aliens bisa juara dunia MotoGP musim ini.

    Chicho Lorenzo, ayah dari Jorge Lorenzo yang punya sekolah balap itu, yakin benar Marquez jadi juara dunia. Menurutnya pola kemenangan Marquez sudah seperti ia mendominasi balapan MotoGP saat bersama Honda dari 2011-2019, yang mana merupakan masa keemasan si pebalap.

    Saat ini Marquez memimpin klasemen dengan 307 poin. Posisi kedua ditempati Alex Marquez dengan angka berjarak 68 poin, dan Bagnaia makin tertinggal jauh, berjarak 126 poin.

    “Marquez praktis telah mencapai 82% dari poin yang mungkin. Itu luar biasa. Ini menarik karena ini adalah angka-angka seperti saat ia mendominasi. Ketika ia sudah mencapai lebih dari 80%, ia mendominasi,” jelasnya.

    Marc Marquez ketika menjuarai MotoGP Belanda (REUTERS/Yves Herman) Foto: REUTERS/Yves Herman

    Dari 10 balapan yang sudah digelar, Marc Marquez sudah enam kali menyapiu bersih kemenangan sprint dan main race, ini daftarnya:

    – Thailand: 37 poin
    – Argentina: 37 poin
    – Qatar: 37 poin
    – Italia: 37 poin
    – Aragon: 37 poin
    – Belanda: 37 poin

    Kompetitor terdekat Marquez ialah adiknya sendiri, Alex Marquez. Namun Chicho menilai Alex pasti ingin melihat kakaknya juara dunia lagi, besar kemungkinan bisa ‘mengawal’ Marquez guna memuluskan langkah Marc Marquez.

    “Dengan keunggulan poin ini, hampir mustahil untuk kehilangan kejuaraan ini. Dan terlebih lagi dengan saudaranya di sana sebagai pengawal yang setia,”ceplos Chicho.

    Pernyataan Chicho bukan tanpa alasan. Marc Marquez nampaknya kembali dalam performa terbaik.

    Kemenangan bakal diraihnya dalam seri berikutnya di Sirkuit Sachsenring, MotoGP Jerman 2025, yang menjadi seri berikutnya.

    Alex Marquez dan Marc Marquez menguasai posisi teratas klasemen MotoGP 2025 (Photo by Tiziana FABI / AFP) Foto: AFP/TIZIANA FABI

    Dari statistik kemenangan MotoGP, Marc Marquez merupakan rider kedua peraih kemenangan terbanyak, dia cuma kalah dari Giacomo Agostini.

    Kalau sampai Marquez menang lagi minggu ini, artinya Marquez sedang mengulang rekor kemenangan empat kali beruntun.

    (riar/din)

  • Tolak Tawaran Ducati, Bertahan di Yamaha

    Tolak Tawaran Ducati, Bertahan di Yamaha

    Jakarta

    Maverick Vinales menyebut kesalahan total saat memilih bertahan di Yamaha padahal ditawari kontrak Ducati. Ya, tim Ducati yang kini superior itu pernah kepincut Vinales.

    Vinales bilang pernah dihubungi Ducati untuk bergabung sebagai tim pabrikan. Dia mendapat kesempatan untuk menggantikan Jorge Lorenzo yang kontraknya berakhir pada musim 2018.

    “Itulah penyesalan terbesar saya dalam karier balap saya. Pada tahun 2018, saya mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim resmi Ducati pada tahun 2019 dan 2020, sebagai rekan setim Dovizioso,” kata Vinales dikutip dari Diario AS, Kamis (3/7/2025).

    Kala itu pabrikan MotoGP sedang kompetitif. Honda yang digawangi Marc Marquez berada di puncak performa. Vinales berakhir di posisi tiga klasemen akhir MotoGP 2019. Dovizioso menjadi runner up.

    “Mereka meyakinkan saya. Saya benar-benar yakin untuk bergabung dengan Ducati, tetapi tim tempat saya bekerja meyakinkan saya untuk tetap di Yamaha dan mencoba menang di sana. Tentu saja, itu adalah kesalahan total. Kesalahan total,” kata Vinales.

    Maverick Vinales dan Yamaha memiliki hubungan yang bergejolak dengan perpisahan yang mengejutkan.Vinales, yang bergabung dengan Yamaha pada tahun 2017, seharusnya memiliki kontrak hingga akhir MotoGP 2022, tetapi mereka berpisah di tengah musim 2021 setelah serangkaian masalah dan ketidaksepakatan.

    Saat disinggung apakah Vinales bisa menjadi juara dunia bersama Ducati, dia bilang segala keputusan memiliki risiko.

    “Saya tidak tahu. Saya tidak tahu. Saya pikir dalam hidup, semua yang terjadi pasti ada alasannya. Mungkin saya pergi ke Ducati, cedera, cedera lagi, dan tidak akan pernah balapan lagi. Siapa tahu. Yang jelas, takdir telah membawa saya ke sini, ke KTM, dan saya telah membuat evolusi yang saya sukai. Saya merasa bangga pada diri saya sendiri dan saya merasa sangat bangga mewakili keluarga saya saat ini, di momen ini,” kata Vinales.

    (riar/dry)

  • Ini Mobil Mewah yang Disiapkan BMW Buat ‘Raja Kualifikasi’ MotoGP 2025

    Ini Mobil Mewah yang Disiapkan BMW Buat ‘Raja Kualifikasi’ MotoGP 2025

    Jakarta

    Setiap musim, para pebalap MotoGP bukan hanya memburu gelar juara dunia, tapi juga mengincar mobil dari BMW. Syaratnya? Menjadi raja kualifikasi MotoGP dan memenangkan BMW M Award.

    BMW M Award sendiri sudah jadi bagian dari tradisi MotoGP sejak 2003. Poin untuk penghargaan ini dihitung dari hasil sesi kualifikasi sepanjang musim. Siapa yang mengoleksi poin terbanyak, berhak membawa pulang mobil BMW eksklusif.

    BMW M2 CS untuk juara BMW M Award MotoGP 2025 Foto: dok. BMW

    Untuk tahun ini, hadiahnya tidak main-main. BMW M2 CS tampil dengan warna Velvet Blue Metallic yang elegan dan mesin inline enam silinder M TwinPower Turbo bertenaga 530 dk. Mobil ini mampu melesat dari 0 ke 100 km/jam hanya dalam 3,8 detik.

    Tidak hanya kencang, mobil ini juga ringan. Bobotnya dikurangi sekitar 30 kilogram dibanding model standar berkat penggunaan material serat karbon di berbagai komponen. Velg forged alloy dan transmisi 8-percepatan M Steptronic jadi standar bawaan.

    BMW menyebut M2 CS sebagai model tertinggi di segmen mobil sport kompak performa tinggi. Mobil ini akan diserahkan kepada pemenang BMW M Award pada seri penutup MotoGP di Valencia, Spanyol, November mendatang.

    Jauh sebelum pemenang BMW M Award tahun ini mendapatkan hadiahnya, mobil secara resmi diperkenalkan menjelang gelaran MotoGP Belanda di Assen. Dua pebalap MotoGP, Brad Binder dan Alex Rins, mendapat kehormatan memperkenalkannya ke publik.

    Alex Rins memperkenalkan mobil hadiah BMW M2 CS untuk juara BMW M Award MotoGP 2025 Foto: dok. BMW

    Untuk diingat, pebalap yang memenangkan penghargaan BMW M Award musim lalu adalah Francesco ‘Pecco’ Bagnaia. Meski tak menjadi juara dunia MotoGP usai kalah poin dari Jorge Martin, tapi Pecco dapat tersenyum puas lantaran membawa pulang sebuah BMW M5 Sedan.

    MotoGP mencatat, Marc Marquez jadi pebalap yang paling sering membawa pulang BMW di akhir musim. Marc berhasil memenangkan tujuh kali beruntung dari 2013 hingga 2019.
    Selain itu, nama besar seperti Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Pecco Bagnaia masing-masing sudah meraih 3 kali BMW M Award ini. Jorge Lorenzo dan Fabio Quartararo juga tercatat sudah pernah membawa pulang BMW usai memenangkan BMW M Award dua kali sepanjang karir mereka.

    Lantas menurut detikers, siapa pebalap MotoGP yang akan membawa pulang BMW M2 CS di musim ini?

    (mhg/lua)

  • Bos Ducati Tegur Fans yang Cemooh Marc Marquez di MotoGP Italia

    Bos Ducati Tegur Fans yang Cemooh Marc Marquez di MotoGP Italia

    Jakarta

    Fans MotoGP terbelah memandang Marc Marquez saat melakoni sprint race MotoGP Italia. Tak sedikit yang menyoraki boo… kepada juara dunia 8 kali itu.

    Bos tim Ducati MotoGP, Davide Tardozzi, terlihat marah menghadapi para penonton yang mencemooh pebalapnya. Momen ini terjadi di lintasan lurus utama Grand Prix Italia setelah kemenangan Marc Marquez.

    Tidak pakai basa-basi, Davide Tardozzi langsung menengok ke arah tribun penonton. Dia meminta penonton untuk berhenti mencemooh Marc Marquez.

    Terlihat Tardozzi meletakkan jarinya di bibir untuk membungkam cemoohan itu.

    “Ya Tuhan, dia ini warnanya merah,” teriak Tardozzi merujuk pada warna kebesaran Ducati sambil menunjuk jersey timnya.

    Other angle of unc Tardozzi telling the fans to stop booing Marc (for the people who got region locked like me πŸ₯²) pic.twitter.com/PrZYYgYP8D

    β€” Grace πŸˆβ€β¬›οΈ 🐐 🦌 (@gracux) June 21, 2025

    Tardozzi lalu bertepuk tangan sembari menggelengkan kepalanya, dia meminta agar cemoohan itu dihentikan. Namun permintaan Tardozzi itu terlihat diabaikan.

    Sirkuti Mugello telah menjadi tempat yang sangat negatif bagi Marquez selama bertahun-tahun sejak perseteruannya dengan Rossi meletus.

    Marc Marquez memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan para penonton MotoGP Italia sejak pertengkaran hebatnya dengan Valentino Rossi pada tahun 2015.

    Terutama pada tahun 2016, saat keamanan paddock harus ditingkatkan di tengah ancaman terhadap Marc Marque saat itu, serta juara MotoGP 2015 Jorge Lorenzo.

    Marquez sering kali mendapati dirinya menjadi sasaran cemoohan setiap kali MotoGP berlangsung di Italia. Mskipun pebalap Spanyol itu kini membalap untuk tim Ducati.

    Setelah kemenangannya di sprint pada Sabtu sore (21/6/2025), Marquez menerima cemoohan dan siulan dari para penonton di lintasan lurus.

    Meski begitu, Marc Marquez tetap menjadi yang tercepat dalam 11 lap di Mugello dengan catatan waktu 19 menit 31,416 detik, menyusul kemudian ada Alex Marquez dan Bagnaia.

    “Saya sedikit bingung di awal, tapi untungnya saya berada di posisi yang tepat dan di jalur yang tepat di tiga tikungan pertama, jadi saya bisa mendekati Alex. Di trek ini, saya merasa nyaman berada di belakang rival-rival utama saya, tetapi pagi ini saya merasa sangat nyaman mengendarai motor saya sendiri dan mengatur batas kecepatan,” kata Marquez.

    (riar/mhg)