Tag: Joni Martinus

  • KCI tutup Stasiun Karet demi keselamatan pengguna

    KCI tutup Stasiun Karet demi keselamatan pengguna

    Penumpang menunggu kereta berhenti di Stasiun Karet, Jakarta, Kamis (2/1/2025). Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan rencana penutupan Stasiun Karet pada tahun ini lantaran dinilai berdekatan dengan Stasiun BNI City dan sebagai upaya efisiensi pengembangan ekosistem perkeretaapian agar lebih optimal. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.

    KCI tutup Stasiun Karet demi keselamatan pengguna
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 03 Januari 2025 – 12:52 WIB

    Elshinta.com – VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.

    “Faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama (penutupan Stasiun Karet) karena dengan rangkaian sebanyak 12 gerbong KRL tidak preipal di perlintasan (rangkaian KRL akan menutup perlintasan),” ujar Joni di Jakarta, Jumat (3/1).

    Joni menjelaskan bahwa dalam satu jam, pengguna commuter line yang masuk ke Stasiun Karet mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

    Hal itu, lanjut dia, membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini, hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang dinilai menimbulkan risiko terhadap keselamatan pengguna.

    “Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan sebidang,” kata dia.

    Sedangkan, apabila Stasiun Karet digabung dengan BNI City, Joni meyakini para penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal dengan keamanan yang terjamin.

    Terlebih, lokasi stasiun BNI City di Dukuh Atas sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya.

    Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini baru melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari.

    Sedangkan dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” kata Joni.

    Sumber : Antara

  • DJKA Kemenhub Masih Kaji Rencana Penutupan Stasiun Karet

    DJKA Kemenhub Masih Kaji Rencana Penutupan Stasiun Karet

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan masih mengkaji mengenai rencana penutupan Stasiun Karet, Jakarta Pusat.

    “Masih kami kaji [rencana penutupan Stasiun Karet],” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal dilansir dari Antara, Jumat (3/1/2025).

    Meski begitu, Risal tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana penutupan stasiun tersebut.

    Dirinya hanya hanya menyebutkan bahwa keterangan lebih lanjut akan disampaikan melalui Humas DJKA Kemenhub.

    “Nanti dikabari humas” (informasi lanjutan),” kata Risal pula.

    Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.

    “Faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama (penutupan Stasiun Karet) karena dengan rangkaian sebanyak 12 gerbong KRL tidak preipal di perlintasan (rangkaian KRL akan menutup perlintasan),” ujar Joni ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat.

    Joni menjelaskan bahwa dalam satu jam, pengguna commuter line yang masuk ke Stasiun Karet mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

    Hal itu, ujar dia pula, membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini, Hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang dinilai menimbulkan risiko terhadap keselamatan pengguna.

    “Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan sebidang,” kata dia.

    Sedangkan, apabila Stasiun Karet digabung dengan BNI City, Joni meyakini para penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal dengan keamanan yang terjamin.

    Terlebih, lokasi Stasiun BNI City di Dukuh Atas sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya.

    Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama DJKA Kemehub, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini baru melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari,” kata Joni pula.

    “Sedangkan dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” ujar Joni.

    Sebelumnya, marak pemberitaan mengenai rencana kemungkinan penutupan Stasiun Karet. Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau kereta bandara di Stasiun BNI Jakarta, Rabu (1/1).

  • Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Jakarta

    Rencana pemerintah untuk menutup Stasiun Karet dan memindahkan operasionalnya ke Stasiun BNI City menuai protes keras dari para pengguna KRL, khususnya yang kerap menggunakan Stasiun Karet.

    Kemarahan netizen tumpah ruah di media sosial. Berbagai platform seperti Twitter, Instagram, dan Facebook dibanjiri komentar bernada kekecewaan dan protes.

    “Bni city justru deketnya ke sudirman, pemerintah harusnya juga liat seberapa banyak orang yg lebih sering gunain stasiun bni sama karet. Banyak orang yg turun dan naik di karet, otomatis kalo ditutup pasti rutinitas mereka berubah dan jaraknya bisa lebih jauh,” terang @nightfuryyyy.

    “Apa yang mereka tau tentang KRL? Sehari-hari aja pake mobil pribadi atau dinas. Coba dulu rasain naik KRL di rush hour. Karet sepadet itu mau lu tutup stasiunnya. Mending yg lu tutup Stasiun KRL BNI City, gak guna soalnya. Org mau intergrasi ke MRT dr Sudirman juga bisa,” ujar @doiebluesky.

    “Mereka pikir dekat karena surveynya naik kendaraan kali ya. Gw jalan dari BNI city ke karet wangi parfum gw udah ilang di jalan,” kata @lehugalu.

    “aku bingung deh buat keputusan keputusan kaya gini mereka pernah beneran ngerasain naik krl nya dulu gak ya? atau jalan dari bni city ke karetnya? terus dasarnya tuh apa? kenapa ya kita tuh harus dpt pelayan publik yang hasil keputusannya selalu bodoh? kaya? researchnya mana???.” @whisperingwon.

    “Nggak kebayang itu sepenuh apa kalau semuanya dijadiin satu di st. Sudirman karena sejujurnya st. BNI City & st. Sudirman bukan alternatif yang baik buat penutupan st. Karet,” tutur @asongforthesun.

    Alasan Stadiun Karet Ditutup Pindah ke BNI City

    Foto: Rifkianto Nugroho

    Rencana penutupan Stasiun Karet telah diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, sebagai bagian dari upaya optimalisasi kereta bandara yang diharapkan dapat menampung hingga 10 juta penumpang per tahun. Jarak yang terlalu dekat antara Stasiun Karet dengan BNI City disebut sebagai alasan utama.

    Awalnya Erick menjelaskan soal kinerja kereta bandara yang kurang optimal dalam hal mengangkut penumpang. Sejauh ini, kereta bandara hanya mengangkut sekitar 1,5 juta penumpang per tahun dari potensi 10 juta penumpang.

    Ia lantas menyebut perlunya perbaikan di ekosistem kereta api untuk melakukan optimalisasi. Salah satu yang dicontohkan adalah rencana penutupan Stasiun Karet karena terlalu dekat dengan stasiun KRL lainnya.

    “Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” katanya di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2024), seperti dikutip detikFinance.

    Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha membenarkan soal rencana tersebut. Pasalnya stasiun Karet dinilai berdekatan dengan stasiun BNI City.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat,” sebut Rudi.

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana penutupan operasional Stasiun Karet yang berlokasi di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Salah satu alasannya adalah karena jarak Stasiun Karet terlalu dekat dengan Stasiun BNI City sehingga kurang efisien. Foto: Rifkianto Nugroho

    Sementara itu VP Corporate Communication KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan melalui optimalisasi Stasiun BNI City diharapkan perjalanan kereta bandara bisa menjadi lebih singkat, dari sebelumnya total 56 menit menjadi 40 menit. Dengan begitu layanan ini dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju atau pulang dari bandara.

    Terlebih mengingat stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. Di mana stasiun yang juga melayani naik turun penumpang Commuter Line atau KRL telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” kata Joni dalam keterangan resminya, Kamis (2/1/2024).

    Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    Sebab berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” terangnya.

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

    Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan.

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” tegas Joni

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Stasiun Karet Nggak Jadi Ditutup, Bakal Digabung dengan BNI City”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Jakarta, CNN Indonesia

    KAI Commuter bakal mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta bandara dari yang semula 56 menit menjadi 40 menit, dari stasiun pemberangkatan awal Stasiun Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Pihak KAI Commuter mengatakan untuk mencapai rencana itu, akan dilakukan berbagai upaya perbaikan infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, termasuk memaksimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City.

    Upaya ini bertujuan agar Commuter Line Basoetta bisa menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat menuju bandara.

    Selain itu Stasiun BNI City yang akan dioptimalkan, kini juga sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi seperti Transjakarta, LRT, MRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” ucap Joni Martinus, VP Corporate Communication KAI Commuter.

    Sepanjang tahun 2024, tercatat sekitar 1,5 juta penumpang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta sebagai opsi transportasi. Dengan optimalisasi ini, diharapkan peningkatan sekitar 20 persen dari total pengguna pesawat di Bandara Soetta.

    Sementara itu untuk mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, KAI Commuter dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah membahas dan berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk integrasi operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” tutur Joni.

    (dna/dna)

  • Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengungkapkan integrasi Stasiun BNI City dan Stasiun Karet akan membuat waktu perjalanan ke Bandara Soekarno Hatta makin singkat dari 56 menit menjadi 40 menit. 

    VP Corporate Communication KAI Commuter Joni Martinus mengatakan KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta makin efisien. 

    Integrasi membuat waktu tempuh perjalanan berkurang dari 56 menit menjadi 40 menit dari stasiun pemberangkatan awal Manggarai. 

    “Untuk mencapai tujuan tersebut, KAI Commuter akan berupaya memperbaiki infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, serta mengoptimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City,” kata Joni dalam keterangan resmi, Kamis (2/1/2024). 

    Guna dapat memangkas waktu tempuh, KAI dan pemangku kepentingan mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. 

    Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    Melalui optimalisasi Stasiun BNI City, kata Joni, diharapkan Commuter Line Basoetta dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju bandara. 

    Sebab, stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut, saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. 

    Stasiun BNI City, sebagai stasiun pemberangkatan Commuter Line, telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko. 

    Sesuai data yang terangkum, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, sepanjang 2024 sudah mencatat sekitar 1,5 juta orang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta. 

    Dengan peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini ditargetkan akan melayani sekitar 20% atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Joni mengklaim pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. 

    Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya. 

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit. Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. 

    Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, sehingga lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan. 

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” kata Joni. 

  • 1,2 Juta Orang Naik Commuter Line di Akhir Tahun 2024

    1,2 Juta Orang Naik Commuter Line di Akhir Tahun 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – KAI Commuter mencatat jumlah pengguna Commuter Line di akhir tahun 2024 sebanyak 1.276.209 orang.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan terjadi tren peningkatan pada akhir tahun 2024 dan memasuki Tahun Baru 2025.

    “Data KAI Commuter, Selasa (31/12), menunjukkan volume pengguna Commuter Line pada masa Natal dan Tahun Baru 2024/2025, terutama hari terakhir 2024 mencapai 1.276.209 orang,” kata Joni dilansir dari Antara.

    Joni menyampaikan bahwa data itu sekaligus melewati proyeksi awal yang diperkirakan hanya mencapai 1.161.959. Angka itu bahkan melampaui torehan Natal dan Tahun Baru 2023/2024 yang tercatat 985.136.

    “Bahkan di hari pertama tahun 2025, Rabu (1/1), hingga pukul 13.30, di Jabodetabek sendiri terutama di Stasiun Manggarai saja sudah mencatat volume transit mencapai 67.723,” ujarnya.

    Lalu, disusul Stasiun Tanah Abang mencapai 41.407 penumpang dan Stasiun Duri 23.275 penumpang serta Stasiun Kampung Bandan sebanyak 16.327 penumpang.

    “Torehan ini tentu saja kami sambut dengan positif karena tren ini menunjukkan semakin tingginya kepercayaan publik terhadap KAI Commuter, sekaligus memperlihatkan antusiasme minat masyarakat terhadap transportasi publik, terutama Commuter Line,” ujarnya pula.

    Lebih lanjut, Joni mengatakan bahwa masa natal dan tahun baru masih berlangsung terutama di Jabodetabek.

    Pihaknya menyatakan per akhir Desember 2024, jumlah pengguna Commuter Line tercatat 1.108.653. Angka itu melebihi catatan Natal dan Tahun Baru 2023/2024 yang menyentuh angka 823.004.

    Sekaligus, kata Joni, lebih tinggi dari proyeksi 2024/2025 yang berada di angka 1.001.681 pengguna.

    Bahkan peningkatan itu tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga di Wilayah II Bandung mencatatkan volume pengguna hingga 66 ribu, atau di posisi kedua dari sisi jumlah setelah Jabodetabek.

    “Ini juga memberikan sinyal, masa liburan natal dan tahun baru pun Commuter Line tetap jadi andalan masyarakat mengisi liburan, juga untuk berwisata, terlebih di kawasan yang terkenal dengan berbagai objek wisata,” ujar Joni.

    Lebih lanjut, Joni menjelaskan bahwa di area Surabaya, jumlah pengguna Commuter Line tercatat mencapai 51.021 orang. Diikuti oleh area Yogyakarta dengan 25.615 pengguna, serta Prameks yang mencatatkan angka 3.238 pengguna.

    Selain itu, Commuter Line Basoetta juga mencatatkan 6.416 pengguna, sementara volume penumpang di area Merak mencapai 15.266, melebihi proyeksi yang diperkirakan hanya 11.515.

    “Sebelum masa natal dan tahun baru ini sendiri kami sudah berusaha maksimal bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, mempersiapkan berbagai hal, agar berjalan sukses,” kata Joni lagi.

    Persiapan itu sudah dijalankan KAI Commuter sejak memasuki masa natal dan tahun baru per Kamis, 19 Desember 2024 hingga hari terakhir pada Minggu, 5 Januari 2025.

    Jabodetabek sebagai wilayah yang memiliki mobilitas tertinggi, untuk mengantisipasi kepadatan pengguna, KAI Commuter menambah pelayanan perjalanan hingga 24 jam di hari terakhir 2024 dan menyambut Tahun Baru 2025.

    “Di samping itu, anak usaha KAI ini juga menambah 66 perjalanan di seluruh lintas menjadi 1.114 perjalanan,” kata Joni pula.

  • KAI Commuter catat 1,2 juta pengguna Commuter Line di akhir tahun 2024

    KAI Commuter catat 1,2 juta pengguna Commuter Line di akhir tahun 2024

    Torehan ini tentu saja kami sambut dengan positif karena tren ini menunjukkan semakin tingginya kepercayaan publik terhadap KAI Commuter.

    Jakarta (ANTARA) – KAI Commuter mencatatkan jumlah pengguna Commuter Line di akhir tahun 2024 yang memanfaatkan transportasi publik untuk mobilitas di kawasan Jabodetabek sebanyak 1.276.209 orang.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan bahwa pada akhir tahun 2024 dan memasuki Tahun Baru 2025, animo pengguna Commuter Line mengalami tren peningkatan.

    “Data KAI Commuter, Selasa (31/12), menunjukkan volume pengguna Commuter Line pada masa Natal dan Tahun Baru 2024/2025, terutama hari terakhir 2024 mencapai 1.276.209 orang,” kata Joni dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

    Joni menyampaikan bahwa data itu sekaligus melewati proyeksi awal yang diperkirakan hanya mencapai 1.161.959. Angka itu bahkan melampaui torehan Natal dan Tahun Baru 2023/2024 yang tercatat 985.136.

    “Bahkan di hari pertama tahun 2025, Rabu (1/1), hingga pukul 13.30, di Jabodetabek sendiri terutama di Stasiun Manggarai saja sudah mencatat volume transit mencapai 67.723,” ujarnya.

    Lalu, disusul Stasiun Tanah Abang mencapai 41.407 penumpang dan Stasiun Duri 23.275 penumpang serta Stasiun Kampung Bandan sebanyak 16.327 penumpang.

    “Torehan ini tentu saja kami sambut dengan positif karena tren ini menunjukkan semakin tingginya kepercayaan publik terhadap KAI Commuter, sekaligus memperlihatkan antusiasme minat masyarakat terhadap transportasi publik, terutama Commuter Line,” ujarnya pula.

    Lebih lanjut, Joni mengatakan bahwa masa natal dan tahun baru masih berlangsung terutama di Jabodetabek.

    Pihaknya menyatakan per akhir Desember 2024, jumlah pengguna Commuter Line tercatat 1.108.653. Angka itu melebihi catatan Natal dan Tahun Baru 2023/2024 yang menyentuh angka 823.004.

    Sekaligus, kata Joni, lebih tinggi dari proyeksi 2024/2025 yang berada di angka 1.001.681 pengguna.

    Bahkan peningkatan itu tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga di Wilayah II Bandung mencatatkan volume pengguna hingga 66 ribu, atau di posisi kedua dari sisi jumlah setelah Jabodetabek.

    “Ini juga memberikan sinyal, masa liburan natal dan tahun baru pun Commuter Line tetap jadi andalan masyarakat mengisi liburan, juga untuk berwisata, terlebih di kawasan yang terkenal dengan berbagai objek wisata,” ujar Joni.

    Lebih lanjut, Joni menjelaskan bahwa di area Surabaya, jumlah pengguna Commuter Line tercatat mencapai 51.021 orang. Diikuti oleh area Yogyakarta dengan 25.615 pengguna, serta Prameks yang mencatatkan angka 3.238 pengguna.

    Selain itu, Commuter Line Basoetta juga mencatatkan 6.416 pengguna, sementara volume penumpang di area Merak mencapai 15.266, melebihi proyeksi yang diperkirakan hanya 11.515.

    “Sebelum masa natal dan tahun baru ini sendiri kami sudah berusaha maksimal bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, mempersiapkan berbagai hal, agar berjalan sukses,” kata Joni lagi.

    Persiapan itu sudah dijalankan KAI Commuter sejak memasuki masa natal dan tahun baru per Kamis, 19 Desember 2024 hingga hari terakhir pada Minggu, 5 Januari 2025.

    Jabodetabek sebagai wilayah yang memiliki mobilitas tertinggi, untuk mengantisipasi kepadatan pengguna, KAI Commuter menambah pelayanan perjalanan hingga 24 jam di hari terakhir 2024 dan menyambut Tahun Baru 2025.

    “Di samping itu, anak usaha KAI ini juga menambah 66 perjalanan di seluruh lintas menjadi 1.114 perjalanan,” kata Joni pula.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tahun Baru, KAI Commuter Tambah Perjalanan Seluruh Lintasan

    Tahun Baru, KAI Commuter Tambah Perjalanan Seluruh Lintasan

    Jakarta, FORTUNE – Untuk menghadapi potensi lonjakan penumpang pada malam pergantian tahun 2025, PT Kereta Api Commuter menyesuaikan layanan operasional kereta rel listrik (KRL) atau commuter line di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Penyesuaian ini mencakup penambahan 66 perjalanan sehingga operasional berlangsung penuh selama 24 jam.

    “KAI Commuter menambah pelayanan perjalanan Commuter Line Jabodetabek hingga 24 jam dengan menambah 66 perjalanan di seluruh lintas menjadi 1.114 perjalanan,” ungkap Vice President (VP) Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, dalam keterangan pers, Selasa (31/12)..

    Dengan tambahan perjalanan ini, kapasitas angkut yang disediakan mencapai 1,9 juta penumpang. Berdasarkan perkiraan KAI Commuter, jumlah pengguna Commuter Line yang akan terangkut pada 31 Desember 2024 hingga pergantian tahun diproyeksikan mencapai 1,1 juta orang.

    Untuk lintas Bogor, Joni menjelaskan adanya tambahan 12 perjalanan. Sementara itu, di lintas Bekasi/Cikarang akan dioperasikan 11 perjalanan tambahan. “Sedangkan lintas Tanjungpriuk mendapat 24 perjalanan, lintas Tangerang sebanyak 11 perjalanan, dan lintas Rangkasbitung sebanyak sembilan perjalanan,” imbuhnya.

    Kepadatan penumpang akan terkonsentrasi di stasiun tertentu

    KAI Commuter juga memprediksi kepadatan penumpang akan terkonsentrasi di stasiun-stasiun yang berdekatan dengan lokasi kegiatan malam Tahun Baru, seperti Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Sudirman, serta Stasiun BNI City. Selain itu, stasiun transit seperti Stasiun Manggarai, Tanah Abang, dan Duri juga diperkirakan akan mengalami keramaian.

    Sebagai tambahan, demi memberikan kenyamanan kepada pengguna, KAI Commuter menyiapkan petugas di berbagai pos layanan seperti pos kesehatan, pelayanan, kebersihan, dan pengamanan.

    “Demi keamanan dan kenyamanan bersama, KAI Commuter mengimbau kepada para pengguna untuk mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di dalam stasiun maupun di dalam perjalanan KRL,” ujar Joni.

    KAI Commuter mengimbau para pengguna KRL yang berencana bepergian pada malam pergantian tahun dilarang membawa barang-barang yang mudah terbakar seperti petasan, kembang api, atau benda lain yang sejenis. Jika ditemukan pengguna membawa barang-barang tersebut, petugas akan menyitanya sesuai dengan aturan yang berlaku. Apabila pengguna menolak, maka mereka akan diminta turun di stasiun terdekat.

    Sebagai perbandingan, pada malam pergantian tahun 2023 menuju 2024, KAI Commuter hanya menambah 24 perjalanan, dengan total perjalanan mencapai 1.100 per hari. Penambahan perjalanan pada 2024 meningkat 1,27 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

  • KAI Commuter tambah perjalanan seluruh lintasan selama libur akhir tahun

    KAI Commuter tambah perjalanan seluruh lintasan selama libur akhir tahun

    Untuk bantuan informasi perjalanan, pengguna dapat menghubungi layanan 24 jam Contact Center 021-121 atau mengakses akun media sosial resmi @commuterline

    Jakarta (ANTARA) – KAI Commuter menambah 66 perjalanan menjadi 1.114 perjalanan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi di seluruh lintasan selama 24 jam dalam rangka meningkatkan pelayanan selama libur akhir tahun.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menjelaskan penambahan perjalanan sebagai antisipasi kepadatan penumpang yang ingin memanfaatkan di momen libur pergantian tahun.

    “Untuk penyesuaian layanan operasional ini diterapkan Selasa (31/12), atau tepat pada momen pergantian tahun,” kata Joni di Jakarta, Selasa.

    Dengan penambahan perjalanan ini membuat kapasitas angkut Commuter Line Jabodetabek meningkat menjadi sebanyak 1,9 juta pengguna.

    Menurut prediksi KAI Commuter sendiri, kereta Commuter Line akan mengangkut hingga sebanyak 1,1 juta pengguna pada 31 Desember 2024 hingga malam pergantian tahun.

    Untuk lintas Bogor, KAI Commuter akan mengoperasikan perjalanan tambahan sebanyak 12 perjalanan, sementara itu pada lintas Bekasi/ Cikarang akan dioperasikan sebanyak 11 perjalanan tambahan.

    “Sedangkan untuk lintas Tanjung Priok sebanyak 24 perjalanan, lintas Tangerang sebanyak 11 perjalanan dan lintas Rangkasbitung sebanyak sembilan perjalanan,” kata Joni.

    KAI Commuter juga memprediksi kepadatan pengguna akan terjadi di stasiun-stasiun di sekitar pusat kegiatan di malam pergantian tahun seperti Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Sudirman, dan Stasiun BNI City.

    Selain itu diprediksi juga kepadatan akan terjadi di stasiun-stasiun transit seperti Stasiun Manggarai, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Duri.

    Selain menambah perjalanan, KAI Commuter juga menyiagakan petugas di pos kesehatan stasiun, petugas pelayanan, kebersihan, dan pengamanan untuk mengantisipasi peningkatan arus penumpang.

    “Demi keamanan dan kenyamanan bersama, KAI Commuter mengimbau kepada penumpang Commuter Line untuk mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di dalam stasiun maupun di dalam perjalanan Commuter Line,” ujar Joni.

    Bagi para pengguna yang hendak berpergian menggunakan Commuter Line pada malam pergantian tahun, Joni mengimbau untuk tidak membawa barang atau benda yang mudah terbakar seperti petasan, kembang api, dan benda lainnya yang mudah terbakar.

    Bagi pengguna yang kedapatan membawa benda-benda tersebut, maka sesuai aturan akan disita oleh petugas. Jika pengguna tidak bersedia, maka pengguna akan diturunkan di stasiun terdekat.

    Selain itu Joni menyarankan agar pengguna selalu menyusun perjalanan dengan cermat memakai aplikasi C-Access untuk mendapatkan info tarif dan jadwal perjalanan commuter line, serta Access by KAI untuk transaksi tiket.

    Untuk bantuan informasi perjalanan, pengguna dapat menghubungi layanan 24 jam Contact Center 021-121 atau mengakses akun media sosial resmi @commuterline.

    Kemudian KAI Commuter mengimbau kepada masyarakat yang hendak bepergian menggunakan Commuter Line Jabodetabek untuk selalu mengutamakan keselamatan dan mengikuti arahan petugas. Selalu perhatikan celah peron, tidak memaksakan diri masuk jika kondisi kereta sudah padat dan menjaga ketertiban di stasiun dan Commuter Line.

    “Pengguna yang membawa anak-anak, pastikan selalu dalam pengawasan dan penjagaan orang tua atau pendamping selama perjalanan,” kata Joni.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • KRL Jabodetabek Beroperasi 24 Jam di Tahun Baru 2025: Jangan Bawa Petasan – Page 3

    KRL Jabodetabek Beroperasi 24 Jam di Tahun Baru 2025: Jangan Bawa Petasan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter akan melakukan penyesuaian layanan operasional KRL Commuter Line Jabodetabek, pada Selasa (31/12/2024), atau jelang momen Tahun Baru 2025.

    “Sebagai antisipasi kepadatan pengguna, KAI Commuter akan menambah pelayanan perjalanan KRL Commuter Line Jabodetabek hingga 24 jam. Dengan menambah 66 perjalanan di seluruh lintas menjadi 1.114 perjalanan,” jelas VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus, Selasa (31/12/2024).

    Dengan penambahan perjalanan ini, kapasitas angkut pengguna KRL Jabodetabek yang disediakan KAI Commuter sebanyak 1,9 juta pengguna. Menurut prediksi, kereta KRL akan mengangkut hingga sebanyak 1,1 juta pengguna pada 31 Desember 2024 hingga Tahun Baru 2025.

    Untuk lintas Bogor, KAI Commuter akan mengoperasikan perjalanan tambahan sebanyak 12 perjalanan. Sementara pada lintas Bekasi/Cikarang akan dioperasikan sebanyak 11 perjalanan tambahan.

    “Sedangkan untuk lintas Tanjungpriuk sebanyak 24 perjalanan, lintas Tangerang sebanyak 11 perjalanan dan lintas Rangkasbitung sebanyak sembilan perjalanan,” imbuh Joni.

    KAI Commuter juga memprediksi kepadatan pengguna akan terjadi di stasiun-stasiun di sekitar pusat kegiatan di malam pergantian tahun, seperti Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Sudirman serta Stasiun BNI City. Selain itu diprediksi juga kepadatan akan terjadi di Stasiun-stasiun transit seperti Stasiun Manggarai, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Duri.