Tag: joko widodo

  • 7
                    
                        Senja Kala LuLu Hypermarket…
                        Megapolitan

    7 Senja Kala LuLu Hypermarket… Megapolitan

    Senja Kala LuLu Hypermarket…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kejayaan
    LuLu Hypermarket
    di Indonesia tampaknya mulai meredup. Gerai-gerai ritel asal Uni Emirat Arab ini, yang dulu dielu-elukan karena menyerap produk lokal untuk pasar ekspor, kini ramai diperbincangkan karena indikasi penutupan massal.
    Pernyataan warganet di media sosial memicu perhatian publik. Mulai dari gerai di QBIG BSD City yang disebut hampir kosong, hingga cabang Cakung yang rak-raknya tak lagi terisi dan udara panas karena AC yang tak menyala.
    Diskon besar-besaran hingga 80 persen menjadi penanda terakhir eksistensi yang kian memudar.
    Kejayaan yang pernah dirayakan Presiden Jokowi
    Saat LuLu membuka gerai pertamanya di Cakung pada Mei 2016, Presiden Joko Widodo hadir langsung meresmikannya.
    Kala itu, Jokowi menyoroti peran strategis LuLu dalam mengekspor produk petani lokal ke pasar internasional.
    “Ada 165
    outlet
    yang tersebar di Asia dan Timur Tengah dan tahun 2014 lalu sudah mengekspor produk Indonesia lebih dari 50,2 juta dollar AS,” ujar Jokowi, kala itu.
    Bahkan, setelah tak lagi menjabat, Jokowi sempat mengunjungi kembali LuLu di Abu Dhabi pada Februari 2025.
    Ia menyampaikan harapan agar produk unggulan seperti alpukat dari Kendal bisa menembus pasar ekspor lewat jaringan LuLu.
    “Ada kecocokan permintaan untuk buah alpukat yang bisa kita pasok dengan kualitas unggul,” tulisnya di media sosial.
    Namun, semangat ekspansi itu kini berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan.
    Di Cakung, rak-rak kosong dan area yang gelap menjadi pemandangan umum.
    Produk yang tersisa hanya barang kebutuhan rumah tangga, beberapa dekorasi musiman, dan sisa-sisa alas kaki serta pakaian yang dijual dengan harga miring.
    Karyawan pun mulai merasa gelisah. Dadang (bukan nama sebenarnya), salah satu staf, mengaku belum mendapat kejelasan soal kelanjutan operasional.
    “Belum tahu sih, belum ada info dari manajemen,” ujarnya.
    Lebih dari itu, ketidakpastian makin terasa karena kini jumlah karyawan tetap tinggal dua orang, sementara sisanya hanya anak magang.
    “Banyak juga yang menunggu kejelasan gitulah, yang karyawan tetap juga deg-degan,” tuturnya.
    Kini, bukan hanya pelanggan yang kehilangan tempat berbelanja, tapi juga karyawan yang menghadapi masa depan tanpa kepastian.
    Nasib LuLu Hypermarket di Indonesia pun tinggal menunggu waktu—seiring rak yang perlahan dikosongkan dan lampu-lampu yang padam satu per satu.
    (Reporter: Febryan Kevin Candra Kurniawan, Dian Erika Nugraheny | Editor: David Oliver Purba, Gloria Setyvani Putri, Sakina Rakhma Diah Setiawan)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jokowi Makin Ketar-ketir Jika Mega-Prabowo Mesra

    Jokowi Makin Ketar-ketir Jika Mega-Prabowo Mesra

    GELORA.CO – Putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo alias Didit Hediprasetyo pada momentum Idulfitiri 2025 lalu menyambangi kediaman Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

    Sejumlah pihak menyebut bahwa kunjungan Didit itu menjadi bukti bahwa hubungan Presiden Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri tidak ada masalah.

    Menurut Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, silaturahmi Didit ke kediaman Megawati itu tentu akan menjadi jembatan baik hubungan sang ayah kepada Presiden ke-5 RI tersebut. 

    “Saya nilai Didit menjadi jembatan pemersatu antara Megawati dan Prabowo. Sebetulnya Mega dan Prabowo punya hubungan sebagai ketua partai sangat harmonis,” ucap Jerry kepada RMOL, Jumat, 4 April 2025.

    Usai menyambangi Megawati, Didit juga melakukan lawatan ke Solo, tepatnya di kediaman Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

    Kendati coba dipersatukan oleh Prabowo, Jerry menyebut Jokowi merupakan sosok ambisius yang sulit membaur dengan Megawati.

    Sebaliknya, ia menyebut Jokowi makin ketar-ketir jika hubungan Prabowo dengan Megawati sangat harmonis.

    “Jika Mega dan Prabowo akur lagi maka bisa saja Jokowi  mengasingkan diri,” pungkasnya.

  • 9 Kapolda Setahun Lebih Menjabat, Ada Eks Deputi Penindakan KPK hingga Mantan Ajudan Jokowi

    9 Kapolda Setahun Lebih Menjabat, Ada Eks Deputi Penindakan KPK hingga Mantan Ajudan Jokowi

    loading…

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto. Foto/Dok MPI

    JAKARTA – Terdapat sejumlah kepala kepolisian daerah ( kapolda ) yang sudah setahun lebih menjabat. Di antara kapolda yang sudah menjabat setahun lebih itu, ada eks Deputi Penindakan KPK hingga mantan ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Saat ini, ada 36 kapolda aktif yang menjabat di seluruh wilayah Indonesia. Mereka ada yang berpangkat Brigjen Polisi hingga Irjen Polisi.

    Melihat daftar lengkapnya, ada beberapa yang sudah memegang jabatan tersebut selama lebih dari setahun. Siapa saja mereka?

    Kapolda yang Sudah Setahun Lebih Menjabat
    1. Irjen Pol Karyoto

    Irjen Pol Karyoto merupakan salah seorang Perwira Tinggi (Pati) Polri. Saat ini, ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.
    Karyoto sudah setahun lebih memimpin Polda Metro Jaya. Ia sebelumnya menggantikan Fadil Imran pada Maret 2023 yang diangkat menjadi Kabaharkam Polri.

    Sekelumit tentang Karyoto. Polisi kelahiran Pemalang, 27 Oktober 1968 ini adalah lulusan Akpol 1990.

    Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Karyoto pernah menempati berbagai posisi penting lain. Di antaranya menjadi Wakapolda Sulawesi Utara (2018), Wakapolda DIY (2019) dan Deputi Penindakan KPK (2020).

    2. Irjen Pol Akhmad Wiyagus

    Berikutnya ada Irjen Pol Akhmad Wiyagus. Saat ini, ia aktif bertugas menjadi Kapolda Jawa Barat.

    Jenderal polisi bintang 2 ini memperoleh jabatan Kapolda Jawa Barat pada Maret 2023. Waktu itu, Akhmad Wiyagus menggantikan Suntana yang diangkat menjadi Wakil Kepala BSSN.

  • “Wisata Jokowi”, Bentuk “Soft Power” Jokowi meski Sudah Tak Punya Jabatan

    “Wisata Jokowi”, Bentuk “Soft Power” Jokowi meski Sudah Tak Punya Jabatan

    “Wisata Jokowi”, Bentuk “Soft Power” Jokowi meski Sudah Tak Punya Jabatan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pakar komunikasi politik dari Universitas Brawijaya Verdy Firmantoro mengatakan, fenomena ”
    Wisata Jokowi
    ” yang muncul baru-baru ini menunjukkan bahwa politik tidak selalu bersifat serius dan formal.
    Fenomena tersebut membuat
    Joko Widodo
    (Jokowi) tetap bisa eksis di tengah-tengah masyarakat meski dirinya sudah tak lagi menjabat sebagai Presiden RI.
    “Politik juga bisa hadir dalam bentuk budaya populer, seperti kunjungan, foto-foto, dan lain sebagainya. Jokowi pasca-presidensi tetap mempertahankan citra politiknya sebagai bentuk
    soft power
    . Meski tak lagi punya jabatan formal presiden, tapi kekuatan simboliknya masih menarik perhatian publik,” ujar Verdy kepada
    Kompas.com
    , Jumat (4/4/2025).
    “Ini bukan wisata dalam arti literal, tapi wisata simbolik. Warga yang berkunjung merasa ‘terhubung’ secara emosional dengan figur Jokowi,” sambungnya.
    Verdy menyoroti bahwa diksi “Wisata Jokowi” justru dikonstruksi oleh pemerintah.
    Menurut Verdy, pemerintah ingin menunjukkan bahwa hubungan warga dengan Jokowi tetap positif di tengah dinamika dan konstelasi politik yang terjadi saat ini.
    “Selain itu, Solo sebagai kota asal Jokowi, mencoba mengkapitalisasi simbolisasi ini memanfaatkan popularitas Jokowi. “Wisata Jokowi’ semacam menempatkan ketokohan Jokowi sebagai
    city

    branding
    menjadi identitas kota sekaligus mendulang keuntungan dari arus kunjungan,” papar Verdy.
    Meski demikian, Verdy menegaskan bahwa fenomena mantan pemimpin yang masih memiliki daya tarik publik bukanlah hal yang baru.
    Di beberapa negara, mantan presiden atau perdana menteri kerap menjadi tokoh yang dikagumi dan dihormati.
    Namun, ia mencatat bahwa konsep ‘wisata’ yang secara eksplisit merujuk pada kunjungan ke kediaman pribadi kemungkinan memiliki kekhasan tersendiri di Indonesia.
    “Namun saya memandang, jika “Wisata Jokowi” hanya dijadikan sekadar sarana berkunjung ke kediaman, bertemu Jokowi, bisa berfoto ‘
    selfie-selfie
    ‘ bersama mantan presiden, hal itu lebih cenderung bermuatan
    entertain
    daripada edukasi,” katanya.
    Karena itu, Verdy mendorong pemerintah agar tidak berhenti pada konteks “Wisata Jokowi” semata, melainkan mengarah pada institusi kepresidenan secara lebih luas.
    Dia menilai, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk membangun pusat pengetahuan kepresidenan sebagai
    legacy
    pengetahuan dan kebijakan dari seluruh presiden Indonesia.
    “Ini bukan sekadar tempat wisata, tetapi pusat edukasi dan dokumentasi sejarah kepemimpinan nasional, agar generasi mendatang dapat belajar dari perjalanan para pemimpin sebelumnya. Dengan hal tersebut, presiden tidak hanya jadi objek kunjungan, tetapi juga dapat memproduksi pengetahuan dengan ragam karya dan warisan kebijakan yang pernah dibuat,” imbuh Verdy.
    Diketahui, kehadiran Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di rumahnya yang terletak di Jl. Kutai No. 1, Sumber, Solo, telah menarik perhatian wisatawan, terutama selama momen Lebaran tahun ini.
    Setiap harinya, lebih dari 1.000 orang datang untuk bersalaman dan berfoto dengan Jokowi.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    dari 2 hingga 4 April 2025, antrean di depan rumah Jokowi terus mengular.
    Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, menyatakan bahwa sejak hari kedua Lebaran, pengunjung dari luar Soloraya mulai berdatangan.
    “Jumlahnya mencapai 1.500-an lebih,” ujarnya.
    Syarif menjelaskan bahwa pada hari pertama Lebaran, pengunjung mayoritas berasal dari warga sekitar Sumber.
    “Mulai hari Lebaran pertama, menurut pemantauan saya, banyak dari warga tetangga terutama di sekeliling Sumber dan sekitarnya,” kata dia saat diwawancarai.
    Pada hari ketiga Lebaran, jumlah pengunjung semakin meningkat.
    “Karena mungkin pemikiran saya kemarin sudah bersama keluarga dan sanak saudara, sehingga banyak masyarakat yang ingin berkunjung ke rumah Pak Jokowi untuk bersalaman dan bersilaturahmi,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mau Negosiasi dengan Soal Tarif, tapi Indonesia Tak Punya Dubes di AS

    Mau Negosiasi dengan Soal Tarif, tapi Indonesia Tak Punya Dubes di AS

    Mau Negosiasi dengan Soal Tarif, tapi Indonesia Tak Punya Dubes di AS
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Langkah
    pemerintah

    Indonesia
    yang ingin mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Amerika Serikat untuk menegosiasikan
    tarif
    timbal balik sebesar 32 persen disorot Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (
    Indef
    ), Andry Satrio Nugroho.
    Sebab, saat ini Indonesia tidak memiliki Duta Besar (
    Dubes
    ) yang ditempatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Washington DC, Amerika Serikat selama hampir dua tahun.
    “Jadi ada kekosongan representatif (Indonesia) di US. Ini yang juga menurut saya sesuatu yang melihat bahwa US itu bukan mitra dagang potensial atau strategis kita.
    Pemerintah
    abai dalam hal ini menurut saya,” ujar Andry saat dihubungi, Jumat (4/4/2025).
    Diketahui, saat ini posisi Dubes Indonesia untuk
    AS
    telah kosong selama hampir dua tahun, setelah Rosan Roeslani menyelesaikan tugasnya pada 17 Juli 2023.
    Rosan tak lagi menduduki posisi Dubes Indonesia untuk AS karena pada saat itu ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
    “Kita tidak punya ya Dubes yang kita taruh di Washington, itu udah hampir dua tahun,” ujar Andry.
    Padahal beberapa komoditas utama menyumbang surplus perdagangan terbesar bagi Indonesia lewat ekspornya ke AS. Beberapa di antaranya perlengkapan elektrik, pakaian, aksesoris rajutan, dan alas kaki.
    “Kita tahu banyak produk yang akan sulit masuk ke pasar US dan produk-produk di antaranya produk industri padat karya,” ujar Andry.
    Hal tersebut semakin membuatnya skeptis terkait diplomasi yang ingin dilakukan pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat dalam menegosiasikan
    tarif timbal balik
    sebesar 32 persen.
    Apalagi pemerintah dinilainya tak memiliki pendirian dalam menanggapi kebijakan tarif
    impor
    yang dicetuskan Presiden Donald
    Trump
    .
    “Jadi memang tidak ada kata yang lebih tepat selain bahwa pemerintah melakukan pengabaian dan juga merasa ini bukan sesuatu yang urgen. Nanti kita bisa melihat paling nyata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kita akan jatuh ketika pembukaan pasar,” ujar Andry.
    “Kenapa? karena investor lagi-lagi kehilangan rasa kepercayaan kepada pemerintah bahwa pemerintah diam saja. Jadi tidak punya standpoint yang diberikan oleh Indonesia kepada pihak US,” sambungnya menegaskan.
    Diketahui, pemerintah Indonesia mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC, Amerika Serikat, untuk bernegosiasi atas kebijakan tarif impor yang diambil Presiden AS Donald Trump.
    Hal itu disampaikan melalui siaran pers Kementerian Luar Negeri untuk merespons kebijakan kenaikan tarif impor untuk Indonesia sebesar 32 persen.
    “Pemerintah Indonesia akan terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah AS dalam berbagai tingkatan, termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah AS,” tulis Kemenlu di laman resminya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bocah 12 Tahun yang Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Tawangmangu Akan Berulang Tahun Bulan Ini – Halaman all

    Bocah 12 Tahun yang Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Tawangmangu Akan Berulang Tahun Bulan Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah tragedi terjadi di kawasan wisata New Sekipan, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (4/4/2025) sekira pukul 04:45 WIB.

    Sebuah pohon pinus kering tumbang menimpa satu keluarga yang sedang berkemah, mengakibatkan satu orang tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

    Camat Tawangmangu, Eko Joko Widodo, mengonfirmasi korban yang meninggal adalah Juanisha Calya Putri Sasandy, seorang gadis berusia 12 tahun yang merupakan warga Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo.

    Juanisha mengalami luka parah di bagian kepala dan patah kaki sebelah kanan.

    Meskipun dibawa ke Puskesmas Tawangmangu, nyawanya tidak tertolong.

    “Korban mengalami luka pada bagian kepala sebelah kanan dan patah kaki sebelah kanan, dan dinyatakan meninggal Setelah dilarikan ke puskesmas Tawangmangu,” kata dia.

    Momen ini menjadi semakin pilu karena Juanisha akan berulang tahun pada 26 April mendatang.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh, Juanisha bersama orang tua dan adiknya tiba di New Sekipan pada Kamis (3/4/2025) sekira pukul 13:30 WIB.

    Mereka datang untuk berkemah dan telah mendirikan tenda sebelum kejadian nahas tersebut.

    Saat pohon tumbang, Juanisha masih berada dalam tenda dan dalam keadaan tidur.

    Batang pohon pinus yang kering tiba-tiba ambruk dan mengenai korban.

    Selain Juanisha, beberapa anggota keluarga lainnya juga mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke Puskesmas Tawangmangu untuk mendapatkan perawatan.

    Selain itu, pohon yang tumbang juga menimpa kendaraan milik wisatawan lain, namun pemilik mobil tersebut selamat karena sedang berkemah di lokasi yang berbeda.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sederet Kejanggalan Ijazah Jokowi, Dosen Penguji Tak Ada, Tanda Tangan Pembimbing Utama Skripsi Diragukan

    Sederet Kejanggalan Ijazah Jokowi, Dosen Penguji Tak Ada, Tanda Tangan Pembimbing Utama Skripsi Diragukan

    GELORA.CO –  Isu ijazah palsu Jokowi makin memanas. Alumni UGM Rismon Sianipar menemukan keanehan pada ijazah mantan Presiden Joko Widodo.

    Diketahui ijazah Jokowi tidak ada dosen penguji dan dosen pembimbing utama, berbeda dalam penulisan nama dan tanda tangan.

    Hal itu diketahui Rismon ketika mendapatkan ijazah pembanding UGM, dari pemilik akun X Aida Grebury.

    Aida adalah anak dari Prof Achmad Sumitro. Dalam ijazah milik Aida, terungkap fakta tanda tangan asli Achmad Soemiitro.

    Kemudian tanda tangan dan nama Achmad Sumitro disandingkan dengan ijazah Jokowi.

    Terlihat terdapat perbedaan nama. Di ijazah Jokowi, namanya Prof Achmad Soemitro, sementara di ijazah Aida, Prof Achmad Sumitro.

    Selain itu, juga tidak ada nama dosen penguji dan tanpa lembar pengesahan dosen penguji.

    “Skripsi palsu Jokowi Widodo tanpa lembar pengesahan dosen penguji, siapa dosen pengujinya,” kata Rismon Sianipar di Kanal YouTuba Balige Academy, dikutip Jumat, 4 April 2025.

    Putri Pak Achmad Sumitro, pemilik akun Aida, telah melampirkan ijazahnya. Bagaimana tanda tangannya Pak Achamad Sumitro atau Pak Kasmojo.

    Achmad Sumitro itu tulisannya Soemitro atau Sumitro karena ada dua variasi,

    Rismon menjelaskan, pihaknya meneliti skripsi dan ijazah menggunakan program di komputer seperti key point.

    Khususnya mengenai konsistensi tanda  tangan Bapak Prof Ir Achmad Sumitro.

    “Lembar pengisian skripsi, kapan diadakan tidak tahu, pengujinya pun tidak ada langsung prakarta, “ jelasnya,

    Setelah meneliti tanda tangan Prof Achmad Soemitro, tanda tangan di ijazah Jokowi seperti tanda tangan dengan orang  yang belajar.

    Seperti tanda tangan menghasilkan cacing pita.

    “Padahal Achmad Soemitro, dosen senior, tanda tangan sudah berulang, tentu percaya diri, tekanan, goresan, tidak seperti  cacing pita,” kata Rismon.

    Pihaknya juga akan membandingkan ratusan atau ribuan tanda tangan Dekan Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo

    “Kita akan bandingkan untuk data-data riset, akan kami uji,” jelasnya.

    “Atau tinggal mengaku saja, daripada dipersulit di persidangan-persidangan, tapi perlu juga pada waktunya,” jelasnya.

    Dengab algoritma pembesaran, tanda tangan, pak Achmad Soemitro Jokowi, ini kayak cacing pita. Makanya secepatnya akui.

     Sementara, tanda tangan di ijazah putrinya, spiral sempurna, dan ijazah Jokowi acakadut,

    “Kepada Pak Dekan, Pak Sigit, kalau mau diteruskan ayo, tetapi dari sini publik sudah menyimpulkan tanpa algoritma, secara insting manusia bisa menyuimpulkan, sudah tidak jelas (Ijazah Jokowi),” paparnya.

    “Tidak usah secara algoritma. Saya btuh 100-50 sampel tanda tangan Pak Soemitro, bisa jadi keputusan yes or no,” katanya.

    “Kita buat binary class panel, yes or no. Kita sudahi sajalah, ini sudah konyol-konyolan,” katanya.

  • Sederet Kejanggalan Ijazah Jokowi, Dosen Penguji Tak Ada, Tanda Tangan Pembimbing Utama Skripsi Diragukan

    Sederet Kejanggalan Ijazah Jokowi, Dosen Penguji Tak Ada, Tanda Tangan Pembimbing Utama Skripsi Diragukan

    GELORA.CO –  Isu ijazah palsu Jokowi makin memanas. Alumni UGM Rismon Sianipar menemukan keanehan pada ijazah mantan Presiden Joko Widodo.

    Diketahui ijazah Jokowi tidak ada dosen penguji dan dosen pembimbing utama, berbeda dalam penulisan nama dan tanda tangan.

    Hal itu diketahui Rismon ketika mendapatkan ijazah pembanding UGM, dari pemilik akun X Aida Grebury.

    Aida adalah anak dari Prof Achmad Sumitro. Dalam ijazah milik Aida, terungkap fakta tanda tangan asli Achmad Soemiitro.

    Kemudian tanda tangan dan nama Achmad Sumitro disandingkan dengan ijazah Jokowi.

    Terlihat terdapat perbedaan nama. Di ijazah Jokowi, namanya Prof Achmad Soemitro, sementara di ijazah Aida, Prof Achmad Sumitro.

    Selain itu, juga tidak ada nama dosen penguji dan tanpa lembar pengesahan dosen penguji.

    “Skripsi palsu Jokowi Widodo tanpa lembar pengesahan dosen penguji, siapa dosen pengujinya,” kata Rismon Sianipar di Kanal YouTuba Balige Academy, dikutip Jumat, 4 April 2025.

    Putri Pak Achmad Sumitro, pemilik akun Aida, telah melampirkan ijazahnya. Bagaimana tanda tangannya Pak Achamad Sumitro atau Pak Kasmojo.

    Achmad Sumitro itu tulisannya Soemitro atau Sumitro karena ada dua variasi,

    Rismon menjelaskan, pihaknya meneliti skripsi dan ijazah menggunakan program di komputer seperti key point.

    Khususnya mengenai konsistensi tanda  tangan Bapak Prof Ir Achmad Sumitro.

    “Lembar pengisian skripsi, kapan diadakan tidak tahu, pengujinya pun tidak ada langsung prakarta, “ jelasnya,

    Setelah meneliti tanda tangan Prof Achmad Soemitro, tanda tangan di ijazah Jokowi seperti tanda tangan dengan orang  yang belajar.

    Seperti tanda tangan menghasilkan cacing pita.

    “Padahal Achmad Soemitro, dosen senior, tanda tangan sudah berulang, tentu percaya diri, tekanan, goresan, tidak seperti  cacing pita,” kata Rismon.

    Pihaknya juga akan membandingkan ratusan atau ribuan tanda tangan Dekan Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo

    “Kita akan bandingkan untuk data-data riset, akan kami uji,” jelasnya.

    “Atau tinggal mengaku saja, daripada dipersulit di persidangan-persidangan, tapi perlu juga pada waktunya,” jelasnya.

    Dengab algoritma pembesaran, tanda tangan, pak Achmad Soemitro Jokowi, ini kayak cacing pita. Makanya secepatnya akui.

     Sementara, tanda tangan di ijazah putrinya, spiral sempurna, dan ijazah Jokowi acakadut,

    “Kepada Pak Dekan, Pak Sigit, kalau mau diteruskan ayo, tetapi dari sini publik sudah menyimpulkan tanpa algoritma, secara insting manusia bisa menyuimpulkan, sudah tidak jelas (Ijazah Jokowi),” paparnya.

    “Tidak usah secara algoritma. Saya btuh 100-50 sampel tanda tangan Pak Soemitro, bisa jadi keputusan yes or no,” katanya.

    “Kita buat binary class panel, yes or no. Kita sudahi sajalah, ini sudah konyol-konyolan,” katanya.

  • Penggugat Ijazah Jokowi akan Datangi UGM, Desak Rektor Ova Emilia Akui dan Minta Maaf

    Penggugat Ijazah Jokowi akan Datangi UGM, Desak Rektor Ova Emilia Akui dan Minta Maaf

    GELORA.CO – Alumni UGM, Rismon Sianipar akan mendatangi almameternya pada 15 April 2025.

    Kedatangannya ke mantan kampusnya itu untuk mencocokan tanda tangan yang dianggap janggal pada ijazah Joko Widodo.

    Jokowi, setelah lengser dari Presiden ke-7 RI, kembali diterpa isu tidak sedap mengenai ijazah palsu.

    Jokowi sendiri lulus dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985.

    Akan tetapi, hal itu diragukan oleh beberapa alumni. Setelah dr Tifa, kini ada Risman Sianipar lulusan jurusan Elektro Fakultas Teknik tahun 1998.

    Kedatangan Rismon ingin memastikan kebenaran tanda tanda tangan Pembimbing Utama Prof Achmad Sumitro dan Dekan Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo.

    Tanda tangan itu terdapat dalam skripsi Jokowi yang didapatnya.

    Karena setelah dicocokkan dengan ijazah alumni UGM lainnya, yakni Aida Greenbury terdapat perbedaan.

    Tidak hanya soal bentuk tanda tangan, melainkan juga nama asli dosen pembimbing utama.

    Dalam skripsi Jokowi disebutkan bahwa namanya Prof Achmad Soemitro.

    Sementara nama, dalam ijazah dari Ir Aida Greenbury, putri dari Prof Achmad Sumitro, namanya Prof Achmad Sumitro.

    Titik perbedannya ada penggunaan dengan huruf e, Sumitro dan Soemitro.

    “Ini yang benar yang mana, Sumitro atau Soemitro karena ada dua versi,” tanya Rismon.

     Lembar pengisian skripsi, kapan diadakan tidak tahu, pengujinya pun tidak ada tapi angsung prakata.

    “Itulah nanti yang akan kita pertanyakan kepada Rektor UGM Ova Emilia. jangan lari ke mana-mana lah bu, tanggal 15 April 2025 ini,” jelasnya.

    Ia berharap UGM beritikad baik dakan menguji keaslian skripsi dan ijazah Jokowi.

    “Berikan waktu untuk rakyat, kan anggaran UGM dari APBN miliaran, kami adalah bagian dari rakyat, jangan ke mana-mana,” harapnya.

    Dia mengaku ingin mengecek tanda tangan pak Achmad Soemitto, seperti tanda tangan dengan orang uang belajar, seperti tanda tangan kayak cacing pita.

    “Padahal Achmad Soemitro, dosen senior, tanda tangan sudah berulang, tentu percaya diri, tekanan, goresan, tidak seperti  cacing pita,” ujarnya.

    “Kita juga minta ratusan atau ribuanm tanda tangan, pak Dekan Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo,” jelasnya.  

    Pihaknya akan membandingkan untuk data riset, akan kami uji.

    Atau tinggal mengaku saja, daripada dipersulit di persidangan-persidangan, tapi perlu juga pada waktunya.

    “Ingat bu, public distrust UGM harus terjaga. karena apa, nama baik UGM itu karena kerja dari dosen-dosen, yang sekarang sudah almarhum, “ jelasnya.

    Rismon menggambarkan bahwa kehidupan dosen UGM dalam pas-pasan.

    “Saya melihat sendiri, tapi mereka hidup dakam kesederhanaan tapi dalam kekayaan integritas moral,” ucapnya.

    “itu yang saya lihat saat itu, akibat kerja keras merekalah UGM punya nama baik,” kata dia.

     Pihaknya tidak gentar dengan pengujian ilmiah mengenai skripsi dan ijazah Jokowi.

    Kepada Pak Dekan, Sigit Sunarta, dia mempersilakan apakan ini akan diteruskan atau tidak.

    “Kalau mau diteruskan ayo, tetapi dari sini publik sudah menyimpulkan tanpa algoritma, secara insting manusia bisa menyuimpulkan, sudah tidak jelas (skripsi Jokowi),” kata dia.

    “UGM, akuilah dan minta maaflah.,” pungkasnya.

    Sementara itu, pihak UGM menyangkal tuduhan dari Rismon Sianipar yang sangat menyesatkan.

    Seharusnya sebagai seorang dosen bisa memberikan konten yang bermanfaat kepada masyarakat luas.

    Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Sisgit Sunarta menegaskan bahwa Ijazah Joko Widodo tidak perlu diragukan lagi.

    “Perlu diketahui, ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli.

    Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik belau.

    “Beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” kata Sigit. ***

  • Aya naon Anies Baswedan (What’s wrong with Anies Baswedan?)

    Aya naon Anies Baswedan (What’s wrong with Anies Baswedan?)

    Oleh Ketum TPUA Prof Dr. Eggi Sudjana SH, MSI dan Koordinator TPUA Damai Hari Lubis

    What wrong with Mr Anies Baswedan? Beliau amat peduli dengan Pesakitan Tom Lembong karena dituduh korupsi, namun miris terhadap nuansa peristiwa yang substansial materinya adalah kriminalisasi terhadap dirinya yakni Jokowi berusaha mencegah/ menjegal Anies mengikuti capres 2024 melalui tuduhan korupsi oleh KPK, namun ‘apa daya realitas, Anies bergeming terhadap informasi dari sosok Hasto sahabatnya  

    Juga terkait peristiwa dengan derajat delik yang extra ordinari crime? Yakni tuduhan publik S. 1 IJAZAH PALSU’ karena sengaja mens rea (dolus/opzet) dilakukan justru oleh sosok cikal bakal presiden kepala negara dan tetap digunakan dan bersikeras mengakui ijazah asli saat menjadi presiden serta pasca presiden.  

    Sebagai implementasi Peran Serta Masyarakat,  oleh sebab hukum, jika berkehendak, Anies Capres pemilu pilpres 2024, ideal dari sisi pengungakapan misteri a quo in casu,  proses ungkap hukum, dan tangkap Jokowi terkait tudingan publik Penggunan ijazah palsu Jo. Pendapat pakar forensik digital Dr. Rismon Hasiholan Sianipar,  atau setidaknya beri nasehat bahkan warning rektor UGM (yang Anies pernah menjadi pimpinannya saat menjabat Mendiknas)   kesemua ini hakekat menyangkut legal standing hal hak dan bahkan kewenangan seorang Anies sebagai WNI lagi intelektual selain realitas bahwa Anies sbg sosok public figure yang pernah bahkan masih diimpikan oleh banyak individu dan kelompok bangsa ini menjadi pemimpin, namun Mr Anies berkesan tdk mau peduli/  amat tdk perhatian (lack of attention and give the impression of not caring)

    Sehingga patut disimpulkan dan sah tuk dipertanyakan, apa alasannya oleh para pemujanya, knp  tdk ada rasa  pertanggunggjawaban scr moralitas.

    Maka, pertanyaan perbandingannya,  “apa iya Anies akan peduli kepada nasib perguruan tinggi lainnya?  Atau dunia pendidikan umumnya?” Hal ini logis yang butuh dipertanyakan oleh publik yang mengaku nalar sehat sbg simbol kecerdasan dan menolak pola cebongisme (poin penting diantara pembeda) kepada Anies selaku alumnus asli UGM.

    Sebagai uji kepedulian, kita tunggu apa Anies akan bereaksi terhadap inheren nilai kritisi publik ini?

    Setidaknya apa wujud moral support dari Anies terhadap gerakan TPUA/ Tim Pembela Ulama dan Aktivis, dan publik lainnya yang sdh berupaya membuka tuduhan inidikasi kuat atas perilaku kepalsuan (moral hazard) ini, yang beritanya sudah booming melalui proses formal (litigasi) baik scr perdata gugatan pengadilan negeri Jakarta Pusat dan proses laporan pengaduan melalui Mabes Polri.

    Selanjutnya jelas dari sisi pandang Al Furqon (pembeda) melalui ayat Suci Quran surat ke 17 ayat 36 jika tidak difungsikan daya tanggap dan peduli nya terhadap situasi sekitar yang justru dia ketahui nya , misal kan Anies pernah kuliah di UGM Fak Ekonomi Kebijakan Piblik, yang se area atau dekat dgn Fak Kehutanan, nita bene sama-sama dgn JKW sebagai ” Alumni ” UGM , Bahkan Anies jadi Jubir Jkw di pilpres 2014 dan Anies di angkat Jkw jadi Mendiknas RI saat Jkw Presiden RI maka amat sangat logis jika Anies memberikan kesaksian ijasah PALSU nya Jkw setidak nya testimoni nya bagaimana ?

    Namun, jika dulu misalnya Anies Alasan nya TIDAK TAHU maka Anies kena Teguran Ayat Quran Surat ke 17 ayat 36 : Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

    “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

    (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 36 ).

    Bahwa, berat loh konsekwensi nya bagi Anies yang pernah dukung-dukung bahkan jadi tim sukses nya jkw di pilres 2014 dan jadi salah satu menteri nya jkw , bidang / Departemental yang amat  penting , yaitu PENDIDIKAN , kok tidak tahu ? 

    Dalam perspektif hukum pidana, karena ijasah palsu masuk katagori perbuatan jahat / kriminal , maka Anies dll yang pernah bantu jkw dapat masuk sebagai ikut lakukan / bantu buat kejahatan nya Jkw , karena dengan perbuatan tindak pidana ijasah palsunya jkw , yang mengantarkan Jkw jadi Presiden RI ke 7 , tentunya punya andil besar, karena ijasah yang setara SMA itu , syarat wajib tuk seorang capres , pasal 169 UU Pemilu tahun 2017 , jadi patut untuk secara moral setidak nya Anies bersaksi tentang ijasah palsunya jkw ,jangan cuek saja seperti tidak tahu apa – apa ? Ingat Saudaraku Anies, ada Ayat Quran lagi yang menekan bila ada disfungsional dari HATI , MATA dan TELINGA nya terhadap suatu peristiwa fakta katagori hukum Pidana (disobedient jo. obstruksi) atau nyata dia (subjek hukum yang tahu) namun ignore / cuek maka JAHANAM Orang itu , lihat , baca dan di mengerti Surat Al Araf [ 7 ] ayat nya 179 : Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

    “Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”

    (QS. Al-A’raf 7: Ayat 179). 

    InsyaaAllah jika Anies benar2 beriman kepada ALLAAH , maka ia harus segera 6sujud minta Ampun pada ALLAAH jangan malah belagu susun argumentasi bantahan nya , tidak Taat pada NYA , lihat Surat As,Sajadah [ 32 ] ayat 15 : Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰ يٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

    “Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.”

    (QS. As-Sajdah 32: Ayat 15).

    Oleh karena nya bila Anies tetap tidak mau juga bersaksi terhada kejahatan dugaan kuat ijasah palsunya jkw , maka berat Tanggung jawab nya dihadapan Manusia, yaitu tak beradab dalam tata gaul kehidupan ber – bangsa dan  ber – negara dalam NKRI , tentu berat lagi di Akhirat nanti, dengan sanksi Allah berupa Neraka Jahanam . (*)