Tag: Joko Anwar

  • Legislator: Jakarta kota perfilman bisa jadi ajang promosikan wisata

    Legislator: Jakarta kota perfilman bisa jadi ajang promosikan wisata

    Laskar Pelangi yang membuat Bangka Belitung menjadi terkenal luas,

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Farah Savira mendukung rencana Wakil Gubernur Rano Karno yang akan membuat Jakarta sebagai kota perfilman sehingga bisa dipakai sebagai ajang untuk mempromosikan pariwisata.

    “Kalau kita ingat James Bond, pasti langsung teringat London. Sama halnya dengan film Joko Anwar di Pangalengan atau Laskar Pelangi yang membuat Bangka Belitung menjadi terkenal luas,” kata Farah di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, selama ini Jakarta telah menjadi pusat produksi berbagai film di Indonesia, bahkan lebih dari 100 persen film Indonesia diproduksi di Jakarta.

    Farah mengatakan Jakarta bisa semakin dikenal masyarakat luas melalui media film dan bisa menjadi sarana promosi yang efektif untuk memperkenalkan dan memajukan kota.

    Kesuksesan sebuah film, ungkap dia, seringkali memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata.

    Karena itu Farah berharap banyak sudut kota Jakarta yang bisa dijadikan ikon baru melalui karya-karya perfilman lewat dukungan Pemprov DKI.

    “Ke depan, harapannya kita bisa menyeleksi film-film yang berpotensi menjadi ikon baru Jakarta,” katanya.

    Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno berkeinginan agar Jakarta memiliki festival film yang bertaraf internasional.

    “Ada keinginan saya, Jakarta harus memiliki festival film bertaraf internasional. Saya tidak menganggap Jakarta Film Week tidak internasional, Itu juga internasional, tapi mungkin dia bukan blockbuster,” ucap Rano saat ditemui usai nonton bareng Film Jumbo di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Sabtu (12/4).

    Rano menjelaskan festival yang dimaksud bukan hanya film pendek tetapi film yang berkualitas dengan standar internasional.

    “Selain ada film yang dikompetisikan juga ada kritik film dan film nya juga masuk di blockbuster (film yang populer dan sukses secara finansial),” ucapnya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Berikut Daftar Pemainnya

    Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Berikut Daftar Pemainnya

    Berikut ini fakta-fakta menarik dari film Pengepungan di Bukit Duri:

    1. Skenario ditulis sejak tahun 2007

    Sutradara sekaligus penulis skenario, Joko Anwar menceritakan bahwa skenario dari film ini telah digarap sejak 17 tahun lalu tepatnya pada tahun 2007. Saat itu skenarionya ditulis oleh Joko sejak dia pertama kali terjun ke dunia perfilman.

    Selain itu, naskahnya ditulis dengan proses riset sejak 2002 dan melakukan wawancara terhadap anak remaja yang dianggap bermasalah oleh lingkungan sosialnya. Termasuk juga wawancara bersama pendidik dan orang-orang yang terlibat isu kekerasan di kalangan remaja.

    2. Digarap setelah matang

    Joko Anwar sempat menuturkan alasannya baru menggarap skenario film ini salah satunya karena film ini membutuhkan kematangan yang baik terutama sebagai sutradara yang berkaitan dengan teknis produksi serta sebagai manusia.

    Selain itu, pada waktu tersebut skenarionya mengalami perkembangan hingga penajaman sesuai dengan kondisi sosial yang terus berubah dari waktu ke waktu terutama untuk membuat ceritanya tetap relevan dan dekat dengan masyarakat.

    3. Kolaborasi dengan Hollywood

    Film Pengepungan di Bukit Duri merupakan salah satu karya yang berkolaborasi dengan rumah produksi Hollywood Amazon MGM Studios. Kerja sama tersebut menjadi kolaborasi perdana Amazon MGM Studios dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk film rilisan bioskop.

    4. Casting selama 4 bulan

    Film ini melalui proses casting yang cukup panjang sekitar empat bulan dibantu dengan casting director. Joko Anwar mengaku bahwa ia sempat frustasi dalam mencari para pemain tepat sesuai dengan kebutuhan cerita film.

    5. Angkat isu kekerasan di kalangan remaja

    Pengepungan di Bukit Duri mengangkat cerita dengan isu kekerasan di kalangan remaja. Diketahui ide tersebut didapatkan oleh Joko Anwar berasal dari fenomena kekerasan yang masih menjadi isu dalam kehidupan masyarakat saat ini.

    Kemudian pihaknya juga menuturkan remaja memiliki peran penting sebagai penerus sebuah bangsa. Selain itu, perlakuan orang dewasa kepada remaja juga mempunyai peranan dalam membentuk generasi tersebut.

    “Kenapa kami mengambil tema remaja karena remaja adalah fase yang paling krusial dalam masyarakat. Apakah kelompok remaja ini nantinya akan menjadi surplus demografi untuk sebuah negara, atau justru menjadi beban. Ini penting banget untuk disorot masalah remaja ini,” ucapnya.

  • 5 Film Indonesia Bertema Sekte dan Ajaran Sesat, Mirip Serial Bidaah

    5 Film Indonesia Bertema Sekte dan Ajaran Sesat, Mirip Serial Bidaah

    Jakarta, Beritasatu.com – Dengan ramainya perbincangan seputar serial Bidaah saat ini, minat publik terhadap film-film bertema sekte, penyimpangan agama, dan ajaran sesat pun ikut meningkat.

    Serial ini membuka kembali ingatan kita akan deretan film Indonesia yang sejak dulu telah berani mengangkat tema kontroversial seputar penyalahgunaan agama, manipulasi spiritual, dan dogma-dogma menyesatkan.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut lima film Indonesia yang memiliki kemiripan tema dengan Bidaah:

    Film yang Mirip dengan Tema Seriap Bidaah

    1. Mengaku Rasul: Sesat (2008)

    Disutradarai oleh Helfi Kardit, film ini terinspirasi dari fenomena merebaknya aliran sesat di Indonesia pada awal 2000-an. Ceritanya berpusat pada seorang guru pondok pesantren di Jawa Barat yang menyalahgunakan kepercayaan santrinya dengan mengaku sebagai rasul utusan Tuhan.

    Demi kekayaan dan kekuasaan, ia bahkan menjual “sertifikat penghapusan dosa” sebagai jalan pintas menuju surga.

    Keberanian film ini dalam mengeksplorasi penyimpangan ajaran agama menuai kontroversi hingga mendapat sorotan tajam dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    2. Doa yang Mengancam (2008)

    Film garapan Hanung Bramantyo ini menampilkan sisi emosional seorang rakyat kecil bernama Madrim (Aming) yang merasa hidupnya selalu dirundung kesialan.

    Dalam keputusasaan, ia beribadah dengan penuh harap, namun karena doanya tak kunjung dijawab, ia pun mengancam akan berbalik menyembah setan.

    Kisah ini menimbulkan pro dan kontra karena dianggap menyinggung nilai keimanan. Meski begitu, akting Aming yang totalitas berhasil mencuri perhatian publik.

    3. Pengabdi Setan (2017)

    Film horor karya Joko Anwar ini sukses meraih banyak penghargaan dan dianggap sebagai salah satu film sekte terbaik di Indonesia. Cerita bermula dari kematian seorang ibu yang ternyata menyimpan rahasia kelam, ia adalah bagian dari sekte pemuja iblis.

    Teror pun menghantui keluarganya, terutama sang anak bungsu yang hendak dijadikan tumbal sesuai perjanjian sang ibu dengan sekte tersebut.

    Dengan atmosfer mencekam dan plot twist yang kuat, film ini membuktikan bahwa horor bisa menjadi media untuk membongkar sisi gelap manusia dalam kepercayaan yang menyimpang.

    4. Sekte (2019)

    Film ini mengisahkan Lia, seorang perempuan yang mengalami amnesia usai kecelakaan dan terbangun di sebuah rumah pengobatan yang aneh. Seiring waktu, Lia menyadari bahwa tempat tersebut dijalankan oleh sekte sesat yang siap melakukan pembunuhan demi mencapai tujuan mereka.

    Disutradarai oleh William Chandra dan diproduseri Derby Romero, film ini menyajikan ketegangan horor yang dibalut dengan kritik sosial terhadap manipulasi spiritual di balik kedok pengobatan alternatif.

    5. Thagut (2024)

    Film Thagut mengikuti perjalanan spiritual seorang santriwati bernama Ainun (Yasmin Napper) yang begitu mengagumi sosok Abah Mulya (Whani Dharmawan), seorang ‘orang pintar’ yang terkenal karena kesaktiannya.

    Namun, setelah kematiannya, Ainun menemukan bahwa Abah Mulya adalah ayah kandungnya dan mulai menggali ajaran sesat yang dulu diyakininya.

    Didampingi teman-temannya, Ainun mencoba memahami ajaran tersebut hingga akhirnya terseret semakin dalam. Meski telah diingatkan bahwa ajaran itu menyimpang, Ainun tetap terperangkap hingga muncul kekhawatiran besar dari masyarakat sekitar padepokan.

    Film ini mengupas sisi kelam dari fanatisme, kekuatan manipulatif seorang pemimpin spiritual, serta konflik batin dalam mencari kebenaran.

    Kelima film di atas memiliki benang merah yang kuat dengan Bidaah, yaitu mengangkat isu penyimpangan kepercayaan dalam masyarakat yang dibalut dalam nuansa mistik dan drama. Cerita-cerita ini tidak hanya menegangkan, tapi juga menyuguhkan refleksi sosial atas bahayanya fanatisme dan manipulasi agama.

  • IKN ‘Dikuasai’ Bebek, Binatang ini Asyik Cari Makan di Ibu Kota Nusantara

    IKN ‘Dikuasai’ Bebek, Binatang ini Asyik Cari Makan di Ibu Kota Nusantara

    PIKIRAN RAKYAT – Muncul viral gambaran IKN (Ibu Kota Nusantara) dihinggapi binatang bebek. Hal ini diungkap dalam video 23 detik yang diunggah di media sosial X (Twitter) pada Kamis 6 Februari 2025. Rekaman itu sudah ditonton lebih dari 32,6 ribu kali oleh warganet.

    “PoV: kondisi IKN setelah dikuasai oleh bebek,” demikian narasi dalam video singkat tersebut.

    Rekaman itu menampilkan binatang tersebut mencari makan di rerumputan di samping jalan di kawasan Ibu Kota Nusantara. Di belakangnya, muncul potret patung Istana Garuda yang terbuat dari material baja, warnanya perlahan berubah menjadi biru toska.

    Banyak warganet menanggapi video viral tersebut, ada yang menyebut kawasan itu cocok untuk menggembalkan binatang. Ada pula yang menyinggung soal rerumputannya yang merambat ke sana kemari.

    “Berarti IKN bermanfaat buat rakyat jr ada tempat ngangon bebek. Nanti bisa cerita ke anak cucu pernah ngangon bebek di ibukota,” kata akun X @bim***

    “Makan apa beb? Wow ternyata dsini rumput ilalang nya hijau merambat keman mana beb. Jadi, terus makan apa ayy… Bawa dari rumah. Dsni nyari makanan bukan Hanya mahal tpi susah,” ujar akun @Bar***

    “Balek setelan pabrik lagi. Semoga hutan2 yg ditebang tumbuh subur dengan lebatnya,” tulis akun @cha**

    Anggaran IKN 2025 diblokir Sri Mulyani

    Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan tidak ada dana tahun 2025 karena diblokir Menteri Keuangan Sri Mulyani. Oleh karena itu, program seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara belum memiliki progres sejak Januari 2025.

    “Ini pemotongan anggaran itu atas dasar instruksi presiden, atas dasar sumber Menteri Keuangan, sesuai peraturan kan mesti disetujui oleh DPR Komisi V. Berdasarkan persetujuan, saya menghadap lagi ke Kementerian Keuangan, sesuai disetujui ya, tolong dibuka anggaran kami,” katanya kepada wartawan Pikiran-rakyat.com, Asep Bidin Rosidin.

    Adapun sampai 31 Desember 2024, pembangunannya sudah menghabiskan anggaran Rp40,29 triliun. Dana itu dipakai untuk pembangunan berikut:

    Sumber Daya Air yaitu pengendalian banjir DAS Sanggai 1A lanjutan (KIPP), Sungai Sanggai, Sungai Seluang dan Tengin, serta Sungai Pamaluan (senilai Rp1,45 triliun) Sektor Bina Marga yaitu membangun akses jalan ke masjid dan dermaga logistik, jalan feeder (distrik), membangun jalan tol seksi 1, 3A, 5A, 5B-1, 5B-2, 6A, 6B, dan 6C, lalu membangun bandara VVIP (sisi landasan utara), jalan tol seksi 1 Bandara Sepinggan-Tol Balsam, dan jalan akses bandara VVIP (senilai Rp18,32 triliun) Sektor Cipta Karya yaitu penataan Sumbu Kebangsaan Tahap II dan Sumbu Tripraja, pembangunan kawasan Istana Kepresidenan, bangunan gedung dan kawasan kantor kementerian koordinator, Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Kantor Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), dan Kawasan Beranda Nusantara (sekira Rp12,09 triliun) Sektor hunian yaitu Hunian Pekerja Konstruksi (HPK), HPK tahap II, dukungan untuk asrama (dormitory) PSSI, smart technology Rusun ASN dan Hankam, Hunian Vertikal untuk TNI dan Hunian Modular TNI (sekira Rp8,43 triliun).

    Dana IKN Diblokir, Menteri PU ‘Ngemis’ ke Sri Mulyani: Tolong Dibuka Anggaran Kami

    Anggaran IKN Diblokir, Progres Pembangunan Fisik 87,9 Persen

    Joko Anwar akan syuting film horor di IKN?

    Joko Anwar menanggapi pernyataan Dody Hanggodo tersebtu dengan menyebut akan melakukan syuting film horor. Ia merupakan sutradara yang terkenal akan film-film horornya seperti Perempuan Tanah Jahanam, Siksa Kubur, dan Pengabdi Setan.

    “OTW suting film horror di IKN,” katanya lewat akun X @jokoanwar pada Jumat 7 Februari 2025.

    Demikian viral IKN ‘dikuasai’ bebek dalam video yang beredar di media sosial X. Ibu Kota Nusantara masih mengalami pembangunan meski anggarannya diblokir Sri Mulyani menurut Menteri PU Dody Hanggodo.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 5 Rekomendasi Film Indonesia Era 2000-an yang Bikin Baper

    5 Rekomendasi Film Indonesia Era 2000-an yang Bikin Baper

    Liputan6.com, Yogyakarta – Masih ingat dengan perasaan haru saat menonton film Indonesia era 2000-an? Film-film ini berhasil mengukir kenangan manis di hati para penonton. Film-film Indonesia ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga menjadi ikon pada masanya.

    Dengan cerita yang menarik dan pemain yang berbakat, film-film ini telah menginspirasi banyak orang dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di industri perfilman Indonesia. Mengutip dari berbagai sumber, film-film ini akan membawa Anda kembali ke masa lalu, mengenang momen-momen indah, dan merasakan kembali emosi yang pernah Anda rasakan:

    1. Radit Dan Jani

    Radit dan Jani adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film berdurasi 1 jam 50 menit ini disutradarai oleh Upi Avianto dan dibintangi oleh Vino G Bastian sebagai Radit serta Fahrani sebagai Jani. Film ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh konflik antara sepasang kekasih, Radit dan Jani, yang harus menjalani kehidupan keras dan penuh tantangan di tengah gaya hidup bebas mereka.

    2. Ada Apa Dengan Cinta?

    Ada Apa dengan Cinta merupakan film drama romantis Indonesia yang dirilis pada tahun 2002. Film ikonik berdurasi 1 jam 52 menit ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo dan dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Cinta serta Nicholas Saputra sebagai Rangga. Film ini mengisahkan perjalanan cinta dua remaja dengan latar belakang yang berbeda.

    3. Garuda di Dadaku

    Garuda di Dadaku adalah film drama olahraga Indonesia yang dirilis pada tahun 2009 dengan durasi 1 jam 36 menit. Disutradarai oleh Ifa Isfansyah, film ini mengisahkan tentang Bayu (diperankan oleh Emir Mahira), seorang anak berusia 12 tahun yang memiliki cita-cita menjadi pemain sepak bola profesional dan ingin bergabung dengan tim nasional Indonesia.

    4. Ayat-Ayat Cinta

    Ayat-ayat Cinta merupakan film drama religi romantis Indonesia yang dirilis pada tahun 2008 dengan durasi 2 jam 1 menit. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Habiburrahman El Shirazy. Film ini mengisahkan kehidupan dan perjalanan cinta seorang mahasiswa Indonesia bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq (diperankan oleh Fedi Nuril) yang sedang menempuh studi di Al-Azhar, Kairo, Mesir.

    5. Janji Joni

    Janji Joni adalah film drama komedi Indonesia yang dirilis pada tahun 2005 dengan durasi 1 jam 25 menit. Film yang disutradarai oleh Joko Anwar ini dibintangi oleh Nicholas Saputra sebagai Joni dan Mariana Renata sebagai Angelique. Film ini berkisah tentang petualangan seorang pemuda bernama Joni yang bekerja sebagai pengantar rol film di bioskop. Tugasnya adalah mengantar rol film dari satu bioskop ke bioskop lainnya agar penonton dapat menyaksikan film tanpa terputus.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Kaleidoskop 2024: Daftar 10 Film Indonesia Terlaris Tahun Ini

    Kaleidoskop 2024: Daftar 10 Film Indonesia Terlaris Tahun Ini

    4. Ipar Adalah Maut (4.776.565)

    Ipar Adalah Maut merupakan film produksi MD Pictures. Film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini diangkat dari kisah viral berjudul sama karya Elizasifaa.

    Film Ipar Adalah Maut dirilis pada 13 Juni 2024. Film ini dibintangi oleh Michelle Ziudith, Deva Mahenra dan Davina Karamoy.

    5. Badarwuhi di Desa Penari (4.015.120)

    Satu lagi film produksi MD Pictures yang berhasil masuk ke dalam daftar film Indonesia terlaris di 2024. Adalah film Badarawuhi di Desa Penari yang dirilis pada 11 April 2024.

    Film yang disutradarai oleh Kimo Stamboel ini didasarkan pada cerita viral berjudul KKN di Desa Penari karya SimpleMan. Namun, film ini bukanlah sekuel dari film KKN di Desa Penari, melainkan spin-off.

    6. Siksa Kubur (4.000.826)

    Siksa Kubur merupakan film garapan Joko Anwar yang diproduksi oleh Come and See Pictures dan Rapi Films. Film ini tayang perdana pada 11 April 2024.

    Film ini sebenarnya didasarkan pada film pendek berjudul sama karya Joko Anwar. Film ini dibintangi oleh Faradina Mufti, Reza Rahadian, Widuri Puteri, Mizakki Ramdhan, dan masih banyak lagi.

    7. Bila Esok Ibu Tiada (3.847.879, masih tayang)

    Rudi Soedjarwo baru saja merilis film terbaru berjudul Bila Esok Ibu Tiada pada 14 November 2024. Film ini hingga kini masih tayang di bioskop, sehingga diperkirakan jumlah penonton masih akan terus bertambah.

    Film ini diangkat dari novel berjudul sama karya Nagiga Nur Ayati. Adapun deretan pemainnya adalah Christine Hakim, Fedi Nuril, Adinia Wirasti, Amanda Manopo, Yasmin Napper, Slamet Rahardjo, Baim Wong, Hana Saraswati, Nunu Datau, dan Immanuel Caesar Hito.

     

  • Resensi Film Ratu Ilmu Hitam

    Resensi Film Ratu Ilmu Hitam

    JAKARTA – Kimo Stamboel masih gila darah. Barangkali tak ada yang lebih tepat untuk menggambarkan eksekusi yang Kimo lakukan pada Ratu Ilmu Hitam. Jika sutradara lain membangun universe alias dunia latar di dalam film, Kimo justru ambil jalan beda. Peduli angin dengan segala teori penciptaan universe. Sebab, Ratu Ilmu Hitam adalah neraka ciptaan Kimo.

    Kisah Ratu Ilmu Hitam berlangsung di sebuah panti asuhan yang menyimpan berbagai misteri kelam masa lampau. Suatu hari, tiga anak-anak asli panti asuhan itu, Hanif (Ario Bayu), Anton (Tanta Ginting), dan Jefri (Miller Khan) kembali bersama istri dan keluarga mereka untuk menjenguk Pak Bandi, pengasuh panti asuhan yang sakit keras, diperankan Yayu Unru.

    Segala petaka terjadi dalam kunjungan itu. Satu per satu dari mereka diserang ilmu-ilmu sihir mengerikan. Seorang perempuan penganut ilmu hitam berupaya membalaskan dendam masa lalu kepada Hanif, Anton, dan Jefri. Dendam tak hanya menyasar ketiganya, tapi juga keluarga mereka.

    Hingga pekan lalu –sebelum dipertontonkan Ratu Ilmu Hitam– setidaknya, Rumah Dara (2009) boleh jadi film jagal (slasher) terbaik milik Kimo. Di bawah nama Mo Brothers, Kimo bersama Timo Tjahjanto berhasil menciptakan rangkaian adegan penuh darah dan kematian teramat brutal.

    Namun, Ratu Ilmu Hitam menawarkan keistimewaan lain. Ia jauh lebih magis. Dalam proyek remake film berjudul sama yang dibintangi ratu film horor, Suzzanna tahun 1891 itu, Kimo lebih bebas memainkan fantasi nan brutal. Seluruh film Ratu Ilmu Hitam terasa amat fantasiah. Kimo tak membawa penonton ke dunia mana pun yang ingin ia tuju.

    Tapi, segala pengabaian tentang teori penciptaan universe sungguh termaafkan. Bahkan, tak akan ada yang peduli soal di mana segala peristiwa pembantaian itu terjadi. Tak ada nama desa yang disebut, tak ada nama kota yang tercantum, bahkan tak ada latar tempat lain selain bangunan panti asuhan dan sebuah jalan misterius yang diperlihatkan.

    Namun, film jagal memang tak sepenuhnya membutuhkan itu semua. Selama darah bermuncratan dan kematian demi kematian mampu menggolakkan isi perut, itu cukup. Kimo tahu betul apa yang dilakukannya. Ia membayar apa yang harus dibayar sebuah film jagal untuk memuaskan dahaga penontonnya.

    Kematian penuh sihir yang ditawarkan Ratu Ilmu Hitam memunculkan konsekuensi tersendiri bagi tim produksi. Jika dalam film lain macam Rumah Dara dan Headshot (2016) Kimo lebih banyak menggunakan special effect (SFX), dalam Ratu Ilmu Hitam Kimo banyak bermain dengan Computer-Generated Imagery (CGI). Tantangan ini dijawab dengan baik oleh tim. CGI Ratu Ilmu Hitam boleh dibilang berkualitas baik.

    Dari sisi cerita, Ratu Ilmu Hitam mengusung plot yang rapi dan kuat. Di luar pengabaian atas konstruksi universe, Ratu Ilmu Hitam berhasil dijahit sebagai kisah yang penuh misteri. Jawaban-jawaban dari pertanyaan yang dibangun Joko Anwar –yang berperan sebagai penulis naskah– sejak awal film berhasil dijawab lewat rangkaian adegan yang dicicil perlahan di 3/4 film.

    Caranya pun cukup asyik. Sejak awal, penonton dibuat terbiasa dengan pemaparan latar belakang konflik –dengan metode flashback– lewat dokumentasi pribadi panti asuhan, baik foto atau pun video. Rangkaian dokumentasi itu lah yang sejatinya membawa penonton pada alasan-alasan paling masuk akal kenapa segala petaka terjadi, bagaimana dosa-dosa karakter utama membawa mereka pada ‘siksa neraka’ ciptaan Sang Ratu Sihir.

    “Aku tak percaya ada neraka setelah kematian. Maka, aku menciptakan neraka untuk kalian. Aku akan memastikan kalian mendapatkannya!”

    Orgasme kebebasan berkarya Kimo

    Ini bukan film pertama Kimo tanpa Timo (Mo Brothers). Januari lalu, Kimo sempat menyutradarai sebuah film horor berjudul DreadOut. Film hasil kerja sama GoodHouse Production, CJ Entertainment, Sky Media, dan Nimpuna Sinema & Lyto ini gagal memberi kesan.

    DreadOut tak terasa seperti Kimo. Ia mengakui sejumlah kendala dalam penulisan naskah. Dalam DreadOut, Kimo berupaya minggir dari ciri khasnya sebagai pembuat film jagal. Konon, produser dan studio film menginginkan DreadOut menjadi film yang dapat dinikmati lebih luas.

    “Gue enggak ambil penonton gue yang pencinta gore. Kali ini, mencoba ambil penonton yang lebih lebar. Insyaallah kena 17 tahun. Sensor masih proses,” kata Kimo ditulis CNN Indonesia.

    Ratu Ilmu Hitam adalah kembalinya Kimo ke jati diri sebagai seorang sineas yang gila darah. Kolaborasinya dengan Joko Anwar amat berhasil. Khusus Joko, Ratu Ilmu Hitam bahkan terasa melampaui penulisan naskah Perempuan Tanah Jahanam.

    Mudah saja. Ratu Ilmu Hitam menghadirkan plot twist yang lebih bertanggung jawab ketimbang Perempuan Tanah Jahanam. Jika Perempuan Tanah Jahanam yang mengantar pendalaman latar belakang konflik lewat tayangan flashback panjang yang seluruhnya digelontorkan di akhir film, jalan menuju plot twist dalam Ratu Ilmu Hitam justru dirangkai perlahan dan lebih rapi.

    Akhir kata, selamat datang di neraka ciptaan Kimo. Jangan ketinggalan. Sebab, “tidak tahu pun adalah dosa, sayangku.”

  • [FILM] Asmara Abigail | Tentang Standar Kecantikan di Industri Perfilman

    [FILM] Asmara Abigail | Tentang Standar Kecantikan di Industri Perfilman

    Industri film Indonesia sedang melaju kencang. Bukan cuma soal kualitas yang makin baik, tapi juga bagaimana film Indonesia mengenal dan memaknai kekayaan bangsa. Soal kecantikan, salah satunya. Kami mewawancarai aktris Asmara Abigail, menggali pandangannya soal ini.

    Saat kami temui di sela acara perilisan sebuah produk kecantikan, Asmara hadir memesona. Dengan riasan natural, Asmara membalut tubuhnya dengan gaun sleeveless berwarna krim. Rambutnya dibiarkan terurai di bagian belakang.

    Asmara kecil melalui masa-masa sulit karena kulitnya yang berwarna sawo matang. Saat duduk di sekolah dasar, Asmara kerap jadi bahan olok-olok lantaran standar kecantikan saat itu menempatkan orang berkulit gelap sebagai sosok yang jauh dari pemenuhan estetika.

    Tak hanya di kursi sekolah dasar. Ejekan untuk warna kulit Asmara berlanjut hingga SMA. Satu-satunya tempat berlindung Asmara di masa-masa sulit itu adalah rumah. Keluarga dan orang-orang terdekatnya selalu menanamkan rasa percaya diri kepada Asmara.

    “Tapi aku merasa beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang positif. Jadi, walaupun sejak sekolah dasar aku suka di-bully karena warna kulitku yang gelap, orang tua dan keluarga aku selalu bilang kalau kulit aku itu oke,” tutur Asmara di Lucy in the Sky, Jumat, 8 November 2019.

    Lingkungan itu membentuk Asmara sebagai perempuan percaya diri. Ia tahu kualitasnya. Dan jelas, baginya tak ada guna mendengar ejekan banyak orang tentang warna kulitnya. Asmara bahkan tak pernah memiliki niat menggunakan produk kecantikan.

    Titik balik yang memperkuat kepercayaan diri Asmara adalah ketika dirinya hijrah ke Italia untuk mengambil studi S2. Di Italia, warna kulit Asmara justru dipuja-puja.

    “Orang-orang sana (Italia) malah senang banget lihat kulit sawo matang kayak aku. Makanya aku merasa berada di lingkungan positif. Dan di situlah aku merasa appreciate tentang diri sendiri.”

    Terjun ke industri film

    Hasrat Asmara untuk berkarier di industri film sejatinya telah tumbuh sejak usianya 14 tahun. Hingga usia 18 tahun, Asmara mengikuti berbagai kesempatan casting. Namun, belum banyak ruang untuknya kala itu.

    Di waktu-waktu itu, industri film belum memberi banyak ruang bagi aktris-aktris berwarna kulit gelap. Terhitung hanya sedikit nama yang berhasil menembus industri. Fahrani Empel dan Kimmy Jayanti, misalnya. Keduanya juga lah yang jadi idola serta inspirasi Asmara.

    Hari ini, industri film mengalami kemajuan pesat. Bukan cuma soal kualitas filmnya yang makin baik, tapi juga soal bagaimana industri film Indonesia mengenal dan memaknai kekayaan bangsa, termasuk soal ruang yang semakin terbuka bagi bakat-bakat berkulit gelap.

    Peran sutradara lokal jadi faktor yang sangat berpengaruh dalam kemajuan ini. Sutradara-sutradara macam Garin Nugroho, Joko Anwar, hingga Yosep Anggi Noen jadi orang-orang yang disebut Asmara membangun kesadaran bahwa perempuan Indonesia lah yang harus mewakili cerita-cerita dalam film Indonesia.

    “Aku sangat berterima kasih sama sutradara-sutradara yang aku pernah kerja sama bareng dari Garin Nugroho, Joko Anwar, Yosep Anggi Noen karena mereka memang ingin memberikan sosok perempuan yang bisa mewakili cerita mereka yang ceritanya adalah cerita Indonesia. Jadi yang harus ditampilkan ya perempuan Indonesia.”

    Nama-nama di atas memang memiliki ikatan pribadi dengan Asmara. Garin Nugroho adalah sutradara yang menukangi Setan Jawa, film yang jadi debut Asmara. Sementara Joko Anwar adalah sutradara dari Perempuan Tanah Jahanam, film yang pertama kali mengangkatnya sebagai salah satu pemeran utama.

    Penampilan Asmara Abigail dalam Perempuan Tanah Jahanam (Instagram/@asmaraabigail)

    Menginspirasi

    Kehadiran Asmara di layar lebar menginspirasi banyak orang. Sejak kemunculan beruntun di berbagai judul film, Asmara kerap menerima pesan –lewat komentar dan direct message di media sosial– dari para penggemarnya.

    Kebanyakan dari mereka mengungkap, Asmara telah mengungkit kepercayaan diri mereka yang memiliki warna kulit serupa. Pesan-pesan yang menggugah haru Asmara. “Aku senang banget dan surprise banget. Pertama, semua yang aku post di Instagram di luar dari pekerjaan, itu semua pure ingin aku post buat sharing dan ingin menunjukkan diri aku sendiri,” katanya.

    “Jadi, tidak ada iming-iming ‘oh aku ingin mengubah mindset warna kulit’. Tapi, efeknya ternyata sedalam itu. Kayaknya itu efek dari mencintai diri kita. Sekecil itu, tetapi ada artinya bagi orang lain.”

    Menerima dan mencintai diri sendiri memang bukan perkara mudah. Asmara membagikan langkah-langkah yang ia lakukan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri. Pertama, dimulai dengan mengedukasi. Dengan mengajarkan untuk menerima satu sama lain, kita bisa menghargai keberagaman. Termasuk soal warna kulit.

    Selain itu, Asmara juga meninggalkan lingkungan-lingkungan yang menghalanginya tumbuh dengan kepercayaan diri. Bukan hal mudah. Tapi, apa yang lebih penting dari membawa diri sendiri ke tempat yang lebih baik.

  • Demi Main Bareng Sutradara Impian, Ratu Felisha Rela Kembali Main dalam Film Horor Sorop

    Demi Main Bareng Sutradara Impian, Ratu Felisha Rela Kembali Main dalam Film Horor Sorop

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis Ratu Felisha mengaku rela kembali main film horor berjudul Sorop demi mewujudkan ambisinya kerja bareng sutradara impiannya, Upi.

    Hal itu diungkapkan wanita kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1982 tersebut saat jumpa pers di Epicentrum Kuningan Jakarta, Jumat (13/12/2024).

    “Jujur kerja sama dalam sebuah film bareng Mbak Upi adalah impian saya setelah sebelumnya saya main bareng Bang Joko Anwar di film Pengabdi Setan 2. Jadi bisa dibilang kerja bareng Mbak Upi sebagai dream comes true bagi saya,” ungkap Ratu Felisha.

    Diterangkan, rasa kagumnya pada hasil karya Upi sebagai seorang penulis dan sutradara hebat memang membuatnya rela memerankan tokoh apa pun demi bisa bekerja sama bersama sutradara idolanya itu.

    “Gue memang sudah ngefans sama Mbak Upi, jadi pas disuruh makan ini, gue makan. Terus naik ke atas, ya gue naik. Karena gue sudah sudah se-ngefans itu, kayak percaya saja apa yang ada di otak dia tuh pasti nanti hasilnya bagus,” tambah Ratu Felisha yang kembali bermain dalam film horor.

    Dalam film Sorop, Ratu Felisha berperan sebagai Bude Sabah yang punya kebiasaan misterius, yaitu puasa sorop. Puasa Sorop adalah tidak makan minum dan berbuka dengan makan tanah kuburan.

    Film Sorop berkisah tentang kisah dua bersaudara, yaitu Hanif (Hana Malasan) dan Isti (Yasamin Jasem) yang mendadak tinggal di sebuah rumah angker dengan teror yang terus mengintai mereka. Ratu Felisha yang kembali bermain dalam film horor, yaitu film Sorop, dapat disaksikan mulai 19 Desember 2024 mendatang.
     

  • Joko Anwar Soroti Insiden Ibu-ibu Ngamuk di Bioskop karena Tepergok Rekam Film

    Joko Anwar Soroti Insiden Ibu-ibu Ngamuk di Bioskop karena Tepergok Rekam Film

    Jakarta, Beritasatu.com – Sutradara ternama Joko Anwar memberikan tanggapan atas video yang viral di media sosial (medsos), yang menunjukkan seorang ibu mengamuk setelah ditegur oleh kreator konten Akbarry Noor karena tepergok merekam film di bioskop. 

    Selain itu, Akbarry juga menjadi sasaran ludah dari penonton itu lantaran tidak terima dengan teguran tersebut.

    Joko Anwar menjelaskan, merekam film, baik dalam durasi singkat maupun panjang tetap merupakan pelanggaran hukum.

    Sutradara tersebut juga mengatakan, ia bangga terhadap Akbarry yang berani memberikan teguran kepada penonton tersebut. Bahkan, Joko Anwar mengajak Akbarry untuk menghadiri gala premier filmnya yang akan datang.

    “Salut untuk mas-mas yang berani mengonfrontasi ibu tersebut. Kalau mas-mas baca ini, DM aku ya. Kalau bersedia, aku akan mengundang kalian ke gala premier filmku tahun depan, Pengepungan di Bukit Duri. Kami akan sangat terhormat,” tulis Joko Anwar di akun X @jokoanwar, dikutip Jumat (13/12/2024).

    Selain itu, Joko Anwar juga memberikan penjelasan singkat mengenai aspek hukum terkait merekam film di dalam bioskop.

    Pertanyaannya kemudian, apa sanksi atau denda bagi mereka yang kedapatan melakukan pembajakan dengan merekam film di bioskop? Ada beberapa poin yang bisa dijadikan acuan dalam peraturan perundang-undangan terkait hal ini.

    –  UU Hak Cipta UU Pasal 9 ayat (1) yang menegaskan hukuman paling lama 10 tahun penjara atau denda mulai Rp 1 juta sampai Rp 4 miliar.

    Undang-undang ini mengatur tentang tindakan sengaja menyiarkan, mendistribusikan, memamerkan, atau menjual kepada publik sebuah karya atau barang yang melanggar hak cipta atau hak terkait.

    –  UU ITE  pasal 32, pasal 48 nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Pidana penjara paling lama 8 tahun dan denda sampai Rp 2 miliar.

    Tindakan yang dimaksud adalah dengan sengaja mengubah, menambah, mengurangi, atau merusak informasi elektronik milik orang lain.

    Diberitakan sebelumnya, kejadian ini bermula saat Akbarry Noor menegur ibu tersebut karena kedapatan merekam sebagian adegan film yang tengah diputar di layar bioskop. 

    Tindakan merekam film di bioskop memang sudah menjadi peraturan dan penonton dilarang mengambil gambar selama tayangan berlangsung. 

    Selain itu, biasanya penonton akan diberitahu terlebih dahulu mengenai larangan tersebut sebelum film dimulai, karena dianggap sebagai bentuk pembajakan.

    Alih-alih ingin mengingatkan ibu-ibu tersebut karena dilarang merekam film, konten kreator tersebut malah mendapatkan cacian dari penonton itu. 

    Akbarry Noor pun bertanya kepada ibu-ibu tersebut, apakah dia paham akan peraturan di bioskop bahwa penonton dilarang merekam film selama penayangan.

    “Ngerekam adegan film di bioskop itu boleh atau enggak?” kata Akbarry yang kemudian dibagikan di akun X @akbarry.

    Ibu-ibu yang mengenakan hijab cokelat itu merasa tersinggung dan mulai mengamuk. Ia merasa dituduh melanggar aturan, padahal menurutnya, dirinya hanya merekam sebagian kecil saja, bukan sepanjang film.

    “Kenapa lu bilang itu pembajakan? Buktinya apa? Kalau dari awal sampai akhir itu pembajakan, ngerti enggak lu?” ujar ibu-ibu itu.

    Bahkan ibu-ibu tersebut berdalih, penonton yang lain pun melakukan hal serupa, tetapi mengapa hanya dirinya yang ditegur oleh Akbarry.

    Hingga berita ini ditayangkan belum ada klarifikasi dari ibu-ibu yang diduga merekam adegan film di bioskop itu dan terpergok konten kreator Akbarry Noor.