Tag: Johnson

  • Video Deadline 60 Hari untuk Perusahaan Obat AS Turunkan Harga

    Video Deadline 60 Hari untuk Perusahaan Obat AS Turunkan Harga

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengirimkan surat kepada 17 perusahaan farmasi terkemuka untuk menurunkan harga obat resep agar setara dengan harga terendah yang ditawarkan di negara maju lainnya, atau dikenal sebagai harga most favored nation/negara paling disukai (MFN).

    Daftar 17 perusahaan obat yang mendapatkan surat dari Trump adalah AbbVie, Amgen, AstraZeneca, Boehringer Ingelheim, Bristol Myers Squibb, Eli Lilly, EMD Serono, Genentech, Gilead, GSK, Johnson & Johnson, Merck, Novartis, Novo Nordisk, Pfizer, Regeneron, dan Sanofi.

    Dalam pernyataan yang dirilis di laman Gedung Putih (White House), pemerintahan Trump akan menindak tegas perusahaan yang menolak untuk bertindak. “Pemerintah federal akan mengerahkan segala cara yang kami miliki untuk melindungi keluarga-keluarga Amerika dari praktik penetapan harga obat yang terus-menerus dan tidak adil” tertulis dalam surat tersebut.

    Tonton video selengkapnya di sini…

  • AS Kembali Berdiskusi Setelah 7 Tahun, Bahas Proyek Luar Angkasa

    AS Kembali Berdiskusi Setelah 7 Tahun, Bahas Proyek Luar Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Bakanov tiba di Houston, Amerika Serikat (AS), untuk mengadakan pembicaraan dengan kepala sementara NASA, Sean Duffy pada Selasa (29/07/25).

    Pertemuan tatap muka tersebut menjadi yang pertama kalinya sejak terakhir kali diadakan pada 2018. Bakanov dan Duffy dijadwalkan akan melakukan pembicaraan pada 31 Juli mendatang, menurut kantor berita TASS Rusia.

    “Kami, bersama NASA berencana membahas proyek bersama yang sedang berlangsung,” jelas pihak Roscosmos terkait tujuannya berkunjung ke AS, dilansir Reuters (29/07/25).

    Proyek kerjasama Roscosmos-NASA itu mencakup program lintas penerbangan, perpanjangan masa operasional Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan kerja gugus tugas gabungan Rusia-AS terkait deorbit ISS yang aman, serta pembuangan laut terkendali di masa mendatang.

    Nantinya, Bakanov bersama pejabat NASA akan mengunjungi divisi Johnson Space Center dan fasilitas produksi Boeing untuk pembicaraan dengan pimpinan program luar angkasa perusahaan.

    Selain itu, menjelang peluncuran penerbangan SpaceX Crew-11 NASA, yang dijadwalkan pada 31 Juli, Kepala Roscosmos itu juga akan bertemu dengan awak pesawat ruang angkasa Crew Dragon, yang mencakup kosmonot Rusia, Oleg Platonov.

    Oleg akan tergabung dalam kumpulan kru yang juga terdiri dari tiga astronot lainnya. Mereka adalah perwakilan NASA, Zena Cardman dan Mike Fincke, dan satu astronot Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Kimiya Yui.

    Selama waktu empat astronot tersebut berada di laboratorium yang mengorbit di luar angkasa, mereka akan melakukan penelitian baru untuk mempersiapkan eksplorasi manusia di luar orbit rendah bumi, serta untuk memberi manfaat bagi sesama manusia di Bumi.

    Hubungan Amerika Serikat dan Rusia di sejumlah bidang sudah memburuk sejak invasi Rusia ke Ukraina dilancarkan pada tahun 2022. Namun, kedua negara tersebut masih melakukan kerja sama yang erat di bidang program luar angkasa.

    Pertemuan terakhir antara pimpinan Roscosmos dan NASA terjadi pada Oktober 2018, ketika Direktur Jenderal Roscosmos saat itu, Dmitry Rogozin bertemu langsung dengan Administrator NASA, Jim Bridenstine di Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan.

    Pada hari-hari awal setelah Trump kembali menjabat pada Januari, Rusia dan AS bergerak lebih dekat untuk memulihkan hubungan, tetapi Presiden Donald Trump sejak saat itu menjadi tidak sabar dengan Moskow, dengan memberi Rusia waktu 10-12 hari untuk membuat kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun).

  • Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    JAKARTA – Panggung final Piala Dunia Antarklub 2025 dicoba dicuri sorot kameranya oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Laga final yang berlangsung panas antara Chelsea menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di Stadion MetLife, New York, Senin pagi WIB, itu seolah-olah menjadi kesempatan emas bagi Trump untuk muncul dan mengambil alih sorotan dunia.

    Sejatinya panggung final dalam kompetisi dengan format baru ini adalah milik Chelsea yang menghajar jawara Liga Champions musim ini, Paris Saint-Germain, dengan keunggulan tiga gol tanpa balas.

    Jika ditanya seseorang yang layak memperoleh sorotan utama tentu saja aksi dari Cole Palmer yang membawa The Blues jawara setelah menyumbangkan dua gol dan satu assits dalam laga ini.

    Pemain tim nasional Inggris tersebut juga diganjar gelar pemain terbaik turnamen atas aksinya yang begitu konsisten hingga mengantarkan Chelsea juara.

    Namun, sorotan utama seakan dicuri dari Palmer, setelah Trump muncul sebagai cameo dalam laga final ini.

    Trump dan sorotan

    Dalam kondisi suhu New York yang berada di titik 30 derajat celcius, upacara pengangkatan trofi Piala Dunia Antarklub 2025 justru terkesan bertele-tele.

    Secara susunan waktu, kick-off laga ini juga terlambat selama sembilan menit dari waktu yang dijadwalkan.

    Upacara seremoni pengangkatan trofi dilakukan pada pukul 22.58 waktu setempat, atau memakan kurang lebih durasi 40 menit untuk mempersiapkan panggung upacara seremoni.

    Seremoni pengangkatan trofi juga tak berjalan baik, ketika Trump yang seharusnya meninggalkan podium malah ikut berselebrasi di samping kapten Chelsea, Reece James.

    Padahal aksi Trump tersebut menuai tanda tanya dan reaksi dari para pemain Chelsea yang berdiri di belakangnya seperti Robert Sanchez, Marc Cucurella, dan Cole Palmer.

    Dalam sebuah seremoni, tak seharusnya Trump ikut berdiri merayakan kemenangan dengan tim juara terlepas posisinya kini sebagai Presiden Amerika Serikat.

    Ini menjadi seremoni buruk yang terkesan menjadi panggung bagi para politisi khususnya Trump yang ingin mencuri perhatian publik melalui gelaran turnamen sepak bola.

    Padahal kehadiran Trump sejak awal memang tak begitu dianggap setelah serangkaian cemooh dilontarkan para penggemar di stadion ketika kamera menyorot dan menampilkannya di layar raksasa saat pertandingan akan dimulai.

    Namun, Presiden berusia 79 tahun tersebut tetap memanfaatkan panggung sepak bola ini sebagai salah satu momentum mendapatkan sorotan publik.

    Trump mengungkapkan bahwa olahraga bisa menjadi salah satu alat untuk bisa menyatukan perdamaian dunia.

    “Ini tentang persatuan, tentang semua orang berkumpul, banyak cinta antara negara-negara. Saya rasa ini adalah olahraga yang paling internasional, itu benar-benar bisa menyatukan dunia,” kata Trump sebagaimana dikutip dari DAZN.

    Segala cara kini coba dilakukan oleh Trump yang memang tengah dalam sorotan sebagai salah satu dalang di balik sejumlah kebijakan kontroversial seperti mengenai penetapan tarif perdagangan Amerika Serikat hingga keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang antara Israel melawan Iran.

    Sepak bola sebagai alat politik

    Trump bukanlah satu-satunya politisi yang memanfaatkan sepak bola sebagai momen untuk bisa memperoleh sorotan dunia.

    Sepak bola sebagai ajang olahraga yang paling digemari oleh publik di seluruh jagad raya ini memang kerap dimanfaatkan oleh politisi untuk bisa menuai popularitas hingga membangun citra.

    Ajang sepak bola kini tak bisa dipisahkan dengan alat propaganda politik, bahkan fenomena ini sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu.

    Hal yang mendasari fenomena ini bisa terjadi adalah karena sepak bola bisa menjadi magnet yang kuat untuk bisa menarik berbagai aspek kepentingan.

    Sebut saja gelaran Piala Dunia 1934 yang berlangsung di Italia sebagai alat politik dari Benito Mussolini.

    Mussolini kala itu ingin menanamkan paham fasisme agar lebih kuat mengakar di Italia, serta memperkenalkan fasisme ke dunia dengan menghelat ajang sepak bola yang punya muatan dan kental dengan hal-hal berbau fasis.

    Lalu Piala Dunia 1978 yang berlangsung di Argentina sebagai alat propaganda dari Jorge Rafael Videla yang tengah berupaya membangun citra kepada dunia pasca kudeta.

    Jorge Rafael Videla yang naik takhta dan memimpin Argentina sejak Maret 1976 memang mempersiapkan ajang Piala Dunia 1978 untuk memoles citranya sebagai pemimpin yang baik-baik saja dan memperkuat nasionalisme penduduk Argentina.

    “Piala Dunia 1978 amat penting bagi Videla. Ajang empat tahunan FIFA itu bahkan bisa memberikan dampak besar terhadap kekuasaannya: menunjukkan Argentina masih baik-baik saja, memperkuat semangat nasionalisme, hingga memberikan kesempatan lebih besar bagi Videla untuk membungkam musuh-musuhnya,” tulis Jonathan Wilson dalam bukunya Angel with Dirty Faces (2015).

    Hal yang sama juga terjadi di gelaran Piala Dunia 2018, ketika Rusia selaku tuan rumah ingin memanfaatkan ajang tersebut sebagai panggung untuk memperbaiki citra dan reputasi mereka di mata dunia internasional.

    Kala itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menuding Presiden Rusia Vladimir Putin mencurigai bahwa ajang Piala Dunia 2018 dimanfaatkan sebagai propaganda Rusia.

    Melihat sorotan yang begitu besar diperoleh dari pentas sepak bola, rasanya terlalu naif jika para politisi tak memanfaatkannya bahkan untuk sekedar soft selling. Melepaskan sepak bola dengan politisi seakan menjadi mitos dan bualan semata yang dijual hingga kini.

  • Kepulan Asap Setelah Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    Kepulan Asap Setelah Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    Kepolisian Essex menerima laporan sebuah pesawat kecil sepanjang 12 meter jatuh dan terbakar di Bandara London Southend. Kepulan asap membumbung tinggi dari lokasi kejadian.

    Reuters melaporkan belum diketahui secara pasti berapa penumpang yang ada di dalam pesawat tersebut. Sementara pihak bandara mengatakan layanan penerbangan akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    Melansir BBC, seorang saksi mata bernama John Johnson (40) mengatakan, “Pesawat lepas landas mungkin dalam tiga atau empat detik. Pesawat mulai miring berat ke kiri. Dalam beberapa detik setelah itu, pesawat hampir terbalik dan menghantam tanah. Ada bola api besar”. Johnson lalu menelepon 999 untuk melaporkan kejadian itu.

    Tonton berita video lainnya di sini!

  • Badai PHK Massal Hantam NASA, 2.415 Orang Dipecat Gara-gara Trump

    Badai PHK Massal Hantam NASA, 2.415 Orang Dipecat Gara-gara Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Efisiensi anggaran yang dicanangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak besar pada NASA. Badan Antariksa itu diperkirakan akan kehilangan 2.415 staf senior.

    Informasi tersebut berasal dari laporan Politico. Sementara, Engadget mengatakan pengurangan staf bersifat sukarela.

    Dalam laporan Politico menyebutkan kebanyakan pekerja yang akan kena PHK berada di posisi senior. Artinya NASA akan kehilangan talenta dengan keahlian khusus atau pengalaman.

    Sebagian besar pegawai disebutkan bertugas untuk misi NASA menuju antariksa. Sisanya berasal dari manajemen lembaga.

    “Termasuk 1.818 staf di bidang misi seperti sains atau penerbangan antariksa manusia, sisanya dengan peran pendukung misi seperti IT, manajemen fasilitas atau keuangan,” kata laporan Politico, dikutip dari Engadget, Kamis (10/9/2025).

    Selain itu, PHK juga akan berdampak pada mereka yang bekerja di pusat regional organisasi. Termasuk 311 orang dari Kennedy Space Center dan 366 staf Johnson Space Center.

    Engadget menuliskan seluruh pusat NASA itu mengerjakan beberapa misi penting NASA. Kennedy Space Center jadi lokasi peluncuran roket utama NASA, Johnson Space untuk pangkalan operasi penerbangan manusia ke luar angkasa.

    Politico mengatakan pengunduran diri sukarela para pegawai itu hanya setengah dari usulan pemotongan staf yang diajukan dalam anggaran Gedung Putih.

    Sebelumnya pemerintahan Trump meminta anggaran NASA dipangkas lebih dari US$6 miliar pada tahun ini. Kebijakan kemungkinan akan berdampak pada berbagai misi dan proyek penelitian, termasuk stasiun orbit bulan Gateway.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Soal Transmisi Manual di Mobil Performa, Hyundai: Itu Sudah Lewat Zamannya

    Soal Transmisi Manual di Mobil Performa, Hyundai: Itu Sudah Lewat Zamannya

    JAKARTA – Mobil dalam segmen performa tinggi haruslah memiliki karakteristik menyenangkan untuk dikendarai sehingga para pengemudi mampu merasakan sensasi berbeda yang membuatnya menyatu bersama kendaraannya.

    Salah satu hal yang dirindukan pada mobil performa tinggi saat ini adalah kehadiran kembali transmisi manual, di mana para pengemudi memiliki kuasa dalam memindahkan gigi ketika mengendarai kendaraannya secara tradisional.

    Meskipun demikian, Managing Director Hyundai Motor Europe Technical Centre, Tyrone Johnson mengatakan bahwa anggapan tersebut tidaklah tepat. Ia berpendapat bahwa saat ini pengemudi tidaklah merindukan hal berbau konvensional seperti tuas transmisi manual, rem parkir konvensional, hingga instrumen analog.

    “Tidak ada yang menginginkan transmisi manual dan rem tangan lagi, atau instrumen analog seperti pada masa lampau,” kata Johnson dikutip dari Car Magazine, Rabu, 9 Juli.

    Ia juga menambahkan bahwa dunia mobil sport saat ini tidak dalam sekarat dan menunjukkan transisi era baru kendaraan listrik (EV) dengan performa lebih baik dibandingkan mesin pembakaran internal (ICE).

    “Saya tidak mengerti gagasan bahwa mobil performa sedang sekarat. Jika kalian ingin melaju kencang, tidak ada yang lebih baik dari EV,” tambah Johnson.

    Meskipun demikian, Johnson masih bisa memahami mengapa banyak orang merindukan mobil sport yang memiliki suara dengan sensasi berbeda. Oleh karenanya, pihak Hyundai memasukkan suara imitasi dalam Ioniq 5 N.

    “Saya bisa mengerti bahwa beberapa orang ingin memiliki mobil dengan suara, getaran, dan hal-hal seperti itu. Masukan sensorik tersebut membantu otak manusia memahami apa yang terjadi di dalam mobil,” jelasnya.

    Saat ini, Hyundai menunjukkan komitmennya dalam transisi menuju elektrifikasi dengan menghadirkan Ioniq 5 N yang memulai debut globalnya sejak 2023 lalu. Mobil ini disebut merupakan revolusioner bagi dunia EV performa tinggi.

    Ioniq 5 N ditenagai oleh motor listrik ganda yang menghasilkan tenaga sebesar 600 hp dan torsi sebesar 748 Nm. Dengan fitur N Grin Boost, angka tersebut dapat meningkat menjadi 641 hp dan torsi 770 Nm.

    Dengan daya tersebut, Ioniq 5 N mampu mencapai kecepatan 0 hingga 100 km/jam dalam waktu sekitar 3,5 detik, dengan kecepatan maksimal mencapai 260 km/jam.

    Dalam waktu dekat, pabrikan berlogo ‘H’ miring ini akan memperluas jajaran mobil subdivisi Hyundai N dengan meluncurkan Ioniq 6 N yang berlangsung pada gelaran Goodwood Festival of Speed 2025 dalam waktu dekat.

  • 4 Fakta UU Baru di AS Dikritik Habis-habisan, tapi Trump Cuek Aja

    4 Fakta UU Baru di AS Dikritik Habis-habisan, tapi Trump Cuek Aja

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani undang-undang (UU) pemangkasan pajak dan anggaran yang diberi nama One Big Beautiful Bill Act. Paket kebijakan yang dianggap kontroversial itu tetap disetujui meskipun menuai kritik keras.

    Beberapa kalangan khawatir UU ini justru akan membebani keuangan Negeri Paman Sam. Namun, Trump mengklaim undang-undang terbaru yang dinantikan oleh banyak pihak.

    “Saya belum pernah melihat rakyat kita sebahagia ini. Banyak kelompok masyarakat yang merasa diperhatikan, dari kalangan militer, masyarakat sipil, hingga berbagai jenis pekerjaan,” ujar Trump saat upacara, dilansir dari Reuters, Sabtu (5/7/2025).sebahagia ini. Banyak kelompok masyarakat merasa diperhatikan, dari kalangan militer, masyarakat sipil, hingga berbagai jenis pekerjaan,” ujar Trump saat upacara, dilansir dari Reuters, Sabtu (5/7/2025).

    Berikut 4 fakta undang-undang baru buat warga AS itu:1. Diteken 4 Juli Disertai Perayaan Besar

    Penandatanganan undang-undang tersebut dilakukan Trump pada Jumat, (4/7/2025) atau bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli. Acara penandatanganan diadakan di luar ruangan dan bernuansa seperti kampanye politik Trump.

    Para pendukung Trump hadir di sana serta menampilkan juga pertunjukan jet militer di langit. Rancangan undang-undang tersebut disahkan hanya sehari sebelumnya oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang menguasai Partai Republik, dengan perolehan suara tipis 218-214, setelah kejadian sengit di ruang sidang.

    Trump juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPR Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat John Thune yang memuluskan proses pengesahan di parlemen.Thune yang memuluskan proses pengesahan di parlemen.

    2. Isi Singkat

    Aturan ini akan memasukkan kebijakan keras Trump soal imigrasi, menjadikan pemotongan pajak tahun 2017 bersifat permanen, serta diperkirakan akan menyebabkan jutaan warga Amerika kehilangan asuransi kesehatan.

    Isi akhir RUU itu menetapkan pemotongan pajak 2017 menjadi permanen serta menambahkan berbagai insentif lainnya. Regulasi ini juga memberikan insentif pajak untuk penghasilan tip, gaji lembur, dan pinjaman mobil.

    Di sisi lain, pemotongan besar diberlakukan terhadap program sosial seperti Medicaid dan bantuan pangan, penghapusan insentif energi bersih, serta mengubah sistem pinjaman mahasiswa federal.

    Analisis dari Yale Budget Lab menyebutkan kebijakan ini bisa menguntungkan mereka yang memiliki tingkat kepuasan tinggi, tetapi justru menyulitkan warga berpendapat rendah yang bergantung pada Medicaid dan SNAP.

    Salah satu contoh kebijakannya adalah terkait ambang nilai yang tidak dikenakan pajak terkait warisan dan hadiah. Dalam aturan terbaru terakumulasi dari sebelumnya US$ 13,99 juta menjadi US$ 15 juta (lajang), serta dari US$ 27,98 juta menjadi US$ 30 juta (yang sudah berpasangan).kebijakannya adalah terkait ambang nilai yang tidak dikenakan pajak terkait warisan dan hadiah. Dalam aturan terbaru nilainya dinaikkan dari sebelumnya US$ 13,99 juta menjadi US$ 15 juta (lajang), serta dari US$ 27,98 juta menjadi US$ 30 juta (yang sudah berpasangan).

    Kemudian, ada potongan pajak sebesar US$ 6.000 bagi lansia berusia 65 tahun, berlaku tahun 2025-2028. Dengan catatan, kebijakan ini berlaku bagi tempat bermalam tak lebih dari US$ 75 ribu (pribadi) dan US$ 150 ribu (berpasangan).

    Lalu program asuransi kesehatan federal yang mencakup lebih dari 71 juta orang mengalami pemotongan anggaran. Berdasarkan estimasi dari Congressional Budget Office (CBO), undang-undang baru ini akan memangkas sekitar US$ 1 triliun dari Medicaid.

    Undang-undang ini juga memotong anggaran program bantuan pangan melalui Supplemental Nutrition Assistance Program (SNAP), yang sebelumnya dikenal sebagai food stamps. Menurut Center on Budget and Policy Priorities (CBPP), pemangkasan ini berpotensi mempengaruhi lebih dari 40 juta orang.

    Jumlah itu mencakup sekitar 16 juta anak-anak, 8 juta lansia, dan 4 juta penyandang disabilitas dewasa yang bukan lansia. Negara bagian akan diminta menanggung sebagian biaya untuk menutupi kekurangan pendanaan dari pemerintah pusat.

    Masih banyak aturan lain yang diatur dalam undang-undang tersebut, seperti batas pinjaman dan manfaat pinjaman bagi mahasiswa, potongan pajak terhadap tip, potongan pajak untuk lembur, hingga penghapusan insentif pajak untuk program kendaraan listrik.

    3. Diprediksi Nambah Utang Rp 53.000 Triliun

    Regulasi yang baru disahkan itu dianggap kontroversial karena bakal membebani keuangan AS. Analisis terbaru dari Congressional Budget Office (CBO) undang-undang itu akan memperburuk kondisi utang nasional dan membuat banyak warga kehilangan akses layanan kesehatan.

    Dilansir dari New York Times, Sabtu (5/7/2025), utang pemerintah AS diprediksi akan naik sebesar US$ 3,3 triliun atau Rp 53.460 triliun (kurs Rp 16.200). Saat ini utang nasional AS tercatat mencapai US$ 36,2 triliun.

    Bahkan, angka US$ 3,3 triliun dari CBO disebut belum mencakup biaya bunga tambahan atas utang baru, yang bisa membuat total penambahan utang mendekati US$ 4 triliun.

    Hitungan itu jauh lebih tinggi dari yang sebelumnya dinyatakan oleh sebagian anggota Partai Republik yang dikenal konservatif soal anggaran. Hitungan itu lebih tinggi dari versi DPR AS yang sebesar US$ 2,4 triliun.

    Dari total utang nasional AS yang sebesar US$ 36,2 triliun, sebesar US$ 29 triliun di antaranya adalah jenis utang publik. Diproyeksi pemerintahan Trump akan meminjam tambahan US$ 21 triliun dalam dekade mendatang.

    Selain itu, dilansir dari AFP, sekitar 11,8 juta warga AS diprediksi akan kehilangan asuransi kesehatan pada 2034. Jumlah itu meningkat dari 10,9 juta dalam versi sebelumnya.

    4. Tuai Kritik Keras

    Mengutip NBC News, kritik tajam membanjiri undang-undang tersebut, terutama dari pihak oposisi. Hakeem Jeffries dari Partai Demokrat bahkan mencatatkan rekor orasi terlama dalam sejarah DPR AS saat mengkritik partai Republik yang mendukung undang-undang tersebut.

    Ia tercatat berpidato selama 8 jam 44 menit sambil melontarkan kritikan dan meminta pengesahan aturan tersebut ditunda. Pidatonya dimulai tepat sebelum pukul 5 pagi.

    Dalam orasi panjang tersebut, Jeffries membacakan catatan dari sejumlah warga AS yang menurutnya akan terdampak oleh pemangkasan program Medicaid dan bantuan pangan SNAP.

    Jeffries menyebut RUU tersebut hanya akan menguntungkan para miliarder. Ia juga menyebut puluhan ribu orang akan mati akibat pengurangan terhadap layanan kesehatan.Jeffries menyebut RUU tersebut hanya akan menguntungkan para miliarder. Ia juga menyebut puluhan ribu orang akan mati akibat pengurangan terhadap layanan kesehatan.

    “Orang-orang akan mati. Puluhan ribu, mungkin tahun demi tahun, sebagai akibat dari serangan Partai Republik terhadap layanan kesehatan rakyat Amerika,” tegas Jeffries.Jeffries.

    Jeffries mengakhiri pidatonya yang berlangsung selama 8 jam 44 menit tak lama setelah pukul 13.30 siang. Ia menutup dengan sambutan tepuk tangan meriah dari para anggota Demokrat yang mengenalnya dan memeluknya satu per satu.Jeffries mengakhiri pidatonya yang berlangsung selama 8 jam 44 menit tak lama setelah pukul 13.30 siang. Ia menutup dengan disambut tepuk tangan meriah dari para anggota Demokrat yang meneriakkan namanya dan memeluknya satu per satu.

    (ily/hns)

  • Trump Teken UU Pajak-Anggaran ‘Big Beautiful’ Saat Seremoni 4 Juli

    Trump Teken UU Pajak-Anggaran ‘Big Beautiful’ Saat Seremoni 4 Juli

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang (RUU) pajak dan belanja negara yang disebut “One Big Beautiful Bill” pada Jumat (4/7), saat seremoni hari kemerdekaan AS 4 Juli di Gedung Putih. Ini menandai RUU itu telah resmi menjadi undang-undang yang akan berlaku di AS.

    Penandatanganan ini, seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (5/7/2025), dilakukan setelah parlemen AS, yang didominasi politisi Partai Republik, meloloskan RUU yang menuai kritikan dari Partai Demokrat dan miliarder terkemuka AS, Elon Musk, mantan sekutu dekat Trump.

    “Amerika menang, menang, memang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Trump sebelum menandatangani RUU tersebut dalam seremoni yang digelar di luar ruangan di South Lawn Gedung Putih, tepat saat perayaan 4 Juli.

    Undang-undang itu menjadi perwujudan dari banyak janji kampanye Trump, mulai dari memperpanjang pemotongan pajak sejak masa jabatan pertamanya, meningkatkan pengeluaran militer, dan menyediakan dana baru yang besar untuk upaya deportasi migran oleh pemerintahan Trump.

    “Itu bagus. One Big Beautiful Bill,” ucap Trump saat menandatangani dokumen UU itu dengan diapit oleh sejumlah anggota parlemen AS dari Partai Republik.

    Trump berusaha mengecilkan kritikan dari kalangan Partai Demokrat yang menilai UU itu akan memangkas program kesejahteraan sosial, dengan mengatakan: “Anda bahkan tidak akan menyadarinya”.

    Undang-undang yang akan mendanai penindakan keras Trump terhadap imigrasi itu, menjadikan pemotongan pajak yang berlaku tahun 2017 permanen, dan diperkirakan akan melepaskan jutaan warga Amerika dari asuransi kesehatan.

    Lihat juga Video ‘Trump Lagi-lagi Ngaku Kecewa ke Putin: Dia Tak Mau Hentikan Perang’:

    DPR AS meloloskan RUU itu dengan 218 suara dukungan melawan 214 suara yang menolak — semua anggota DPR dari Partai Demokrat memberikan penolakan. Dua anggota DPR dari Partai Republik — dari total 220 anggota Republikan — bergabung dengan para anggota DPR dari Partai Demokrat dalam menolak RUU itu.

    “Saya tidak pernah melihat orang-orang begitu bahagia di negara kita karena hal itu, karena begitu banyak kelompok orang yang berbeda yang sedang diurus: militer, warga sipil dari semua golongan, pekerjaan dari semua jenis,” ucap Trump saat berpidato dalam seremoni itu.

    Trump berterima kasih kepada Ketua DPR AS Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat AS John Thune yang membawa RUU itu diloloskan melalui dua majelis dalam Kongres AS.

    “Jadi, Anda memiliki pemotongan pajak terbesar, pemotongan pengeluaran terbesar, investasi keamanan perbatasan terbesar dalam sejarah Amerika,” kata Trump.

    Seremoni penandatanganan itu diwarnai oleh jet-jet militer AS yang terbang di atas kepala dan kehadiran ratusan pendukung Trump. Didampingi Ibu Negara AS, Melania, Trump kemudian menyaksikan dari balkon Gedung Putih saat dua pesawat pengebom B-2 mengudara dengan disertai jet tempur F-35 dan F-22.

    Lihat juga Video ‘Trump Lagi-lagi Ngaku Kecewa ke Putin: Dia Tak Mau Hentikan Perang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bodo Amat Banjir Kritik! Trump Teken Undang-undang Kontroversial Ini

    Bodo Amat Banjir Kritik! Trump Teken Undang-undang Kontroversial Ini

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani paket undang-undang pemangkasan pajak dan anggaran (One Big Beautiful Bill Act), di Gedung Putih pada Jumat kemarin (4/7/2025). Proses itu dilakukan bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli.

    Acara penandatanganan digelar di luar ruangan dan bernuansa seperti kampanye politik Trump. Para pendukung Trump hadir di sana serta ditampilkan juga pertunjukan jet militer di langit.

    Rancangan undang-undang tersebut disahkan hanya sehari sebelumnya oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai Partai Republik, dengan perolehan suara tipis 218-214, setelah perdebatan sengit di ruang sidang.

    Aturan ini akan mendanai kebijakan keras Trump soal imigrasi, menjadikan pemotongan pajak tahun 2017 bersifat permanen, serta diperkirakan akan menyebabkan jutaan warga Amerika kehilangan asuransi kesehatan.

    “Saya belum pernah melihat rakyat kita sebahagia ini. Banyak kelompok masyarakat merasa diperhatikan, dari kalangan militer, masyarakat sipil, hingga berbagai jenis pekerjaan,” ujar Trump saat upacara, dilansir dari Reuters, Sabtu (5/7/2025).

    Trump juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPR Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat John Thune yang memuluskan proses pengesahan di parlemen.

    “Inilah pemotongan pajak terbesar, pemangkasan belanja terbesar, dan investasi keamanan perbatasan terbesar dalam sejarah Amerika,” tambah dia.

    Acara ini memang sengaja dijadwalkan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan di halaman selatan Gedung Putih, lengkap dengan atraksi pesawat pembom siluman dan jet tempur. Pesawat ini merupakan jenis yang sebelumnya digunakan dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Dalam pidato yang penuh pernyataan bangga soal posisi AS di bawah kepemimpinannya, Trump kemudian menandatangani undang-undang tersebut. Ia juga berfoto bersama para pemimpin Partai Republik di Kongres, anggota kabinetnya, dan menyapa para pendukung yang hadir.

    Pengesahan undang-undang ini dianggap sebagai kemenangan besar bagi Trump dan sekutunya dari Partai Republik. Mereka meyakini kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Namun, sejumlah ekonom memperkirakan langkah ini justru akan menambah lebih dari US$ 3 triliun alias sekitar Rp 53.000 triliun ke utang nasional yang saat ini sudah mencapai US$ 36,2 triliun.

    Tuai Kritik Tajam

    Mengutip NBC News, kritik tajam membanjiri undang-undang tersebut, terutama dari pihak oposisi. Hakeem Jeffries dari Partai Demokrat bahkan mencatatkan rekor orasi terlama dalam sejarah DPR AS saat mengkritikpartai Republik yang mendukung undang-undang tersebut.

    Ia tercatat berpidato selama 8 jam 44 menit sambil melontarkan kritikan dan meminta pengesahan aturan tersebut ditunda. Pidatonya dimulai tepat sebelum pukul 5 pagi. Dalam orasi panjang tersebut, Jeffries membacakan catatan dari sejumlah warga AS yang menurutnya akan terdampak oleh pemangkasan program Medicaid dan bantuan pangan SNAP.

    Jeffries menyebut RUU tersebut hanya akan menguntungkan para miliarder. Ia juga menyebut puluhan ribu orang akan mati akibat pengurangan terhadap layanan kesehatan.

    “Orang-orang akan mati. Puluhan ribu, mungkin tahun demi tahun, sebagai akibat dari serangan Partai Republik terhadap layanan kesehatan rakyat Amerika,” tegas Jeffries.

    Jeffries mengakhiri pidatonya yang berlangsung selama 8 jam 44 menit tak lama setelah pukul 13.30 siang. Ia menutup dengan disambut tepuk tangan meriah dari para anggota Demokrat yang meneriakkan namanya dan memeluknya satu per satu.

    (ily/hns)

  • Geregetan dengan Trump, Elon Musk Ancam Bikin Partai Sendiri!

    Geregetan dengan Trump, Elon Musk Ancam Bikin Partai Sendiri!

    Jakarta

    Usai pecah kongsi dengan Donald Trump, orang terkaya di dunia ini tampaknya telah menetapkan pikirannya untuk memulai usaha baru: Mendirikan partai politiknya sendiri.

    Saat keretakan hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump ini terus terpampang nyata di depan publik, Elon Musk kembali melampiaskan penentangannya terhadap apa yang disebut “Big Beautiful Bill,” – sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja, yang menurutnya akan merusak mantra efisiensi yang ingin ditanamkannya di Washington.

    Musk bahkan memperingatkan anggota parlemen kubu Republik yang meloloskan RUU tersebut bahwa ia akan mencalonkan kandidat melawan mereka dalam pemilu pendahuluan tahun depan.

    Dan ia juga mengancam sistem dua partai AS yang lebih luas dengan janji akan membentuk faksi sendiri. “Jika RUU belanja yang gila ini disahkan, Partai Amerika akan dibentuk keesokan harinya,” tulisnya di X. “Negara kita membutuhkan alternatif untuk unipartai Demokrat-Republik, sehingga rakyat benar-benar memiliki SUARA.”

    Partai ketiga yang benar-benar kompetitif akan menjungkirbalikkan dominasi Demokrat-Republik selama lebih dari satu abad di semua tingkat pemerintahan.

    Tapi meskipun ada puluhan partai kecil yang sudah ada di seluruh AS selama puluhan tahun, sangat sedikit yang benar-benar mendekati atau bisa menyaingi dominasi dua partai besar itu.

    Partai Libertarian, yang didirikan pada tahun 1971, adalah yang terbesar ketiga di Amerika. Berkampanye untuk pasar bebas, pemerintahan kecil, dan kebebasan pribadi. Partai ini memiliki kinerja pemilihan presiden terbaiknya pada tahun 2016 dengan kandidat Gary Johnson, yang memenangkan 3,27% suara nasional.

    Partai Hijau adalah partai lama lainnya yang telah mencalonkan kandidat dalam pemilihan negara bagian dan federal. Seperti Libertarian, partai ini juga tidak memiliki kursi di pemerintahan.

    Daftar yang lengkap

    Sifat dasar sistem politik Amerika adalah prinsip “pemenang mengambil semuanya” melalui penggunaan sistem pemungutan suara “first past the post” yang meluas. Hal ini memberikan kemenangan bagi kandidat dengan suara terbanyak — yang hampir selalu dimenangkan Partai Republik atau Demokrat.

    Ada faktor lain yang menghambat keberhasilan partai ketiga, demikian menurut Bernard Tamas, seorang ilmuwan politik di Valdosta State University, AS, yang telah banyak menulis tentang subjek tersebut.

    Tamas mengatakan bahwa sangat penting bagi partai ketiga untuk memanfaatkan keresahan rakyat — sejumlah besar orang yang tidak puas dengan pilihan politik saat ini — dan membangun gerakan akar rumput yang kuat.

    “Salah satu masalah terbesar dengan partai-partai yang muncul adalah bahwa mereka tidak benar-benar memanfaatkan kemarahan itu,” ujar Tamas. Sebaliknya, partai-partai baru “cenderung lebih plin-plan dan [tidak] benar-benar berfokus pada dorongan kuat untuk perubahan.”

    Memanfaatkan akar rumput penting, begitu pula cuan

    Partai-partai menghabiskan miliaran dolar untuk membuat kandidat mereka terpilih. Menurut pengawas donasi OpenSecrets, hampir $16 miliar dihabiskan untuk pemilihan presiden dan kongres AS tahun 2024.

    Musk sendiri adalah donor terbesar dalam siklus pemilihan 2023-2024. Ia memberikan lebih dari $291 juta kepada Partai Republik, tersebar di berbagai kompetisi pemenangan pemilu.

    Dana kampanye yang besar membantu partai “mendapatkan suara” — misalnya untuk membeli materi iklan dan kampanye yang memperkenalkan kandidat kepada publik dan mendapatkan suara mereka.

    Banyaknya fulus yang mengalir tidak menjamin kemenangan. Demokrat menghabiskan lebih banyak uang daripada Republik pada tahun 2024. Meski demikian kucuran cuan tetap saja pasti membantu dalam proses memenangkan pemilu.

    “Anda membutuhkan uang untuk hal-hal seperti akses pemungutan suara dan sejumlah hal lainnya, tetapi tidak ada pihak ketiga yang akan memiliki cukup uang untuk bersaing dengan Partai Republik dan Demokrat dengan ketentuan mereka sendiri,” imbuh Tamas.

    Peringatan spoiler

    Bisakah partai ketiga menggantikan dominasi Demokrat atau Republik? Menurut Tamas, hal itu masih “jauh panggang dari api”. Alih-alih memenangkan kursi dan membangun kesuksesan jangka panjang, Tamas mengatakan mereka malah “menyengat seperti lebah.”

    “Mereka muncul dengan sangat cepat, mereka mencalonkan banyak kandidat di seluruh negeri dan kemudian mereka menyebabkan satu atau kedua partai besar menderita,” paparTamas. “Mereka pada dasarnya menarik suara.” Ini disebut “efek spoiler”, di mana kandidat yang tak puas mencuri suara dari kandidat arus utama yang seringkali memiliki ideologi yang sama.

    Dalam beberapa kasus, mereka dapat menarik cukup banyak suara sehingga calon terdepan kehilangan keunggulan dan jatuh ke posisi kedua. Ketakutan akan gelombang besar partai ketiga inilah yang menyebabkan partai-partai besar mengubah kebijakan mereka untuk menenangkan hati para pemilih ini.

    Namun setelah perubahan tercapai, seperti lebah yang menyengat korbannya, “ia akan mati”. ” Partai ketiga yang paling sukses di Amerika bertahan sekitar satu dekade. Begitu mereka menjadi ancaman yang terlalu besar, partai-partai besar mulai mencuri retorika dan ideologi mereka,” ujar Tamas.

    Apakah orang Amerika menginginkan partai baru?

    Tidak semua orang Amerika senang dengan pilihan mereka. Peringkat dukungan terhadap Donald Trump berada di wilayah negatif. Sedangkan jajak pendapat terbaru YouGov menemukan hampir 3 dari 5 orang Amerika memandang Partai Demokrat secara tidak baik. Pada tahun 2022, analisis Pew Research menemukan dukungan keseluruhan untuk lebih banyak partai dalam sistem politik.

    Namun, itu tidak berarti partai baru akan berhasil. Sebuah studi oleh dua ilmuwan politik AS pada Mei 2024 menemukan bahwa “partisan yang tidak puas” — Partai Republik dan Demokrat yang tidak puas dengan partai mereka sendiri — cenderung tidak memilih alternatif ketiga yang lebih berhaluan tengah.

    Menurut Tamas, cara tercepat untuk meraih sukses adalah dengan memanfaatkan kemarahan dan kekecewaan rakyat terhadap kondisi yang ada saat ini (status quo).

    Untuk orang seperti Musk, dia mungkin akan mendapat keuntungan jika mencontoh gerakan “Lawan Oligarki” yang dipimpin oleh tokoh-tokoh kiri seperti Alexandra Ocasio-Cortez dan Bernie Sanders yang sekarang sedang berkeliling Amerika.

    Atau, Musk juga bisa melihat gerakan MAGA (Make America Great Again) yang asli sebagai inspirasi jika dia ingin memulai partai politik baru.

    “Ini adalah contoh yang sangat bagus untuk ditirui, benar-benar mengambil peluang dari keluhan rakyat,” kata Tamas. “Mereka memaksa partai [besar] untuk merespons dengan mengancam karier dan mata pencaharian mereka,” pungkasnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Yuniman Fariid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini