Tag: Joe Biden

  • Inflasi AS Turun di Bawah Ekspektasi, Beban Biaya Hidup Masih Tinggi

    Inflasi AS Turun di Bawah Ekspektasi, Beban Biaya Hidup Masih Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi Amerika Serikat melambat di bawah perkiraan hingga November 2025, tetapi lonjakan harga kebutuhan pokok seperti daging sapi dan listrik tetap menekan daya beli rumah tangga.

    Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) yang dilansir dari Reuters pada Jumat (19/12/2025) mencatat, Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) AS pada November 2025 naik 2,7% (year on year/YoY). Catatan tersebut melambat dibandingkan kenaikan 3,0% dalam 12 bulan hingga September 2025. 

    Angka tersebut berada di bawah proyeksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 3,1%. Adapun, CPI tercatat meningkat 0,2% dalam periode dua bulan hingga November 2025.

    BLS menyatakan tidak dapat memberikan panduan spesifik kepada pengguna data untuk menavigasi hilangnya observasi pada Oktober 2025. 

    Sebagai informasi, data CPI umumnya dikumpulkan sepanjang bulan. Namun, penutupan pemerintahan federal (government shutdown) selama 43 hari menyebabkan pengumpulan data tertunda hingga paruh kedua November 2025, bertepatan dengan periode diskon musim liburan.

    Penutupan pemerintahan juga membuat BLS tidak dapat merilis perubahan inflasi bulanan untuk November karena sebagian besar data Oktober 2025 tidak terkumpul. Bahkan, rilis CPI Oktober dibatalkan sepenuhnya, menjadi kali pertama BLS tidak menerbitkan data CPI bulanan.

    Para ekonom memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan berlebihan dari laporan yang dinilai “berlubang-lubang” tersebut. Diskon akhir tahun untuk produk seperti pakaian dan peralatan rumah tangga diduga turut memberi bias penurunan pada data inflasi.

    “Laporan ini tidak hanya berisik dan penuh celah, tetapi juga memberikan gambaran inflasi yang bias ke bawah,” kata Kepala Ekonom EY-Parthenon, Gregory Daco.

    Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan para pembuat kebijakan akan mencermati data ekonomi yang tertunda dengan hati-hati dan sikap skeptis, mengingat gangguan pengumpulan data selama penutupan pemerintahan

    Meski demikian, pejabat Gedung Putih segera merespons rilis laporan tersebut. Penasihat ekonomi utama Trump menyebut data CPI sangat bagus, beberapa jam setelah presiden menyampaikan pidato nasional yang menyoroti isu keterjangkauan harga. 

    Biaya Hidup Jadi Tantangan Trump

    Biaya hidup diperkirakan tetap menjadi isu politik menjelang 2026, ketika Trump dan Partai Republik berupaya mempertahankan kendali atas Kongres AS.

    Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi akan kembali meningkat pada Desember, seiring pelaku usaha masih meneruskan kenaikan biaya akibat tarif impor kepada konsumen. Selain itu, pertumbuhan pesat pusat data kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan mendorong permintaan listrik.

    Kebijakan tarif impor Trump telah mendorong kenaikan harga sejumlah barang, meski dampaknya berlangsung bertahap. 

    Kepala Ekonom AS Pantheon Macroeconomics, Samuel Tombs, memperkirakan sekitar 40% tarif telah diteruskan ke konsumen hingga September dan angka tersebut berpotensi naik menjadi 70% pada Maret.

    Harga daging sapi melonjak 15,8% (YoY) pada November—kenaikan terbesar sejak Juni 2020—dengan harga daging giling naik 14,9%. Harga kopi melonjak 18,8%. 

    Sementara itu, Trump telah memangkas tarif pada sejumlah komoditas, termasuk daging sapi, pisang, dan kopi, meski penurunan harga di tingkat konsumen diperkirakan membutuhkan waktu.

    Harga listrik naik 6,9%, tertinggi sejak April 2023. Sebaliknya, harga telur turun 13,2%, sedangkan harga bensin naik 0,9%. Harga kendaraan baru naik tipis 0,6% karena produsen menyerap sebagian biaya terkait tarif.

    “Meski inflasi inti terlihat positif, konsumen kemungkinan masih merasa tertekan karena harga banyak kebutuhan pokok di luar perumahan tetap naik cepat,” ujar Kepala Ekonom Comerica Bank, Bill Adams.

    Trump, yang memenangkan pemilu presiden 2024 dengan janji menurunkan inflasi, dalam beberapa pekan terakhir bergantian meremehkan isu keterjangkauan harga, menyalahkan Mantan Presiden Joe Biden, dan menjanjikan manfaat kebijakan ekonominya mulai tahun depan.

    Pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,50%—3,75%, namun memberi sinyal biaya pinjaman tidak akan turun lebih jauh dalam waktu dekat sambil menunggu kejelasan arah pasar tenaga kerja dan inflasi.

    Di luar komponen pangan dan energi, inflasi inti naik 2,6% (YoY) pada November, terendah sejak Maret 2021. Inflasi inti tercatat naik 0,2% pada periode September hingga November.

    The Fed sendiri menjadikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) sebagai acuan target inflasi 2%.

    Sementara itu, biaya perumahan—yang mencakup sewa dan tarif hotel—naik 0,2% dalam periode yang sama, angka yang dinilai sebagian ekonom kurang realistis mengingat komponen ini menyumbang lebih dari 40% inflasi inti.

    Kendati demikian, para ekonom menilai inflasi berpeluang melambat pada 2026 seiring meredanya dampak tarif dan melunaknya pasar tenaga kerja, yang turut menahan pertumbuhan upah dan inflasi jasa.

    Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat klaim awal tunjangan pengangguran turun 13.000 menjadi 224.000 pada pekan yang berakhir 13 Desember, mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja relatif stabil.

    “Inflasi memang melambat secara tren, meski data terbaru ini cenderung melebihkan perlambatan tersebut. Dikombinasikan dengan pasar tenaga kerja yang melunak, kami masih nyaman dengan peluang pemangkasan suku bunga pada Maret dan Juni tahun depan,” kata Ekonom Senior Wells Fargo, Michael Pugliese. 

  • Terungkap! Ini Sosok yang Dijagokan Trump Jadi Bos The Fed

    Terungkap! Ini Sosok yang Dijagokan Trump Jadi Bos The Fed

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Jumat (12/12) bahwa Kevin Warsh menjadi kandidat terkuat Ketua The Fed. Masih ada kandidat lain yang bersaing.

    “Ya, saya pikir dia,” kata Trump dikutip dari CNBC, Sabtu (13/12/2025).

    Merujuk dari ucapan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett, yang sebelumnya dijagokan pasar, Trump mengatakan keduanya merupakan orang hebat. Hasset mengatakan bahwa ia akan bersedia jika diminta menjadi Ketua The Fed.

    “Saya pikir Anda memiliki Kevin dan Kevin. Mereka berdua, saya pikir kedua Kevin itu hebat. Saya pikir ada beberapa orang lain yang hebat,” ujar Trump.

    Sementara itu, Senator Elizabeth Warren khawatir Trump akan menunjuk ‘boneka’ sebagai Ketua The Fed. Trump mengulangi pernyataan masa lalu bahwa Ketua The Fed harus berkonsultasi dengan presiden tentang keputusan suku bunga.

    “Biasanya, itu tidak dilakukan lagi. Dulu itu dilakukan secara rutin. Seharusnya tetap dilakukan,” katanya.

    Trump telah berselisih dengan Ketua Fed saat ini, Jerome Powell hampir sejak saat ia mencalonkannya untuk posisi tersebut pada 2017. Trump mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga, bahkan tidak puas dengan laju pemotongan saat ini.

    The Fed terakhir memotong suku bunga pada Rabu (10/12) ke kisaran 3,5-3,75% yang menurut Trump seharusnya lebih rendah lagi. Trump mencatat bahwa Warsh sebagian besar setuju dengannya tentang kebijakan moneter.

    “Dia berpikir Anda harus menurunkan suku bunga, dan begitu juga semua orang lain yang telah saya ajak bicara,” ujar Trump.

    Sepanjang tahun ini, Trump kerap menyalahkan eks Menteri Keuangan Steve Mnuchin karena merekomendasikan Powell. Trump sebenarnya lebih memilih Menteri Keuangan saat ini, Scott Bessent untuk mengambil peran tersebut, tapi ia berulang kali mengatakan tidak tertarik.

    Kandidat lain yang dipertimbangkan termasuk Gubernur petahana Christopher Waller dan Michelle Bowman, serta Rick Rieder, yang memimpin operasi pendapatan tetap di perusahaan manajemen keuangan raksasa BlackRock. Mereka adalah kandidat terakhir dari 11 kandidat yang dipertimbangkan untuk posisi tersebut.

    Masa jabatan Powell berakhir pada Mei, setelah diangkat kembali ke posisi tersebut oleh mantan Presiden AS Joe Biden.

    “Saya benar-benar ingin menyerahkan pekerjaan ini kepada siapa pun yang menggantikan saya dengan kondisi ekonomi yang benar-benar baik. Itulah yang ingin saya lakukan,” kata Powell

    (ara/ara)

  • Plester di Tangan Trump Lagi-lagi Jadi Sorotan

    Plester di Tangan Trump Lagi-lagi Jadi Sorotan

    Jakarta

    Adanya plester luka di tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lagi-lagi menjadi sorotan. Gedung Putih buka suara dan memberikan penjelasan.

    Dilansir AFP, Jumat (12/12/2025), dalam beberapa hari terakhir tangan kanan Donald Trump tampak dipasangi plester luka saat dia menghadiri berbagai acara publik. Pemandangan ini memicu pertanyaan soal kondisi pemimpin AS itu

    Gedung Putih untuk memberikan penjelasan kepada publik. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa banyaknya jabat tangan yang dilakukan oleh Trump telah membuat dia harus memakai plester luka pada bagian punggung tangan sebelah kanan.

    Foto-foto yang dijepret wartawan menunjukkan punggung tangan kanan Trump dipasangi beberapa plester sekaligus. Plester itu terlihat jelas saat Trump tampil dalam sejumlah acara penting beberapa waktu terakhir.

    Dalam penjelasannya pada Kamis (11/12), Leavitt mengulangi tanggapan yang pernah disampaikannya beberapa bulan lalu setelah sang Presiden yang berusia 79 tahun itu muncul ke publik dengan memar-memar di tangan kanannya, yang pada saat itu tampak ditutupi lapisan riasan tebal.

    “Mengenai perban (plester) di tangan, kami juga telah memberikan penjelasan untuk itu,” kata Leavitt kepada wartawan setempat.

    “Di masa lalu, presiden sungguh terus-menerus melakukan jabat tangan,” ucapnya.

    “Dia juga mengonsumsi aspirin setiap hari, yang juga telah disebutkan dalam pemeriksaan fisiknya di masa lalu, yang dapat menyebabkan memar yang Anda lihat,” tutur Leavitt dalam penjelasannya.

    Sebagai presiden dengan usia paling tua yang pernah terpilih di AS, Trump dengan gigih membela kesehatan pribadinya. Dia bahkan membandingkan kondisinya dengan pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, yang dinilainya telah kehilangan kemampuan hingga tidak mampu memerintah pada akhir masa jabatannya.

    Trump memposting pesan panjang di platform media sosial Truth Social miliknya pada Selasa (9/12) malam, yang isinya membela kondisi kesehatannya. Dia menyebut investigasi oleh sejumlah media tentang kebugaran fisiknya setara dengan “pemberontakan, bahkan mungkin pengkhianatan”.

    Pada Oktober lalu, Trump menjalani serangkaian pemeriksaan medis, termasuk pemindaian MRI, dengan dokter kepresidenan melaporkan bahwa sang Presiden AS dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.

    Tonton juga video “China-Jepang Memanas, AS Tegaskan Hubungan dengan Kedua Negara Baik”

    Halaman 2 dari 2

    (lir/rfs)

  • Tangan Trump Dipasangi Plester Luka, Gedung Putih Beri Penjelasan

    Tangan Trump Dipasangi Plester Luka, Gedung Putih Beri Penjelasan

    Washington DC

    Tangan kanan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampak dipasangi plester luka saat dia menghadiri berbagai acara publik beberapa hari terakhir. Hal itu memicu pertanyaan soal kondisi pemimpin AS itu, yang mendorong Gedung Putih untuk memberikan penjelasan kepada publik.

    Dalam penjelasan kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Jumat (12/12/2025), Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa banyaknya jabat tangan yang dilakukan oleh Trump telah membuat dia harus memakai plester luka pada bagian punggung tangan sebelah kanan.

    Foto-foto yang dijepret wartawan menunjukkan punggung tangan kanan Trump dipasangi beberapa plester sekaligus. Plester itu terlihat jelas saat Trump tampil dalam sejumlah acara penting beberapa waktu terakhir.

    Leavitt, dalam penjelasannya pada Kamis (11/12), mengulangi tanggapan yang pernah disampaikannya beberapa bulan lalu setelah sang Presiden yang berusia 79 tahun itu muncul ke publik dengan memar-memar di tangan kanannya, yang pada saat itu tampak ditutupi lapisan riasan tebal.

    “Mengenai perban (plester) di tangan, kami juga telah memberikan penjelasan untuk itu,” kata Leavitt kepada wartawan setempat.

    “Di masa lalu, presiden sungguh terus-menerus melakukan jabat tangan,” ucapnya.

    “Dia juga mengonsumsi aspirin setiap hari, yang juga telah disebutkan dalam pemeriksaan fisiknya di masa lalu, yang dapat menyebabkan memar yang Anda lihat,” tutur Leavitt dalam penjelasannya.

    Tangan Trump terlihat dipasangi plester saat dia menghadiri acara publik di Pennsylvania, AS, pada 9 Desember Foto: Alex Wong/Getty Images/AFP

    Sebagai presiden dengan usia paling tua yang pernah terpilih di AS, Trump dengan gigih membela kesehatan pribadinya. Dia bahkan membandingkan kondisinya dengan pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, yang dinilainya telah kehilangan kemampuan hingga tidak mampu memerintah pada akhir masa jabatannya.

    Trump memposting pesan panjang di platform media sosial Truth Social miliknya pada Selasa (9/12) malam, yang isinya membela kondisi kesehatannya. Dia menyebut investigasi oleh sejumlah media tentang kebugaran fisiknya setara dengan “pemberontakan, bahkan mungkin pengkhianatan”.

    Pada Oktober lalu, Trump menjalani serangkaian pemeriksaan medis, termasuk pemindaian MRI, dengan dokter kepresidenan melaporkan bahwa sang Presiden AS dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Balasan Trump Saat Pendukung Teriak Biaya Hidup Kian Mahal

    Balasan Trump Saat Pendukung Teriak Biaya Hidup Kian Mahal

    Jakarta

    Para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berteriak karena mulai merasakan dampak kenaikan harga barang-barang yang membuat biaya hidup semakin mahal. Trump pun memberikan balasan.

    Dilansir AFP, Rabu (10/12/2025), ratusan pendukung setia Trump, banyak yang memakai topi rajut merah bertuliskan “Make America Great Again”, menunggu di sebuah kasino di pinggiran Pennsylvania pada Selasa (9/12) waktu setempat untuk melihat presiden AS itu membahas agenda ekonominya.

    Di bawah tekanan Partai Republik yang menaunginya, Trump telah memperlunak pesannya tentang inflasi dengan mengakui adanya “masalah” keterjangkauan, setelah pekan lalu, dia menepisnya sebagai “penipuan”.

    Kehadiran Trump di Mount Airy Casino Resort pada Selasa (9/12), dinilai sebagai bagian dari upaya meningkatkan pesan bahwa dia sedang mengurangi inflasi. Trump dielu-elukan oleh para pendukungnya yang bersorak atas klaimnya soal harga-harga di AS menurun “sangat drastis”.

    Dan sekali lagi, Trump menyalahkan pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, atas masalah ekonomi yang kini muncul. Seorang wanita pendukung Trump pun berteriak “Saya benci Joe Biden!”.

    Beberapa pendukung Trump yang hadir mengatakan kepada AFP, bahwa mereka khawatir dengan harga-harga yang tinggi, tetapi tidak sampai menyalahkan miliarder berusia 79 tahun itu.

    “Secara pribadi, iya, harga memang tinggi saat ini… tetapi keadaan harus memburuk sebelum membaik,” ucap Brianna Shay (26), salah satu pendukung Trump yang membawa poster bertuliskan “Trump Memberi Kita Harapan”.

    “Sangat disayangkan, presiden sebelumnya benar-benar telah merugikan kita, sangat buruk,” ujarnya, meniru pernyataan Trump yang menyalahkan Biden.

    “Saya pikir orang-orang akan mampu untuk kembali hidup dengan layak. Tetapi dia baru menjabat sebagai presiden kurang dari setahun. Anda tahu dia tidak bisa memperbaiki semua itu dalam waktu kurang dari setahun,” kata Shay, seorang administrator pendidikan publik.

    Seorang pendukung setiap Trump lainnya, Tevin Dix, meyakini sang Presiden AS mampu menangani masalah tersebut. Dix meyakini solusi yang diusulkan Trump — termasuk pungutan besar-besaran terhadap mitra-mitra dagang AS — akan segera membuahkan hasil.

    “Jika tarif terus diberlakukan dan mendorong negara-negara lainnya untuk mengembalikan lapangan kerja dan mempekerjakan lebih banyak warga Amerika,” ucapnya.

    Banyak warga AS memang menyalahkan tarif atas melonjaknya biaya hidup, menurut jajak pendapat yang menunjukkan bahwa angka kepuasan terhadap Trump berada di titik terendah sejak dia kembali menjabat pada Januari.

    Terlepas dari itu, meskipun mengakui kekhawatiran finansial, para pendukung Trump di Pennsylvania sangat memujinya atas kebijakan lainnya, seperti penindakan tegas terhadap migran di AS.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/fca)

  • AS Akan Pasok 3 Kapal Selam Nuklir ke Australia

    AS Akan Pasok 3 Kapal Selam Nuklir ke Australia

    Washington DC

    Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa pihaknya telah menyetujui pakta keamanan tripartit AUKUS dengan Inggris dan Australia. Berdasarkan pakta keamanan itu, Canberra akan mengakuisisi setidaknya tiga kapal selam nuklir kelas Virginia buatan Washington dalam waktu 15 tahun.

    Pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan awal tahun ini bahwa pihaknya sedang meninjau kesepakatan tahun 2021 untuk kapal selam tempur bertenaga nuklir yang ditandatangani di bawah pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden.

    Juru bicara Pentagon, Sean Parnell, seperti dilansir AFP, Jumat (5/12/2025), mengumumkan pada Kamis (4/12) bahwa pihaknya telah menyelesaikan peninjauan yang prosesnya berlangsung selama lima bulan, yang hasilnya menyetujui perjanjian AUKUS.

    Parnell juga mengatakan bahwa hasil peninjauan itu menetapkan jika perjanjian AUKUS tersebut “sejalan dengan agenda America First Presiden Trump”.

    “Sesuai dengan arahan Presiden Trump bahwa AUKUS harus bergerak ‘dengan kecepatan penuh’, dengan peninjauan tersebut mengidentifikasi peluang untuk menempatkan AUKUS pada posisi sekuat mungkin,” sebutnya.

    Anggota Kongres AS, Joe Courtney, dari Partai Demokrat yang merupakan anggota subkomite kekuatan laut, mengatakan secara terpisah bahwa penyelesaian peninjauan itu memastikan “kerangka kerja pakta tersebut selaras dengan kepentingan keamanan nasional negara kita”.

    Courtney yang pendukung vokal AUKUS ini mewakili distrik di Connecticut yang menjadi lokasi fasilitas manufaktur kapal selam utama di AS.

    Pakta AUKUS bertujuan untuk mempersenjatai Australia dengan armada kapal selam mutakhir dari AS dan akan menyediakan kerja sama dalam mengembangkan berbagai teknologi peperangan.

    Kapal selam tersebut, yang penjualannya akan dimulai pada tahun 2032 mendatang, merupakan inti dari strategi Australia untuk meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh di kawasan Pasifik, terutama terhadap China.

    Kesepakatan ini dapat memakan biaya hingga US$ 235 miliar (Rp 3.915 triliun) selama 30 tahun ke depan bagi Canberra, dan juga akan mencakup teknologi untuk membangun kapal selam sendiri di masa mendatang.

    Menteri Pertahanan Australia, Pat Conroy, dalam tanggapannya pada Jumat (5/12) mengatakan bahwa dirinya senang hasil peninjauan AS telah mengonfirmasi AUKUS “berjalan dengan kecepatan penuh”.

    “Kami akan terlibat secara konstruktif dengan temuan dan rekomendasinya tentang cara meningkatkan AUKUS lebih lanjut,” ucapnya.

    Pakta AUKUS ini sempat membuat Australia berselisih besar dengan Prancis pada tahun 2021, ketika Canberra membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar untuk membeli armada kapal selam bertenaga diesel dari Paris dan memilih AUKUS sebagai gantinya.

    Tonton juga video “Penjaga Pantai AS Ungkap Hasil Investigasi Tragedi Kapal Selam Titan”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Satgas Baru AS di Timur Tengah Bakal Produksi Ratusan Ribu Drone Murah

    Satgas Baru AS di Timur Tengah Bakal Produksi Ratusan Ribu Drone Murah

    Jakarta

    Militer Amerika Serikat (AS) meluncurkan task force atau satuan tugas baru (satgas). Satgas itu akan dikerahkan ke Timur Tengah.

    Dilansir Al-Arabiya, Kamis (4/11/2025) pengerahan ini diumumkan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Rabu (3/12) waktu setempat. Satuan tugas baru bernama Task Force Scorpion Strike (TFSS).

    Satgas ini dibentuk menyusul selang sehari setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth meluncurkan rencana “drone dominance” senilai US$ 1 miliar dalam dua tahun. AS ingin memproduksi ratusan ribu drone murah untuk memperkuat keunggulan militernya dan menghadapi ancaman drone yang makin masif di medan perang modern.

    Langkah ini juga dilakukan setelah ratusan serangan di bawah pemerintahan mantan presiden AS Joe Biden oleh milisi dan kelompok yang didukung Iran, yang menargetkan pasukan AS di Irak, Suriah, dan wilayah lain di Timur Tengah.

    Serangan-serangan tersebut, yang setidaknya satu di antaranya menewaskan prajurit AS, menyoroti perlunya solusi drone defensif dan ofensif yang lebih cepat dan lebih adaptif.

    Langkah ini juga dilakukan setelah ratusan serangan di bawah pemerintahan mantan presiden AS Joe Biden oleh milisi dan kelompok yang didukung Iran, yang menargetkan pasukan AS di Irak, Suriah, dan wilayah lain di Timur Tengah.

    Serangan-serangan tersebut, yang setidaknya satu di antaranya menewaskan prajurit AS, menyoroti perlunya solusi drone defensif dan ofensif yang lebih cepat dan lebih adaptif.

    CENTCOM mengatakan TFSS dirancang untuk segera melengkapi pasukan AS dengan sistem drone canggih yang dirancang untuk melawan ancaman terkini dan yang muncul di medan perang.

    “Memperlengkapi prajurit terampil kita dengan kemampuan drone mutakhir lebih cepat menunjukkan inovasi dan kekuatan militer AS, yang akan mencegah pelaku kejahatan,” ujar Komandan CENTCOM, Laksamana Brad Cooper, dalam sebuah pernyataan.

    Bagian dari peluncuran ini, AS telah mengerahkan sistem serangan tempur nirawak berbiaya rendah, yang dikenal sebagai drone LUCAS. Platform ini menawarkan operasi otonom jarak jauh dan dapat diluncurkan melalui berbagai metode, termasuk ketapel, lepas landas dengan bantuan roket, dan sistem darat atau kendaraan bergerak.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • AS Kerahkan Drone Canggih ke Timur Tengah

    AS Kerahkan Drone Canggih ke Timur Tengah

    Jakarta

    Militer Amerika Serikat telah membentuk dan mengerahkan satuan tugas baru yang didedikasikan untuk menerjunkan serangan satu arah di Timur Tengah. Demikian diumumkan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Rabu (3/12) waktu setempat.

    Dilansir Al-Arabiya, Rabu (4/12/2025), satuan tugas baru bernama Task Force Scorpion Strike (TFSS) ini dibentuk menyusul selang sehari setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth meluncurkan rencana “drone dominance” senilai US$1 miliar dalam dua tahun. AS ingin memproduksi ratusan ribu drone murah untuk memperkuat keunggulan militernya dan menghadapi ancaman drone yang makin masif di medan perang modern.

    Langkah ini juga dilakukan setelah ratusan serangan di bawah pemerintahan mantan presiden AS Joe Biden oleh milisi dan kelompok yang didukung Iran, yang menargetkan pasukan AS di Irak, Suriah, dan wilayah lain di Timur Tengah.

    Serangan-serangan tersebut, yang setidaknya satu di antaranya menewaskan prajurit AS, menyoroti perlunya solusi drone defensif dan ofensif yang lebih cepat dan lebih adaptif.

    Menurut CENTCOM, TFSS dirancang untuk segera melengkapi pasukan AS dengan sistem nirawak canggih yang dirancang untuk melawan ancaman terkini dan yang muncul di medan perang.

    “Memperlengkapi prajurit terampil kita dengan kemampuan drone mutakhir lebih cepat menunjukkan inovasi dan kekuatan militer AS, yang akan mencegah pelaku kejahatan,” ujar Komandan CENTCOM, Laksamana Brad Cooper, dalam sebuah pernyataan.

    Sebagai bagian dari peluncuran ini, AS telah mengerahkan sistem serangan tempur nirawak berbiaya rendah, yang dikenal sebagai drone LUCAS. Platform ini menawarkan operasi otonom jarak jauh dan dapat diluncurkan melalui berbagai metode, termasuk ketapel, lepas landas dengan bantuan roket, dan sistem darat atau kendaraan bergerak.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Trump Sebut Jurnalis Wanita ‘Bodoh’ Saat Tanya Jawab

    Trump Sebut Jurnalis Wanita ‘Bodoh’ Saat Tanya Jawab

    Florida

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan hinaan terhadap jurnalis, hanya karena dia tidak menyukai pertanyaan yang diajukan kepadanya. Trump menyebut seorang jurnalis wanita “bodoh” saat ditanya mengapa dirinya menyalahkan mantan Presiden Joe Biden terkait pemeriksaan migran Afghanistan.

    Insiden terbaru ini, seperti dilansir AFP, Jumat (28/11/2025), terjadi ketika Trump melakukan tanya-jawab dengan wartawan di kediamannya di Florida pada Kamis (28/11) waktu setempat, setelah penembakan dua tentara Garda Nasional AS di dekat Gedung Putih.

    “Apakah Anda bodoh? Apakah Anda orang bodoh?” kata Trump, memotong perkataan seorang reporter wanita yang melontarkan pertanyaan soal pemeriksaan para migran Afghanistan di AS.

    Penembakan dua tentara Garda Nasional AS pada Rabu (26/11) waktu setempat, yang terjadi di lokasi berjarak hanya dua blok dari Gedung Putih, dilakukan oleh seorang migran Afghanistan yang masuk ke AS setelah penarikan mendadak pasukan AS dari Kabul, ibu kota Afghanistan ketika Taliban mengambil alih kekuasaan tahun 2021.

    Reporter wanita itu bertanya kepada Trump soal mengapa dia menyalahkan pendahulunya, Biden, padahal beberapa orang dalam pemerintahannya sendiri mengatakan bahwa warga Afghanistan yang diizinkan bermukim di AS telah menjalani pemeriksaan secara menyeluruh.

    “Karena mereka membiarkannya masuk,” ucap Trump dengan nada membentak, sambil mengangkat foto sebuah pesawat militer AS yang penuh sesak dengan orang-orang yang melarikan diri saat Taliban kembali berkuasa di Afghanistan.

    “Mereka datang bersama ribuan orang lainnya yang seharusnya tidak berada di sini, dan Anda hanya melontarkan pertanyaan karena Anda orang bodoh,” ujarnya kepada reporter wanita tersebut.

    Hinaan dan omongan kasar menjadi ciri khas era Trump. Sang pemimpin AS itu tampaknya menyimpan kemarahan khusus terhadap kaum wanita dalam korps pers.

    Sebelumnya, dalam insiden terpisah pada Rabu (26/11), Trump mengamuk atas laporan media terkemuka New York Times (NYT) yang berfokus pada usianya dan tanda-tanda kelelahan yang semakin meningkat. Dalam reaksinya, Trump secara terang-terangan menyebut wanita yang menulis artikel NYT itu “jelek”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump Akan Setop Migrasi dari Negara Dunia Ketiga!

    Trump Akan Setop Migrasi dari Negara Dunia Ketiga!

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia berencana untuk menghentikan sementara migrasi dari apa yang disebutnya “negara-negara dunia ketiga.” Hal ini disampaikan Trump pada Kamis (27/11) waktu setempat, sehari setelah seorang warga negara Afghanistan dilaporkan menembak dua tentara Garda Nasional di Washington.

    “Saya akan secara permanen menghentikan migrasi dari semua Negara Dunia Ketiga agar sistem AS dapat pulih sepenuhnya,” tulis Trump di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Jumat (28/11/2025).

    Trump juga mengancam akan membatalkan “jutaan” penerimaan migran yang diberikan semasa pemerintahan pendahulunya, Joe Biden, dan akan “mendeportasi siapa pun yang bukan merupakan aset bersih bagi Amerika Serikat.”

    Trump menambahkan bahwa ia akan mengakhiri semua tunjangan dan subsidi federal untuk warga negara non-AS, serta mendeportasi setiap warga negara asing yang merupakan risiko keamanan atau “tidak sesuai dengan Peradaban Barat.”

    Unggahannya yang penuh amarah, yang diakhiri dengan ucapan selamat Hari Thanksgiving kepada rakyat Amerika, menandai eskalasi kebijakan anti-migran di masa jabatan keduanya, yang didominasi oleh kampanye deportasi massal.

    “Tujuan-tujuan ini akan dikejar dengan tujuan mencapai pengurangan besar dalam populasi ilegal dan mengganggu,” kata Trump pada hari Kamis (27/11) waktu setempat.

    “Hanya MIGRASI TERBALIK yang dapat sepenuhnya menyembuhkan situasi ini,” tandas pemimpin AS itu.

    Sebelumnya, dua prajurit Garda Nasional AS ditembak di dekat Gedung Putih, di pusat kota Washington DC. Pelaku telah ditangkap.

    Kepolisian Washington mengatakan mereka telah menangkap seorang tersangka setelah dua tentara Garda Nasional ditembak beberapa blok dari Gedung Putih. Tersangka sudah ditahan.

    “Tempat kejadian perkara sudah diamankan. Satu tersangka telah ditahan,” tulis Kepolisian DC di X.

    Akibat penembakan itu, kedua anggota Garda Nasional itu saat ini berada dalam kondisi kritis dan masih dirawat di rumah sakit.

    Tonton juga video “Presiden Venezuela Joget ala Trump, Tolak Perang Lawan AS”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)