Tag: Jhon Sitorus

  • Kasus Penembakan Gamma, Atasan Aipda Robig Disebut Harus Tanggung Jawab, Bukan Sekadar Minta Maaf

    Kasus Penembakan Gamma, Atasan Aipda Robig Disebut Harus Tanggung Jawab, Bukan Sekadar Minta Maaf

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial Jhon Sitorus kembali angkat bicara mengenai kasus penembakan Gamma yang melibatkan Aipda Robig dari Polresta Semarang.

    Jhon menegaskan bahwa sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 2 Tahun 2022 tentang Pengawasan Melekat (Waskat), dua atasan langsung Aipda Robiq wajib dimintai pertanggungjawaban dan diberi sanksi.

    “Dua Pimpinan keatas Aipda Robiq harus dimintai pertanggungjawaban dan diberi sanksi. Tidak selesai dengan minta maaf saja,” ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @JhonSitorus18 (18/12/2024).

    Menurut Jhon, pertanggungjawaban tersebut tidak dapat diselesaikan hanya dengan permintaan maaf, melainkan harus melalui evaluasi yang mendalam.

    “Ini artinya, setidak-tidaknya dua Atasan Aipda Robig keatas yaitu, Kasatres Narkoba Polresta Semarang dan Kapolresta Semarang, Irwan Anwar,” sebutnya.

    Jhon menambahkan, jika ditemukan adanya rekayasa atau upaya pengaburan fakta terkait kasus ini, lingkaran tanggung jawab bisa melebar hingga ke Kapolda Jawa Tengah, Ribut Hari Wibowo.

    “Perkap Waskat ini bisa semakin melebar jika ternyata Kapolrestabes Semarang terbukti secara sah dan sengaja melakukan rekayasa kasus penembakan Gamma atau pengaburan Fakta,” ucapnya.

    “Dua atasan melekat di atasnya, wajib dievaluasi salah satunya Kapolda Jawa Tengah, Ribut Hari Wibowo,” sambung dia.

    Ia juga menekankan bahwa penanganan kasus ini sudah seharusnya ditangani langsung oleh Mabes Polri, bukan hanya Polda Jawa Tengah.

    “Maka kasus penembakan Gamma ini sudah seharusnya ditangani serius oleh Polri, bukan Polda Jawa Tengah lagi,” cetusnya.

  • Jadi Penyebab Ahok Keluar dari Gerindra, Kini Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD Muncul Lagi di Era Prabowo

    Jadi Penyebab Ahok Keluar dari Gerindra, Kini Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD Muncul Lagi di Era Prabowo

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pada September 2014, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok secara resmi keluar dari Partai Gerindra.

    Langkah tersebut diambil Ahok sebagai bentuk ketidaksetujuannya terhadap sikap partai terkait mekanisme pemilihan kepala daerah.

    Saat itu, Gerindra mendorong pemilihan kepala daerah dilakukan melalui DPRD, bukan melalui pemilihan langsung oleh rakyat.

    Hal itu diungkapkan pemerhati sosial politik, Jhon Sitorus, saat merespons wacana pemilihan kepala daerah kembali dipilih oleh DPRD. Bukan lagi pemilihan langsung oleh masyarakat.

    Menurut Jhon Sitorus, mekanisme pemilihan melalui DPRD berpotensi merugikan demokrasi karena menghilangkan kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk berkompetisi secara adil.

    Ia menilai, pemilihan langsung membuka peluang bagi figur-figur non-elit politik seperti Ahok, Tri Rismaharini, Hendrar Prihadi, Joko Widodo, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil untuk bertarung dan menjadi kepala daerah.

    “Pemilihan melalui DPRD hanya akan menguntungkan mereka yang berasal dari ‘darah biru’ politik. Sedangkan pemilihan langsung memberikan kesempatan kepada semua orang, termasuk yang tidak memiliki latar belakang keluarga atau koneksi politik,” ujar Jhon Sitorus.

    Namun kini, usulan serupa kembali mencuat. Presiden Prabowo Subianto, yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra, dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menghidupkan wacana tersebut.

    Hal ini memicu kontroversi di kalangan masyarakat dan pengamat politik, yang mempertanyakan arah reformasi demokrasi di Indonesia.

  • 2 Orang Paling Bersalah di Balik Tumbangnya Ridwan Kamil di Jakarta

    2 Orang Paling Bersalah di Balik Tumbangnya Ridwan Kamil di Jakarta

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kekalahan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono dalam Pilkada Jakarta memicu perbincangan panas di media sosial (Medsos).

    Pegiat Medsos Jhon Sitorus blak-blakan menyebut dua nama yang dianggap bertanggung jawab atas hasil buruk ini, mantan Presiden Jokowi dan politisi Maruarar Sirait.

    “2 orang kontributor terbesar penyebab kekalahan Ridwan Kamil dan Suswono di Pilgub Jakarta, Jokowi dan Maruarar Sirait,” ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @JhonSitorus18 (12/12/2024).

    Dikatakan Jhon, dukungan Jokowi justru menjadi beban bagi RK. Alasannya, banyak warga Jakarta, yang dikenal kritis dalam politik, memandang Jokowi sebagai musuh demokrasi.

    “Jokowi, musuh Demokrasi di benak orang-orang Jakarta yang mayoritas melek politik,” sebutnya.

    Diungkapkan Jhon, pada Pilpres 2024 belum lama ini, suara Prabowo-Gibran hanya 41,64 persen di Jakarta. Sementara suara Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta hanya 39,4 persen.

    “Baik Prabowo dan Ridwan Kamil sama-sama diendorse Jokowi,” ucapnya.

    Ia menambahkan, pemilih Anies Baswedan yang sebelumnya mendominasi Jakarta sebagian besar kini beralih mendukung Pramono Anung.

    “Suara Anies di Pilres sebagian besar bermigrasi ke Pramono. Pemilih Anies, sudah pasti tidak akan memilih calon yang didukung Jokowi,” Jhon menuturkan.

    Selain itu, kata Jhon, Maruarar Sirait dinilai sebagai faktor lain yang turut memicu kekalahan.

    Kampanye bertema SARA yang dilakukan Maruarar, khususnya membawa isu dukungan umat Kristen terhadap Ridwan Kamil, dinilai tidak efektif.

  • MIftah Mundur dari Kabinet Prabowo, Jhon Sitrus: Rakyat Menang, Kesombongan Tenggelam

    MIftah Mundur dari Kabinet Prabowo, Jhon Sitrus: Rakyat Menang, Kesombongan Tenggelam

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pendakwah Miftah Maulana Habiburahman menyatakan pengunduran dirinya dari kabinet pemerintahan Prabowo Subianto. Itu dianggap sebagai kemenangan rakyat.

    Hal tersebut ditanggapi Pegiat Media Sosial Jhon Sitorus. “Miftah Maulana resmi mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Jhon dikutip dari unggahannya d X, Jumat (6/12/2024).

    Menurut Jhon, mundurnya Miftah tak lepas dari suara warganet selama ini. Karena masif mendesak Miftah dicopot dari jabatannya.

    “Terimakasih kawan-kawan Netizen yang kompak bersuara,” ucapnya.

    Mundurnya Miftah dianggap jadi kemenangan bagi rakyat. Terkhusus pada penjual es teh Sunhaji, dan dalang senior, Yati.

    Dua nama yang disebut Jhon itu diketahui sosok yang dinilai dihina Miftah di video-videonya yang viral.

    “Rakyat Indonesia menang, Pak Sunhaji Menang, Ibu Yati menang, kesombongan tenggelam,” pungkasnya.

    Pengunduran Miftah sendiri diumumkan pada Jumat (6/12/2024). Berlangsung di kawasan Pondok Pesantren Ora Aji yang ia asuh di Sleman, DI Yogyakarta.

    “Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam… Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Miftah dalam jumpa pers tersebut.

    Ia mengaku keputusan tersebut diambil secara independen. Tanpa paksaan pihak manapun.

  • PDIP Pecat Jokowi, Gibran, dan Bobby, Jhon Sitorus: Partai Harus Bersih dari Benalu dan Parasit

    PDIP Pecat Jokowi, Gibran, dan Bobby, Jhon Sitorus: Partai Harus Bersih dari Benalu dan Parasit

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja dipecat sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bukan hanya dia, anaknya Gibran Rakabuming dan menantunya Bobby Nasution juga dipecat dari partai berlambang banteng itu.

    Hal itu ditegaskan, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Desember 2024. “Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDIP,” kata Hasto

    Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, turut memberikan komentar tajam atas keputusan ini. Dalam pernyataannya di media sosial, Jhon menegaskan bahwa langkah PDIP memecat Jokowi, Gibran, dan Bobby adalah upaya untuk membersihkan partai dari elemen-elemen yang dianggap merugikan.

    “Akhirnya Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution DIPECAT dari PDI Perjuangan. Partai ini memang harus BERSIH dari BENALU dan PARASIT yang menggerogoti tubuh PDI Perjuangan,” tulis Jhon di akun media sosialnya, Kamis (5/12/2024).

    Lebih lanjut, Jhon menyindir partai lain yang mungkin bersedia menampung keluarga Jokowi. “Silakan partai-partai lain ambil bekas PDI Perjuangan ini, barangkali mau memberikan tumpangan kepada Pengkhianat,” imbuhnya.

    Hasto mengatakan putra dan menantu Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, sudah tidak lagi menjadi anggota PDIP ketika dicalonkan oleh partai politik lain. Apalagi, kata Hasto, pencalonan mencederai konstitusi dan demokrasi dengan dibuktikan pelanggaran etik berat Hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.

  • Soal Pemecatan Jokowi dan Keluarga, Jhon Sitorus: PDIP Bersih dari Parasit

    Soal Pemecatan Jokowi dan Keluarga, Jhon Sitorus: PDIP Bersih dari Parasit

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial Jhon Sitorus menanggapi kabar pemecatan mantan Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    “Akhirnya Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution dipecat dari PDI Perjuangan,” ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @Jhon_Sitorus18 (4/12/2024).

    Blak-blakan, Jhon menyebut langkah PDIP sebagai upaya untuk membersihkan partai dari benalu dan parasit.

    “Partai ini menang harus bersih dari benalu-benalu dan parasit yang menggerogoti tubuh PDI Perjuangan,” cetusnya.

    Ia juga menyindir kemungkinan partai lain memberikan tempat bagi Jokowi dan keluarganya yang disebutnya sebagai pengkhianat.

    “Silakan partai-partai lain ambil bekas PDI Perjuangan ini, barangkali mau memberikan tumpangan kepada Pengkhianat,” tandasnya.

    Sebelumnya diketahui, Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa Jokowi beserta putranya, Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya, Bobby Nasution, tidak lagi menjadi bagian dari PDIP.

    Pernyataan ini disampaikan Hasto dalam acara di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Rabu (4/12/2024).

    “Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” ungkap Hasto.

    Menurut Hasto, langkah ini diambil setelah partai menilai bahwa praktik politik Jokowi dan keluarganya tidak lagi selaras dengan visi dan misi PDIP yang telah diperjuangkan sejak era Bung Karno.

    Ia menekankan bahwa keanggotaan di PDIP bukan hanya soal memiliki kartu keanggotaan, tetapi juga soal komitmen terhadap cita-cita membangun peradaban bangsa yang lebih baik.

  • Jokowi ‘Lempar Handuk’ di Kampanye Ridwan Kamil

    Jokowi ‘Lempar Handuk’ di Kampanye Ridwan Kamil

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Presiden Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan batal menghadiri kampanye akbar Ridwan Kamil (RK) yang digelar di Lapangan Banteng, Jakarta.

    Hal ini memicu spekulasi di tengah kondisi kampanye yang sepi dari antusiasme massa.

    Pegiat media sosial Jhon Sitorus mengungkapkan bahwa alasan ketidakhadiran Jokowi dan SBY tak lepas dari lemahnya dukungan publik terhadap Ridwan Kamil.

    “Jokowi dan SBY batal hadir kampanye akbar Ridwan Kamil karena lapangan Banteng sepi,” ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @JhonSitorus_18 (23/11/2024).

    Dikatakan Jhon, survei internal menunjukkan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno unggul jauh, dengan elektabilitas mencapai 53 persen.

    “Bahkan survei internal juga mengunggulkan Pram-Rano 53 persen,” tukasnya.

    Ia juga menilai Jokowi telah mengalihkan fokus kampanyenya ke wilayah Jawa Tengah (Jateng), daerah yang selama ini menjadi basis kekuatan politiknya.

    Jhon bilang, hal ini menunjukkan bahwa strategi Jokowi kini lebih difokuskan pada mempertahankan pengaruh di wilayah tersebut.

    “Udah lempar handuk, Jokowi memilih mati-matian di Jateng,” tandasnya.

    Kondisi sepinya kampanye Ridwan Kamil di Jakarta dinilai sebagai pukulan telak bagi koalisi yang mendukungnya.

    Di sisi lain, keunggulan elektabilitas Pramono Anung dan Rano Karno semakin memperkuat posisi mereka dalam kontestasi politik yang semakin memanas jelang Pilkada 2024. (Muhsin/Fajar)

  • Pernyataan Ridwan Kamil Singgung Janda Tuai Kecaman, Jubir RIDO: Videonya Dipotong!

    Pernyataan Ridwan Kamil Singgung Janda Tuai Kecaman, Jubir RIDO: Videonya Dipotong!

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG – Juru Bicara Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) Cheryl Tanzil angkat bicara terkait video pernyataan Ridwan Kamil menyinggung soal janda yang viral di media sosial X atau twitter.

    Ketua DPP PSI ini menduga, video tersebut sengaja dibuat untuk menyudutkan sosok Ridwan Kamil sebagai seseorang yang seksis dan melecehkan perempuan.

    Dugaan ini disampaikan Cheryl bukan tanpa alasan, sebab, video yang beredar luas itu sudah dipotong.

    “Bagian perkenalan anggota DPR dan DPRD, serta aspirasi warga dipotong. Padahal ada perempuan single parent yang curhat tentang problematika yang dihadapi, mewakili aspirasi banyak perempuan yang hadir di lokasi,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024).

    Video yang beredar di media sosial pun disebutnya merupakan tanggapan Ridwan Kamil atas keluhan dari warga tersebut.

    Saat itu, Ridwan Kamil ingin menjelaskan terkait program bantuan sosial yang akan diberikan kepada kelompok rentan bila dirinya terpilih sebagai Gubernur Jakarta.

    “Pak Ridwan Kamil lantas merespon dengan menyebutkan nama-nama para legislator yang hadir, maksudnya untuk memastikan para anggota dewan tersebut merangkul kaum perempuan, terutama single parent,” ujarnya.

    Angkie Yudistia, juru bicara RIDO lainnya pun memastikan pasangan RIDO menaruh perhatian serius bagi pemberdayaan kaum perempuan di Jakarta.

    Berbagai program pun disiapkan untuk mengubah wajah Jakarta menjadi kota yang lebih inklusif dan humanis bagi warga dari seluruh lapisan dan golongan.

    “Kami percaya bahwa perempuan merupakan kunci untuk membangun Jakarta yang lebih inklusif dan sejahtera. Oleh karena itu, program-program yang diusulkan pasangan RIDO akan fokus pada pemberdayaan perempuan di berbagai bidang,” tuturnya.

    Salah satu fokus utamanya ialah menyediakan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan ekonomi bati perempuan. 

    “Hal ini akan diwujudkan melalui program pelatihan keterampilan khusus perempuan, akses ke pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah yang dikelola oleh perempuan, serta layanan kesehatan yang ramah perempuan,” ucapnya.  

    Sebagai informasi, Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil sempat menjadi sorotan usai pernyataannya saat kampanye di Jakarta Timur pada Sabtu (16/11/2024) lalu dianggap merendahkan status janda.

    Peristiwa ini terjadi setelah sebelumnya wakil Ridwan Kamil, Suswono sempat membuat pernyataan soal janda menikahi pemuda pengangguran menuai kontroversi.

    Kasus ini mencuat setelah muncul video Ridwan Kamil kami berkelakar tentang mengurus janda tersebar di jagat maya.

    “Nanti janda janda akan disantuni oleh pak Habiburokhman, akan diurus lahir batin oleh bang Ali lubis, akan diberi sembako oleh bang Adnan, dan kalau cocok akan dinikahi oleh Rian,” ucapnya dalam video itu.

    Pernyataan politikus Golkar yang akrab disapa Kang Emil ini pun menuai kecaman dari banyak kalangan, salah satunya penggiat media sosial Jhon Sitorus.

    “Astaga… Habis Suswono, sekarang giliran Ridwan Kamil yang MERENDAHKAN perempuan. Tidak kapok ya, terus saja melecehkan!,” tulis Jhon di akun akun X-nya (@JhonSitorus_18).

    Ridwan Kamil Minta Maaf 

    Ridwan Kamil mengaku salah dan meminta maaf kenapa publik lantaran pernyataannya membuat gaduh.

    “Saya memohon maaf, kadang-kadang dalam perkampanyean, situasi, intensitas, hingar bingar, kalimat itu kadang pendek-pendek, kurang elaboratif, diksi-diksi yang dipilih mungkin kurang pas,” ujarnya DI Pondok Pesantren Darul Rahman, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    Wali Kota Bandung periode 2013-2018 ini pun mengaku tak bermaksud merendahkan siapa pun dalam pernyataannya yang menyinggung soal janda.

    Lewat pernyataan itu, Ridwan Kamil mengaku hanya ingin menjelaskan bahwa dirinya sudah menyiapkan program untuk kelompok-kelompok rentan bila terpilih sebagai Gubernur Jakarta 

    “Saya menghaturkan mohon maaf, karena manusia emang gudangnya khilaf dan salah, tidak bermaksud (merendahkan janda). Mudah-mudahan bisa diterima permohonan maafnya,” tuturnya.

    3 Paslon

    Seperti diketahui, Pilkada Jakarta 2024 diikuti tiga paslon.

    Nomor 1 Ridwan Kamil-Suswono. Paslon tersebut diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berisi 13 partai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, serta Garuda.

    Nomor 2 paslon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana Abyoto. Paslon ini memenuhi persyaratan dukungan 677.468 KTP warga Jakarta.

    Nomor 3 Pramono Anung-Rano Karno, diusung PDIP dan Hanura.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Loyalis Ganjar Balas Kaesang, Sebut PSI Sekedar Pengisi Septic Tank Politik

    Loyalis Ganjar Balas Kaesang, Sebut PSI Sekedar Pengisi Septic Tank Politik

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial Jhon Sitorus menanggapi pernyataan Kaesang Pangarep yang menyebut Jateng is red PSI bukan partai sebelah.

    Jhon mengingatkan bahwa kesuksesan politik keluarga Kaesang tidak lepas dari dukungan PDI Perjuangan (PDIP).

    “Woi Kaesang, bapakmu itu jadi Walikota, Gubernur dan Presiden dua kali itu karena diusung Merah PDI Perjuangan bukan PSI,” ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @JhonSitorus_18 (15/11/2024).

    Jhon menambahkan bahwa Gibran Rakabuming, kakak Kaesang, juga berhasil menjadi Wali Kota Solo berkat dukungan PDI Perjuangan.

    “Kakakmu, bisa jadi walikota Solo gara-gara diusung oleh merah PDI Perjuangan, bukan PSI,” ucapnya.

    Blak-blakan, Jhon juga menuturkan bahwa Jokowi kala itu sampai mengemis kepada PDIP agar Gibran diusung.

    “Bapakmu bahkan mengemis ke PDI Perjuangan agar PDI mau mengusung Gibran,” tukasnya.

    Begitu pula dengan Bobby Nasution, kata Jhon, bisa menjabat sebagai Wali Kota Medan karena berkat dukungan PDIP.

    “Iparmu si Bobby, bisa jadi walikota Medan gara-gara diusung oleh merah PDI Perjuangan, bukan PSI,” Jhon menuturkan.

    Jhon juga menyinggung PSI yang disebutnya menumpang popularitas PDI Perjuangan dan Presiden Jokowi pada Pemilu 2019.

    “PSI juga nebeng ke PDIP di Pemilu 2019 sekalian nebeng ke Jokowi saat masih waras,” sebutnya.

    Ia menegaskan bahwa PSI tidak memiliki pengaruh besar tanpa dukungan tersebut.

    “Jika PDI Perjuangan saja anda rendahkan, berarti PSI hanya sekadar pengisi Septic tank politik negeri ini, mamam tuh sekolam,” tandasnya.

  • Curigai Pria yang Ditangkap Polisi di Bandara Bukan Ivan Sugianto, Jhon Sitorus: Netizen Ini Super Jeli

    Curigai Pria yang Ditangkap Polisi di Bandara Bukan Ivan Sugianto, Jhon Sitorus: Netizen Ini Super Jeli

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pengusaha asal Surabaya, Ivan Sugianto ditangkap Poda Jawa Timr pada Kamis (14/11). Namun penangkapan ini menuai sorotan.

    Pria yang ditangkap oleh polisi di Bandara Internasional Juanda itu diduga bukan Ivan. Isu itu mencuat di media sosial.

    Pegiat Media Sosial Jhon Sitorus misalnya, mengunggah foto yang menggabungkan tiga foto. Foto pertama adalah saat pria yang ditangkap di bandara.

    Dalam foto itu, pria tersebut mengenakan kaos polo warna putih bergaris hitam, dengan masker berwarna putih. Rambutnya nampak terurai ke bawah menutupi jidatnya.

    Kemudian foto kedua menunjukkan foto Ivan menggunakan kaos hitam. Foto itu merupakan foto Ivan yang telah tersebar di media sosial sebelumnya. Tapi alisnya lebih tipis dibanding foto pertama.

    Sementara foto ketiga, saat Ivan digelandang ke kantor polisi. Di situ Ivan menggunakan pakaian orange. Namun yang jadi sorotan, foto yang menyamping itu menunjukkan potongan rambut Ivan tak sesuai dengan foto pertama saat penangkapan di bandara.

    “Jadi gini pak Pol. Kawan-kawan netizen ini super jeli,” kata Jhon dikutip dari ungghannya di X, Jumat (14/11/2024).

    Berdasar dari foto yang ia unggah, Jhon menarik kesimpulan pia yang ditangkap di bandara adalah pemeran pengganti. Bukan Ivan betulan.

    “Berdasarkan pengamatan kite nih, ada indikasi kalo Ivan Sugianto yang ditangkap di bandara itu diduga sebagai stuntman hehehe,” ujarnya.

    Ia menyarankan, saat jumpa pers nanti, Ivan tidak menggunakan masker. Agar lebih transparan.

    “Baiknya dibuka saja lewat konferensi pers maskernya, daripada jadi menimbulkan polemik-polemik baru. Transparan lebih baik, bukan begitu?” pungkasnya.