Tag: Jerome Powell

  • Lagarde: Campur Tangan Trump di The Fed Bahayakan Ekonomi Dunia – Page 3

    Lagarde: Campur Tangan Trump di The Fed Bahayakan Ekonomi Dunia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, memperingatkan bahwa jika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melemahkan independensi Federal Reserve (The Fed) maka akan menjadi “bahaya sangat serius” bagi perekonomian global.

    Lagarde mengatakan, apabila The Fed dipaksa menuruti diktat politik, dampaknya akan “sangat mengkhawatirkan” terhadap stabilitas ekonomi di AS, dan otomatis akan berimbas ke seluruh dunia.

    Dikutip dari BBC, Selasa (2/9/2025), sejak kembali menjabat, Donald Trump berulang kali menyerang pimpinan The Fed, Jerome Powell. Bulan lalu, ia bahkan mencoba memecat salah satu gubernur The Fed, Lisa Cook.

    Meski demikian, Lagarde menegaskan bahwa secara praktik akan “sulit” bagi presiden untuk benar-benar mengendalikan bank sentral AS tersebut.

    The Fed merupakan bank sentral Amerika Serikat dengan tugas utama menjaga stabilitas harga dan mendorong lapangan kerja. Dalam menjalankan tugas itu, The Fed menetapkan kebijakan suku bunga — yang seharusnya independen dari pemerintah.

    Namun, kebijakan tersebut kerap memicu kemarahan Trump, baik pada masa jabatan pertamanya maupun sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

    Trump berkali-kali menyuarakan keinginannya agar suku bunga diturunkan drastis, dari level saat ini 4,25–4,5 persen menjadi di bawah 1 persen. Ia berpendapat langkah itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menekan biaya pinjaman pemerintah.

    Akan tetapi, The Fed menahan suku bunga sejak Desember tahun lalu karena masih khawatir soal inflasi, terutama risiko kenaikan harga akibat tarif impor yang diberlakukan Trump.

    Pemangkasan suku bunga memang diperkirakan terjadi bulan ini, namun tidak akan sebesar yang diinginkan Trump. Hal inilah yang memicu serangan terbuka dari presiden terhadap pimpinan The Fed.

  • Presiden ECB: Hilangnya Independensi The Fed Berbahaya bagi Ekonomi Global

    Presiden ECB: Hilangnya Independensi The Fed Berbahaya bagi Ekonomi Global

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) Christine Lagarde memperingatkan bahwa hilangnya independensi Federal Reserve (The Fed) akan menjadi bahaya serius bagi perekonomian dunia.

    Dalam wawancara dengan Radio Classique pada Senin (1/9/2025) waktu setempat, Lagarde menilai Presiden AS Donald Trump akan sangat sulit mengendalikan bank sentral AS tersebut. Hal ini mengingat ada preseden hukum yang melindungi posisi para gubernur The Fed dari pemecatan.

    “Jika dia berhasil melakukannya, saya kira itu akan menjadi ancaman yang sangat serius bagi ekonomi AS dan ekonomi global,” ujar Lagarde dikutip dari Bloomberg pada Selasa (2/9/2025). 

    Dia melanjutkan, kebijakan moneter jelas berpengaruh bagi AS dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan lapangan kerja optimal di negara tersebut.

    Menurutnya, tanpa independensi, stabilitas ekonomi AS dan dampaknya ke seluruh dunia sebagai ekonomi terbesar global akan sangat mengkhawatirkan.

    Trump belakangan melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap The Fed. DIa berulang kali menuntut penurunan suku bunga yang dianggap terlalu tinggi, serta kerap mengecam Ketua Jerome Powell. 

    Selain itu, Trump juga berupaya memecat Gubernur Lisa Cook atas dugaan penipuan kredit kepemilikan rumah (KPR). Kini, Cook tengah melawan keputusan tersebut di pengadilan.

    Terkait Eropa, Lagarde menyatakan ECB telah berhasil mencapai stabilitas harga dan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga inflasi kawasan euro tetap terkendali.

    “Tujuan inflasi 2% sudah tercapai, dan kami akan terus mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan inflasi terkendali serta harga stabil,” tegasnya.

    Pernyataan Lagarde disampaikan jelang rilis laporan inflasi yang diperkirakan akan mengonfirmasi penilaian ECB bahwa tekanan harga di zona euro tetap terkendali. Survei Bloomberg memproyeksikan inflasi sebesar 2%, sesuai target bank sentral.

    Pembuat kebijakan ECB secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga pada level 2% dalam pertemuan dua pekan mendatang. 

    Pada pertemuan Juli lalu, sebagian besar anggota dewan menilai risiko inflasi secara umum seimbang dan menyoroti ketahanan ekonomi Eropa meski menghadapi hambatan dari tarif AS dan perang Rusia-Ukraina.

    Meski investor mulai meragukan adanya pemangkasan tambahan tahun ini, sejumlah ekonom masih memperkirakan satu kali pemangkasan lagi pada Desember 2025.

    Lagarde juga menekankan bahwa ketidakpastian ekonomi berkurang seiring dengan peningkatan perdagangan antara Uni Eropa dan AS.

  • Pertumbuhan Ekonomi AS Kuartal II/2025 Direvisi Naik Jadi 3,3%, Ditopang Investasi dan Ekspor

    Pertumbuhan Ekonomi AS Kuartal II/2025 Direvisi Naik Jadi 3,3%, Ditopang Investasi dan Ekspor

    Bisnis.com, JAKARTA — Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan awal pada kuartal II/2025, ditopang peningkatan investasi bisnis serta lonjakan kontribusi perdagangan.

    Berdasarkan estimasi kedua oleh Biro Analisis Ekonomi (BEA) yang dikutip dari Bloomberg pada Jumat (29/8/2025), produk domestik bruto (PDB) riil AS tumbuh 3,3% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dari laporan awal sebesar 3%.

    Investasi bisnis naik 5,7%, lebih kuat dari estimasi awal 1,9%, didorong revisi ke atas pada investasi peralatan transportasi serta lonjakan investasi produk kekayaan intelektual yang menjadi yang tertinggi dalam empat tahun.

    Pemulihan pertumbuhan ini terjadi setelah kontraksi pada kuartal I/2025, yang merupakan penurunan pertama sejak 2022 akibat perusahaan bergegas mengimpor barang sebelum kenaikan tarif Trump berlaku. 

    Ke depan, ekonomi diperkirakan tumbuh lebih moderat seiring konsumen dan pelaku usaha menyesuaikan diri dengan kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump.

    “Revisi ini tidak mengubah gambaran bahwa permintaan domestik melemah di luar beberapa sektor tertentu. Kami memperkirakan pertumbuhan akan melambat seiring pelemahan pasar tenaga kerja dan beban tarif yang semakin menekan aktivitas,” tulis ekonom Citigroup Veronica Clark dan Andrew Hollenhorst dalam catatannya dikutip dari Bloomberg.

    Selain PDB, indikator utama lain yakni pendapatan domestik bruto atau gross domestic income (GDI) melonjak 4,8% setelah hanya tumbuh 0,2% di kuartal I/2025. Jika PDB mengukur nilai pengeluaran barang dan jasa, maka GDI mencatat pendapatan dan biaya dari produksi barang dan jasa tersebut.

    Data GDI juga mencakup keuntungan korporasi yang naik 1,7% pada kuartal II/2025 setelah sebelumnya mencatat penurunan terbesar sejak 2020. Pertanyaan besar ke depan adalah sejauh mana perusahaan AS memilih menaikkan harga akibat tarif dibandingkan menyerap biaya tambahan tersebut.

    Margin laba perusahaan non-keuangan pasca-pajak tercatat stabil di 15,7% dari total nilai tambah bruto, masih jauh di atas rata-rata historis sejak 1950-an hingga masa pandemi.

    Sementara itu, ekspor bersih menambahkan hampir 5% terhadap PDB—kontribusi tertinggi dalam catatan sejarah setelah pada kuartal I/2025 justru menjadi faktor penekan.

    Pengeluaran konsumen, mesin utama pertumbuhan ekonomi AS, tumbuh 1,6%, lebih tinggi dari estimasi awal 1,4%, meski masih jauh lebih lambat dibanding awal pandemi. Peritel besar seperti Walmart Inc. dan Home Depot Inc. menyatakan optimisme atas daya tahan konsumen, meski dampak kenaikan harga akibat tarif mulai terasa di rak-rak toko.

    Prospek Inflasi AS dan Kebijakan The Fed

    Sementara itu, metrik inflasi pilihan The Fed—personal consumption expenditures (PCE) inti—tumbuh 2,5% pada kuartal II/2025, sejalan dengan estimasi awal. 

    Data PCE Juli yang dirilis Jumat waktu setempat akan menjadi petunjuk tambahan terkait belanja konsumen riil dan pertumbuhan upah pada awal kuartal III.

    The Fed terus memantau dampak tarif Trump terhadap inflasi. Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu menyebut kenaikan harga akibat tarif kini jelas terlihat.

    Meski demikian, Powell tetap membuka peluang pemangkasan suku bunga pada September untuk mengantisipasi risiko pelemahan pasar tenaga kerja.

  • Diguncang Dugaan Penipuan KPR, Menkeu AS Tekan Bos The Fed Gelar Audit Internal

    Diguncang Dugaan Penipuan KPR, Menkeu AS Tekan Bos The Fed Gelar Audit Internal

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan AS Scott Bessent kembali mendesak Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell untuk melakukan tinjauan internal terhadap bank sentral.

    Melansir Bloomberg pada Kamis (28/8/2025), Bessent juga meminta Powell untuk segera menyelidiki dugaan penipuan kredit kepemilikan rumah (KPR) yang menyeret anggota Dewan Gubernur The Fed Lisa Cook.

    “Saya mendorong Ketua Powell agar melakukan ini secara internal sebelum ada tinjauan eksternal. Ini [kasus Cook] merupakan jenis masalah yang harus segera ditangani,” kata Bessent.

    Bessent menilai bahwa tidak mendengar Cook berkata ‘saya tidak melakukannya’, melainkan Cook hanya berkata bahwa presiden tidak bisa memecatnya. 

    Menurutnya, jika seorang pejabat The Fed terbukti melakukan penipuan KPR, maka mereka tidak layak menduduki posisi di salah satu lembaga regulator keuangan utama AS.

    “The Fed adalah institusi yang tidak akuntabel. Hubungannya dengan rakyat Amerika bergantung pada tingkat kepercayaan yang tinggi, dan insiden seperti ini merusak kepercayaan itu,” tambahnya.

    Ketika ditanya apakah langkah memecat Cook merupakan strategi Trump untuk menguasai mayoritas kursi di Dewan Gubernur, Bessent menegaskan bahwa semua gubernur The Fed bersifat independen.

    Awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump berupaya mencopot Cook dari jabatannya setelah pemerintahan menudingnya terlibat dalam penipuan KPR. Pihak pengacara Cook berencana menggugat langkah tersebut melalui jalur hukum.

    Suksesi Powell dan Dewan The Fed

    Saat ini, dewan The Fed beranggotakan Christopher Waller dan Michelle Bowman yang merupakan nominasi Trump pada periode pertama. Trump juga mencalonkan kepala ekonom Gedung Putih, Stephen Miran, untuk mengisi kursi kosong dalam dewan beranggotakan tujuh orang tersebut.

    Menurut Bessent, pemerintahan tidak mengatur cara Waller dan Bowman memberikan suara. Kedua gubernur itu bahkan berbeda pendapat dalam keputusan kebijakan bulan lalu dengan mendukung pemangkasan suku bunga, sementara mayoritas anggota memilih menahan suku bunga.

    Bessent juga mengungkapkan proses pencarian pengganti Powell yang masa jabatannya berakhir Mei 2025 masih berlangsung. Ia berencana mewawancarai kandidat setelah libur panjang Labor Day, sebelum mengajukan 3—4 nama kepada Trump.

    “Nama pengganti Powell hampir pasti sudah diketahui pada musim gugur ini,” ujarnya.

    Menurut Bessent, sejak krisis keuangan 2008, The Fed menyimpang dari misi inti kebijakan moneter dan perlu kembali pada mandat utamanya.

    Fannie Mae, Freddie Mac, dan Rencana IPO

    Bessent menambahkan, pemerintah sedang menyiapkan rencana penjualan saham Fannie Mae dan Freddie Mac, dua raksasa pembiayaan hipotek yang diambil alih pemerintah sejak krisis 2008.

    “Saya bayangkan sekitar September atau awal Oktober kami akan membuat keputusan mengenai bank yang mengatur penawaran saham ini,” katanya. Dia memperkirakan penjualan 3%—6% saham dapat menghasilkan dana sedikitnya US$30 miliar.

    Bessent menekankan bahwa salah satu pertimbangan penting adalah memastikan tidak ada kenaikan premi pada suku bunga hipotek dibandingkan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

    Perdagangan dan Tarif

    Terkait perdagangan, Bessent mengatakan akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng pada akhir Oktober atau awal November 2025. Sementara kunjungan Wakil Menteri Perdagangan Li Chenggang ke Washington pekan ini disebutnya hanya bersifat teknis dan tidak terkait langsung dengan negosiasi dagang.

    Pernyataan ini muncul di hari ketika tarif sekunder AS mulai berlaku terhadap impor dari India. Trump sebelumnya menaikkan tarif tambahan 25% atas India karena pembelian minyak Rusia, sehingga total bea masuk mencapai 50%.

    Menurut Bessent, sebagian besar respons New Delhi atas langkah AS lebih bersifat simbolis.

    “Yang seharusnya khawatir adalah negara surplus. India menjual kepada kami dengan tarif tinggi, sementara kami mengalami defisit besar dengan mereka,” ujarnya.

    Bessent juga menegaskan kembali keluhannya terhadap negara-negara Eropa yang enggan menjatuhkan sanksi sekunder atas invasi Rusia ke Ukraina. Dalam pertemuan G7 awal tahun ini, hanya Kanada yang siap ikut serta, sementara negara lain menolak, katanya.

  • Rupiah melemah dipengaruhi perkembangan konflik Rusia dengan Ukraina

    Rupiah melemah dipengaruhi perkembangan konflik Rusia dengan Ukraina

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah dipengaruhi perkembangan konflik Rusia dengan Ukraina
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 26 Agustus 2025 – 18:35 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi perkembangan konflik antara Rusia dengan Ukraina.

    “Presiden AS (Amerika Serikat) Donald Trump telah berusaha memposisikan dirinya sebagai mediator, tetapi pekan lalu memperingatkan bahwa ia akan mengenakan sanksi baru terhadap Moskow jika tidak ada kemajuan yang dicapai menuju kesepakatan damai dalam dua minggu,” katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa.

    Wakil Presiden AS J.D. Vance mengatakan Rusia telah membuat konsesi yang signifikan, termasuk jaminan keamanan untuk Ukraina, meskipun para diplomat Barat memperingatkan bahwa Moskow belum berkomitmen pada kerangka kerja yang mengikat.

    Trump telah mengusulkan pertemuan puncak trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan.

    Mengutip Kyodo, Trump sudah mengadakan pembicaraan dengan Putin di Alaska pada pekan lalu, yang dilanjutkan pertemuan di Washington dengan Zelenskyy dan para pemimpin Eropa.

    Tak lama setelah pertemuan di Gedung Putih tersebut, Trump mengatakan bahwa dirinya telah mulai mengatur pembicaraan antara Putin dan Zelenskyy di lokasi yang akan ditentukan. Presiden AS mengisyaratkan adanya kemungkinan perkembangan signifikan dalam negosiasi perdamaian dalam satu-dua minggu ke depan.

    Trump mengatakan bahwa pembicaraan yang direncanakan tersebut nantinya bisa dilanjutkan dengan pertemuan lain yang juga melibatkan dirinya.

    Zelenskyy telah menyatakan kesiapan untuk bertemu langsung dengan Putin tanpa syarat apapun. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap upaya Trump mencari solusi diplomatik guna mengakhiri konflik yang telah dimulai tiga setengah tahun lalu.

    Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa Rusia berniat mengupayakan pertemuan antara Putin dan Zelenskyy dalam waktu dekat.

    Sentimen pasar juga berasal dari peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) belum sepenuhnya pasti, kendali sejumlah analis memperkirakan Bank Sentral AS akan memangkas 25 basis points (bps) pada bulan depan.

    “Data ekonomi penting seperti Core PCE (Personal Consumption Expenditures) pada pekan ini, laporan tenaga kerja (NFP/Non-Farm Payroll) pekan depan, serta inflasi (CPI/Consumer Price Index) Agustus akan menjadi penentu arah kebijakan The Fed. Situasi ini mendorong aksi lindung nilai atau hedging dan membuat dolar kembali menguat secara luas,” ucap Ibrahim.

    Pelaku pasar turut mencermati dinamika politik di AS, dimana Trump kembali melontarkan kritik terhadap Gubernur The Fed Jerome Powell dan jajarannya, bahkan dikabarkan mempertimbangkan langkah untuk mengganti Powell.

    Meski demikian, lanjutnya, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyebut proses penggantian membutuhkan waktu berbulan-bulan.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa sore melemah sebesar 40 poin atau 0,24 persen menjadi Rp16.299 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.259 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.277 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.255 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Trump Pecat Gubernur The Fed Lisa Cook Buntut Dugaan Penipuan KPR

    Trump Pecat Gubernur The Fed Lisa Cook Buntut Dugaan Penipuan KPR

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya memecat Gubernur The Fed Lisa Cook atas dugaan manipulasi pinjaman kredit kepemilikan rumah (KPR), langkah kontroversial yang berpotensi menguji independensi bank sentral AS.

    Dalam suratnya yang dikutip dari Reuters pada Selasa (26/8/2025), Trump menyebut memiliki alasan yang cukup untuk memberhentikan Cook—perempuan Afrika-Amerika pertama yang menjabat di Dewan Gubernur The Fed—karena pada 2021 diduga menyatakan dua properti di Michigan dan Georgia sebagai tempat tinggal utama demi mendapatkan syarat kredit yang lebih ringan.

    Trump dalam suratnya menuding Cook melakukan perilaku menipu dan berpotensi kriminal sehingga meragukan integritasnya. Dia mengklaim memiliki kewenangan berdasarkan Konstitusi AS dan Federal Reserve Act 1913 untuk memberhentikannya.

    Cook menolak keputusan tersebut dan menegaskan Trump tidak memiliki dasar hukum untuk mencopotnya. 

    “Tidak ada alasan hukum, dan dia tidak memiliki wewenang,” ujar Cook dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui kuasa hukumnya, Abbe Lowell. 

    Dia menambahkan akan tetap menjalankan tugasnya sesuai mandat hingga 2038 setelah diangkat Presiden Joe Biden pada 2022.

    Lowell menegaskan tuntutan Trump tidak memiliki dasar proses, substansi, maupun otoritas hukum. Dia berjanji akan menempuh jalur hukum untuk mencegah upaya pemecatan tersebut.

    Isu mengenai pinjaman KPR Cook pertama kali diungkap pekan lalu oleh Direktur Federal Housing Finance Agency, William Pulte, yang kemudian merujuk kasus itu ke Jaksa Agung AS Pamela Bondi.

    Menurut Undang-Undang The Fed, anggota dewan hanya dapat diberhentikan dengan alasan tertentu (for cause), meski ketentuan itu tak pernah diuji secara langsung sejak presiden AS cenderung menjaga jarak dari kebijakan moneter demi menjaga kepercayaan pasar.

    Sejumlah pakar hukum menilai kasus ini bisa memunculkan perdebatan kompleks terkait kewenangan eksekutif, status unik The Fed, serta apakah dugaan pelanggaran sebelum masa jabatan bisa dijadikan dasar pemecatan. 

    Peter Conti-Brown, pakar sejarah The Fed dari University of Pennsylvania, menilai transaksi hipotek Cook sudah diperiksa saat proses konfirmasi Senat. 

    “Menggunakan hal itu sekarang sebagai alasan pemecatan tidak sesuai dengan konsep ‘for cause removal’,” ujarnya.

    Dampak langsung terlihat di pasar obligasi AS. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun turun tajam, sedangkan tenor 10 tahun naik, mencerminkan ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga namun dengan risiko kredibilitas dalam mengendalikan inflasi.

    “Ini mencerminkan tekad pemerintahan Trump untuk merombak The Fed sekaligus peringatan bagi pejabat yang diangkat Biden. Hal ini menambah keyakinan bahwa suku bunga akan lebih rendah dari seharusnya,” kata Tim Duy, analis SGH Macro Advisors.

    Trump sebelumnya kerap menekan Ketua The Fed Jerome Powell agar menurunkan suku bunga, meski tidak jadi memecatnya karena masa jabatan Powell berakhir kurang dari setahun. Fokus Trump kini tertuju pada Cook. 

    Jika berhasil, dia dapat menunjuk anggota keempat di Dewan Gubernur, memperkuat pengaruhnya terhadap arah kebijakan moneter AS.

    Kasus Cook terkait KPR berasal pada 2021 saat masih berkarier sebagai akademisi. Dokumen keuangan 2024 menunjukkan Cook memiliki tiga pinjaman, dengan dua di antaranya tercatat sebagai “tempat tinggal utama”. Pinjaman kategori ini umumnya mendapat bunga lebih rendah dibanding kredit investasi.

    Isu terhadap Cook juga mencuat di tengah kampanye lebih luas pemerintahan Trump untuk memangkas program keberagaman (diversity, equity, and inclusion/DEI) di lembaga pemerintah, yang telah mendorong mundurnya sejumlah pejabat perempuan dan minoritas. 

    Trump bahkan menggunakan tuduhan serupa terhadap sejumlah lawan politik, termasuk Senator Adam Schiff.

  • Rupiah melemah seiring Trump pecat anggota Dewan Gubernur The Fed

    Rupiah melemah seiring Trump pecat anggota Dewan Gubernur The Fed

    Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang menguat/volatile setelah kabar bahwa Trump memecat anggota dewan gubernur

    Jakarta (ANTARA) – Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat anggota Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Lisa D.Cook.

    “Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang menguat/volatile setelah kabar bahwa Trump memecat anggota dewan gubernur Lisa D. Cook,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Mengutip Anadolu, Trump sudah mengingatkan bahwa Lisa Cook mengundurkan diri di tengah tuduhan penipuan hipotek.

    Direktur Badan Keuangan Perumahan Federal Bill Pulte menuduh Cook secara keliru mengklaim dua rumah berbeda sebagai tempat tinggal utamanya. Bill mengatakan telah mengirimkan laporan pidana ke Departemen Kehakiman, yang sudah dikonfirmasi bahwa tahapan berlangsung ke penyelidikan.

    Cook, yang ditunjuk oleh mantan Presiden Joe Biden, telah membantah melakukan kesalahan, dengan mengatakan ia “tidak berniat diintimidasi untuk mengundurkan diri”.

    “Keinginan Trump mendikte The Fed untuk menurunkan suku bunga (menjadi alasan mengapa Cook dipecat,” ujar Lukman.

    Selama ini, Cook memang secara konsisten telah memberikan suara bersama Gubernur The Fed Jerome Powell untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

    Bagi Lukman, aksi Trump ini memuluskan keinginan untuk menurunkan suku bunga, tetapi justru dapat melemahkan dolar AS, walaupun mungkin investor memandang bisa mendukung ekonomi AS ke depan dan mengurangi dampak kebijakan tarif.

    “Indeks dolar yang menguat pagi ini diikuti oleh penguatan CHF (Franc Swiss) dan Yen kemudian emas, sehingga tercermin kekhawatiran kekisruhan di AS menyebabkan investor berbondong-bondong ke cash haven. Namun, ini hanya reaksi sesaat dan investor saat ini masih mencerna perkembangan ini,” kata dia.

    Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah sebesar 10 poin atau 0,6 persen menjadi Rp16.269 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.259 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG diprediksi mendatar di tengah pelemahan bursa kawasan Asia

    IHSG diprediksi mendatar di tengah pelemahan bursa kawasan Asia

    IHSG berpeluang bergerak ‘sideways’ (mendatar) pada hari ini

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan bergerak mendatar di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia

    IHSG dibuka menguat 14,01 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.940,92. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,14 poin atau 0,14 persen ke posisi 827,78.

    “IHSG berpeluang bergerak sideways (mendatar) pada hari ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

    Dari mancanegara, sorotan pelaku pasar tertuju pada pidato pejabat Federal Reserve (The Fed) Thomas Barkin pada hari ini, Selasa (26/08).

    Setiap komentar pejabat The Fed saat ini menjadi bahan spekulasi, mengingat Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pada pekan lalu, memberikan sinyal paling jelas bahwa era pengetatan moneter sudah berakhir.

    Powell mengakui inflasi melandai, sementara pasar tenaga kerja mulai melemah, sehingga kebijakan saat ini dinilai terlalu restriktif.

    Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperoleh ruang tambahan untuk melonggarkan kebijakan moneter tanpa khawatir pelemahan mata uang yang berlebihan. Namun, apabila The Fed menunda atau nada hawkish, pasar bisa kembali tertekan.

    Di sisi lain, pelaku pasar tengah bersiap menghadapi momen penting, yakni cut-off date rebalancing MSCI edisi Agustus 2025 pada hari ini, Selasa (26/08).

    Pada perdagangan Senin (25/08), bursa saham Eropa ditutup melemah, di antaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,93 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,13 persen, indeks DAX Jerman turun 0,37 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 1,59 persen.

    Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup melemah pada perdagangan Senin (25/08), diantaranya indeks Nasdaq ditutup turun 0,22 persen ke level 21.449,29, indeks S&P 500 melemah 0,43 persen menjadi 6.439,32, dan indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 349,27 poin atau 0,77 persen ke 45.282,47.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 443,32 poin atau 1,03 persen ke 42.370,00, indeks Shanghai melemah 10,81 poin atau 0,27 persen ke 3.872,30, indeks Hang Seng melemah 79,86 poin atau 0,30 persen ke 25.778,55, dan indeks Strait Times melemah 14,15 poin atau 0,33 persen ke 4.242,00.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG ditutup menguat seiring optimisme sikap `dovish` The Fed

    IHSG ditutup menguat seiring optimisme sikap `dovish` The Fed

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat seiring optimisme sikap `dovish` The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 25 Agustus 2025 – 17:48 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup menguat seiring optimisme pelaku pasar terhadap sikap “dovish” bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

    IHSG ditutup menguat 68,06 poin atau 0,87 persen ke posisi 7.926,92. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,70 poin atau 0,81 persen ke posisi 828,92.

    “IHSG dan bursa regional Asia bergerak menguat, dipengaruhi oleh reaksi pelaku pasar yang merespon sinyal The Fed akan memangkas suku bunga acuannya,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

    Dari mancanegara, Ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di Jackson Hole, Wyoming, Amerika Serikat (AS), mengatakan membuka peluang akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September 2025.

    Dalam pidatonya, Powell menyinggung terkait melemahnya risiko inflasi dan meningkatnya kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja AS, sehingga memerlukan penyesuaian kebijakan moneter, yang membuka jalan untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2025.

    Dengan demikian, pelaku pasar memandang penurunan suku bunga kemungkinan akan segera terjadi, yang mana merujuk CME Fedwatch memiliki probabilitas sebesar 87,2 persen penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada September 2025.

    Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk ke pasar keuangan dalam negeri (capital inflow) sebesar Rp910 miliar pada pekan ketiga Agustus 2025.

    Capital inflow itu memberikan gambaran meningkatnya kepercayaan investor dalam iberinvestasi di pasar keuangan dalam negeri, yang tidak terlepas oleh langkah BI dalam menjaga dan mendukung ketahanan eksternal bersama pemerintah dan otoritas lainnya.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu sektor properti naik sebesar 3,58 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor teknologi yang naik masing-masing naik sebesar 2,36 persen dan 1,91 persen.

    Sedangkan dua sektor terkoreksi yaitu sektor kesehatan turun paling dalam sebesar 0,05 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen primer yang turun sebesar 0,22 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BBKP, LPKR, BVIC, SSTM, dan JECC. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MFIN, POLU, SOSS, RELF, dan YULE.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.368.350 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 46,80 miliar lembar saham senilai Rp19,40 triliun. Sebanyak 449 saham naik, 215 saham menurun, dan 143 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 181,21 poin atau 0,43 persen ke 42.814,50, indeks Hang Seng menguat 487,36 poin atau 1,92 persen ke 25.826,50, indeks Shanghai naik 57,80 poin atau 1,51 persen ke 3.883,56, dan indeks Strait Times menguat 3,75 poin atau 0,10 persen ke 4.257,02.

    Sumber : Antara

  • Video: Powell Isyaratkan Pemangkasan Bunga, Pasar Waspadai Stagflasi

    Video: Powell Isyaratkan Pemangkasan Bunga, Pasar Waspadai Stagflasi

    Jakarta, CNBC Indonesia –Gubernur The Fed Jerome Powell, menutup hari terakhir konferensi Jackson Hole di Wyoming, Amerika Serikat. dalam Pidatonya, Powell memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga pada september mendatang, namun tetap menekankan sikap hati-hati.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (25/08/2025).