Tag: Jerome Powell

  • Harga Emas Hari Ini Anjlok Lagi, Dolar AS Jadi Biang Kerok

    Harga Emas Hari Ini Anjlok Lagi, Dolar AS Jadi Biang Kerok

    Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena dolar mencapai titik tertinggi tiga bulan. Sementara para pedagang menunggu data ekonomi AS untuk petunjuk tentang jalur kebijakan moneter Federal Reserve.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (5/11/2025), harga emas di pasar spot turun 1,5% menjadi USD 3.939,32. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 1,7% menjadi USD 3.945,10.

    Indeks dolar AS diperdagangkan pada nilai tertinggi dalam tiga bulan, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

    “Dengan dolar yang mencapai titik tertinggi baru, kita melihat adanya beban pada pasar emas … sebagian dari penguatan dolar baru-baru ini dan beban di pasar emas berasal dari kecilnya kemungkinan potensi penurunan suku bunga (Fed) pada bulan Desember,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.

    Meskipun bank sentral AS memangkas suku bunga pekan lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell, mengisyaratkan pemangkasan biaya pinjaman tersebut mungkin akan menjadi yang terakhir tahun ini. Para pedagang kini melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 71% pada pertemuan The Fed 9-10 Desember, dibandingkan dengan lebih dari 90% seminggu sebelumnya, menurut data FedWatch CME Group.

    Emas yang tidak menghasilkan imbal hasil tumbuh subur saar suku bunga rendah dan selama masa ketidakpastian ekonomi.

    Dengan shutdown pemerintah AS yang kemungkinan akan menjadi yang terpanjang sepanjang sejarah, yang menghentikan rilis data pemerintah, investor semakin memperhatikan laporan ekonomi non-resmi, termasuk Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP. Laporan ADP untuk bulan Oktober dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu.

     

  • Harga Emas Hari Ini Bergerak Hati-Hati, Tekanan Jual Masih Bayangi

    Harga Emas Hari Ini Bergerak Hati-Hati, Tekanan Jual Masih Bayangi

    Dari sisi fundamental, pelemahan harga emas pada sesi Asia juga dipicu oleh meredanya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Beberapa pejabat bank sentral AS mengeluarkan pernyataan bernada hawkish, termasuk Michelle Bowman yang dijadwalkan berpidato hari ini.

    Meskipun The Fed telah memangkas suku bunga dua kali tahun ini ke kisaran 3,75%–4,00%, Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan lebih lanjut “bukan sesuatu yang pasti”. Sikap hati-hati ini menguatkan Dolar AS dan menekan minat terhadap aset tanpa imbal hasil seperti emas.

    Namun, data ekonomi AS terbaru menunjukkan tanda perlambatan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM turun menjadi 48,7 pada Oktober, di bawah ekspektasi 49,5, menandakan kontraksi aktivitas manufaktur. Kondisi ini bisa kembali memicu permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

     

  • Harga Emas Tertahan di USD 4.000, Pasar Tunggu Data Ketenagakerjaan AS

    Harga Emas Tertahan di USD 4.000, Pasar Tunggu Data Ketenagakerjaan AS

    Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski menuturkan, pihaknya tetap netral dengan harga emas selama sepekan. “Saya pikir emas masih perlu konsolidasi,” ujar dia.

    Sementara itu, Presiden dan COO Asset Strategiest International, Rich Checkan memprediksi, harga emas turun pada pekan ini. Namun, untuk jangka panjang, Rich Checkan prediksi, harga emas masih menguat.

    “Dalam jangka pendek, emas tampaknya itdak memiliki momentum yang dibutuhkan untuk mencapai level tertinggi baru,” ujar dia.

    Sejumlah pihak menilai hal itu disebabkan oleh meredanya ketegangan dengan China. Pihak lain menilai hal itu disebabkan oleh sikap ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang sedikit lebih agresif yang mempertanyakan pemangkasan suku bunga pada Desember. Pihak lain juga menilai hal itu sebabkan oleh aksi ambil untung atau upaya terkoordinasi pelaku pasar untuk menurunkan harga emas.

    “Apapun penyebabnya, ini akan berlangsung singkat. Tapi saya rasa ini belum berakhir,” Checkan memperingatkan.

    Ia perkirakan ada pengujian lagi di bawah USD 4.000.

  • Survei Kitco Sepekan: Pelaku Pasar Masih Optimistis terhadap Harga Emas

    Survei Kitco Sepekan: Pelaku Pasar Masih Optimistis terhadap Harga Emas

    Liputan6.com, Jakarta – Pelaku pasar ritel dan investor tetap optimistis harga emas masih tangguh pada pekan ini. Namun, hal ini berbeda dengan prediksi sejumlah pengamat yang tetap netral.

    Hal itu berdasarkan survei emas mingguan Kitco terbaru yang dikutip dari laman Kitco, Senin (3/11/2025).

    Berdasarkan survei Kitco sepekan, 14 analis berpartisipasi. Analis mulai bersikap netral setelah volatilitas logam mulia itu menyempit. Tiga analis atau 21% masih memperkirakan harga emas naik selama sepekan. Sedangkan tiga lainnya atau mewakili 21% memprediksi harga emas turun. Sementara itu, delapan analis atau 57% memprediksi harga emas akan sideways selama sepekan.

    Sedangkan 282 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco. Investor lokal memperkuat mayoritas bullish terhadap harga emas. 180 pelaku pasar ritel atau 64% memprediksi harga emas naik pekan ini. Sementara itu, 51 atau 18% memprediksi logam kuning akan merosot. 51 investor atau 18% memperkirakan harga emas konsolidasi selama sepekan.

    Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski menuturkan, pihaknya tetap netral dengan harga emas selama sepekan. “Saya pikir emas masih perlu konsolidasi,” ujar dia.

    Sementara itu, Presiden dan COO Asset Strategiest International, Rich Checkan memprediksi, harga emas turun pada pekan ini. Namun, untuk jangka panjang, Rich Checkan prediksi, harga emas masih menguat.

    “Dalam jangka pendek, emas tampaknya itdak memiliki momentum yang dibutuhkan untuk mencapai level tertinggi baru,” ujar dia.

    Sejumlah pihak menilai hal itu disebabkan oleh meredanya ketegangan dengan China. Pihak lain menilai hal itu disebabkan oleh sikap ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang sedikit lebih agresif yang mempertanyakan pemangkasan suku bunga pada Desember. Pihak lain juga menilai hal itu sebabkan oleh aksi ambil untung atau upaya terkoordinasi pelaku pasar untuk menurunkan harga emas.

    “Apapun penyebabnya, ini akan berlangsung singkat. Tapi saya rasa ini belum berakhir,” Checkan memperingatkan.

    Ia perkirakan ada pengujian lagi di bawah USD 4.000.

     

     

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini 2 November 2025, Termurah Dibanderol Segini

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini 2 November 2025, Termurah Dibanderol Segini

    Sebelumnya, harga emas turun 1% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga emas dunia hari ini terbebani oleh ketidakpastian atas pemotongan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) tahun ini, tetapi logam mulia tersebut tetap siap untuk kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/11/2025), harga emas spot turun 0,6% menjadi USD 4.001,74 per ons dan berada di jalur kenaikan 3,7% bulan ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,5% lebih rendah pada USD 3.996,5 per ons.

    Indeks dolar bertahan mendekati level tertinggi tiga bulan, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

    Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Beth Hammack mengatakan pada hari Jumat bahwa dia menentang pemotongan suku bunga bank sentral minggu ini, dan menambahkan bahwa Fed perlu mempertahankan beberapa pembatasan untuk menurunkan inflasi.

    “Hammack sedang gencar-gencarnya mengincar emas karena ia menjadi Presiden Fed regional ketiga yang secara terbuka menentang penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahap ini mengingat inflasi yang tinggi. Hammack akan menjadi pemilih FOMC pada tahun 2026 dan menunjukkan bahwa pasar terlalu optimistis dalam memperkirakan suku bunga yang lebih rendah,” kata Pedagang Logam Independen, Tai Wong.

    The Fed memangkas suku bunga pada hari Rabu, tetapi pernyataan agresif dari Ketua Jerome Powell berarti pasar sekarang memperkirakan peluang sebesar 63% akan terjadinya pemangkasan suku bunga pada bulan Desember, turun dari lebih dari 90% pada awal minggu, menurut alat CME FedWatch.

     

  • Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 1 November 2025, Beli Mumpung Lebih Murah

    Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 1 November 2025, Beli Mumpung Lebih Murah

    Harga emas turun 1% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga emas dunia hari ini terbebani oleh ketidakpastian atas pemotongan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) tahun ini, tetapi logam mulia tersebut tetap siap untuk kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/11/2025), harga emas spot turun 0,6% menjadi USD 4.001,74 per ons dan berada di jalur kenaikan 3,7% bulan ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,5% lebih rendah pada USD 3.996,5 per ons.

    Indeks dolar bertahan mendekati level tertinggi tiga bulan, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

    Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Beth Hammack mengatakan pada hari Jumat bahwa dia menentang pemotongan suku bunga bank sentral minggu ini, dan menambahkan bahwa Fed perlu mempertahankan beberapa pembatasan untuk menurunkan inflasi.

    “Hammack sedang gencar-gencarnya mengincar emas karena ia menjadi Presiden Fed regional ketiga yang secara terbuka menentang penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahap ini mengingat inflasi yang tinggi. Hammack akan menjadi pemilih FOMC pada tahun 2026 dan menunjukkan bahwa pasar terlalu optimistis dalam memperkirakan suku bunga yang lebih rendah,” kata Pedagang Logam Independen, Tai Wong.

    The Fed memangkas suku bunga pada hari Rabu, tetapi pernyataan agresif dari Ketua Jerome Powell berarti pasar sekarang memperkirakan peluang sebesar 63% akan terjadinya pemangkasan suku bunga pada bulan Desember, turun dari lebih dari 90% pada awal minggu, menurut alat CME FedWatch.

     

  • Melesat, Cek Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Sabtu 1 November 2025

    Melesat, Cek Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Sabtu 1 November 2025

    Sebelumnya, harga emas turun 1% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga emas dunia hari ini terbebani oleh ketidakpastian atas pemotongan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) tahun ini, tetapi logam mulia tersebut tetap siap untuk kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/11/2025), harga emas spot turun 0,6% menjadi USD 4.001,74 per ons dan berada di jalur kenaikan 3,7% bulan ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,5% lebih rendah pada USD 3.996,5 per ons.

    Indeks dolar bertahan mendekati level tertinggi tiga bulan, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

    Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Beth Hammack mengatakan pada hari Jumat bahwa dia menentang pemotongan suku bunga bank sentral minggu ini, dan menambahkan bahwa Fed perlu mempertahankan beberapa pembatasan untuk menurunkan inflasi.

    “Hammack sedang gencar-gencarnya mengincar emas karena ia menjadi Presiden Fed regional ketiga yang secara terbuka menentang penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahap ini mengingat inflasi yang tinggi. Hammack akan menjadi pemilih FOMC pada tahun 2026 dan menunjukkan bahwa pasar terlalu optimistis dalam memperkirakan suku bunga yang lebih rendah,” kata Pedagang Logam Independen, Tai Wong.

    The Fed memangkas suku bunga pada hari Rabu, tetapi pernyataan agresif dari Ketua Jerome Powell berarti pasar sekarang memperkirakan peluang sebesar 63% akan terjadinya pemangkasan suku bunga pada bulan Desember, turun dari lebih dari 90% pada awal minggu, menurut alat CME FedWatch.

     

  • Harga Emas Anjlok di Akhir Pekan, Ada Apa?

    Harga Emas Anjlok di Akhir Pekan, Ada Apa?

    Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun 1% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga emas dunia hari ini terbebani oleh ketidakpastian atas pemotongan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) tahun ini, tetapi logam mulia tersebut tetap siap untuk kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.

    Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/11/2025), harga emas spot turun 0,6% menjadi USD 4.001,74 per ons dan berada di jalur kenaikan 3,7% bulan ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,5% lebih rendah pada USD 3.996,5 per ons.

    Indeks dolar bertahan mendekati level tertinggi tiga bulan, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

    Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Beth Hammack mengatakan pada hari Jumat bahwa dia menentang pemotongan suku bunga bank sentral minggu ini, dan menambahkan bahwa Fed perlu mempertahankan beberapa pembatasan untuk menurunkan inflasi.

    “Hammack sedang gencar-gencarnya mengincar emas karena ia menjadi Presiden Fed regional ketiga yang secara terbuka menentang penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahap ini mengingat inflasi yang tinggi. Hammack akan menjadi pemilih FOMC pada tahun 2026 dan menunjukkan bahwa pasar terlalu optimistis dalam memperkirakan suku bunga yang lebih rendah,” kata Pedagang Logam Independen, Tai Wong.

    The Fed memangkas suku bunga pada hari Rabu, tetapi pernyataan agresif dari Ketua Jerome Powell berarti pasar sekarang memperkirakan peluang sebesar 63% akan terjadinya pemangkasan suku bunga pada bulan Desember, turun dari lebih dari 90% pada awal minggu, menurut alat CME FedWatch.

     

  • IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia

    IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia.

    IHSG ditutup menguat 17,84 atau 0,22 persen ke posisi 8.184,06. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,22 poin atau 0,03 persen ke posisi 836,94.

    “Ketua The Fed Jerome Powell gagal meyakinkan pasar dengan mengatakan bahwa tidak ada kepastian mengenai pemangkasan suku bunga di Desember 2025,” sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Dari mancanegara, The Fed memangkas suku bunga acuan 25 bps periode Oktober 2025 atau sesuai ekspektasi pasar, dan mengumumkan akan kembali melakukan pembelian terbatas surat utang pemerintah AS.

    Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember 2025 belum dapat dipastikan.

    The Fed mengakui bahwa penutupan (shutdown) aktivitas dan pelayanan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung telah mempersulit upaya pengumpulan data dan menghalangi pejabat The Fed mendapatkan gambaran lengkap tentang ekonomi AS.

    Dengan demikian, penilaian terhadap kondisi kesehatan ekonomi AS didasarkan hanya pada indikator yang tersedia.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kurs Dolar AS Lesu, Rupiah Sentuh 16.610 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

    Kurs Dolar AS Lesu, Rupiah Sentuh 16.610 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

    Liputan6.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis, (30/10/2025). Rupiah naik tujuh poin atau 0,04% menjadi 16.610 per dolar AS dari sebelumnya 16.617.

    Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan diperdagangkan di kisaran 16.575-16.700 per dolar AS.

    “Meskipun pasar sebagian besar telah mengantisipasi penurunan suku bunga acuan FOMC (Federal Open Market Committee) bulan Oktober 2025, investor berfokus pada arahan mengenai potensi arah suku bunga kebijakan ke depannya,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

    Pada rapat FOMC, The Fed memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis points (bps) ke kisaran target 3,75–4 persen dari sebelumnya 4–4,25 persen.

    Keputusan itu disebut menghasilkan dua dissenting opinion berbeda. Pertama, Gubernur Stephen Miran mendukung penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps, konsisten dengan FOMC sebelumnya.

    Adapun Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid lebih memilih mempertahankan suku bunga tak berubah.

    Dalam pidato pasca rapat, Ketua The Fed Jerome Powell mencatat pemotongan suku bunga pada Desember 2025 bukan kepastian. Hal ini menandakan sikap hati-hati di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja AS.

    Powell juga menekankan inflasi AS masih tinggi dibandingkan tahun lalu, kendati pertumbuhan ekonomi AS tetap moderat.

    “Meskipun nadanya hati-hati, Powell mengonfirmasi bahwa The Fed akan mengakhiri program quantitative tightening-nya pada Desember 2025,” tutur Josua.

    Seiring komentar Powell, investor menilai akan ada ekspektasi untuk pelonggaran lebih lanjut.

    “Menurut perangkat FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga lagi pada di Desember 2025 menurun menjadi sekitar 65 persen dari sekitar 80 persen sebelum pertemuan,” ujar dia.