Tag: Jerome Powell

  • Kursi Kosong di The Fed, Trump Berpeluang Percepat Penunjukan Ketua Baru

    Kursi Kosong di The Fed, Trump Berpeluang Percepat Penunjukan Ketua Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump berpeluang menunjuk pejabat baru di The Fed lebih cepat dari jadwal, usai Gubernur Adriana Kugler mengundurkan diri. Langkah ini juga mempercepat penunjukan ketua The Fed berikutnya menggantikan Jerome Powell.

    Melansir Bloomberg pada Senin (4/8/2025), pengunduran diri Kugler terjadi di tengah tekanan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gedung Putih terhadap bank sentral, menyangkut arah kebijakan moneter. 

    Trump secara rutin menyerang Ketua The Fed Jerome Powell di media sosial, dan pada Kamis (31/7/2025) pekan lalu menyebut Powell terlalu pemarah, bodoh, dan politis karena kembali menolak menurunkan suku bunga.

    Mundurnya Kugler memberi kesempatan langsung bagi Trump untuk menunjuk pejabat yang sejalan dengan keinginannya agar suku bunga diturunkan, tanpa harus menunggu masa jabatan Kugler berakhir pada Januari 2026.

    Namun, satu suara tambahan di Dewan Gubernur tidak serta-merta menjamin perubahan kebijakan. Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini, panel yang menetapkan suku bunga itu memutuskan dengan suara 9–2 untuk mempertahankan tingkat bunga. 

    Dua suara yang berbeda berasal dari pejabat yang juga ditunjuk Trump pada masa jabatan pertamanya—dissent pertama sejak 1993.

    “Sekarang bola ada di tangan Trump.Selama ini Trump menekan The Fed untuk menurunkan suku bunga dan ingin orang-orang pilihannya sendiri di sana. Sekarang dia punya peluang itu,” kata Derek Tang, ekonom di LH Meyer/Monetary Policy Analytics.

    Skenario Penggantian Ketua The Fed

    Adapun, pengunduran diri Kugler dapat mempercepat keputusan Trump dalam memilih Ketua The Fed berikutnya. Sebab, jika Trump ingin menunjuk orang luar seperti Direktur National Economic Council Kevin Hassett atau mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, peluang ini bisa jadi satu-satunya dalam waktu dekat.

    Masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026, namun jabatannya sebagai anggota dewan berlaku hingga 2028. Jika Powell memutuskan tidak mundur sepenuhnya dari dewan, Trump tidak akan mendapat kursi kosong lagi di jajaran gubernur hingga tiga tahun ke depan.

    Dalam skenario ini, Trump kemungkinan harus menunjuk pengganti Kugler dengan orang yang juga akan dia angkat sebagai ketua baru pada Mei nanti. Jika ingin mempercepat penempatan loyalis, dia harus segera menentukan siapa yang akan memimpin bank sentral ke depan.

    “Ini adalah satu-satunya posisi kosong yang dimiliki Trump saat ini. Kalau dia ingin ketua baru berasal dari luar Dewan Gubernur saat ini, maka identitas orang itu akan segera terungkap,” kata Tobin Marcus, Kepala Riset Kebijakan AS di Wolfe Research.

    Namun, tidak semua pihak percaya Trump akan langsung bertindak cepat.

    Adam Posen, Presiden Peterson Institute for International Economics menilai, tidak ada alasan untuk menunda jika Trump sudah menentukan siapa yang ingin dia jadikan ketua The Fed.

    “Tapi ini bukan situasi yang memaksa. Dewan pernah berjalan dengan kurang dari tujuh anggota, dan pemerintahan ini tidak terlalu peduli soal kekosongan jabatan penting,” jelasnya.

    Hingga saat ini belum ada indikasi Trump sudah memutuskan. Selain Hassett dan Warsh, nama Menteri Keuangan Scott Bessent dan Gubernur The Fed saat ini Christopher Waller juga disebut sebagai kandidat potensial.

    Meski begitu, proses pencalonan tetap harus melalui konfirmasi Senat yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

    “Meski Senat dikuasai Partai Republik, tetap butuh waktu untuk memproses calon,” kata David Wessel, Direktur Hutchins Center for Fiscal and Monetary Policy di Brookings Institution.

    Pun bila Trump berhasil menempatkan ketua baru, keputusan suku bunga tetap berada di tangan mayoritas FOMC. Meski secara tradisi para anggota memberi ruang kepada ketua untuk membangun konsensus, hal itu sulit tercapai bila ketua The Fed tidak mampu menyampaikan argumen ekonomi yang meyakinkan.

    Saat meninggalkan Gedung Putih pada Jumat sore pekan lalu, Trump mengaku sangat senang dengan adanya kekosongan kursi di The Fed. 

    Dia juga mengatakan bahwa Kugler mundur karena berbeda pandangan dengan Powell soal suku bunga.

    Namun, klaim itu bertentangan dengan pandangan kebijakan Kugler yang disampaikan secara terbuka. Dalam pidato terakhirnya pada 17 Juli, Kugler menyatakan dengan inflasi barang yang kembali naik dan pasar tenaga kerja stabil, The Fed sebaiknya mempertahankan suku bunga untuk sementara waktu.

  • Update Harga Emas Perhiasan Hari Ini 3 Agustus 2025 – Page 3

    Update Harga Emas Perhiasan Hari Ini 3 Agustus 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah sentimen membayangi harga emas dunia pekan ini. Salah satu sentimen dari pernyataan ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.

    Mengutip Kitco, ditulis Minggu (3/8/2025), pekan ini, satu kalimat dari ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell membuat pasar terguncang mendorong harga ke level terendah dalam empat minggu di bawah USD 3.300 per ounce. Setelah mempertahankan suku bunga pada Rabu pekan ini, Powell menyampaikan nada hawkish pada awal konfrensi pers. “Kami belum membuat keputusan apapun untuk September,” ujar dia seperti dikutip dari Kitco.

    Seiring komentar itu membuat harga emas sempat turun sekitar 1%. Pernyataan Powell juga memaksa pasar untuk menata ulang harapan terhadap penurunan suku bunga. Pada Kamis, ada sentimen kemungkinan pelonggaran pada September telah turun menjadi hanya 37%.

    Harga emas pun melompat pada Jumat, 1 Agustus 2025. Hal ini terjadi setelah data ketenagakerjaan yang mengecewakan benar-benar membalikkan pasar. Dalam dua menit setelah rilis laporan, harga emas melonjak USD 30. Harga emas spot terus naik dan mengakhiri sesi perdagangan di USD 2.361,50 per ounce, menguat lebih dari 2%.

    Kenaikan harga emas itu juga bukan tanpa alasan CME FedWatch Tool kini menunjukkan peluang 90% penurunan suku bunga pada September. Pasar juga melihat peluang 50% kalau suku bunga akan turun satu poin persentase penuh sebelum akhir tahun.

    Harapan penurunan suku bunga yang agresif ini kembali muncul meski inflasi tetap tinggi. Analis menuturkan, hal ini ideal untuk emas karena penurunan suku bunga riil memangkas biaya peluang memegang logam mulia.

    Pendorong utama lain dari kenaikan harga emas pekan ini adalah permintaan investasi yang kuat. Investor kembali beralih ke emas untuk melindungi kekayaannya di tengah lanskap ekonomi yang tidak menentu.

  • Trump Pengin Jerome Powell Lengser, Tekan Dewan Gubernur Bank Sentral

    Trump Pengin Jerome Powell Lengser, Tekan Dewan Gubernur Bank Sentral

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan ingin melengserkan Gubernur The Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral AS, Jerome Powell. Pada Jumat (1/8/2025) kemarin, Trump menyerukan Dewan Gubernur The Fed mengambil alih kewenangan Powell.

    Trump juga mengkritik pimpinan bank sentral AS itu karena tidak menurunkan suku bunga jangka pendek. Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut Powell keras kepala.

    Selama beberapa bulan terakhir, Powell menjadi sasaran serangan verbal tajam dari presiden Partai Republik tersebut. The Fed bertanggung jawab menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja.

    Powell mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tetap sepanjang tahun ini, dengan alasan para pejabat The Fed perlu melihat terlebih dahulu dampak tarif besar-besaran yang diberlakukan Trump terhadap inflasi.

    “Dewan harus mengambil alih kendali dan melakukan apa yang semua orang tahu harus dilakukan!” tegas Trump untuk menekan Powell segera menurunkan suku bunga, dikutip dari AP News, Sabtu (2/8/2025).

    Dua dari tujuh gubernur The Fed, Christopher Waller dan Michelle Bowman, pada Jumat menyatakan bahwa mereka memandang tarif tersebut hanya berdampak satu kali pada harga, sementara pasar tenaga kerja kemungkinan akan melemah.

    Keduanya pun menyatakan perbedaan pendapat dalam rapat The Fed pada Rabu, mendorong pemotongan suku bunga ringan, meski masih di bawah level yang diinginkan Trump.

    Meski Trump mengklaim ekonomi AS sedang melesat, ia menyambut baik pandangan mereka serta menyebut perbedaan pendapat keduanya sebagai sikap tegas. Setelah The Fed mengumumkan pada Jumat sore bahwa Gubernur Adriana Kugler akan mengundurkan diri pekan depan, Trump mengatakan Powell seharusnya melakukan hal yang sama.

    “Dia tahu Powell mengambil langkah keliru soal suku bunga. Dia pun sebaiknya mundur!” tulis Trump di media sosial.

    Laporan ketenagakerjaan pada Jumat menunjukkan perekonomian yang melambat tajam, dengan hanya 73.000 lapangan kerja baru tercipta pada Juli, sementara revisi ke bawah membuat total untuk Juni dan Mei turun menjadi masing-masing 14.000 dan 19.000.

    Trump memandang penurunan suku bunga akan memacu pertumbuhan yang lebih kuat dan menekan biaya bunga, baik bagi pemerintah federal maupun pembeli rumah. Presiden berpendapat hampir tidak ada inflasi, meski ukuran inflasi pilihan The Fed saat ini berada di tingkat tahunan 2,6%, sedikit di atas target 2%.

    Trump menyerukan pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 3 poin persentase, yang akan memangkas drastis dari rata-rata saat ini 4,33%. Namun, pemangkasan sebesar itu berisiko membanjiri perekonomian dengan likuiditas yang sulit diserap, yang pada akhirnya dapat memicu percepatan inflasi.

    Mahkamah Agung dalam putusan Mei lalu menyatakan Trump tidak dapat memberhentikan Powell hanya karena perbedaan kebijakan. Hal ini membuat Gedung Putih mencari tahu apakah Ketua The Fed bisa diberhentikan dengan alasan melalui dalih pembengkakan biaya proyek renovasi gedung The Fed senilai US$ 2,5 miliar.

    Masa jabatan Powell sebagai ketua akan berakhir pada Mei 2026, saat Trump dapat menempatkan kandidat pilihannya yang disetujui Senat di posisi tersebut.

    (ily/hns)

  • Daftar Lengkap Harga Emas Antam Hari Ini 2 Agustus 2025 – Page 3

    Daftar Lengkap Harga Emas Antam Hari Ini 2 Agustus 2025 – Page 3

    Selain itu, pelaku pasar kini mengantisipasi dua kali penurunan suku bunga hingga akhir tahun yang dimulai pada September.

    Awal pekan ini, bank sentral AS mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50%, dengan Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, pihaknya belum membuat keputusan apa pun tentang September.

    “Kita berada dalam situasi di mana tekanan inflasi terus berlanjut dari tarif dan upah, namun angka lapangan kerja mengecewakan. Jadi dalam situasi tersebut, jika The Fed memangkas (suku bunga), hal itu akan berdampak material terhadap emas secara positif,” Melek menambahkan.

    Di sisi perdagangan, gelombang tarif terbaru Trump atas ekspor dari puluhan mitra dagang, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan, menyebabkan pasar global anjlok karena negara-negara mendorong perundingan untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik.

    Emas sebagai aset safe haven justru menguat di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik. Harga perak spot naik 0,7% menjadi USD 36,98 per ounce, platinum naik 1,6% menjadi USD 1.309,27, dan paladium naik 1% menjadi USD 1.203,52. Namun, ketiga logam tersebut mencatat kerugian sepanjang pekan ini.

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini 2 Agustus 2025: Antam dan Galeri24 Kompak Stabil – Page 3

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini 2 Agustus 2025: Antam dan Galeri24 Kompak Stabil – Page 3

    Selain itu, pelaku pasar kini mengantisipasi dua kali penurunan suku bunga hingga akhir tahun yang dimulai pada September.

    Awal pekan ini, bank sentral AS mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50%, dengan Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, pihaknya belum membuat keputusan apa pun tentang September.

    “Kita berada dalam situasi di mana tekanan inflasi terus berlanjut dari tarif dan upah, namun angka lapangan kerja mengecewakan. Jadi dalam situasi tersebut, jika The Fed memangkas (suku bunga), hal itu akan berdampak material terhadap emas secara positif,” Melek menambahkan.

    Di sisi perdagangan, gelombang tarif terbaru Trump atas ekspor dari puluhan mitra dagang, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan, menyebabkan pasar global anjlok karena negara-negara mendorong perundingan untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik.

    Emas sebagai aset safe haven justru menguat di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik.

    Harga perak spot naik 0,7% menjadi USD 36,98 per ounce, platinum naik 1,6% menjadi USD 1.309,27, dan paladium naik 1% menjadi USD 1.203,52. Namun, ketiga logam tersebut mencatat kerugian sepanjang pekan ini.

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini 2 Agustus 2025: Antam dan Galeri24 Kompak Stabil – Page 3

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini 2 Agustus 2025: Antam dan Galeri24 Kompak Stabil – Page 3

    Selain itu, pelaku pasar kini mengantisipasi dua kali penurunan suku bunga hingga akhir tahun yang dimulai pada September.

    Awal pekan ini, bank sentral AS mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50%, dengan Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, pihaknya belum membuat keputusan apa pun tentang September.

    “Kita berada dalam situasi di mana tekanan inflasi terus berlanjut dari tarif dan upah, namun angka lapangan kerja mengecewakan. Jadi dalam situasi tersebut, jika The Fed memangkas (suku bunga), hal itu akan berdampak material terhadap emas secara positif,” Melek menambahkan.

    Di sisi perdagangan, gelombang tarif terbaru Trump atas ekspor dari puluhan mitra dagang, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan, menyebabkan pasar global anjlok karena negara-negara mendorong perundingan untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik.

    Emas sebagai aset safe haven justru menguat di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik.

    Harga perak spot naik 0,7% menjadi USD 36,98 per ounce, platinum naik 1,6% menjadi USD 1.309,27, dan paladium naik 1% menjadi USD 1.203,52. Namun, ketiga logam tersebut mencatat kerugian sepanjang pekan ini.

  • Harga Emas Hari Ini Perkasa Setelah Rilis Data Lapangan Kerja AS – Page 3

    Harga Emas Hari Ini Perkasa Setelah Rilis Data Lapangan Kerja AS – Page 3

    Sebelumnya, harga emas naik pada perdagangan Kamis, 31 Juli 2025 waktu setempat. Kenaikan harga emas terjadi seiring pelaku pasar beralih ke aset safe haven di tengah ketidakpastian tarif yang berkelanjutan seiring semakin dekatnya tenggat waktu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 1 Agustus untuk mengakhiri negosiasi.

    Mengutip CNBC, Jumat (1/8/2025), harga emas spot naik 0,6% menjadi USD 3.295,11 per ounce. Harga emas berjangka AS melemah 0,2% menjadi USD 3.347,7.

    “Kami telah melihat peningkatan ketidakpastian perdagangan menjelang tenggat waktu tarif 1 Agustus ini. Hanya sedikit kebangkitan dalam tawaran safe haven,” ujar Vice President dan Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant.

    Ia menuturkan, titik tengah dari kisaran yang lebih luas untuk di kisaran USD 3.312 per ounce dan kami menguji level tersebut hari ini. Saya mungkin akan sedikit lebih optimis jika kami dapat mencapai level tertinggi baru untuk minggu ini,” kata dia.

    Sementara itu, Trump mengeluarkan serangkaian pengumuman tarif untuk impor tembaga dan barang dari Brasil dan Korea Selatan, menjelang tenggat waktu 1 Agustus untuk tarif AS lebih tinggi.

    Di sisi lain, inflasi AS meningkat pada Juni karena tarif impor mulai menaikkan harga beberapa barang. Indeks PCE naik 0,3% bulan lalu setelah kenaikan 0,2% yang direvisi naik pada Mei.

    Sementara itu, bank sentral AS mempertahankan suku bunga pada Rabu, dan komentar Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell setelah keputusan tersebut melemahkan keyakinan bahwa biaya pinjaman akan mulai turun pada  September.

    Emas tumbuh signikan dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.

  • Trump: Powell Harus Resign Seperti Gubernur The Fed Kugler

    Trump: Powell Harus Resign Seperti Gubernur The Fed Kugler

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Ketua The Fed Jerome Powell harus mengikuti jejak Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler yang mengundurkan diri dari bank sentral AS.

    “Powell yang ‘terlambat’ harus mengundurkan diri, sama seperti Adriana Kugler, seorang pejabat yang ditunjuk Biden, mengundurkan diri. Dia tahu Powell melakukan kesalahan terkait suku bunga. Dia [Powell] juga harus mengundurkan diri,” kata Trump di media sosial, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (2/8/2025). 

    Pada Jumat (1/8/2025), The Fed mengumumkan bahwa Kugler akan mengundurkan diri dari jabatannya di The Fed. Padahal masa jabatan gubernur Kugler seharusnya baru berakhir pada Januari 2026. Langkah itu memberi Trump kesempatan untuk menunjuk seorang pejabat bank sentral yang sejalan dengan tuntutannya untuk menurunkan suku bunga.

    Trump mengatakan kepada para wartawan kemarin bahwa dia “sangat senang” ada posisi terbuka di jajaran pejabat The Fed. Trump juga yakin Kugler memutuskan untuk mengundurkan diri karena “dia tidak setuju” dengan Powell mengenai kebijakan penetapan suku bunga. Posisi publik Kugler mengenai biaya pinjaman disebut sangat sejalan dengan Powell.

    Seperti diketahui, Powell kembali memutuskan untuk menahan suku bunga acuan The Fed pada pada Rabu (30/7/2025), sembari menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS.

    Setelah pegumuman itu, Trump kembali melancarkan kritik pedas terhadap Jerome Powell.

    “Jerome ‘Terlalu Lambat’ Powell melakukannya lagi! Dia terlalu lambat, bahkan terlalu marah, terlalu bodoh, dan terlalu politik untuk memegang jabatan Ketua The Fed,” tulis Trump di platform media sosial miliknya dikutip dari Bloomberg, Kamis (31/7/2025).

    Trump menyesalkan keputusan The Fed yang kembali tidak memangkas suku bunga. Dia juga kembali menyoroti proyek renovasi gedung The Fed yang menurutnya penuh dengan pembengkakan biaya. 

    Kritik ini dilontarkan hanya sepekan setelah dia meninjau langsung lokasi proyek dan sempat meremehkan kekhawatiran terkait anggaran renovasi tersebut.

    “Dia merugikan negara kita triliunan dolar selain itu renovasi ini adalah salah satu yang paling tidak kompeten atau paling korup dalam sejarah konstruksi!” tulis Trump. “Singkatnya, ‘Terlalu Lambat’ adalah pecundang total dan negara kita menanggung akibatnya!” tambahnya.

    Konflik antara Trump dengan Powell kian meruncing pada Jumat pagi. Trump menuntut Powell untuk “menurunkan suku bunga secara substansial,” dan menambahkan bahwa “Apabila Powell terus menolak, Dewan The Fed harus mengambil kendali dan melakukan apa yang semua orang ketahui harus dilakukan [menurunkan Powell]!”

  • Rupiah melemah seiring pernyataan `hawkish` The Fed

    Rupiah melemah seiring pernyataan `hawkish` The Fed

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah seiring pernyataan `hawkish` The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 31 Juli 2025 – 19:24 WIB

    Elshinta.com – Analis pasar uang Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang hawkish.

    “Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah di kisaran Rp16.400-Rp16.450 dipengaruhi oleh faktor global kenaikan index dollar yang dipicu oleh pernyataan The Fed yang hawkish,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Mengutip Anadolu, The Fed mempertahankan suku bunga tetap konstan di kisaran 4,25-4,5 persen pada Juli 2025.

    Gubernur The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa pihaknya akan mempertahankan suku bunga acuan pada September 2025 dengan tetap mempertimbangkan apakah tarif bakal mendorong inflasi, karena Bank Sentral Amerika Serikat (AS) kembali mempertahankan suku bunga acuan pada Juli 2025.

    Pihaknya meyakini bahwa sikap kebijakan moneter saat ini menempatkan bank sentral pada posisi yang tepat untuk merespons perkembangan ekonomi potensial secara tepat waktu.

    Powell mengatakan The Fed ingin memastikan bahwa tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump tidak akan menyebabkan lonjakan inflasi sebelum menurunkan suku bunga.

    “The Fed menilai kebijakan menahan suku bunga acuan akan lebih tepat dalam menghadapi ketidakpastian efek tarif,” ungkap Rully.

    Adapun sentimen dari domestik yang menyebabkan pelemahan kurs rupiah ialah tekanan pada pasar saham dan pasar obligasi negara bertenor panjang.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Kamis di Jakarta melemah sebesar 51 poin atau 0,31 persen menjadi Rp16.456 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.405 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.459 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.387 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • IHSG ditutup melemah seiring pasar respon The Fed tahan suku bunga

    IHSG ditutup melemah seiring pasar respon The Fed tahan suku bunga

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup melemah seiring pasar respon The Fed tahan suku bunga
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 31 Juli 2025 – 19:36 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah seiring pelaku pasar merespon kebijakan The Fed yang menahan tingkat suku bunga acuannya.

    IHSG ditutup melemah 65,55 poin atau 0,87 persen ke posisi 7.484,34. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,68 poin atau 0,96 persen ke posisi 790,47.

    “Bursa regional Asia bergerak melemah, seiring pelaku pasar merespon The Fed yang kembali menahan tingkat suku bunga untuk tidak berubah di level 4,25-4,5 persen,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan level suku bunga acuan saat ini sudah tepat untuk mengelola ketidakpastian yang berkelanjutan seputar tarif dan inflasi di AS.

    Pelaku pasar juga mempertimbangkan data AS yang lebih kuat dari perkiraan, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan lapangan kerja swasta yang melampaui perkiraan.

    Perhatian pelaku pasar kini tertuju pada data inflasi Price Consumer Index (PCI) dan klaim pengangguran yang akan dirilis pada Kamis (31/07), diikuti oleh laporan ketenagakerjaan Juli 2025 pada Jumat (01/07).

    Dari kawasan Asia, Bank Of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga acuan jangka pendeknya di level 0,5 persen, seiring bank sentral ingin melanjutkan normalisasi kebijakan moneter secara bertahap.

    Pelaku pasar juga merespon rilis data ekonomi China, National Bureau Statistic (NBS) China menyampaikan PMI Manufaktur turun menjadi 49,3 pada Juli 2025 dari level tertinggi tiga bulan pada Juni 2025 yang sebesar 49,7, atau jauh di bawah ekspektasi dan menandai kontraksi aktivitas pabrik selama empat bulan berturut-turut.

    PMI Non-Manufaktur NBS resmi China turun ke level 50,1 pada Juli 2025 dari level 50,5 pada bulan sebelumnya, atau menandai angka terendah sejak November 2024 dan lebih rendah dari konsensus pasar yang sebesar 50,3.

    Data terbaru mencerminkan tanda-tanda melemahnya momentum pertumbuhan dan meningkatnya ketidakpastian perdagangan di tengah tarif AS yang tinggi.

    Dari dalam negeri, rebalancing indeks LQ45 yang efektif awal Agustus 2025, berpotensi menciptakan likuiditas yang lebih baik, namun demikian rebalancing tersebut tentunya membuat pelaku pasar akan melakukan rotasi, sehingga perubahan konstitusi dapat membuat IHSG bergerak fluktuatif.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer yang naik sebesar 0,72 persen, diikuti oleh dan sektor barang konsumen non primer dan sektor kesehatan yang masing-masing naik sebesar 0,53 persen dan 0,13 persen.

    Sedangkan delapan sektor terkoreksi yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam sebesar 2,41 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor barang baku yang masing-masing turun sebesar 2,36 persen dan 2,33 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan harga terbesar yaitu BBRC, BUVA, CGAS, KUAS dan COCO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan harga terbesar yakni OASA, OKAS, KBLM, VAST dan PNGO.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.004.162 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 41,63 miliar lembar saham senilai Rp18,27 triliun. Sebanyak 228 saham naik, 412 saham menurun, dan 164 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 407,80 poin atau 1,00 persen ke 41.062,50, indeks Shanghai melemah 42,51 poin atau 1,18 persen ke 3.573,21, indeks indeks Hang Seng melemah 403,60 poin atau 1,60 persen ke 24.773,22, dan indeks Strait Times melemah 36,24 poin atau 0,86 persen ke 4.183,42.

    Sumber : Antara