Tag: Jeje Wiradinata

  • Reformasi Birokrasi di Jabar! Jeje Janjikan Perbaiki Tunjangan ASN

    Reformasi Birokrasi di Jabar! Jeje Janjikan Perbaiki Tunjangan ASN

    BANDUNG – Reformasi birokrasi menjadi salah satu tema utama yang diangkat dalam Debat Publik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) 2024 di Graha Sanusi, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Senin, 11 November 2024 malam.

    Calon Gubernur nomor urut 2, Jeje Wiradinata berpendapat, bahwa refomrasi birokrasi yang selama ini digombor-gemborkan belum membuahkan hasil sesuai harapan masyarakat.

    “Hal tersebut tentu menjadi persoalan hingga saat ini. Kita selalu menggembor-gemborkan reformasi birokrasi. Tetapi ketimpangan, pelayanan dan lain-lain tetap menjadi kendala,” ujar Jeje saat debat berlangsung, Senin lalu.

    Bupati Pangandaran dua periode itu menjelaskan, perubahan birokrasi sesungguhnya adalah mengembalikan fundamental Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelayan masyarakat.

    “Jadi, hal itu sangat erat hubungannya dengan kepentingan masyarakat, sehingga akses layanan masyarakat menjadi mudah dan kesejahteraan masyarakat akan terpenuhi dengan baik,” kata Jeje.

    Untuk merealisasikannya, Jeje menyebutkan, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pimpinan daerah.  Di antaranya, harus ada perbaikan tunjangan terhadap ASN serta sistem layanan masyarakat berbasis tegnologi.

    “Sistem pelayanan yang tidak perlu ketemu satu sama lain, tapi menggunakan teknologi sehingga apapun yang terjadi, tidak akan terjadi. Itu kuncinya adalah leadership (kepemimpinan),” pungkasnya.

    Reformasi birokrasi merupakan upaya pemerintah untuk melakukan perubahan mendasar pada sistem penyelenggaraan pemerintahan. Tujuannya adalah mencapai good governance dan menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik. (tur)

  • Keluhkan Durasi Debat, Pasangan Jeje – Ronal Minta KPU Lakukan Evaluasi

    Keluhkan Durasi Debat, Pasangan Jeje – Ronal Minta KPU Lakukan Evaluasi

    JABAR EKSPRES – Pasangan calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut 02, Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja, menyampaikan keluhan terkait durasi waktu yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam debat perdana yang berlangsung pada Senin (11/11) malam. Menurut mereka, waktu yang terbatas dinilai tidak cukup untuk menyampaikan gagasan dan program secara menyeluruh kepada masyarakat.

    Jeje Wiradinata, calon Gubernur nomor urut 02, menilai bahwa durasi hanya sekitar 45 detik per pertanyaan sangat terbatas. Waktu yang singkat membuat paslon tidak dapat menjelaskan konsep pembangunan mereka dengan detail dan jelas.

    “Karena ini akan menjadi referensi masyarakat dalam memilih, tentu lebih baik jika format atau durasinya dievaluasi. Agar kami, sebagai 4 pasangan calon, bisa menyampaikan seluruh gagasan dan program pembangunan dengan lebih jelas,” ujar Jeje usai debat di Graha Sanusi, Universitas Padjadjaran (Unpad), Kota Bandung.

    BACA JUGA: Tuntaskan Pengangguran Terbuka di Jabar, Ronal Surapradja akan Hadirkan “Seblak”

    Meskipun demikian, Jeje mengapresiasi kesempatan untuk berdiskusi dalam debat perdana tersebut. “Debat kali ini cukup baik, namun saya rasa perlu evaluasi lebih lanjut agar semua gagasan dan program kami bisa lebih jelas dipahami oleh masyarakat,” tambahnya.

    KPU Jabar Janji Evaluasi Mekanisme Debat

    Menanggapi keluhan yang disampaikan oleh para paslon, KPU Jabar mengaku akan melakukan evaluasi terkait mekanisme debat, terutama soal durasi waktu yang dirasa terlalu singkat.

    Ketua KPU Jabar, Ummi Wahyuni, mengatakan pihaknya sangat memahami keluhan yang disampaikan oleh paslon terkait dengan kendala teknis yang terjadi, terutama soal waktu. “Kami sangat memahami masalah teknis yang muncul dalam debat perdana. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi untuk debat berikutnya,” jelas Ummi.

    Namun, Ummi juga menyampaikan bahwa meskipun ada beberapa kendala teknis, debat perdana tersebut tetap berjalan dengan lancar. “Terkait durasi, kami sudah berkomunikasi dengan pihak pelaksana. Ternyata, suara tidak terdengar dengan jelas di atas panggung sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk meredam suara yang kurang jelas,” kata Ummi.

    Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia, menambahkan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk melakukan perbaikan pada debat selanjutnya. “Kami akan meminta masukan dari tim perumus dan pihak terkait agar ke depan waktu yang diberikan bisa lebih optimal. Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk waktu yang diberikan untuk paparan visi misi dan sesi tanya jawab,” pungkas Hedi.

  • 10
                    
                        Momen Kocak Debat Pilgub Jabar: Syaikhu Salah Ajukan Pertanyaan, Ronal Beri Arah, Dedi Tertawa
                        Bandung

    10 Momen Kocak Debat Pilgub Jabar: Syaikhu Salah Ajukan Pertanyaan, Ronal Beri Arah, Dedi Tertawa Bandung

    Momen Kocak Debat Pilgub Jabar: Syaikhu Salah Ajukan Pertanyaan, Ronal Beri Arah, Dedi Tertawa
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com –
    Momen unik terjadi saat debat perdana Pilkada Jawa Barat 2024 yang berlangsung di Graha Sanusi Universitas Padjajaran (Unpad), Kota Bandung, Senin (11/11/2024) malam.
    Momen tersebut terjadi saat calon gubernur Jabar nomor urut 3,
    Ahmad Syaikhu
    , salah mengajukan pertanyaan yang seharusnya ditujukan kepada cagub nomor urut 4, Dedi Mulyadi.
     
    Syaikhu malah memberikan pertanyaan ke cagub nomor urut 2, Jeje Wiradinata.
    Adapun pertanyaan tersebut mengenai pengembangan talenta digital, yang sebelumnya dipilih secara acak oleh Ahmad Syaikhu di dalam
    fish bowl
    yang disediakan oleh panitia.
    Secara langsung, Ahmad Syaikhu menanyakan hal tersebut kepada Jeje Wiradinata.
    Kemudian, moderator mengingatkan bahwa pertanyaan tersebut untuk Dedi Mulyadi.
    “Nomor urut 4, Bapak, kepada nomor urut 4, Bapak,” ucap moderator debat, Frisca Clarissa.
    Saat kejadian itu berlangsung, tampak cawagub nomor 2, Ronal Surapradja, mendekati Ahmad Syaikhu dan mengarahkan tangannya ke arah Dedi Mulyadi.
    Kemudian, Dedi Mulyadi pun turut menghampiri Ahmad Syaikhu dan menyebut pertanyaan ditujukan ke dirinya sambil tertawa.
    “Ke sini? Oh, nomor empat,
    sorry
    ,
    sorry
    ,” kata Syaikhu sambil tersenyum.
    Kejadian ini memancing reaksi para pendukung yang hadir di dalam arena debat dengan menyoraki Ahmad Syaikhu karena salah mengajukan pertanyaan.
    Meski begitu, akhirnya Ahmad Syaikhu mengajukan pertanyaan kepada Dedi Mulyadi terkait tema yang dipilih, yaitu talenta digital.
    “Bagaimana strategi untuk memacu talenta digital di Jabar?” tanya dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jelang Pencoblosan Pilkada 2024, Hasto Sebut Semangat Kader PDI Perjuangan Jabar Menggelora Menangkan Jeje-Ronal

    Jelang Pencoblosan Pilkada 2024, Hasto Sebut Semangat Kader PDI Perjuangan Jabar Menggelora Menangkan Jeje-Ronal

    BANDUNG – Jelang pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, semangat para kader PDI Perjuangan tengah menggelora untuk memenangkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja.

    Hal tersebut diungkapkan Hasto saat menghadiri Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Sabtu, 9 November 2024.

    Rakerdasus ini sekaligus menjadi ajang konsolidasi internal partai, memperkuat solidaritas antar kader, dan menyusun strategi pemenangan yang akan digunakan pada pilkada mendatang.

    “PDI Perjuangan melakukan konsolidasi, mengevaluasi, dan memantapkan gerakan untuk memenangkan Pilkada di Jabar,” ujar Hasto.

    Hasto mengatakan, jika semangat kader partai moncong putih sangat menggelora sebagaimana nilai-nilai patriotik dan nasionalisme yang melekat di Kota Bandung. Optimisme inilah yang akan dibawa PDI Perjuangan untuk memenangkan pilkada, baik pemilihan gubernur Jabar maupun pemilihan bupati/walikota.

    “Semua punya komitmen yang cukup besar, sehingga di tengah berbagai tekanan semangat untuk memenangkan pilkada di Jabar semakin besar. Setidaknya dari 27 kabupaten/kota, ada 15 yang bisa dimenangkan,” tuturnya.

    Pada kesempatan itu, Hasto menanggapi elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar yang diusung oleh PDI Perjuangan, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja. Berdasar hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga, elektabilitas Jeje-Ronal terbilang masih rendah.

    Namun, Hasto mengakui belum tingginya elektabilitas Jeje-Ronal, lantaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar nomor urut 2 itu didaftarkan paling akhir. Hanya saja, dia menekankan, Jeje merupakan calon gubernur yang memiliki kualitas kepemimpinan mumpuni.

    “Pak Jeje memiliki rekam jejak pemerintahan yang sangat baik, seperti di Ciamis maupun Pangandaran. Sudah banyak masyarakat yang merasakan sentuhan kepemimpinan Pak Jeje,” katanya.

    Hasto menekankan jika Jeje-Ronal merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Tatar Pasundan lima tahun kedepan. Terlebih, dia memandang tidak ada perubahan yang berarti di Jawa Barat maupun Kota Bandung selama 10 tahun terakhir.

    “Seperti hari ini, baru saja diguyur hujan sebentar, Kota Bandung sudah dilanda banjir dimana-mana. Berarti pemimpin sebelumnya tidak berhasil untuk menuntaskan permasalahan banjir, dan persoalan masyarakat lainnya,” ucapnya.

  • Survei sebut Dedi-Erwan masih dominan untuk Pilkada Jabar

    Survei sebut Dedi-Erwan masih dominan untuk Pilkada Jabar

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Survei sebut Dedi-Erwan masih dominan untuk Pilkada Jabar
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Jumat, 08 November 2024 – 23:46 WIB

    Elshinta.com – Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA untuk pemilihan gubernur Jawa Barat 2024, menyebut Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih dominan dibandingkan pasangan lainnya yakni Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie.

    “Jika kondisinya dipasangkan, maka paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih menjadi yang tertinggi dengan perolehan 74 persen. Berikutnya, paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 12 persen, Acep-Gita 6,5 persen, dan Jeje-Ronal 5,3 persen, serta swing voter 1,6 persen,” kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah dalam rilis hasil survei di Bandung, Jumat (8/11). 

    Dalam survei pada periode 31 Oktober sampai 4 November 2024, yang mendata 800 responden menggunakan multistage random sampling secara wawancara tatap muka dengan margin of error 3,5 persen ini, Toto menyebut bahwa secara personal, Dedi Mulyadi masih menjadi sosok yang unggul dibanding calon lainnya.

    “Jika belum dipasangkan calon, nama Dedi Mulyadi tertinggi dengan raihan 75 persen, disusul Ahmad Syaikhu 8,4 persen, Acep 4,3 persen, dan Jeje 3,3 persen. Sedangkan swing votersnya 9 persen,” ujar dia.

    Dalam survei itu, dijelaskan Toto, raihan suara Dedi Mulyadi-Erwan hanya terjadi penurunan sedikit dari simulasi personal, namun paslon Asih yang sebelumnya 8,4 persen secara personal (Ahmad Syaikhu) bisa naik menjadi 12 persen, karena adanya sumbangan elektoral dari Ilham Habibie, tapi belum signifikan.

    Disinggung terkait alasan pemilih memilih sosok calon di Pilgub Jabar 2024, Toto menyebut umumnya karena alasan paslon itu sudah dikenal sekitar 25 persen, sedangkan alasan suka terhadap kinerja sebesar 17 persen yang dialamatkan untuk sosok Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

    Sedangkan paslon Asih dipilih karena alasan tertinggi kepribadiannya sebesar 31,3 persen dan hanya keterkenalan sosok sekitar 9,4 persen. Sementara untuk paslon Jeje-Ronal tertinggi, disebabkan pemilih suka pada partai pengusungnya sebesar 19 persen.

    “Pemilih cair (soft supporter) yang angkanya 31,2 persen bisa diperebutkan siapa saja di Pilgub Jabar. Sebab, pemilih kategori strong supporter alias yang tak goyah sampai hari H, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebesar 55,4 persen menjadi modal kuat atau bisa dikatakan pemilih militan. Tinggal pemilih mau tidak datang ke TPS untuk mencoblos,” ujar Toto.

    Untuk paslon Asih strong supporter-nya sebesar 6,3 persen, Acep-Gita 3,8 persen, dan Jeje-Ronal 3,3 persen. Toto menjelaskan bila soft supporter itu bisa terkonsolidasi ke pasangan Asih pun, peluang mereka tetap kecil untuk memenangkan Pilgub Jabar lantaran prosentasenya masih belum bisa unggul dari Dedi-Erwan.

    “Sebab, soft supprter hampir enggak mungkin ke satu paslon tapi pasti terpecah. Belum lagi kalau dilihat dan membaca prilaku pemilih ada kecenderungan pemilih bakal condong ke yang berpotensi menang. Bila itu paradigma yang terbangun, maka bukan mustahil soft supporter bakal lari ke sosok pemenang itu,” ujarnya.

    Paslon Dedi-Erwan berdasarkan hasil survei tersebut banyak dipilih oleh seluruh latarbelakang suku, pendidikan, daerah pemilihan.

    “Dari dapil 1 sampai dapil 15, paslon nomor 4 ini terkonsolidasi kokoh suaranya, kecuali di dapil 5 (Sukabumi dan Kota Sukabumi) itu yang ke Acep-Gita sebesar 10 persen,” ujarnya.

    Keunggulan Dedi-Erwan pun disebut Toto, juga terlihat dari pemilih partai seperti PDIP yang mempunyai paslon sendiri yakni Jeje-Ronal, namun pemilihnya memilih Dedi-Erwan sebesar 71,8 persen, dan PKS pun demikian di mana sering dianggap pemilihnya militan, dengan base 12 persen, ternyata memilih Dedi-Erwan 39,6 persen.

    “Hal yang sama PKB di mana punya calon sendiri, Acep-Gita, suara pemilih PKB condong ke Dedi-Erwan 62,1 persen. Pileg dan Pilkada itu jelas berbeda. Kalau Pilkada lebih ke kekuatan personal alias figur. Beberapa kasus sudah teruji, di mana calon yang didukung oleh partai kecil sejuah figurnya kuat maka tetap bisa menang. Dan sebaliknya, dukungan dari partai besar bisa kalah kalau figurnya tak menonjol,” katanya.

    Dedi Mulyadi menjadi sosok dengan angka popularitas tertinggi dari semua nama, yakni 92,1 persen dan tingkat kesukaan 88,8 persen. Kemudian, Gitalis populer 46,4 persen dengan kesukaan 72,4 persen, Ronal popularitasnya di angka 35,9 persen dan kesukaannya 68,6 persen, Ilham Habibie populernya 32,7 persen dan kesukaan 72,5 persen.

    Syaikhu tingkat keterkenalannya 30,6 persen dan kesukaan 65,7 persen, Acep 23,9 persen populernya tapi kesukaan 59,7 persen, Erwan 22,4 persen populernya dan 70,4 persen kesukaannya, sedangkan Jeje 22 persen populernya tapi kesukaan 63,1 persen.

    “Tak kalah penting, isu kondisi saat ini di Jabar yang dikeluhkan masyarakat ialah 29,3 persen kurangnya lapangan pekerjaan, 19,1 persen tingginya harga sembako, serta 16,19 persen masalah infrastruktur yang masih buruk,” kata Toto.

    Sumber : Antara

  • Ilham Habibie yakin dengan kekuatan jaringannya di Pilgub Jabar 2024

    Ilham Habibie yakin dengan kekuatan jaringannya di Pilgub Jabar 2024

    Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ilham Akbar Habibie yakin dengan kekuatan jaringan dari pihak dia dan pasangannya Ahmad Syaikhu, dalam berlaga pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar tahun 2024.

    Terlebih, kata mantan petinggi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ini, kekuatan jaringan mereka juga bertambah dengan adanya dukungan baru dari relawan Dedi Mizwar dan Partai Ummat pada hari Sabtu ini.

    “Ini menambah kekuatan dari segi jaringan dan pendukung untuk bisa mendapatkan suara yang diperlukan untuk Pilgub dan ini di semua wilayah kabupaten/kota di Jabar,” kata Ilham di Sekber pasangan Asih di Bandung, Sabtu.

    Namun demikian dia tidak bisa mendetailkan di wilayah mana saja dukungan ini akan berpengaruh pada tingkat elektabilitas pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Akbar Habibie bagi Pilkada 2024.

    “Saya nggak bisa detail, tapi kita coba di semua daerah (untuk ditingkatkan) memang mungkin tak bisa secara fisik datang ke 27 kabupaten/kota, tapi kampanye bukan hanya fisik, namun juga pergerakan jaringan, ada relawan, ada organisasi yang mendukung, ada partai yang mendukung, yang juga punya jaringan masing-masing,” ujar Ilham.

    Soal jaringan itu diamini oleh Ketua DPW Partai Ummat Jabar Benyamin Haris yang juga mengungkapkan bahwa partai besutan Amien Rais itu memberikan dukungan pada pasangan ini karena adanya kolaborasi antara keagamaan dan teknologi.

    “Untuk persiapan Pilkada, Partai Ummat meniru gaya tikus untuk menguar ke tanah terus-menerus, tidak terlalu koar-koar, tapi kita bergerak secara cepat dengan menyusuri para pemilih untuk Asih,” tutur Benyamin.

    Pilkada Provinsi Jabar 2024 ini, diikuti oleh empat pasangan calon yang berdasarkan nomor urut terdiri dari Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

    Pasangan Acep-Gita (KDI) maju dalam kontestasi dengan diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Jeje-Ronal dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    Sementara Syaikhu-Ilham diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Nasional Demokrat (NasDem).

    Adapun Dedi-Erwan, mendapatkan dukungan partai terbanyak, yakni Golongan Karya (Golkar), Demokrat, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), serta hampir semua partai non parlemen seperti Partai Buruh, PBB, Gelora, Perindo.

  • Ilham Habibie: Konektivitas dengan Bandung kunci optimalnya Kertajati

    Ilham Habibie: Konektivitas dengan Bandung kunci optimalnya Kertajati

    Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ilham Akbar Habibie menilai konektivitas yang baik dengan Bandung sebagai kota terbesar sekaligus ibu kota Jabar, menjadi kunci berhasilnya optimalisasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.

    Hal ini diungkapkan Ilham mengingat ketika Jawa Barat masih beroperasinya Bandara Internasional Husein Sastranegara, bisa sampai ada empat hingga enam penerbangan ke luar negeri (Kualalumpur dan Singapura) dalam sehari, sementara saat ini baru ada satu penerbangan langsung ke Singapura dari Kertajati.

    “Itu menurut saya perlu kita tegakkan kembali. Tapi kuncinya adalah konektivitas ke kota Bandung menurut saya ya yang harus baik,” kata Ilham di selamat kunjungannya ke PTDI Bandung, Sabtu.

    Dia menjelaskan dengan adanya jalur tol yang menghubungkan Bandung dan Kertajati (Cisumdawu), perjalanan dari pusat kota ke bandara akan terasa singkat antara satu hingga satu jam setengah.

    Karenanya, lanjut dia, harus dihadirkan transportasi yang nyaman, terjangkau biayanya dan handal dalam ketepatan waktu.

    “Jadi hanya dengan koneksi bersama Bandung itu bisa kita harapkan adanya peningkatan dari jumlah penumpang yang akan terbang dari dan ke Kertajati. Kalau itu sudah mulai dengan penumpang ke Bandung, maka yang lain-lain akan ikut, tapi lokomotifnya Bandung,” ujarnya.

    Ke depannya, kata Ilham, konektivitas Bandung dan Kertajati, bisa dilaksanakan dengan kereta api yang diakuinya butuh waktu untuk direalisasikan.

    “Untuk yang segera, karena infrastrukturnya telah ada (jalan tol), ya dengan bus. Tapi harus benar-benar dioptimalkan,” ucapnya.

    Dalam kunjungan ke PTDI ini, Ilham Habibie selain menyapa masyarakat, juga menyambangi pesawat N250, karya visioner mendiang ayahnya, BJ Habibie, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah teknologi penerbangan nasional.

    Pesawat N250, yang dirancang dengan teknologi mutakhir pada masanya, adalah salah satu bukti nyata dari kemampuan bangsa Indonesia dalam menciptakan produk dirgantara berstandar internasional. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi fly-by-wire, yang menjadikannya pesawat regional pertama di dunia yang mengadopsi sistem kendali canggih tersebut.

    “Pesawat N250 adalah bukti nyata bahwa bangsa kita memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menjadi pemain global di bidang teknologi tinggi,” ujar Ilham.

    Pilkada Provinsi Jabar 2024 ini, diikuti oleh empat pasangan calon yang berdasarkan nomor urut terdiri dari Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

    Pasangan Acep-Gita (KDI) maju dalam kontestasi dengan diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Jeje-Ronal dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    Sementara Syaikhu-Ilham diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Nasional Demokrat (NasDem).

    Adapun Dedi-Erwan, mendapatkan dukungan partai terbanyak, yakni Golongan Karya (Golkar), Demokrat, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), serta hampir semua partai non parlemen seperti Partai Buruh, PBB, Gelora, Perindo.

  • Ilham Habibie harap PTDI makin kuat untuk stimulus Jabar

    Ilham Habibie harap PTDI makin kuat untuk stimulus Jabar

    Bandung (ANTARA) – Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ilham Akbar Habibie yang mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Bandung, Sabtu ini, berharap perusahaan plat merah itu berjalan semakin kuat untuk memberikan stimulus pada Jawa Barat.

    Datang dalam kapasitasnya sebagai wisatawan yang mengikuti program Edutainment PTDI untuk mengenalkan berbagai teknologi aviasi pada keluarga terutama anak-anak, Ilham melihat bahwa perusahaan plat merah ini memiliki potensi yang besar tetmasuk pada Jawa Barat.

    “Pertama dengan program ini mengenalkan pada generasi muda agar tertarik dan bersemangat pada teknologi, karena kedepannya kita harus sadar, sebagai bangsa dan negara yang mau maju penguasaan, penerapan, pengembangan teknologi itu mutlak kita lakukan termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan,” ujar Ilham di PTDI.

    Dalam lingkup Jawa Barat, Ilham menilai provinsi bisa menjalin kerja sama dengan BUMN aviasi ini seperti penyediaan pesawat untuk provinsi jika diperlukan, kemudian peningkatan SDM yang dilatih dan dipersiapkan dalam bidang teknologi, serta penyerapan tenaga kerja lewat pengembangan industri aviasi yang semakin besar.

    “Tentu harapan kita PTDI semakin kuat dengan pengembangan produk baru dan yang sudah ada. Tentu dengan itu membutuhkan SDM yang mumpuni yang otomatis membuka lapangan kerja di Jabar. Termasuk juga ketika semakin banyak produksi, maka industri atau perusahaan lain dalam ekosistem aviasi juga akan berkembang, dan itulah snowball effect ketika satu maju yang lain juga maju,” ujar mantan Direktur PTDI ini.

    Ketika disinggung mengenai kemungkinan Jabar memiliki BUMD bidang penerbangan mengingat adanya PTDI, infrastruktur bandara di beberapa titik, serta latar belakangnya di bidang aviasi, Ilham mengatakan hal itu akan sulit meski bukan tidak mungkin.

    “Itu harus dikaji dengan baik. Misalnya untuk meningkatkan pariwisata ke daerah selatan itu bisa bekerja sama dengan swasta, kita gencarkan di program-program yang memberikan dukungan. Namun jika mendirikan BUMN butuh pertimbangan besar dan kita tidak memiliki kemampuan untuk itu,” tuturnya.

    Dalam kunjungan ini, Ilham Habibie menyambangi pesawat N250, karya visioner mendiang ayahnya, BJ Habibie, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah teknologi penerbangan nasional.

    Pesawat N250, yang dirancang dengan teknologi mutakhir pada masanya, adalah salah satu bukti nyata dari kemampuan bangsa Indonesia dalam menciptakan produk dirgantara berstandar internasional. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi fly-by-wire, yang menjadikannya pesawat regional pertama di dunia yang mengadopsi sistem kendali canggih tersebut.

    “Pesawat N250 adalah bukti nyata bahwa bangsa kita memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menjadi pemain global di bidang teknologi tinggi,” ujar Ilham.

    Pilkada Provinsi Jabar 2024 ini, diikuti oleh empat pasangan calon yang berdasarkan nomor urut terdiri dari Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

    Pasangan Acep-Gita (KDI) maju dalam kontestasi dengan diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Jeje-Ronal dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    Sementara Syaikhu-Ilham diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Nasional Demokrat (NasDem).

    Adapun Dedi-Erwan, mendapatkan dukungan partai terbanyak, yakni Golongan Karya (Golkar), Demokrat, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), serta hampir semua partai nonparlemen seperti Partai Buruh, PBB, Gelora, Perindo.

    Baca juga: Profil Ilham Habibie, pakar pesawat yang maju jadi Cawagub Jawa Barat

    Baca juga: Cawagub Jabar Ilham Habibie akan prioritaskan lapangan pekerjaan

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Hasil Survei Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Dominasi Basis Santri
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        30 Oktober 2024

    Hasil Survei Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Dominasi Basis Santri Bandung 30 Oktober 2024

    Hasil Survei Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Dominasi Basis Santri
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Sebulan menjelang pemungutan suara
    Pilkada Jawa Barat
    2024, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur
    Dedi Mulyadi

    Erwan Setiawan
    menunjukkan keunggulan signifikan dalam hasil survei di basis santri, khususnya di wilayah Priangan Timur dan Pantai Utara (Pantura).
    Di Kabupaten Garut, hasil survei yang dirilis oleh Indikator Politik menunjukkan bahwa pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, nomor urut 4, meraih elektabilitas sebesar 80,7 persen.
    Mereka diikuti oleh pasangan nomor urut 1, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina, yang memperoleh 9 persen.
    Pasangan nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, hanya mendapatkan 4,8 persen, sementara pasangan nomor urut 2, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, memperoleh 1,4 persen.
    Sebanyak 4,1 persen responden menyatakan tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
    Hasil survei serupa juga dirilis oleh Saiful Mujani Research di Kota Tasikmalaya, yang merupakan bagian dari wilayah Priangan Timur.
    Di sini, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan kembali unggul dengan elektabilitas 75,3 persen, diikuti oleh pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dengan 9,8 persen dan pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 8,3 persen.
    Pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja hanya memperoleh 1,2 persen, sementara 5,4 persen responden belum menentukan pilihan.
    Indikator Politik juga melakukan survei di Kabupaten Tasikmalaya, di mana Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan mencatatkan elektabilitas 75,5 persen.
    Pasangan Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina mengikuti dengan 13,3 persen, sementara pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie meraih 4,8 persen dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja hanya 2,7 persen.
    Sebanyak 3,8 persen responden menyatakan tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
    Di wilayah Pantura, khususnya Kabupaten Karawang, survei Indikator Politik menunjukkan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul dengan angka 88,2 persen.
    Elektabilitas pasangan ini jauh lebih tinggi dibandingkan tiga pasangan lainnya, yang berada di bawah 5 persen: Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie 4,1 persen, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina 3,8 persen, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja 1,4 persen.
    Sebanyak 2,5 persen responden menyatakan tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
    Lembaga survei LSI Denny JA juga merilis hasil survei di Kabupaten Purwakarta, yang merupakan basis pendukung Dedi Mulyadi.
    Pasangan nomor urut 4 tersebut mendapat 88,9 persen, diikuti oleh Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 6,6 persen, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja 0,9 persen, dan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina 0,5 persen.
    Responden yang tidak tahu atau belum menentukan pilihan mencapai 3,1 persen.
    Di Kabupaten Bogor, yang memiliki jumlah daftar pemilih tetap (DPT) terbanyak di Jawa Barat, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan meraih elektabilitas 72 persen.
    Mereka diikuti oleh Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 9,5 persen, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina 4,3 persen, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja 1,4 persen.
    Sebanyak 12,8 persen responden menyatakan tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
    Data survei ini dihimpun dari periode 15-25 Oktober 2024 dengan jumlah responden rata-rata sekitar 400 orang.
    Direktur Indikator Politik, Fauny Hidayat, mengungkapkan bahwa tingginya elektabilitas Dedi Mulyadi tidak terlepas dari faktor popularitasnya yang mencapai 90 persen.
    “Bagaimana orang mau pilih kalau tidak kenal. Maka semakin populer, semakin besar peluang untuk dipilih,” ujar Fauny saat dihubungi.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencetakan surat suara Pilgub Jabar ditarget 4,5 juta per hari

    Pencetakan surat suara Pilgub Jabar ditarget 4,5 juta per hari

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menyebutkan bahwa proses pencetakan surat suara untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024, mulai hari Rabu ini dengan target 4,5 juta per hari dan bisa selesai akhir Oktober 2024.

    “Proses cetak dimulai hari ini, awalnya jam 08.00 WIB, tapi mundur jadi jam 11.00 WIB. Target per harinya dicetak 4,5 juta surat suara untuk Pilgub Jabar, sampai akhir Oktober 2024,” ujar Fungsional Ahli Madya Tata Kelola Pemilu (TKP) KPU Jabar, Susila Hery Prabawa, dalam keterangan di Bandung Rabu.

    Dengan target dan estimasi selesai masa cetak pada tanggal 30 Oktober 2024, distribusi surat suara Pilgub Jabar, kata Hery, ditargetkan rampung terkirim di KPU kabupaten/kota pada tanggal 1 November 2024.

    Untuk mencegah kerusakan surat suara, ujar Hery, pihaknya akan melakukan pengecekan secara simultan setiap beberapa menit.

    “Perusahaan secara simultan melakukan pemeriksaan setiap beberapa menit sekali untuk memastikan surat suara yang dicetak sesuai dengan dummy yang telah di-ACC,” tuturnya.

    Sementara itu, Ketua Divisi Perencanaan dan Logistik KPU Jabar Hari Nazarudin mengatakan proses produksi surat suara akan selesai pada akhir Oktober 2024 ini yang nantinya akan langsung didistribusikan ke daerah.

    “Kita sudah ada jadwal dan kemungkinan kita target di tanggal 30 ini beres untuk proses cetak dan langsung didistribusikan. Cetak surat suara (pilbup) sudah proses tinggal menunggu yang pilgub, ketika sudah selesai langsung didistribusikan semua di tanggal 30 agar semuanya dikirim sekalian,” kata Hari.

    Untuk diketahui, terdapat empat pasangan calon (paslon) yang akan bertarung pada Pilgub Jabar 2024.

    Adapun keempat paslon tersebut adalah Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

    KPU Jabar sendiri telah menetapkan daftar pemilih tetap (dpt) pada Pilgub Jabar 2024 sebanyak 35.925.960 orang, atau lebih banyak dari dpt Pemilu 2024.

    Angka ini mengalami peningkatan 211.059 orang dari data pemilih pada Pemilu 2024, yang tercatat 35.714.901 orang.

    Secara detail, surat suara pada Pilgub Jabar mencapai 36.824.109 dengan rincian 35.925.960 dpt, ditambah 2,5 persen dari jumlah dpt untuk cadangan, atau sekitar 898.149 surat suara.

    Baca juga: KPU Jabar pakai Sirekap untuk hitung suara Pilkada 2024

    Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Deklarasi damai strategis wujudkan pilkada beretika