Tag: Jeff Bezos

  • Peluncuran Roket Raksasa Milik Jeff Bezos Tertunda Akibat Kapal Pesiar

    Peluncuran Roket Raksasa Milik Jeff Bezos Tertunda Akibat Kapal Pesiar

    Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin, menunda peluncuran kedua roket raksasa New Glenn yang sedianya dilakukan pada Minggu, 9 November 2025 waktu setempat. 

    Melansir laman TechCrunch pada Senin (10/11/2025) penundaan disebabkan oleh kombinasi faktor, mulai dari cuaca yang kurang mendukung, sejumlah kendala teknis di area peluncuran, hingga keberadaan kapal pesiar yang melintas terlalu dekat dengan jalur penerbangan roket.

    Dalam pernyataan resminya pada Minggu malam, Blue Origin menyampaikan peluncuran akan dijadwalkan ulang pada Rabu, 12 November, di Cape Canaveral, Florida. Jendela peluncuran akan dibuka mulai pukul 14.50 hingga 16.17 waktu setempat (ET).

    Misi ini menjadi langkah penting bagi Blue Origin karena membawa beberapa tujuan utama. Selain menjadi uji kemampuan roket untuk dapat digunakan kembali secara penuh, peluncuran ini juga merupakan misi komersial pertama New Glenn.

    Pada penerbangan perdananya bulan Januari lalu, New Glenn berhasil mencapai orbit, namun booster roket mengalami kegagalan saat mendarat di kapal drone di laut. 

    Dalam misi kedua ini, perusahaan menargetkan pendaratan booster yang sukses sebagai bukti kemajuan dalam desain dan keandalan roket. Roket New Glenn akan membawa wahana antariksa ESCAPADE milik NASA, yang akan melakukan misi menuju Mars, serta muatan demonstrasi teknologi milik Viasat yang juga merupakan bagian dari proyek NASA lainnya. 

    Keberhasilan peluncuran ini akan menjadi kunci bagi Blue Origin untuk menunjukkan kemampuannya mengirim muatan ke luar angkasa secara aman dan efisien, serta menekan biaya berkat sistem reusability atau penggunaan ulang roket.

    Peluncuran kedua ini sebelumnya telah beberapa kali mengalami penundaan sejak awal tahun. Pada Minggu, jendela peluncuran sempat dibuka pukul 14.45 ET, namun gangguan teknis dan kondisi cuaca membuat jadwal lepas landas terus bergeser.

    Menjelang hitungan akhir, sebuah kapal pesiar memasuki jalur penerbangan, menurut siaran tersebut. Meskipun kapal tersebut diperkirakan akan meninggalkan jalur sebelum pukul 16.15 ET, cuaca masih menjadi masalah, dan menyebabkan perusahaan membatalkan upaya tersebut.

  • Segini Kekayaan Elon Musk Saat Paket Gaji Rp 16.000 T Disetujui

    Segini Kekayaan Elon Musk Saat Paket Gaji Rp 16.000 T Disetujui

    Jakarta

    Total kekayaan bersih Elon Musk justru melorot usai para pemegang saham Tesla menyetujui paket gaji US$ 1 triliun atau sekitar Rp 16.685 triliun (asumsi kurs Rp 16.685). Meski begitu, Elon Musk berada diurutan pertama orang terkaya di dunia versi Forbes.

    Mengutip data kekayaan di Forbes, Elon Musk memiliki total kekayaan bersih mencapai US$ 482,2 miliar atau sekitar Rp 8.045 triliun per 8 November 2025. Namun total kekayaan pria kelahiran Austin Texas ini justru melorot berdasarkan data Forbes pada Kamis (6/11), yakni sebesar US$ 491,4 miliar.

    Menurut Forbes, Elon Musk menjadi orang pertama yang diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 500 miliar. Sementara pada awal tahun ini, kekayaan bersihnya telah mencapai US$ 400 miliar seiring kenaikan saham Tesla sebesar 20% sepanjang tahun.

    Elon Musk saat ini masih menjadi orang terkaya nomor satu di dunia. Adapun setelah Elon Musk, orang terkaya kedua di dunia adalah Larry Ellison dengan total kekayaan bersih US$ 293,5 miliar. Sementara di urutan ketiga, diisi oleh Jeff Bezos dengan total kekayaan bersih sebesar US$ 254,5 miliar.

    Berdasarkan catatan detikcom sebelumnya, diketahui Elon Musk mendapatkan dukungan mayoritas pemegang saham Tesla untuk paket gaji terbesar dalam sejarah, nilainya tembus US$ 1 triliun. Hal tersebut diputuskan dalam rapat pemegang saham yang digelar Kamis (6/11/2025) kemarin.

    Proposal tersebut disetujui dengan dukungan lebih dari 75% pemegang saham. Hasil pemungutan suara ini dinilai sangat penting bagi masa depan Tesla dan valuasinya, yang bergantung pada visi Elon untuk membuat kendaraan yang dapat mengemudi sendiri, menciptakan jaringan robotaxi di seluruh AS, dan menjual robot humanoid.

    Selain produsen mobil listrik Tesla, Elon Musk juga mendirikan SpaceX pada tahun 2002. Perusahaan ini ditaksir bernilai US$ 400 miliar berdasarkan penawaran tender pribadi pada bulan Agustus 2025. Forbes memperkirakan Elon Musk memiliki 42% saham SpaceX.

    Kemudian pada 2022, Elon Musk membeli perusahaan media sosial Twitter dalam kesepakatan senilai US$ 44 miliar. Ia menggabungkan perusahaan tersebut dengan xAI pada bulan Maret, sehingga nilai perusahaan gabungan tersebut mencapai US$ 113 miliar.

    (acd/acd)

  • Saingi Elon Musk, Roket New Glenn Jeff Bezos Meluncur Perdana

    Saingi Elon Musk, Roket New Glenn Jeff Bezos Meluncur Perdana

    Roket raksasa New Glenn milik Blue Origin meluncur dari Florida pada Kamis pagi (16/1). Ini jadi misi pertamanya ke luar angkasa bagi perusahaan antariksa milik miliarder Jeff Bezos yang bertujuan untuk menyaingi SpaceX dalam bisnis peluncuran satelit.

  • Elon Musk-Jeff Bezos Saling Dukung untuk Keberhasilan Misi Roket

    Elon Musk-Jeff Bezos Saling Dukung untuk Keberhasilan Misi Roket

    Elon Musk dan Jeff Bezos jadi dua miliarder yang kini jadi bintang di misi panggung luar angkasa. Setelah keberhasilan Bezos mengorbitkan roket raksasa New Glenn, Musk pun ucapkan selamat. Hal serupa juga dilakukan Bezos jelang penerbangan Starship SpaceX.

  • Alasan di Balik China dan AS Berebut ‘Jajah’ Bulan Terungkap

    Alasan di Balik China dan AS Berebut ‘Jajah’ Bulan Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat dan China sedang berlomba untuk kembali ke Bulan. Peneliti asal Pakistan mengungkapkan alasan sebenarnya kedua negara raksasa itu adalah harta karun mineral yang harganya ratusan juta dolar Amerika Serikat.

    NASA menargetkan untuk kembali mendaratkan manusia di Bulan pada 2028, sedangkan China menjadwalkan penerbangan ke Bulan pada 2030.

    Mustafa Bilal dari Centre for Aerospace & Security Studies mengungkapkan bahwa ada sumber daya di Bulan yang diincar oleh beberapa perusahaan di dunia.

    Dalam artikel opini di SpaceNews ia mencontohkan kesepakatan bernilai US$ 300 juta antara startup Interlune dengan Bluefors terkait pembelian 10.000 liter helium-3 yang diambil dari Bulan.

    Helium-3, adalah isotop helium yang stabil, sehingga pas untuk bahan bakar nuklir reaktor tenaga listrik baik di Bulan atau di Bumi. Selain itu, elemen ini juga bisa digunakan untuk bahan “pendingin” komputer kuantum.

    Bulan disebut memiliki kandungan helium-3 jauh lebih banyak dibandingkan dengan Bumi. Elemen helium-3 di Bulan berasal dari partikel yang tersembur bersama angin surya. Di Bumi, elemen yang sama tidak bisa menembus atmosfer yang tebal.

    Interlune adalah satu dari banyak perusahaan yang fokus mencari cara paling efisien untuk menambang sumber daya di luar angkasa. Pesaingnya, antara lain, adalah Blue Origin milik Jeff Bezos. Blue Origin diketahui memiliki kesepakatan untuk memetakan sumber daya, termasuk helium-3 dan air, dari orbit, mengukur ketersediaan di permukaan Bulan, dan menggalinya di lokasi.

    “Selain helium-3, air es di Bulan adalah sumber daya kritis karena bisa diproses menjadi air minum, oksigen, dan bahan bakar roket.” kata Bilal.

    Adanya tambang helium-3 bisa mendorong negara-negara yang memiliki kemampuan jelajah luar angkasa untuk membangun stasiun permanen di Bulan. Pertambangan helium-3 juga bisa menentukan “pemenang” kompetisi di antariksa.

    Pasalnya, stasiun di Bulan tidak bisa bergantung sepenuhnya kepada pembangkit listrik tenaga surya. Di bulan, malam bisa berlangsung hingga 2 pekan waktu Bumi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • AI Bikin Boncos! Mark Zuckerberg Terlempar dari Top 3 Terkaya Dunia

    AI Bikin Boncos! Mark Zuckerberg Terlempar dari Top 3 Terkaya Dunia

    Jakarta

    Ambisi besar Mark Zuckerberg di bidang kecerdasan buatan (AI) kini berbalik arah. Saham Meta anjlok tajam hingga membuat kekayaan pribadi sang CEO turun drastis sebesar USD 29,2 miliar (sekitar Rp 470 triliun) hanya dalam satu hari perdagangan, Kamis (30/10/2025). Akibatnya, Zuckerberg terlempar dari posisi tiga besar orang terkaya dunia versi Bloomberg Billionaires Index.

    Penurunan saham Meta sebesar 12,3% menjadi yang terdalam sejak Oktober 2022. Saham ditutup di kisaran USD 658,50, menghapus sebagian besar keuntungan yang dikumpulkan sepanjang tahun. Kini, kekayaan Zuckerberg tercatat sekitar USD 228,5 miliar, menempatkannya di urutan kelima, di bawah Jeff Bezos (Amazon) dan Larry Page (Alphabet).

    Sebelumnya, posisi Zuckerberg cukup kokoh di peringkat tiga setelah Larry Ellison (Oracle) dan Elon Musk (Tesla). Namun kerugian kali ini menjadi keempat terbesar dalam sejarah Bloomberg Billionaires Index, hanya kalah dari kejatuhan besar di era “taruhan metaverse” tahun 2022.

    Anjloknya saham Meta dipicu laporan keuangan kuartal ketiga (Q3) 2025 yang mengecewakan investor. Laba bersih per saham (EPS) tercatat hanya USD 1,05, jauh di bawah perkiraan analis USD 6,72, atau turun 83% year-on-year.

    Padahal pendapatan Meta justru naik ke USD 51,2 miliar, melampaui ekspektasi US$49,5 miliar. Penyebab utama penurunan laba adalah biaya pajak satu kali senilai US$15,9 miliar akibat implementasi kebijakan pajak baru “One Big Beautiful Bill Act” dari Presiden AS Donald Trump.

    Meta menegaskan bahwa biaya tersebut bersifat non-tunai dan akan mengurangi kewajiban pajak di tahun-tahun berikutnya. Tanpa beban pajak tersebut, EPS Meta diperkirakan mencapai USD 7,25, jauh lebih sehat.

    Di bawah kendali Zuckerberg, Meta kini bertransformasi dari perusahaan media sosial menjadi raksasa AI konsumen. Melalui divisi baru bernama Superintelligence Labs, Meta gencar merekrut talenta terbaik di dunia untuk mengembangkan “AI superintelligence pribadi” bagi miliaran pengguna.

    Namun langkah agresif ini justru membuat investor waswas. Meta mengumumkan rencana penjualan obligasi hingga USD 30 miliar guna mendanai proyek ambisius tersebut, serta menaikkan belanja modal (capex) 2025 menjadi USD 70-72 miliar, dengan potensi meningkat ke USD 118 miliar pada 2026.

    Beberapa analis di Bloomberg menurunkan peringkat saham Meta, menilai pengeluaran besar-besaran ini berisiko menekan profit jangka pendek. Zuckerberg menanggapi dengan optimistis, menyebut investasi AI sebagai “pergeseran paradigma generasional” yang akan menghasilkan keuntungan besar dalam jangka panjang.

    Mark Zuckerberg, yang memiliki sekitar 13% saham Meta, dikenal sebagai sosok visioner sejak mendirikan Facebook di asrama Harvard pada 2004. Namun langkah rebranding menjadi Meta pada 2021 dan pivot ke metaverse sempat dianggap gagal setelah saham jatuh 24% pada 2022.

    Kini, arah Meta bergeser lagi-dari metaverse ke superintelligence. Produk baru seperti Vibes, platform video generatif AI yang diluncurkan pada September lalu, telah menghasilkan lebih dari 20 miliar gambar. Zuckerberg menyebutnya sebagai langkah nyata menuju masa depan “AI untuk semua orang”.

    Fenomena ini juga menggambarkan turbulensi yang terjadi di sektor teknologi global. Alphabet naik 2,7% setelah laporan laba positif, sementara Microsoft justru turun 2,2% akibat investasi USD 3,1 miliar ke OpenAI.

    Para analis menilai tantangan Meta kini adalah menyeimbangkan inovasi jangka panjang dengan ekspektasi keuntungan jangka pendek, di tengah kompetisi ketat dalam industri AI yang semakin panas.

    (afr/afr)

  • Raksasa E-Commerce Amazon PHK 14.000 Karyawan, Digantikan dengan AI

    Raksasa E-Commerce Amazon PHK 14.000 Karyawan, Digantikan dengan AI

    Bisnis.com, JAKARTA— Raksasa teknologi Amazon berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 14.000 karyawan korporat di seluruh dunia. 

    Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar-besaran seiring meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di perusahaan tersebut.

    Mengutip laporan Reuters, Rabu (29/10/2024), jumlah karyawan yang terdampak berpotensi meningkat hingga 30.000 orang. Meski belum dikonfirmasi secara resmi, Amazon dalam surat elektronik kepada seluruh karyawan menyebutkan pemangkasan lanjutan akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan jumlah tenaga kerja setelah terjadi kelebihan rekrutmen selama masa pandemi, sekaligus menekan biaya operasional menjelang musim belanja akhir tahun.

    CEO Amazon Andy Jassy sebelumnya telah menyinggung penerapan AI dan otomasi akan berdampak pada berkurangnya kebutuhan tenaga kerja, terutama di bidang administrasi dan pekerjaan yang bersifat rutin. 

    Hingga akhir tahun lalu, Amazon memiliki sekitar 1,56 juta karyawan penuh waktu dan paruh waktu, dengan sekitar 350.000 orang bekerja di posisi korporat.

    Karyawan yang terdampak menerima pemberitahuan PHK melalui email pribadi pada Selasa pagi. Dalam surat yang dikirim Beth Galetti, Wakil Presiden Senior Divisi People Experience and Technology, disebutkan bahwa pegawai yang terkena dampak tidak lagi diwajibkan bekerja atas nama Amazon.

    Galetti menambahkan, karyawan yang terkena PHK diberi waktu 90 hari untuk mencari posisi baru di internal perusahaan, dan tim rekrutmen akan memprioritaskan mereka dalam proses perekrutan.

    Jassy saat ini tengah menjalankan program efisiensi untuk mengurangi lapisan manajemen dan memangkas birokrasi, termasuk membuka jalur pengaduan anonim agar karyawan bisa menyampaikan masukan terkait proses kerja yang tidak efektif. 

    Program tersebut telah menghasilkan sekitar 1.500 masukan dan 450 perubahan sistem kerja.

    PHK kali ini menjadi yang terbesar sejak Amazon memberhentikan 27.000 karyawan pada akhir 2022 dan awal 2023. Sejumlah divisi yang terdampak mencakup perangkat, periklanan, Prime Video, sumber daya manusia, operasi, Alexa, dan unit komputasi awan Amazon Web Services (AWS).

    Meski demikian, Galetti menegaskan bahwa Amazon masih akan membuka lowongan di bidang strategis, terutama yang berkaitan dengan pengembangan teknologi AI dan layanan cloud. Menurutnya, restrukturisasi sebelumnya telah membantu perusahaan bekerja lebih cepat dan efisien.

    Saham Amazon tercatat naik 0,8% pada perdagangan Selasa siang waktu setempat. Namun secara keseluruhan, saham perusahaan baru naik 3,5% sepanjang tahun ini, menjadikannya yang terlemah di antara kelompok saham teknologi besar “Magnificent 7”.

    Dalam pernyataannya, Galetti menegaskan kembali komitmen Amazon untuk memperkuat penggunaan AI di seluruh lini bisnis. “Generasi AI saat ini adalah teknologi paling transformatif sejak kemunculan internet. Teknologi ini memungkinkan perusahaan berinovasi lebih cepat dari sebelumnya,” ujarnya.

    Amazon diperkirakan akan menggelontorkan sekitar US$118 miliar tahun ini untuk belanja modal, sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur AI dan cloud computing. Laporan keuangan kuartal ketiga perusahaan dijadwalkan rilis pada Kamis mendatang.

    Di sisi lain, Senator AS Bernie Sanders meminta pendiri Amazon Jeff Bezos menjelaskan potensi hilangnya ratusan ribu lapangan kerja akibat otomatisasi. Hal ini menanggapi laporan The New York Times yang menyebut eksekutif Amazon memperkirakan hingga 500.000 pekerjaan dapat tergantikan robot di masa mendatang.

    Selain itu, dua senator Amerika juga mendesak Amazon menjelaskan alasan perusahaan tersebut menjadi pengguna terbesar tenaga kerja asing dengan visa H-1B, sementara di saat yang sama sedang melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap tenaga kerja domestik.

  • Raksasa Toko Online Pastikan PHK 14.000 Karyawan

    Raksasa Toko Online Pastikan PHK 14.000 Karyawan

    Jakarta

    Amazon memastikan bahwa mereka akan memberhentikan sekitar 14.000 karyawan korporat. Dalam postingan blog, perusahaan menulis bahwa PHK tersebut dilakukan untuk membantu membuat perusahaan lebih ramping dan tidak terlalu birokratis, sementara mereka berupaya berinvestasi dalam taruhan terbesar termasuk AI generatif.

    “Generasi AI ini adalah teknologi paling transformatif yang pernah kita lihat sejak Internet, dan memungkinkan perusahaan untuk berinovasi jauh lebih cepat daripada sebelumnya di segmen pasar yang ada dan yang sama sekali baru,” tulis Beth Galetti, senior vice president of people experience and technology. “

    “Kami yakin kami perlu lebih terorganisir secara ramping, dengan lebih sedikit lapisan, untuk bergerak secepat mungkin bagi pelanggan dan bisnis kami,” tambahnya yang dikutip detikINET dari CNBC.

    PHK ini diperkirakan pada akhirnya akan menjadi PHK korporat terbesar dalam sejarah Amazon dan berpotensi bertambah jumlahnya. Reuters melaporkan pemutusan hubungan kerja tersebut dapat memengaruhi sebanyak 30.000 karyawan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

    Amazon adalah perusahaan swasta terbesar kedua di Amerika Serikat, dengan lebih dari 1,54 juta staf secara global pada akhir kuartal kedua 2o23. Angka tersebut terutama terdiri dari tenaga kerja gudangnya.

    Amazon memiliki sekitar 350.000 karyawan korporat dan teknologi, yang berarti 14.000 pemutusan hubungan kerja mewakili sekitar 4% jumlah tersebut. Mereka mengindikasikan akan terus memberhentikan karyawan di tahun mendatang.

    PHK Amazon terjadi ketika berbagai industri termasuk teknologi, perbankan, otomotif, dan ritel telah menunjukkan AI kemungkinan akan atau sudah mengubah jumlah karyawan. Beberapa perusahaan mengindikasikan dapat mempekerjakan lebih sedikit karyawan dan tetap meningkatkan pendapatan karena lebih mengandalkan AI.

    CEO Amazon Andy Jassy mengatakan pada bulan Juni bahwa tenaga kerja perusahaan akan menyusut lebih jauh sebagai akibat dari penerapan AI. Jassy, yang mengambil alih pimpinan dari Jeff Bezos pada tahun 2021, telah melakukan kampanye untuk memangkas biaya di seluruh perusahaan selama beberapa tahun terakhir.

    Amazon memberhentikan 27.000 karyawan antara tahun 2022 dan 2023 dan pengurangan pekerjaan berlanjut sejak saat itu, meskipun dalam skala yang lebih kecil.

    Mereka sejak itu telah menutup beberapa bidang yang tidak menguntungkan, sementara berkomitmen untuk berinvestasi sekitar USD 100 miliar tahun ini dalam pengembangan AI. Amazon menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menunjukkan bahwa bisnis cloud dan AI-nya tidak tertinggal dari para pesaing.

    (fyk/fyk)

  • Amazon Minta Maaf Usai Bikin Internet Lumpuh, Ungkap Penyebabnya

    Amazon Minta Maaf Usai Bikin Internet Lumpuh, Ungkap Penyebabnya

    Jakarta

    Amazon merilis laporan lengkap tentang tumbangnya layanan Amazon Web Services (AWS) yang membuat puluhan website dan aplikasi lumpuh pada 20 Oktober kemarin. Perusahaan besutan Jeff Bezos ini juga meminta maaf kepada konsumen yang terdampak.

    Dalam laporannya, Amazon mengungkap masalah ini dimulai dengan bug di software automasi DynamoDB, di mana pelanggan AWS menyimpan datanya. Bug itu memicu lebih banyak masalah di sistem lain yang mengandalkan software tersebut.

    DynamoDB menyimpan ratusan ribu data DNS dan seharusnya bisa memperbaiki masalah apapun secara otomatis. Tapi pada 20 Oktober kemarin, sistem manajemen DNS DynamoDB mengalami bug yang mengakibatkan catatan DNS kosong untuk pusat data Amazon di Virginia Utara, Amerika Serikat.

    Karena DynamoDB tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri, Amazon harus memperbaikinya secara manual. Ketika masalah ini terjadi, semua sistem tidak dapat terhubung ke DynamoDB dan mengalami kegagalan DNS, termasuk pelanggan layanan AWS.

    Gangguan tersebut mengakibatkan puluhan website dan aplikasi tidak bisa diakses seharian. Amazon pun meminta maaf kepada konsumen AWS dan end user yang terdampak.

    “Kami mohon maaf kepada pelanggan kami atas dampak yang ditimbulkan oleh insiden ini. Meskipun kami memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengoperasikan layanan kami dengan tingkat tinggi, kami tahu betapa pentingnya layanan kami bagi pelanggan, aplikasi dan pengguna mereka, dan bisnis mereka,” kata Amazon dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Engadget, Sabtu (25/10/2025).

    “Kami tahu insiden ini memiliki dampak signifikan pada banyak pelanggan. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk belajar dari kejadian ini dan menggunakannya untuk meningkatkan ketersediaan kami lebih jauh lagi,” sambungnya.

    Website dan layanan yang terdampak gangguan ini termasuk Amazon, perangkat Amazon Alexa, Bank of America, Snapchat, Canva, Reddit, Apple Music, Apple TV, Duolingo, Fortnite, Disney+, PlayStation, dan masih banyak lagi.

    Eight Sleep, produsen kasur pintar yang terhubung ke internet, juga merasakan dampaknya. Ribuan pengguna Eight Sleep mengeluhkan kasur pintar miliknya tiba-tiba jadi panas dan mentok di posisi miring yang tidak nyaman saat tidur karena suhu dan posisinya tidak bisa diatur saat AWS tumbang.

    (vmp/vmp)

  • Raksasa Toko Online Akan Ganti 600.000 Karyawan dengan Robot

    Raksasa Toko Online Akan Ganti 600.000 Karyawan dengan Robot

    Jakarta

    Amazon, raksasa e-commerce asal Amerika Serikat, semakin gencar memperluas rencana automasinya. Bahkan perusahaan besutan Jeff Bezos ini kabarnya akan menggantikan ratusan ribu pekerja dengan robot.

    Menurut laporan New York Times yang dihimpun dari wawancara dan dokumen strategi internal, Amazon kabarnya akan mengerahkan robot untuk menggantikan lebih dari 600.000 orang yang seharusnya dipekerjakan di Amerika Serikat pada tahun 2033.

    Menurut laporan tersebut, dokumen internal menunjukkan rencana utama departemen robotik Amazon untuk mendorong automasi di lebih dari 75% semua operasi.

    Amazon berharap dapat menjual dua kali lipat produk pada tahun 2033. Jika mereka berhasil mengurangi rekrutmen hingga 160.000 orang pada tahun 2027, Amazon kabarnya akan menghemat 30 sen dolar untuk setiap item yang dikemas dan dikirimkan ke konsumen di AS, dengan total penghematan dari tahun 2025 sampai 2027 mencapai USD 12,6 miliar.

    Untuk mengantisipasi kritik terkait pengurangan lapangan kerja, Amazon sudah mempertimbangkan langkah-langkah untuk meningkatkan citranya sebagai ‘warga korporat yang baik’, dengan mengikuti proyek-proyek di komunitas dan menghindari istilah seperti ‘automasi’ dan ‘AI’.

    Eksekutif Amazon bahkan disarankan untuk menggunakan istilah yang samar seperti ‘teknologi canggih’. Mereka bahkan menimbang untuk menggunakan istilah ‘cobot’ yang menyiratkan hubungan kolaboratif antara robot dan manusia.

    Juru bicara Amazon Kelly Nantel mengatakan dokumen yang bocor ini hanya mencerminkan sudut pandang salah satu tim, dan tidak mewakili strategi rekrutmen Amazon untuk saat ini atau di masa depan.

    “Dokumen yang bocor sering kali memberikan gambaran yang tidak lengkap dan menyesatkan tentang rencana kami. Dalam budaya narasi tertulis kami, ribuan dokumen beredar di seluruh perusahaan pada waktu tertentu masing-masing dengan tingkat akurasi dan ketepatan waktu yang berbeda,” kata Nantel.

    “Kami sedang aktif merekrut karyawan untuk fasilitas operasional di seluruh negeri dan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengisi 250.000 posisi untuk musim libur akhir tahun,” sambungnya.

    Kepada NYT, Amazon mengatakan bahwa para eksekutifnya tidak diinstruksikan untuk menghindari penggunaan istilah-istilah tertentu ketika merujuk pada proyek robotik, dan rencana keterlibatan di komunitas tidak terkait dengan rencana automasi.

    (vmp/vmp)