Tag: Jeff Bezos

  • Bos Nvidia Tak Hadir di Pelantikan Trump, Pilih Rayakan Imlek

    Bos Nvidia Tak Hadir di Pelantikan Trump, Pilih Rayakan Imlek

    Jakarta

    CEO Nvidia Jensen Huang mengaku tak akan menghadiri acara pelantikan Donald Trump menjadi Presiden Amerika 20 Januari mendatang

    Huang memilih berjalan-jalan untuk merayakan Tahun Baru Cina, atau yang di Indonesia dikenal dengan sebutan Imlek, bersama pegawai dan keluarganya, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (17/1/2025).

    Langkah Huang ini berbeda dengan kebanyakan bos-bos perusahaan teknologi besar lain, yang sudah memastikan akan hadir di acara pelantikan tersebut. Misalnya saja CEO Alphabet Sundar Pichai, CEO Apple Tim Cook, CEO Amazon Jeff Bezos, dan CEO Meta Mark Zuckerberg.

    Selama ini Huang juga disebut belum pernah menghadiri acara pelantikan Presiden Amerika Serikat. Ia pun mengaku belum akan menemui Trump untuk membicarakan aturan ekspor baru untuk AI yang baru disahkan oleh Presiden Biden.

    “Namun saya tak sabar untuk memberikan selamat untuk pemerintahan Trump saat mereka mulai bekerja,” kata Huang.

    Aturan AI yang dimaksud ini baru diumumkan oleh Presiden Biden pada 13 Januari lalu. Dalam aturan ini, AS membatasi ekspor chip AI ke banyak negara kecuali negara-negara yang dekat dengan AS, termasuk Taiwan salah satunya.

    Amerika juga tetap membatasi ekspor ke sejumlah negara seperti China untuk membatasi pembelian chip canggih yang dianggap bisa memperkuat militer China.

    Langkah pembatasan ekspor chip AI ini kemudian dikritik oleh Nvidia. Menurut mereka, aturan ini akan merusak kepemimpinan Amerika di ranah AI.

    Nvidia adalah nama besar di ranah AI, ini karena chip buatan mereka sangat diandalkan untuk pengolahan AI. Bahkan, permintaan chip ini terus meroket beberapa tahun belakangan, yang membuat valuasi Nvidia terus naik dan menembus angka USD 3 triliun.

    (asj/asj)

  • CEO TikTok hingga Meta Hadiri Pelantikan Donald Trump, Siapa Lagi yang Ikut? – Page 3

    CEO TikTok hingga Meta Hadiri Pelantikan Donald Trump, Siapa Lagi yang Ikut? – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta – Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 dijadwalkan akan digelar pada Senin, 20 Januari 2025, waktu sempat. Kabarnya, acara besar ini bakal dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dunia, termasuk para CEO raksasa teknologi.

    Menurut laporan Time, Minggu (19/1/2025), CEO TikTok Shou Chew; founder Amazon Jeff Bezos; CEO Apple Tim Cook; CEO Meta Mark Zuckerberg, hingga CEO Tesla Elon Musk akan hadiri pelantikan Donald Trump ini.

    Kabarnya, para CEO raksasa teknologi ini akan duduk di podium bersama mantan Presiden, keluarga Trump, dan para calon anggota Kabinet baru Donald Trump. Kehadiran mereka menunjukkan hubungan strategis dengan pemerintahan Trump yang baru.

    CEO TikTok, Shou Zi Chew, kabarnya mendapat undangan langsung untuk hadir dalam pelantikan Trump dan kabarnya diundang langsung untuk duduk di podium berama para bos perusahaan teknologi lainnya.

    Kehadiran ini dinilai sebagai sinyal meredanya ketegangan antara Trump dan TikTok sebelumnya, dan rencana Presiden AS ke-47 bakal membatalkan rencana pemblokiran TikTok di AS.

    CEO Meta, Mark Zuckerberg, kabarnya juga akan hadir di US Capitol. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya memperkuat relasi dengan Trump.

    Buktinya, Meta langsung melakukan perombakan besar-besaran seperti mengganti pemeriksa fakta independen dengan ‘catatan komunitas’ dan menunjuk bos UFC, Dana White, ke dewan direksi.

    Selain itu, Mark Zuckerberg juga akan menjadi tuan rumah resepsi eksklusif bersama Miriam Adelson untuk merayakan pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS ke-47.

     

  • Biden Ajak Waspada Oligarki Sebelum Trump Dilantik – Halaman all

    Biden Ajak Waspada Oligarki Sebelum Trump Dilantik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam pidato perpisahannya pada Rabu, 15 Januari 2025, Presiden Joe Biden memberikan peringatan serius mengenai kemunculan oligarki di Amerika Serikat yang ditandai oleh kekayaan ekstrem dan pengaruh yang kuat.

    Pidato ini disampaikan menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-47 pada 20 Januari 2025.

    “Hari ini sebuah oligarki sedang terbentuk di Amerika yang terdiri dari kekayaan ekstrem, kekuasaan, dan pengaruh yang benar-benar mengancam seluruh demokrasi kita, hak dasar kita, dan kebebasan serta kesempatan yang adil bagi setiap orang untuk maju.”

    Dia mencatat bahwa konsentrasi kekuasaan di tangan segelintir orang kaya dapat menyebabkan penyalahgunaan yang berbahaya jika tidak diawasi dengan ketat.

    Peringatan ini menggugah perhatian ketika Biden mengingatkan akan potensi munculnya kompleks industri-teknologi, yang dapat memberikan dampak negatif pada hak-hak rakyat Amerika dan masa depan demokrasi.

    Dia mengungkapkan kekhawatirannya yang mencerminkan ungkapan Presiden Dwight Eisenhower tentang kompleks industri-militer saat meninggalkan jabatannya pada tahun 1961.

    Siapa yang Dikenai Sindiran Biden?

    Pidato Biden secara tidak langsung menyentuh sejumlah individu terkaya di dunia yang telah menunjukkan dukungan terhadap Trump.

    Salah satu yang menjadi sorotan adalah Elon Musk, yang dilaporkan menghabiskan lebih dari 100 juta dollar untuk membantu kampanye Trump.

    Selain Musk, Mark Zuckerberg dari Meta dan Jeff Bezos dari Amazon juga dianggap sebagai target sindiran Biden setelah keduanya terlihat mendukung Trump dan menyumbang dana besar untuk komite pelantikan dari Partai Republik.

    Sebelum menyampaikan pidatonya, Biden juga berbicara kepada wartawan mengenai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

    Saat ditanya tentang siapa yang bertanggung jawab atas gencatan senjata tersebut, Biden menunjukkan keterkejutannya dengan menjawab, “Apakah itu lelucon?”

    Dia menekankan bahwa negosiasi tersebut adalah hasil kerja timnya, dan sebagian besar akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang baru.

    Sementara Biden fokus pada peringatan mengenai oligarki, Trump juga mengambil langkah untuk mengeklaim keberhasilan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza.

     

    Dalam unggahan media sosialnya, Trump menyatakan bahwa perjanjian tersebut adalah hasil dari “Kemenangan Bersejarah kita di bulan November.”

    Dia menegaskan bahwa keberhasilan ini menunjukkan komitmen pemerintahannya untuk menciptakan perdamaian dan memastikan keselamatan warga Amerika serta sekutunya.

    Aksi saling klaim antara Biden dan Trump terkait gencatan senjata Gaza menunjukkan pertarungan untuk menciptakan warisan kepresidenan.

    Sementara Biden berusaha untuk menekankan peringatan tentang oligarki dan konsekuensi bagi demokrasi, Trump berupaya untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang berhasil dalam masalah diplomasi internasional.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Trump Dilantik Minggu Depan, Deretan Bos Raksasa Teknologi Bakal Hadir

    Trump Dilantik Minggu Depan, Deretan Bos Raksasa Teknologi Bakal Hadir

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kurang dari satu minggu lagi, pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan digelar.

    Upacara Pelantikan Presiden AS ke-60 Donald Trump akan berlangsung di Gedung Kongres AS (US Capitol) pada hari Senin, 20 Januari 2025. Upacara ini dijadwalkan pada pukul 12 siang waktu setempat.

    Sejumlah tokoh teknologi dijadwalkan hadir pada pelantikan Trump. Sejauh ini ada beberapa nama yang disebut akan hadir, termasuk Elon Musk, Jeff Bezos, dan Mark Zuckerberg.

    Berikut daftar tamu bos teknologi di pelantikan Trump pekan depan.

    Elon Musk

    Elon Musk dijadwalkan akan hadir dan diperkirakan duduk di dekat Trump saat pelantikan, karena hubungannya yang dekat dengan Trump.

    Musk telah diberikan posisi di pemerintahan Trump, yakni Departemen Efisiensi Pemerintah, atau DOGE, sebuah badan non-pemerintah yang akan memberikan rekomendasi kepada Trump dan Kongres untuk memangkas pengeluaran federal.

    Ia diperkirakan akan memimpin komite tersebut bersama rekan miliarder Vivek Ramaswamy, yang kabarnya mengejar kursi di Senat.

    Musk dilaporkan akan memiliki ruang kantor sendiri di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower, yang bersebelahan dengan Gedung Putih. Ini memungkinkannya untuk terus memiliki akses ke Trump.

    Musk telah menyewa sebuah pondok di klub Mar-a-Lago milik Trump dalam beberapa minggu terakhir sehingga ia dapat memberikan saran kepada presiden yang akan datang di “Gedung Putih Musim Dingin” dan menyiarkan secara langsung saat ia bermain video game.

    Dia juga bergabung dengan Trump dalam sejumlah pertemuan dengan para pemimpin dunia dan sesama pemimpin teknologi, termasuk Jeff Bezos.

    Jeff Bezos

    Pendiri Amazon dan pemilik Blue Origin, Jeff Bezos, juga akan bergabung dengan Musk dalam pelantikan Trump.

    Amazon adalah salah satu perusahaan publik besar pertama yang diketahui menyumbang untuk pelantikan Trump. Amazon menyumbangkan US$1 juta dan merencanakan sumbangan terpisah sebesar US$1 juta dalam bentuk barang dengan menyiarkan acara tersebut di Amazon Video.

    Bezos seolah berusaha untuk menebus kesalahannya dengan presiden terpilih, yang sering berselisih dengan dia selama masa jabatan pertamanya terkait kontrak yang menguntungkan yang dikenal sebagai JEDI, yang pada awalnya diberikan kepada Microsoft.

    Pada Oktober, ia membatalkan rencana The Washington Post miliknya untuk mendukung saingan Trump dari Partai Demokrat.

    Bulan lalu, Bezos bertemu dengan Trump untuk makan malam di klub Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach, Florida, bersama dengan Musk.

    “SEMUA ORANG INGIN MENJADI TEMAN SAYA!!!” Trump menulis di Truth Social keesokan paginya.

    Mark Zuckerberg

    Mark Zuckerberg dilaporkan akan bergabung dengan Bezos dan Musk pada pelantikan karena ia terus mendekatkan diri dengan pemerintahan berikutnya.

    Selain menyumbang untuk dana peresmian, Meta telah menambahkan Dana White, CEO Ultimate Fighting Championship (EDR) dan sekutu Trump, ke dalam jajaran direksinya. Meta juga menghapus fitur cek fakta di platform media sosialnya untuk mendukung pemerintahan Trump.

    Kebijakan moderasi juga telah dibatalkan, dalam sebuah langkah yang dipuji oleh kaum konservatif tetapi dikritik oleh kelompok-kelompok yang khawatir bahwa hal tersebut akan memungkinkan antisemitisme, retorika anti-LGBTQ+, dan disinformasi menyebar.

    Sundar Pichai

    CEO Google Sundar Pichai diperkirakan akan bergabung dengan iring-iringan para pemimpin teknologi yang akan menghadiri pelantikan Trump, lapor Business Insider, mengutip seseorang yang mengetahui rencananya.

    Berita ini muncul tidak lama setelah perusahaannya menyumbang US$1 juta untuk dana pelantikan dan mengatakan bahwa mereka akan menyiarkan langsung acara tersebut di YouTube dengan tautan langsung yang ditampilkan di beranda platform berbagi video tersebut.

    Pichai juga mengungkapkan kegembiraannya untuk mengerjakan “Proyek Manhattan” untuk kecerdasan buatan (AI) menjelang pertemuan dengan Trump pada bulan Desember.

    Dalam acara DealBook Summit di The New York Times bulan lalu, Pichai mengatakan bahwa ia berharap Trump dapat membantu membangun infrastruktur untuk kecerdasan buatan.

    Hal ini kemungkinan akan membuat Google, dan perusahaan-perusahaan AI lainnya, bekerja sama dengan David Sacks, pemodal ventura yang dijuluki Trump sebagai “crypto and AI czar,” dan Mantan eksekutif Microsoft Sriram Krishnan, yang akan menjadi penasihat senior Trump di bidang AI.

    Shou Zi Chew

    The New York Times melaporkan bahwa CEO TikTok Shou Zi Chew akan menghadiri pelantikan Trump pada hari Senin. Pelantikan Trump ini bertepatan sehari setelah TikTok kemungkinan besar akan dilarang di Amerika Serikat.

    Chew diundang untuk duduk di posisi kehormatan di podium, di mana para tamu penting termasuk Zuckerberg, Bezos, dan Musk juga akan duduk.

    Ini adalah sebuah langkah yang menyoroti tidak hanya perubahan pandangan Trump terhadap TikTok, tetapi juga rencananya untuk menyelamatkan aplikasi ini agar tidak tendang dari negara tersebut.

    Perusahaan China ByteDance, yang telah menyatakan keengganannya untuk menjual TikTok, diberi waktu hingga 19 Januari untuk menemukan pembeli atau menghadapi larangan, yang akan membuat aplikasi ini tidak dapat diunduh di AS dan memblokir penyedia layanan internet AS.

    Mahkamah Agung saat ini sedang memperdebatkan apakah akan memblokir larangan tersebut.

    Trump telah meminta Mahkamah Agung untuk menunda penerapan larangan tersebut hingga ia mulai menjabat sehingga ia dapat memeriksa kasus ini dengan saksama.

    Pada Desember, Trump mengatakan bahwa dirinya memiliki “tempat yang hangat” di hatinya untuk TikTok, yang ia puji karena telah memberikan dukungan dari para pemilih yang lebih muda. Dia juga bertemu dengan Chew bulan lalu di klub Mar-a-Lago miliknya.

    Tim Cook

    CEO Apple Tim Cook berencana untuk menghadiri pelantikan Trump. Menurut Axios, ia menyumbangkan sekitar US$1 juta kepada komite pelantikan Trump tahun 2025.

    Cook adalah salah satu dari sedikit CEO teknologi yang belum pernah berselisih dengan Trump. Selama masa pemerintahan Trump yang pertama, Cook sering menelepon presiden saat itu, duduk di Dewan Penasihat Kebijakan Tenaga Kerja, dan menjamu Trump di kampus Apple di Austin, Texas.

    Pada t2019, setelah Cook berhasil meyakinkan Trump agar Apple mendapat pengecualian dari serangkaian tarif yang memengaruhi impor Tiongkok, Cook menghadiahkan salah satu Mac Pro pertama yang dibuat di fasilitas barunya di AS kepada presiden saat itu.

    Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News pada bulan Juni, Trump mengatakan bahwa ia menganggap Cook sebagai “pebisnis yang sangat baik.”

    “Saya percaya bahwa jika Tim Cook tidak menjalankan Apple, jika Steve Jobs yang menjalankannya, Apple tidak akan sesukses sekarang,” ujar Trump dalam sebuah episode PBD Podcast Oktober lalu.

    “Saya berpikir demikian karena saya pikir Tim Cook telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, dan saya tidak meremehkan Steve Jobs, tapi itu tidak akan sama.”

    (fab/fab)

  • Biden Ajak Waspada Oligarki Sebelum Trump Dilantik – Halaman all

    Beri Pesan Perpisahan sebelum Trump Menjabat, Biden: Ada Orang Ultra Kaya yang Ancam Demokrasi AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pernyataan kontroversial dibagikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pidato perpisahannya pada hari Rabu (15/1/2025).

    Di dalam pidatonya sebelum digantikan Donald Trump pada Senin, 20 Januari 2025 mendatang, Biden memberikan peringatan keras agar warga AS mewaspadai munculnya “oligarki” dari orang-orang kaya ekstrem yang mulai mengakar di AS.

    Biden juga memperingatkan potensi terjadinya “kompleks industri-teknologi” yang melanggar hak-hak rakyat Amerika dan masa depan demokrasi di periode pemerintahan AS yang akan datang..

    “Hari ini, sebuah oligarki sedang terbentuk di Amerika, yang terdiri dari kekayaan ekstrem, kekuasaan, dan pengaruh yang benar-benar mengancam seluruh demokrasi kita, hak dasar kita, dan kebebasan, serta kesempatan yang adil bagi setiap orang untuk maju,” kata Biden dalam pidatonya dari Ruang Oval Gedung Putih,

    “Konsentrasi kekuasaan ini berbahaya karena hanya segelintir orang kaya yang memilikinya dan ini akan berakibat buruk jika penyalahgunaan kekuasaan ini dibiarkan tanpa pengawasan.” lanjut Biden seperti yang dikutip dari ABC News.

    Biden kemudian mengutip peringatan Presiden Dwight Eisenhower tentang munculnya kompleks industri-militer ketika ia meninggalkan jabatannya pada tahun 1961

    “Saya juga sangat khawatir tentang potensi munculnya kompleks industri-teknologi yang bisa menimbulkan bahaya nyata bagi negara kita.” lanjut Biden

    Biden menggunakan pidato selama 15 menit itu untuk menawarkan model transfer kekuasaan yang damai tanpa menyebut Trump sama sekali dalam pidatonya.

    Peringatan ini sepertinya digunakan Biden untuk menyindir sejumlah individu terkaya di dunia dan tokoh-tokoh besar industri teknologi yang baru-baru ini menyatakan dukungannya kepada Trump

    Satu di antaranya yang menjadi sorotan adalah sosok manusia terkaya di dunia yakni Elon Musk yang menghabiskan lebih dari $100 juta untuk membantu Trump terpilih.

    Tak hanya Musk , pidato tersebut juga dinilai banyak pengamat sebagai sindiran kepada Mark Zuckerberg dari Meta dan Jeff Bezos dari Amazon yang mulai banting setir mendukung Donald Trump setelah ia memastikan diri menang di Pilpres AS.

    Langkah pendekatan tersebut begitu terlihat saat keduanya tiba-tiba melakukan kunjungan ke kediaman Trump di Mar-A-Lago dan menyumbangkan dana fantastis untuk komite pelantikan capres dari Partai Republik tersebut.

    Biden dan Trump Rebutan Klaim soal Gencatan Israel-Hamas

    Sebelum menyampaikan pidato perpisahannya, Biden sempat bertemu dengan sejumlah wartawan untuk membahas kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

    Ketika seorang jurnalis bertanya siapa yang dianggap bertanggung jawab atas gencatan senjata dan mengajukan pertanyaan, Biden dengan nada terkejut menjawab, “Apakah itu lelucon?”

    “Rencana ini dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya. Sebagian besar akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang akan datang. Itulah sebabnya saya meminta tim saya untuk terus memberi informasi kepada pemerintahan yang baru,” kata Biden yang dikutip dari APNews.

    Tak ingin kalah dengan Joe Biden, Presiden terpilih AS ke-47, Donald Trump, dalam unggahan di media sosialnya mengklaim bahwa negosiasi kesepakatan senjata di Gaza merupakan terobosan terbarunya.

    Trump mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengutus utusannya, Steve Witkoff, untuk bergabung dalam negosiasi di Timur Tengah.

    Witkoff berada di sana selama 96 jam terakhir pembicaraan menjelang kesepakatan.

    “Perjanjian gencatan senjata ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kita di bulan November, karena perjanjian ini memberi isyarat kepada seluruh dunia bahwa pemerintahan saya akan berupaya menciptakan perdamaian dan merundingkan kesepakatan untuk menjamin keselamatan semua warga Amerika, serta sekutu-sekutu Amerika,” katanya.

    Aksi saling klaim antara Biden dan Trump diduga dilakukan untuk menjadikan kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai warisan kepresidenan mereka.

    Selama beberapa bulan terakhir, pemerintah Biden telah melakukan berbagai upaya untuk menangani perdamaian melalui perundingan yang hampir berhasil, namun akhirnya gagal.

    Sementara itu, Trump mendapatkan sorotan baru-baru ini setelah memberikan peringatan bahwa “ada harga yang harus dibayar” jika gencatan senjata tidak tercapai sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • 10 Perusahaan Terbesar di Dunia 2024 Versi Fortune 500

    10 Perusahaan Terbesar di Dunia 2024 Versi Fortune 500

    Pada tahun 2024, Fortune kembali merilis Daftar Perusahaan Terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Sejumlah perusahaan berhasil mencatatkan jumlah pendapatan signifikan di industri yang ditekuninya.

    Sebagian besar raksasa perusahaan tersebut berasal dari Amerika Serikat dengan jangkauan pasar luas. Selain Amerika Serikat, perusahaan terkemuka lainnya juga berasal dari Asia dengan operasi global yang luas. 

    Penasaran siapa saja perusahaan terbesar di dunia versi Fortune 500? Simak daftar perusahaan yang menarik untuk diketahui di bawah ini.

    1. Walmart

    Walmart merupakan perusahaan retail multinasional ternama dengan jaringan terluas di dunia. Didirikan oleh Sam Walton, Walmart mulai beroperasi di tahun 1962.

    Saat ini, perusahaan asal Amerika Serikat ini berhasil menduduki posisi teratas dalam bisnis retail. Walmart telah mengoperasikan jaringan retail di sejumlah negara yang mencakup toko kelontong, department store, dan hypermart. 

    Dengan jaringan yang luas, Walmart mampu meraih jumlah pendapatan yang signifikan. Dilansir Fortune 500, raksasa perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sekitar 648,12 miliar dolar AS.

    2. Amazon

    Siapa yang tidak kenal dengan Amazon. Platform belanja online asal Amerika Serikat ini termasuk perusahaan multinasional terbesar berdasarkan jumlah pendapatannya.

    Diketahui Amazon sukses mencatatkan pendapatan sebesar 574,78 miliar dolar AS dan menjadikannya sebagai perusahaan terbesar di dunia 2024.

    Untuk bisa berada di posisi ini, Amazon ternyata awalnya hanya sebuah platform untuk menjual buku. Kala itu, Jeff Bezos hanya menjalankan bisnisnya di garasi rumahnya.

    Kini, Amazon bertransformasi menjadi raksasa e-commerce yang menawarkan berbagai produk, mulai dari kebutuhan sehari-hari, produk digital, dan lain sebagainya.

    3. State Grid Corporation of China

    Bergeser ke Benua Asia, terdapat State Grid yang berhasil menempati posisi teratas dalam daftar perusahaan ini. State Grid merupakan penyedia layanan listrik milik negara asal China.

    Perusahaan ini menjadi andalan masyarakat China untuk mengakses kebutuhan listrik. Tidak heran, skala bisnisnya besar karena harus memasok sebagian besar listrik di sana.

    Dalam melakukan kegiatan usahanya, State Grid juga bergerak dalam industri energi terbarukan. Bahkan, perusahaan asal China ini menjadi pemain utama dalam inovasi energi terbarukan.

    Dari segi pendapatan perusahaannya, State Grid mampu mencapai angka 545,94 miliar dolar AS.

    4. Saudi Aramco

    Perusahaan terbesar di dunia 2024 berikutnya adalah Saudi Aramco. Tercatat perusahaan asal Arab Saudi ini berhasil meraih pendapatan sekitar 494, 89 miliar dolar AS.

    Dalam industri migas dunia, Saudi Aramco berada di posisi teratas. Hal tersebut dibuktikan dengan pendapatan yang dimilikinya. Saudi Aramco diperkirakan memiliki total pendapatan sebesar 494,89 miliar dolar AS.

    5. Sinopec Group

    Di peringkat kelima, terdapat Sinopec Group yang bergerak di sektor migas dan petrokimia terbesar. Perusahaan konglomerat asal China ini diketahui memiliki pendapatan sebesar 429,7 miliar dolar AS.

    Sinopec Group menaungi perusahaan China Petroleum and Chemical Corporation, perusahaan energi terbesar dan berpusat di Beijing. Perusahaan ini juga merupakan joint owner dari sejumlah usaha petrokimia di berbagai wilayah mulai dari Laut Utara hingga Afrika dan Brasil.

    Termasuk pemain utama dalam industri energi, Sinopec Group aktif beroperasi dalam proses hulu ke hilir, mulai dari eksplorasi hingga penjualan produk hingga sampai ke tangan konsumen.

    6. China National Petroleum Corporation

    Berbicara tentang pendapatan, perusahaan terbesar di dunia 2024 satu ini juga tidak kalah dengan perusahaan lainnya. China National Petroleum Corporation (CNPC) diperkirakan memiliki jumlah pendapatan sebesar 421,71 miliar dolar AS.

    Masih berasal dari Asia, China National Petroleum adalah perusahaan minyak multinasional terbesar. Sebagai penyedia jasa ladang minyak, perusahaan menawarkan berbagai produk bahan bakar dan gas alam.

    Selain beroperasi di dalam negeri, CNPC juga melebarkan sayapnya di pasar global meliputi Amerika Utara hingga Eropa Timur.

    7. Apple

    Perusahaan teknologi multinasional satu ini berhasil mengamankan posisi ketujuh dengan pendapatan sekitar 383,28 miliar dolar AS. 

    Apple memang dikenal sebagai perusahaan teknologi yang memproduksi perangkat elektronik ternama. Mulai dari iPhone, Mac, Apple Watch, dan Airpods. 

    Selain produk canggih yang ditawarkan, Apple juga menawar layanan streaming musik dan radio, Apple Music kepada penggunanya.

    Produknya juga sangat diminati konsumen sehingga memiliki jaringan pasar luas. Tidak heran, gerai iBox banyak ditemui di sejumlah negara, termasuk Indonesia.  

    8. UnitedHealth Group

    Berdasarkan pendapatannya, peringkat kedelapan berhasil ditempati oleh UnitedHealth Group. Diketahui UnitedHealth Group mencatatkan pendapatan sebesar 371,62 miliar dolar AS. 

    Bergerak di industri kesehatan, perusahaan ini menyediakan layanan kesehatan terpadu bagi pengusaha, usaha kecil, dan individu. Hal tersebut mencakup manajemen pelayanan kesehatan, perangkat perawatan, dan manajemen farmasi.

    9. Berkshire Hathaway

    Dalam daftar perusahaan terbesar di dunia 2024 versi Fortune 500, Berkshire Hathaway berhasil menempati peringkat 10 besar, tepatnya posisi kesembilan.

    Perusahaan konglomerat multi-industri ini dipimpin oleh investor Warren Buffett. Berdiri pada tahun 1965, Berkshire Hathaway bergerak di bidang asuransi, utilitas, dan angkutan kereta api.

    Lewat industri yang ditekuninya, perusahaan asal Amerika Serikat ini memiliki portofolio bisnis yang komprehensif. Tidak heran, pendapatan yang dimilikinya bisa mencapai angka 364,48 miliar dolar AS.

    10. CVS Health

    CVS Health menjadi penutup dalam daftar perusahaan ini. Bergerak di industri farmasi, CVS Health memiliki jaringan apotek terbesar di Amerika Serikat.

    Selain gerai toko obat, CVS Health juga menyediakan aplikasi kesehatan yang bisa diakses dengan mudah. Mulai dari Aetna Health, CVS Caremark, CVS Pharmacy, hingga CVS Specialty.

    Dengan jaringan yang luas, CVS Health berhasil memiliki jumlah pendapatan sebesar 357,77 miliar dolar AS,

    Demikian beberapa perusahaan terbesar di dunia 2024 versi Fortune Global 500 dengan pendapatan tertinggi. Semoga bermanfaat!

  • 5 Ide Bisnis yang Berpeluang Cetak Keuntungan Tinggi pada 2025 – Page 3

    5 Ide Bisnis yang Berpeluang Cetak Keuntungan Tinggi pada 2025 – Page 3

    Sebelumnya,  CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett dikebal luas sebagai salah satu investor paling sukses. Ia bahkan membagikan tips terbaiknya untuk para pengusaha, tentang hal-hal terpenting yang perlu diperhatikan untuk para pelanggaran mereka.

    “Saran terbaik untuk pemilik bisnis kecil, atau pemilik bisnis besar, adalah jangan pernah berhenti memikirkan cara menyenangkan pelanggan Anda,” kata Buffett, dikutip dari GoBankingRates, Rabu (31/7/2024).

    “Bukan untuk memuaskan pelanggan Anda, tetapi untuk menyenangkan pelanggan Anda,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Goldman Sachs.

    Buffett mengatakan penting untuk selalu memikirkan pelanggan. “Ketika Anda bangun di pagi hari, mulailah memikirkannya,” ucapnya.

    “Pada siang hari, pikirkanlah. Pada malam hari, pikirkanlah. Dan kemudian impikanlah. Tidak ada perusahaan yang pernah gagal yang memiliki jutaan pelanggan yang senang. Anda mulai dengan mereka, dan Anda mendapatkan mereka satu per satu,” bebernya.

    Buffett bukan satu-satunya orang yang percaya pada fokus pelanggan yang kuat. Pendiri Amazon, Jeff Bezos mengatakan penting untuk menjadi “obsesif” tentang pelanggan Anda.

     

  • Video: Batalnya Peluncuran Roket Milik Jeff Bezos

    Video: Batalnya Peluncuran Roket Milik Jeff Bezos

    Video: Batalnya Peluncuran Roket Milik Jeff Bezos

  • Bos Big Tech Ramai-ramai Merapat ke Trump

    Bos Big Tech Ramai-ramai Merapat ke Trump

    Jakarta

    Langkah CEO Meta, Mark Zuckerberg, menghapuskan tim pemeriksa fakta dan menggantinya dengan catatan komunitas dinilai sebagai kemenangan terbaru bagi presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dan penasihatnya, Elon Musk.

    Langkah induk perusahaan Facebook, Meta, untuk membentuk tim pemeriksa fakta muncul delapan tahun lalu setelah Trump secara mengejutkan memenangkan pemilu tahun 2016. Menurut para kritikus, hasil ini dimungkinkan oleh disinformasi yang merajalela di Facebook dan campur tangan oleh aktor asing, termasuk Rusia, di platform tersebut. Sekarang tim itu akan dihapus.

    Pemangkasan tim pengecek fakta ini terjadi beberapa hari sebelum pelantikan Trump, dan setelah beberapa pemimpin perusahaan teknologi AS menjalin hubungan dengannya.

    Sejak pemilihan umum pada November 2024, sejumlah tokoh senior telah bertemu dengan Trump di kediamannya di Florida, termasuk Zuckerberg dari Meta, CEO Apple Tim Cook, dan pendiri Amazon sekaligus eksekutif teknologi antariksa Jeff Bezos.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Amazon dan Meta telah mengumumkan sumbangan sebesar $1 juta untuk dana pelantikan Trump, seperti yang dilaporkan dilakukan oleh Cook dari Apple, dalam kapasitas pribadinya.

    Sementara itu, Elon Musk, pemilik platform media sosial X dan orang terkaya di dunia saat ini, adalah salah satu penasihat terdekat Donald Trump.

    Bos Meta Mark Zuckerberg mengatakan keputusan itu adalah tentang “mengembalikan kebebasan berekspresi” di platformnya dan “mengurangi kesalahan” yang katanya dibuat oleh sistem moderasi konten otomatis, yang mereka yakini langkah itu sama saja dengan penyensoran dalam beberapa kasus, menuduh beberapa pemeriksa fakta dipengaruhi oleh bias mereka sendiri.

    Pentingnya pemeriksa fakta di media sosial

    Lembaga pemeriksa fakta independen di Inggris, Full Fact, mengatakan keputusan itu kemungkinan akan membantu misinformasi menyebar lebih mudah secara daring.

    “Keputusan Meta untuk mengakhiri kemitraannya dengan pemeriksa fakta di AS mengecewakan dan merupakan langkah mundur yang berisiko menimbulkan efek mengerikan di seluruh dunia,” ujar Chris Morris, kepala eksekutif Full Fact.

    “Dari menjaga pemilu hingga melindungi kesehatan masyarakat hingga meredakan potensi kerusuhan di jalanan, pemeriksa fakta adalah penanggap pertama di lingkungan informasi. Spesialis kami dilatih untuk bekerja dengan cara yang mempromosikan bukti yang kredibel dan memprioritaskan penanganan informasi yang berbahaya. Kami percaya masyarakat punya hak untuk mengakses keahlian kami,” ujarnya.

    Sementara Ethan Zuckerman, profesor kebijakan publik, mengatakan bahwa perubahan dalam pemeriksaan fakta adalah “keputusan yang memajukan tujuan bisnis Zuckerberg: pemeriksaan fakta sulit, mahal, dan kontroversial,” kata yang baru-baru ini menggugat Meta atas kebijakan algoritmanya, kepada AFP.

    Namun bagi mereka yang berada di wilayah sayap kanan, keputusan tersebut merupakan titik balik.”Bagi kami yang telah berjuang dalam perang kebebasan berbicara selama bertahun-tahun, ini terasa seperti kemenangan besar dan titik balik,” kata investor David Sacks, yang berminat mengambil alih portofolio kecerdasan buatan dalam pemerintahan Trump.

    Trump telah menjadi kritikus keras Meta dan Zuckerberg selama bertahun-tahun. Ia menuduh perusahaan tersebut bias terhadapnya dan mengancam akan membalas begitu kembali menjabat.

    Ketika ditanya oleh wartawan apakah menurutnya langkah pemeriksaan fakta tersebut merupakan respons atas ancamannya terhadap Zuckerberg, Trump menjawab: “Mungkin, ya.”

    Pemulihan hubungan antara Mark Zuckerberg dan Trump telah lama diprediksi. Meta baru-baru juga ini menempatkan sekutu Trump, Dana White, di jajaran direksi.

    Meta terapkan “catatan komunitas”

    Keputusan itu, dan langkah untuk memangkas operasi pengecekan fakta, muncul setelah pilihan Trump untuk Komisi Komunikasi Federal, Brendan Carr, menuduh Facebook, Google, dan Apple “memainkan peran utama” dalam “kartel sensor.”

    Sam Altman, CEO di OpenAI, juga telah mengirimkan sinyal mendekat kepada pemerintahan yang akan datang, dengan mengatakan kepada penyiar konservatif Fox News pada bulan Desember bahwa ia yakin Trump akan mempertahankan Amerika Serikat sebagai pemain terkemuka di sektor kecerdasan buatan.

    Profesor ilmu politik Universitas Brown, Wendy Schiller, mengaku tidak terkejut bahwa perusahaan media sosial seperti Meta mulai meninggalkan pemeriksaan fakta karena partai politik dan perusahaan media sosial berkembang pesat ketika ada perpecahan.

    Namun, ia menambahkan bahwa “hal yang menyelamatkan mungkin adalah masih ada sejumlah outlet media sosial yang kompetitif sehingga tidak ada satu orang atau perusahaan pun yang mengendalikan semua arus informasi, termasuk pemerintah.”

    Facebook akan mengganti program pemeriksaan fakta dengan fitur bergaya “catatan komunitas”, mirip dengan yang digunakan pada platform X milik Musk.

    Musk segera mengisyaratkan persetujuannya, menyebut perubahan itu “keren.”

    AFP saat ini bekerja dalam 26 bahasa dengan program pemeriksaan fakta Facebook, di mana Facebook membayar untuk menggunakan pemeriksaan fakta dari sekitar 80 organisasi di seluruh dunia pada platformnya, WhatsApp dan Instagram.

    ae/hp (AFP, dpa)

    (ita/ita)

  • Perusahaan Jeff Bezos Siap Luncurkan Roket Pertama Pekan Depan

    Perusahaan Jeff Bezos Siap Luncurkan Roket Pertama Pekan Depan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perusahaan Antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin, siap meluncurkan roket orbital pertamanya pekan depan.

    Ini adalah sebuah momen penting dalam perlombaan luar angkasa yang saat ini didominasi oleh SpaceX milik Elon Musk.

    Mengutip AFP, Sabtu (5/1), roket yang diberi nama New Glenn ini dijadwalkan meluncur dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida pada Rabu pukul 1:00 pagi (06.00 GMT) sesuai dengan pengumuman dari Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA).

    Meskipun Blue Origin belum mengkonfirmasi tanggal pasti peluncuran, antusiasme terus meningkat setelah uji ‘hotfire’ yang sukses pada 27 Desember lalu.

    “Tujuan selanjutnya adalah peluncuran,” tulis Bezos di X sebagai keterangan dari video yang dibagikan dan menunjukkan mesin roket yang mengaum menyala.

    Misi NG-1 ini akan membawa prototipe Blue Ring, sebuah pesawat luar angkasa yang didanai oleh Departemen Pertahanan AS, yang dirancang sebagai platform peluncuran satelit serbaguna.

    Blue Ring ini akan tetap berada di tahap kedua roket selama penerbangan uji yang berlangsung enam jam.

    Peluncuran ini akan menandai debut Blue Origin di pasar peluncuran orbital yang sangat menguntungkan, setelah bertahun-tahun melakukan penerbangan sub orbital dengan roket New Shepard yang lebih kecil, yang mengangkut penumpang dan muatan dalam perjalanan singkat menuju batas luar angkasa.

    “Pasar sesungguhnya adalah orbital,” kata analis Laura Forczyk, pendiri Astralytical, kepada AFP.

    Persaingan Antara Miliarder Ruang Angkasa

    Tonggak sejarah ini juga akan meningkatkan persaingan antara Bezos dan Musk sebagai orang terkaya kedua dan pertama di dunia.

    Roket Falcon 9 milik SpaceX telah melayani berbagai klien mulai dari operator satelit komersial hingga Pentagon dan NASA, yang bergantung padanya untuk mengangkut astronaut ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.

    Seperti Falcon 9, New Glenn memiliki tahap pertama yang dapat digunakan kembali dan dirancang untuk mendarat secara vertikal di kapal di laut. Kapal tersebut, yang dinamai ‘So You’re Telling Me There’s a Chance’, mencerminkan tantangan untuk mendaratkan roket yang dapat digunakan kembali pada percobaan pertama, kata CEO Blue Origin, Dave Limp, di X.

    Dengan tinggi 320 kaki (98 meter), New Glenn jauh lebih besar dari Falcon 9 yang hanya 230 kaki, dan dirancang untuk mengangkut muatan yang lebih besar dan lebih berat.

    Roket ini berada di antara Falcon 9 dan saudaranya yang lebih besar, Falcon Heavy, dalam kapasitas kargo, sementara menggunakan gas alam cair yang lebih bersih daripada kerosin dan mengandalkan lebih sedikit mesin.

    (ldy/agt)