Tag: James Tjahaja Riady

  • Jajaki Kerja Sama Ekonomi, Kadin Terbang ke India dan Pakistan

    Jajaki Kerja Sama Ekonomi, Kadin Terbang ke India dan Pakistan

    Jakarta: Awal tahun 2025, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia langsung tancap gas. Guna menjajaki kerja sama bisnis dan ekonomi, Januari ini Kadin akan ke India dan Pakistan.
     
    Kunjungan ke kedua negara itu sejalan dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto. Pada Januari 2025 ini pun, Kadin akan ikut serta dalam World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.
     
    “Kami sudah bertemu dengan kedua duta besarnya (India dan Pakistan), dan bagaimana Kadin yang mewakilkan dunia usaha bisa bersama-sama memastikan bukan saja relasi yang sangat baik antar-pemerintah, tapi juga dari bisnis ke bisnis,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 11 Januari 2025.

    Rencananya, rombongan Kadin Indonesia tiba di India pada 24 Januari 2025. Agenda awal adalah menghadiri forum bisnis pada 25-26 Januari 2025. Kadin akan fokus pada industri-industri seperti kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, sampai pada sektor teknologi dan pertahanan.
     
    “Ini menarik karena pada tanggal 26 (Januari 2025), Pak Presiden hadir sebagai tamu kehormatan di Republic Day India,” ujar Anin, sapaan Anindya.
     
    Selanjutnya, pada 27-28 Januari 2025, rombongan Kadin melawat ke sekitar ibu kota New Delhi untuk melihat pabrik susu, industri kesehatan, rumah sakit, sampai industri otomotif. Rombongan Kadin juga akan mengunjungi Taj Mahal untuk meninjau sektor pariwisata.
     
    “Kami melibatkan teman-teman dari Kadin Provinsi. Agar perusahaan-perusahaan daerah bisa terlibat, termasuk untuk membuka pasar dan mendapatkan investasi dari India. Secara historis maupun kultural Indonesia dan India mempunyai sejarah panjang,” kata dia.
     

    India dan Indonesia, lanjut Anin, diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar pada 15 hingga 20 tahun ke depan. India diprediksi menjadi negara ekonomi nomor 4 terbesar di dunia, dan Indonesia menjadi nomor 5 terbesar di dunia.
     
    “Tipenya (India dan Indonesia) sama, demokratis, banyak sekali penduduknya, dan juga mesti disejahterakan semuanya,” kata dia. 
     
    Untuk itu, Anin menekankan hubungan bisnis kedua negara harus bersifat kerakyatan. Menurut dia, India kuat dalam bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, serta ketahanan kesehatan dan Pendidikan. 
     
    “Itu semua adalah bidang-bidang yang sama dengan Indonesia, sangat dibutuhkan,” ujar dia.
     
    Berkunjung ke Pakistan
    Selanjutnya, rombongan Kadin akan melakukan perjalanan bisnis ke Pakistan. Menurut Anin, Pakistan adalah negara yang cukup menarik. Dan Kadin telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta.
     
    “Duta Besar Pakistan (Ameer Khurram Rathore) sudah berkunjung ke kantor Kadin Indonesia (Kamis, 9 Januari 2025). Dari Kadin juga sudah siap, kita memastikan dari bisnis ke bisnis itu jalan. Dan yang menarik, di sana sangat kuat industri dari sisi pertahanan yang kita tahu ini merupakan sebuah industri besar,” kata Anin.
     
    Kumpul rutin bulanan
    Sejumlah pelaku usaha Kadin berkumpul dalam acara rutin bulanan bertajuk Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast. Kumpul rutin ini membahas dampak kebijakan global terhadap perekonomian, program-program hubungan luar negeri, kerja sama internasional, peluang bisnis, hingga perdagangan dan investasi.
     
    Acara dihadiri Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T Riady, Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri Bernardino Vega, para Komite Tetap, Komite-Komite Bilateral, serta 
    Kadin-Kadin Provinsi.
     
    “Di sini hadir 80 Komite Bilateral dari relasi Indonesia dengan negara-negara luar. Jadi, komplet (Komite Bilateral) ke negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Eropa, negara-negara ASEAN, Asia Timur, dan lain-lain,” kata Anin, sapaan akrab Anindya Bakrie, usai acara KED Breakfast, di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2025.
     
    Selain dari Komite Bilateral, hadir 25 perwakilan Kadin Provinsi. “Sehingga bukan saja kita bicara mengenai luar negeri, tapi juga bicara bagaimana membawa investasi dan untuk perdagangan bermanfaat buat teman-teman di Kadin Provinsi. Di sini juga banyak teman dengan asosiasi dan himpunan,” tutur Anin.
     
    Peluang bisnis di BRICS
    Dalam acara KED Breakfast tersebut juga dibahas mengenai partisipasi Indonesia di BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa), yang sudah diresmikan menjadi anggota penuh BRICS. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dari gabungan negara Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan, jumlah populasi penduduknya sudah lebih dari 2 miliar orang.
     
    “Jumlah ekonominya diperkirakan mencapai hampir 10 triliun dolar AS. Indonesia berpeluang membuka akses pasar untuk berdagang dan berinvestasi dengan negara-negara yang tergabung dalam BRICS nanti,” kata dia.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (UWA)

  • Kadin Provinsi Tatap Pasar Eropa

    Kadin Provinsi Tatap Pasar Eropa

    Jakarta: Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pusat dan provinsi siap menatap pasar Eropa. Kadin siap bahu-membahu memanfaatkan akses pasar ke Eropa dan ke berbagai negara.
     
    Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengatakan pengurus Kadin pusat berkoordinasi dengan pimpinan Kadin daerah agar peluang bisnis dan akses pasar yang dibuka oleh pemerintah berdampak kepada pelaku bisnis di daerah.
     
    “Dan saya benar-benar melihat langsung Pak Prabowo (Presiden Prabowo Subianto) bisa bicara mengenai makro, geopolitik, dan geoekonomi dalam setiap pertemuan dengan para pemimpin dunia. Beliau selalu menekankan dua kata, yaitu kemiskinan dan kelaparan,” kata Anin, sapaan Anindya Bakrie, dikutip dari Antara, Senin, 16 Desember 2024.
    Akses pasar menjadi salah satu kunci yang harus dimanfaatkan Indonesia di tengah ketidakpastian global. Di setiap pertemuan, kata Anin, Presiden tidak saja berbicara tentang topik besar dan masalah yang dihadapi dunia, melainkan juga menekankan masalah konkret yang dihadapi rakyat Indonesia.
     
    “Presiden bicara tentang kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif, non-aligned, tapi juga kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata dia dalam acara Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast, di Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
     
    Hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua Umum (WKU) Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T Riady, WKU Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Bernardino M Vega, jajaran pengurus Komite Tetap, dan para ketua umum atau perwakilan Kadin provinsi.
     
    Anin menjelaskan hasil kunjungan Presiden Prabowo ke China, Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Inggris membawa peluang yang terbuka bagi pelaku bisnis Indonesia. AS dan China terkenal trade war atau perang dagang. Eropa, Rusia, dan Timur Tengah dilanda masalah geopolitik. 
     
    Sedangkan Indonesia memiliki stabilitas politik. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan tidak memihak salah satu blok politik merupakan keunggulan.
     

    Dengan adanya keunggulan itu, Anin menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki alasan kuat untuk tetap optimistis menghadapi dinamika global. Dia juga menyebutkan kerja sama perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa (EU) merupakan hal yang sangat penting.
     
    “Bukan hanya karena kita makin banyak pasar makin bagus, tapi EU itu (memiliki) USD17 triliun (nilai) ekonomi. Jadi, singkat kata, ya, 13 kali lebih besar daripada kita,” kata dia.
     
    Anin mengungkapkan, dalam kerja sama dengan Uni Eropa, terdapat tantangan mengenai isu keberlanjutan tentang deforestasi hingga minyak kelapa sawit.
     
    “Apakah mereka (EU) rewel mengenai sustainable palm oil? Iya. Apakah mereka rewel mengenai deforestation? Iya. Tapi ya (kita harus) cari jalan. Dan katanya Pak Presiden (Prabowo Subianto) mau mencoba untuk menyelesaikan di kuartal 1 tahun depan,” kata dia.
     
    Akses pasar
    Anin mengatakan dalam perdagangan itu pihaknya juga telah melakukan kerja sama. Adapun kerja sama ini membuahkan hasil mengenai akses pasar.
     
    “Dan pekan lalu (dengan) Kanada (ICA CEPA) sudah teken. Nah ini apa gunanya? Akses pasar. Kita gak bisa jualan kalau misalnya gak ada pasarnya. Dan yang saya lihat juga dengan persaingan antara AS dan China, itu akan ada dua paralel track, dua hal paralel untuk peningkatan teknologi. Terutama dari sisi Artificial Intelligence (AI).”
     
    “Dan itu bagus buat Indonesia karena kita non-aligned (nonblok), kita selalu teman dengan semuanya. Jadi hal-hal seperti ini ada bagusnya. Tapi persaingan itu juga banyak,” kata dia.
     
    Lebih lanjut dia menjelaskan, Kadin harus bersaing demi kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini guna membuktikan Kadin itu bisa bermanfaat bagi banyak orang.
     
    “Dan teman-teman di provinsi ini bisa membantu untuk menyambungkan dari apa yang dibicarakan di luar negeri sampai kepada masyarakat kita,” kata Anin.
     

    Dalam sambutannya, Anin menyampaikan pandangan optimistisnya terhadap ekonomi Indonesia, meski saat ini dunia tengah menghadapi situasi yang tidak pasti. Dia membandingkan situasi Indonesia dengan negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara di kawasan Eropa.
     
    Anin menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara besar. Misalnya, ketegangan politik di AS antara Partai Republik dan Partai Demokrat, serta perbedaan etika kerja antara negara-negara Eropa dan Asia.
     
    “Kalau Eropa, umurnya relatif sudah tidak mudah, etika kerjanya juga beda dengan di Asia. Ya mau tidak mau ya negaranya akan mendekati sosialisme,” ujar dia.
     
    Menurut Anin, dibandingkan dengan negara-negara adikuasa, Indonesia memiliki keunggulan dalam stabilitas politik dan relasi luar negeri yang strategis. Hal inilah yang membuka peluang untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di tengah persaingan global.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (UWA)

  • Sikapi Ketidakpastian Global, Kadin Siap Manfaatkan Akses Pasar ke Eropa – Halaman all

    Sikapi Ketidakpastian Global, Kadin Siap Manfaatkan Akses Pasar ke Eropa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Para pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Pusat dan Daerah siap memanfaatkan akses pasar ke Eropa dan ke berbagai negara. 

    Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengatakan, pengurus Kadin pusat berkoordinasi dengan para pimpinan Kadin Daerah agar peluang bisnis dan akses pasar yang dibuka oleh pemerintah berdampak kepada para pelaku bisnis di daerah.

    “Dan saya benar-benar melihat langsung bahwa Pak Prabowo (Presiden Prabowo Subianto -red) bisa bicara mengenai makro, geopolitik, dan geoekonomi dalam setiap pertemuan dengan para pemimpin dunia. Beliau selalu menekankan dua kata, yaitu kemiskinan dan kelaparan,” kata Anin, nama sapaan Anindya Novyan Bakrie, dalam keterangannya, Senin (16/12/2024).

    Akses pasar menjadi salah satu kunci yang harus dimanfaatkan Indonesia di tengah ketidakpastian global. Di setiap pertemuan, terang Anin, Presiden tidak saja berbicara tentang topik besar dan masalah yang dihadapi dunia, melainkan juga menekankan masalah konkret yang dihadapi rakyat Indonesia.

    “Presiden bicara tentang kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif, non-aligned, tapi juga kesejahteraan masyarakat Indonesia,” katanya, dalam acara Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast, di Hotel Arya Duta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2024).

    Hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua Umum (WKU) Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T Riady, WKU Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Bernardino M Vega, jajaran pengurus Komite Tetap, dan para ketua umum atau perwakilan Kadin Provinsi.

    Anin menjelaskan, hasil kunjungan Presiden Prabowo ke China, Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Inggris membawa peluang yang terbuka bagi pelaku bisnis Indonesia. AS dan China terkenal trade war atau perang dagang. Eropa, Rusia, dan Timur Tengah dilanda masalah geopolitik. Sedangkan Indonesia memiliki stabilitas politik. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan tidak memihak salah satu blok politik merupakan keunggulan.

    Dengan adanya keunggulan itu, Anin menyimpulkan, Indonesia memiliki alasan kuat untuk tetap optimistis menghadapi dinamika global. “Jadi melihat semua itu Indonesia punya alasan untuk optimistis,” tegasnya.

    Anin juga menyebutkan kerja sama perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa (Europe Union/EU) merupakan hal yang sangat penting. “Bukan hanya karena kita makin banyak pasar makin bagus, tapi EU itu (memiliki) 17 triliun dolar AS (nilai) ekonomi. Jadi singkat kata ya 13 kali lebih besar daripada kita,” ungkap Anin.

    Anin mengungkapkan, dalam kerja sama dengan Uni Eropa tentunya terdapat tantangan mengenai isu keberlanjutan tentang deforestasi hingga minyak kelapa sawit.

    “Apakah mereka (EU) rewel mengenai sustainable palm oil? Iya. Apakah mereka rewel mengenai deforestation? Iya. Tapi ya (kita harus) cari jalan. Dan katanya Pak Presiden (Prabowo Subianto) mau mencoba untuk menyelesaikan di kuartal 1 tahun depan,” jelas Anin.

    Anin mengatakan dalam perdagangan itu pihaknya juga telah melakukan kerja sama. Adapun kerja sama ini membuahkan hasil mengenai akses pasar.

    “Dan pekan lalu (dengan) Kanada (ICA CEPA) sudah teken. Nah ini apa gunanya? Akses pasar. Kita gak bisa jualan kalau misalnya gak ada pasarnya. Dan yang saya lihat juga dengan persaingan antara AS dan China, itu akan ada dua paralel track, dua hal paralel untuk peningkatan teknologi. Terutama dari sisi Artificial Intelligence (AI),” kata Anin.

    “Dan itu bagus buat Indonesia karena kita non-aligned (nonblok), kita selalu teman dengan semuanya. Jadi hal-hal seperti ini ada bagusnya. Tapi persaingan itu juga banyak,” tambahnya.

    Anin lebih lanjut menjelaskan, Kadin harus bersaing demi kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini guna membuktikan Kadin itu bisa bermanfaat bagi banyak orang. “Dan teman-teman di provinsi ini bisa membantu untuk menyambungkan dari apa yang dibicarakan di luar negeri sampai kepada masyarakat kita,” jelas Anin.

    Dalam sambutannya, Anin menyampaikan pandangan optimistisnya terhadap ekonomi Indonesia, meski saat ini dunia tengah menghadapi situasi yang tidak pasti. Anin membandingkan situasi Indonesia dengan negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara di kawasan Eropa.

    “Kita patut benar-benar bersyukur, bukan hanya bersyukur dalam arti kata setiap hari kita mesti bersyukur, tapi dibandingkan China misalnya, negara mereka sangat besar, adikuasa. Tapi ya mereka juga tidak mempunyai demokrasi seperti kita,” ucapnya.

    Anin menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara besar. Misalnya, ketegangan politik di AS antara Partai Republik dan Partai Demokrat, serta perbedaan etika kerja antara negara-negara Eropa dan Asia.

    “Kalau Eropa, umurnya relatif sudah tidak muda, etika kerjanya juga beda dengan di Asia. Ya mau tidak mau ya negaranya akan mendekati Sosialisme,” ujarnya.

    Menurut Anin, dibandingkan dengan negara-negara adikuasa, Indonesia memiliki keunggulan dalam stabilitas politik dan relasi luar negeri yang strategis. Hal inilah yang membuka peluang untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di tengah persaingan global.

  • Kadin Indonesia pusat dan daerah siap manfaatkan akses pasar ke Eropa

    Kadin Indonesia pusat dan daerah siap manfaatkan akses pasar ke Eropa

    Dan saya benar-benar melihat langsung bahwa Pak Prabowo (Presiden Prabowo Subianto) bisa bicara mengenai makro, geopolitik, dan geoekonomi dalam setiap pertemuan dengan para pemimpin dunia. Beliau selalu menekankan dua kata, yaitu kemiskinan dan kela

    Jakarta (ANTARA) – Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pusat dan daerah siap memanfaatkan akses pasar ke Eropa dan ke berbagai negara.

    Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengatakan, pengurus Kadin pusat berkoordinasi dengan pimpinan Kadin daerah agar peluang bisnis dan akses pasar yang dibuka oleh pemerintah berdampak kepada pelaku bisnis di daerah.

    “Dan saya benar-benar melihat langsung bahwa Pak Prabowo (Presiden Prabowo Subianto) bisa bicara mengenai makro, geopolitik, dan geoekonomi dalam setiap pertemuan dengan para pemimpin dunia. Beliau selalu menekankan dua kata, yaitu kemiskinan dan kelaparan,” kata Anin, sapaan Anindya Novyan Bakrie, dalam keterangan di Jakarta, Senin.

    Akses pasar menjadi salah satu kunci yang harus dimanfaatkan Indonesia di tengah ketidakpastian global. Di setiap pertemuan, kata Anin, Presiden tidak saja berbicara tentang topik besar dan masalah yang dihadapi dunia, melainkan juga menekankan masalah konkret yang dihadapi rakyat Indonesia.

    “Presiden bicara tentang kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif, non-aligned, tapi juga kesejahteraan masyarakat Indonesia,” katanya, dalam acara Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast, di Jakarta Pusat, Jumat (13/12).

    Hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua Umum (WKU) Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T Riady, WKU Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Bernardino M Vega, jajaran pengurus Komite Tetap, dan para ketua umum atau perwakilan Kadin Provinsi.

    Anin menjelaskan, hasil kunjungan Presiden Prabowo ke China, Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Inggris membawa peluang yang terbuka bagi pelaku bisnis Indonesia. AS dan China terkenal trade war atau perang dagang. Eropa, Rusia, dan Timur Tengah dilanda masalah geopolitik. Sedangkan Indonesia memiliki stabilitas politik. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan tidak memihak salah satu blok politik merupakan keunggulan.

    Dengan adanya keunggulan itu, Anin menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki alasan kuat untuk tetap optimistis menghadapi dinamika global.

    Anin juga menyebutkan kerja sama perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa (EU) merupakan hal yang sangat penting.

    “Bukan hanya karena kita makin banyak pasar makin bagus, tapi EU itu (memiliki) 17 triliun dolar AS (nilai) ekonomi. Jadi singkat kata ya 13 kali lebih besar daripada kita,” ungkapnya.

    Anin mengungkapkan, dalam kerja sama dengan Uni Eropa tentunya terdapat tantangan mengenai isu keberlanjutan tentang deforestasi hingga minyak kelapa sawit.

    “Apakah mereka (EU) rewel mengenai sustainable palm oil? Iya. Apakah mereka rewel mengenai deforestation? Iya. Tapi ya (kita harus) cari jalan. Dan katanya Pak Presiden (Prabowo Subianto) mau mencoba untuk menyelesaikan di kuartal 1 tahun depan,” jelasnya.

    Ia mengatakan dalam perdagangan itu pihaknya juga telah melakukan kerja sama. Adapun kerja sama ini membuahkan hasil mengenai akses pasar.

    “Dan pekan lalu (dengan) Kanada (ICA CEPA) sudah teken. Nah ini apa gunanya? Akses pasar. Kita gak bisa jualan kalau misalnya gak ada pasarnya. Dan yang saya lihat juga dengan persaingan antara AS dan China, itu akan ada dua paralel track, dua hal paralel untuk peningkatan teknologi. Terutama dari sisi Artificial Intelligence (AI),” kata Anin.

    “Dan itu bagus buat Indonesia karena kita non-aligned (nonblok), kita selalu teman dengan semuanya. Jadi hal-hal seperti ini ada bagusnya. Tapi persaingan itu juga banyak,” sambungnya.

    Anin lebih lanjut menjelaskan, Kadin harus bersaing demi kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini guna membuktikan Kadin itu bisa bermanfaat bagi banyak orang.

    “Dan teman-teman di provinsi ini bisa membantu untuk menyambungkan dari apa yang dibicarakan di luar negeri sampai kepada masyarakat kita,” jelas Anin.

    Dalam sambutannya, Anin menyampaikan pandangan optimistisnya terhadap ekonomi Indonesia, meski saat ini dunia tengah menghadapi situasi yang tidak pasti. Ia membandingkan situasi Indonesia dengan negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara di kawasan Eropa.

    Anin menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara besar. Misalnya, ketegangan politik di AS antara Partai Republik dan Partai Demokrat, serta perbedaan etika kerja antara negara-negara Eropa dan Asia.

    “Kalau Eropa, umurnya relatif sudah tidak muda, etika kerjanya juga beda dengan di Asia. Ya mau tidak mau ya negaranya akan mendekati sosialisme,” ujarnya.

    Pewarta: Faisal Yunianto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024

  • Joko Widodo Foto Bareng Keluarga James Riady, Sosok Konglomerat dengan Kerajaan Bisnis Properti

    Joko Widodo Foto Bareng Keluarga James Riady, Sosok Konglomerat dengan Kerajaan Bisnis Properti

    TRIBUNJATIM.COM – Unggahan terbaru di media sosial Joko Widodo mencuri perhatian.

    Tampak potret Jokowi bersama keluarga James Riady.

    Presiden ke-7 RI Joko Widodo menerima kunjungan keluarga pengusaha Riady di kediamannya, di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (13/12/2024).

    Momen ini diungkapkannya dalam akun Instagram miliknya, @jokowi. Di foto tersebut, terlihat tiga tamu pengusaha, yaitu Mochtar Riady, James Riady, dan John Riady.

    “Saya menerima kehadiran Bapak Mochtar Riady, Bapak James Riady, Bapak John Riady beserta keluarga di kediaman,” kata Jokowi, dikutip dari akun Instagram-nya, Jumat.

    Mantan Wali Kota Solo ini mengaku sangat menghargai kedatangan ketiganya.

    Terlebih lagi, Mochtar Riady sudah berusia 95 tahun tetapi masih menyempatkan datang ke Solo.

    “Khususnya Bapak Mochtar Riady yang di usia ke-95 tahun masih sehat dan berupaya untuk mampir ke Solo. Terima kasih atas kedatangannya, saya sangat menghargai silaturahmi ini,” ucapnya.

    Adapun dilihat dari foto-foto yang dibagikan Jokowi, ia bersama para pengusaha itu sempat duduk semeja sembari menikmati cemilan yang disediakan.

    Mereka pun menyempatkan foto bersama, didampingi oleh sejumlah kolega. Sebelum meninggalkan kediaman itu, keluarga Riady pamit ke Jokowi.

    Tak hanya itu, ada momen di mana keluarga Riady memperlihatkan layar ponsel yang menampilkan sesuatu kepada Jokowi di depan gerbang rumahnya.

    Profil James Riady

    Presiden ke-7 RI Joko Widodo menerima kunjungan keluarga pengusaha Riady di kediamannya, di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (13/11/2024). (Akun Instagram Joko Widodo)

    James Riady adalah anak kedua dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady dan Suryawati Lidya.

    Pria dengan nama lengkap James Tjahaja Riady ini lahir di Jakarta pada tanggal 7 Januari 1957.

    Sebagai penerus, James Riady mengikuti jejak ayahnya sebagai pengusaha.

    Terbukti, James Riady kini mendapat kepercayaan untuk mengemban jabatan posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group.

    James Riady sendiri sudah malang melintang berkarier sebagai pebisnis, terutama di bidang Perbankan.

    Dikutip dari TribunnewsWiki, ia pertama kali bekerja di bidang perbankan pada saat usia 18 tahun.

    Saat itu, James Riady turut serta dalam bagian pekerjaan di Irving Trust Banking Company.

    Karier James pun kian meroket seiring berjalannya waktu.

    Pada 1984, James Riady berhasil dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai Presiden Direktur (Presdir) pada perusahaan bank Worthen Bank tahun 1984.

    Setelah itu, ia kembali ke Indonesia dan meneruskan perusahaan ayahnya, yakni Lippo Group, sebagai CEO.

    Di tangan James Riady, Lippo Group menjelma menjadi kerajaan bisnis properti yang tersebar di Tanah Air hingga mancanegara.

    Bahkan, konglomerat yang berkuliah di University of Melbourne Australia ini kini disebut-sebut bagian dari anggota 9 naga, julukan kelompok pengusaha keturunan Tionghoa yang berpengaruh dengan ekonomi di Indonesia.

    Berdasarkan majalah Forbes tahun 2022, James Riady diketahui memiliki harta kekayaan sebesar US$ 1,7 miliar atau sektitar Rp24,6 triliun.

    Ia juga masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

    Kehidupan pribadi

    James Riady memiliki istri yang bernama Aileen Hambali.

    Keduanya menikah pada tahun 1982.

    James dan Aileen dikaruniai 4 orang anak yang bernama John Riady, Stephanie Riady, Caroline Riady, dan Henry Riady.

    John Riady mengikuti jejak sang ayah dan kakeknya menjadi pebisnis di Lippo Group.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Sosok dan Harta Kekayaan James Riady, Bos Lippo Group Kunjungi Jokowi di Solo, Kuliah di Australia

    Sosok dan Harta Kekayaan James Riady, Bos Lippo Group Kunjungi Jokowi di Solo, Kuliah di Australia

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini sosok James Riady, bos Lippo Group yang mengunjungi Joko Widodo di Solo.

    Simak harta kekayaan yang dimiliki oleh James Riady.

    Bos Lippo Group, James Riady, mengunjungi rumah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) di Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024).

    Tak sendirian, James Riady mengunjungi kediaman Jokowi bersama ayahnya, Mochtar Riady, dan juga anaknya, John Riady.

    Momen James Riady bertemu dengan Jokowi di Solo itu dibagikan Jokowi melalui unggahan di akun Instagramnya, @jokowi.

    Pada postingan itu, Jokowi terlihat duduk berhadapan bersama keluarga Riady yang kompak berbusana batik di sebuah meja panjang.

    “Saya menerima kehadiran Bapak Mochtar Riady, Bapak James Riady, Bapak John Riady beserta keluarga di kediaman,” ujar Jokowi, dikutip pada Jumat (13/12/2024).

    Jokowi juga mengucapkan rasa terima kasih atas kehadiran James Riady beserta keluarga, terkhusus Mochtar Riady, pendiri Lippo Group, yang kini berusia 95 tetap bisa menyempatkan diri untuk mampir ke Kota Solo.

    “Khususnya Bapak Mochtar Riady yang di usia ke 95 tahun masih sehat dan berupaya untuk mampir ke Solo.”

    “Terima kasih atas kedatangannya, saya sangat menghargai silaturahmi ini,” kata Jokowi. 

    Lantas, seperti apakah sosok James Riady? Berikut profilnya.

    Profil James Riady

    James Riady, konglomerat Lippo Group dan keluarga mengunjungi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo di Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). (Instagram.com/@jokowi)

    James Riady adalah anak kedua dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady dan Suryawati Lidya.

    Pria dengan nama lengkap James Tjahaja Riady ini lahir di Jakarta pada tanggal 7 Januari 1957.

    Sebagai penerus, James Riady mengikuti jejak ayahnya sebagai pengusaha.

    Terbukti, James Riady kini mendapat kepercayaan untuk mengemban jabatan posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group.

    James Riady sendiri sudah malang melintang berkarier sebagai pebisnis, terutama di bidang Perbankan.

    Dikutip dari TribunnewsWiki, ia pertama kali bekerja di bidang perbankan pada saat usia 18 tahun.

    Saat itu, James Riady turut serta dalam bagian pekerjaan di Irving Trust Banking Company.

    Karier James pun kian meroket seiring berjalannya waktu.

    Pada 1984, James Riady berhasil dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai Presiden Direktur (Presdir) pada perusahaan bank Worthen Bank tahun 1984.

    Setelah itu, ia kembali ke Indonesia dan meneruskan perusahaan ayahnya, yakni Lippo Group, sebagai CEO.

    Di tangan James Riady, Lippo Group menjelma menjadi kerajaan bisnis properti yang tersebar di Tanah Air hingga mancanegara.

    Bahkan, konglomerat yang berkuliah di University of Melbourne Australia ini kini disebut-sebut bagian dari anggota 9 naga, julukan kelompok pengusaha keturunan Tionghoa yang berpengaruh dengan ekonomi di Indonesia.

    Berdasarkan majalah Forbes tahun 2022, James Riady diketahui memiliki harta kekayaan sebesar US$ 1,7 miliar atau sektitar Rp24,6 triliun.

    Ia juga masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

    Kehidupan pribadi

    James Riady memiliki istri yang bernama Aileen Hambali.

    Keduanya menikah pada tahun 1982.

    James dan Aileen dikaruniai 4 orang anak yang bernama John Riady, Stephanie Riady, Caroline Riady, dan Henry Riady.

    John Riady mengikuti jejak sang ayah dan kakeknya menjadi pebisnis di Lippo Group.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Anindya Bakrie Kukuhkan Pengurus Kadin Versi Munaslub, Ini Daftarnya

    Anindya Bakrie Kukuhkan Pengurus Kadin Versi Munaslub, Ini Daftarnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Munaslub 2024 Anindya Bakrie mengukuhkan kepengurusan Kadin periode 2024-2029 dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) di Jakarta, Minggu (1/12/2024).

    “Pada hari ini, Minggu, 1 Desember 2024, kami atas nama dewan pengurus Kamar Dagang Indonesia mengukuhkan saudara-saudara yang telah ditetapkan pengurus Kamar Dagang Indonesia masa bakti 2024-2029 dan demikian sah mengemban tugas yang diembankan kepada saudara-saudara,” ucap Anindya.

    Berdasarkan surat keputusan (SK) yang dibacakan oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi dan Komunikasi Kadin sekaligus menjadi Ketua Steering Committee Rapimnas 2024 Erwin Aksa, ada sejumlah tokoh masuk dalam pengurus baru organisasi pengusaha ini. 

    Adapun, tokoh itu seperti Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia Rosan P Roeslani yang ditunjuk sebagai ketua dewan kehormatan Kadin dan adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo selaku ketua dewan penasehat Kadin.

    Berikut susunan pengurus Kadin Indonesia 2024-2029: 

    Dewan Kehormatan

    Ketua Dewan Kehormatan diisi oleh Rosan P Roeslani, Aburizal Bakrie, MS Hidayat, Suryo Bambang Sulisto, Adi Putra Tahir. 

    Dewan Penasehat

    Ketua Dewan Penasehat: Hashim Djojohadikusumo

    Wakil Ketua: Syarif Cicip Sutardjo, Edhie Baskoro Yudhoyono, Wisnu Wardhana, Budi Arie Setiadi. 

    Dewan Pertimbangan 

    Ketua Dewan Pertimbangan: Arsjad Rasjid

    Wakil Ketua Dewan Pertimbangan diisi oleh Agus Silaban, Agus G Kartasasmita, Dino Patti Dlalal, Hapsoro Sukmonohadi, Eddy Kuntadi, Chatib Basri, Raden Pardede, Antonius J Supit, Ary Ginanjar Agustian.

    Lalu, Arsyadjuliandi Rachman, Elfin Nasution, Harry M Nadir, Husodo Angkosubroto, Johnny Darmawan, hingga Kosmian Pudjiadi.

    Dewan Usaha

    Ketua Dewan Usaha: Chairul Tanjung

    Wakil Ketua Dewan Usaha: Abdul Latif, Maher Alkatiri, Fuad Hasan Masyhur, Rachmat Gobel, Dato Sri Tahir, Sigit Priawan, Maruarar Sirait.

    Dewan Pengurus

    Ketua Umum: Anindya Novyan Bakrie

    Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi Komunikasi dan Pemberdayaan Daerah: Erwin Aksa

    Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi: Taufan Nugroho 

    Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Asosiasi, Himpunan, dan Anggota Luar Biasa: Benny Sutrisno

    Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Digital: Clarissa Tanoesoedibjo

    Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Ekonomi Daerah: Kukrit Wicaksono

    Wakil Ketua Bidang Penyelenggara: Ria Yusnita

    Wakil Ketua Umum Kebijakan Strategis: Arnes Lukman

    Wakil Ketua Umum Wilayah Sumatera I: Ivan Iskandar Batubara 

    Wakil Ketua Umum Wilayah Sumatera II: Yohanes Kennedy Arizona

    Wakil Ketua Wilayah Khusus Daerah Jakarta, Banten, Jawa Barat: Agung Suryamal Sutrisno

    Wakil Ketua Umum Wilayah Jawa II: Irwan Ardi Hasman 

    Wakil Ketua Umum Wilayah Kalimantan: Andi Yuslim Patawari

    Wakil Ketua Umum Sulawesi: Zulkarnain Arif

    Wakil Umum Wilayah Perbatasan: Edi Suryadi 

    Wakil Ketua Umum Wilayah Papua: Syahril Hasan Latif 

    Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Perekonomian: Franky Oesman Widjaja

    Wakil Ketua Bidang Perdagangan: Timothy Savitri 

    Wakil Ketua Umum Bidang Perkebunan: Arif Rahman 

    Wakil Ketua Umum BUMN: Kartika Wirjoatmodjo

    Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Mikro Ekonomi: Aviliani  

    Wakil Ketua Umum Perencanaan Nasional: Bayu Priawan 

    Wakil Ketua Umum Agraria dan Tata Ruang: Sani Iskandar

    Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Keuangan, Fiskal, Moneter dan industri keuangan: Thomas AM Djiwandono 

    Wakil Ketua Umum Fiskal dan Moneter: Kamrussamad

    Wakil Ketua Umum Bidang Regulasi, Pengawasan Jasa Keuangan: Melchias Marcus Mekeng

    Wakil Ketua Umum Bidang Industri Perbankan Swasta Nasional: Tigor Siahaan

    Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pangan: Mulyadi Jayabaya

    Wakil Ketua Umum Bidang Kelautan: Yugi Prayanto

    Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian: Devi Erna Rachmawati

    Wakil Ketua Umum Bidang Peternakan: Cecep Muhammad Wahyudin.

    Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri: James T Riady

    Wakil Ketua Umum Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri: Pahala Nugraha Mansury 

    Wakil Ketua Umum Hubungan Luar Negeri: Bernardino M Vega

    Wakil Ketua Umum Kemitraan Luar Negeri: Emmanuel Lestarto 

    Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan: Carmelita Hartoto

    Wakil Ketua Umum Bidang Properti dan Perumahan Rakyat: Budiarsa Sastrawinata

    Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur: Rico Rustombi

    Wakil Ketua Umum Bidang Pekerjaan Umum: Tri Wijayanto

    Wakil Ketua Umum Rekayasa Industri: Afifuddin Suhaeli Kalla

    Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan KEK dan Industri, dan PSN: Akhmad Maruf Maulana

    Wakil Ketua Umum pengembangan Infrastruktur Strategi dan Pembangunan Pedesaan: Thomas Jusman

    Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan: Adrianto Andre Djokosoetono

    Wakil Ketua Umum Koordinator Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup: Bobby Gafur Umar 

    Wakil Ketua Umum Investasi: Eka Satria

    Wakil Ketua Umum Bidang Hilirisasi: Tony Wenas

    Wakil Ketua Umum Industri Hijau: Halim Kalla

    Wakil Ketua Umum Energi dan Sumber Daya Mineral: Aryo Djojohadikusumo

    Wakil Ketua Umum Pengembangan Industri Strategis: Rachmat Harsono

    Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi Kreatif: Raffi Ahmad

    Wakil Ketua Umum Bidang Kehutanan: Anderson Tanoto

    Wakil Ketua Umum Lingkungan Hidup: Dharsono Hartono 

    Wakil Ketua Umum Bidang Rantai Pasok Pangan: Handoyo S Mulyadi

    Ketua Umum Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana: Suryani S Motik

    Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak: Tatyana Sentani 

    Wakil Ketua Umum Bidang Olahraga: Pieter Tanuri 

    Wakil Ketua Umum Bidang Wiraswasta: Ratih