Tag: Jamaluddin

  • Angin Kencang Terjang Sidrap, 51 Rumah Warga Rusak

    Angin Kencang Terjang Sidrap, 51 Rumah Warga Rusak

    Sidrap, Beritasatu.com – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, mengakibatkan puluhan tiang listrik tumbang dan menimpa rumah dan persawahan milik warga. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (30/10/2024).

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidrap mencatat ada enam kelurahan dan lima desa yang terdampak akibat hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah itu.

    Enam kelurahan terdampak, di antaranya, Kelurahan Maritengngae, Wala, Kanyuara, Rappang, Kadidi, dan Panreng. Sementara lima desa, yakni Desa Kanie, Sereang, Aka-akae, Maccorawalie, dan Timoreng Panua.

    “Awalnya cuma angin, tiba-tiba langsung keras, dua kali, itulah menjadi keras sampai terguling-guling  semua barang sampai tiang listrik jatuh,” kata salah satu korban, Jamaluddin, saat ditemui, Kamis (31/10/2024).

    Dia mengungkapkan angin kencang itu terjadi sekitar pukul 17.00 Wita.

    Sementara itu, Kapolres Sidrap AKBP Fantry Taherong mengatakan angin kencang yang disertai dengan petir melanda Kabupaten Sidrap, tidak hanya merusak sejumlah fasilitas tetapi juga menelan korban jiwa.

    “Sebanyak 36 tiang listrik tercatat sementara, kemudian untuk rumah 51, dan ada korban jiwa satu orang dan luka berat dua orang,” sebutnya.

    Pascakejadian tersebut, Fantry bersama camat, dan lurah sudah meninjau lokasi kejadian. Pihaknya juga telah mengimbau kepada warga yang rumahnya terdampak untuk mengamankan diri untuk sementara, guna menghindari hal yang tidak diinginkan.

    “Kita tempatkan anggota untuk memberikan imbauan kepada warga yang rumahnya terdampak untuk mengamankan diri sementara dan menjauhi tempat jatuhnya tiang listrik untuk menghindari gangguan aliran listrik yang masuk ke rumah,” tandasnya.

  • Api Cemburu Jadi Pemicu Kebakaran yang Hanguskan 33 Rumah di Makassar

    Api Cemburu Jadi Pemicu Kebakaran yang Hanguskan 33 Rumah di Makassar

    Sehari sebelum kebakaran terjadi, MR mendengar kabar bahwa anaknya sedang sakit. MR pun mendatangi rumah istrinya yang berada di Jalan Laiya, namun ia tak diperbolehkan untuk masuk menemui anaknya. 

    Ia lalu berinisitif untuk mengintip anaknya dari rumah salah tetangga. Ironisnya, saat mengintip, MR malah melihat sang istri yang sedang tidur dengan selingkuhannya. Ia pun merasa kesal dan cemburu. 

    “Selang beberapa jam atau sekitar pukul 03.00 (Wita), pelaku ini lalu kembali dan mengumpulkan sampah yang berada di depan rumah istri dan mertuanya itu. Pelaku lalu membakar sampah itu dengan maksud agar orang-orang yang berada di dalam rumah panik dan keluar,” jelasnya. 

    Setelah membakar sampah itu, lanjut Jamaluddin, pelaku lalu pergi meninggalkan lokasi kejadian. Ia kemudian kaget saat pagi hari mendengar kabar bahwa terjadi kebakaran yang menghanguskan 33 rumah di sekitar rumah istrinya tersebut. 

    “Beruntung dalam kebakaran dahsyat tersebut tidak ada korban jiwa,” tambah Jamaluddin. 

    Jamaluddin mengaku bahwa MR telah diserahkan ke Polsek Bontoala untuk proses hukum lebih lanjut. Saat ini penyidik juga tengah mendalami kasus ini untuk menentukan sanksi kepada pelaku. 

    “Kita tetap lihat apakah pembakaran murni ataukah hanya karena pelaku lalai. Saat ini, pelaku masih dilakukan pemeriksaan intensif dan diserahkan ke Polsek Bontoala untuk proses hukum lebih lanjut,” Jamaluddin memungkasi. 

     

    Demo mahasiswa kawal putusan MK di Makassar berakhir ricuh. Dilaporkan satu unit mobil angkutan umum dibakar oleh OTK akibat kericuhan tersebut.

  • Petugas imigrasi data imigran Rohingya yang sakit di Aceh Selatan

    Petugas imigrasi data imigran Rohingya yang sakit di Aceh Selatan

    Meulaboh (ANTARA) – Petugas Kantor Imigrasi Kelas II Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, melakukan pendataan terhadap sejumlah imigran Rohingya yang diketahui sakit, saat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yulidin Away, Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan.

    “Pendataan ini dilakukan guna menindaklanjuti ketentuan yang berlaku,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Meulaboh, Jamaluddin kepada wartawan, Rabu.

    Ada pun identitas pengungsi diduga etnis Rohingnya yang dirawat di rumah sakit, di antaranya bernama Mohammad Enos (65 tahun) dengan jenis kelamin laki-laki, Dowlu Bibi (67 tahun) jenis kelamin perempuan, Senuwara (40 tahun) jenis kelamin perempuan.

    Kemudian Minara Begum (28 tahun) seorang perempuan dalam kondisi hamil, Umi Salemah (11 tahun) jenis kelamin perempuan.

    Petugas Imigrasi juga turut mendata seorang laki-laki, warga diduga etnis Rohingya diduga pendamping para pengungsi bernama Anamullah (20 tahun).

    Jamaluddin mengatakan para pengungsi diduga etnis Rohingnya yang sakit, saat ini sudah menjalani perawatan secara intensif di RSUD H Yuliddin Away dan mendapat pendampingan dari UNHCR dan IOM.

    Pihaknya juga melakukan pengawasan dan memantau perkembangan diduga etnis Rohingya di RSUD Yulidin Away, Kabupaten Aceh Selatan, termasuk di sekitar lokasi kapal para pengungsi.

    Sedangkan satu orang pengungsi diduga Rohingnya bernama Anmullah dan sebagai pendamping pengungsi, juga telah dibawa ke Polres Aceh Selatan untuk dimintai keterangan, demikian Jamaluddin.

    Baca juga: Empat terpidana penyelundup Rohingya ke Aceh Barat bebas bersyarat
    Baca juga: Polda Aceh: Imigran Rohingya di Aceh Selatan Murni TPPO

    Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2024

  • Hakim Erintuah Damanik yang Bebaskan Ronald Tannur Jejak Mengejutkan, Pernah Jatuhi Hukum Mati

    Hakim Erintuah Damanik yang Bebaskan Ronald Tannur Jejak Mengejutkan, Pernah Jatuhi Hukum Mati

    Surabaya (beritajatim.com) – Hakim ketua Erintuah Damanik yang membebaskan Ronald Tannur Terdakwa kasus pembunuhan terhadap kekasihnya Dini Sera Afrianti ternyata pernah memvonis mati terdakwa Zuraida Hanum. Terdakwa kasus pembunuhan hakim Jamaluddin di PN Medan pada 2019 silam.

    Erintuah Damanik juga pernah menolak Praperadilan yang diajukan empat tersangka kasus suap mantan Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho. Sidang itu digelar di PN Medan.

    Erintuah Damanik lahir pada 24 Juli 1961. Ia adalah seorang hakim yang ditempatkan di PN Surabaya.

    Dilansir dari situs PN Surabaya, Erintuah Damanik merupakan hakim Kelas 1A Khusus. Ia memiliki pangkat golongan Pembina Utama Madya.
    Pria berusia 63 tahun itu merupakan lulusan Universitas Tanjungpura. Ia mengambil studi Magister Hukum.

    Erintuah Damanik pernah menjabat Humas Pengadilan Negeri Medan pada tahun 2019. Setahun kemudian, pada tahun 2020, Erintuah Damanik dipindah ke Surabaya. [uci/ian]

  • Melihat dari Dekat Makam Syekh Jumadil Kubro di Kompek Makam Troyolo Mojokerto

    Melihat dari Dekat Makam Syekh Jumadil Kubro di Kompek Makam Troyolo Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Makam Syekh Jumadil Kubro, punjer Wali Songo berada di Komplek Makam Troloyo yang ada di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Komplek Makam Troloyo yang mempunyai luas sekitar 3,5 acre atau 152 ribu kaki persegi ini terdampat sejumlah makam.

    Komplek Makam Troloyo merupakan pemakaman bagi orang muslim sejak zaman Majapahit tapi tidak semua orang Islam dimakamkan di tempat ini. Namun mereka yang memiliki trah Majapahit. Terdapat 19 nama yang dimakamkan di Makam Troloyo. Di antaranya Syekh Jumadil Kubro, Syekh Al Chusen, Imamudin Sofari.

    Tumenggung Satim Singomoyo, Patas Angin, Nyai Roro Kepyur, Sunan Ngudung, Raden Kumdowo, Ki Ageng Surgi, Syekh Jaelani, Syekh Qohar, serta Ratu Ayu Kenconowungu. Namun makam Syekh Jumadil Kubro paling banyak dikunjungi peziarah. Seperti di malam Jumat Legi atau saat Ramadhan.

    Syekh Jumadil Kubro atau Jamaluddin Hussein Al Akbar lahir sekitar tahun 1270 sebagai putera Ahmad Syah Jalaluddin, bangsawan dari Nasrabad di India. Kakek buyutnya adalah Muhammad Shohib Mirbath dari Hadramaut yang bergaris keturunan ke Imam Jafar Shodiq, keturunan generasi keenam dari Nabi Muhammad SAW.

    Setelah resign dari jabatannya sebagai Gubernur Deccan di India, Jumadil Kubro traveling ke berbagai belahan dunia untuk menyebarkan agama Islam. Karena kemahirannya berdakwah, Sultan Turki Muhammad I memerintahkannya untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit.

    Syekh Jumadil Kubro wafat dan dimakamkan di Trowulan sekitar tahun 1376 Masehi. Komplek Makam Troloyo yang mempunyai luas sekitar 3,5 acre atau 152 ribu kaki persegi ini terdampat sejumlah makam. Masing-masing kompleks dikelilingi oleh tembok khas Majapahit dan memiliki empat plataran atau empat komplek makam yang cukup luas.

    Tembok yang terbuat dari batu bata itu berdiri setinggi 1,8 meter. Antara komplek satu dengan komplek yang lain dihubungkan dengan jalan setapak yang melambangkan keterhubungan antar komplek. Makam Syekh Jumadil Kubro banyak dikunjungi para peziarah, tak hanya datang dari wilayah Mojokerto saja.

    Koordinator Wisata Desa, Sarjono Suradi mengatakan, jika Syekh Jumadil Kubro merupakan punjer Wali Songo. “Syech Jumadil Kubro datang ke Pulau Jawa sebelumnya 9 wali. Syekh Jumadil Kubro, mbah-mbahnya para wali. Syech Jumadil Kubro masih keturunan Nabi Muhammad yang ke-25,” ungkapnya, Senin (18/3/2024).

    Masih kata Sarjono, sebelum Wali Songo syiar agama Islam disejumlah daerah berkumpul di Komplek Makam Troloyo. Saat ini, posisi tempat pembagian syiar Islam tersebut berada di sisi timur makam Syekh Jumadil Kubro. Tak hanya sebagai tempat pembagian syiar Islam, ada sejumlah makan di Komplek Makam Troloyo.

    “Ada makam tujuh yang merupakan makan Pangeran Noto Suryo, Patih Noto Kusumo, Gajah Permodo, Naya Genggong, Sabda Palon, Emban Kinasih, dan Polo Putro. Nisannya pun masih jaman Majapahit. Ada juga makam Patas Angin yakni maling yang hasilnya diberikan kepada masyarakat fakir miskin. Ada juga makam sinden Sunan Kalijogo yakni Nyai Roro Kepyur,” katanya.

    Keberadaan makam Syekh Jumadil Kubro dipercaya memberikan berkah bagi para peziarah. Ada waktu-waktu tertentu untuk berziarah ke makam Syekh Jumadil Kubro. Seperti malam Jumat Legi dan bulan Ramadhan. Para peziarah datang tak hanya dari Jawa Timur saja namun juga sejumlah kota di Indonesia, bahkan luar negeri.

    “Setelah tarawih, iya satu bulan penuh. Banyak dari luar negeri, dari Malaysia, Brunai Darussalam, Belanda banyak yang ke sini. Mereka napak tilas, kalau dari Jawa Timur mulai dari Situbondo, Probolinggo, Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Malang, Gresik ke sini. Selalu ramai cuma kalau siang nggak ada,” ujarnya. [tin/ian]

    Sebanyak 19 nama yang dimakamkan di Kompleks Makam Troloyo yakni:

    1. Syekh Al Chusen
    2. Imamudin Sofari
    3. Tumenggung Satim Singomoyo
    4. Patas AnginN
    5. yai Roro Kepyur
    6. Petilasan Walisongo
    7. Syekh Jumadil Kubro
    8. Sunan Ngudung
    9. Raden Kumdowo
    10. Ki Ageng Surgi
    11. Abd. Rohman
    12. Abd. Rochim
    13. Syech Jaelani
    14. Syekh Qohar
    15. Mbah Besuki
    16. Ratu Ayu Kenconowungu
    17. Mbah Notosuryo (Makam Tujuh)
    18. Syech Maliki
    19. Mbah Rombyong (Syech Muniron)