Tag: Jack Ma

  • Jack Ma Muncul Buka-bukaan Masa Depan Manusia 20 Tahun Lagi

    Jack Ma Muncul Buka-bukaan Masa Depan Manusia 20 Tahun Lagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Miliarder asal China yang juga tokoh teknologi Jack Ma mengungkapkan prediksinya soal masa depan manusia. Teknologi yang tengah berkembang belakangan ini, Artificial Intelligence (AI), dikatakan bakal jadi penentu nantinya.

    “Kami beruntung bisa menangkap peluang internet 20 tahun lalu. Dalam 20 tahun lagi, AI akan membawa perubahan yang melampaui imajinasi, AI membawa era lebih hebat lagi,” jelas Jack Ma dalam pidatonya yang dilaporkan Bloomberg, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (9/12/2024).

    Jack Ma juga menyinggung perkembangan Ant, layanan fintech yang ia dirikan. Ia mengatakan kritik yang diberikan pada perusahaan telah dimanfaatkan untuk membuat Ant lebih matang lagi.

    Pidato itu dilakukan saat memperingati 20 tahun Ant Group. Perusahaan fintech tersebut pernah jadi sasaran pemerintah China, yang akhirnya membatalkan IPO tahun 2020 lalu.

    Bukan hanya itu, China juga meminta merombak modal bisnis Ant dalam rangka pemenuhan aturan keuangan. Perusahaan melakukan perubahan dengan mengatur ulang unit bisnisnya.

    Seperti banyak perusahaan lain, Ant memanfaatkan teknologi AI. Tujuannya sebagai cara melakukan revitalisasi pertumbuhan laba karena terhambat tindakan regulator sebelumnya.

    Produk-produknya juga dikembangkan berbasis AI. Termasuk untuk kuliner, transportasi online, layanan hiburan, perawatan kesehatan hingga keuangan.

    Dalam setahun, upaya ini nampaknya membuahkan hasil. Dilaporkan laba perusahaan tumbuh hampir 193% pada bulan Juni lalu.

    Ant mengembangkan bisnis globalnya lewat Ant International. Ini dilakukan dengan memperkuat operasi utamanya yakni Alipay+, Antom, WorldFirst dan Embedded Finance.

    Sebelumnya, Jack Ma pernah berbicara pula soal masa depan dengan karyawan Alibaba. Dalam surat kepada internal perusahaan bulan Juni lalu, dia meminta mereka untuk percaya pada masa depan.

    (fab/fab)

  • Heboh Jack Ma Muncul di Kantor Alibaba, Dikerumuni Karyawan

    Heboh Jack Ma Muncul di Kantor Alibaba, Dikerumuni Karyawan

    Jakarta

    Jack Ma, pendiri Alibaba, mendadak mengunjungi kantor pusat perusahaan di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang di China. Kunjungan langka itu tentu menghebohkan karena seperti diketahui, sosok berusia 60 tahun itu sudah jarang muncul.

    Kedatangannya itu menurut para karyawan Alibaba adalah dalam rangka menunjukkan dukungannya terhadap kerajaan e-commerce yang ia luncurkan seperempat abad lalu.

    Kunjungan Ma ke kampung halamannya Hangzhou itu adalah yang pertama sejak Maret 2023, ketika ia mendatangi sekolah yang ia dirikan. Meski Jack Ma sudah mengundurkan diri sebagai Chairman Alibaba tahun 2019 dan tak banyak tampil sejak 2020, ia tetap dipandang luas sebagai pemimpin spiritual Alibaba.

    Kunjungannya ke kampus Alibaba terjadi pada saat pemerintah China berusaha meningkatkan kembali kepercayaan ke sektor swasta, karena ekonomi terbesar kedua dunia itu bergulat dengan beberapa tantangan. Mulai dari penurunan pasar properti hingga geopolitik usai presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan pada impor dari China.

    Dalam foto yang diambil seorang karyawan di lokasi dan dibagikan kepada South China Morning Post yang dikutip detikINET, Senin (2/12/2024) Ma yang tersenyum dan santai, mengenakan topi putih, terlihat melambaikan tangan kepada staf.

    Kemunculan Ma terjadi seminggu setelah Alibaba mengumumkan penyesuaian internal terbesarnya setelah menerapkan restrukturisasi perusahaan pada awal tahun 2023 yang membagi kerajaan bisnisnya menjadi enam unit.

    Dalam perombakan terbaru, Alibaba menggabungkan operasi e-commerce domestik dan luar negeri jadi satu unit di tengah persaingan yang makin ketat dengan pesaing, terutama dengan Pinduoduo di pasar domestik. Harga saham Alibaba naik sedikit, namun saham mereka turun lebih dari dua pertiga dari puncaknya akhir tahun 2020.

    Ma dan salah satu pendiri Alibaba, Joe Tsai, saat ini merupakan dua pemegang saham terbesar dari raksasa e-commerce tersebut. Mereka agresif membeli saham yang anjlok di New York dan Hong Kong. Ma membeli sekitar USD 50 juta saham pada kuartal keempat tahun lalu, meningkatkan kepemilikannya hingga lebih dari 4,3%, menjadikannya pemegang saham tunggal terbesar.

    (fyk/fay)

  • Alibaba Bangkit dari Jurang, Amerika Kudu Waswas

    Alibaba Bangkit dari Jurang, Amerika Kudu Waswas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejak ditinggal Jack Ma, Alibaba sempat terguncang menghadapi persaingan bisnis e-commerce dan tekanan pemerintah.

    Namun, setelah beberapa saat, Alibaba kini mulai bangkit dari keterpurukan. Raksasa ritel asal China tersebut baru saja memperkenalkan open-source model kecerdasan buatan (AI) o1 untuk jadi pesaing OpenAI asal Amerika Serikat (AS).

    Dijuluki QwQ, Alibaba mengklaim bahwa model khusus ini setara dengan model penalaran yang dikembangkan OpenAI.

    QwQ-32B dirilis di bawah lisensi Apache 2.0, yang berarti dapat digunakan dalam upaya komersial. AI pada platform ini belum sempurna karena QwQ-32B belum sepenuhnya dirilis.

    Alibaba bukanlah perusahaan teknologi besar pertama yang merilis AI open-source, karena Meta juga telah merilis Llama 3.1, yang juga dibangun di atas perjanjian lisensi yang serupa. Namun, penawaran dari Meta sangat berbeda dari apa yang telah dirilis Alibaba.

    Meta adalah model penalaran, yang mencoba meniru solusi pemecahan masalah manusia. Hal ini juga memungkinkannya untuk memeriksa fakta. Model ini juga dapat menangani masalah yang lebih kompleks dan rumit dibandingkan dengan model bahasa besar (LLM) normal seperti ChatGPT-4 dan Claude 3.5.

    Nah, dalam sebuah contoh yang diberikan oleh Alibaba, QwQ memberikan perincian total tentang bagaimana ia mencapai kesimpulan dalam sepasang pertanyaan matematika. Dengan menggunakan Hugging Face’s Spaces, pengguna dapat mulai melihat bagaimana ia menguji parameter-parameternya.

    Satu kekhawatiran, seperti model AI yang dikembangkan oleh China lainnya, adalah keterbatasan karena adanya pembatasan dari negara. Seperti misalnya mengajukan pertanyaan seperti “Siapa Xi Jinping?” yang pasti tidak akan bisa dijawab oleh AI tersebut.

    Meski demikian mereka cukup percaya diri dengan platform ini. Mereka membandingkannya dengan model o1 OpenAI, tim Qwen Alibaba melaporkan bahwa mereka dapat mengalahkan o1-preview dan Mini dalam tiga benchmark.

    Mereka mengalahkan keduanya dalam benchmark MATH-500, yang menyediakan AI dengan soal matematika rumit.

    (fab/fab)

  • Alibaba Bangkit dari Jurang, Amerika Kudu Waswas

    Alibaba Akhirnya Bangkit Usai Ditinggal Jack Ma

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa e-commerce asal China, Alibaba, melaporkan kinerja selama kuartal ketiga (Q3) 2024. Perusahaan tersebut akhirnya dapat bangkit setelah ditinggal sang pendiri Jack ma.

    Mereka mengatakan mampu melampaui ekspektasi pasar atas laba pada kuartal September tahun ini.

    Namun, penjualan mereka turun karena lesunya ekonomi China berdampak pada belanja konsumen.

    Laba bersih Alibaba naik 58% tahun ke tahun (year-on-year/YoY) menjadi 43,9 miliar yuan (Rp 96 triliun) pada kuartal yang berakhir pada 30 September, berkat kinerja investasi ekuitas perusahaan.

    Angka ini lebih baik dibandingkan dengan perkiraan LSEG sebesar 25,83 miliar yuan.

    “Peningkatan dari tahun ke tahun terutama disebabkan oleh perubahan mark-to-market dari investasi ekuitas kami, penurunan penurunan nilai investasi kami, dan peningkatan pendapatan dari operasi,” kata perusahaan tentang lonjakan laba tahunan dalam laporan laba ruginya, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (18/11/2024).

    Sementara itu, pendapatan Alibaba mencapai 236,5 miliar yuan, 5% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, tetapi di bawah perkiraan analis sebesar 238,9 miliar yuan.

    Saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek New York tersebut telah menguat sepanjang tahun ini, naik lebih dari 13%.

    Sentimen Penjualan

    Para investor mencermati kinerja unit bisnis utama Alibaba, Taobao dan Tmall Group, yang melaporkan kenaikan pendapatan tahunan sebesar 1% menjadi 98,99 miliar yuan pada kuartal September.

    Hasil ini muncul di waktu sulit bagi bisnis perdagangan di China, mengingat pasar ritel yang lesu di negara tersebut.

    Pasar kini tengah mengamati apakah serangkaian langkah stimulus terkini dari Beijing, termasuk paket senilai 1,4 triliun yuan selama lima tahun yang diumumkan minggu lalu, akan membantu menghidupkan kembali pertumbuhan negara dan mengekang kemerosotan pasar real estat yang sudah berlangsung lama.

    Dampaknya pada sektor ritel sejauh ini terlihat menjanjikan, dengan penjualan meningkat lebih baik dari yang diharapkan sebesar 4,8% tahun ke tahun pada Oktober.

    Sementara itu, bisnis belanja online luar negeri milik raksasa e-commerce, seperti Lazada dan Aliexpress, membukukan kenaikan penjualan sebesar 29% YoY menjadi 31,67 miliar yuan.

    Bisnis cloud tumbuh

    Cloud Intelligence Group milik Alibaba melaporkan pertumbuhan penjualan YoY sebesar 7% menjadi 29,6 miliar yuan pada kuartal September, dibandingkan dengan kenaikan tahunan sebesar 6% dalam periode sebelumnya.

    “Pertumbuhan bisnis Cloud kami meningkat pesat dari kuartal sebelumnya, dengan pendapatan dari produk cloud publik tumbuh dua digit dan pendapatan produk terkait AI menghasilkan pertumbuhan tiga digit. Kami lebih percaya diri dengan bisnis inti kami daripada sebelumnya dan akan terus berinvestasi dalam mendukung pertumbuhan jangka panjang,” kata CEO Alibaba Eddie Wu dalam sebuah pernyataan.

    (fab/fab)

  • Jack Ma Muncul Kembali, Akui Alibaba Bisa Kalah

    Jack Ma Muncul Kembali, Akui Alibaba Bisa Kalah

    Jakarta

    Jack Ma muncul lagi walau tidak secara fisik. Pendiri Alibaba itu mengirim surat pada para karyawan dalam rangka ulang tahun ke-25 raksasa e-commerce yang ia dirikan di Kota Hangzhou, China itu.

    Pria berusia 60 tahun itu minta karyawan kerajaan bisnis yang ia ciptakan percaya pada masa depan di tengah persaingan yang kian ketat. Di surat yang dipublikasikan situs internal Alibaba, Ma mengatakan banyak bisnis Alibaba berpotensi dikalahkan di tengah kebangkitan kembali teknologi dan persaingan ketat di berbagai industri.

    “Ini keniscayaan (kekalahan Alibaba), karena tidak ada perusahaan yang selalu dapat berada di puncak dalam bidang apa pun selamanya,” tulis Ma, yang sangat jarang muncul di depan publik dalam beberapa tahun terakhir.

    “Kita harus terus-menerus diingatkan untuk tidak kehilangan diri kita sendiri di tengah tekanan persaingan,” tambahnya yang dikutip detikINET dari SCMP, Jumat (13/9/2024).

    Ia mengatakan Alibaba terbuat dari semangat idealis yang percaya pada masa depan dan percaya pada pasar. Jack Ma, yang telah mengundurkan diri dari semua peran di Alibaba, tetap menjadi pemegang saham utama dan pemimpin spiritual grup tersebut.

    Alibaba saat ini memang tidak sama perkasa seperti di masa silam. Mereka menghadapi rivalitas besar dengan PDD Holdings dan Douyin milik ByteDance, versi China dari TikTok.

    Ma, pengusaha teknologi paling terkenal di China, secara terbuka mengkritik regulator China dalam pidato bulan Oktober 2020, sehingga menggagalkan penjualan saham perusahaan fintech Ant Group, yang juga ia dirikan. Itu diikuti dengan tindakan keras terhadap sektor teknologi China, termasuk denda USD 2,8 miliar untuk Alibaba.

    Jack Ma pun menarik diri dari kehidupan publik. Ia sempat menghabiskan sebagian besar waktu di luar negeri. Akan tetapi awal tahun silam, dia mulai sering berada di China walau jarang sekali muncul ke publik.

    (fyk/fay)