Tag: Ismail Haniyeh

  • Apa Kabar Putusan ICJ yang Perintahkan Israel Cegah Genosida di Gaza?

    Apa Kabar Putusan ICJ yang Perintahkan Israel Cegah Genosida di Gaza?

    Jakarta

    Pada Januari silam, Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk mencegah pernyataan publik yang memicu genosida. Setengah tahun sesudah putusan itu, para kritikus mengeklaim Israel tidak melakukan tindakan yang cukup.

    “Bakar Gaza sekarang, tidak kurang dari itu!”

    Ketika Nissim Vaturi, wakil ketua parlemen Israe, Knesset menggunggah komentar tersebut di X pada November silam, platform tersebut kemudian memblokir akunnya dan memintanya menghapus unggahan tersebut.

    Nissim Vaturi melakukan apa yang diminta, dan akunnya telah diaktifkan kembali, namun dia tidak meminta maaf.

    Komentarnya adalah salah satu dari banyak pernyataan kontroversial yang dibuat oleh beberapa tokoh penting Israel ketika militer negara tersebut melakukan serangan udara dan operasi darat di Gaza.

    Tindakan Israel ini sebagai balasan atas serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

    Pada hari terjadinya serangan, Nissim Vaturi menulis: “Sekarang kita semua memiliki satu tujuan yang samamenghapus Jalur Gaza dari muka bumi.”

    Unggahan tersebut yang masih terlihat di X dikutip dalam kasus Afrika Selatan melawan Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

    Dalam gugatannya, Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida terhadap Palestina dalam perang di Gaza.

    Namun Israel menyebut tuduhan tersebut “sepenuhnya tidak berdasar” dan didasarkan pada “klaim yang bias dan salah”.

    Sebagai bagian dari keputusan sementara pada Januari, ICJ memutuskan bahwa Israel harus mencegah pernyataan publik yang memicu genosida.

    Meskipun pengadilan tidak mempunyai wewenang untuk menerapkan putusan ini, Israel setuju untuk menyerahkan laporan yang merinci tindakan yang telah diambil untuk menyelidiki dan mengadili kemungkinan terjadinya hasutan.

    Pengadilan mengonfirmasi bahwa laporan tersebut diterima pada Februari lalu, namun belum mengumumkan isinya kepada publik.

    Beberapa pakar hukum yakin Israel tidak berbuat banyak untuk menyelidiki kasus-kasus potensial.

    Baca juga:

    “Warga Israel yang memicu genosida atau menggunakan retorika genosida kebal dari tuntutan,” kata pengacara hak asasi manusia Israel, Michael Sfard.

    Sulit untuk membuktikan adanya hasutan untuk melakukan genosida, yang merupakan kejahatan berdasarkan hukum internasional dan hukum Israel.

    Genosida didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk menghancurkansecara keseluruhan atau sebagiansuatu kelompok bangsa, etnis, ras atau agama.

    Namun membedakan antara menghasut genosida dan menghasut kekerasan atau rasismedan apa yang bisa dianggap sebagai kebebasan berpendapatbisa jadi rumit.

    BBC telah mempelajari beberapa pernyataan yang dibuat Israel sejak perintah ICJ untuk melihat apakah mereka dapat melanggar putusan tersebut dan berkonsultasi dengan ahli hukum untuk menilainya.

    Meskipun perintah ini ditujukan kepada Israel, BBC juga telah mengkaji bahasa yang digunakan dalam pidato sejumlah pejabat Hamas yang beberapa di antaranya menyebut akan mengulangi serangan mereka pada tanggal 7 Oktober.

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mendukung kebijakan yang mendorong warga Gaza untuk pindah secara sukarela. (EPA)

    Sebuah organisasi hak asasi manusia pro-Palestina yang terdiri dari jaringan para ahli dan peneliti di seluruh dunia yang memantau konflik tersebut, Law for Palestine, telah menyelidiki kasus-kasus yang diyakini bahwa pejabat Israel dan tokoh masyarakat lainnya telah memicu genosida.

    Daftarnya mencakup beberapa pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir.

    Ben-Gvir telah menganjurkan kebijakan untuk mendorong warga Palestina meninggalkan Gaza, dengan mengatakan bahwa orang Israel harus menetap di sana.

    Dia memimpin partai ultranasionalis yang banyak dikritik karena mendukung kebijakan anti-Arab yang diskriminatif secara rasial.

    Dia pernah dijatuhi hukuman sebelumnya oleh pengadilan Israelsebelum dia menjabat sebagai menterikarena menghasut rasisme dan mendukung terorisme.

    Baca juga:

    Seorang pria lanjut usia menggandeng tangan anggota keluarganya ketika dia berjalan melewati bangunan yang luluh lantak akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Bureij, Gaza, 25 Agustus 2024. (Getty Images)

    Dua hari setelah keputusan ICJ pada Januari, ia menganjurkan kebijakan untuk mendorong warga Palestina meninggalkan Gaza dan menggantikan mereka dengan pemukim Israel.

    Dia mengatakan bahwa untuk menghindari terulangnya serangan Hamas terhadap Israel “kita harus kembali ke rumah dan mengendalikan wilayah [Gaza] mendorong migrasi dan memberikan hukuman mati kepada teroris”, serta mengusulkan bahwa setiap emigrasi harus dilakukan secara sukarela.

    “Kami menganggap seruan agar penduduk Gaza mengungsi sebagai bagian dari pembersihan etnis yang sedang berlangsung di Gaza,” kata pendiri Law for Palestine, Ihsan Adel.

    Dia meyakini seruan tersebut harus dianggap sebagai hasutan untuk melakukan genosida, dan bahwa genosida sedang terjadi sebuah tuduhan yang dibantah oleh Israel.

    Namun tidak semua orang setuju dengan penilaiannya.

    “Saya tentu saja tidak akan membela pernyataan-pernyataan seperti itu, namun pernyataan-pernyataan tersebut tidak akan mencapai tingkat genosida,” kata Anne Herzberg, penasihat hukum di LSM Monitor, yang melaporkan aktivitas LSM internasional dari perspektif pro-Israel.

    Baik Ben-Gvir maupun Vaturi tidak menanggapi permintaan tanggapan dari BBC.

    Kaitan antara apa yang dikatakan politisi dan apa yang dikatakan tentara Israel merupakan bagian inti dari gugatan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional.

    Dalam video YouTube yang diunggah pada akhir 2023, sekelompok tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terdengar meneriakkan: “Menempati, mengusir, dan menetap.”

    Dan militer Israel telah membuat video lain sejak keputusan ICJ pada Januari yang mengejek dan merayakan kehancuran Gaza.

    IDF mengatakan kepada BBC bahwa mereka memeriksa laporan video yang beredar di dunia maya dan jika ada dugaan tindak pidana, polisi militer akan menyelidikinya dan “dalam beberapa kasus yang diperiksa, jika disimpulkan bahwa ekspresi atau perilaku tentara dalam rekaman tersebut tidak pantas itu ditangani sebagaimana mestinya”.

    Pasukan Israel beroperasi di Jalur Gaza pada Juni 2024. (Reuters)

    Sorotan juga tertuju pada para pemimpin agama Israel.

    Rabbi Eliyahu Mali menarik perhatian setelah ia memberikan ceramah pada Maret silam di sebuah konferensi yeshiva Zionis Israel, sekolah agama Yahudi yang memiliki keyakinan kuat pada Negara Israel.

    Rabbi Mali adalah kepala yeshiva yang merupakan bagian dari jaringan yang menerima dana dari Kementerian Pertahanan Israel. Siswanya menggabungkan studi Taurat dengan dinas militer.

    Dia menggambarkan ceramahnya tersebut mengenai “perlakuan terhadap penduduk sipil di Gaza selama perang”.

    Rekaman dibagikan secara online. Setelah mengutip seorang sarjana Yahudi abad ke-12 tentang perang suci, Rabbi Mali berkata: “[Dan jika demikian] aturan dasar yang kita miliki ketika kita melakukan perang mitzvah, dalam hal ini Gaza, menurut kitab suci, ‘Jangan biarkan jiwa tetap hidup,’ penjelasannya sangat jelasjika Anda tidak membunuh mereka, mereka akan membunuh Anda.”

    Dalam Yudaisme, perang mitzvah adalah perang membela kedaulatan Yahudi dan dianggap wajib dan bukan pilihan.

    Kami menghubungi Rabbi Mali dan tanggapan yang dikirim atas namanya menyatakan bahwa kata-katanya “sangat disalahartikan karena kutipannya diambil di luar konteks”.

    Baca juga:

    Dikatakan bahwa ia telah menguraikan posisi pada zaman dahulu, namun ia telah “menjelaskan dengan jelas bahwa siapa pun yang mengikuti perintah Alkitab saat ini akan menyebabkan kerugian besar bagi tentara dan negara” dan bahwa berdasarkan hukum nasional “adalah dilarang untuk menyakiti penduduk sipil mulai dari anak-anak hingga orang tua”.

    BBC menyaksikan keseluruhan ceramah dan dalam beberapa kesempatan dia mengingatkan hadirin mengenai poin-poin tersebut, termasuk pada kesimpulannya, dan juga mengatakan di awal: “Anda harus melakukan persis seperti yang diperintahkan oleh perintah militer.”

    Namun, dalam ceramah tersebut, dia secara khusus menyebutkan masyarakat Gaza dengan mengatakan: “Saya pikir ada perbedaan antara penduduk sipil di tempat lain dan penduduk sipil di Gaza,” dan menambahkan klaim yang tidak berdasar bahwa “95% hingga 98% tertarik pada kematian kita, itu adalah mayoritas, itu mencengangkan.”

    Ketika seorang penonton bertanya tentang bayi, dia menjawab: “Sama Taurat mengatakan: ‘Jangan biarkan satu jiwa pun tetap hidup’ Hari ini dia masih bayi, besok dia laki-laki, besok dia menjadi pejuang.”

    Dalam ceramah tersebut, rabbi juga menceritakan apa yang ia katakan kepada putranya, yang pergi berperang setelah serangan 7 Oktober.

    Dia mengatakan putranya harus “membunuh segala sesuatu yang bergerak”.

    Dia menjelaskan posisinya dengan menambahkan bahwa komandan putranya telah mengatakan hal yang sama kepadanya dan bahwa dia menginstruksikan putranya untuk “mendengarkan perintah komandan”.

    Belakangan, dia menegaskan kembali bahwa dia tidak mengharapkan tentara melakukan apa yang ditetapkan dalam Taurat.

    Dia mengatakan bahwa jika hukum negara bertentangan dengan hukum Taurat, maka hukum negaralah yang harus dipatuhi dan “hukum negara hanya ingin membunuh teroris dan bukan penduduk sipil”.

    Eitay Mack, seorang pengacara dari kelompok Israel Tag Meir yang berkampanye melawan rasisme dan diskriminasi, mengatakan dia telah meminta polisi untuk menyelidiki rabbi tersebut atas dugaan hasutan untuk melakukan genosida, kekerasan dan terorisme.

    Ia mengaku masih menunggu kabar apakah pemeriksaan yang dimintanya akan dilakukan.

    EPASalah satu target Hamas pada 7 Oktober 2023 adalah festival musik Nova Israel.

    Klaim lain yang ditudingkan oleh Afrika Selatan pada sidang ICJ adalah tentang “pesan-pesan genosida yang secara rutin disiarkantanpa kecaman atau sanksidi media Israel”.

    Pada Februari, di saluran berita sayap kanan Channel 14, jurnalis Yaki Adamker mengatakan: “Warga Gaza, menurut saya, bisa mati kelaparan. Apa peduli saya terhadap mereka?”

    Pada April, seorang jurnalis Israel di saluran yang paling banyak ditonton di negara tersebut, Channel 12, Yehuda Schlesinger, menyuarakan sentimen serupa, dengan mengatakan: “Tidak ada orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza, tidak ada. Mereka memilih Hamas, mereka menginginkan Hamas.”

    Bagi Anne Herzberg dari LSM Monitor, hal ini mungkin menunjukkan “kurangnya empati terhadap masyarakat di Gaza dan apa yang mereka alami,” namun “hal ini tidak menyerukan genosida”.

    BBC menghubungi kedua lembaga penyiaran tersebut tetapi tidak mendapat tanggapan.

    Terkait apakah pihak berwenang harus mengatur siaran dengan lebih ketat, pengacara hak asasi manusia Israel Michael Sfard memperingatkan bahwa “regulator, yaitu negara, harus memastikan bahwa siaran publik tidak dieksploitasi” oleh orang-orang yang melontarkan komentar provokatif.

    Meskipun keputusan ICJ tentang pencegahan hasutan genosida ditujukan kepada Israel, Hamas juga dituduh membuat pernyataan dengan “niat genosida”.

    Getty ImagesYahya Sinwar menjadi pemimpin Hamas setelah Ismail Haniyeh terbunuh di Iran pada bulan Juli.

    “Bahasa anihilasi dalam piagam Hamas sering diulang-ulang oleh para pemimpinnya,” kata Tal Becker, penasihat hukum Kementerian Luar Negeri Israel.

    Pada 2021, Yahya Sinwar , yang baru saja menjadi pemimpin umum Hamas mengatakan: “Kami mendukung penghapusan Israel melalui jihad dan perjuangan bersenjata, ini adalah doktrin kami.”

    Dan, baru-baru ini, beberapa pejabat Hamas menyatakan mereka ingin mengulangi serangan tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orangsebagian besar warga sipildan 251 orang disandera.

    Pada November, anggota biro politik Hamas, Ghazi Hamad, mengatakan: “Kita harus memberi pelajaran kepada Israel dan kita akan melakukan ini lagi dan lagi.”

    Pada waktu yang hampir bersamaan, pemimpin Hamas di luar negeri, Khaled Mashaal, mengatakan bahwa 7 Oktober “membuka jalan raya menuju penghapusan Israel”.

    Hamas tidak menanggapi permintaan komentar BBC.

    Banyak yang ingin melihat kelompok tersebut yang disebut sebagai organisasi teroris oleh AS, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lain pertanggungjawaban.

    “Sangat jelas bahwa mereka mempunyai niat melakukan genosida, dan kami sangat sedikit mendengar tentang investigasi Hamas, dan saya pikir itu adalah bagian yang hilang dalam seluruh konflik ini,” kata Anne Herzberg dari LSM Monitor.

    Pelapor khusus PBB mengenai hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese yang kritiknya terhadap tindakan Israel sangat ditentang, khususnya di Israel dan Amerika Serikat setuju bahwa para pemimpin Hamas harus bertanggung jawab.

    Namun dia mengatakan: “Ketika menilai genosida, kita tidak hanya harus melihat kata-kata yang diucapkan para pemimpin, tetapi juga kapasitas untuk melakukan genosida, yang tampaknya tidak dimiliki oleh Hamas.”

    Getty ImagesPada bulan Januari, ICJ memutuskan bahwa Israel harus melakukan segala kemungkinan untuk mencegah genosida dan hasutan untuk melakukan genosida

    Berbeda dengan Israel, Hamas tidak bisa dibawa ke ICJ karena bukan sebuah negara. Namun badan lain, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), dapat meminta pertanggungjawaban individu.

    Pada Mei, jaksa penuntutnya mengajukan surat perintah penangkapan bagi para pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Mohammed Deif dan Ismail Haniyeh (Haniyeh telah dibunuh di Iran dan Israel mengatakan mereka membunuh Deif di Gaza) karena kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang.

    Dia juga meminta surat perintah untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Baik Hamas maupun Israel bereaksi keras.

    Mengenai apa yang dilakukan pihak berwenang Israel untuk mencegah dan mengadili orang-orang yang dicurigai menghasut kekerasan, jaksa agung dan jaksa negara Israel telah mengakui bahwa pernyataan apa pun yang menyerukan kekerasan yang disengaja terhadap warga sipil “dapat dianggap sebagai pelanggaran pidana, termasuk pelanggaran penghasutan”.

    Tepat sebelum sidang ICJ pada Januari mereka mengatakan bahwa beberapa kasus sedang diperiksa.

    Namun baru-baru ini, Haaretz melaporkan bahwa jaksa penuntut negara merekomendasikan agar tidak ada penyelidikan kriminal yang dilakukan terhadap tokoh masyarakat senior, termasuk menteri dan anggota Knesset, yang “mengundang untuk merugikan warga sipil di Jalur Gaza”. Keputusan akhir ada di tangan jaksa agung.

    BBC menghubungi pengacara negara Israel, komisaris polisi dan Kementerian Kehakiman untuk memberikan tanggapan.

    Hanya Kementerian Kehakiman yang menjawab, dengan mengatakan mereka harus menyeimbangkan “hak konstitusional atas kebebasan berpendapat sambil menjaga terhadap hasutan yang merugikan”.

    Mereka menambahkan: “Aparat penegak hukum terus-menerus bertindak untuk mengurangi pelanggaran hasutan, dan upaya ini telah diprioritaskan oleh jaksa agung Israel dalam beberapa bulan terakhir.”

    Dan ketika ICJ terus berupaya mencapai keputusan akhir dalam kasusnya, jumlah korban jiwa terus meningkatsejak Oktober, lebih dari 40.000 warga Palestina dilaporkan terbunuh di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

    Apa itu genosida?Genosida: Tindakan yang dimaksudkan untuk menghancurkan secara fisik, secara keseluruhan atau sebagian, suatu kelompok bangsa, etnis, ras atau agama; termasuk melukai tubuh dan dengan sengaja menimbulkan kondisi kehidupan yang diperkirakan akan mengakibatkan kehancuran fisik; diakui sebagai kejahatan berdasarkan hukum internasional sejak tahun 1946Penghasutan untuk melakukan genosida: Konvensi Genosida PBB menyatakan bahwa penghasutan publik untuk melakukan genosida juga dapat dihukumPembersihan etnis: Suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu kelompok etnis atau agama untuk mengusir penduduk sipil dari kelompok lain dari suatu wilayah tertentu dengan kekerasan atau intimidasi.

    Sumber: Konvensi Genosida PBB dan Komisi Eropa

    (ita/ita)

  • Iran Tegaskan Serangan Balasan ke Israel Tak Akan Bisa Diprediksi

    Iran Tegaskan Serangan Balasan ke Israel Tak Akan Bisa Diprediksi

    Teheran

    Pemerintah Iran menegaskan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh akan “tidak bisa diprediksi”. Teheran menyebut Tel Aviv harus tetap berada dalam “kecemasan dan kepanikan” saat menantikan pembalasan dari pihaknya.

    Penegasan dari Iran itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (28/8/2024), disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Hojatollah Ghoreishi dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Tasnim.

    “Untuk sementara waktu, (Israel) harus tetap berada dalam kecemasan dan kepanikan saat menunggu pembalasan dendam dari kami, namun yang sudah pasti adalah responsnya tidak akan bisa diprediksi,” tegas Ghoreishi.

    Haniyeh tewas di Teheran pada 31 Juli lalu setelah serangan menghantam wisma tamu yang menjadi tempatnya menginap, sehari setelah menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.

    Israel tidak mengonfirmasi juga tidak menyangkal keterlibatan mereka. Negara itu bahkan belum berkomentar apa pun soal kematian Haniyeh.

    Namun Teheran dan sekutunya, terutama Hamas, menyalahkan Tel Aviv atas kematian Haniyeh dan bersumpah akan melakukan pembalasan.

    Sementara para pejabat Amerika Serikat (AS), yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa militer Israel ada di balik pembunuhan Haniyeh di Teheran.

    Pekan lalu, juru bicara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan bahwa janji pembalasan oleh Teheran terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh mungkin memerlukan “waktu yang lama” untuk bisa dilaksanakan.

    Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, yang merupakan sekutu dekat Israel, mengatakan pada Senin (26/8) bahwa Washington masih menilai ada ancaman serangan baru terhadap Israel oleh Iran atau proksi-proksinya.

    Hal itu disampaikan Pentagon setelah kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, melancarkan rentetan serangan roket dan drone terhadap Israel pada akhir pekan untuk merespons pembunuhan komandan seniornya Fuad Shukr. Tel Aviv telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr di pinggiran Beirut pada 30 Juli lalu, atau sehari sebelum Haniyeh terbunuh di Teheran.

    Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, mengatakan kepada media lokal Israel Channel 12 bahwa sulit untuk memprediksi kapan serangan Iran mungkin terjadi. Namun dia menegaskan Gedung Putih menganggap serius retorika yang dilontarkan Teheran.

    “Kami meyakini bahwa mereka (Iran-red) masih dalam posisi telah mengambil sikap dan siap untuk melancarkan serangan jika mereka ingin melakukan hal tersebut, itulah sebabnya kami meningkatkan postur kekuatan di wilayah tersebut,” ucap Kirby dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Yakin Iran Siap Lancarkan Serangan ke Israel!

    AS Yakin Iran Siap Lancarkan Serangan ke Israel!

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan komitmen untuk membela sekutunya Israel jika terjadi serangan Iran. Washington meyakini Teheran telah “mengambil sikap dan siap” untuk melancarkan serangan terhadap Tel Aviv, seperti yang telah dijanjikan negara tersebut, usai kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh bulan lalu.

    Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, seperti dilansir Reuters, Rabu (28/8/2024), mengatakan kepada media lokal Israel Channel 12 bahwa sulit untuk memprediksi kapan serangan Iran mungkin terjadi. Namun dia menegaskan Gedung Putih menganggap serius retorika yang dilontarkan Teheran.

    “Kami meyakini bahwa mereka (Iran-red) masih dalam posisi telah mengambil sikap dan siap untuk melancarkan serangan jika mereka ingin melakukan hal tersebut, itulah sebabnya kami meningkatkan postur kekuatan di wilayah tersebut,” ucap Kirby dalam pernyataannya.

    “Pesan kami kepada Iran konsisten, telah dan akan tetap konsisten. Pertama, jangan lakukan itu. Tidak ada alasan untuk memicu eskalasi dalam situasi ini. Tidak ada alasan untuk berpotensi memulai perang regional secara besar-besaran. Dan yang kedua, kami akan siap membela Israel jika hal itu terjadi,” tegasnya.

    Iran sebelumnya bersumpah akan memberikan respons keras terhadap pembunuhan Haniyeh yang terjadi ketika dia mengunjungi Teheran pada akhir Juli lalu. Teheran menyalahkan Israel atas kematian Haniyeh, yang terjadi setelah wisma tamu tempatnya menginap dihantam serangan.

    Namun Tel Aviv tidak mengonfirmasi juga tidak menyangkal keterlibatan mereka. Israel belum berkomentar apa pun soal kematian Haniyeh.

    Kendati demikian, para pejabat AS mengungkapkan bahwa militer Israel ada di balik pembunuhan Haniyeh di Teheran.

    Saat ini, AS telah menyiagakan dua kapal induknya, serta satu skuadron tambahan jet tempur jenis F-22, di kawasan Timur Tengah. Kirby mengatakan aset dan pasukan militer AS akan tetap berada di kawasan “selama kita merasa perlu mempertahankannya untuk membantu membela Israel dan mempertahankan pasukan dan fasilitas kita sendiri di kawasan tersebut”.

    Kirby juga menegaskan AS tetap optimis mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza untuk mengakhiri perang yang berkecamuk selama 10 bulan terakhir, dan pembebasan sekitar 108 sandera tersisa yang masih ditahan di daerah kantong Palestina tersebut.

    Dia menyebut prosesnya “konstruktif” dan menantikan perundingan lanjutan di Doha, Qatar, yang dijadwalkan digelar beberapa hari lagi.

    Lebih lanjut, Kirby menolak untuk menyalahkan kedua pihak — Israel dan Hamas — atas kebuntuan yang terjadi dalam perundingan. Menurut Kirby, kesepakatan gencatan senjata memerlukan kompromi dan kepemimpinan dari Israel dan Hamas.

    “Para pihak masih terlibat dan itu hal yang baik. Fakta bahwa kita telah maju ke tingkat yang lebih tinggi di sini dengan kelompok kerja yang kini ada di Doha, itu bukanlah hal yang buruk. Artinya kedua pihak masih melakukan pembicaraan. Artinya masih ada harapan bahwa kita bisa menyelesaikan beberapa detail terakhir dan melangkah maju,” ucapnya.

    “Hamas masih terwakili dalam diskusi kelompok kerja dan itu adalah hal yang baik. Tidak ada seorang pun yang benar-benar berhenti dari proses ini,” tegas Kirby.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Panas! 1 Tentara Israel-2 Petempur Hizbullah Tewas dalam Pertempuran

    Panas! 1 Tentara Israel-2 Petempur Hizbullah Tewas dalam Pertempuran

    Beirut

    Seorang tentara Israel dan dua petempur Hizbullah tewas dalam pertempuran lintas perbatasan yang terjadi pada Senin (19/8) waktu setempat. Tentara Israel itu tewas dalam pertempuran di dekat perbatasan, sedangkan petempur Hizbullah kehilangan nyawa akibat gempuran Tel Aviv di perbatasan Lebanon.

    Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (20/8/2024), melaporkan seorang tentaranya yang merupakan anggota Unit Pelacak Bedouin tewas setelah “terjatuh dalam pertempuran di wilayah Israel bagian utara”.

    Hizbullah, dalam pernyataan terpisah, mengakui dua petempurnya “martir”, setelah Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan udara Israel menewaskan dua orang di desa perbatasan Hula.

    Militer Israel mengatakan Angkatan Udaranya menyerang “para teroris Hizbullah” di wilayah Hula dan menargetkan “struktur militer Hizbullah” di wilayah lainnya di Lebanon bagian selatan.

    Sedangkan Hizbullah mengklaim pasukannnya melancarkan “serangan udara secara serentak” dengan “drone-drone bermuatan peledak” terhadap dua posisi militer Israel, yakni sebuah barak di dekat perbatasan utara Israel dan sebuah pangkalan di dekat kota pesisir Acre yang berjarak 15 kilometer dari perbatasan.

    Disebutkan oleh militer Israel, dalam pernyataannya, bahwa “sejumlah target udara mencurigakan teridentifikasi melintas (perbatasan) dari Lebanon”.

    Sistem pertahanan udara, menurut militer Tel Aviv, telah “mencegat beberapa target (di udara), dan lainnya terjatuh” di area Yaara.

    Kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon bagian selatan terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah yang didukung Iran menyebut serangannya sebagai dukungan untuk sekutunya Hamas yang berperang melawan Tel Aviv.

    Lihat juga Video: Terekam CCTV! Detik-detik Bom Bunuh Diri Meledak di Israel

    Situasi semakin tegang setelah pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut pada 30 Juli dan pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu. Israel mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr, tapi tidak berkomentar apa pun atas kematian Haniyeh.

    Hizbullah, Hamas dan Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Shukr dan Haniyeh. Hal tersebut semakin menambah kekhawatiran akan terjadinya perang yang meluas di kawasan Timur Tengah, setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza selama lebih dari 10 bulan terakhir.

    Sementara itu, menurut penghitungan AFP, serangan lintas perbatasan telah menewaskan sedikitnya 584 orang di Lebanon, dengan sebagian besar merupakan para petempur Hizbullah. Sekitar 128 korban tewas lainnya merupakan warga sipil di Lebanon.

    Di kubu Israel, termasuk area Dataran Tinggi Golan — wilayah Suriah yang dikuasai Tel Aviv, menurut data militer, sedikitnya 23 tentara dan 26 warga sipil tewas.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Sayap Bersenjata Hamas Klaim Dalangi Ledakan Bom di Tel Aviv Israel

    Sayap Bersenjata Hamas Klaim Dalangi Ledakan Bom di Tel Aviv Israel

    Jakarta

    Sayap bersenjata kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam pada hari Senin (19/8) mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom mematikan di Tel Aviv, Israel pada hari Minggu (18/8).

    Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka melakukan operasi militer tersebut bekerja sama dengan sayap bersenjata gerakan Jihad Islam, Brigade Al Quds.

    Dilansir Al Arabiya dan Reuters, Senin (19/8/2024), dalam sebuah pernyataan, Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka “melaksanakan operasi bunuh diri yang terjadi pada Minggu malam di kota Tel Aviv”.

    Brigade Al-Qassam pun mengancam akan melakukan lebih banyak serangan seperti itu di Israel “selama pembantaian, pemindahan warga sipil, dan kebijakan pembunuhan terus berlanjut”.

    Polisi Israel dan badan intelijen domestik Israel, Shin Bet menyebut ledakan bom di Tel Aviv pada hari Minggu malam waktu setempat tersebut sebagai serangan teroris.

    Pria yang membawa bom, yang meledak di dekat sebuah sinagoge, tewas dan seorang pejalan kaki terluka, menurut polisi di tempat kejadian.

    “Sekarang dapat dipastikan bahwa ini adalah serangan teror,” kata polisi Israel dan Shin Bet dalam pernyataan bersama pada hari Senin.

    Ledakan bom tersebut terjadi sekitar satu jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Tel Aviv untuk mendorong gencatan senjata di Gaza, yang akan mengakhiri perang 10 bulan antara Israel dan Hamas.

    Ada peningkatan urgensi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di tengah kekhawatiran akan eskalasi di seluruh wilayah yang lebih luas. Iran telah mengancam akan membalas Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada tanggal 31 Juli lalu.

    Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas kematiannya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kian Panas! Hizbullah Kirim Drone-Roket Targetkan Posisi Militer Israel

    Kian Panas! Hizbullah Kirim Drone-Roket Targetkan Posisi Militer Israel

    Beirut

    Kelompok Hizbullah mengklaim telah melancarkan serangan terhadap posisi pasukan dan militer Israel di wilayah utara negara itu. Hizbullah menyebut serangan dronenya menghantam pangkalan Israel, dan serangan lainnya menargetkan tentara Tel Aviv yang diduga “menyusup” ke dekat perbatasan Lebanon.

    Rentetan serangan Hizbullah itu, seperti dilansir AFP, Senin (19/8/2024), dilancarkan saat kelompok yang didukung Iran ini terlibat serangan lintas perbatasan yang terjadi hampir setiap hari dengan militer Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Kekhawatiran akan meluasnya konflik meningkat setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, pada akhir Juli lalu, yang menewaskan salah satu komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr. Serangan itu terjadi beberapa jam sebelum serangan lainnya di Teheran yang menewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.

    Israel telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr, namun belum berkomentar apa pun atas kematian Haniyeh.

    Namun Iran dan Hamas menuduh Tel Aviv sebagai dalang di balik pembunuhan Haniyeh, dan bersumpah akan melancarkan pembalasan. Hizbullah juga berjanji akan membalas Israel atas kematian Shukr.

    Hizbullah mengatakan pada Senin (19/8) bahwa pasukannya melancarkan “serangan udara secara serentak” dengan “drone-drone bermuatan peledak” terhadap dua posisi Israel — sebuah barak di dekat perbatasan utara Israel dan sebuah pangkalan di dekat kota pesisir Acre yang berjarak 15 kilometer dari perbatasan.

    Diklaim oleh Hizbullah bahwa serangan-serangan itu merupakan “respons” atas “serangan dan pembunuhan” yang dilakukan oleh militer Israel di wilayah Tyre, Lebanon bagian selatan.

    Seorang petempur Hizbullah dilaporkan tewas dalam serangan Israel yang menghantam area Tyre pada Sabtu (17/8) waktu setempat.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pesawat tempurnya telah “menyingkirkan” seorang anggota Hizbullah di area Tyre, Lebanon. Tel Aviv menggambarkan anggota Hizbullah yang tewas sebagai “komandan” pasukan elite Radwan pada kelompok yang bermarkas di Lebanon bagian selatan itu.

    Tidak hanya melancarkan serangan drone, kelompok Hizbullah juga mengklaim bahwa para petempurnya menargetkan sekelompok tentara Israel yang “menyusup” di dekat perbatasan dan mengkonfrontasi mereka “dengan senjata roket dan artileri, sehingga memaksa mereka untuk kembali”.

    Pada Senin (19/8) pagi waktu setempat, Hizbullah mengklaim telah melancarkan serangan roket dan artileri terhadap sebuah barak militer Israel lainnya, sebagai pembalasan atas “serangan musuh Israel”

    Serangan lintas perbatasan, menurut penghitungan AFP, telah menewaskan sedikitnya 582 orang di Lebanon, dengan sebagian besar merupakan para petempur Hizbullah. Sekitar 128 korban tewas lainnya merupakan warga sipil di Lebanon.

    Di kubu Israel, termasuk area Dataran Tinggi Golan — wilayah Suriah yang dikuasai Tel Aviv, menurut data militer, sedikitnya 22 tentara dan 26 warga sipil tewas.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Konflik Israel Vs Iran, 17 Maskapai Ogah Terbang Lewat Timur Tengah

    Konflik Israel Vs Iran, 17 Maskapai Ogah Terbang Lewat Timur Tengah

    Jakarta

    17 maskapai penerbangan menunda maupun menyetop penerbangannya ke wilayah Timur Tengah buntut kekhawatiran konflik akan meluas. Mereka enggan mengambil risiko melewati wilayah udara Timur Tengah

    Sebagai informasi, tensi hubungan Israel dan Iran memanas belakangan terakhir. Konflik kedua negara meruncing setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas di Teheran, Iran. Israel dituding berada di balik tewasnya Haniyeh.

    Dikutip dari Reuters, Kamis (15/8/2024), berikut daftar maskapai yang memutuskan mengindari wilayah udara Timur Tengah:

    1. Agean Airlines
    Maskapai Yunani tersebut membatalkan semua penerbangan ke dan dari Beirut (Lebanon), Amman (Yordania), dan Tel Aviv (Israel) hingga 19 Agustus.

    2. Air Algerie
    Maskapai penerbangan Aljazair untuk sementara menghentikan penerbangan ke dan dari Lebanon hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    3. Airbaltic
    AirBaltic asal Latvia membatalkan penerbangannya ke dan dari Tel Aviv hingga 18 Agustus.

    4. Air India
    Maskapai berbendera India ini menghentikan sementara penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    5. Air France-KLM
    Air France mengatakan pada 14 Agustus bahwa pihaknya berencana untuk melanjutkan penerbangan rute Paris-Beirut mulai 15 Agustus setelah menangguhkannya pada 29 Juli lalu.

    Cabang perusahaannya di Belanda, KLM, juga membatalkan semua penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 26 Oktober. Lalu Unit berbiaya rendah di Transavia membatalkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 31 Maret 202, dan penerbangan ke Amman hingga 3 November.

    6. Cathay Pacific
    Cathay Pacific yang berbasis di Hong Kong membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga 27 Maret 2025.

    7. Delta Air Lines
    Maskapai penerbangan Amerika Serikat tersebut memperpanjang penangguhan penerbangan antara New York dan Tel Aviv hingga 31 Agustus.

    8. Easyjet
    Maskapai penerbangan hemat Inggris ini berhenti terbang ke dan dari Tel Aviv pada bulan April dan akan melanjutkan penerbangan pada 30 Maret 2025.

    9. Finnair
    Maskapai asal Finlandia tersebut memutuskan tidak mengudara di langit Iran yang memerpanjang durasi penerbangan dari dan ke Doha, Qatar.

    10. ITA Airway
    ITA Airways Italia memperpanjang penangguhan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 19 Agustus.

    11. LOT
    Maskapai berbendera Polandia ini telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 18 Agustus.

    12. Lufthansa Group
    Grup maskapai penerbangan Jerman yang juga mencakup Swiss Air Lines, Brussels Airlines dan Austrian Airlines memperluas penghindarannya terhadap wilayah udara Iran dan Irak.

    Perusahaan menyebut pihaknya akan menangguhkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman dan kota Erbil di Irak hingga 21 Agustus.

    13. Ryanair
    Maskapai penerbangan hemat terbesar di Eropa membatalkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 3 September dengan alasan “pembatasan operasional”.

    14. Singapore Airlines
    Maskapai penerbangan tetangga Indonesia tersebut berhenti terbang di atas wilayah udara Iran dan memilih menggunakan rute alternatif.

    15. Tarom
    Maskapai penerbangan utama Rumania memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv, Amman, dan Beirut hingga 16 Agustus.

    16. United Airlines
    Maskapai penerbangan yang berbasis di Chicago ini menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv dalam waktu dekat. Perusahaan telah menghentikan layanan harian antara Newark, New Jersey dan Tel Aviv pada 31 Juli dengan alasan keamanan.

    17. Vueling
    Maskapai penerbangan bertarif rendah Spanyol Vueling, membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv dan Amman hingga 26 Oktober.

    (ily/hns)

  • Trump Telepon Netanyahu Bahas Gencatan Senjata Gaza

    Trump Telepon Netanyahu Bahas Gencatan Senjata Gaza

    Jakarta

    Calon presiden dari Partai Republik Amerika Serikat Donald Trump berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan membahas gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (15/8/2024), seorang sumber AS mengatakan kepada Axios, bahwa panggilan telepon Trump pada Rabu (14/8) waktu setempat itu, dimaksudkan untuk mendorong Netanyahu agar menerima kesepakatan tersebut. Tim kampanye Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Akhir bulan lalu, Netanyahu mengunjungi AS dan bertemu dengan Presiden Joe Biden, Wakil Presiden dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris, serta Trump.

    Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar telah menjadwalkan putaran baru negosiasi gencatan senjata Gaza pada hari Kamis.

    Biden telah memaparkan proposal gencatan senjata tiga fase dalam pidatonya pada tanggal 31 Mei lalu. Washington dan mediator regional sejak saat itu telah mencoba mengatur kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk para sandera tetapi, mengalami kendala berulang kali.

    Hamas mengatakan pada hari Rabu, bahwa mereka tidak akan ikut serta dalam putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza yang dijadwalkan pada hari Kamis di Qatar.

    Namun, seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang perundingan tersebut, mengatakan bahwa para mediator diharapkan untuk berkonsultasi dengan kelompok Palestina tersebut setelahnya.

    Washington, sekutu terpenting Israel, telah mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza akan mengurangi meningkatnya ancaman perang yang lebih luas di Timur Tengah.

    Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah pembunuhan baru-baru ini terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon. Keduanya memicu ancaman pembalasan terhadap Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Warga Sipil Israel Bersiap Hadapi Serangan Balasan Iran

    Warga Sipil Israel Bersiap Hadapi Serangan Balasan Iran

    Jakarta

    Sekilas, kehidupan sehari-hari di Israel terlihat normal, setidaknya bagi warga sipil.

    Di jalan-jalan kota, seakan tidak seorangpun menghiraukan kegentingan yang menggelayut sejak pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, di Teheran belum lama ini. Pemerintah Israel sedang mewaspadai serangan balasan Iran dan proksinya.

    “Sheket Matu’ach,” kata penduduk setempat dalam Bahasa Ibrani untuk menggambarkan situasi di penjuru negeri, “tenang tapi menegangkan.”

    Daniel Hagari, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, IDF, mengatakan pihaknya tidak mengubah instruksi bagi warga sipil dalam upaya meredakan kekhawatiran publik.

    “Kami menanggapi pernyataan dan deklarasi musuh dengan serius. Oleh karena itu, kami siap pada tingkat kesiagaan tertinggi dalam menyerang dan bertahan,” kata Hagari.

    Eskalasi di perbatasan Lebanon

    Ancaman serangan balasan oleh Iran mencuatkan kecemasan di penjuru negeri. Hal ini terutama berlaku bagi penduduk di utara yang berbatasan dengan Lebanon dan wilayah kekuasaan Hezbollah.

    Milisi Syiah, yang seperti Hamas didukung oleh Iran, itu telah berulangkali menargetkan wilayah utara Israel dengan menggunakan roket dan pesawat nirawak sejak meletusnya perang di Jalur Gaza.

    “Kami telah mempersiapkan diri cukup lama,” katanya kepada DW. “Setiap suara yang menyerupai ledakan, setiap pintu yang dibanting, Anda berpikir, ‘Ini dia…’”

    Di sisi lain, katanya, penduduk berusaha menjalani kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

    “Menurut saya, tidak masuk akal jika kami hanya akan duduk di ruang perlindungan dan menunggu sesuatu terjadi.” Lebih dari 60.000 warga Israel telah dievakuasi dari rumah mereka di wilayah utara sejak perang di Gaza dimulai 10 bulan lalu.

    Keraguan terhadap militer

    Warga Israel yang tinggal di selatan juga mengikuti perkembangan situasi dengan Iran dengan saksama. Oshra Lerer-Shaib dari Ashdod, sebuah kota di pesisir Israel, 35 kilometer di utara Gaza, mengatakan keluarganya telah bersiap sejak serangan Hamas tahun lalu.

    “Sejak 7 Oktober, ruang aman kami telah dilengkapi dengan cadangan makanan dan air untuk berjaga-jaga jika kami harus berlindung selama tiga atau empat hari,” tuturnya.

    Menurut Lerer-Shaib, yang lebih mengkhawatirkan bukan prospek serangan Iran, tetapi kekecewaan terhadap pemerintahan sendiri.

    “Saya pernah merasa bahwa hanya jika saya diculik, negara akan melakukan segalanya untuk memulangkan saya kembali,” katanya.

    Kegagalan militer menangkal serangan Hamas pada 7 Oktober lalu menyisakan kesangsian yang menetap hingga kini.

    “Ketakutan kami bukan dari Iran, tetapi dari pemerintah Israel dan infrastruktur negara yang tidak berfungsi dengan baik,” kata Lerer-Shaib.

    Hizbullah pernah mengancam akan menargetkan infrastruktur Israel di masa lalu, termasuk pelabuhan di Haifa di utara dan kompleks industri kimia di kota itu.

    Berbicara kepada DW tentang suasana di jalan-jalan Ashdod, Lerer-Shaib mengatakan terlihat jelas bahwa ada sesuatu yang berbeda.

    “Orang-orang hampir tidak keluar rumah. Jalanan kosong. Sungguh menyedihkan.”

    Kewaspadaan tinggi di wilayah pendudukan

    Selain menyiapkan generator dan makanan serta air untuk berjaga-jaga jika terjadi serangan, Rozner mengatakan keluarganya juga bersiap menghadapi kemungkinan harus meninggalkan rumah mereka di Dataran Tinggi Golan dalam waktu singkat.

    Namun, persiapan seperti itu tidak terbatas pada situasi saat ini.

    “Jika saya harus membuat persiapan khusus setiap kali ada ancaman nyata, saya pasti bangkrut,” kata Rozner dengan nada sarkastis.

    rzn/hp

    (ita/ita)

  • Israel Kembali Gempur Lebanon, 2 Anggota Hizbullah Tewas

    Israel Kembali Gempur Lebanon, 2 Anggota Hizbullah Tewas

    Jakarta

    Gerakan Hizbullah mengatakan bahwa serangan udara Israel di Lebanon pada hari Minggu (11/8) waktu setempat, menewaskan dua anggota kelompok perlawanan di Lebanon yang didukung Iran tersebut.

    Hizbullah telah saling tempur hampir setiap hari dengan Israel untuk mendukung sekutunya Hamas, sejak serangan kelompok milisi Palestina itu ke Israel pada 7 Oktober, memicu perang di Gaza.

    Akhir bulan lalu, serangan di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon menewaskan komandan militer tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr. Ini terjadi hanya beberapa jam sebelum pembunuhan terhadap pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dalam sebuah serangan di Teheran, ibh kota Iran. Iran menuding Israel berada di balik serangan tersebut. Namun pemerintah Israel tidak mengonfirmasi ataupun membantahnya.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (12/8/2024), Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan pada hari Minggu (11/8), bahwa “serangan Israel yang menargetkan desa Taybeh hari ini menewaskan dua orang.”

    Hizbullah mengonfirmasi bahwa mereka adalah para petempur kelompok tersebut, yang tewas di Taybeh dekat perbatasan dengan Israel.

    Militer Israel mengatakan telah “menyerang sepanjang hari beberapa bangunan militer Hizbullah di daerah Adaisseh”, yang berada di sebelah Taybeh.

    Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya satu warga Lebanon dan 11 warga Suriah terluka, dua di antaranya luka serius, dalam serangan Israel di Maaroub, dekat Derdghaiya.

    Secara terpisah, Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa seorang pria Lebanon yang meninggal karena luka-luka yang diderita dalam serangan Israel “beberapa hari lalu” di desa selatan Beit Lif adalah seorang petempur Hizbullah, bukan warga sipil seperti yang dilaporkan sebelumnya.

    Hizbullah mengatakan pada Senin malam waktu setempat, bahwa mereka meluncurkan rentetan roket “sebagai tanggapan” terhadap tembakan Israel, yang menargetkan pasukan yang ditempatkan di Israel utara.

    “Sekitar 30 proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon menuju wilayah Kabri,” kata militer Israel pada Senin, melaporkan tidak ada korban jiwa dan mengumumkan serangan balasan.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)