Tag: Ismail Haniyeh

  • Israel Terus Gempur Rafah Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata

    Israel Terus Gempur Rafah Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata

    Jakarta

    Israel terus melancarkan serangan udara intensif di Rafah. Israel menyerang Rafah setelah sebelumnya meminta masyarakat mengungsi di bagian timur kota di selatan Gaza.

    Dilansir AFP, Selasa (7/5/2024), serangan gencar dilakukan Israel ke Rafah pada Senin (6/5) malam waktu setempat.

    “Serangan tersebut terus menerus terjadi dalam 30 menit terakhir,” kata koresponden AFP di Rafah.

    Sementara itu, di sisi lain, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh sebelumnya mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina dari mediator Mesir dan Qatar. Ismail mengatakan Hamas menyetujui proposal tersebut.

    Dilansir, AFP dan BBC, Ismail pada Senin (6/5) telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa Hamas telah menerima proposal mereka untuk gencatan senjata di Gaza.

    Ismail Haniyeh menelepon Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel. Ismail memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas soal proposal gencatan senjata.

    Kemudian, Aanggota senior Hamas, Khalil al-Hayya, kepada saluran Al Jazeera, mengatakan proposal yang disetujui oleh Hamas untuk gencatan senjata di Gaza mencakup gencatan senjata tiga tahap. Tujuannya, katanya, yakni gencatan senjata permanen.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tangis Bahagia Warga Palestina Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

    Tangis Bahagia Warga Palestina Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pihaknya menyetujui gencatan senjata di Gaza, Palestina. Warga Palestina menangis bahagia menyambut kabar itu.

    Dilansir AFP, Selasa (7/5/2024), kabar soal Hamas menyetujui gencatan senjata di Gaza disambut sorak sorai warga Palestina. Warga bahkan sampai menembakkan kembang api ke udara di jalan-jalan kota Rafah di Gaza selatan.

    “Orang-orang menangis bahagia, melantunkan ‘Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar) dan menembak kembang api ke udara untuk merayakan berita tersebut,” kata koresponden AFP.

    Ismail Haniyeh sebelumnya mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina dari mediator Mesir dan Qatar. Ismail mengatakan Hamas menyetujui proposal tersebut.

    Dilansir, AFP dan BBC, Ismail pada Senin (6/5) telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa Hamas telah menerima proposal mereka untuk gencatan senjata di Gaza.

    Ismail Haniyeh menelepon Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel. Ismail memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas soal proposal gencatan senjata.

    Rincian lebih lanjut belum diumumkan, termasuk berapa lama hal ini akan berlangsung dan apa dampaknya bagi para sandera yang ditahan di Gaza.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata di Gaza

    Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina dari mediator Mesir dan Qatar. Ismail mengatakan Hamas menyetujui proposal tersebut usai peperangan berlangsung selama tujuh bulan.

    Dilansir, AFP dan BBC, Selasa (7/5/2024), Ismail pada Senin (6/5) telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa Hamas telah menerima proposal mereka untuk gencatan senjata di Gaza.

    Ismail Haniyeh menelepon Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel. Ismail memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas soal proposal gencatan senjata.

    Rincian lebih lanjut belum diumumkan, termasuk berapa lama hal ini akan berlangsung dan apa dampaknya bagi para sandera yang ditahan di Gaza.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Minta Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata di Gaza

    AS Minta Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Hamas telah menerima proposal dari Israel terkait gencatan senjata di Gaza. Blinken mendesak Hamas untuk segera memutuskan dengan cepat dan tepat.

    “Saat ini, satu-satunya penghalang bagi rakyat Gaza dan gencatan senjata adalah Hamas,” kata Blinken dalam pertemuan khusus World Economic Forum di Riyadh dilansir AFP, Selasa, (30/4/2024).

    “Mereka harus mengambil keputusan-dan mereka harus mengambil keputusan dengan cepat. Saya berharap mereka akan membuat keputusan yang tepat,” sambungnya.

    Delegasi dari Hamas dijadwalkan pada hari Senin (29/4) di Mesir, yang bersama Qatar berusaha menjadi perantara kesepakatan yang akan menghentikan serangan Israel dan membebaskan para sandera.

    Blinken juga membahas proposal gencatan senjata di Riyadh dengan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan dari Turki, tempat Hamas berkantor dan pemimpin militan Ismail Haniyeh sering berkunjung.

    Lihat juga Video: Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Capai 34 Ribu Orang

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Israel di Gaza Tewaskan 3 Putra Bos Hamas, Erdogan Murka

    Serangan Israel di Gaza Tewaskan 3 Putra Bos Hamas, Erdogan Murka

    Jakarta

    Serangan militer Israel saat hari Idul Fitri di Gaza tewaskan tiga putra dan cucu pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, murka atas ulah yang dibuat Israel.

    Erdoga telah menghubungi Haniyeh lewat sambungan telepon. Erdogan menyampaikan belasungkawa kepada pimpinan Hamas tersebut.

    “Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu menyampaikan belasungkawa melalui panggilan telepon kepada pimpinan Hamas Ismail Haniyeh setelah kematian ketiga putranya di Gaza,” kata keterangan kantor kepresidenan Turki dilansir AFP, Kamis (11/4/2024).

    Erdogan mengecam serangan Israel di Gaza saat hari Lebaran. Dia mengatakan kepada Haniyeh bahwa Israel akan bertanggung jawab secara hukum atas perbuatannya di Gaza.

    “Israel pasti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukannya”, kata kepresidenan dalam sebuah pernyataan di media sosial.

    3 Putra Haniyeh Tewas Akibat Serangan Israel

    Dilansir Aljazeera, serangan Israel itu terjadi pada Rabu (110/4) waktu setempat. Haniyeh mengatakan ketiga putranya tewas saat tengah mengunjungi kerabatnya di kamp pengungsi Shati.

    “Melalui darah para martir dan penderitaan mereka yang terluka, kami menciptakan harapan, kami menciptakan masa depan, kami menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kami,” kata Haniyeh.

    Dia menekankan Hamas tidak akan menarik tuntutannya, termasuk gencatan senjata permanen dan pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka.

    “Jika mereka berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya pada puncak perundingan ini sebelum tanggapan gerakan tersebut disampaikan akan menyebabkan Hamas mengubah posisinya, mereka hanya berkhayal,” kata Haniyeh, merujuk pada Israel.

    “Darah anak-anakku tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina… Semua martir di Palestina adalah anak-anakku,” imbuhnya.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Gaza saat Idul Fitri, 3 Putra Pimpinan Hamas Tewas

    Israel Serang Gaza saat Idul Fitri, 3 Putra Pimpinan Hamas Tewas

    Jakarta

    Israel tetap melakukan serangan di kawasan Gaza utara saat momen Idul Fitri. Serangan militer di hari raya itu mengakibatkan tiga putra dari pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, tewas.

    Dilansir Aljazeera, Kamis (11/4/2024), serangan Israel itu terjadi pada Rabu (110/4) waktu setempat. Haniyeh mengatakan ketiga putranya tewas saat tengah mengunjungi kerabatnya di kamp pengungsi Shati.

    “Melalui darah para martir dan penderitaan mereka yang terluka, kami menciptakan harapan, kami menciptakan masa depan, kami menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kami,” kata Haniyeh.

    Ketiga putra Haniyeh yang tewas itu masing-masing bernama Hazem, Amir, dan Mohammad. Kantor berita Shehab melaporkan tiga cucu dari Ismail Haniyeh juga tewas dalam serangan Israel di momen Lebaran tersebut.

    Haniyeh mengatakan kematian tiga putra dan cucunya tersebut tidak akan mengubah sikap Hamas terhadap Israel. Haniyeh menyebut serangan Israel di hari raya menjadi bukti pelanggaran berulang yang dilakukan Israel.

    “Tidak ada keraguan bahwa musuh kriminal ini didorong oleh semangat balas dendam dan semangat pembunuhan serta pertumpahan darah, dan tidak mematuhi standar atau hukum apa pun,” kata Haniyeh.

    “Kami telah melihatnya melanggar segalanya di tanah Gaza. Ada perang pembersihan etnis dan genosida. Terjadi perpindahan massal,” sambungnya.

    “Jika mereka berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya pada puncak perundingan ini sebelum tanggapan gerakan tersebut disampaikan akan menyebabkan Hamas mengubah posisinya, mereka hanya berkhayal,” kata Haniyeh, merujuk pada Israel.

    “Darah anak-anakku tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina… Semua martir di Palestina adalah anak-anakku,” imbuhnya.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Ungkap Israel Tolak Tawaran Gencatan Senjata Usulannya

    Hamas Ungkap Israel Tolak Tawaran Gencatan Senjata Usulannya

    Gaza City

    Kelompok Hamas mengungkapkan bahwa Israel memberikan respons negatif terhadap proposal gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza yang diusulkan kelompoknya. Hal ini membuat harapan warga Gaza untuk terwujudnya gencatan senjata terbaru selama bulan suci Ramadan semakin meredup.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (21/3/2024), informasi itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, pada Rabu (20/3) waktu setempat.

    Diungkapkan Hamdan bahwa kubu Israel tidak hanya menyampaikan penolakan, tapi juga mencabut persetujuan yang sebelumnya diberikan kepada para mediator untuk proposal gencatan senjata terbaru usulan Hamas.

    “Pada Selasa (19/3) malam, saudara-saudara kami, para mediator, memberi tahu kami tentang posisi pendudukan (Israel-red) terhadap proposal tersebut… yaitu respons negatif secara umum dan tidak menanggapi tuntutan-tuntutan (Hamas-red),” sebut Hamdan dalam konferensi pers.

    Tidak disebutkan lebih lanjut soal tuntutan-tuntutan yang diajukan Hamas dalam proposal gencatan senjata terbaru itu.

    “Faktanya, mereka (Israel-red) mencabut persetujuan yang sebelumnya diberikan kepada para mediator,” ucapnya.

    Hamdan, dalam pernyataannya, menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya bertanggung jawab atas kegagalan merundingkan pembebasan sandera dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina yang dipenjara oleh Tel Aviv, dan menghentikan pertempuran di Jalur Gaza.

    Perundingan untuk mewujudkan gencatan senjata terbaru antara Hamas dan Israel dimulai kembali pekan ini di Doha, dengan dimediasi oleh sejumlah mediator seperti Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS).

    Namun demikian, perundingan yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan antara Hamas dan Israel yang diharapkan Washington akan meringankan krisis kemanusiaan yang kini mencengkeram Jalur Gaza.

    Sebelumnya, pemimpin Hamas yang berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh menuduh Israel menyabotase perundingan gencatan senjata setelah serangannya terhadap rumah sakit terbesar di Gaza.

    Militer Israel menyatakan puluhan militan Palestina tewas dalam serangan di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza yang dipenuhi pasien dan pengungsi tersebut. Ratusan orang lainnya ditahan dalam serangan yang dilakukan pada Senin waktu setempat.

    “Tindakan pasukan pendudukan Zionis di Kompleks Medis Al-Shifa menegaskan niat mereka untuk menghalangi pemulihan kehidupan di Gaza dan merusak aspek-aspek penting dari keberadaan manusia,” kata Haniyeh, seperti dikutip dari AFP dan Al Arabiya, Rabu (20/3).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Gaza dan Ramadan yang Suram di Palestina

    Perang Gaza dan Ramadan yang Suram di Palestina

    Gaza City

    Menjelang bulan suci Ramadan, jalanan Kota Tua Yerusalem Timur lebih sepi dari biasanya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada lampu Ramadan yang berjejer meriah di gang-gang sempit. Suasananya suram, dirundung ketidakpastian tentang bagaimana bulan suci puasa akan berlangsung.

    “Kami tidak merasakan Ramadan,” kata Um Ammar, sambil berjalan di sepanjang Jalan Al-Wad, salah satu jalan raya utama kota kuno tersebut. Perang di Gaza ada dalam pikiran semua orang, katanya. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, sekitar 31.000 orang telah terbunuh dalam konflik itu, dan lembaga bantuan memperingatkan akan terjadinya kelaparan.

    Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas ke Israel 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang. Hamas juga menculik lebih dari 200 orang ke Gaza. Hamas dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh AS, Uni Eropa, Jerman dan beberapa negara lain.

    “Kami akan berbuka puasa di sini. Tapi banyak orang yang tidak bisa makan karena tidak ada makanan di Gaza,” jelas Ammar merujuk pada makanan berbuka puasa saat matahari terbenam.

    “Ketika orang-orang duduk mengelilingi meja, Ramadan macam apa yang kita bicarakan? Ini bukan Ramadan, ini lebih terasa seperti kebangkitan untuk menyampaikan belasungkawa,” katanya.

    Sentimen Um Ammar juga diamini oleh orang lain di lingkungan tersebut, seperti Hashem Taha yang menjalankan toko rempah-rempah di Jalan Al-Wad. “Yerusalem merasa sangat sedih, masyarakat di Gaza adalah rakyat kami, mereka adalah keluarga, dan kami sangat terdampak dengan apa yang kami lihat di sana,” kata Taha.

    Harapan agar Ramadan tetap tenang

    Di dekat toko Taha, polisi perbatasan Israel menghentikan pemuda Palestina untuk memeriksa identitas dan barang-barang mereka. “Mereka telah mempersulit keadaan dan selalu menekan orang,” kata Taha.

    Tahun ini, perang di Gaza, memberikan bayangan gelap pada bulan Ramadan. Di masa lalu, ketegangan berpusat di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Haram al-Sharif atau Tempat Suci, dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount.

    Israel buka pintu Masjid Al-Aqsa selama Ramadan

    Selama Ramadan, ratusan ribu umat Islam biasanya berkumpul untuk salat di alun-alun besar depan Masjid Al-Aqsa.

    Hamas berupaya memanfaatkan nilai simbolis Al-Aqsa bagi warga Palestina dan muslim di seluruh dunia untuk meningkatkan tekanan. Pekan lalu, dalam pidatonya di televisi, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyerukan kepada warga Palestina untuk melakukan pawai ke Masjid Al-Aqsa pada hari pertama Ramadan.

    Minggu ini, pada 5 Maret, pemerintah Israel mengatakan tidak akan memberlakukan pembatasan baru terhadap jumlah jamaah. “Selama minggu pertama Ramadan, jamaah akan diizinkan memasuki Temple Mount dalam jumlah yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” mengacu pada pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Israel.

    “Ramadan adalah suci bagi umat Islam; kesuciannya akan dijunjung tinggi tahun ini, seperti yang dilakukan setiap tahun.”

    Namun, ia juga menambahkan, “penilaian mingguan terhadap aspek keamanan akan dilakukan.”

    Salat dalam ‘ketenangan dan ketenteraman’ di Al-Aqsa

    Para pimpinan umat muslim menyambut baik keputusan pemerintah Israel tersebut.

    “Kami sangat senang bahwa di bulan yang penuh berkah ini ada hal-hal yang mulai terlihat jelas bagi umat Islam terkait dibukanya pintu Masjid Al-Aqsa bagi seluruh pengunjung tanpa batasan usia,” kata Syekh Azzam al-Khatib kepada DW di Yerusalem.

    Dia adalah Direktur Wakaf Yerusalem, badan yang bertanggung jawab menerapkan hak asuh Yordania atas tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem dan sekitarnya.

    “Tujuan kami salat, ibadah, dan puasa di sana, serta bisa mencapai masjid dengan ketenangan dan ketenteraman seutuhnya. Dan juga meninggalkan masjid dalam ketenangan dan ketenteraman seutuhnya,” ujarnya.

    Awal Ramadan juga telah ditetapkan sebagai tenggat waktu bagi upaya mediator AS, Qatar, dan Mesir baru-baru ini untuk menengahi kesepakatan sandera baru dan gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas. Namun, kesepakatan untuk membebaskan 134 sandera Israel yang diyakini masih ditahan oleh Hamas masih belum tercapai.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Ada harapan di Gaza bahwa gencatan senjata, meskipun hanya bersifat sementara, akan memberikan kelonggaran. Setidaknya ketakutan dan kecemasan akan berkurang, kata Nour al-Muzaini kepada DW melalui WhatsApp. Pria berusia 36 tahun ini telah berpindah-pindah selama enam bulan terakhir dari Kota Gaza ke Khan Younis dan kemudian ke kota perbatasan Rafah.

    “Di bulan Ramadan kita menjalankan ritual yang merupakan bagian integral dari kehidupan normal kita, seperti berbuka puasa, berdoa dan beribadah. Ini adalah bulan rahmat dan pengampunan, tetapi sulit untuk dilaksanakan ketika Anda dalam pengungsian,” katanya.

    Ramadan suram

    Tamer Abu Kwaik paling mengkhawatirkan anak-anaknya. Dia dan keluarganya kini tinggal di tenda di Rafah, setelah melakukan perjalanan dari Gaza utara. Ramadan, kata Abu Kwaik, selalu menjadi momen spesial bagi keluarga.

    “Pada masa sebelum perang, kami biasa menciptakan suasana yang indah untuk anak-anak. Namun sekarang, di tengah perang, kami melakukan yang terbaik untuk membuat mereka tersenyum. Namun, saat saya mendekorasi tenda, saya menyadari hal itu tidak akan terjadi. Tidak akan semeriah dulu,” ujarnya melalui pesan suara WhatsApp dari Rafah.

    Ketidakpastian mengenai apa yang akan terjadi sangat sulit untuk diatasi.

    “Kami berusaha mengatasi krisis ini secara psikologis, berharap perang akan segera berakhir dan akan ada gencatan senjata sehingga kami dapat kembali ke rumah,” kata Abu Kwaik.

    “Rumah saya sendiri telah dihancurkan; sebagian dari sebuah bangunan telah hancur total. Saya sering bertanya-tanya apa yang akan saya lakukan ketika perang berakhir.”

    Jika kesepakatan baru mengenai penyanderaan tidak tercapai, Israel menyatakan akan memperluas operasi daratnya hingga ke Rafah, tempat sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina saat ini mencari perlindungan.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menegaskan bahwa “IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan terus beroperasi melawan semua batalion Hamas di seluruh Jalur Gaza, dan itu termasuk Rafah, benteng terakhir Hamas. Siapa pun yang menyuruh kami untuk tidak beroperasi di Rafah berarti menyuruh kami kalah perang. Itu tidak akan terjadi.”

    (rs/gtp/hp)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Terbuka untuk Pemerintahan Tunggal Palestina Atas Gaza-Tepi Barat

    Hamas Terbuka untuk Pemerintahan Tunggal Palestina Atas Gaza-Tepi Barat

    Doha

    Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyatakan dirinya terbuka terhadap adanya pemerintahan tunggal Palestina atas Jalur Gaza dan Tepi Barat. Hamas saat ini menguasai Jalur Gaza, sedangkan Otoritas Palestina yang didominasi faksi Fatah memerintah Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.

    “Kami telah menerima banyak inisiatif mengenai situasi internal (Palestina) dan kami terbuka terhadap gagasan pemerintahan nasional untuk Tepi Barat dan Gaza,” ucap Haniyeh dalam pidato yang disiarkan televisi terafiliasi Hamas, seperti dilansir AFP, Rabu (3/1/2024).

    Hamas menguasai Jalur Gaza sejak memenangkan pemilu Palestina tahun 2006 silam, yang diikuti oleh bentrokan sengit dengan Partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

    Berbagai upaya rekonsiliasi untuk kedua faksi itu berujung kegagalan. Sementara popularitas Abbas sebagai pemimpin Otoritas Palestina di Tepi Barat merosot.

    Pemerintahan masa depan atas Jalur Gaza telah berulang kali disuarakan selama perang berkecamuk tiga bulan terakhir antara Hamas dan Israel, yang bersumpah akan menghancurkan kelompok militan Palestina tersebut.

    Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, menekankan bahwa warga Palestina harus menjadi bagian dari pemerintahan di Jalur Gaza pascaperang. Namun peran masa depan Otoritas Palestina yang diakui secara internasional masih belum jelas.

    Dalam pidatonya yang disiarkan oleh Al Jazeera, Haniyeh juga menyinggung diskusi soal kemungkinan jeda pertempuran kedua, setelah jeda pertempuran pertama disepakati oleh Hamas dan Israel pada akhir November tahun lalu.

    Jeda pertempuran itu membuka jalan bagi pembebasan hampir separuh dari total 250 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza. Para sandera itu diculik sejak serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza.

    “Para tahanan musuh hanya akan dibebaskan dengan syarat yang ditentukan oleh kelompok perlawanan,” ucap Haniyeh, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Diperkirakan oleh Israel bahwa sekitar 129 sandera masih ditahan di Jalur Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Profil Wakil Pemimpin Hamas Saleh al-Aruri yang Tewas di Beirut

    Profil Wakil Pemimpin Hamas Saleh al-Aruri yang Tewas di Beirut

    Beirut

    Salah satu pemimpin senior Hamas, Saleh al-Arouri, tewas dalam serangan di Beirut selatan bersama enam orang lainnya dua komandan militer dan empat anggota Hamas, demikian dilaporkan media Lebanon.

    Hamas mengutuk pembunuhan tersebut. Adapun Hizbullah – yang merupakan sekutu Hamas – mengatakan aksi itu adalah serangan terhadap kedaulatan Lebanon. Baik Hamas maupun Hizbulllah memperingatkan akan ada “hukuman” atas pembunuhan Arouri.

    Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon menuduh Israel berusaha “menyeret Lebanon ke… konfrontasi”.

    Israel dituding berada di balik serangan tersebut.

    Akan tetapi, Israel berkukuh pembunuhan Al-Arouri bukanlah serangan terhadap Lebanon.

    Siapa Saleh al-Arouri?

    Saleh al-Arouri adalah salah satu tokoh senior di bidang politik dan militer dalam hierarki Hamas.

    Dia bergabung dengan Hamas pada 1987 dan membantu pembentukan sayap militer kelompok itu di Tepi Barat.

    Pria berusia 57 tahun itu bahkan turut membentuk kelompok sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam.

    Baca juga:

    Arouri juga dianggap sebagai pemimpin de facto sayap militer Hamas di Tepi Barat, menurut laporan media Israel.

    Dia tokoh kunci di Brigade al-Qassam dan dekat dengan Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas. Dia belakangan tinggal di Lebanon sebagai penghubung Hamas dan Hizbullah, kelompok milisi di Lebanon.

    Dia adalah salah satu pemimpin Hamas yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah Iran dan kelompok milisi Hizbullah di Lebanon.

    Warga Palestina di Jenin, Tepi Barat, menggelar demonstrasi menyusul kematian Saleh al-Arouri (Reuters)

    Dia diyakini terlibat dalam penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat pada tahun 2014.

    Dia pernah ditahan di penjara Israel. Setelah bebas, dia menjadi negosiator yang berhasil membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina sebagai ganti pembebasan tentara Israel, Gilad Shalit.

    Pada 27 Oktober tahun lalu, Israel menghancurkan rumahnya yang terletak di Arura, dekat Ramallah, Tepi Barat.

    Dia berada di Lebanon ketika serangan terhadapnya terjadi.

    Bagaimana Saleh al-Arouri tewas?

    Arouri tewas dalam sebuah ledakan di Dahiyeh, yang terletak di Beirut bagian selatan. Ledakan itu diduga oleh banyak pihak sebagai serangan yang dilakukan oleh Israel.

    Media di Lebanon melaporkan bahwa dia tewas dalam serangan udara Israel ke kantor Hamas yang terletak di Dahiyeh, bersama dengan enam orang lain yang dikabarkan juga anggota Hamas.

    Seorang saksi mata berkata kepada kantor berita Reuters bahwa dirinya melihat petugas pemadam kebakaran dan paramedis berkumpul di sekitar gedung bertingkat dengan lubang besar di lantai tiga.

    Gedung yang menjadi kantor Hamas di Dahiyeh dengan lubang besar akibat serangan yang menewaskan Saleh al-Arouri (Reuters)

    Rekaman video di media sosial menunjukkan sebuah mobil terbakar dan kerusakan parah pada bangunan di kawasan permukiman yang sibuk.

    Dahiyeh dikenal sebagai benteng Hizbullah.

    Juru bicara Israel, Mark Regev, tidak mengatakan Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun dia menegaskan serangan itu bukan ditujukan terhadap Lebanon.

    Mobil yang rusak akibat ledakan di kantor Hamas di Dehiyeh (Reuters)

    “Siapa pun yang melakukannya, harus jelas bahwa ini bukanlah serangan terhadap negara Lebanon,” kata Regev kepada MSNBC.

    “Itu bukan serangan bahkan terhadap Hizbullah, organisasi teroris.

    “Siapa pun yang melakukan ini, [dia] melakukan serangan bedah terhadap kepemimpinan Hamas.”

    Apa tanggapan Hamas dan Hizbullah?

    Ini bukan hanya tentang siapa yang terbunuh dan di mana dia terbunuh.

    Seorang pemimpin Hamas tewas di wilayah yang dikuasai Hizbullah di Lebanon pasti akan membuat segalanya menjadi lebih berbahaya dan membuat pertempuran menjadi sangat fluktuatif.

    Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, menyebut serangan itu sebagai “tindakan teroris… pengecut, pelanggaran kedaulatan Lebanon, dan perluasan lingkaran serangan”.

    Hizbullah mengatakan bahwa mereka menganggap kematian Arouri “sebagai serangan serius terhadap Lebanon, rakyatnya, keamanan, kedaulatan, dan perlawanannya, serta pesan-pesan politik dan keamanan yang sangat simbolis dan signifikan di dalamnya”.

    Dikatakan bahwa serangan itu adalah “perkembangan yang berbahaya selama perang… dan kami di Hizbullah menegaskan bahwa kejahatan ini tidak akan pernah berlalu tanpa reaksi dan hukuman.

    “Mereka sudah siap untuk mengambil tindakan,” tambahnya.

    Bagaimana reaksi Iran dan Lebanon?

    Iran, pendukung utama kedua kelompok tersebut, mengatakan pembunuhan Arouri “tidak diragukan lagi akan memicu gelombang perlawanan lainnya”.

    Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan kepada BBC Radio 4 bahwa pemerintahnya berbicara dengan Hizbullah untuk “menekankan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh memberikan respons sendiri”.

    Namun dia menambahkan: “Kami tidak memberi tahu mereka, kami berdialog dengan mereka mengenai hal ini. “

    Baca juga:

    Selama 24 jam ke depan akan menjadi jelas “apakah mereka merespons atau tidak”, katanya, seraya menambahkan: “Kami sangat prihatin, masyarakat Lebanon tidak ingin terseret, bahkan Hizbullah pun tidak ingin terseret ke dalam perang regional.”

    Dan dia meminta negara-negara Barat untuk “menekan Israel agar menghentikan semua kekerasan dan tindakannya, tidak hanya di Lebanon, tidak hanya di Beirut, tapi juga di Gaza”.

    Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, menggambarkan pembunuhan itu sebagai kejahatan perang Israel yang bertujuan menyeret Lebanon ke fase baru konflik.

    Para pendukung Hizbullah mengibarkan bendera Hizbullah dan bendera Palestina dalam aksi mendukung Palestina di Beirut, 3 November lalu (AFP)

    Militer Israel belum berkomentar dan mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak menanggapi laporan media asing.

    Israel secara luas dilaporkan melakukan pembunuhan dengan sasaran di luar negeri, namun jarang berkomentar mengenai serangan lintas batas.

    Mark Regev, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tidak mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab namun menyebut serangan itu sebagai “serangan bedah” terhadap kepemimpinan Hamas.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini